SEKTOR OTOMOTIF
SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN
PEMELIHARAAN/SERVIS
SISTEM REM
OPKR 40.002 B
BUKU INFORMASI
(PEGANGAN SISWA)
DISUSUN OLEH
TEAM WORK DEPARTEMEN OTOMOTIF
Email: smkn1tbn@yahoo.co.id
BAB I
MATERI UNIT KOMPETENSI
A. Sistim Rem
1. Uraian
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila putaran mesin di bebaskan (Kopling
di injak), kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan
maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin merubah
energi panas menjadi energi kinetik (tenaga gerak) untuk menggerakan kendaraan.
Sebaliknya rem mengubah energi kinetik menjadi energi panas untuk menghentikan
kendaraan. Umumnya rem bekerja oleh adanya sistim gabungan penekanan melawan sistim
gerak putar. Efek pengereman (braking effec) diperoleh dari adanya gesekan yang
ditimbulkan antara dua objek
3. Type Rem
Rem kaki dikelompokan menjadi dua tipe : rem hidraulis (hydraulic brake) dan rem
pneumatik (pneumatic brake).
Rem hidraulis lebih respon dan lebih cepat dibanding dengan tipe lainnya, dan juga
konstruksinya lebih sederhana.
Master silinder tipe Tandem, sistim hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing
untuk roda depan dan untuk roda belakang. Dengan demikian bila salah satu tidak bekerja,
maka yang lainnya tetap akan berfungsi dengan baik.
2. Boster Rem
Boster Rem berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga
pengemudi tika memerlukan penekanan yang kuat.
Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau dapat
juga dipasangkan dengan cara terpisah dari master silinder itu sendiri
Boster rem dilengkapi diaprahma (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan
tekanan antara tekanan atmosfir dengan kevacuman yang dihasilkan dari dalam intake
manifold mesin
Bekerjanya rem hidraulis sebagai berikut :
Rem hidraulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme
pengereman akan menimbulkan daya pengereman.
Mekanisme Kerja
1. Master Silinder
Fungsi master silinder adalah mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan
silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis.
Master silinder dibagi kedalam dua tipe : 1. Tipe tunggal, dan 2. Tipe ganda
Master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibanding tipe
tunggal (single type master cylinder). Master silinder tipe tunggal umumnya banyak
digunakan untuk pengoperasian unit kopling yang menggunakan type hidraulis.
Untuk kendaraan yang digerakan oleh mesin diesel penggunaan boster rem diganti dengan
pompa vacum, karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel
tidak cukup kuat.
Boster rem terdiri dari rumah boster, piston boster, membran, reaction mechanism dan
mekanisme katup pengontrolan.
Boster body dibagi menjadi bagian depan dan bagian belakang, dan masing-masing ruang
dibatasi dengan membran dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam ruang tekan variasi. Termasuk
katup udara, katup vacum, katup pengontrol den sebagainya yang berhubungan dengan
pedal rem melalui batang penggerak katup.
Pada umumnya kendaraan yang mesinnya terletak di depan, bagian depan lebih berat
dibanding dengan bagian belakang.
Bila kendaraan direm maka titik pusat grafitasi akan pindah kedepan (bergerak maju)
disebabkan adanya gaya inertia, dan kerena adanya beban yang besar menyatu pada
bagian depan.
Dengan alasan tersebut diperlukan alat pengimbang sehingga dapat diberikan pengereman
yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang.
Alat tersebut disebut “Katup pengimbang” (proportioning valve) atau biasa disebut katup
P. Alat ini bekerja secara otomotis menurunkan tekanan hidraulis pada silinder roda
belakang (mengadakan perbedaan tekanan hidraulis antara silinder roda depan dan silinder
roda belakang), dengan demikian daya pengereman (daya cengkram) pada roda belakang
lebih kecil dibanding daya pengereman roda depan.
Penyetelan celah sepatu rem secara otomatis (automatic brake shoe clearence adjustment )
mengacu pada penyetelan celah antara tromol dan kanvas, yang bekerja secara otomatis,
seperti berikut dibawah ini :
Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan mundur
Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan maju
Penyetelan dilakukan dengan tuas rem parkir.
Langkah penyetelan
Putar roda gigi penyetel pada silinder roda sampai habis melalui lubang penyetel pada
backing plate ( sampai roda tidak berputar ), dan kemudian kembalikan gigi penyetel
tersebut berkisar antara 3 – 6 gigi. Lakukan hal tersebut pada setiap roda.
Langkah membuang udara
1) Pasangkan slang penampung minyak yang tembus pandang pada nipel pembuang udara.
