October 7, 2013Uncategorized
A. sistem Rem
Rem merupakan salah satu bagian kendaraan yang sangat penting pada sebuah kendaraan
baik roda dua maupun roda empat yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat dari
perkotaan sampai pedesaaan.
Rem ini dapat mengatur kecepatan ataupun menghentikan lajunya kendaraan sesuai dengan
yang kita harapkan, pengaturan kecepatan ataupun diberhentikannya lajunya kendaraan ini
diatur melalui suatu gesekan antara komponen rem dengan roda yang berputar. Syarat–syarat
sebuah rem adalah sebagai berikut:
1. Dapat bekerja dengan cepat.
2. Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama dengan atau
gaya pengereman seimbang dengan beban yang di terima oleh masing-masing roda.
3. Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup.
4. Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman
Cara kerja rem adalah pengubah tenaga mekanik menjadi tenaga gesekan dengan jalan
menekan sepatu rem (kanvas) terhadap tromol yang berputar
3. 3-Sensor 3-Chanel
Roda depan dikontrol tersendiri namun untuk roda belakang dikontrol secara bersamaan oleh
satu wheel speed sensor (khususnya differential ring gear).
Mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system mempunyai sistem kontrol ABS jenis ini.
2 channel untuk roda depan dan satunya lagi untuk roda belakang. Roda belakang dikontrol
bersama dengan select low control logic. Untuk X-brake line system, diperlukan 2 channels
(2 brake port di dalam unit ABS) untuk mengatur roda belakang dikarenakan masing-masing
roda belakang mempunyai jalur rem yang berbeda.
4. 1-Sensor 1-channel
Hanya mengatur tekanan roda belakang oleh satu sensor.Dipakai Untuk mobil yang
dilengkapi dengan H-bake line system, hanya untuk mengontrol tekanan roda belakang.Pada
rear diffirential dipasang satu wheel speed sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecepan
roda.
Cara kerjanya adalah saat dilaukan pengeraman mendadak roda depan akan terkunci,
sehingga kestabilan kemudi mobil akan hilang dan jarak henti pada permukaan jalan yang
mempunyai daya gesek rendah (low-• ) juga akan bertambah jauh. Sistem ini hanya akan
membantu untuk penghentian lurus.
ABS terdiri dari wheel speed sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecenderungan suatu
roda mengalami penguncian, HCU (Hydraulic Control Unit) mensuplai tekanan rem ke setiap
roda berdasarkan output signal dari ABSCM (control module).
Dari sinyal wheel speed sensor, ABSCM akan menghitung dan memperkirakan akselerasi,
deselerasi dan slip rasio, pengaturan solenoid valve dan return pump, gunanya adalah adalah
untuk mencegah terjadinya wheel lock-up. ABSCM dapat mengatur sistem monitoring pada
sirkuit dan mematikan dirinya sendiri apabila sistem mengalami kegagalan.Pengemudi dapat
mengetahui adanya kegagalan sistem pada ABS apabila lampu peringatan ABS menyala.
2. Safety Circuit
Saat Ignition switch diputar ke ON, ABSCM akan melakukan self-test sampai kecepatan
kendaraan mencapai batas kecepatan normal dan juga memonitor sistem saat mobil melaju.
Jika terdeteksi ada kerusakan, pertama yang dilakukannya adalah menghentikan fungsi ABS
dan menyalakan lampu peringatan ABS. Meskipun ABS tidak dapat bekerja, namun rem
konvensional mesih tetap bekerja.setelahtidak terdeteksi lagi adanya kerusakan pada sistem,
maka lampu peringatan akan mati dan sistem kembali berjalan normal.
a. Initial Self-Testing setelah IG ON (mobil berhenti)
Ketika kunci kontak diputar ke ON maka arus akan mengalir ke ABSCM, dan melakukan
prosedur kerja sebagai berikut :
1) Mengecek fungsi microprocessor
a) Membuat Watchdog Error dan memeriksa jika ada kesalahan
b) Memeriksa data ROM
c) Memeriksa data RAM apakah penulisan dan membacaan data normal
d) Memeriksa kerja converter A/D (Analog /Digital)
e) Memeriksa komunikasi diantara dua microprocessor
2) Memeriksa fungsi valve relay
a) Mengaktifkan valve relay dan memeriksa kerjanya
3) Memeriksa fungsi fail memory circuit microprocessor
b) Memeriksa fail memory circuit microprocessor
b. Initial Self-Testing saat mobil bergerak
Ketika mobil mulai bergerak, ABSCM akan melakukan tes fungsi actuator sebagai berikut :
1) Tes fungsi solenoid valve
Memeriksa fungsi solenoid valve dan memonitor kerjannya.
