Anda di halaman 1dari 3

Braking

Pengertian rem secara umum adalah suatu sistem yang bekerja untuk
memperlambat atau menghentikan perputaran.
Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas
dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar
sehingga putarannya akan melambat, dengan demikian laju kendaraan
menjadi pelan atau berhenti dikarenakan adanya kerja rem.
Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu komponen penting
sebagai keamanan dalam berkendara, tidak berfungsinya rem dapat
menimbulkan bahaya dan keamanan berkendara jadi terganggu. Oleh sebab
itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak
mudah aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja
dalam suhu tinggi.

Efek pengereman pada CoG

Pada chapter squad and dive, kita sudah mempelajari bahwa transfer beban terjadi dibawah
pengereman yang mana berhubungan dengan ratio dari ketinggian CoG ke sumbu roda. Semakin
tinggi CoG semakin tinggi juga transfer beban yang bisa dilihat dari motor balap yang dengan
mudahnya mengangkat roda belakangnya stopie pada saat mengerem secara keras ini yang berarti
CoG bergeser dari tengah menjadi maju ke depan. Secara garis besar pada saat kita melakukan
pengereman, centre of gravity akan bergeser kedepan (seperti yang anda rasakan saja ketika nge
rem pasti motor akan secara tidak langsung terasa condong ke depan).

Torsi Pengereman

Faktor yang mempengaruhi adanya torsi pada pengereman

1. Hydraulic line Pressure


2. Luas total pada piston kaliper
3. Koefisien pada gesekan antara pads dan disc
4. Rata rata kerja jari jari pada disc

ABS
Anti lock breaking system awalnya dikembangkan untuk pesawat terbang, the
Dunlop maxerat system adalah system abs pertama kali yang digunakan dari
awal tahun 50an, setelah itu digunakan pada truk, mobil dan akhirnya
digunakan untuk motor. Bersangkitan dengan materi stability, ABS sangat
penting untuk digunakan pada seeda motor apalagi di sepeda motor yang
bertenaga besar. Fungsi utama dari ABS adalah untuk menghindari terkuncinya
ban motor pada saat pengeraman mendadak secara kuat. Dengan menggunakan ABS
pengereman dilakukan seperti kita mengocok rem. ABS secara tidak langsung
juga dapat menjaga kestabilan motor pada saat pengereman mendadak terjadi
(ABS menyala) apalagi pada saat keadaan jalan sedang licin. Sebenernya
untuk development system ABS pada motor ini sudah dilakukan dari tahun 1960
an tetapi untuk produksi masal baru muncul dan tersedia untuk di produksi
pada tahun 1987 lebih epatnya Pada tahun 1988, BMW memperkenalkan ABS
elektronik/hidraulik untuk sepeda motor, sepuluh tahun setelah Daimler Benz
dan Bosch merilis ABS kendaraan roda empat pertama untuk produksi seri.
Sepeda motor BMW K100 series secara opsional dilengkapi dengan ABS, yang
menambah 11 kg ke sepeda. Ini dikembangkan bersama dengan FAG Kugelfischer
dan mengatur tekanan di sirkuit pengereman melalui piston pendorong.[32]
[33] Pabrikan Jepang mengikuti dengan opsi ABS pada tahun 1992 pada Honda
ST1100 dan Yamaha FJ1200.
Sampai pada saat itu, untuk desainnya dibagi menjadi dua model yaitu electronically
controlled dan mechanically actuated walaupun secara dasar kerja kedua model tersebut
mempunyai prinsip kerja yang sama pada dasarnya yaitu mendeteksi terjadinya roda
mengunci, mengurangi upaya pengereman yang berlebih (yang menyebabkan terjadinya
locking), mampu membuat roda mendapatkan kembali kecepatan yang sesuai dengan
kecepatan jalan. Perbedaan utama dari kedua system adalah kecepatan mendeteksinya.

