Anda di halaman 1dari 23

TEKNOLOGI KESELAMATAN

PADA KENDARAAN BERMOTOR


DUKUNGAN TEKNOLOGI
1. Electronic brake-force distribution (EBD)
2. Sensotronic brake control (SBC)
3. Brake assist (BA)
4. Hill descent control (HDC)
5. Kontrol kestabilan (stability control)
6. Sistem Rem ABS
a. ABS dengan EBD
b. ABS dengan BA
7. Traction Control (TC)
8. Rancangan Body
a. Global Outstanding Assessment (GOA)
b. Pedestrian Protect
Electronic Brake-force
Distribution (EBD)

– EBD (Electronic Brake Distribution Force) adalah teknologi


yang memungkinkan gaya pengereman kendaraan untuk
ditingkatkan atau diterapkan secara otomatis, tergantung
pada kondisi jalan, kecepatan kendaraan, berat kendaraan,
dll
Electronic Brake-force Distribution
(EBD)
Sensotronic Brake Control
(SBC)

– Sensotronic Brake Control (SBC) adalah sistem rem elektro-


hidrolik, yang memadukan operasi normal link hidrolik
antara pedal rem dan rem roda oleh katup pemisahan.
Berbeda dengan sistem rem konvensional, kontrol elektro-
hidrolik dapat digerakkan sehingga dapat digunakan untuk
setiap jenis aplikasi rem.
Sensotronic Brake Control (SBC)
SENSOTRONIC BRAKE CONTROL
SENSOTRONIC BRAKE CONTROL
Brake Assist (BA)

– Brake Assist aktif adalah pengembangan teknologi baru


yang memadukan beban rem dengan tekanan hidrolik
sebelum kecelakaan terjadi. Hal ini membantu memberikan
daya lebih, untuk berhenti rem lebih cepat
Brake Assist (BA)
Hill Descent Control (HDC)

– Hill Descent Control (HDC) memungkinkan ketika menuruni


bukit dapat lebih halus dan terkendali di medan kasar
tanpa pengemudi perlu menyentuh pedal rem. Dorongan
tombol dan berat kendaraan akan turun menggunakan
sistem rem ABS untuk mengontrol kecepatan setiap roda.
Jika kendaraan mempercepat tanpa masukan driver, sistem
secara otomatis akan menerapkan rem untuk
memperlambat sesuai dengan kecepatan kendaraan yang
diinginkan. Tombol cruise control dapat mengatur
kecepatan ke tingkat yang nyaman.
Hill Descent Control (HDC)
Kontrol Kestabilan
(stability control)

– Pada saat ini sistem elektronik memainkan peranan penting


dalam memberi peringatan dan upaya pencegahan
terjadinya kecelakaan. Sistem keamanan berkendara
elektronik ini disebut active safety system.
– Teknologi active safety system ini beragam dan masing-
masing pabrikan memberikan nama sendiri. Contohnya
sistem Electronic Stability Control (ESP) pada kendaraan
Honda disebut Vehicle Stability Assist (VSA), Toyota disebut
Vehicle Stability Control dan BMW menyebut Dynamic
Stability Control (DSC).
Kontrol Kestabilan
(stability control)
Active Body Control (ABC)
Sistem Rem ABS

Faktor keselamatan dalam mengendarai mobil, menjadi salah satu kreteria utama
saat ini, di kalangan pembeli kendaraan kelas menengah dan keatas. Saat ini,
setiap produsen mobil, berlomba dalam menempatkan tekhnologi yang
menunjang, dari sisi keselamatan penumpang dan pengemudi. Salah satu
tekhnologi yang di gunakan adalah, ABS (Anti-lock Braking System). Sistem ini
sudah diterapkan di teknologi keamanan Toyota Indonesia, dan salah satunya
yang mendapatkan sistem ABS adalah Toyota Rush. Lalu anda pasti bertanya,
bagaimana cara kerja rem ABS? Jawaban akan cara kerja rem ABS, akan saya
tuliskan di halaman ini.
Sistem Rem ABS
Cara Kerja Rem ABS Mobil
Sensor kecepatan akan membaca kecepatan mobil setiap saat, dan
menyampaikan data kecepatan tersebut ke pada kontroler. Untuk mobil berhenti
secara normal di kecepatan 100 kilometer perjam, akan diperlukan waktu selama
5 detik. Tentunya pada saat anda melakukan pengereman normal, tidak akan
terjadi penguncian roda kendaraan. Lain ceritanya jika anda melakukan
pengereman mendadak, maka roda akan terkunci. Waktu yang diperlukan untuk
roda terkunci kurang lebih 1 detik.
Karena kontroler telah di program, untuk dapat menghentikan kendaraan secara
maksimal, terkuncinya roda saat pengereman tidak boleh terjadi. Sebelum roda
terkunci, kontroler akan mendapatkan data dari sensor kecepatan dan akan
memerintahkan katup menghalangi tekanan, dengan cara mengambil katup
posisi dua atau katup posisi 3, sesuai perintah dari kontroler. Setelah putaran
roda terdeteksi oleh sensor kecepatan, kontroler akan memerintahkan katup
untuk mengambil posisi satu, yang membuat tekanan minyak rem kembali dan
diteruskan ke rem. Cara kerja rem ABS diatas terjadi sangat cepat, rata-rata
sistem ABS pada mobil sekarang, mampu melakukan 15 kali proses tersebut
dalam 1 detik.
Anti-Lock Brake System (ABS)
Traction Control (TC)

– TC mencegah ban spin dengan cara mengontrol tenaga


mesin dan pengereman di semua ban secara individual.
Sensor di roda, biasanya sama dengan sensor ABS, akan
mendeteksi ban yang spin atau kehilangan traksi. Setelah
itu ECU akan membatasi keluaran tenaga mesin dan
meningkatkan tekanan rem pada roda yang spin.
– Dengan mencegah ban spin, traksi mobil berada di tingkat
terbaik sehingga bisa lebih cepat berakselerasi atau tetap
berada pada jalurnya.
Traction Control (TC)
ELECTRONIC STABILITY PROGRAM (ESP)
Electronic Stability Programme(ESP)

Program stabilitas elektronik adalah sistem yang bergantung pada


sistem pengereman kendaraan sebagai alat untuk mengendalikan
kendaraan. Fungsi dasar dari roda rem - untuk mengurangi
kecepatan dan / atau menghentikan
kendaraan.Interfensi pengereman spesifik diarahkan pada roda
individu (seperti belakang sebelah kiri untuk melawan
understeer, atau oversteer depan, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar . Untuk tujuan hasil ESP (stabilitas) yang optimal
pelaksanaannya dengan memulai pengereman tidak hanya
intervensi, tetapi bisa juga campur tangan pada sisi mesin untuk
mempercepat roda didorong.
Penerapan ESP stabilitas loop tertutup kontrol dalam situasi
batas kendaraan seperti yang didefinisikan oleh dinamika gerak
kendaraan ini dimaksudkan untuk mencegah
-   Linear (longitudinal) kecepatan, yang
-   Lateral kecepatan, dan
-Yaw rate, yang didefinisikan sebagai rotasi sekeliling sumbu
vertikal, melebihi batas-batas kontrol utama
SEKIAN
TERIKAMASIH

Anda mungkin juga menyukai