Anda di halaman 1dari 27

MATERI PEMELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR OTOMOTIF
SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN

PEMELIHARAAN/SERVIS
SISTEM REM
OPKR 40.002 B

BUKU INFORMASI
(PEGANGAN SISWA)

DISUSUN OLEH
TEAM WORK DEPARTEMEN OTOMOTIF

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN


DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1

SMK NEGERI 1 TUBAN


Jl.Mastrip No.2 Tuban
Website: www.smkn1_tuban.sch.id TUBAN

Email: smkn1tbn@yahoo.co.id
BAB I
MATERI UNIT KOMPETENSI

A. Sistim Rem

1. Uraian

Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan lajunya


kendaraan. Kelengkapan ini pada kendaraan sangat penting dan berfungsi sebagai
pengamanan keselamatan jiwa dalam dan untuk pengendaraan yang aman.
Pada prinsipnya rem merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk keamanan
berkendaraan dan juga untuk memberhentikan kendaraan di tempat manapun dan dalam
berbagai kondis dapat berfungsi dengan baik dan aman.

Prinsip Kerja Rem

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila putaran mesin di bebaskan (Kopling
di injak), kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan
maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin merubah
energi panas menjadi energi kinetik (tenaga gerak) untuk menggerakan kendaraan.
Sebaliknya rem mengubah energi kinetik menjadi energi panas untuk menghentikan
kendaraan. Umumnya rem bekerja oleh adanya sistim gabungan penekanan melawan sistim
gerak putar. Efek pengereman (braking effec) diperoleh dari adanya gesekan yang
ditimbulkan antara dua objek
3. Type Rem

Rem dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaan


 Rem kaki digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan
 Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan
 Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang
digunakan pada kendaraan berat
Selanjutnya “ Engines brake “ adakalanya digunakan untuk menurunkan kecepatan
kendaraan. Braking effec (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putaran dari mesin
itu sendiri, tidak ada peralatan khusus yang di butuhkan. Engines brake bekerja dengan
cara melepaskan/menurunkan pedal gas.

3.1 Rem Kaki

Rem kaki dikelompokan menjadi dua tipe : rem hidraulis (hydraulic brake) dan rem
pneumatik (pneumatic brake).

Rem hidraulis lebih respon dan lebih cepat dibanding dengan tipe lainnya, dan juga
konstruksinya lebih sederhana.

Master silinder tipe Tandem, sistim hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing
untuk roda depan dan untuk roda belakang. Dengan demikian bila salah satu tidak bekerja,
maka yang lainnya tetap akan berfungsi dengan baik.

2. Boster Rem

Boster Rem berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga
pengemudi tika memerlukan penekanan yang kuat.
Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau dapat
juga dipasangkan dengan cara terpisah dari master silinder itu sendiri
Boster rem dilengkapi diaprahma (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan
tekanan antara tekanan atmosfir dengan kevacuman yang dihasilkan dari dalam intake
manifold mesin
Bekerjanya rem hidraulis sebagai berikut :
Rem hidraulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme
pengereman akan menimbulkan daya pengereman.

Mekanisme Kerja

1. Master Silinder

Fungsi master silinder adalah mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan
silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis.
Master silinder dibagi kedalam dua tipe : 1. Tipe tunggal, dan 2. Tipe ganda
Master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibanding tipe
tunggal (single type master cylinder). Master silinder tipe tunggal umumnya banyak
digunakan untuk pengoperasian unit kopling yang menggunakan type hidraulis.
Untuk kendaraan yang digerakan oleh mesin diesel penggunaan boster rem diganti dengan
pompa vacum, karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel
tidak cukup kuat.

Boster rem terdiri dari rumah boster, piston boster, membran, reaction mechanism dan
mekanisme katup pengontrolan.
Boster body dibagi menjadi bagian depan dan bagian belakang, dan masing-masing ruang
dibatasi dengan membran dan piston boster.

Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam ruang tekan variasi. Termasuk
katup udara, katup vacum, katup pengontrol den sebagainya yang berhubungan dengan
pedal rem melalui batang penggerak katup.

