Anda di halaman 1dari 201

LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

PT JASAMARGA TOLLROAD MAINTENANCE

STANDAR DOKUMEN PENGADAAN


Tender Umum dengan Pra Kualifikasi

BUKU IV
SPESIFIKASI UMUM

JASA PEMBORONGAN
PEKERJAAN PEMELIHARAAN PERIODIK (SCRAPPING
FILLING OVERLAY), DAN MARKA SFO PADA RUAS
JALAN TOL JAKARTA-BOGOR-CIAWI
TAHUN 2022

Sumber Pendanaan
RKAP PT JASAMARGA TOLLROAD MAINTENANCE
TAHUN 2022
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

BAB 1
U M U M

S1.01 SINGKATAN-SINGKATAN
Selain definisi-definisi yang dinyatakan dalam Ketentuan Umum Kontrak,
singkatan-singkatan berikut, yang digunakan dalam Spesifikasi Umum & Daftar
Kuantitas dan Harga, harus ditafsirkan sebagai berikut :
C.B.R. - California Bearing Ratio
cm - centimeter
Cov. Pl - Cover plate
cu.m. atau m3 - meter kubik
Dia atau Ø - Diameter
Diaph. - Diaphragm (Diafragma)
Drg atau Dwg - Drawing (Gambar)
Ea - Each (Buah)
Guss - Gusset
Hp. - Horse Power (Tenaga Kuda)
kg. - Kilogram
L.M. atau m lin.m - linear meter
lt - liter
Max. - Maksimum
Min. - Minimum
mm - milimeter
No. - Nomor
P.C - Prestressed Concrete
R.C - Reinforced Concrete (Beton bertulang)
Rp. - Rupiah
Sht. - Sheet
Spl. - Splice (sambungan)
sq.cm atau cm2 - sentimeter persegi
sq.m atau m2 - meter persegi
T atau ton - metrik ton
W atau WA - Berat
FS 45 - Flexure Strenght 45 kg/cm²
ACP - Aluminium Composite Panel
JMTM - PT. Jasamarga Toll Road Maintenance

S1.02 MATERIAL
S1.02 (1) Kecuali bila ditetapkan lain dalam Kontrak ini, seluruh barang material yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat
lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang
dimaksudkan.
Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini setiap keterangan mengenai
peralatan, material, barang atau proses paten, dalam bentuk nama dagang, buatan
atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak

SU1 - 1
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan; dan Kontraktor harus


dengan sendirinya menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas
penilaian Satuan Tugas, sesuai dengan keterangan itu. Kecuali bila ditentukan lain,
seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang
membuatnya.
S1.02 (2) Bila diminta oleh Satuan Tugas, sebelum memesan material atau barang-barang
manufaktur yang termasuk dalam pekerjaan tetap, Kontraktor harus menyampaikan
rincian lengkap untuk persetujuan, mengenai butir-butir material itu, nama-nama
perusahaan yang memperoleh marerial itu, dan daftar material yang akan dipesan
dari perusahaan itu. Kontraktor harus mengajukan sample dan dokumen-
dokumennya untuk meminta persetujuan.

S1.03 PENYIMPANAN MATERIAL


S1.03 (1) Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas agar sesuai
dengan pekerjaan yang dikerjakan. Material harus diletakkan di atas permukaan
yang bersih, keras dan bila diminta, harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Tempat
atau lahan milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin
tertulis dari pemiliknya dan bila perlu menyewa dan membayarnya.
S1.03 (2) Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling)
menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
S1.03 (3) Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring ke
samping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan dari
kandungan air/cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak
berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan
agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal
lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpan tidak lebih dari 5
(lima) meter.

S1.04 ROYALTI
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk segala kompensasi dan royalti material
galian. Untuk kompensasi dan royalti ini, tidak akan diadakan pembayaran
terpisah, tetapi sudah harus termasuk ke dalam Harga Satuan dan Harga Total yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

S1.05 RUANG MILIK JALAN (RUMIJA)


Damija adalah bidang tanah yang diperlukan untuk jalan. Lebar rumija seperti
tampak pada Gambar hanya merupakan perkiraan, lebar sesungguhnya akan
ditentukan oleh Satuan Tugas.

S1.06 TEMPAT KERJA (WORKING AREA)


Kontraktor harus melakukan segala tata cara, termasuk pembayaran bila perlu,
untuk memakai bidang tanah yang dibutuhkan untuk tempat kerja di luar Damija,

SU1 - 2
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

dan Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab atas pemakaian tanah tersebut.
Kecuali bila ditentukan dalam Spesifikasi Khusus atau pada waktu Pelelangan.
Pembayaran untuk tempat kerja ini sebagaimana ditentukan dalam Pasal S1.20
“Mobilisasi”.

S1.07 TEMPAT UNTUK JALAN SEMENTARA, BANGUNAN DAN KEPERLUAN


LAINNYA
Kontraktor harus memilih, menata dan bila perlu membayar atas pemakaian bidang
tanah untuk jalan sementara, bangunan tempat pengolahan beton dan material aspal
(bitumen), tempat penyimpanan peralatan, bangunan Kantor, rumah tinggal, atau
keperluan lain selama pelaksanaan kerja.
Tanah milik Pemerintah atau milik PT. Jasa Marga (Persero) Tbk./ pribadi,
sebelum dipakai untuk keperluan pelaksanaan proyek, harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu dari Satuan Tugas.
Bila bangunan utilitas air, listrik, drainase dan lain-lain yang melewati tempat kerja
itu akan terganggu oleh pekerjaan, maka Kontraktor atas biaya sendiri, harus
mencari alternatif terbaik sesuai dengan aturan pekerjaan sehingga memuaskan
pemilik utilitas dan PT. Jasamarga Toll Road Maintenance / Pemilik Proyek,
sebelum memotong atau memindahkannya.
Bila Kontrak telah selesai, atau jika diperintahkan oleh Satuan Tugas/ Konsultan
Pengawas, semua bangunan dan rintangan lainnya harus disingkirkan, tempat harus
bersih seperti semula, segala kerusakan harus diperbaiki, pemilik tanah harus
dibayar atas dipakainya tanah itu.

S1.08 PERUMAHAN/ BARAK PEKERJA DAN GUDANG


Kontraktor harus menyediakan dan memelihara rumah-rumah untuk pekerja dan
gudang-gudang yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan, dan harus
mengaturnya sendiri dengan persetujuan Satuan Tugas/ Konsultan Pengawas dan
pemilik tanah yang bersangkutan serta membayar kepada pemilik tersebut.
Penyediaan dan pemeliharaan perumahan dan gudang-gudang tersebut dibayar
menurut Pasal S1.20 "Mobilisasi".

