Anda di halaman 1dari 17

Kelistrian Otomotif I

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada zaman modern ini, banyak teknologi baru yang bermunculan, baik itu teknologi
dalam bidang elektronik, otomotif, dunia informasi dan lain sebagainya, mungkin pada
zaman dulu teknologi dalam bidang otomotif hanya berputar seputar otomotif saja, tapi
seiring berkembangnya zaman teknologi dalam bidang otomotif pun menjadi berkembang
hingga teknologi elektronik pun digunakan dalam bidang otomotif, seperti: EFI (Electronic
Fuel Injection), ABS (Anti-Lock Brake System), D-TSI (Digital Twin Spark Ignition), VVT-
I (Variable Valve Timing Intelegent) dan lain sebagainya.
Salah satu penggunaan teknologi elektronik dalam bidang otomotif adalah pada system
rem, pada zaman dulu dunia otomotif hanya menggunakan rem konvensional, seperti rem
tromol dan cakram, tapi sekarang sudah terjadi mergerisasi teknologi elektronik terhadap
dunia otomotif, khususnya pada system rem ini. Brake system atau system rem mutlak
diperlukan pada setiap kendaraan, karena ketika kendaraan sedang melaju maka untuk
menghentikan kendaraan tersebut pengemudi harus dengan mudah menghentikannya.
Permasalahan akan timbul katika dilakukan pengereman mendadak pada jalan yang licin,
musim hujan, jalan penuh salju maka roda akan terkunci dan kendaraan pun sulit untuk
dikendalikan.
Saat roda belakang terkunci, gaya sentripetal pada roda belakang akan mendekati angka
“0”. Pada kondisi tersebut, bila roda depan dibelokan atau ada gaya lain (misalnya kondisi
permukaan jalan, perubahan koefisien gesek, dll), maka akan terjadi gaya sentrifugal (seperti
gaya memutar kendaraan) sehingga kendaraan akan membanting ke salah satu sisi. Untuk
menghindari terkuncinya roda kendaraan akibat pengereman yang mendadak, maka
digunakan ABS atau Anti-lock brake system, yang fungsinya untuk mengontrol tekanan
fluida pada setiap roda, sehingga roda-roda kendaraan pun tidak terkunci, karena pada ABS
biasa menggunakan proportioning valve yang kerjanya masih manual, maka sekarang pun
ABS ditambah dengan satu system yang disebut dengan EBD atau Electronic Brake Force
Distribution, yang fungsinya sama dengan proportioning valve, karena begitu pentingnya
Electronic Brake Force Distribution (EBD)
1
Kelistrian Otomotif I

system rem yang menggunakan ABS, khususnya yang menggunakan EBD, maka tim penulis
akan mengangkat tema Electronic Brake Force Distribution dalam makalah ini.

B. TUJUAN

1. Sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Kelistrikan Otomotif I

2. Sebagai tambahan bahan ajar Mata Kuliah Chasis Otomotif dan Kelistrikan Otomotif
I

3. Sebagai stimulus untuk mempelajari ilmu lebih dalam lagi

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


2
Kelistrian Otomotif I

BAB II
PEMBAHASAN

A. URAIAN UMUM
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan atau untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun. System ini sangat
penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk
pengendaraan yang aman. Dewasa ini menurut para ahi permobilan, rem adalah merupakan
kebutuhan yang sangat penting untuk keamanan berkendara dan juga dapat berhenti di
tempat manapun, dan dalam berbagaikondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.

B. PRINSIP REM

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak
dihubungkan) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini
harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga
berhenti. Mesin mengubah energy panas menjadi energy kinetic (energy gerak) untuk
Electronic Brake Force Distribution (EBD)
3
Kelistrian Otomotif I

menggerakan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energy kinetic kembali menjadi energy
panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya
system gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek pengereman (braking effect)
diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan dari adanya gesekan yang ditimbulkan
antara dua objek. Sehingga dibutuhkan beberapa persyaratan untuk mencapai kondisi
pengendaraan yang aman, yaitu:

1. System rem tidak boleh mempengaruhi gerak roda saat tidak dipakai.

2. System rem harus bisa berfungsi dengan baik dalam keadaan kecepatan maximum
dan beban maksimum pada kendaraan.

3. Pengoperasian rem harus mudah tanpa menimbulkan kelelahan pada pengendara.

4. Harus menghasilkan pengereman yang pasti dan mudah dalam mengecek dan
mengontrol.

5. Haus mempunyai high realibility dan durability dalam pengereman.

C. TIPE REM

Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe,
tergantung pada penggunaannya.

