Anda di halaman 1dari 4

MATA PELAJARAN PSD

KD.3.8 : Cara Kerja Rem ABS (Anti-lock Braking System) Pada Mobil
ABS (Anti-lock Braking System)
Pada saat melakukan pengereman mendadak, di kecepatan tinggi atau saat hujan yang membuat
jalan licin. Roda menjadi terkunci dan mobil susah untuk dikendalikan. Sistem anti-lock braking
inilah, yang akan membantu anda, dalam melakukan pengereman mendadak, dan membantu anda
dalam mengendalikan mobil jika anda mengerem mendadak.Lalu bagaimana cara kerja rem ABS?
Sistem anti-lock braking memiliki empat komponen utama yang saling terkait, satu sama lain.
Keempat komponen ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, kompenen tersebut antara lain:
1. Sensor Kecepatan
Sensor ini berfungsi untuk membaca kecepatan putaran roda, terdapat di setiap roda atapun di
diferensial (tergantung dari pabrik).
2. Katup Pengereman
Di setiap jalur minyak rem terdapat katup, dan katup ini dikendalikan oleh komputer / kontroler
ABS. Secara umum, katup rem memiliki tiga posisi yang berbeda.

 Katup Posisi Satu: Dalam posisi ini, katup dalam posisi terbuka penuh, sehingga tekanan
minyak rem secara penuh, langsung diteruskan ke rem.
 Katup Posisi Dua: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi tekanan minyak rem, sehingga
tekanan tidak akan diteruskan ke rem walaupun pengemudi menekan rem.
 Katup Posisi Tiga: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi sebagian dari tekanan minyak
rem, sehingga tekanan hanya setengah yang diteruskan ke rem, walaupun pengemudi
menekan rem secara penuh.
3. Pompa
Fungsi dari pompa ini adalah mengembalikan tekanan pada jalur pengereman yang dilepaskan
oleh katup ke rem.
4. Kontroler / Komputer
Fungsi dari alat ini adalah otak yang mengendalikan katup dan mengolah data dari sensor
kecepatan.

Cara Kerja Rem ABS Mobil


Sensor kecepatan akan membaca kecepatan mobil setiap saat, dan menyampaikan data
kecepatan tersebut ke pada kontroler. Untuk mobil berhenti secara normal di kecepatan 100
kilometer perjam, akan diperlukan waktu selama 5 detik. Tentunya pada saat anda melakukan
pengereman normal, tidak akan terjadi penguncian roda kendaraan.
Karena kontroler telah di program, untuk dapat menghentikan kendaraan secara maksimal,
terkuncinya roda saat pengereman tidak boleh terjadi. Sebelum roda terkunci, kontroler akan
mendapatkan data dari sensor kecepatan dan akan memerintahkan katup menghalangi tekanan,
dengan cara mengambil katup posisi dua atau katup posisi 3, sesuai perintah dari kontroler. Setelah
putaran roda terdeteksi oleh sensor kecepatan, kontroler akan memerintahkan katup untuk
mengambil posisi satu, yang membuat tekanan minyak rem kembali dan diteruskan ke rem. Cara
kerja rem ABS diatas terjadi sangat cepat, rata-rata sistem ABS pada mobil sekarang, mampu
melakukan 15 kali proses tersebut dalam 1 detik.

KD.3.9 PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM SUSPENSI

A. Pengertian
Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam kejutan, getaran
yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata yang dapat menurunkan
kenyamanan dalam berkendara, suspensi menghubungkan bodi dengan roda.
Fungsi :
1. Suspensi dapat menyerap getaran ayunan dan guncangan yang di terima saat berkendara.
2. Suspensi menopang bodi kendaraan dan menjaga hubungan geometris yang benar antara bodi
dengan roda-roda.
3. Suspensi mengirim tenaga gerak dan pengereman yang di akibatkan oleh gesekan yang
diakibatkan oleh gesekan yang terjadi antara permukaan jalan antara chasis dengan bodi.

B. Prinsip Kerja
Prinsip kerja sistem suspensi adalah saat roda-roda menerima kejutan dari permukaan
jalan, maka akan diteruskan ke lower arm maupun upper arm, lalu gaya tersebut ditahan oleh
pegas kemudian gaya pemanjang di perhalus oleh peredam getaran ( shock absorber ) agar tidak
terjadi oksilasi berlebihan. Hal ini memungkinkan roda tetap menapak pada jalan.