2) Tekan atau pompa pedal rem beberapa kali sampai terasa keras dan tahan dengan
tekanan penuh pedal rem tersebut.
3) Longgarkan dan kencangkan kembali baut nipel pembuang udara dengan kunci khusus
dalam waktu yang singkat, yakinkan cairan minyak rem dan gelembung udara telah
keluar .
4) Ulangi pekerjaan no 2 & 3 sampai dapat diyakinkan minyak rem keluar tanpa
gelembung.
5) Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang.
B. REM TROMOL
URAIAN
Pada tipe rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam
menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda.
Karena self-energizing action ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenega
mengembangnya sepatu, tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal
yang relatif kecil.
REFERENSI
Self-energizing action
Ada dua jenis sepatu rem, seperti diperlihatkan pada gambar sebelah kiri : leading shoes
(primer) dan trailing shoes (sekunder). Bila ujung bagian atas (atau toe) pada sepatu rem
didorong ke arah tromol rem (oleh wheel cylinder) yang berputar pada arah seperti
ditunjukan dengan pana, sepatu rem cenderung melengket
Komponen
1. Backing Plate
Backing plate dibuat dari baja press yang dibaut pada axle hausing, atau axle carrir bagian
belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman
tertumpu pada backing plate.
Penting
Bila permukaan gesek sepatu rem aus berlebihan, rem akan bergetar. Sepatu rem harus
diperiksa dengan teliti setiap kali rem di bongkar untuk mencegah problem tersebut.
2. Silinder Roda
Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.
Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistim yang menggunakan
dua piston untuk menggerakan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder
roda, sedangkan sistim yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakan
hanya satu sepatu rem.
Bila timbul tekanan hidraulis pada master silinder maka akan menggerakan piston cup,
piston akan menekan kearah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem.
Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali keposisi semula karena adanya
kekuatan pegas pengembali sepatu rem dan pegas kompresi mengkerut.
Bleeder flugh disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara palsu dari
pipa-pipa minyak rem (ruang kosong).
3. Sepatu Rem dan Kanvas Rem
Sepatu rem (brake shoe), seperti juga tromol (Drum brake) memiliki bentuk setengah
lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari plat baja. Dimana kanvas rem dipasang
padanya dengan cara dikeling ( pada kendaraan besar) atau dilem ( kendaraan kecil ).
Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus dan harus mempunyai koefisien gesek
yang tinggi . Koefisien gesek tsb sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan
turun naiknya temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas ( lining )
terbuat dari campuran fiber metalic dengan brass, lead, plastik dan sebagainya dan
diproses dengan ketinggian panas tertentu.
Sepatu Rem dan Kanvas Rem,
Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat
dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar
penampangnya seperti terlihan pada gambar
dibawah ini. Tromol rem dapat diartikan
sebagai bagian yang menutupi kelengkapan
rem roda yang diantaranya sepatu rem dan
kelengkapan termasuk backing plate, dimana
posisinya tidak bersentuhan (bebas
berputar).
Seperti terlihat pada gambar dibawah I ni, pada bagian ujung atas masing-masing sepatu
rem ditekan membuka oleh silinder roda ( Wheel Cylinder), sedangkan bagian ujung bawah
berputar atau mengembang. Tipe ini hanya terdapat pada silinder roda tunggal ( single
wheel cylinder).
Bila tromol berputar kearah depan, seperti arah panah, dan pedal rem diinjak, maka bagian
ujung atas sepatu di tekan membuka kesekeliling ujung bawah oleh silinder roda dan
berlaku daya pengereman terhadap tromol. Sepatu bagian kiri disebut leading shoe, dan
sepatu yang kanan disebut trailing shoe.
Bila rem bekerja, kendaraan dalam kondisi gerak maju maka kedua sepatu akan berfungsi
sebagai leading shoe. Apabila tromol berputar seperti arah panah pada gambar, Maka tipe
ini mempunyai tekanan pengereman yang tinggi tetapi ada suatu kerugian pada tipe ini bila
rem berputar dalam arah yang berlawanan (arah mundur), maka kedua sepatu akan
bekerja sebagai trailing shoe dan menghasilkan tenaga pengereman yang kecil.
Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan penumpang dan niaga.
Tipe Double action two leading shoe mempunyai dua silinder roda, dan pada tiap sisinya
terdapat dua piston. Bila tipe single action bekerja sebagai self energizing force dalam satu
arah saja maka tipe double action ini bekerja efisiensi du arah, maju dan arah mundur.
Tipe ini banyak digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.