Mechanical system

Dunlop Maxerat dan setelah itu Lucas-Girling SCS, mengunakan flywheel yang tersambung
untuk berputar lebih cepat dari roda. Ketika roda terkunci dan berhenti secara cepat tetapi
flywheel tetap ingin lanjut berputar seperti sebelumnya. Perbedaan ini dideteksi oleh
oveerun mechanism dan lebih biasa menggunakan katup untuk mengontrol tekanan yang
diberikan pada rem. Lucas Girling SCS (stop control system) mechanically actuated ABS.
unitnya bisa terlihat didepan forks shock breaker a rubber belt, di belakang disc brake
berputar juga internal flywheel yang berputar tiga kali putaran roda. (liat gambar)

System elektronik

Utuk ABS dengan system elektronik mendeteksi kecepatan di jalan lewat beberapa disc
bergerigi yang ada di roda dan juga dnegan bantuan sensor elektronik. Sinyal velocitu di
berikan dari micro processor yang mana tugasnya mengkalkulasi decelerasi dari roda. Ketika
ABS diaktifkan, katup solenoid terbuka dan melepaskan brake fluid ke buffer chamber. Flow
control vlave bergerak seiring perbedaan tekanan. Pergeraan dari aliran katup control
memotong jalur ke kaliper sebelum masuk ke orifice.

Stability Control

Pada dasarnya berkendara sepeda motor juga membutuhkan stability control yang
sebenarnya dilakukan oleh si pengendaranya sendiri (secara garis besar). Stability sendiri
berarti adalah tendensi untuk mengembalikan sudut kemiringan motor ke posisi semula
kembali.

Ada 3 perbedaan penting yang membedakan antara motor dan mobil dalam stabilitas
berkendara

1. Kebutuhan motor untuk lean ketika cornering


2. Kebutuhan untuk counter steering
3. Mobil dapat memiliki perbedaan beban di kedua sisi ban nya. Ketika berbelok, sisi luar
akan lebih berat dibandingkan ssi dalam, ini juga bisa di control oleh karakteristik
suspense dan juga penyetelan lainnya.

Under/oversteer

Pada dasarnya fenomena under/over steering pada motor ini adalah terjadinya selip, jadi
satu atau kedua roda berkurang daya cengkramnya atau traksinya. Tetapi fenomena
tersebut juga dapat digunakan dalam keadaan menikung ketika balap. Under/oversteering
pada motor bisa memanipulasi posisi motor pada saat menikung agar tetap mendapatkan
apex nya atau garis menikung yang sesuai.

Understeer dan oversteer sama sama memberikan pengaruh kepada pengendara untuk
mengontrol sudut belok. Understeer terjadi ketika ban beakang mencengkram aspal lebih
kuat dan depan justru kehilangan grip. Akibatnya susah membelokan motor, susah diatasi,
dan ban depan yang slip jadi mudah terjatuh (karena tumpuan utama sepeda motor ada di
ban depan). Sedangkan oversteer adalah ebalikan dari understeer. Terjadi ketika roda
belakang slip sementara roda depan mencengkram kuat. Oversteer dapat membantu
pengendara berbelok lebih cepat https://www.youtube.com/watch?v=Cf6P0FXgz5Y

Crossing a Slope

Adalah salah satu fenomena ketika motor melintasi jalanan dengan sudut yang miring.
Dalam hal ini, ban menjadi factor utama yang bisa menopang motor untuk tetap bisa
berjalan di jalan yang miring ini. Seperti mobil juga, ban di sepeda motor juga menghasilkan
gaya lateral(beban yang memiliki arah horizontal.) beda nya adalah motor harus tetap
mempertahankan garis vertical atau keseimbangannya pada bidang yang miring pun beda
dengan mobil yang ikut miring sesuai sudut jalan yang dilalui. Dengan kata lain motor
mengadopsi sudut chamber realtif terhadap permukaan jalan.

High sliding

Isitilah slip and flip pasti dikenal atau terdengar tidak asing ketika kita mendengar kata high
side. Kurang nya daya cengkram pada ban motor merupakan masalah utama dari terjadinya
slip and flip ini penjelasan sederhananya adalah ban motor selip dan mencengkram jalan
kembali, melempar motor dan rider ke atas. High side juga bisa terjadi ketika ban juga sudah
selip dan tidak nge grip lagi.

Anda mungkin juga menyukai