Anda di halaman 1dari 25

KOPLING MOBIL COLT DIESEL PS 150

TUGAS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Elemen Mesin I

Disusun Oleh:
Michael Simaremare (03081005036)
Cris Sutanto Sitinjak (03081005090)

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2010

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya Tugas Elemen Mesin I dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Tugas Elemen Mesin I ini merupakan suatu laporan yang berjudul transmisi
kopling mobil Colt Diesel PS 150. Tugas ini berisikan tentang sistem transmisi
KOPLING MOBIL COLT DIESEL , dimana sistem transmisi yang dibahas adalah
transmisi roda gigi, kopling sentrifugal, poros transmisi, pasak benam, bantalan
gelinding dan rantai beserta sprocket.
Tugas Elemen I ini tidak akan berhasil jika tidak ada bantuan dari pihak lain.
Untuk itu tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah
Elemen Mesin II, Bapak Ir. Firmansyah Bulian, MT, serta teman teman yang tidak
bisa kami sebutkan satu persatu.
Kami juga ingin minta maaf jika ada kata kata yang tidak bekenan di hati
pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.ii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR GAMBARiv
BAB I PENADAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah. 1
I.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah. 2
I.3 Rumusan Masalah. 2
I.4 Tujuan Penulisan ..............
2
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Fungsi Kopling .. 4
II.2.1 Macam Macam Kopling.
11
II.2.2 Perencanaan Kopling Sentrifugal.

11

BAB III. PEMBAHASAN


III.2.2 Kopling Sentrifugal. 58
BAB IV. KESIMPULAN
IV.1 Hasil
22
IV.2 Saran.
23
DAFTAR PUSTAKA. 24

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Pada era modern seperti sekarang ini, bidang transportasi sangatlah penting
perananya dalam berbagai hal. Dengan adanya transportasi yang baik, efisien dan
efektif maka akan mempermudah kegiatan kita sehari - hari. Transportasi terbagi
menjadi tiga macam, yaitu transportasi darat, transportasi laut dan transportasi
darat. Diantara ketiga jenis transportasi tersebut, transportasi jenis transportasi
darat lebih populer jika dibandingkan dengan yang lainnya. Dari semua jenis
transportasi darat yang ada , kendaraan roda empat merupakan kendaraan yang
paling banyak dimiliki oleh rakyat Indonesia. Hal ini disebabkan karena kendaraan
roda empat

atau yang biasa kita sebut dengan mobil mempunyai beberapa

keunggulan diantaranya :
a. Dapat dioperasikan dengan mudah.
b. Dapat dikendarai pada lokasi yang efektif atau fleksible.
c. Dapat melaju pada kecepatan tinggi sampai 250 km/jam
d. Perawatannya mudah, praktis.
e. Dan yang paling penting harganya murah dan terjangkau oleh masyarakat
umum.
Karena pentingnya peranan mobil bagi masyarakat, maka diperlukan suatu
perencanaan yang matang agar diperoleh suatu produk yang unggul dalam hal ini
umur pemakaian panjang (awet), dapat bekerja dengan baik dan dioperasikan
dengan mudah serta memiliki harga yang cukup efisien.

1
I.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Mobil yang telah beredar di negara kita banyak sekali dan beraneka ragam.
Mulai dari mobil 125 ps,135 ps serta 150 ps, kemudian 1000 cc, 1800 cc dan
bahkan ada yang 5000 cc. Dan asalnya pun bermacam macam, mulai dari buatan
Eropa sampai Cina. Dan yang umum dijumpai di jalan raya adalah mobil buatan
amerika dengan merk toyota, Mitsubishi, kijang maupun Daihatsu.Keempat
produsen kendaraan bermotor tersebut merupakan produsen yang paling banyak
diminati oleh konsumen.
Untuk itu kami akan membuat perencanaan sistem transmisi kopling mobil
spesifikasi colt diesel ps 150. Perencanaan yang kami buat meliputi sistem tansmisi
roda gigi, kopling, poros, pasak, bantalan, sprocket dan rantai.

