com
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau
untuk memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada
kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin pengendaraan yang aman.
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan dengan pemindah daya.
Kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk
menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi
energi kinetik (eneri gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi
kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja
disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek
pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.
TIPE REM
Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe
tergantung pada penggunaannya.
1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.
3. Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan
pada truk diesel dan kendaraan berat.
Dalam hal ini, kami akan menjabarkan lebih jauh mengenai rem kaki dan rem parkir, sesuai
dengan praktek yang telah kami lakukan.
REM KAKI
Dikelompokkan menjadi 2, yaitu rem hidraulis (hydraulic brake) dan rem pneumatik (pneumatic
brake).
Tipe hidraulis lebih respon dan lebih cepat dibanding dengan tipe lainnya, dan juga
konstruksinya lebih sederhana. Tipe hidraulis juga mempunyai konstruksi yang khusus dan
handal (superior design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem hidraulis banyak
digunakan pada kendaraan penumpang dan truk ringan.
Sistem rem pneumatik termasuk kompresor dan sejenisnya yang menghasilkan udara bertekanan
yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe rem seperti ini banyak digunakan pada
kendaraan berat seperti truk dan bus.
1. Booster rem
1. BOOSTER REM
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat
menghentikan kendaraan. Booster rem melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga daya
pengereman yang lebih besar dapat diperoleh.
Booster rem mempunyai membran yang bekerja dengan adanya perbedaan tekanan antara
tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. Master
silinder dihubungkan dengan pedal dan membran untuk memperoleh daya pengereman yang
besar dari langkah pedal yang minimum. Bila booster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu
dan lain hal, booster dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga boosternya saja yang
hilang. Dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi
kendaraan dapat direm dengan normal tanpa bantuan booster.
Booster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau dapat juga
dipasangkan secara terpisah dari master silinder itu sendiri. Tipe integral ini banyak digunakan
pada kendaraan penumpang dan truk kecil. Untuk kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel
booster remnya diganti dengan pompa vakum karena kevakuman yang terjadi pada intake
manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat.
Booster rem terutama terdiri dari rumah booster (booster body), piston booster, membran
(diaphragm), reaction mechanism dan mekanisme katup pengontrol (control valve mechanism).
Booster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tetap) dan bagian belakang (ruang tekan
variasi) dan masing-masing ruang dibatasi dengan membran dan piston booster.
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanism) mengatur tekanan di dalam ruang tekan
variasi (variable pressure chamber). Termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol dan
sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup (valve
operating rod).
Gambar Booster Rem
Berfungsi untuk mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis. Master silinder terdiri
dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder, yang
membangkitkan tekanan hidraulis.
Ada dua tipe silinder, yaitu tipe tunggal dan tipe ganda. Master silinder tipe ganda (tandem type
master cylinder) banyak digunakan dibandingkan dengan tipe tunggal (single type).
Master silinder tandem, sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing untuk roda
depan dan belakang. Dengan demikian bila salah satu sistem tidak bekerja, maka sistem lainnya
akan tetap berfungsi dengan baik.
Pada kendaraan penggerak roda belakang, salah satu sistem rem hidraulis pada roda depan dan
sistem yang satunya terletak pada roda belakang. Pada kendaraan penggerak roda depan terdapat
beban tambahan pada roda depan. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan sistem hidraulis
split silang (diagonal split hydraulic system) yang terdiri dari satu set saluran rem untuk roda
kanan depan dan kiri belakang, dan satu set saluran rem untuk roda kiri depan dan kanan
belakang, dengan demikian efisiensi pengereman tetap sama pada kedua sisi (tetapi dengan
setengah daya penekanan normal) walaupun salah satu dari kedua sistem tersebut terjadi
kerusakan.
Gambar Diagonal Split Hydraulic System
Pada kendaraan penggerak roda belakang, salah satu sistem rem hidraulis pada roda depan dan
sistem yang satunya terletak pada roda belakang. Pada kendaraan penggerak roda depan terdapat
beban tambahan pada roda depan. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan sistem hidraulis
split silang (diagonal split hydraulic system) yang terdiri dari satu set saluran rem untuk roda
kanan depan dan kiri belakang, dan satu set saluran rem untuk roda kiri depan dan kanan
belakang, dengan demikian efisiensi pengereman tetap sama pada kedua sisi (tetapi dengan
setengah daya penekanan normal) walaupun salah satu dari kedua sistem tersebut terjadi
kerusakan.