1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan
kendaraan.

2. Rem parker (parking brake) digunakan pada waktu kendaraan diparkir.

3. Rem tambahan (auxiliary brake)digunakan pada kombinasi arem biasa (kaki) yang
digunakan pada truk diesel dan kendaraan berat.

D. ABS (Anti-Lock Brake System)

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


4
Kelistrian Otomotif I

Rem anti-lock ini diciptakan tidak hanya untuk mencegah terkuncinya roda-roda
belakang selama pengereman secara tiba-tiba, tetapi juga untuk mengontrol roda-roda depan
agar kendaraan tidak berputar (slip) serta menjaga pengendalian kemudi dengan baik.
Apabila kendaraan muali ada gejala slip, akan dapat diperbaiki dengan adanya gerakan roda
kemudi untuk lebih mudah menghindar dari rintangan, bila rem bekerja selama kendaraan
membelok, kendaraan dapat berhenti denga aman tanpa mengalami perubahan langsung.

Keunggulan ABS
Anti-lock Brake Systems didisain untuk mencegah terjadinya penguncian roda
pada saat pengereman kuat dalam kondisi jalan yang berbeda beda.

Hasil pengereman yang dilakukan pengendara saat pengereman dilakukan :


1. Mobil tetap stabil (Vehicle Stability)
2. Proses penghentiannya lebih cepat (jarak lebih dekat, kecuali jalan tanah, bersalju)
3. Penguasaan control kendaraaan menjadi maksimal (Steerability)
4. Jika roda depan terkunci mobil tidak mungkin bisa dikendalikan
5. Jika yang terkunci roda belakang mobil akan tidak stabil dan dapat tergelincir se satu
sisi

jika permukaan jalan tidak rata saat dilakukan pengereman, roda yang mengalami
selip cenderung akan terkunci dan kendaraan akan berputar putar. Tetapi dengan
menggunakan sistim ABS hal ini akan terhindar hingga kendaraan berhenti.

Pengereman tanpa ABS


Pengereman dengan ABS

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


5
Kelistrian Otomotif I

Tipe ABS
1. Tipe 4-Sensor 4-Channel ( Independent control type )
Tipe ini mempunyai empat sensor roda dan 4 hydraulic control channels dan
masing masing mengontrol tersendiri. Keamanan mengendalikan kendaraan dan
jarak pemberhentian lebih pendek dalam kondisi jalan dan permukaan yang berbeda.
Akan tetapi, apabila permukaan jalannyha licin, besar gaya pengereman antara
roda kanan dan kiri akan tidak sama sehingga akan menimbulkan gerakan
yawing pada kendaraan sehinnga menimbulkan ketidak stabilan. Maka dari itu,
kebanyakan mobil yang dilengkapi dengan 4 channel ABS memasukan pilihan
low logic pada roda belakang untuk menjaga kestabilan dalam berbagai kondisi
jalan.

<

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


6
Kelistrian Otomotif I

2. 4-Sensor 3-Channel type (Front wheels: independent control, Rear wheels: Select
low control )
Pada kendaraan FF(Front engine Front driving), rata rata berat kendaraan
terpusat pada poda depan dan titik berat kendaraan saat direm juga akan
bergerak kedepan hamper 70 %, gaya pengereman ini dikontrol oleh roda depan. Ini
berarti kebanyakan tenaga pengereman dihasilkan oleh roda depan dan
untuk mendapatkan efisiensi pengereman saat menggunakan ABS secara
maksimum maka diperlukan pengaturan tersendiri pada roda depan.
Namun, roda belakang yang gaya pengeremannya lebih sedikit, juga
merupakan hal yang tidak kalah pentingnya untuk mendapatkan keamanan dalam
pengereman. Karena itulah disaat ABS bejerja pada roda belakang dengan kondisi
jalan yang licin maka independent control pada roda belakang mengatur agar
pengereman roda roda belakang yang tidak rata yang dapat menyebabkan kendaraan
yawing. Untuk mencegahnya dan juga untuk menjaga agar mobil tetap aman
dalam penggunaan ABS diberbagai kondisi jalan, maka tekanan rem roda
belakang diatur berdasarkan kecenderungan roda mana yang mengalami lock up.
Konsep pengaturan ini disebut ‘Select- low control’.
3. Tipe 4-Sensor 3-Channel type (Roda depan;indendent control, Roda
belakang;Select control )
Keendaraan yang dilengkapi dengan sistim H-bake line mempunyai jenis
pengontrol ABS dengan tipe ini. 2 channels dipakai untuk roda depan dan yang
lainnya untuk mengontrol roda belakang. Roda belakang dikontrol secara
bersamaan dengan menggunakan a select low control logic. Untuk system X-brake
line, 2 channels (2 brake ports didalam unit ABS) diperlukan untuk mengontrol
tekanan pada roda belakang karena masing masing roda belakang mempunyai
jalur rem sendiri sendiri.