I.3 Rumusan Masalah


Di sini kita akan merencanakan sistem transmisi pada kopling mobil dengan
menggunakan spesifikasi colt diesel ps 150. Perencanaan sistem transmisi meliputi :
a. Perencanaan roda gigi
b. Perencanaan kopling
c. Perencanaan poros
d. Perencanaan pasak
e. Perencanaan bantalan
e. Perencanaan sprocket dan rantai
I.4 Tujuan Penulisan
Perencanaan sistem transmisi kopling mobil yang kami lakukan mempunyai
beberapa tujuan, diantaranya:

a. Mengetahui bahan, dimensi serta gaya gaya yang bekerja pada transmisi.
b. Memberikan gambaran secara umum mengenai sistem transmisi kopling mobil
pada
c. masyarakat umum.
c. Mengetahui kerusakan kerusakan yang umumnya terjadi dan mampu
mengatasinya.
d. Memenuhi tugas mata kuliah elemen mesin.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Fungsi Kopling

Fungsi kopling adalah sebagai penghubung dan pemutus tenaga putaran mesin dari poros
engkol. Pada umumnya kopling terletak diantara primer reduksi dan transmisi, atau untuk tipe
lain yang terletak pada poros engkol. Ada dua jenis kopling yang digunakan pada sepeda motor,
yakni:
II.1.a Kopling Otomatis
a. Kopling Otomatis adalah kopling yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yang
menghubungkan serta memutuskan tenaga mesin, tergantung dari putaran mesin itu sendiri.
Susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling otomatis akan menempatkan kanvas
kopling dan pelat kopling merenggang,
hal ini berbeda dengan susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling manual, dimana
antara pelat dan kanvas kapling merapat. Pada saat mesin putaran lambat, kanvas dan pelat
kopling masih merenggang sehingga putaran mesin dari poros engkol belum terhubung menuju
transmisi dan roda belakang.
Pada saat putaran mesin bertambah gaya sentrifugal mulai bekerja pada pemberat kopling
sehingga pemberat bergerak menekan pelat kopling,
hal ini akan menghasilkan merapatnya kanvas dan pelat kopling sehingga putaran mesin dan
poros engkol akan dihubungkan ke transmisi dan akan dilanjutkan ke roda belakang.
II.1.b Kopling Manual
d. Kopling Manual adalah kopling yang bekerja secara manual yang dilakukan oleh
pengendara itu sendiri. Mekanisme kerja kopling adalah putaran mesin dari poros engkol
yang akan diteruskan oleh kopling menuju transmisi dan ke roda belakang, pada saat

kanvas kopling dan pelat kopling merapat, akan tetapi putaran mcsin dari poros engkol
menuju ke transmisi akan terputus jika kanvas dan pelat kopling merenggang.
4
Kopling adalah alat yang memenuhi persyaratan.
a. Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi (persneling).
b. Dapat melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi.
c. Dapat meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara berangsur-angsur secara
merata tanpa hentakan.

II.2 Bagian-Bagian Kopling


Kopling terdiri atas dua bagian utama:
a. Rumah kopling (Clutch outer drum) yang ikut brputar dengan poros engkol digerekkan oleh
roda gigi pada ujung poros engkol).
b. Pusat kopling (Clutch center) yang dipasang pada ujung poros utama persneling.
Untuk meneruskan perputaran rumah kopling ke pusat kopling dipakai susunan pelatpelat gesek (kanvas kopling) dan pelat-pelat baja yang saling bersentuhan.
a. Pelat-pelat gesek (friction plates) mengikuti gerak memutar rumah kopling (lidah-lidahnya
terkait pada rumah kopling).
b. Pelatpelat baja mengikuti gerak memutar pusat kopling (lidah-lidahnya terkait pada spiespie pada pusat kopling).
Agar pelat-pelat gesek dan pelat-pelat berputar bersama-sama sebagai satu kesatuan maka
ditekan bersama oleh pegas-pegas yang kuat. Dengan mengurangi tekanan pegas arah susunan
pelat-pelat gesek atau pelat baja, maka kopling akan slip, ialah perputaran rumah kopling tidak
diteruskan seluruhnya ke pusat kopling. Bila tekanan pegas atas susunan pelat-pelat gosok/pelatpelat baja ditiadakan, maka pusat kopling tidak digerakkan lagi 0Ieh perputaran rumah kopling.
Alat yang mengatur besarnya tekanan pegas atas susunan pelat-pelat gesek pelat-pelat baja
adalah pelat pengangkat (lifter plate) yang digerakkan oleh handel kopling.