C. Cara Kerja
Umumnya pada saat mobil membelok pegas roda bagian luar (outer spring) mengembang
dan pegas bagian dalam (inner spring) tertekan akibat stabilizer bar akan terpuntir karena ujung
satunya bergerak keatas dan lainya kebawah. Batang stabilizer cenderung menahan terhadap
puntiran tahanan ini berfungsi untuk mengurangi body roll dan memelihara body dalam
kemiringan yang aman.

D. Diagnosa Kerusakan
Contoh :
Gejala : kendaraan saat membelok goyang dan kendaraan bergetar saat melewati kondisin jalan
yang tidak rata.
Kerusakan : - oli sel suspensi bocor.
Gejala : Sistem suspensi keras tidak elastis
Penyebab : jika hal tersebut yang dialami pada sistem suspensi maka penyebab yang sering dialami
adalah terlalu sering membawa beban yang berlebihan dan melewati spesifikasi yang
diharuskan.Perbaikan : masalah yang terjadi pada sistem suspensi hal ini tidak dapat dilakukan
perbaikan pada komponen kecuali dengan cara mengganti komponen pada sistem suspensi.

KD.3.10 SISTEM KEMUDI DAN POWER STERING

Fungsi sistem kemudi


Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah laju kendaraan sesuai dengan yang diinginkan
dengan cara membelokkan roda-roda depan.

Pada dasarnya sistem kemudi dibedakan menjadi dua yaitu :


1.   Sistem kemudi secara manual
Sistem kemudi manual untuk membelokkan roda-rodadepan dengan meneruskan gerakan roda
kemudi ke roda-roda depan dengan cara hubungan (linkage) beberapa komponen dan dibutuhkan
tenaga yang besar untuk menggerakkan roda kemudi dengan demikian pengemudi membawa
kendaraan akan terasa lebih cepat lelah.
 2.      Sistem kemudi yang memakai power steering
Sistem kemudi ini prinsip kerjanya dengan adanya dorongan minyak yang dipompa oleh van
pump yang digerakkan oleh mesin melalui belt atau motor listrik untuk jenis EPS (electronic power
steering).

A. SISTEM KEMUDI SECARA MANUAL


Dengan diproduksinya mobil-mobil baru sekarang ini penggunaan Sistem kemudi secara manual
sudah mulai ditinggalkan. Pada sistem ini dibutuhkan adanya tenaga yang besar untuk
mengemudikannya. Akibatnya pengemudi akan cepat lelah apabila mengendarai mobil terutama
pada jarak jauh.
Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering gear ke roda
depan. Walaupun mobil bergerak naik dan turun, gerakan roda kemudi harus diteruskan ke roda-
roda depan dengan sangat tepat setiap         

B.     POWER STEERING
Demi menunjang kenyamanan berkendara, kini Power Steering merupakan sebuah sarana
yang semakin umum dijumpai pada sistem kemudi setiap mobil. Jika dahulu seorang pengemudi
membutuhkan tenaga ekstra untuk membelokan kemudi, kini dengan keberadaan Power Steering
pengemudi bahkan dapat membelokan kemudi hanya dengan menggunakan satu tangan.

KD.3.11,12.13 RODA DAN BAN

A.  Mengidentifikasi Konstruksi Jenis Roda

             Bisa kita bayangkan ban merupakan penemuan terbesar manusia semua pekerjaan lebih
mudah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting dari kendaraan darat,
dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan,
melindungi roda dari aus  dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan
tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.

1. PELEK DAN BAN

Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat
dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai
kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi
meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan
ini berpindah ke body.

2. Jenis – Jenis Pelek Roda (Disc Wheel)

       Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek
(disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi,
maka harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan
pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban.

Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik,
dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar
dapat mengikat ban dengan baik.