Gambar
Proportioning Valve Tipe Ganda
REM PARKIR
Cara kerja tipe rem tromol, sepatu rem akan mengembang oleh tuas sepatu rem dan shoe strut.
Kabel rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir ke tuas sepatu rem.
KONSTRUKSI REM
1. Rem Cakram
Cara kerja rem cakram: Saat pedal rem di injak maka tenaga akan diteruskan ke booster rem.
Booster rem bekerja melalui bantuan mesin, sehingga kerja rem lebih kuat tetapi tenaga yang
kita keluarkan tidak terlalu besar. Setelah melalui Booster, maka piston Booster akan mendorong
piston-piston dalam reservoir yang terdapat dalam master cylinder rem. Setelah terdorong maka
piston-piston dalam reservoir akan mendorong minyak rem menuju rem setiap roda. Setelah
minyak rem sampai dalam rem tiap roda maka minyak akan mendorong piston yang akan
diteruskan mendorong brake shoe (kampas rem) hingga terjadi gesekan antara brake shoe dengan
disc brake.
REM PARKIR
Cara kerja tipe rem tromol, sepatu rem akan mengembang oleh tuas sepatu rem dan shoe strut.
Kabel rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir ke tuas sepatu rem.
KONSTRUKSI REM
1. Rem Cakram
Cara kerja rem cakram: Saat pedal rem di injak maka tenaga akan diteruskan ke booster rem.
Booster rem bekerja melalui bantuan mesin, sehingga kerja rem lebih kuat tetapi tenaga yang
kita keluarkan tidak terlalu besar. Setelah melalui Booster, maka piston Booster akan mendorong
piston-piston dalam reservoir yang terdapat dalam master cylinder rem. Setelah terdorong maka
piston-piston dalam reservoir akan mendorong minyak rem menuju rem setiap roda. Setelah
minyak rem sampai dalam rem tiap roda maka minyak akan mendorong piston yang akan
diteruskan mendorong brake shoe (kampas rem) hingga terjadi gesekan antara brake shoe dengan
disc brake.
Gambar Rem Belakang
viarohidinthea.com
17-22 minutes
Pada setiap kendaraan baik mobil, motor, ataupun kendaraan lainya sistem rem pasti akan
dipasang, karena rem adalah salah satu bagian yang sangat penting pada sebuah kendaraan.
A. FUNGSI
Advertisement
Gambar: Posisi pemasangan komponen sistem rem
B. PRINSIP REM
Prinsip rem adalah merubah energi panas menjadi energi gerak. Umumnya, rem bekerja
disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek
pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek /
benda.
C. TIPE REM
Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe
tergantung pada penggunaannya.
1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan meng-hentikan kendaraan
3. Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan pada kendaraan
besar
Rem hidraulis
Center brake
D. REM KAKI
Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi dua tipe : rem hidraulis (hydraulic brake) dan rem
pneumatis (pneumatis brake).
Rem hidraulis mempunyai keuntungan lebih respon (lebih cepat) dan konstruksi lebih sederhana,
sedangkan rem pneumatis menggunakan kompre-sor yang menghasilkan udara bertekanan untuk
menambah daya pengereman.
Sistem
rem
Mekanisme rem
Master Silinder
Cara kerja pedal rem didasarkan pada prinsip tuas yang merubah tekanan pedal rem yang kecil
menjadi besar
F2 = F1 x A
Tekanan pada zat cair akan dite-ruskan ke segala arah dengan tekanan yang sama besar.
Pada umumnya untuk sistem rem digunakan master silinder tipe ganda (tandem), yang mem-
punyai keuntungan bila salah satu sistem tidak bekerja , tetapi sistem lain tetap berfungsi deng-
an baik
Pada sistem penggerak roda belakang, piston no.1 untuk roda depan dan piston no.2 untuk roda
belakang. Pada kendaraan penggerak roda depan, terdapat beban tambahan pada roda depan,
untuk mengatasi hal ini digu-nakan diagonal split hydraulic system
b. Cara Kerja
Piston cup no. 1 & 2 terletak di antara inlet port dan compensa-ting port, sehingga terdapat salu-
ran antara cylinder dan reservoir tank.