S1.09 KANTOR DAN FASILITAS LAPANGAN


S1.09 (1) Uraian Pekerjaan
Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan pada penyelesaian Kontrak,
membongkar atau memindahkan semua Kantor lapangan sementara, gudang
penyimpanan, barak dan bengkel.

S1.09 (2) Persyaratan Umum


(a) Kontraktor harus mengikuti persyaratan dari peraturan Pemerintah Nasional,
Propinsi dan Kabupaten/Kota setempat wilayah Pekerjaan.
(b) Kantor lapangan harus ditempatkan sesuai dengan rencana lokasi dan tempat
kerja sebagai bagian program Mobilisasi.

SU1 - 3
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

(c) Bangunan untuk Kantor dan akomodasi harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga bebas dari pencemaran operasi instalasi aspal atau konstruksi.
(d) Bangunan harus mengikuti persyaratan / standar yang berlaku, sesuai dengan
ketentuan ijin pendirian bangunan dan Undang Undang yang berlaku di
wilayah Republik Indonesia.
(e) Bangunan yang diperlukan untuk penyimpanan bahan-bahan harus diisolasi
dengan sempurna untuk mencegah kerusakan bahan-bahan yang disimpan.
(f) Dengan persetujuan dari Satuan Tugas, pengadaan bangunan tersebut boleh
dengan cara menyewa atau boleh pula dibangun ditempat atau dengan
konstruksi prefabrikasi.
(g) Kantor lapangan dan gudang penyimpanan sementara harus dibangun di atas
pondasi yang layak dan dilengkapi dengan sambungan untuk pelayanan utilitas
air, komunikasi dan listrik.
(h) Bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam bangunan
tersebut harus baru sesuai dengan maksud yang diperlukan, dan tidak boleh
melanggar kode-kode atau peraturan jasa konstruksi yang berlaku.
(i) Lokasi untuk Kantor lapangan dan sejenisnya harus ditimbun dan diratakan
untuk dibuat struktur bangunan, harus bebas pengaliran, dikelilingi oleh pagar
yang disetujui dan dilengkapi dengan jalan masuk dan tempat parkir kendaraan
roda empat yang berkerikil/ agregat kelas A.
(j) Selama jangka waktu pelaksanaan dari Waktu Kontrak, Kontraktor harus
menyediakan fasilitas penerangan, komunikasi dan instalasinya. Sebuah
pembangkit listrik yang siap pakai dari kapasitas minimum 2.200 watt harus
disediakan di tempat kerja pada setiap saat oleh Kontraktor untuk menjaga
aliran listrik bilamana karena sesuatu hal terjadi kerusakan pada aliran utama.
(k) Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadam kebakaran di dalam semua
barak, Kantor, gudang dan bengkel.
(l) Kontraktor harus menyediakan sarana komunikasi : telepon, internet,
facsimile, radio dan alat-alat komunikasi lainnya.
(m) Kontraktor harus menyediakan air bersih yang dapat diminum setelah dimasak,
sarana kompor gas dan peturasan.
(n) Di luar kebutuhan sebagaiman diuraikan dalam pasal ini ayat (a) sampai
dengan ayat (m), Kontraktor harus menyediakan sebuah bangunan Direksi Kit
yang berada di lapangan pekerjaan (job site) untuk kepentingan pengawasan
pekerjaan/ proyek. Operasional penggunaan bangunan ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Syarat-syarat umum bangunan Direksi Kit adalah :
1) Luas minimum bangunan 100 m2, dilengkapi fasilitas listrik dan air bersih.
2) Terdiri dari : 1 (satu) ruang Satuan Tugas/ Pengawas Proyek (40 m2) ; 1 (satu)
ruang Konsultan Pengawas (24 m2) ; 1 (satu) ruang pertemuan yang minimum
dapat menampung 10 orang, mushola, dapur kecil (pantry) dan toilet.
3) Seluruh ruang masing-masing dilengkapi meja-kursi kerja, papan putih (white
board) dan almari (filing cabinet).
SU1 - 4
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

4) Dilengkapi 1 (satu) set computer dan printer Ukuran A-3 serta 1 (satu) set
mesin fotokopi/ scan.
5) Dilengkapi penyejuk udara (air conditioner) di setiap ruangan.
6) Pasokan listrik yang cukup.
7) Alat komunikasi, internet yang dapat langsung berhubungan ke Lapangan dan
ke kantor Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Proyek.

S1.09 (3) Bengkel


(a) Kontraktor harus mempunyai sebuah bengkel yang sesuai di tempat kerja
dengan peralatan yang memadai dan diperlengkapi dengan tenaga kerja listrik
untuk memberi kemungkinan bagi perbaikan pada peralatan yang digunakan
untuk melaksanakan Pekerjaan. Kontraktor harus menyediakan pula suatu
gudang untuk suku cadang peralatan.
(b) Bengkel harus dikelola oleh seorang mandor kepala yang memenuhi syarat
untuk perbaikan mekanis dan mempunyai sejumlah tenaga montir terampil
yang cukup.

S1.09 (4) Metoda Pengukuran dan Pembayaran


Kantor dan fasilitas lapangan yang diuraikan dalam Pasal ini harus dibayar menurut
pembayaran lump sum untuk Mobilisasi dimana jumlah tersebut akan dianggap
sebagai pembayaran penuh untuk pembangunan, perlengkapan, dan juga termasuk
pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan yang sifatnya
sementara pada waktu penyelesaian pekerjaan.

S1.10 LABORATORIUM
Kontraktor harus menyediakan, melengkapi dan memelihara, selama masa
pelaksanaan pekerjaaan dan masa berlakunya Kontrak, laboratorium yang
memadai, dan bisa dipindah-pindah lengkap dengan fasilitas, furniture, peralatan,
personil, perlengkapan dan instalasinya; untuk digunakan sendiri maupun oleh
Konsultan Pengawas. Laboratorium ini dioperasikan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Konsultan Pengawas.
Laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan dan material yang dibutuhkan
untuk melakukan pemeriksaan (tes) standar yang ditentukan dalam Spesifikasi ini.
Kelompok 1
1. Test on Penetration Graded Asphalt Cement (M20)
2. Test on Portland Cement (M85)
3. Test on Concrete Drain and Pipe (M86)
4. Compressive & Flexure Strength of Concrete Speciments (T22)
5. Abrasion of Aggregate by Los Angeles Machine (T96)
6. Extraction of Bitumen (T164)
7. Effect of Water on Bituminous Mixture (T165)
8. Marshall Resistance to Flow (T245)
9. Test material Thermoplastic Bercampur Glass beads ( AASTHO M 249 )
10. Test Material Glass Beads Tipe A & B ( AASTHO M 247 )
SU1 - 5
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