B.  Melepas Roda-roda

1.  Prosedur Melepas Roda

Melepas roda dari dudukan diperlukan apabila terjadi kebocoran ban, mengganti roda dengan yang
baru, dan lain-lain. Adapun momen pengerasannya : 103 N.m (1.050 kgf.cm, 76 ft.lbf)

Sebelum Melepas Roda, Perlu Diperhatikan Keselamatan Kerja Sebagai Berikut :


1. Melepas kedua roda pada permukaan/ lantai yang rata.
2. Gunakan alat (kunci roda) sesuai dengan fungsinya.
3. Pada saat mengangkat kendaraan dengan menggunakan dongkrak, pastikan posisinya kuat.
4. Sebelum didongkrak sebaiknya mur-mur roda dikendorkan terlebih dahulu.
5. Pilihlah penyangga yang kuat menahan beban kendaraan.
6. Perhatikan benar-benar semua spesifikasi momen pengencangan baut. Gunakan selalu kunci
momen.
7. Mungkin SST (Alat Servis Khusus) diperlukan, tergantung pada sifat perbaikan. Gunakanlah SST
apabila diinstruksikan dan ikuti prosedur sebaik-baiknya.
8. Pada saat mendongkrak dan menopang kendaraan, hendaknya berhati-hati. Tempatkan
dongkrak dan penopang pada lokasi yang benar.
9. Apabila yang diangkat hanya bagian depan atau belakang saja, ganjal-lah roda demi
keselamatan.
10. Setelah kendaraan didongkrak, jangan lupa menopangnya. Adalah sangat berbahaya;
mengerjakan perbaikan dengan kendaraan diangkat tanpa penopang, walau hanya untuk
pekerjaan yang kecil dan sebentar sekalipun.

Prosedur Melepas Roda (Roda Depan)


a. Posisikan kendaraan pada tempat yang rata. Jangan lupa berilah pengganjal pada roda
belakang.
b. Bukalah tutup roda dan kendorkan sedikit mur-mur pengikat baut roda (hanya dikendorkan
sedikit saja, tidak sampai lepas) dengan kunci roda berlawanan arah jarum jam.
c. Dongkrak mobil dan naikkan as depan kemudian ditopang dengan jack stand pada bagian yang
aman di dekat roda yang akan dilepas.
d. Bukalah kap hub dengan menggunakan obeng ( - ).
e. Lepaskan mur-mur pengikat baut roda dengan menggunakan kunci roda.
f. Lepaskan roda dari baut pengikatnya dengan menarik secara perlahan.
g. Lakukan pemeriksaan dan diskusikan mengenai kondisi roda, kemungkinan penyebab
kerusakan, kemungkinan perbaikan serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan
dibiarkan!
h. Lakukan pemasangan kembali komponen-komponen yang dibongkar secara efektif dan efisien!
(kebalikan dari langkah pelepasan).

Pemeriksaan Ban Luar


a. Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan pelek
yang digunakan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat ukuran ban yang tertera pada
sidewall dan dibandingkan dengan ukuran pelek yang digunakan. Ukuran pelek biasanya
tertera pada pelek tersebut. Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan akibat
seperti telah diuraikan di atas. Penting juga memeriksa run out pelek roda, yaitu seperti
gambar dibawah ini.
b. Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator keausan ban
pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban
dan saatnya ban harus diganti.
c. Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada ban
dan memperpendek umur ban, diantaranya : keausan tread tidak rata, lepasnya ikatan ply-cord
dari karet ban, dan keretakan pada daerah sidewall. Oleh karena itu penting juga dilakukan
memeriksa keolengan roda, seperti gambar dibawah ini. (keolengan roda : 1,0 mm)
d. Kerusakan luar. Kerusakan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat diamati secara

LATIHAN

1.Tuliskan fungsi bagian-bagian komponen ABS


2.Tuliskan fungsi bagian –bagian suspense mobil
3.Tuliskan pengertian sitem kemudi pada kendaraan
4. Tuliskan prinsip kerja sitem kemudi konvensional
5.Tuliskan apa yang dimaksud dengan wheel alignment
6.Tuliskan bagaimana cara merotasi roda kendaraan dengan empat roda (buat sketsa gambarnya)
7.Tuliskan fungsi ban pada kendaraan
8.Tuliskan perbedaan ban dengan ban dalam dan ban tubeles
9.Tuliskan arti kode pelak 18x8J(35)5-114.3
10.Hub dan pelak roda pada kendaraan dihubungkan oleh……………

Anda mungkin juga menyukai