Dinas Perhubungan Kabupaten Pekalongan Jl. Sindoro no. 4 Kajen (0285) 381776 Fenomena Umum Pemberitaan Seputar Kereta Kelinci/kereta Mini/Odong-odong (1) Fenomena Umum Pemberitaan Seputar Kereta Kelinci/kereta Mini/Odong-odong (2) Realita Yang Terjadi A. Ada permintaan (demand) masyarakat dikarenakan: 1. Menimbulkan ketertarikan untuk mencoba merasakan kereta kelinci pada sejumlah anak-anak; 2. Biaya ongkos perjalanan lebih murah bila dibandingkan dengan angkutan umum resmi; 3. Bisa disewa dengan biaya lebih murah dengan kapasitas angkut lebih banyak. B. Sering melintas pada jalan-jalan umum (jalan provinsi maupun jalan kabupaten) sehingga berpotensi membahayakan pengguna jalan; C. Timbul gesekan/masalah dengan angkutan penumpang umum resmi. Visualisasi Kereta Kelinci di Wilayah Kab. Pekalongan (Lokasi sekitar simpang Surobayan) Tinjauan Legalitas 1. Pasal 47 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 kendaraan bermotor dibagi menjadi empat jenis yakni Sepeda motor, mobil penumpang, mobil barang, mobil bus, dan kendaraan khusus, sedangkan kereta kelinci sendiri tidak termasuk dalam ke lima jenis kendaraan tersebut; 2. Pasal 285 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 bahwa setiap orang yang mengemudikan kendaraan roda 4 atau lebih (kereta kelinci) yang tidak memenuhi persyaratan teknis (Pasal 106 ayat 3 jo Pasal 48 ayat 2) akan dikenakan pidana kurungan maksimal 2 bulan atau denda Rp. 500.000,-. Sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa mengoperasionalkan kereta kelinci di jalan melanggar UU No. 22 Tahun 2009; 3. Pasal 277 UU No. 22 Tahun 2009 yang secara garis besar setiap orang yang membuat kereta tempel / gandengan dan mengoperasionalkannya di dalam wilayah dalam negeri sehingga merubah tipe serta tidak melakukan kewajiban uji tipe (Pasal 50 ayat 1) dapat dikenakan pidana kurungan maksimal 1 tahun / denda sebesar Rp. 24.000.000,-. SEKILAS GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN TEKNIS KENDARAAN BERMOTOR KERETA KELINCI Motor Penggerak Fakta Yang Terjadi 1. Mesin ini bukan standar pabrikan kendaraan bermotor; 2. Lazimnya mesin ini digunakan untuk penggiling padi (rice mile); 3. Daya mesin tidak mampu untuk mendaki pada jalan yang menanjak atau sudut kemiringan 8 derajat Suspensi Fakta Yang Terjadi 1. Pegas semestinya berfungsi untuk menahan beban getaran/kejutan, penghubung antara pegas dengan as gardan hanya disambung dengan cara sederhana yaitu dengan satu baut U; 2. Kondisi suspensi tidak dilengkapi shock absorber sehingga berdampak/berpotensi tidak dapat menerima beban kejut. Sistem Pembuangan Fakta Yang Terjadi Pipa pembuangan hanya sebatas bawaan mesin penggerak disambung dengan piapa yang mengarah ke atas yang terletak di depan pengemudi. Karena tidak terdapat filter, gas buang langsung mengarah keluar berdampak polusi udara secara langsung. Kondisi Gandengan Fakta Yang Terjadi Gandengan dimodifikasi secara konstruksi sederhana tanpa memperhitungkan beban getaran dalam kondisi muat. Sistem Roda-roda Fakta Yang Terjadi 1. Kondisi mur dan baut roda tidak lengkap sehingga dapat membahayakan penumpang; 2. Kondisi ban mengalami keretakan. Kondisi Kaca Fakta Yang Terjadi 1. Kaca yang digunakan tidak sesuai standar mobil barang ataupun mobil penumpang; 2. Jika terjadi kecelakaan kaca model ini akan pecah menyebar dan berpotensi melukai awak kendaraan dan juga penumpang Sistem Kemudi Fakta Yang Terjadi Rancang sistem kemudi tidak sesuai mobil penumpang/barang karena terjadi gerakan berlebihan diantara poros batang kemudi dan roda kemudi sehingga dapat membahayakan pengemudi Pedal Kemudi Fakta Yang Terjadi Tidak terdapat kopling, hanya terdapat pedal gas dan pedal rem. Sistem Lampu Fakta Yang Terjadi 1. Hanya terdapat lampu utama variasi tidak sesuai dengan standar; 2. Tidak terdapat lampu penunjuk arah (lampu sein) yang berwarna kuning tua dengan sinar kelap-kelip FAKTA-FAKTA TEMUAN 1. Tidak diketahui jenis/tipe kendaraan; 2. Tidak terdapat nomor mesin; 3. Tidak terdapat nomor rangka; 4. Tidak diketahui tahun pembuatan; 5. Tidak diketahui batasan JBB dan juga JBKB. KESIMPULAN PEMERIKSAAN Kendaraan kereta kelinci tidak memenuhi persyaratan teknik dan laik jalan untuk dioperasikan di jalan dan merupakan pelanggaran terhadap perubahan/modifikasi kendaraan (Pasal 277 UU No. 22 Tahun 2009 tentang LaLu Lintas dan Angkutan Jalan) SEBAGAI BAHAN RENUNGAN BERSAMA
1. Peran Pemerintah terhadap keselamatan
berlalu lintas; 2. Konsisten dan komitmen terhadap penegakan 5 pilar keselamatan berlalu lintas; 3. Edukasi terhadap masyarakat; 4. Penegakan hukum. SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Dinas Perhubungan Kabupaten Pekalongan
Jl. Sindoro no. 4 Kajen (0285) 381776 11 Januari 2018
EVALUASI DAN ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN NASIONAL DAN KEBIJAKAN DAERAH (Kebijakan Nasional: Kebijakan Penyelenggaraan Jasa Transportasi Online dan Kebijakan Daerah Tanjungpinang: Kebijakan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Daerah)