3. Katup pengimbang ( P.Valve )

Pada umumnya kendaraan yang mesinnya terletak di depan, bagian depan lebih berat
dibanding dengan bagian belakang.
Bila kendaraan direm maka titik pusat grafitasi akan pindah kedepan (bergerak maju)
disebabkan adanya gaya inertia, dan kerena adanya beban yang besar menyatu pada
bagian depan.
Dengan alasan tersebut diperlukan alat pengimbang sehingga dapat diberikan pengereman
yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang.
Alat tersebut disebut “Katup pengimbang” (proportioning valve) atau biasa disebut katup
P. Alat ini bekerja secara otomotis menurunkan tekanan hidraulis pada silinder roda
belakang (mengadakan perbedaan tekanan hidraulis antara silinder roda depan dan silinder
roda belakang), dengan demikian daya pengereman (daya cengkram) pada roda belakang
lebih kecil dibanding daya pengereman roda depan.

Tipe-tipe Katup penyeimbang :


 Katup P
 Katup P ganda
 LSPV ( Load Sensing and Proportioning Valve )
 P & BV ( Proportioning and By pass Valve
 DSPV (Decelaraion Sensing and Proportion Valve)

Tipe-tipe Katup penyeimbang :


 Katup P
 Katup P ganda
 LSPV ( Load Sensing and
Proportioning Valve )
 P & BV ( Proportioning and By
pass Valve
 DSPV (Decelaraion Sensing and
Proportion Valve)
Penyetelan otomatis

Penyetelan celah sepatu rem secara otomatis (automatic brake shoe clearence adjustment )
mengacu pada penyetelan celah antara tromol dan kanvas, yang bekerja secara otomatis,
seperti berikut dibawah ini :
 Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan mundur
 Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan maju
 Penyetelan dilakukan dengan tuas rem parkir.

Penyetelan konvensional secara berkala


Penyetelan celah antara kanvas rem dengan tromol dilakukan sesuai dengan jadual
berdasarkan pada sfesifikasi pabrik atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Penyetelan rem kedua roda depan maupun kedua roda belakang hasil pengukuran celah
disesuaikan dengan sfesifikasi kendaraan tersebut.
Sfesifikasi :
Standar Batas limit
1.Tebal kanvas rem + sepatu rem 7 mm 3 mm
2. Diameter tromol 2 mm
3. Keovalan tromol 0,5 mm
4.Celah kanvas rem dengan tromol 3 – 6 gigi penyetel
5. Jarak main pedal 2 – 7 mm
6. Jarak pedal ke lantai dengan tekanan
20 - 30 kg 50 mm
7. Minyak rem DOT 3. DOT 4
8. Penggantian minyak rem 80.000 Km

Langkah penyetelan
Putar roda gigi penyetel pada silinder roda sampai habis melalui lubang penyetel pada
backing plate ( sampai roda tidak berputar ), dan kemudian kembalikan gigi penyetel
tersebut berkisar antara 3 – 6 gigi. Lakukan hal tersebut pada setiap roda.
Langkah membuang udara
1) Pasangkan slang penampung minyak yang tembus pandang pada nipel pembuang udara.
2) Tekan atau pompa pedal rem beberapa kali sampai terasa keras dan tahan dengan
tekanan penuh pedal rem tersebut.
3) Longgarkan dan kencangkan kembali baut nipel pembuang udara dengan kunci khusus
dalam waktu yang singkat, yakinkan cairan minyak rem dan gelembung udara telah
keluar .
4) Ulangi pekerjaan no 2 & 3 sampai dapat diyakinkan minyak rem keluar tanpa
gelembung.
5) Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang.