2) Tes fungsi motor
Menjalankan motor dan memeriksa kondisinya. Tergantung dari si pembuat ABS, waktu self
testing pada motor dapat berbeda, namun kebanyakan self testing dilakukan saat mobil mulai
berjalan atau pada akhir ABS bekerja.
3) Memeriksa sinyal wheel speed sensor
Memeriksa semua sinyal wheel speed sensor
https://ariakhabunhasan354.wordpress.com/2013/10/07/makalah-abs-antolock-breaking-system/
Selasa, 24 Desember 2013
Makalah ABS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia otomotif yang semakin pesat, menuntut industri otomotif untuk
selalu mengedepankan kemajuan teknologinya masing-masing.Supaya mampu mengikuti
perkembangan tersebut maka setiap industry terutama dibidang otomotif dituntut untuk
melakukan terobosan bahkan menemukan teknologi baru agar produk yang dihasilkan tidak
ketinggalan zaman.
Rem merupakan salah satu bagan utama Dari setiap kendaran, mengingat fungsinya
sangat berperan dalam pengoperasian kendaraan. Pada umumnya kendaraan harus memiliki
tenaga yang cukup untuk bergerak pada berbagai kondisi atau keadaan, tenaga tersebut
dihasilkan dari motor melalui pembakaran bahan bakar dalam selinder. Diketahui bahwa
kendaraan bergerak dan berjalan pada jalan yang tidak selalu rata, namun terkadang mendaki
atau menurun. Demikian juga tidak selalu berjalan yang lurus terkadang kendaraan berbelok
di tikungan dan berhenti secara tiba-tiba. Untuk mengtasinya, maka setiap kendaraan harus
dilengkapi dengan sistem pengereman yang lebih aman pada saat pengemudi menginginkan
kendaraan berhenti secara tiba-tiba atau ingin memperlambat laju kendaraan, maka rem
sangat dibutuhkan untuk mengontrol kecepatan kendaraan.
Deawasa ini menurut para ahli permobilan, rem merupakan kebutuhan sangat penting
untuk keamanan berkendara.Perkembangan teknologi rem yang hingga saat ini semakin
berkembang yaitu ABS (Anti-Lock Brake System) yang sudah di aplikasikan pada seluruh
mobil keluran terbaru.Pada kendaraan yang sudah dilengkapi sistem rem ABS maka hasil
pengereman menjadi lebih mantab dan akurat pada saat-saat pengereman darurat (emergency)
tanpa memandang kondisi jalan.Apalagi pengereman berlaku secara tiba-tiba, sistem rem
ABS ini sangat membantu untuk menstabilkan arah kendaraan.
Semua sistem pada ABS dikontrol secara otomatis oleh ABSCM (Anti-Lock Brake
System Control Module), penanganan masalah serta perawatan pada sistem ABS masih
kurang memadai, karena kurangnya pengetahuan mekanik atau individu tentang sisten rem
ABS, hal ini tentunya sangat dikhwatirkan apabila pada sistem rem ABS tidak diperhatikan
kondisi dan perawatannya secara rutin akan menyebabakan kerusakan dan malfungtion pada
sistem rem ABS.
Apabila terjadi kerusakan dan malfungtion pada sistem rem ABS akan menyebabkan
kinerja pada rem kurang maksimal dan dapat membahayakan pengemudi. Oleh sebab itu
diperlukan perawatan pada sistem rem ABS sebelum terjadi kerusakan yang fatal.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk mencari cara
perawatan yang benar pada sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System).
B. Pembatasan Masalah
Untuk lebih terarahnya karya tulis ini maka permasalahan akan di batasi pada
“perawatan sistem rem ABS (Anti-LockBrakeSystem) pada kendraan roda empat (mobil)”
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah cara kerja rem ABS (Anti-Lock Brake System)?