10. Sand Cone


11. DCP (Ducth Cone Penetrometer)
12. Dan lain-lain yang diperlukan sesuai pengujian material untuk menjamin
mutu hasil pekerjan.
Pemeriksaan-pemeriksaan selain yang disebut di atas, dapat dikerjakan dalam
laboratorium eksternal yang telah disetujui oleh Satuan Tugas.
Bila Kontraktor tidak dapat menyediakan peralatan untuk pemeriksaan di atas
dalam Laboratorium, maka seluruh biaya transportasi dan pemeriksaan sampel
yang dilakukan diluar Laboratorium Lapangan dan Laboratorium Independent yang
disetujui Satuan Tugas merupakan tanggungan Kontraktor.
Kelompok 2
Peralatan dan bahan/ material lain-lainnya yang diperlukan untuk pemeriksaan
yang ditentukan dalam Kontrak ini harus disediakan oleh Kontraktor dan dipasang
dalam Laboratorium. Dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari setelah
dikeluarkannya Perintah Mulai Kerja (Notice to Proceed) Kontraktor harus
mengajukan daftar semua peralatan yang akan disediakan dan rinciannya, untuk
disetujui oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
Bila Kontraktor memutuskan untuk tidak menyediakan peralatan untuk
pemeriksaan di atas, maka seluruh biaya transportasi dan pemeriksaan sampel oleh
Laboratorium Independent dan Satuan Tugas/ Konsultan Pengawas merupakan
tanggungan Kontraktor.
Semua peralatan untuk pemeriksaan/testing harus bertipe standar dan telah
disetujui oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas dan disimpan secara
benar oleh Kontraktor. Air dan tenaga listrik harus selalu tersedia secara memadai.
Setiap tanda SNI (Standar Nasional Indonesia) dan atau AASHTO Test and Material
dalam spesifikasi itu berarti "AASHTO Specification for Highways Material and
Methods of Sampling and Testing". Untuk keterangan SNI (Standar Nasional
Indonesia)/ AASHTO Test and Material yang tidak termasuk ke dalam Spesifikasi di
atas, maka harus diambil referensinya kepada edisi terakhir yang memuatnya.
Bila material atau pembuatannya telah ditentukan oleh salah satu diantara
pemeriksaan tersebut di atas, maka dibolehkan adanya metoda pemeriksaan
alternatif. Metoda-metoda yang dipakai untuk menentukan kesesuaian dengan
Spesifikasi ini merupakan wewenang mutlak Konsultan Pengawas. Keputusan
Konsultan Pengawas bersifat final, dan setiap tuntutan terhadap keputusan
Konsultan Pengawas atas metoda pemeriksaan yang diperkenankan akan ditolak.
Selain dari laboratorium yang dijelaskan dalam Pasal ini, Kontraktor juga harus
menyediakan Laboratorium Lapangan di lokasi yang ditentukan oleh Satuan Tugas/
Konsultan Pengawas, agar Satuan Tugas/ Konsultan Pengawas dapat mengontrol
dan mengawasi mutu material yang dipergunakan untuk pekerjaan tanah,
perkerasan aspal/ beton dan operasi dari batching plants, bituminous mixing plants,
sebagaimana ditentukan dalam Bab 4, Bab 7, Bab 8, Bab 9 dan Bb 10 dari
Spesifikasi ini.

SU1 - 6
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium, termasuk personil, air, fasilitas listrik


dan seluruh pengeluaran lainnya akan dibayar menurut Pasal S1.20.

S1.11 PENGUKURAN DAN PEMBUATAN PATOK


S1.11 (1) Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis memanjang
dan garis-garis kemiringan jalan (crossection) maksimak setiap 12,5 meter terhadap
sumbu memanjang jalan sesuai dengan Gambar Rencana, dan harus memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu
Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis dan kemiringan jalan, dan meminta
Kontraktor untuk membetulkan patok-patok. Kontraktor harus mengajukan
pemberitahuan mengenai pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian
pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa.
Kontraktor harus dapat membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan, dan
Konsultan Pengawas akan memeriksa pengukuran itu. Pengukuran yang sudah
disetujui akan menjadi dasar pembayaran.

S1.11 (2) Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor harus
menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan,
instrumen, personil dan tenaga survai, dan lain-lain material yang mungkin
dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas dalam memeriksa pemasangan / pematokan
(setting out) atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait. Peralatan dan
personil survai harus meliputi, tetapi tidak hanya terbatas pada :
(a) 2 orang surveyor ahli geodesi/ topografi
6 orang pekerja surveyor
(b) Peralatan Survai :
Minimal 1 (satu) Set Total Station (TS)) dan 2 (dua) Set Prisma optic yang
dilengkapi GPS; 2 Wild NAK levels; 2 pita meteran baja dengan panjang 50 m;
2 steel measuring rod (4 m); 20 target poles dengan tripod; patok-patok
survai; dan macam-macam alat yang diperlukan dalam survai. Semua peralatan
survai harus disediakan lengkap, termasuk tripod, dll.

Atas survai tersebut diatas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus mengadakan
survai dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
seperti patok kemiringan (slope stakes), temporary grade stakes, lay out dari jalan/
jembatan dan gorong-gorong/ dranase, offset line, dan lain-lain. Kontraktor harus
bertanggungjawab atas ketepatan pengukuran dan survai yang dikerjakan oleh
petugasnya.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh Kontraktor harus
dijaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus segera diperbaiki oleh Kontraktor
atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh
dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) dan pengukuran kondisi topografi
eksisting selesai dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

S1.11 (3) Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) gambar penampang memanjang
(plan-profile) dan melintang (cross section) eksisting dan rencana kepada
Konsultan Pengawas sebagaimana ditentukan oleh Pasal S4.02. Konsultan

SU1 - 7
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Pengawas akan mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya jika diperlukan,
kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor.
Kontraktor harus mengajukan lagi salinan gambar penampang memanjang dan
melintang sebagaimana untuk persetujuan tersebut di atas, bila Konsultan
Pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi.
Penampang memanjang dan melintang dari Kontraktor harus digambar di atas kertas
HVS 80 Gr ukuran A-3 untuk kemungkinan digandakan. Bila penampang
memanjang dan melintang itu akhirnya disetujui, maka Kontraktor harus
menyerahkan Gambar asli dan 4 (empat) lembar hasil penggandaan (copy), masing-
masing 3 (tiga) lembar untuk Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar untuk Satuan
Tugas. Gambar Asli disimpan oleh Satuan Tugas/ Pemilik Pekerjaan.
Gambar penampang memanjang dan melintang harus memakai judul dan ukuran
sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

S1.11 (4) Biaya dari upaya memenuhi ketentuan Pasal ini dianggap sudah termasuk dalam
Harga Satuan Pekerjaan dalam Penawaran untuk mata pembayaran dalam Kontrak
ini.