B. REM TROMOL

URAIAN
Pada tipe rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam
menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda.
Karena self-energizing action ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenega
mengembangnya sepatu, tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal
yang relatif kecil.
REFERENSI
Self-energizing action
Ada dua jenis sepatu rem, seperti diperlihatkan pada gambar sebelah kiri : leading shoes
(primer) dan trailing shoes (sekunder). Bila ujung bagian atas (atau toe) pada sepatu rem
didorong ke arah tromol rem (oleh wheel cylinder) yang berputar pada arah seperti
ditunjukan dengan pana, sepatu rem cenderung melengket
Komponen
1. Backing Plate
Backing plate dibuat dari baja press yang dibaut pada axle hausing, atau axle carrir bagian
belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman
tertumpu pada backing plate.

Penting
Bila permukaan gesek sepatu rem aus berlebihan, rem akan bergetar. Sepatu rem harus
diperiksa dengan teliti setiap kali rem di bongkar untuk mencegah problem tersebut.

2. Silinder Roda

Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.

Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistim yang menggunakan
dua piston untuk menggerakan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder
roda, sedangkan sistim yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakan
hanya satu sepatu rem.

Bila timbul tekanan hidraulis pada master silinder maka akan menggerakan piston cup,
piston akan menekan kearah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem.
Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali keposisi semula karena adanya
kekuatan pegas pengembali sepatu rem dan pegas kompresi mengkerut.

Bleeder flugh disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara palsu dari
pipa-pipa minyak rem (ruang kosong).
3. Sepatu Rem dan Kanvas Rem

Sepatu rem (brake shoe), seperti juga tromol (Drum brake) memiliki bentuk setengah
lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari plat baja. Dimana kanvas rem dipasang
padanya dengan cara dikeling ( pada kendaraan besar) atau dilem ( kendaraan kecil ).
Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus dan harus mempunyai koefisien gesek
yang tinggi . Koefisien gesek tsb sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan
turun naiknya temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas ( lining )
terbuat dari campuran fiber metalic dengan brass, lead, plastik dan sebagainya dan
diproses dengan ketinggian panas tertentu.
Sepatu Rem dan Kanvas Rem,

Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat
dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar
penampangnya seperti terlihan pada gambar
dibawah ini. Tromol rem dapat diartikan
sebagai bagian yang menutupi kelengkapan
rem roda yang diantaranya sepatu rem dan
kelengkapan termasuk backing plate, dimana
posisinya tidak bersentuhan (bebas
berputar).

Ketika kanvas rem menekan permukaan


bagian dalam tromol rem oleh adanya
tekanan hidraulis diartikan sistim rem
bekerja dan menimbulkan gesekan yang
berakibat timbul reaksi panas yang dapat
mencapai suhu panas 200 – 300 derajat
celcius. Seperti yang telah di jelaskan dalam
pasal yang lalu dimana rem berfungsi
merubah tenaga putar dari tromol menjadi
tenaga panas.
TIPE REM TROMOL

1. Tipe leading dan tipe trailing

Seperti terlihat pada gambar dibawah I ni, pada bagian ujung atas masing-masing sepatu
rem ditekan membuka oleh silinder roda ( Wheel Cylinder), sedangkan bagian ujung bawah
berputar atau mengembang. Tipe ini hanya terdapat pada silinder roda tunggal ( single
wheel cylinder).

Bila tromol berputar kearah depan, seperti arah panah, dan pedal rem diinjak, maka bagian
ujung atas sepatu di tekan membuka kesekeliling ujung bawah oleh silinder roda dan
berlaku daya pengereman terhadap tromol. Sepatu bagian kiri disebut leading shoe, dan
sepatu yang kanan disebut trailing shoe.

2. Tipe two leading

Two leading shoe dibagi menjadi dua :


1. Single action, dan
2. Double action
Tipe single action two leading shoe mempunyai dua silinder roda yang masing-masing
mempunyai satu piston pada tiap sisinya, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Bila rem bekerja, kendaraan dalam kondisi gerak maju maka kedua sepatu akan berfungsi
sebagai leading shoe. Apabila tromol berputar seperti arah panah pada gambar, Maka tipe
ini mempunyai tekanan pengereman yang tinggi tetapi ada suatu kerugian pada tipe ini bila
rem berputar dalam arah yang berlawanan (arah mundur), maka kedua sepatu akan
bekerja sebagai trailing shoe dan menghasilkan tenaga pengereman yang kecil.
Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan penumpang dan niaga.