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


7
Kelistrian Otomotif I

4. 1-Sensor 1-Channel type ( Rear wheels: Select low control )

Kendaraan yang menggunakan sistim H-bake line. Hanya mengontrol tekanan


roda belakang saja. Pada defferential belakang dipasang satu wheel speed
sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecepatan roda belakang. Ketika dilakukan
pengereman roda depanakan terkunci, kendaraan akan kehilangan kendali dan jarak
pemberhentiannya pada jalan yang berdaya gesek rendah akan bertambah jauh. Sistim
ini membantu untuk penghentian lurus.

Kontruksi ABS

E. EBD (Electronic Brake Force Distribution)


Electronic Brake Force Distribution (EBD)
8
Kelistrian Otomotif I

1. Penjelasan Umum

System EBD (Electronic Brake Force Distribution)adalah sub bagian dari system
ABS yang gunanya untuk mengontrol secara efektif pemakaian roda-roda belakang
sebagai adhesi (perekat). Untuk penggunaan selanjutnya, pengembangan ABS dikontrol
oleh setian roda belakang dengan range pengereman memihak. Gaya pengereman
dipindahkan bahkan bisa lebih mendekati optimal dan dikontrol secara elektronik,
kemudian disalurkan ke proportioning valve yang membutuhkannya.

Proportioning valve, karena merupakan alat mekanikal maka


mempunyaiketerbatasan dalam mendistribusikan gaya rem secara ideal ke roda belakang,
begitu juga saat mendistribusikan gaya rem secara seimbang yang mengacu pada beban
atau berat kendaraan yang bertambah. Dan apabila ada kerusakan, pengemudi tidak dapat
mengetahui adanya kerusakan tersebut. EBD dokontrol oleh ABS Control Modul,
sepanjang waktu menghitung rasio setiap ban dan mengatur tekanan rem roda belakang
supaya tidak melebihi tekanan rem roda depan. Jika EBD mengalami kegagalan, lampu
peringatan EBD (Parking Brake Lamp) akan menyala.

2. Keuntungan EBD

a. (load sensitive) proportioning valve

b. Meningkatkan kontribusi rear axle ke gaya pengereman

c. Mendekati distribusi gaya pengereman yang ideal (lurus dan berbelok)

d. Bisa beradaptasi pada beban yang berbeda

e. Distribusi pengereman yang tetap (konstan) meskipun kendaraan dipakai dalam


jangka waktu yang lama

f. Adanya monitor untuk fungsi EBD

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


9
Kelistrian Otomotif I

g. Minimal extension of EBS hardware required

h. Kerusakan bisa diketahui melalui lampu peringatan

i. Lay out system dasar pengereman

3. Kurva Distribusi Gaya Pengereman Yang Ideal

4. EBD Operation (Pressure Hold)

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


10
Kelistrian Otomotif I

5. Kerja EBD (Pressure Dump)

6. Pengaruh EBD

a. Kemampuan jarak henti menjadi lebih baik

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


11
Kelistrian Otomotif I

b. Tingkat keausan dan suhu pada front brake pad wear berkurang

c. Saat pengereman dibelokan, tingkat kestabilan kendaraan meningkat

d. Kemungkinan penurunan biaya dengan menghilangkan proportioning valve

7. Konsep Keselamatan

SYSTEM SRI
PENYEBAB KERUSAKAN
ABS EBD ABS EBD
Tidak ada O O X X
Wheel Speed Sensor rusak X O O X
Pump rusak X O O X
Tegangan rendah X O O X
• 2 atau lebih WSS rusak
• Solenoid Valve rusak
X X O O
• ABSCM rusak
• Kerusakan lainnya
8. EBD Warning Lamp Modul