S1.12 PEMBERITAHUAN MEMULAI PEKERJAAN


S1.12 (1) Pekerjaan tetap harus selalu disertai persetujuan Satuan Tugas sebelum dikerjakan.
Sebelum mulai melaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan penjelasan
lengkap secara tertulis kepada Satuan Tugas dan Konsultan Pengawas, agar Satuan
Tugas dan Konsultan Pengawas dapat mengatur waktu untuk pemeriksaan/inspeksi.

S1.12 (2) Bila diminta oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas, Kontraktor harus
memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya
material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

S1.13 KESELAMATAN
S1.13 (1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas keselamatan umum yang melewati lokasi
pekerjaan. Segala penggalian, bangunan dan hal-hal lain yang mungkin berbahaya
bagi umum harus dipagari dan dilengkapi tanda peringatan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas, dan Kontraktor harus menyediakan penjaga lalu-lintas
(flagman) untuk pengamanan pengguna jalan dan menjamin keselamatan
pengguna jalan dan umum setiap saat. Jalan yang sudah ada harus dipelihara
dengan kondisi yang aman, kecuali bila Kontraktor membuat penggantinya sesuai
dengan persetujuan Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas.

S1.13 (2) Setiap pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memperkecil
kemungkinan bahaya bagi masyarakat umum, pengguna jalan dan atau pekerja
setempat.

S1.13 (3) Biaya atas upaya untuk memenuhi ketentuan Pasal ini tidak akan dibayar langsung,
tetapi dianggap sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan Penawaran untuk
setiap mata pembayaran dalam Kontrak ini.

SU1 - 8
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S1.14 JALAN SEMENTARA


S1.14 (1) Kontraktor harus mengadakan, memelihara dan membongkar kembali, bila pekerjaan
yang memerlukannya telah selesai, semua jalan sementara, dan jalan setapak,
jembatan darurat di atas jalan umum, penyeberangan sementara di atas saluran air
atau tanah yang labil, jalan tambahan atau jalan kerja, dan harus menjamin
kesesuaiannya dalam segala hal untuk melaksanakan pengangkutan construction
plant yang diperlukan untuk pekerjaan. Untuk menyediakan jalan bagi lalu lintas
Kontraktor sendiri dan orang lain, atau untuk berbagai tujuan pekerjaan lainnya.
Jalan-jalan sementara tersebut harus dibangun sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas, tetapi Kontraktor harus bertanggungjawab atas segala kerusakan yang
terjadi pada atau disebabkan oleh lalu lintas yang melewati jalan sementara tersebut.

S1.14 (2) Sebelum membuat jalan sementara, Kontraktor harus menyelesaikan segala
persiapan, termasuk pembayaran bila perlu, dengan menghubungi penguasa/
pemerintah setempat atau pemilik tanah yang terkait, atas pemakaian tanah itu, dan
harus disertai persetujuan dari Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas.

Persetujuan tersebut akan ditentukan oleh Satuan Tugas terhadap proposal


Kontraktor mengenai hal-hal seperti kualitas rambu-rambu, lampu dan kualitas
permukaan jalan sementara itu, serta proposal mengenai persiapan pemeliharaannya.
Tetapi, persetujuan itu tidak akan mengurangi beban tanggungjawab Kontraktor
dalam Kontrak ini. Bila pekerjaan selesai, Kontraktor harus membersihkan kembali
tanah itu sesuai dengan petunjuk Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas.

S1.14 (3) Bila diperlukan, Kontraktor harus menyerahkan gambar rencana jalan sementara
untuk memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas. Gambar detail tersebut harus
mencakup alinemen horisontal dan vertikal, penampang melintang dan memanjang,
konstruksi perkerasan, drainase, rambu-rambu, lampu-lampu dan masa dipakainya
jalan/ jembatan sementara.

S1.14 (4) Kontraktor harus menyelesaikan segala persiapan yang diperlukan untuk lintasan di
sepanjang bagian jalan yang bersangkutan dengan Kontrak ini, bagi segala
Construction Plant, material dan tenaga kerja dari kontraktor lain yang terlibat
dalam pembuatan rentang jalan yang berdekatan. Untuk keperluan itu, maka
Kontraktor dan kontraktor-kontraktor lain yang berkepentingan dalam pembuatan
jalan yang berdekatan itu sampai titik mereka akan berpapasan, dalam waktu
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dan apabila perlu, meminta ijin dari Satuan
Tugas dan atau Konsultan Pengawas untuk melintas dan harus menyerahkan jadwal
pelintasan itu.

Setelah Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas mengijinkan dan menyetujui
jadwal pelintasan, maka baik Kontraktor yang memohon melintas maupun
Kontraktor yang diminta ijin harus bersama-sama menjaga jadwal yang sudah
disetujui oleh Satuan Tugas dan Konsultan Pengawas, tanpa ada hak untuk
menuntut pembayaran ekstra atas konsekuensi pembatasan pelintasan atau
penundaan pekerjaan sehubungan dengan jadwal itu.

S1.14 (5) Pembayaran untuk jalan sementara akan dilakukan sebagaimana ditetapkan dalam
Pasal S1.19 "Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas".
SU1 - 9
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S1.15 JALAN PENGHUBUNG SEMENTARA (TEMPORARY TRAFFIC RAMPS)


Bila perlu atau bila diminta oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas,
Kontraktor harus membuat dan memelihara jalan penghubung sementara, dan
menyediakan tenaga kerja dan material yang diperlukan untuk itu.
Pembayaran untuk jalan penghubung sementara akan dilaksanakan sebagaimana
ditetapkan dalam Pasal S1.19 "Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas".

S1.16 PENGATURAN LALU LINTAS


S1.16 (1) Agar supaya memungkinkan lalu lintas berjalan melalui atau berada dalam daerah
pekerjaan, atau bila diperintahkan oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan
Pengawas, Kontraktor harus memasang dan memelihara rambu-rambu lalu lintas,
lampu, suar, rintangan kerucut karet (rubber cone), menempatkan personil
pengatur lalu-lintas (flagman) dan fasilitas lainnya, pada tempat-tempat yang
ditentukan di lokasi pekerjaan dan tempat yang berdekatan, sebagaimana yang
diminta oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas untuk mengarahkan dan
mengendalikan lalu lintas.

S1.16 (2) Bila diminta atau diperintahkan oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas,
Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan petugas pemberi isyarat
(flagmen) yang tugasnya adalah mengatur lalu lintas yang terjadi di lokasi kerja.