2. Bagaimanakah perawatan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System)?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tentang :
1. Cara kerja sistem rem ABS (Anti-LockBrakeSystem).
2. Perawatan Sistem rem ABS (Anti-LockBrakeSystem).
E. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah :
1. Sebgai wacana baru terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
perawatan sistem rem A BS (Anti-LockBrake System).
2. Sebagai bahan penulisan lebih lanjut dalam perawatan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake
System).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sistem Rem
Rem merupakan salah satu bagian kendaraan yang sangat penting pada sebuah kendaraan
baik roda dua maupun roda empat yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat dari
perkotaan sampai pedesaaan.
Rem ini dapat mengatur kecepatan ataupun menghentikan lajunya kendaraan sesuai
dengan yang kita harapkan, pengaturan kecepatan ataupun diberhentikannya lajunya
kendaraan ini diatur melalui suatu gesekan antara komponen rem dengan roda yang berputar.
Syarat–syarat sebuah rem adalah sebagai berikut:
1. Dapat bekerja dengan cepat.
2. Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama dengan atau gaya
pengereman seimbang dengan beban yang di terima oleh masing-masing roda.
3. Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup.
4. Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman
Cara kerja rem adalah pengubah tenaga mekanik menjadi tenaga gesekan dengan jalan
menekan sepatu rem (kanvas) terhadap tromol yang berputar
ABS (Anti-Lock Brake System) adalah sebuah sistem pada kendaraan bermotor yang
mencegah terjadinya roda menjadi terkunci pada saat pengereman. Tujuannya adalah
memungkinkan pengemudi untuk mempertahankan kontrol pengendalian pada saat
pengereman mendadak dan digunakan untuk memperpendek jarak pengereman (dengan
memperbolehkan pengemudi menginjak pedal rem secara penuh tanpa perlu khawatir
kendaraan akan selip dan lepas kendali seperti bila kita melakukan pengereman pada
kendaraan non ABS (Anti-Lock Brake System ). Cara kerjanya adalah pada kendaraan
terdapat electronic unit, speed sensor dan hydraulic valve pada brake circuit. Electronic unit
memonitor kecepatan dari roda pada saat pengereman,jika berbeda maka rem akan
me’release’, dan selanjutnya mengerem lagi. Hampir sama dengan apabila kita melakukan
pengereman sedikit-sedikit atau dalam artian tekan-lepas-tekan lepas. ABS tersebut bisa
melakukan pengereman dalam artian ‘tekan-lepas’ sebanyak 20 kali per detik. Jadi dengan
teknologi ini berguna untuk mencegah ban terkunci.
Anti-lock Brake Systems dirancang untuk mencegah terjadinya penguncian roda
(wheel lockup) saat pengeman mendadak di segala medan jalan. Hasil saat pengeraman
adalah:
Mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system mempunyai sistem kontrol ABS jenis
ini. 2 channel untuk roda depan dan satunya lagi untuk roda belakang. Roda belakang
dikontrol bersama dengan select low control logic. Untuk X-brake line system, diperlukan 2
channels (2 brake port di dalam unit ABS) untuk mengatur roda belakang dikarenakan
masing-masing roda belakang mempunyai jalur rem yang berbeda.
4. 1-Sensor 1-channel
Hanya mengatur tekanan roda belakang oleh satu sensor.Dipakai Untuk mobil yang
dilengkapi dengan H-bake line system, hanya untuk mengontrol tekanan roda belakang.Pada
rear diffirential dipasang satu wheel speed sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecepan
roda.
Cara kerjanya adalah saat dilaukan pengeraman mendadak roda depan akan terkunci,
sehingga kestabilan kemudi mobil akan hilang dan jarak henti pada permukaan jalan yang
mempunyai daya gesek rendah (low-• ) juga akan bertambah jauh. Sistem ini hanya akan
membantu untuk penghentian lurus.
ABS terdiri dari wheel speed sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecenderungan
suatu roda mengalami penguncian, HCU (Hydraulic Control Unit) mensuplai tekanan rem ke
setiap roda berdasarkan output signal dari ABSCM (control module).