5
II.3 Prinsip Kerja Kopling
kopling primer berfungsi untuk melayani start jalan, sedangkan kopling sekunder berfungsi
untuk melayani pengoperan gigi.
II.3 a. Kopling Primer
Terletak pada poros engkol yang terdiri dari:
(1) Outer clutch berputar bebas pada poros engkol,
(2) Inner clutch berputar mcngikuti putaran poros engkol.
(3) Drive plate (bandul) berupa kanvas yang terletak pada inner club, yang berfungsi sebagai
pcnghubung putaran dari Inner Club ke Outer Clutch.
(4) Drive gear sebagai penghubung cuter clutch dengan kopling sekunder Cara kerja kopling
primer
Pada saat mesin berputar stasioner (lambat), drive plat (bandul)belum bekerja, sehingga outer
clutch praktis belum berfungsi baik pada saat memindah gigi perseneling ataupun pada saat start
jalan.

Keterangan:
1. Roda gigi penggerak primer
2. Roda gigi yang digerakkan primer

3. Rumah kopling
4. Pelat pendorong
5. Rol pemberat

7
6. Pelat kopling
7. Bush kopling
8. Penutup
9. Pelat gesek
10. Rol pemberat
11. Poros utama
12. Penahan rol
13. Poros engkol
II.4 Cara Kerja Kopling
Secara lengkap dan umum cara kerja kopling dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Handel kapling ditekan.
2. Tangkai pelepas kopling (clutch release lever) tertarik oleh kabel kopling.
3. Nok pelepas (release cam) pada poros tangkai pelepas kopling mendorong batang pengangkat
(lifter rod).
4. Batang pengangkat menekan pengangkat (lifter pin) dan pelat pengangkat (lifter plate).
5. Pelat pengangkat menekan pegas-pegas kopling dan mendorong piringan penekan (pressure
plate) sehingga menjauhi susunan pelat-pelat gesek kopling.
6. Terjadilah jarak renggang kecil diantara pelat-pelat gesek dan pelat-pelat baja sehingga
perputaran rumah kopling tidak diterusan lagi ke pusat kopling.

Dengan melepaskan handel kopling secara perlahan-lahan maka gaya tekan pegas sedikit demi
sedikit diteruskan kembali pada susunan pelat-pelat gesek kopling, yang pada akhimya pelatpelat baja beserta pusat kopling mulai mengikuti perputaran rumah kopling secara merata.
II.5 Mekanisme Kopling
Mekanisme kopling terdiri atas:
1. Gigi primer kopling,
2. Rumah kopling
8
3. Kanvas kopling (pelat gesek),
4 Pelaf kopling.
5. Pegas kepling,
6. Pengikat kopling (baut),
7. Kopling tengah
8. Pelat tutup dan pelat dasar,
9. Klep penjamin, dan
10. Batang penekan.
II.6 Kopling Mekanik
II.6.a Cara Kerja
Cara kerja kopling mekanik ialah apabila mesin dihidupkan dan perseneling masuk,
sedangkan handel kopling tidak ditarik maka kopling bekerja menghubungkan putaran mesin
sampai ke poros primer persneling,
putaran poros engkol diteruskan oleh roda gigi utama (primer) poros engkol ke roda gigi utama
(primer) kopling, sehingga rumah kopling dengan kanvasnya ikut berputar. Karena kanvas
kopling dijepit oleh pelat kopling yang mendapat tekanan dan pegas-pegasnya, maka putaran
kanvas diteruskan ke pelat-pelat tersebut, selanjutnya putaran ini diteruskan ke poros primer
persneling.Apabila pada saat mesin hidup dan persnelmg masuk, handel kopling ditarik maka tali