S1.16 (3) Selain ketentuan (1) dan (2) di atas, Kontraktor harus menyediakan dan memasang
rambu-rambu petunjuk dan rambu-rambu peringatan tertentu dalam atau di sekitar
lokasi proyek, sebagaimana diminta Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas.

S1.16 (4) Untuk memperkecil gangguan terhadap arus lalu lintas maka Kontraktor harus
memasang pagar sementara di sekeliling tempat kerjanya untuk menunjukkan batas
yang dapat dilihat antara tempat kerja dan lalu lintas di dekatnya. Batas pagar itu
harus setinggi minimal 2.10 m, dan lalu-lalang manusia, material dan para pekerja ke
dalam dan ke luar dari daerah pagar harus diatur oleh petugas isyarat (flagmen).

S1.16 (5) Pembayaran untuk pekerjaan pengaturan lalu lintas ditetapkan dalam Pasal S1.19
"Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu lintas".

S1.17 JUMLAH LAJUR LALU LINTAS UNTUK PENGATURAN LALU LINTAS


Jumlah lajur lalu lintas pada jalan di lokasi proyek harus dijaga selama pelaksanaan
pekerjaan, dan bila akan dialihkan maka jalurnya harus berkapasitas sama dengan
jalan semula. Meskipun begitu, Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas dapat
menyetujui pengurangan kapasitas lalu lintas, bila Kontraktor bisa menunjukan hal
itu tak akan menimbulkan kemacetan lalu lintas. Bila disetujui maka Satuan Tugas
dan atau Konsultan Pengawas akan menentukan jam-jam tertentu dalam sehari
penerapan pengurangan itu, dan jam-jam itu tidak mencakup puncak jam sibuk lalu
lintas.

SU1 - 10
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Kontraktor harus bekerja sama dengan petugas lalu-lintas atau instansi terkait
dalam hal pengaturan lalu lintas dan semua detail harus disetujui terlebih dahulu
oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
Biaya atas upaya untuk memenuhi ketentuan Pasal ini dianggap sudah termasuk ke
dalam mata pembayaran S1.19 (Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas).

S1.18 LALU LINTAS KHUSUS/LUAR BIASA


Kontraktor harus mematuhi ketentuan-ketentuan dalam Pasal G.30 Lalu Lintas
Luar Biasa dari Ketentuan Umum Kontrak, dan bertanggung jawab untuk
mengadakan penelitian-penelitian seperlunya dan meminta persetujuan, ijin,
pengawalan dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan untuk kepentingan lalu lintas
khusus di atas jalan dalam daerah proyek.
Setiap pembiayaan karena ketentuan ini dianggap sudah termasuk ke dalam
pembayaran lump sum untuk "Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas"
sebagaimana dijelaskan pada Pasal S1.19.

S1.19 PEMELIHARAAN DAN PERLINDUNGAN LALU LINTAS


Kontraktor harus selalu membuka jalan yang telah ada untuk arus lalu lintas selama
pelaksanaan kerja, namun bila disetujui oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan
Pengawas, Kontraktor dapat membuat jalur by pass melalui jalan simpang
sementara.
Kontraktor harus selalu menjaga jalan dan jalur pejalan kaki, yang terkena oleh
pekerjaannya, agar selalu bebas/bersih dari tanah dan tumpahan material.

Kontraktor harus selalu berhati-hati selama pelaksanaan pekerjaan, untuk


menjamin kenyamanan dan keselamatan penghuni di sepanjang dan sekitar jalan
umum, jalan tol yang beroperasi dan jalan raya atau fasilitas jalan tol yang terkena
akibat pekerjaan ini. Lampu-lampu di jalan harus dipasang kembali sebagaimana
mestinya untuk menjaga standar penerangan yang sama selama pelaksanaan
pekerjaan sampai fasilitas penerangan yang baru dioperasikan.
Untuk melindungi pekerjaan, menjamin keamanan umum dan memudahkan arus
lalu lintas ke dan di sekitar tempat kerja, Kontraktor harus memasang dan
memelihara rambu-rambu lalu lintas, penghalang dan fasilitas lainnya termasuk
pengamanan utilitas ME (Mekanikal dan Elektrikal) yang ada pada tiap tempat,
dimana pelaksanaan pekerjaan mempengaruhi pengguna jalan/lalu lintas. Semua
rambu-rambu rintangan termasuk garis-garis reflektif atau alat lain harus dapat
dilihat dalam keadaan gelap. Kontraktor juga harus menyediakan dan
menempatkan petugas isyarat yang bertugas mengarahkan dan mengontrol arus lalu
lintas ke dan di sekitar pekerjaan pada tempat-tempat dimana pelaksanaan
pekerjaan mempengaruhi arus lalu lintas.
Tata cara pelaksanaan dan sarana Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu
Lintas harus dilaksanakan sebagaimana diatur pada Gambar Rencana dan
sesuai dengan Ketentuan yang lazim dilaksanakan oleh PT Jasa Marga
(Persero) Tbk. untuk menjamin beroperasinya jalan tol maka Kontraktor

SU1 - 11
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

harus mencegah terjadinya kemacetan dan kecelakaan selama pengangkutan


material dengan mengatur kecepatan dan melaksanakan jadwal operasi yang
telah disetujui oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
Kegagalan Kontraktor untuk memenuhi ketentuan-ketentuan itu akan memberi
wewenang kepada Satuan Tugas/ Pemberi Kerja/ Pemilik Pekerjaan/ PIHAK
KESATU untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dianggapnya perlu, dan
membebani Kontraktor seluruh biaya tersebut ditambah sepuluh persen (10%) dari
biaya tersebut, yang mana jumlah uang ini akan dikurangkan dari uang yang
merupakan hak Kontraktor berdasarkan Kontrak ini.
Pengukuran untuk Pekerjaan ini diukur dengan satuan pembayaran per hari
yang dibayarkan setiap periode satu bulan, material dan atau sarana dalam
pekerjaan ini dapat diadakan dengan cara sewa kepada pihak ketiga.
Pembayaran kepada Kontraktor berdasarkan mata pembayaran S1.19 harus
dianggap sudah mencakup biaya Kontraktor untuk upaya memenuhi kewajibannya
dalam Pasal ini beserta butir-butir pembayaran lain yang diuraikan dalam
Spesifikasi Umum atau Spesifikasi Khusus yang dinyatakan tercakup dalam
pembayaran berdasarkan Pasal ini.
Untuk satuan pengukuran lumpsum, Pembayaran akan dilakukan dalam 3 (tiga)
kali angsuran, sebagai berikut :

• 25 % (dua puluh lima persen) pada Sertifikat Bulanan yang pertama;


• 50 % (lima puluh persen) pada Sertifikat Bulanan dengan angsuran yang sesuai
dengan harga pekerjaan yang telah dikerjakan; dan
• 25 % (dua puluh lima persen) pada Sertifikat Akhir.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