Tipe Double action two leading shoe mempunyai dua silinder roda, dan pada tiap sisinya
terdapat dua piston. Bila tipe single action bekerja sebagai self energizing force dalam satu
arah saja maka tipe double action ini bekerja efisiensi du arah, maju dan arah mundur.
Tipe ini banyak digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.

3. Tipe Uni-Servo

Tipe Uni-Servo mempunyai silinder roda tunggal dengan satu piston saja, dan
penyetelannya berhubungan dengan kedua sepatunya. Bila piston didalam wheel cylinder
mendorong bagian atas kiri hingga menyentuh tromol, maka fungsi sepatu-sepatu sebagai
leading shoe dan bekerja dengan daya pengereman yang tinggi.
Kelemahan pada tipe ini bila tromol berputar pada arah yang berlawanan maka kedua
sepatu berfungsi sebagai trailing shoe dan hanya mampu menghasilkan daya pengereman
yang kecil, lihat gambar dibawah ini.
4. Tipe Duo-Servo

Tipe Duo-Servo ini merupakan persi penyempurnaan dari Uni-Servo yang mempunyai dua
piston pada setiap silinder rodanya. Selama silinder roda menekan kedua sepatu rem saat
rem bekerja maka tipe ini mempunyai gaya pengereman yang tinggi terhadap tromol tanpa
terpengaruh oleh gerak arah putaran roda.

Tipe ini digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.

Keuntungan :

 Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya
pengereman baik

Kerugian :
 Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya
pengereman kurang baik
C. REM CAKRAM

Uraian

Rem cakram ( Disc Brake ) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat dari bahan besi
tuang, yang berputar dengan roda dan bahan gesek ( dalam hal ini disc pad) yang
mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman di hasilkan oleh adanya gesekan
antara disc pad dan cakram.

Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energezing
action), daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi koefesien gesek yang
menghasilkan kestabilan tinggi. Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena
udara, radiasi panas terjamin baik, ini dapat mengurangi dan menjamin dari terkena air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuastan pada bentuk dan ukrannya. Ukuran disk pad
agak terbatas, dan ini berkaitan dengan aksi self energezing limited. Sehingga perlu
tambahan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengeraman yang
efesien. Juga, pad akan lebih cepat aus daripada sepatu rem type tromol. Tetapi konstruksi
yang sederhana, mudah pada perawatannya serta penggantian pad.
Bila kendaraan berjalan pada jalan yang berair dan pemukaan singgung sepatu dengan pad
menjadi bash karena terkena percikan air.Koefisien gesek akan berkurang karena air. Gejala
ini disebut „Water Fading. Sebaiknya, bidang gesek akan mengembalikan koefisien gesek
pada kondisi semula, ini disebut „Water Recovery“. Umumnya , semua rem membutuhkan
Water Recofery yang baik. Tetapi, pada rem tromol kurang menguntungkan dibandingkan
dengan rem piringan. Pada rem piringan air akan terlontar keluiar dengan adanya ggaya
sentrifugal. Hal ini yang membantu mengurangi air dan dapat meningkatkan efesiensi
pengereman dan Water Recover yang baik.

Kelengkapan rem cakram

1. Piringan
Umumnya cakram atau piringan (Disk Rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa
(solid) dan berlubang-lubang untuk fentilasi.
Type Cakram lubang terdiri dari pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin
pendinginan yang baik, kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad
lebih panjang atau tahan lama.
2. Pad Rem

Pad (Disc Pad) biasa dibuat dari campuran metalik fiber dan sedikit serbutk besi. Type ini
disebut dengan semi metalik disc pad.
Pada jneis ini pad diberi garis celah untuk menunjukan ketebalan pad (batas yang di
izinkan). Dengan demikian dapat mempermudah pengecekan kausan pad.
Ada beberapa pad, penggunaan melatik plate ( disebut dengan anti squel shim)
dipasangkan pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi saat terjadi pengereman.