Piston kembali ke posisi semula oleh tekanan hidraulis dan te-gangan return spring, dan mi-nyak
kembali ke reservoir.
Pada beberapa master silinder terdapat outlet check valve yang berfungsi untuk mempertahan-
kan tekanan sisa pada pipa rem (1 kg/cm2) untuk mencegah ter-lambatnya pengereman
A. KOMPONEN
Komponen rem tromol terdiri dari : backing plate, silinder roda (wheel cylinder), sepatu rem dan
kanvas (brake shoe & lining), tromol rem (brake drum).
a. Backing Plate
Backing plate terbuat dari baja press, karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi
daya pengereman tertumpu pa-da backing plate
b. Silinder Roda
Ada dua tipe silinder roda (wheel silinder): double piston dan single piston. Bila timbul tekanan
hidraulis pada master silinder maka akan menggerak-kan piston cup, piston akan menekan ke
arah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem.
Apabila rem tidak bekerja, piston akan kembali ke posisi semula karena kekuatan pegas
pembalik sepatu rem.
Bleeder plug berfungsi sebagai baut pembuangan udara yang terdapat pada sistem rem
Sepatu rem terbuat dari plat baja Kanvas rem dipasang dengan cara dikeling atau dilem
Kanvas terbuat dari campuran fiber metalic, brass, lead, plastic dan sebagainya
Kanvas harus mempunyai koefi-sien gesek yang tinggi dan harus dapat menahan panas dan aus
d. Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) ter-buat dari besi tuang (gray cast iron)
Ketika kanvas menekan bagian dalam dari tromol akan terjadi gesekan yang menimbulkan pa-
nas yang mencapai suhu 200 - 300°C
Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing me-miliki satu piston.
· Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya penge-reman baik
· Kerugian :
Saat kendaraan mundur ke-dua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman
kurang baik
Tipe ini mempunyai 2 silinder ro-da (wheel cylinder), yang ma-sing-masing memiliki 2 buah
piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat ken-daraan maju maupun mundur
d. Tipe Uni-Servo
Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya penge-reman baik
Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman
kurang baik
e. Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan penyempur-naan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder
dengan 2 piston.
· Celah sepatu rem terlalu besar akan menyebabkan kelambatan pada pe-ngereman.
· Celah sepatu rem terlalu kecil, rem akan terseret dan menyebabkan keausan pada tromol dan
kanvas
· Celah sepatu rem tidak sama akan menyebabkan kendaraan tertarik ke satu arah
Oleh karena itu dibutuhkan mekanisme penyetel otomatis celah sepatu rem.
Saat rem parkir bekerja, maka tuas tertarik ke kiri. Pada saat yang bersamaan, tuas penyetel
berputar searah jarum jam me-ngelilimgi pin tempat sepatu rem terpasang, memutarkan adjust-
ing screw.
Saat tuas rem parkir ditarik, maka adjusting lever akan bergerak jauh melebihi jarak gigi berikut
dari adjusting screw. Saat tuas rem parkir dibe-baskan, adjusting lever akan turun dan memutar
adjusting screw sehingga menyetel celah.
Saat rem parkir ditarik, adjusting lever hanya bergerak sedikit (tidak melebihi gigi berikut pada
adjusting wheel). Celah sepatu rem tetap (tidak berubah).
2. REM CAKRAM (DISC BRAKE)
Rem cakram (disc brake) terdiri dari cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi tuang yang
berputar dengan roda, dan disc pad yang berfungsi untuk men-dorong dan menjepit cakram
Daya pengereman dihasilkan ka-rena gesekan antara disc pad dan disc rotor
Keuntungan :
· Konstruksi sederhana
Kerugian :
A. KOMPONEN-KOMPONEN
Piringan (disc rotor)
Disc rotor terbuat dari besi tuang dalam bentuk solid (biasa) dan berlubang-lubang untuk
ventilasi
Tipe ventilasi digunakan untuk menjamin pendinginan yang baik untuk mencegah fading
(koefisien gesek berkurang).
b. Pad Rem
Pad (disc pad) terbuat dari campuran metallic fiber dan serbuk besi, yang disebut semi-metallic
disc pad
Pada pad diberi celah untuk menunjukkan tebal batas pad yang diijinkan (mempermudah
pemeriksaan)
Pada beberapa pad terdapat anti-squel shim yang berfungsi untuk mence-gah bunyi saat
pengereman, dan pad wear indicator untuk menginformasi-kan keausan pad yang sudah tipis.