Dari sinyal wheel speed sensor, ABSCM akan menghitung dan memperkirakan akselerasi,
deselerasi dan slip rasio, pengaturan solenoid valve dan return pump, gunanya adalah adalah
untuk mencegah terjadinya wheel lock-up. ABSCM dapat mengatur sistem monitoring pada
sirkuit dan mematikan dirinya sendiri apabila sistem mengalami kegagalan.Pengemudi dapat
mengetahui adanya kegagalan sistem pada ABS apabila lampu peringatan ABS menyala.
2. Safety Circuit
Saat Ignition switch diputar ke ON, ABSCM akan melakukan self-test sampai kecepatan
kendaraan mencapai batas kecepatan normal dan juga memonitor sistem saat mobil melaju.
Jika terdeteksi ada kerusakan, pertama yang dilakukannya adalah menghentikan fungsi ABS
dan menyalakan lampu peringatan ABS. Meskipun ABS tidak dapat bekerja, namun rem
konvensional mesih tetap bekerja.setelahtidak terdeteksi lagi adanya kerusakan pada sistem,
maka lampu peringatan akan mati dan sistem kembali berjalan normal.
a. Initial Self-Testing setelah IG ON (mobil berhenti)
Ketika kunci kontak diputar ke ON maka arus akan mengalir ke ABSCM, dan melakukan
prosedur kerja sebagai berikut :
1) Mengecek fungsi microprocessor
a) Membuat Watchdog Error dan memeriksa jika ada kesalahan
b) Memeriksa data ROM
c) Memeriksa data RAM apakah penulisan dan membacaan data normal
d) Memeriksa kerja converter A/D (Analog /Digital)
e) Memeriksa komunikasi diantara dua microprocessor
2) Memeriksa fungsi valve relay
a) Mengaktifkan valve relay dan memeriksa kerjanya
3) Memeriksa fungsi fail memory circuit microprocessor
b) Memeriksa fail memory circuit microprocessor
b. Initial Self-Testing saat mobil bergerak
Ketika mobil mulai bergerak, ABSCM akan melakukan tes fungsi actuator sebagai
berikut :
1) Tes fungsi solenoid valve
Memeriksa fungsi solenoid valve dan memonitor kerjannya.
2) Tes fungsi motor
Menjalankan motor dan memeriksa kondisinya. Tergantung dari si pembuat ABS, waktu self
testing pada motor dapat berbeda, namun kebanyakan self testing dilakukan saat mobil mulai
berjalan atau pada akhir ABS bekerja.
3) Memeriksa sinyal wheel speed sensor
Memeriksa semua sinyal wheel speed sensor
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
A. Metode Penulisan
Metode yang digunakan pada penulisan makalah ini adalah metode deskriptif
kualitatif.Metode deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk membuat
gambran secara sistematis mengenai hubungan antara fenomena yang diselidikidan hasilnya
tidak dinyatakan dengan angka.
Metode deskriptif kualitataif digunakan karena dapat membantu tujuan yang ingin
dicapai yaitu menggambarkan beberapa hal tentang perawatan pada sistem rem ABS (Anti-
Lock Brake System).
D. Sistematika Penulisan
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi gambaran umum tentang kurangnya pengetahuan mekanik atau
individu tentang sisten rem ABS, hal ini tentunya sangat dikhwatirkan apabila pada sistem
rem ABS tidak diperhatikan kondisi dan perawatannya secara rutin akan menyebabakan
kerusakan dan malfungtion pada sistem rem ABS.
2. Kajian Pustaka
Merupakan uraian tentang metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini dan
sistematika penulisan.
3. Metodologi Penulisan
Merupakan uraian tentang metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini dan
sistematika penulisan.
4. Pembahasan
Merupakan inti dari penulisan karya tulis ini, dimana dasar teori yang diperoleh dikaitkan
satu sama lain. Dalam pembahasan diuraikan gagasan kreatif perawatan sitem rem ABS
(Anti-Lock Brake System).
5. Penutup
Merupakan bab yang berisi simpulan dan saran dari perawatan sistem rem ABS (Anti-
Lock Brake System).
