Sukarta
Nim : 17021101056
Tugas : PPJ (Perancangan Perkerasan Jalan)
a). Seorang bangsa Inggris Thomas Telford ahli jembatan Iengkung dari batu,
menciptakan konstruksi perkerasan jalan yang prinsipnya sama seperti jembatan
Iengkung seperti berikut ini ;
" Prinsip desak-desakan dengan menggunakan batu-batu belah yang dipasang berdiri
dengan tangan
Konstruksi ini sangat berhasil kemudian disebut "Sistem Telford".
b). Pada waktu itu pula John Mc Adam (1756 — 1836), memperkenalkan kontruksi
perkerasan dengan prinsip "tumpang-tindih" dengan menggunakan batu-batu pecah
dengan ukuran terbesar (± 3"). Perkerasan sistem ini sangat berhasil pula dan
merupakan prinsip pembuatan jalan secara masinal (dengan mesin). Selanjutnya
sistem ini disebut "Sistem Mc. Adam".
Untuk dapat memenuhi hal- hal tersebut diatas, perencanaan dan pelaksanaan
konstruksi perkerasan jalan haruslah mencakup :
1. Perencanaan Tebal Masing — Masing Lapisan Perkerasan.
Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar, beban lalu lintas yang akan
dipikulnya, keadaan lingkungan, jenis lapisan yang dipilih, dapatlah ditentukan
tebal masing- masing lapisan berdasarkan beberapa metode yang ada.
2. Analisa Campuran Bahan.
Dengan memperhatikan mutu, jumlah bahan setempat yang tersedia,
direncanakanlah suatu susunan campuran tertentu sehingga memenuhi spesifikasi
dari jenis lapisan yang dipilih.
3. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan.
Perencanaan tebal perkerasan yang balk, susunan campuran yang memenuhi
syarat, belumlah dapat menjamin dihasilkannya lapisan perkerasan yang memenuhi
apa yang diinginkan jika tidak dilakukan pengawasan yang cermat mulai dari tahap
penyiapan lokasi dan material sampai tahap pencampuran atau penghamparan dan
akhirnya pada tahap pemadatan dan pemeliharaan. Disamping itu tak dapat
dilupakan sistim pemeliharaan yang terencana dan tepat selama umur pelayanan,
termasuk didalamnya sistim drainase jalan tersebut.
2. Apa yang dimaksud dengan CBR tanah dasar?
Gambar CBR
CBR (California Bearing Ratio) adalah percobaan daya dukung tanah yang dikembangkan
oleh California State Highway Departement. Prinsip pengujian ini adalah pengujian penetrasi
dengan menusukkan benda ke dalam benda uji. Dengan cara ini dapat dinilai kekuatan tanah
dasar atau bahan lain yang dipergunakan untuk membuat perkerasan.
Kekuatan tanah diuji dengan uji CBR sesuai dengan SNI-1744-1989. Nilai kekuatan tanah
tersebut digunakan sebagai acuan perlu tidaknya distabilisasi setelah dibandingkan dengan yang
disyaratkan dalam spesifikasinya.
Pengujian CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan
standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Nilai CBR dihitung pada
penetrasi sebesar 0.1 inci dan penetrasi sebesar 0.2 inci dan selanjutnya hasil kedua perhitungan
tersebut dibandingkan sesuai dengan SNI 03-1744-1989 diambil hasil terbesar.
Nilai CBR adalah perbandingan (dalam persen) antara tekanan yang diperlukan untuk
menembus tanah dengan piston berpenampang bulat seluas 3 inch2 dengan kecepatan 0,05
inch/menit terhadap tekanan yang diperlukan untuk menembus bahan standard tertentu. Tujuan
dilakukan pengujian CBR ini adalah untuk mengetahui nilai CBR pada variasi kadar air
pemadatan. Untuk menentukan kekuatan lapisan tanah dasar dengan cara percobaan CBR
diperoleh nilai yang kemudian dipakai untuk menentukan tebal perkerasan yang diperlukan di
atas lapisan yang nilai CBRnya tertentu (Wesley,1977) Dalam menguji nilai CBR tanah dapat
dilakukan di laboratorium. Tanah dasar (Subgrade) pada kontruksi jalan baru merupakan tanah
asli, tanah timbunan, atau tanah galian yang sudah dipadatkan sampai mencapai kepadatan 95%
dari kepadatan maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar tersebut merupakan nilai
kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah tersebut tanah dipadatkan. CBR ini disebut
CBR rencana titik dan karena disiapkan di laboratorium, disebut CBR laborataorium. Makin
tinggi nilai CBR tanah (subgrade) maka lapisan perkerasan diatasnya akan semakin tipis dan
semakin kecil nilai CBR (daya dukung tanah rendah), maka akan semakin tebal lapisan
perkerasan di atasnya sesuai beban yang akan dipikulnya.
1. Nilai CBR untuk tekanan penetrasi pada 0.254 cm (0,1”) terhadap penetrasi
Sedang dari hasil pengujian CBR laboratorium tanpa rendaman sejauh ini selalu
menghasilkan daya dukung tanah lebih besar dibandingkan dengan CBR laboratorium
rendaman.
Jenis – Jenis CBR :
Digunakan untuk memperoleh nilai CBR asli di Lapangan sesuai dengan kondisi tanah
pada saat itu. Umum digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan yang lapisan tanah
dasarnya tidak akan dipadatkan lagi. Pemeriksaan ini dilakukan dala kondisi kadar air tanah
tinggi (musim penghujan), atau dalam kondisi terbuuk yang mungkin terjadi. Juga digunakan
apakah kepadatan yang diperoleh dengan sesuai dengan yang kita inginkan
Digunakan untuk mendapatkan besarnya nilai CBR asli di Lapangan pada keadaan jenuh
air dan tanah mengalami pengembangan (swell) yang maksimum. Hal ini sering digunakan
untuk menentukan daya dukung tanah di daerah yang lapisan tanah dasarnya tidak akan
dipadatkan lagi, terletak pada daerah yang badan jalannya sering terendam air pada musim
penghujan dan kering pada musim kemarau. Sedangkan pemeriksaan dilakukan di musim
kemarau. Pemeriksaan dilakukan dengan menambil contoh tanah dalm tabung (mould) yang
ditekan masuk kedalam tanah mencapai kedalaman yang diinginkan. Tabung berisi contoh
tanah dikeluarkan dan direndam dalam air selama beberapa hari sambil diukur
pengembangannya. Setelah pengembangan tidak terjadi lagi, barulah dilakukan pemeriksaan
besarnya CBR.
3. CBR Laboratorium
Tanah dasar (Subgrade) pada konstuksi jalan baru dapat berupa tanah asli, tanah
timbunan atau tanah galian yang telah dipadatkan sampai menncapai kepadatan 95%
kepadatan maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar tersebut merupakan nilai
kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah tanah tersebut dipadatkan. CBR ini disebut
CBR laboratoium , karena disiapkan di Laboratorium. CBR Laboratorium dibedakan atas 2
macam, yaitu CBR Laboratorium rendaman dan BR Laboratorium tanpa rendaman