3. Tipe Uni-Servo
Tipe Uni-Servo mempunyai silinder roda tunggal dengan satu piston saja, dan
penyetelannya berhubungan dengan kedua sepatunya. Bila piston didalam wheel cylinder
mendorong bagian atas kiri hingga menyentuh tromol, maka fungsi sepatu-sepatu sebagai
leading shoe dan bekerja dengan daya pengereman yang tinggi.
Kelemahan pada tipe ini bila tromol berputar pada arah yang berlawanan maka kedua
sepatu berfungsi sebagai trailing shoe dan hanya mampu menghasilkan daya pengereman
yang kecil, lihat gambar dibawah ini.
4. Tipe Duo-Servo
Tipe Duo-Servo ini merupakan persi penyempurnaan dari Uni-Servo yang mempunyai dua
piston pada setiap silinder rodanya. Selama silinder roda menekan kedua sepatu rem saat
rem bekerja maka tipe ini mempunyai gaya pengereman yang tinggi terhadap tromol tanpa
terpengaruh oleh gerak arah putaran roda.
Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya
pengereman baik
Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya
pengereman kurang baik
C. REM CAKRAM
Uraian
Rem cakram ( Disc Brake ) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat dari bahan besi
tuang, yang berputar dengan roda dan bahan gesek ( dalam hal ini disc pad) yang
mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman di hasilkan oleh adanya gesekan
antara disc pad dan cakram.
Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energezing
action), daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi koefesien gesek yang
menghasilkan kestabilan tinggi. Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena
udara, radiasi panas terjamin baik, ini dapat mengurangi dan menjamin dari terkena air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuastan pada bentuk dan ukrannya. Ukuran disk pad
agak terbatas, dan ini berkaitan dengan aksi self energezing limited. Sehingga perlu
tambahan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengeraman yang
efesien. Juga, pad akan lebih cepat aus daripada sepatu rem type tromol. Tetapi konstruksi
yang sederhana, mudah pada perawatannya serta penggantian pad.
Bila kendaraan berjalan pada jalan yang berair dan pemukaan singgung sepatu dengan pad
menjadi bash karena terkena percikan air.Koefisien gesek akan berkurang karena air. Gejala
ini disebut „Water Fading. Sebaiknya, bidang gesek akan mengembalikan koefisien gesek
pada kondisi semula, ini disebut „Water Recovery“. Umumnya , semua rem membutuhkan
Water Recofery yang baik. Tetapi, pada rem tromol kurang menguntungkan dibandingkan
dengan rem piringan. Pada rem piringan air akan terlontar keluiar dengan adanya ggaya
sentrifugal. Hal ini yang membantu mengurangi air dan dapat meningkatkan efesiensi
pengereman dan Water Recover yang baik.
1. Piringan
Umumnya cakram atau piringan (Disk Rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa
(solid) dan berlubang-lubang untuk fentilasi.
Type Cakram lubang terdiri dari pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin
pendinginan yang baik, kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad
lebih panjang atau tahan lama.
2. Pad Rem
Pad (Disc Pad) biasa dibuat dari campuran metalik fiber dan sedikit serbutk besi. Type ini
disebut dengan semi metalik disc pad.
Pada jneis ini pad diberi garis celah untuk menunjukan ketebalan pad (batas yang di
izinkan). Dengan demikian dapat mempermudah pengecekan kausan pad.
Ada beberapa pad, penggunaan melatik plate ( disebut dengan anti squel shim)
dipasangkan pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi saat terjadi pengereman.
JENIS-JENIS CALIPER
Kaliper juga disebut dengan cylinder bodi memegang piston-pinston dan dilengkapi dengan
saluran minyak rem yang disalurkan ke silinder,
Kaliper dikelompokan sebagai berikut menurut jenis pemasangannya.
Caliper dipasangkan tepat pada axle atau strut. Seperti di ganmbarkan di bawah ini.
Pemasangan caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat
bila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram.
Fixed caliper adalah dasar didesain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja
lebih akurat . Namun demikian panasnya terbatas karena silinder rem berada antara
cakram dan velg. Menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini
membutuhkan penambahan komponen yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut
jenis caliper fixed ini. Sudah jarang digunakan
Seperti terlihat pada gambar piston hanya ditempatkan pada satu sisi kaliper saja.
Tekanan hidroulis dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan
pada rotor disc (cakram). Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad
(reaksi B). ini menyebabkan caliper bergerak kekanan dan menjepit cakram dan
terjadilah usaha tenaga pengereman.