BAB IV
PEMBAHASAN
d. Memasang
a. Melepas
1) Lepaskan kabel negatif battery
2) Lepaskan steering column hole cover, knee bolster panel
3) Lepaskan sambungan kabel ABS control module
4. Speed Sensor Roda Depan
a. Memeriksa output voltage
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF
2) Dongkrak kendaraan
3) Lepaskan sambungan kabel ke speed sensor
4) Hubungkan volt meter ke connector kabel speed sensor
5) Sambi; memutarkan roda, periksa voltage pada speed sensor
Bila menggunakan Oscilloscope, periksa voltage peak to peak, apakah sesuai dengan
spesifikasi
Voltage peak to peak
1 putaran / detik : 210 mV / lebih
b. Melepas
1) Lepaskan kabel negatif dan battery
2) Dongkrak kendaraan dan lepaskan roda
3) Lepaskan sambungan kabel speed sensor
4) Keluarkan grommet dari fender
5) 5 lepaskan speed sensor
c. Memeriksa speed sensor
1) Periksa sensor dari kerusakan
2) Periksa resistance
Resistance terminal : 1,2 - 1,6 kΩ
Resistance antara terminal dan body sensor : 1 mΩ / lebih, jika ada kelainan, ganti sensor
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penulisan makalah ini dapat ditarik kesimpulannya diantaranya :
1. Cara kerja rem ABS sudah di control secara otomatis, semua msukan dari sensor-sensor di
olah oleh ABSCM.
2. Dalam perawatan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) harus sesuai dengan prosedur
perawatan, agar diperoleh hasil yang maksimal dan mengurangi kerusakan yang lebih fatal.
B. Saran
Saran yang dapat ditawarkan oleh penulis sehubungan dengan judul yang diangkat dalam
makalah ini adalah :
1. Bagi para mahasiswa teknik otomotif maupun mekanik mobil agar melakukan perawatan
sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) sesuai dengan prosedur perawatan.
2. Bagi pihak jurusan Teknik Otomotif agar dapat menyediakan model untuk sistem rem ABS
(Anti-Lock Brake System) agar mahasiswa teknik otomotif lebih menguasai sistem rem ABS
(Anti-Lock Brake System).
DAFTAR PUSTAKA
Toyota Astra. New Step 1 Training Manual. PT Toyota astra motor: Jakarta
Panduan manual servis Suzuki Baleno.
ABS/TCS/ESP TRAINING GUIDE 1 HYUNDAI MOBIL INDONESIA
Hyundai Motor Company, All right reserved Published by Chonan Technical
Service Training Center.
Jefferson, tertius. 2008. Kajian Sistem Rem ABS (Anti-Lock Brake System)
Pada Kendaraan Toyota Corolla Tipe AE-FE. Jurnal FORMAS
word
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved=0CD0QFjAF&url=http
%3A%2F%2Fbudi.blog.undip.ac.id%2Ffiles%2F2009%2F06%2FAntilocked-Braking-
System.docx&ei=rsxAVfqsGobDmwXx4oCgBw&usg=AFQjCNF4rYcWfalgYwgC2EFaPJ2X07VVvQ&sig2=
UGIYjtJv8gCgM-XlE8aIbQ&bvm=bv.91665533,d.dGY
Sistem rem ABS (anti lock breaking sistem)
Sistem rem anti-lock braking sistem (ABS) merupakan sistem pengereman
pada mobil agar tidak terjadi penguncian roda ketika terjadi pengereman
mendadak/keras.
Sistem ini bekerja apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga
Sampai detik ini pun banyak di antara pengemudi yang memahami rem
sebagai penghenti laju kendaraan. Padahal, fungsi rem hanyalah
mengurangi putaran roda. Cobalah Anda bayangkan, mengapa mobil yang
berlari kencang masih meluncur ketika rem sudah diinjak sedemikian
dalamnya. Apalagi bila dilakukan dalam kondisi lintasan basah atau
berpasir.
Efek dari gaya sentrifugal memang hanya melempar mobil lurus ke depan.
Namun bisa dibayangkan, bagaimana bila ketika gaya sentrifugal diterima
mobil posisi roda depan sedang dalam keadaan miring. Ya, mobil akan
meluncur tak terkendali, bahkan paling fatal mengakibatkan mobil terbalik.