1.19 (1) Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas lump sum
1.19 (2) Pengamanan Utilitas M&E Yang Ada lump sum
1.19 (1)c Pasang Pagar Pengamanan Proyek m’
1.19 (3)a Pasang Spanduk Pemberitahuan set
1.19 (3)b Pasang Selebaran Lembar

S1.20 MOBILISASI DAN PEKERJAAN PERSIAPAN


S1.20 (1) Bila di dalam Daftar Kuantitas dan Harga (Bid Schedule) tercantum mata
pembayaran untuk “Mobilisasi” maka pembayaran yang dimaksud adalah
mencakup hal-hal sebagai berikut :
(a) Pengangkutan peralatan konstruksi (Constructional Plant) berdasarkan daftar
alat-alat konstruksi yang diajukan bersama Penawaran, dari tempat
pembongkarannya di Indonesia ke lokasi di mana alat itu akan digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan Kontrak ini, dan instalasi dari alat-alat itu.
(b) Sewa Kantor, perumahan, tempat pekerja (base camp), bengkel, gudang dan
lain-lain;
(c) Penyediaan, instalasi dan pemeliharaan kendaraan operasional (untuk Stuan
Tugas), barak, kantor, alat-alat laboratorium, ruang laboratorium untuk
Konsultan Pengawas, bengkel, gudang, fasilitas komunikasi dan lain-lain; dan
(d) Butir-butir lain yang telah diuraikan dalam Spesifikasi Umum dan Spesifikasi
Khusus dan termasuk ke dalam "Mobilisasi".
SU1 - 12
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

(e) Sewa Kendaraan operasional proyek, kontraktor harus mengadakan kendaraan


operasional untuk Pengawas Lapangan (Satuan Tugas) sebagaimana di uraikan
pada Spesifikasi Khusus SK.03.1.

S1.20 (2) Pekerjaan juga akan meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh Kontraktor pada
akhir masa pelaksanaan pekerjaan (Construction Period), termasuk pembongkaran
semua instalasi, instalasi konstruksi dan peralatan dari tanah milik Pemerintah,
serta pemulihan tempat kerja pada kondisi semula sebelum permulaan pekerjaan.

S1.20 (3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari Perintah Mulai Kerja (Noticeto Proceed),
Kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas
untuk diperiksa dan kemudian disetujui Satuan Tugas dan akan dinyatakan
(persetujuannya) sebelum tanggal permulaan berlakunya Kontrak. Mobilisasi ini
harus diselesaikan dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari. Apabila beberapa
instalasi atau butir peralatan atau perlengkapan yang diminta oleh Satuan
Tugas/Pemberi Tugas setelah diserahterimakan berdasarkan mata pembayaran yang
disetujui oleh kedua belah pihak tidak dapat dipenuhi, maka kedua belah pihak juga
dapat bersepakat mengenai pengurangan atas biaya mobilisasi, dan pengurangan ini
akan berlaku pada tanggal disetujuinya pengambilalihan itu.

S1.20 (4) Pembayaran-pembayaran dalam Pasal ini akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) kali
angsuran untuk setiap mata pembayaran sebagai berikut :
- 30 % (tiga puluh persen) setelah selesai kantor, ruang laboratorium, perumahan
dan fasilitas lainnya untuk kepentingan Kontraktor;
- 50 % (lima puluh persen) setelah selesai mobilisasi dan diterima Satuan Tugas;
- 20 % (dua puluh persen) pada Sertifikat Akhir setelah selesainya seluruh
pembersihan dan pemulihan tempat kerja sebagaimana mestinya.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


1.20 (1)a IMB dan Perijinan lump sum
1.20 (1)b Shop Drawing, As built Drawing lump sum
Dan Dokumentasi 3 Fase
1.20 (2) Laboratorium lump sum
1.20 (3)a Mobilisasi dan Demobilisasi lump sum
1.20 (3)b Kendaraan Operasional Satgas 2 (dua) Kendaraan bulan
1.20 (3)c Kantor Operasional Lapangan bulan
1.20 (3)c.1 Kantor Lapangan lump sum
1.20 (3)c.2 Kantor Lapangan m2
1.20 (3)d Papan Nama Proyek lump sum

S1.21 KONSTRUKSI SEPARUH LEBAR JALAN


S1.21 (1) Bila, menurut Satuan Tugas, pembuatan jalan sementara tidak memungkinkan, maka
pekerjaan konstruksi pada jalan umum yang sudah ada harus dilaksanakan separuh
lebar jalan. Panjang setiap konstruksi separuh lebar itu harus sependek mungkin.

S1.21 (2) Bila konstruksi separuh lebar diperlukan, maka pekerjaan gorong-gorong yang
dimulai pada musim kemarau harus sudah selesai dan badan jalan yang berdekatan

SU1 - 13
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

harus sudah selesai sehingga paling tidak sebagian lebar jalan tersebut bisa
digunakan oleh lalu lintas umum pada musim hujan.

S1.21 (3) Bila diperlukan lalu lintas satu jalur pada panjang tertentu dari jalan yang sedang
dikerjakan atau yang berdekatan maka untuk memelihara arus lalu lintas,
Kontraktor harus menyediakan jalan satu lajur dengan lebar sekurang-kurangnya
tiga setengah meter pada jalan atau badan jalan (embankment) agar lalu lintas tetap
terbuka, atau diperlebar sebagaimana diperlukan dengan memperkuat bahu jalan
dan sebagainya.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga
memperkecil kemungkinan gangguan, dan rintangan terhadap lalu lintas, dan harus
bertanggung jawab atas pengaturan lalu lintas yang melintasi ruas jalan satu lajur itu.

S1.22 PENGURUGAN LUBANG GALIAN DAN SELOKAN


Kontraktor, pada setiap setelah selesainya pekerjaan harus segera, dengan beban
biaya sendiri, menimbun lubang galian dan selokan, atau melaksanakan pekerjaan
terhadap lubang-lubang, sebagaimana diminta Konsultan Pengawas, yang telah
digalinya dan tidak diperlukan lagi untuk proyek/ pekerjaan, dan Kontraktor harus
menyingkirkan semua sampah dan material yang tidak lagi diperlukan untuk
pelaksanaan kerja.

S1.23 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR ATAS PEKERJAAN


Bila persetujuan Konsultan Pengawas diperlukan berdasarkan Spesifikasi ini,
persetujuan itu tidak mengurangi tugas dan tanggung jawab Kontraktor dalam
Kontrak ini.