JENIS-JENIS CALIPER

Kaliper juga disebut dengan cylinder bodi memegang piston-pinston dan dilengkapi dengan
saluran minyak rem yang disalurkan ke silinder,
Kaliper dikelompokan sebagai berikut menurut jenis pemasangannya.

 Tipe Fixed Caliper (doble piston)


 Tipe Floting Caliper (Single piston)
1. Tipe Fixed Caliper (Doble Piston)

Caliper dipasangkan tepat pada axle atau strut. Seperti di ganmbarkan di bawah ini.
Pemasangan caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat
bila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram.

Fixed caliper adalah dasar didesain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja
lebih akurat . Namun demikian panasnya terbatas karena silinder rem berada antara
cakram dan velg. Menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini
membutuhkan penambahan komponen yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut
jenis caliper fixed ini. Sudah jarang digunakan

TIPE FIXED CALIPER

Seperti terlihat pada gambar piston hanya ditempatkan pada satu sisi kaliper saja.
Tekanan hidroulis dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan
pada rotor disc (cakram). Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad
(reaksi B). ini menyebabkan caliper bergerak kekanan dan menjepit cakram dan
terjadilah usaha tenaga pengereman.

2) Tipe ploating

Tipe ini digolongkan sebagai berikut.


Califer tipe semi floating menerima tenaga pengereman yang dibangkitkan dari pad bagian
luar.
Pada califer tipe full floating, kemampuan pengereman dibangkitkan oleh kedua pad dengan
torque plate.
Califer tipe full floating banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan modern.

(1) Tipe semi floating (Tipe PS)

Califer dipasangkan dengan bantuan dua buah pen pada torque plate. Apabila pengereman
bekerja maka bodi bergerak masuk dengan adanya gerakan piston. Tekanan pengereman
yang berlaku pada pad bagian luar di terima oleh califer dan meneruskan moment ke pin
pada arah putaran. Kekuatan reaksi pad bagian dalam diterima langsung oleh plate.
Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe califer ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil,
mudah perawatan dan memiliki kemampuan daya pengereman yang kuat. Tipe ini sering
digunakan pada rem cakram belakang yang mekanisme rem parkirnya terpasang dibagian
dalam unit disc barake.

(2) Tipe full ploating

a. Tipe F

Tipe F memiliki califer yang ditunjang oleh turque plate sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dapat meluncur. Arm akan maju dari califer untuk memindahkan gerak
piston untuk menekan pad bagian luar. Tipe ini membutuhkan tempat yang sedikit tetapi
cenderung lebih banyak terseret oleh tipe lainnya kerena permukaan luncur califer dan
torque plate tersembunyi. Tipe ini digunakan pada roda belakang untuk beberapa model
kendaraan.
Tipe F

b. Tipe FS

Tipe ini dipasang dengan menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada torque plate
yang dibautkan pada califer itu sendiri, seperti terlihat pada gambar dibawah.
Califer dan dua pin digerakan sebagai satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction force)
dari iner dan outer pad diterima oleh torque plate dan dengan demikian momen tidak
diteruskan ke pin.

Selanjutnya bagian yang meluncur (sleading section) pada califer (main dan sub pin)
disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan design yang dapat menambahkan
kehandalan pada bagian ini. Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan luxury.

Tipe FS
c. Tipe AD
Seperti diperlihatkan pada gambar,Tipe AD adalah press-fitted pada torque plate
bersamaan dengan sub pin yang dibautkan. Stainles steep plate (sim untuk mengurangi
bunyi, anti squeal shim) dipasang pada pad dan bagian torque plate yang bersentuhan
untuk mencegah suara yang kurang enak dan keausan pad. Tipe ini digunkan pada rem
depan kendaraan penumpang ukuran menengah.

Tipe AD

d. Tipe PD

Pada dasarnya tipe ini sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub pin saja yang
dibaut pada torque plate. Tipe PD digunakan pada rem depan kendaraan penumpang yang
kecil.