B. JENIS-JENIS CALIPER
a. Tipe Fixed Caliper (Double Piston)
Pada tipe ini daya pengereman didapat bila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua sisi
disc.
b. Tipe Floating Caliper
· Cara Kerja
Pada tipe ini hanya terdapat satu piston. Tekanan hidraulis dari master cylinder mendorong
piston (A) dan selanjutnya menekan disc. Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi
pad (B) menyebabkan caliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah pengereman
Bila pad menjadi aus, maka celah antara rotor dan pad bertambah dan memerlukan langkah yang
lebih besar. Oleh karena itu dibutuhkan suatu mekanisme penyetelan celah otomatis yaitu piston
seal type adjusting mechanism
Cara Kerja
Bila rem dioperasikan ,maka piston seal membentuk elastis seperti pada gambar. Bila pedal rem
dilepas, piston seal akan kembali ke bentuk semula, dan menarik piston kembali. Besarnya
deformasi (amount of deformation) seal adalah celah pad.
3. REM PARKIR
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk memarkir kendaraan
Rem parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake
Kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga
menggunakan tipe center brake
Cara kerja :
Mekanisme kerja (operating mechanism) pada dasarnya sama untuk tipe rem parkir roda
belakang dan tipe center brake. Tuas rem parkir ditempatkan ber-dekatan dengan tempat duduk
pengemudi. Dengan menarik tuas rem parkir, maka rem bekerja melalui parking brake cable,
intermediate lever, pull rod, equalizer, parking brake cable kiri dan kanan. Di bawah ini beberapa
tipe tuas yang digunakan tergantung pada design tempat duduk pengemudi dan sistem kerja yang
dikehendaki.
Tuas rem parkir dilengkapi dengan rachet untuk mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan
Pada beberapa tuas rem parkir mur penyetelannya dekat dengan tuas rem un-tuk memudahkan
penyetelan. Kabel rem parkir memindahkan gerakan tuas ke tromol rem sub-assembly. Pada rem
parkir roda belakang, dibagian tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya kerja pada
roda kiri dan kanan
- Klasifikasi struktural
Pada tipe rem parkir ini, sepatu rem akan mengembang oleh brake shoe lever dan shoe strut.
Dalam tipe rem parkir ini, meka-nisme rem parkir disatukan da-lam caliper rem
Gerakan tuas menyebabkan le-ver shaft berputar menyebabkan spindle menggerakkan piston dan
piston mendorong pad men-jepit disc.
c. Tipe Rem Parkir Devoted
Pada tipe rem parkir ini, tromol rem terpisah dari disc brake be-lakang
Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir seperti pada tromol rem.
Tipe ini salah satu dari tipe rem tromol tetapi dipasang antara ba-gian belakang transmisi dan ba-
gian depan propeller shaft
Pada rem parkir tipe ini daya pe-ngeremannya terjadi saat sepatu rem yang diam menekan bagian
dalam tromol yang berputar ber-sama out put shaft transmisi
Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir seperti pada tromol rem.
4. BOOSTER REM
Booster berfungsi untuk melipat gandakan (2 sampai 4 kali) daya penekanan pedal, sehingga
daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh
Contoh :
Bila pedal rem ditekan dengan gaya 40 kg, gaya ini diperbesar oleh tuas pedal menjadi 200 kg
untuk menekan booster. Misalkan besarnya vakum pada booster adalah 500 mm.Hg, gaya output
yang dihasilkan adalah 410 kg
a. Prinsip keja
Bila vakum bekerja pada kedua sisi piston, maka piston akan terdorong ke ka-nan oleh pegas.
Bila tekanan atmosfir masuk ke ruang A, maka piston bergerak ke kiri menekan pegas karena
adanya perbedaan tekanan, menyebabkan batang piston menekan piston master silinder.
b. Konstruksi
1. Bagian dalam booster dihubungkan dengan pompa vakum (diesel) atau intake manifold
(bensin) melalui check valve
2. Check valve berfungsi sebagai katup satu arah yang hanya memungkinkan udara mengalir dari
booster ke mesin
3. Ruang booster terbagi menjadi dua bagian oleh diapragm yaitu constant pressure chamber dan
variable pressure chamber
4. Pada control valve mechanism terdapat air valve dan vacum valve
c. Cara Kerja
Air valve tertarik ke kanan oleh air valve return spring bertemu dengan control valve sehingga
tertutup, dan udara luar tidak bi-sa masuk ke variable pressure chamber. Vacum valve terbuka
menyebabkan terjadinya keva-kuman pada constant dan vari-able pressure chamber. Piston
terdorong ke kanan oleh pegas diapragma.