Untuk mengurangi gaya sentrifugal itulah maka tercipta rem ABS. Namun
jauh sebelum ABS ditemukan para pembalap telah menerapkan prinsif
kerja rem ABS secara manual. Para pembalap biasanya melakukan
pengereman dari kecepatan tinggi dengan cara menekan pedal rem secara
bertahap, dalam reflek tinggi dan bobot tekanan yang berbeda-beda.
Jadi, bila Anda ingin membeli mobil pikirkan manfaat fitur ABS. Lagi pula
apa ruginya menambah uang untuk sebuah sistem yang akan memberi
keselamatan bagi Anda dan keluarga?
Lain lagi dengan sistem ABS. Rem ini dirancang anti mengunci dengan
tujuan untuk mencegah selip. Selain itu, membantu pengemudi
memantapkan kendali pada setir dalam situasi pengereman mendadak.
Dengan kata lain, ABS mencegah roda kendaraan untuk mengunci,
mengurangi jarak yang diperlukan untuk berhenti dan memperbaiki
pengendalian pengemudi di saat pengereman mendadak.
Proses kerja ABS, yaitu saat pengemudi menginjak rem, keempat roda
langsung mengunci. Namun, saat pengemudi tiba-tiba membelokkan setir
ke kiri atau ke kanan, komputer secara otomatis melepas roda yang
terkunci. Dengan sistem itu, maka mobil bisa dikendalikan dan dihentikan,
sekaligus menghindari rintangan di depannya.
Cara kerja ABS adalah mengurangi tekanan tiba-tiba minyak/oli rem pada
kaliper kanvas yang menjepit piringan rem atau teromol. Tekanan minyak
rem disalurkan secara bertahap. Sehingga secara perlahan-lahan
kendaraan dapat dihentikan saat pengereman mendadak.
Kedua piranti ABS dan EBD saling bekerja sama untuk meningkatkan
keselamatan. Sensor yang berada pada setiap roda memonitor kapan roda
terkunci saat pengereman. Setiap sensor memberikan sinyal ke piranti
EBD untuk mengatur kapan harus melepaskan tekanan hidrolis atau
memberi tekanan kembali dalam waktu singkat.
Ketika rem diinjak dan roda berputar lambat, unit EBD menentukan roda
mana yang akan mengunci. Unit EBD kemudian memberi sinyal untuk
mengurangi tekanan pengereman agar roda kembali berputar, hingga
mencegah roda mengunci.
http://skripsitesis4u.blogspot.com/2012/07/sistem-hidrolis-pada-abs-anti-lock.html
MAKALAH
ANTI-LOCK BRAKE SYSTEM (ABS)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman modern ini, banyak teknologi baru yang bermunculan, baik itu
teknologi dalam bidang elektronik, otomotif, dunia informasi dan lain sebagainya,
mungkin pada zaman dulu teknologi dalam bidang otomotif hanya berputar seputar
otomotif saja, tapi seiring berkembangnya zaman teknologi dalam bidang otomotif pun
menjadi berkembang hingga teknologi elektronik pun digunakan dalam bidang
otomotif, seperti: EFI (Electronic Fuel Injection), ABS (Anti-Lock Brake System), D-
TSI (Digital Twin Spark Ignition), VVTI (Variable Valve Timing Intelegent) dan lain
sebagainya.
Salah satu penggunaan teknologi elektronik dalam bidang otomotif adalah pada
system rem, pada zaman dulu dunia otomotif hanya menggunakan rem konvensional,
seperti rem tromol dan cakram, tapi sekarang sudah terjadi mergerisasi teknologi
elektronik terhadap dunia otomotif, khususnya pada system rem ini. Brake system atau
system rem mutlak diperlukan pada setiap kendaraan, karena ketika kendaraan sedang
melaju maka untuk menghentikan kendaraan tersebut pengemudi harus dengan
mudah menghentikannya. Permasalahan akan timbul katika dilakukan pengereman
mendadak pada jalan yang licin, musim hujan, jalan penuh salju maka roda akan
terkunci dan kendaraan pun sulit untuk dikendalikan.