kopling menarik tuas dan tuas mendorong pen pendorong. Pen pendorong menekan tutup pegas
sehingga pelat dasar mundur, dengan demikian pelat-pelat penjepit kanvas kopling merenggang,
yang berarti pula putaran mesin hanya sampai ke kanvas
kopling saja, hal inilah yang disebut kopling memutus hubungan.

Pada saat kendaraan sedang berjalan proses pemindahan gigi adalahsebagai berikut :
Sewaktu pedal persneling (transmisi) ditekan, handel kopling akan memutar kam pengangkat
(lifter cam), sehingga posisi peluru memiliki penahan bola yang merapat dengan kam
pengangkat serta akan berpindah tempat.
Hal ini akan menyebabkan kam pengangkat terdorong danselanjutnya akan mendorong kopling
luar (outer cluth), akibat terdorong outer cluth maka posisi pelat kopling yang sedang ditekan
Oleh pemberat bergerak menjauhinya, hal ini akan mengakibatkan pelatdan kanvas kopling
kembali merenggang sehingga pengoperan gigidengan mudah dapat dilakukan, karena akibat
merenggangnya kanvas dan pelat kopling, hal ini berarti putaran poros engkol ke transmisi
terputus.
10
II.7 Kopling Otomatis
Kopling otomatis ialah kopling yang cara bekerjanya diatur oleh tinggi atau rendahnya putaran
mesin itu sendiri, seperti halnya dengan kopling mekanik, maka kopling otomatis juga ada yang
berkedudukan pada poros engkol dan ada juga yang berkedudukan pada poros primer persneling.
Mengenai mekanisme atau peralatan koplingnya tidak berbeda dengan peralatan yang terdapat
pada kopling mekanik, hanya tidak terdapat perlengkapan handel dan sebagai penggantinya pada
kopling atomatis ini terdapat alat khusus yang bekerja secara otomatis pula, yakni:
(1) Otomatis kopling, yang terdapat pada kopling tengah, untuk kopling yang berkedudukan
pada pores engkol.
(2) Rol pemberat yang berguna untuk menekan pelat dasar waktu digas.
(3) Pegas kopling yang lemah, berguna pada waktu mesin hidup lambat,koplingnya dapat netral,
(4) Pegas pengembali untuk mengembalikan dengan cepat dari posisi masuk ke posisi netral,
bila mesin hidup dalam putaran tinggi menjadi rendah.
II.8 Kopling Ganda

Kopling ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkangaya sentrifugal dan kopling
sekunder yang bekerja secarakonvensional atau disebut juga garpu kopling (shift clutch).
II.8.a Bagian-bagian kopling primer adalah:
(1) Clutch Shoe (sepatu kopling) yang berputur mengikuti poros engkol.
(2) Clutch Drum (rumah kopling) yang berhubungan dengan kopling konvensianal.
II.8.b Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kopling ganda, yaitu:
Pada saat poros engkol putaran rendah (mesin putaran lambat),clutch shoe (sepatu kopling)
belum mengembang, karena masih tertahan oleh pegas, dengan demikian clutch drum (silinder
kopling)-pun belum berputar, pada saat putaran mesin mulai meninggi maka sepatu kopling
mulai mengembang karena adanya gaya snritrifugal. Dengan mengembangnya sepatu kopling
maka silinder kopling akan ditekan (seperti proses rem tromol) dan berputar. Selanjutnya akan
meneruskan putarannya ke kopling sekunder dan kopling sekunder akan melakukan prosesnya
11
Seperti halnya kopling kanvensional yang telah dijelaskan,kopling ganda digunakan pada sepeda
motor Honda dengan tujuan untuk mengatasi hentakan pada saat sepeda motor masuk gigi satu
pada awal start.