EBD warning lamp modul menunjukan kondisi kerja dari EBD. Namun, bilamana
parking brake switch dihidupkan, maka lampu peringatan EBD akan selalu menyala
mengabaikan fungsi EBD. Lampu peringatan EBD akan menyala apabila:

a. Selama tahap pengenalan saat kunci kontak diputar ke posisi ON, 3 detik

b. Saat system ECU mati meskipun ada arus dari kunci kontak

c. Saat Parking Braking Brake Switch dihidupkan (ON) atau brake fluid takarannya
rendah

9. Lampu Peringatan ABS dan EBD

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


12
Kelistrian Otomotif I

a. ABS Warning Lamp ON

1) Selama 3 detik setelah kunci kontak diputar ke ON

2) Bilaman ABS mengalami malfungsi

3) Bilamana system ABS mengalami down

4) Saat komunikasi dengan Hi-scan

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


13
Kelistrian Otomotif I

b. EBD Warning Lamp ON

1) Selama 3 detik setelah kunci kontak diputar ke ON

2) Bilamana system ABS mengalami down

3) Saat tuas rem tangan ditarik

4) Saat jumlah minyak rem di reservoir kurang

10. ABS and EBD Warning Lamp Circuit

a. ABS Warning Lamp Circuit

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


14
Kelistrian Otomotif I

b. EBD Warning Lamp Circuit

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


15
Kelistrian Otomotif I

A. KESIMPULAN

System EBD (Electronic Brake Force Distribution)adalah sub bagian dari system ABS
yang gunanya untuk mengontrol secara efektif pemakaian roda-roda belakang sebagai adhesi
(perekat). Untuk penggunaan selanjutnya, pengembangan ABS dikontrol oleh setian roda
belakang dengan range pengereman memihak. Gaya pengereman dipindahkan bahkan bisa
lebih mendekati optimal dan dikontrol secara elektronik, kemudian disalurkan ke
proportioning valve yang membutuhkannya.

Proportioning valve, karena merupakan alat mekanikal maka mempunyaiketerbatasan


dalam mendistribusikan gaya rem secara ideal ke roda belakang, begitu juga saat
mendistribusikan gaya rem secara seimbang yang mengacu pada beban atau berat kendaraan
yang bertambah. Dan apabila ada kerusakan, pengemudi tidak dapat mengetahui adanya
kerusakan tersebut. EBD dokontrol oleh ABS Control Modul, sepanjang waktu menghitung
rasio setiap ban dan mengatur tekanan rem roda belakang supaya tidak melebihi tekanan rem
roda depan. Jika EBD mengalami kegagalan, lampu peringatan EBD (Parking Brake Lamp)
akan menyala.

B. SARAN

Kelistrikan Otomotif I adalah salah satu Mata Kuliah Teknik yang keberadaannya sangat
dipentingkan dalam dunia otomotif, , maka dari itu Mata Kuliah ini menjadi Mata Kuliah
dasar untuk mempelajari Teknologi-teknologi otomotif terbaru. Tetapi sayang Mata Kuliah
sepenting ini hanya disajikan dalam 4 sks saja, sehingga materi pun tidak semua
tersampaikan dan proses praktikum pun tidak berjalan dengan lancar, karena terbentur
dengan sarana, prasarana dan waktu yang tersedia, diharapkan untuk perkuliahan Kelistrikan
Otomotif I selanjutnya, agar menambah sarana, prasarana, dan waktu praktikum, sehingga
para mahasiswa pun akan lebih mengerti tentang esensi dari Mata Kuliah Kelistrikan
Otomotif I ini.

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


16
Kelistrian Otomotif I

PUSTAKA ACUAN

http://www.google.com

Hyundai Service Training. ABS/TCS/ESP Training Guide. Indonesia :

PT. HYUNDAI MOBIL INDONESIA

Toyota Astra Motor (1995). New Step 1 Training Manual. Indonesia :

PT. TOYOTA ASTRA MOTOR

Electronic Brake Force Distribution (EBD)


17

Anda mungkin juga menyukai