Saat roda belakang terkunci, gaya sentripetal pada roda belakang akan
mendekati angka “0”. Pada kondisi tersebut, bila roda depan dibelokan atau ada gaya
lain (misalnya kondisi permukaan jalan, perubahan koefisien gesek, dll), maka akan
terjadi gaya sentrifugal (seperti gaya memutar kendaraan) sehingga kendaraan akan
membanting ke salah satu sisi. Untuk menghindari terkuncinya roda kendaraan akibat
pengereman yang mendadak, maka digunakan ABS atau Anti-lock brake system, yang
fungsinya untuk mengontrol tekanan fluida pada setiap roda, sehingga roda-roda
kendaraan pun tidak terkunci.
B. Tujuan
1. Sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Listrik Dan Elektronika Otomotif
2. Sebagai stimulus untuk menambah ilmu lebih dalam lagi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Uraian Umum
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan
menghentikan kendaraan atau untuk memungkinkan parker pada tempat yang
menurun. System ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat
keselamatan dan menjamin untuk pengendaraan yang aman. Dewasa ini menurut para
ahi permobilan, rem adalah merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk
keamanan berkendara dan juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam
berbagaikondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
B. Prinsip Rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak
dihubungkan) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak.
Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak
kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energy panas menjadi energy kinetic
(energy gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energy
kinetic kembali menjadi energy panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem
bekerja disebabkan oleh adanya system gabungan penekanan melawan system gerak
putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang
ditimbulkan dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek. Sehingga
dibutuhkan beberapa persyaratan untuk mencapai kondisi pengendaraan yang aman,
yaitu:
1. System rem tidak boleh mempengaruhi gerak roda saat tidak dipakai.
2. System rem harus bisa berfungsi dengan baik dalam keadaan kecepatan maximum dan
beban maksimum pada kendaraan.
3. Pengoperasian rem harus mudah tanpa menimbulkan kelelahan pada pengendara.
4. Harus menghasilkan pengereman yang pasti dan mudah dalam mengecek dan
mengontrol.
1) Keunggulan ABS
Anti-lock Brake Systems didisain untuk mencegah terjadinya penguncian roda pada
saat pengereman kuat dalam kondisi jalan yang berbeda beda.
Hasil pengereman yang dilakukan pengendara saat pengereman dilakukan :
1. Mobil tetap stabil (Vehicle Stability)
2. Proses penghentiannya lebih cepat (jarak lebih dekat, kecuali jalan tanah, bersalju)
3. Penguasaan control kendaraaan menjadi maksimal (Steerability)
4. Jika roda depan terkunci mobil tidak mungkin bisa dikendalikan
5. Jika yang terkunci roda belakang mobil akan tidak stabil dan dapat tergelincir ke satu
sisi
jika permukaan jalan tidak rata saat dilakukan pengereman, roda yang mengalami
selip cenderung akan terkunci dan kendaraan akan berputar putar. Tetapi dengan
menggunakan sistim ABS hal ini akan terhindar hingga kendaraan berhenti.
Pengereman tanpa ABS Pengereman dengan ABS
2) Komponen Utama ABS
Sistem ABS merupakan kombinasi dari sistem elektronik dan hidrolik untuk
mengatur pengereman masing-masing roda agar menghindari roda terkunci.
Komponen utama ABS adalah:
a. Speed sensor
Speed sensor berfungsi untuk memperoleh informasi tentang kecepatan masing-masing
roda, informasi ini diperlukan agar sistem dapat mengetahui roda mana yang sedang
akan terkunci. Speed sensor ini dapat terpasang terpasang pada setiap roda, atau ada
juga yang dipasang pada diferensial.
Gambar 2.2 Speed Sensor
b. Valves
Terdapat sebuah valve pada open masing-masing rem yang dikontrol oleh ABS, valve
ini memiliki tiga posisi:
1. Valve terbuka (open), tekanan dari master cylinder diteruskan langsung ke rem.
2. Valve menutup jalur dan mengisolasi rem roda yang bersangkutan sehingga mencegah
tekanan terus meningkat pada saat rem ditekan lebih kuat.