13
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Kopling Sentrifugal


a. Menghitung diameter kopling, d2
1. Menenntukan daya rencana, Pd
Pd = P . fc
= ( 7,5 x 0,735 ) kW x 1
= 5,5 kW

2. Momen rencana torsi, T

Pd
n
T = 9,74 105

5,5kw
8000rpm
= 9,74. 105 x
= 669,625 kg.mm(1)

3. Perbandingan diameter, i

d1
d2
i=
= 17/69
= 0,3
Bahan permukaan kontak ( tabel 3.1 ; Sularso )
Dipilih bahan daribesi cor dan asbes ( ditenun ), didapat:

= 0,2
Pa = 0,07 kg/mm2
Maka :
4. Gaya tekan, F

F =

2
d1 d 22 Pa
4

1 0,3.d 22 0,07
4

d 22
= 0.03

(2)

5. Momen gesekan,

.F

di d 2
4

Persamaan (2) dimasukan,menjadi :

0.3 1 d 2

d 22
= 0,2 x 0.03

0,00195d 23
....(3)

Persamaan (1) dan (3) digabungkan, karena T=

d 2 70,03 70mm
r 35mm

b. Berat sepatu, W
1. Kecepatan angular,

2. .n1
60
2 8000
60

= 837,33 rad/sec

1
2. Kecepatan angular pada saat mulai,

3
1
4

3
837,33rad / sec
4
=
= 627,998 rad / sec

Misalkan jari-jari dalam tromol ( R) = 35mm, diasumsikan bahwa jarak pusat


antara

berat sepatu lebih kecil 3mm dari R sehingga r = 32mm.

3. Total gaya geser torsi yang ditransmisikan,T


F = R.n

T . Pc Ps .R.n
7 W 2
r
.R.n
16 g
=
dimana:
n = 3 buah
maka:

66.96 kg.cm =

7 W
837,33 2 3,2.0,2.3,5.3
16 981

66.96 kg.cm = 2101 x 2205 x W

W = 0,032 kg

c. Ukuran sepatu,

1. Sudut yang dibentuk sepatu,

Bila diasumsikan :

= 90o =

rad
2

Maka:

.R

3,5
2

cm

= 5,49 cm

2. Luas kontak sepatu, A

A .

=5.495 x

(cm2)

3. Beban akibat gaya sentrifugal, F


F = Pc - Ps

W 2
9 W 2
r
r
g
16 g
=

7 W 2
r
16 g
=

7 0,032
837,33 2 3,2
16 981

=32,02 kg .(1)
Beban akibat intensitas tekanan
F = A. p

= 5,495 x

= 5,495

x1

..(2)

Dari persamaan (1) dan (2)


F1 = F2
32,02 = 5,495

= 5,83
= 6 cm

BAB IV
KESIMPULAN

IV.1 Hasil

IV.1.1 Kopling Sentrifugal


Dari perhitungan didapat :
a. Diameter kopling, d2
b. Berat sepatu, W

c. Lebar sepatu,

: 70 mm
: 0,032 kg

: 6 cm

IV.1 Saran
Laporan yang kami buat ini tentulah masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami memerlukan saran agar laporan ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Adapun saran saran tersebut diantaranya :
a. Perlu penelitian ulang mengenai data data yang diketahui.
b. Perlu mengetahui bentuk asli benda yang kita hitung.
c. Perlu adanya uji coba terhadap benda yang kita hitung.
d. Referensi diperlengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Khurmi, R.S dan Gupta, J.k. 1984. A Text Book Of Machine Design. New Delhi :
Eurasia Publishing House (Pvt) LTD.
Sularso, Ir, MSME dan Suga, Kiyokatsu. 1978. Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen mesin, Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Supra , Honda. 1998. Buku Pedoman Reparasi. Jakarta : PT Astra International Tbk.

Anda mungkin juga menyukai