2) Tipe ploating
Califer dipasangkan dengan bantuan dua buah pen pada torque plate. Apabila pengereman
bekerja maka bodi bergerak masuk dengan adanya gerakan piston. Tekanan pengereman
yang berlaku pada pad bagian luar di terima oleh califer dan meneruskan moment ke pin
pada arah putaran. Kekuatan reaksi pad bagian dalam diterima langsung oleh plate.
Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe califer ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil,
mudah perawatan dan memiliki kemampuan daya pengereman yang kuat. Tipe ini sering
digunakan pada rem cakram belakang yang mekanisme rem parkirnya terpasang dibagian
dalam unit disc barake.
a. Tipe F
Tipe F memiliki califer yang ditunjang oleh turque plate sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dapat meluncur. Arm akan maju dari califer untuk memindahkan gerak
piston untuk menekan pad bagian luar. Tipe ini membutuhkan tempat yang sedikit tetapi
cenderung lebih banyak terseret oleh tipe lainnya kerena permukaan luncur califer dan
torque plate tersembunyi. Tipe ini digunakan pada roda belakang untuk beberapa model
kendaraan.
Tipe F
b. Tipe FS
Tipe ini dipasang dengan menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada torque plate
yang dibautkan pada califer itu sendiri, seperti terlihat pada gambar dibawah.
Califer dan dua pin digerakan sebagai satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction force)
dari iner dan outer pad diterima oleh torque plate dan dengan demikian momen tidak
diteruskan ke pin.
Selanjutnya bagian yang meluncur (sleading section) pada califer (main dan sub pin)
disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan design yang dapat menambahkan
kehandalan pada bagian ini. Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan luxury.
Tipe FS
c. Tipe AD
Seperti diperlihatkan pada gambar,Tipe AD adalah press-fitted pada torque plate
bersamaan dengan sub pin yang dibautkan. Stainles steep plate (sim untuk mengurangi
bunyi, anti squeal shim) dipasang pada pad dan bagian torque plate yang bersentuhan
untuk mencegah suara yang kurang enak dan keausan pad. Tipe ini digunkan pada rem
depan kendaraan penumpang ukuran menengah.
Tipe AD
d. Tipe PD
Pada dasarnya tipe ini sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub pin saja yang
dibaut pada torque plate. Tipe PD digunakan pada rem depan kendaraan penumpang yang
kecil.
Tipe PD
Tipe rem piringan ( disc brake ) pada dasarnya tidak memerlukan penyetelan secara
konvensional hal ini disebabkan tipe rem piringan untuk menjaga celah antara pad
dengan piringan dilakukan secara otomatis, seperti halnya apabila pad menjadi tipis
karena keausan akaibat penggunaan, maka celah antara pad dengan piringan menjadi
besar. Selanjutnya rem cakram selalu memerlukan mekanisme penyetelan celah secara
otomatis yang dilakukan oleh piston.
D. REM PARKIR
Uraian
Rem parkir khususnya digunakan untuk parkir kendaraan atau untuk memungkinkan
kendaraan berhenti di jalan yang mendaki atau menurun. Rem parkir adalah salah satu
bagian yang penting dalam kelengkapan kendaraan yang berfungsi sebagai pengaman atau
keselamatan.
Rem parkir dapat digolongkan kedalam bagian tipe dan pengoperasiannya.
Mekanisme tipe rem parkir ini digabung dengan rem kaki, sepatu rem akan mengembang
oleh tuas sepatu rem dan shoe strut (lihat gambar). Kabel rem parkir dipasang pada tuas
sepatu rem, dan daya kerja tuas rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir ke tuas
sepatu rem
Tipe ini salah satu dari tipe tromol tetapi mekanisme pemasangannya antara bagian
belakang transmisi dengan propeller shaft. Pada rem parkir tipe ini daya pengereman
terjadi pada saat sepatu rem yang diam ditekan dari bagian dalam terhadap tromol
yang berputar bersama out put shaft transmisi dan propeller shaft.
Pada tipe ini, konstruksi rem parkir dipasang antara backing plate dengan piringan (disc
brake), bagian dalam piringan berfungsi sebagai tromol rem parkir, seperti terlihat pada
gambar. Cara kerja rem tipe ini sama dengan tipe rem parkir tromol, tipe rem ini digunakan
pada model kendaraan tertentu yang penggunaan rem belakangnya menggunakan rem
piringan.
2. Tipe pengoperasian rem parkir secara umum :
1) Tipe tuas
2) Tipe stik
BAB II
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI
2. Bahan :
1). Buku Informasi
2). Buku Kerja
3). Buku Penilaian
4). Minyak Rem DOT 5
5). Minyak Hidroulic
6). Kain Lap Cap Gajah
7). Sabun Cream 250 gram
8). M.U.K