S1.24 STANDAR KECAKAPAN KERJA (WORKMANSHIP)


Semua hasil kerja harus bermutu sebaik-baiknya untuk setiap jenis pekerjaan, dan
harus dilakukan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

S1.25 PERLINDUNGAN HASIL KERJA DARI CUACA


Kontraktor, dengan tanggungan biaya sendiri, harus cermat melindungi semua hasil
kerja dan material dari kerusakan karena cuaca.

S1.26 PEKERJAAN DAN PENANGANAN PADA ALIRAN AIR YANG SUDAH ADA
S1.26 (1) Kontraktor harus mengambil semua langkah yang perlu untuk mengeringkan daerah
pekerjaan jika Konsultan Pengawas berpendapat bahwa hal ini adalah perlu demi
kelangsungan dan kelancaran dari pekerjaan yang sedang berlangsung, dan untuk
perlindungan bagi pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan atau sudah selesai.
Pemompaan air harus dilaksanakan dimana perlu untuk menjamin bahwa air tidak
menggenangi lokasi pekerjaan.

S1.26 (2) Bila suatu penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindari untuk
pelaksanaan pekerjaan yang layak, maka Kontraktor, setelah pekerjaan diselesaikan,
harus menimbun kembali semua penggalian tersebut sampai kepermukaan tanah asal
atau dasar sungai dengan bahan-bahan yang disetujui Konsultan Pengawas.
SU1 - 14
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S1.26 (3) Dimana stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya dari Kontrak akan
menghalangi tanpa dapat dihindari seluruh atau sebagian saluran air yang ada,
maka saluran air tersebut harus dipindahkan untuk menjamin aliran yang tak
terhalang oleh pekerjaan pada ketinggian aliran biasa.

S1.26 (4) Pemindahan saluran air tersebut harus mempertahankan kelandaian lantai dasar
saluran yang ada dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan gerusan yang merusak baik pada pekerjaan maupun pada tanah milik
yang berdampingan.

S1.26 (5) Kontraktor harus mengadakan pengukuran dan menggambar penampang-penampang


melintang dari saluran air yang akan dipindahkan dan memberikan tanda secara
terinci untuk pekerjaan yang diperlukan. Konsultan Pengawas dapat menyetujui atau
memperbaiki usulan Kontraktor sebelum suatu pekerjaan pemindahan dimulai.

S1.26 (6) Terkecuali untuk pembayaran tambahan dalam Bab 5 dari Spesifikasi ini (Galian
Struktur), semua biaya dari upaya Kontraktor untuk memenuhi ketentuan (1) di
atas dianggap sudah tercakup ke dalam mata pembayaran ini.
Pembayaran ini berarti mencakup :
(a) Semua pengeluaran yang terjadi dalam upaya penyediaan dam, pompa,
koferdam sementara, pengarahan kembali aliran air, atau metoda-metoda lain
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(b) Semua pengeluaran dari upaya Kontraktor untuk mentaati seluruh peraturan
dan undang-undang pemerintah berkenaan dengan penggangguan dan
penanganan aliran air pada kanal-kanal, saluran air, atau pipa yang terkait.

S1.26 (7) Pembayaran lump sum tersebut dianggap sebagai kompensasi untuk semua
pengeluaran dalam pelaksanaan pekerjaan, dan perkiraan Kontraktor harus
didasarkan pada penelitian menyeluruh terhadap pekerjaan terkait dan dianggap
mencakup biaya pekerjaan dalam segala musim pada tahun itu dan untuk pekerjaan
dalam aliran air bah maupun air kotor.

S1.26 (8) Pembayaran lump sum akan dilaksanakan dalam angsuran sesuai dengan
pertimbangan Satuan Tugas, dan didasarkan pada jumlah total pekerjaan tersebut
dalam Kontrak.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan pengukuran


1.26 Pekerjaan dan penanganan Aliran Air yang Sudah Ada Lumpsum
1.26(a) Pekerjaan Pengalihan Aliran Air yang Sudah Ada meter panjang

S1.27 SATUAN PENGUKURAN


Semua satuan pengukuran yang digunakan dalam Spesifikasi ini dan di dalam
Daftar Kuantitas dan Harga didasarkan pada ukuran meter standar, kecuali untuk
yang ditentukan lain.

SU1 - 15
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Bila dalam Daftar Kuantitas dan Harga menyatakan pembayaran atas dasar satuan
ton, maka satuan ukuran adalah 1000 kilogram.

S1.28 LOKASI DAN PERLINDUNGAN LALU LINTAS


Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus melakukan survai untuk
mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena pengaruh pekerjaan. Hasil
survai harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas, dan patok permukaan (surface pegs) pada tempat kerja yang
menunjukkan lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah
ditancapkan. Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya Kontrak.
Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau tetap pada daerah di
sekitar kepentingan umum itu, Kontraktor harus menggunakan metoda konstruksi
yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya tanpa ada
pembayaran tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada fasilitas umum itu.
Segala kerusakan pada fasilitas umum yang disebabkan langsung atau tidak
langsung oleh pekerjaan Kontraktor dianggap sebagai tanggungjawab dari
Kontraktor.
Ketentuan-ketentuan dalam Pasal ini harus ditaati tanpa ada pembayaran tambahan
dan seluruh pembiayaan harus tercakup ke dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

S1.29 MAL LENGKUNG (TEMPLATES) DAN MAL DATAR (STRAIGHTEDGES)


S1.29 (1) Kontraktor harus menyediakan mal lengkung dari logam secukupnya untuk
dipergunakan oleh Kontraktor atau oleh Konsultan Pengawas untuk memeriksa
permukaan struktur jalan yang sudah diselesaikan. Mal lengkung tersebut harus
diserahkan/diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya.
Mal lengkung yang dipergunakan untuk memeriksa pekerjaan harus terjaga selalu
dalam kondisi baik untuk menjamin ketepatan ukuran penampang melintang dan
harus diperiksa secara teratur, dan bila perlu, diperbaiki atau disetel sebagaimana
petunjuk Konsultan Pengawas.

S1.29 (2) Kontraktor juga harus menyediakan mal datar secukupnya, termasuk satu mal datar
putar (rolling straigtedges), untuk memeriksa keratan permukaan jalan dan
permukaan bagian lainnya.

S1.29 (3) Penyediaan mal lengkung dan mal datar tidak akan dibayar langsung, tetapi
dianggap sudah tercakup kedalam berbagai mata pembayaran yang terkait dari
Daftar Kuantitas dan Harga.

S1.30 PERINTAH UNTUK PELAKSANA (FOREMAN)


Bila Kontraktor tidak berada di tempat kerja dimana Satuan Tugas bermaksud
untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus
dituruti dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau Petugas yang ditunjuk oleh
Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.