3. Valve melepaskan (release) tekanan pada rem.
c. Pump
Valve melepaskan tekanan pada rem, oleh karena itu maka harus ada alat yang
mengembalikan tekanan pada rem, dan inilah fungsi dari pompa tersebut.
Gambar 2.3 ABS Hydraulic Modulator assembly (valves, pump)
e. Actuator ABS
Actuator rem mengontrol tekanan hidrolik pada masing-masing silinder disc brake
dengan signal dari ABS computer.
f. Combination meter
(1) Lampu peringatan ABS
Bila ECU mendeteksi adanya malfungsi pada ABS atau pada sistem bantu rem, lampu
ini menyala untuk member
(2) Lampu peringatan sistem rem
Bila ini menyala bersama-sama dengan lampu peringatan ABS, ia akan memberi
peringatan kepada pengemudi bahwa ada malfungsi
c. Gaya Gesek
Gaya gesek FR adalah sebanding sama dengan gaya normal FN :
FR = μB x FN
μB adalah koefisien gaya pengereman (atau koefisien gesek). Factor koefisien dapat
dipengaruhi oleh karakteristik dari ban yang dipakai. Koefisien gaya pengereman
adalah suatu ukuran pengiriman gaya pengereman. Untuk roda kendaraan, koefisien
gaya pengereman mencapai nilai maksimalnya saat permukaan jalan dalam kondisi
kering dan bersih dan hanya sedikit terdapat hambatan. Koefisien gaya pengereman
tergantung pada kecepatan kendaraan. Saat mengerem pada kecepatan tinggi, roda-
roda bisa terkunci jika koefisien gaya pengeremannya kecil dimana tidak ada lagi daya
cengkram antara roda dan jalan.
d. Slip
Saat mobil melaju atau mengerem, terjadi gaya fisik yang rumit antara bagian ban
dengan jalan. Elemen – elemen pada karet ban mengalami distorsi mengakibatkan ban
meluncur sendiri, meskipun roda belum terkunci. Satuan ukuran komponen yang
meluncur pada gerakan memutar adalah selip. Ini berarti bahwa untuk mendapatkan
pengereman maksimum dibutuhkan beberapa putaran roda. Nilai optimum selip akan
berkurang jika gesekan antara ban dan jalan juga berkurang. Rem selip terjadi segera
setelah roda mulai berputar lebih lambat dari kecepatan kendaraaan.
A. Kesimpulan
Rem anti-lock ini diciptakan tidak hanya untuk mencegah terkuncinya roda-
roda belakang selama pengereman secara tiba-tiba, tetapi juga untuk mengontrol roda-
roda depan agar kendaraan tidak berputar (slip) serta menjaga pengendalian kemudi
dengan baik. Apabila kendaraan muali ada gejala slip, akan dapat diperbaiki dengan
adanya gerakan roda kemudi untuk lebih mudah menghindar dari rintangan, bila rem
bekerja selama kendaraan membelok, kendaraan dapat berhenti denga aman tanpa
mengalami perubahan langsung.
B. Saran
Listrik Dan Elektronika Otomotif adalah salah satu Mata Kuliah Teknik yang
keberadaannya sangat dipentingkan dalam dunia otomotif, , maka dari itu Mata Kuliah
ini menjadi Mata Kuliah dasar untuk mempelajari Teknologi-teknologi otomotif
terbaru. Tetapi sayang Mata Kuliah sepenting ini hanya disajikan dalam 3 sks saja,
sehingga materi pun tidak semua tersampaikan dan proses praktikum pun tidak
berjalan dengan lancar, karena terbentur dengan sarana, prasarana dan waktu yang
tersedia, diharapkan untuk perkuliahan Listrik Dan Elektronika Otomotif selanjutnya,
agar menambah sarana, prasarana, dan waktu praktikum, sehingga para mahasiswa
pun akan lebih mengerti tentang esensi dari Mata Kuliah Listrik Dan Elektronika
Otomotif ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ø http://www.google.com
Ø www.howstuffworks.com
Ø www.aa1car.com
Ø www.ambulancedriving.com
Ø www.pipstore.com
word 2
https://id.scribd.com/doc/196301450/Makalah-Casis-Sistem-Rem-ABS