Tipe PD
Tipe rem piringan ( disc brake ) pada dasarnya tidak memerlukan penyetelan secara
konvensional hal ini disebabkan tipe rem piringan untuk menjaga celah antara pad
dengan piringan dilakukan secara otomatis, seperti halnya apabila pad menjadi tipis
karena keausan akaibat penggunaan, maka celah antara pad dengan piringan menjadi
besar. Selanjutnya rem cakram selalu memerlukan mekanisme penyetelan celah secara
otomatis yang dilakukan oleh piston.

D. REM PARKIR

Uraian

Rem parkir khususnya digunakan untuk parkir kendaraan atau untuk memungkinkan
kendaraan berhenti di jalan yang mendaki atau menurun. Rem parkir adalah salah satu
bagian yang penting dalam kelengkapan kendaraan yang berfungsi sebagai pengaman atau
keselamatan.
Rem parkir dapat digolongkan kedalam bagian tipe dan pengoperasiannya.

1. Tipe rem parkir :

1) Tipe rem roda belakang


2) Tipe centre brake
3) Tipe devoted

TIPE CENTRE BRAKE


1) Tipe rem roda belakang

Mekanisme tipe rem parkir ini digabung dengan rem kaki, sepatu rem akan mengembang
oleh tuas sepatu rem dan shoe strut (lihat gambar). Kabel rem parkir dipasang pada tuas
sepatu rem, dan daya kerja tuas rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir ke tuas
sepatu rem

2) Tipe rem parkir centre brake

Tipe ini salah satu dari tipe tromol tetapi mekanisme pemasangannya antara bagian
belakang transmisi dengan propeller shaft. Pada rem parkir tipe ini daya pengereman
terjadi pada saat sepatu rem yang diam ditekan dari bagian dalam terhadap tromol
yang berputar bersama out put shaft transmisi dan propeller shaft.

3) Tipe rem parkir devoted

Pada tipe ini, konstruksi rem parkir dipasang antara backing plate dengan piringan (disc
brake), bagian dalam piringan berfungsi sebagai tromol rem parkir, seperti terlihat pada
gambar. Cara kerja rem tipe ini sama dengan tipe rem parkir tromol, tipe rem ini digunakan
pada model kendaraan tertentu yang penggunaan rem belakangnya menggunakan rem
piringan.
2. Tipe pengoperasian rem parkir secara umum :
1) Tipe tuas
2) Tipe stik
BAB II
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI

Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi )

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses


pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh tugas kerja
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber
yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-
sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan :

Judul : OPKR 40-001 B


Pengarang : IAPSD
Penerbit : IAPSD
Tahun terbit : 2000

Judul : New Step 1


Pengarang : Team Toyota Astra Motor
Penerbit : PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
Tahun terbit : 1995

Judul : TOYOTA Pedoman Reparasi Chasis &Bodi Kijang


Pengarang : Team Toyota Astra Motor
Penerbit : PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
Tahun terbit : 1986

Judul : BUKU PEDOMAN PERBAIKAN DAIHATSU ZEBRA


Pengarang : Team Nasional Astra Motor
Penerbit : PT. NASIONAL ASTRA MOTOR SERVIS DEPARTEMEN
: 1990
Tahun terbit :

Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan


1. Alat :

1). Kunci Ring Pas 10 “


2). Kunci Ring Pas 12 “
3). Kunci Ring Pas 14”
4). Kunci Treker
5). Kunci Shock 14
6). Kunci Shock 17
7). Obeng ( +, - )
8). Kunci Roda
9). Scuifmat/Vernier Caliper
10). Drum Brake
11). Dongrak Buaya
12). Jack Stand

2. Bahan :
1). Buku Informasi
2). Buku Kerja
3). Buku Penilaian
4). Minyak Rem DOT 5
5). Minyak Hidroulic
6). Kain Lap Cap Gajah
7). Sabun Cream 250 gram
8). M.U.K

Anda mungkin juga menyukai