Ketika Pedal Rem Ditekan
valve operating rod mendorong air valve dan control valve, me-nyebabkan vacum valve tertutup
dan air valve terbuka. Hal ini me-nyebabkan udara luar masuk ke variable pressure chamber.
Per-bedaan tekanan antara variable dan constant pressure chamber menyebabkan piston bergerak
ke kiri.
5. KATUP PENYEIMBANG
Kendaraan yang mesinnya terle-tak di depan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan
bagian belakangnya. Bila kenda-raan direm, akan menyebabkan beban ban depan bertambah dan
beban ban belakang berku-rang
Bila daya cengkeram pengerem-annya berlaku sama pada ke em-pat rodanya, maka roda bela-
kang yang memiliki beban lebih kecil cenderung akan mengunci lebih dulu sehingga menyebab-
kan ngepot (skid)
Dengan alasan tersebut, diperlu-kan proportioning valve yang berfungsi untuk mengurangi te-
kanan hidraulis untuk wheel cylinder roda belakang, sehing-ga mencegah terjadinya ngepot.
Tetapi luas permukaan piston di ruang B lebih besar dari pada ruang A, menyebabkan piston
bergerak ke kiri. Gerakan ini berlawanan dengan pegas yang mendorong piston dan menyetop
gerakan piston bila mencapai titik dimana daya pegas seimbang dengan tekanan hidraulis
Bila tekanan hidraulis di dalam ruang A dinaikkan lagi, piston bergerak ke kanan dan membuka
katup C. Karena tekanan di ruang B bertambah, piston bergerak ke kiri karena perbedaan luas
penampang dan menutup katup C
Proses ini terjadi secara berulang untuk mengatur tekanan yang bekerja di wheel cylinder
belakang
Piston terdorong ke kanan oleh pegas. Minyak rem mengalir dari master silinder melalui celah
an-tara cylinder cup dan piston ke wheel cylinder belakang.
Tekanan Master Silinder Tinggi
Tekanan minyak mendorong pis-ton ke kiri melawan tegangan pe-gas, menyebabkan piston
menu-tup cylinder cup. Piston terus bergerak ke kiri menyebabkan volume di sebelah kanan
cylin-der cup bertambah dan tekanan wheel cylinder belakang berkurang.
Cara kerja saat tekanan master cylinder rendah pada blend proportioning valve sama dengan cara
kerja saat tekanan master cylinder rendah pada proportioning valve
Cara kerja saat tekanan master cylinder sedang pada blend proportioning valve sama dengan cara
kerja saat tekanan master cylinder tinggi pada proportioning valve
Saat tekanan master cylinder tinggi, by pass valve (II) bekerja, dimana tekanan minyak rem
mendorong piston (1) melawan tegangan pegas. Seal tidak menutup saluran(4), sehingga tekanan
hidraulis di master cylinder sama dengan wheel cylinder
Rem anti-lock ini berfungsi untuk mengerem kendaraan dengan cara tidak langsung mengunci
(rem-tidak-rem-tidak-dan seterusnya)
2. Speed Sensor Belakang : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing roda depan.
3. Switch Lampu Rem : mendeteksi tanda pengereman dan mengirimkan signal ke ABS
computer.
4. Anti-Lock Warning Light : lampu menyala sebagai peringatan bahwa pada ABS ada yang
tidak berfungsi.
5. ABS Actuator : mengontrol tekanan minyak rem pada masing-masing wheel cylinder dengan
signal dari ABS computer.
6. ABS Computer : dengan signal-signal dari masing-masing speed sensor komputer menghitung
jumlah akselerasi dan deselerasi, dan mengirim signal ke ABS actuator.
Demikianlah artikel tentang sistem rem yang biasa digunakan pada kendaraan mobil, semoga
dapat bermanfaat buat para pembaca.