SU1 - 16
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S1.31 PEKERJAAN DAN MATERIAL YANG TERMASUK DI DALAM HARGA


KONTRAK (CONTRACT PRICE)
S1.31 (1) Pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus disediakan menurut
Pasal-pasal dalam Spesifikasi, atau seperti tampak dalam Gambar, atau pada
gambar-gambar pelengkap atau penjelas, atau sesuai perintah Satuan Tugas, harus
mencakup dan merupakan :
(a) kompensasi atas biaya untuk tenaga kerja, material, alat-alat konstruksi,
organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya sewa, pajak, biaya
penjagaan hasil kerja, pembayaran kepada pihak ketiga atas pemakaian tanah,
atau atas kerusakan barang milik seseorang, pekerjaan-pekerjaan insidentil yang
ditentukan disini untuk penyempurnaan hasil kerja yang tidak dibayar terpisah;
(b) drainase sementara untuk melindungi pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan,
biaya angkutan, peralatan, bahan peledak dan material untuk peledakan,
penempatan material yang telah ditentukan di sini atau bila nanti diperintahkan;
(c) sheeting, shoring, staging centering dan penopangan (supporting) yang tidak
dibayar terpisah;
(d) dan semua pembiayaan yang perlu atau lazim demi pelaksanaan pekerjaan
secara semestinya.

S1.31 (2) Dalam hal dimana "dasar pembayaran", Pasal atau bagian dari Pasal dalam
Spesifikasi ini yang berkenaan dengan mata pembayaran menunjukkan bahwa
Harga Kontrak (Contract Prices) telah tercakup dan merupakan kompensasi untuk
pekerjaan dan material pokok dalam butir tersebut, pekerjaan atau material itu tidak
akan diukur dan dibayar lagi pada butir pembiayaan lain yang mungkin ada pada
Pasal-pasal lain dalam Spesifikasi ini.

S1.31 (3) Pada tempat-tempat kerja tertentu, Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya di
atas atau berdekatan dengan jalan yang sudah ada, agar mempermudah jalan yang
sudah ada menyatu dengan jalan baru. Bila hal ini mengakibatkan pelaksanaan
pekerjaan di daerah terlarang, keadaan ini tidak bisa dijadikan alasan untuk
menuntut tambahan biaya atau pun tambahan waktu. Sebelum memasukkan Harga
Satuan (unit prices) untuk mata pembayaran yang relevan, Kontraktor dianggap
telah mempelajari gambar rencana dan memperhitungkan pekerjaan-pekerjaan pada
daerah yang sangat terbatas (sulit) tersebut.

S1.32 PENGUKURAN ATAS PEKERJAAN LEBIH


Pada keadaan dimana Kontraktor diperkirakan akan mengerjakan pekerjaan lebih,
baik dalam bentuk pekerjaan maupun material, dan dikehendaki untuk
mendapatkan pembayaran, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut dimulai
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan
Pengawas.
Pengukuran hasil pekerjaan lebih tersebut harus dikerjakan dan dicatat dan telah
disetujui oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas saat pekerjaan tersebut
selesai dilaksanakan. Pengukuran yang dilakukan oleh pihak Kontraktor secara
sendiri tidak akan dianggap syah.

SU1 - 17
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas akan membuat catatan tentang
pelaksanaan pekerjaan lebih tersebut dan akan dicocokkan dengan catatan
Kontraktor. Catatan untuk menyelesaikan pekerjaan lebih tersebut meskipun telah
disetujui, tidak akan membuat Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas terikat
dalam menentukan nilai pekerjaan lebih. Adapun yang menentukan nilai pekerjaan
lebih tersebut adalah hasil pengukuran sesuai dengan ketentuan di atas.

S1.33 GAMBAR RENCANA (DESIGN DRAWING)


Gambar Rencana untuk proyek ini merupakan bagian dari Dokumen Kontrak dan
tidak terpisahkan dengan Spesifikasi ini.
Gambar Rencana untuk pekerjaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada gambar
perencanaan dan detail-detail gambar mungkin akan diadakan selama masa
pelaksanaan.
Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi pekerjaan serta tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari
kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada Gambar atau perbedaan
ketentuan antara Gambar Rencana dan isi Spesifikasi pekerjaan.

Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan
gambar-gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebut dalam
Spesifikasi. Dimana dimensi-dimensi dalam gambar dapat dihitung dengan teliti,
tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa gambar-gambar tersebut dibuat pada
skala yang benar.
Penyimpangan keadaan lapangan terhadap Gambar Rencana yang ada akan
ditentukan selanjutnya oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas dan akan
disampaikan kepada Kontraktor secara tertulis. Kondisi hasil pekerjaan yang telah
selesai harus sesuai dengan kedataran, kemiringan, bentuk penampang dan dimensi
seperti yang tercantum dalam Gambar Rencana, kecuali bila Satuan Tugas dan atau
Konsultan Pengawas menentukan lain.

S1.34 GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)


Pekerjaan ini meliputi pengukuran, penggambaran, penggandaan atas pekerjaan
yang akan dilaksanakan. Kontraktor harus membuat gambar kerja tersebut untuk
menyediakan informasi seluruh aspek dari pekerjaan, baik yang tampak maupun
yang tidak, untuk memungkinkan pengendalian pelaksanaan oleh Satuan Tugas dan
atau Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus melakukan pengukuran dan penggambaran atas kondisi lapangan
pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan. Gambar kerja tersebut harus sudah
disampaikan kepada Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuannya. Setelah dievaluasi dan direvisi seperlunya Satuan Tugas dan atau
Konsultan Pengawas akan memberikan rekomendasi atas gambar kerja tersebut.
Kontraktor harus membuat gambar kerja tersebut di atas kertas ukuran A-1 atau A-
3 atau ukuran yang diperintahkan oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
Gambar-gambar kerja yang diserahkan kepada Satuan Tugas dan atau Konsultan
SU1 - 18
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Pengawas cukup copy dari asli yang telah disetujui. Gambar kerja tersebut harus
memuat garis-garis penampang akhir dari rencana pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Pekerjaan yang memerlukan gambar kerja tidak boleh dimulai dan dilaksanakan
sebelum disetujuinya gambar kerja oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan
Pengawas.
Tidak diadakan pembayaran tersendiri atas pelaksanaan ketentuan pasal ini. Biaya-
biaya yang mungkin timbul atas pelaksanaan ketentuan pada pasal ini harus sudah
diperhitungkan sejak penawaran sampai dengan pelaksanaan Kontrak oleh
Kontraktor.
Apabila ternyata Kontraktor lalai untuk melaksanakan ketentuan pada pasal ini
yang mana pekerjaan tersebut dinilai memerlukan gambar kerja, maka Satuan
Tugas dan atau Konsultan Pengawas dapat menghentikan pekerjaan yang
sedang/akan dilaksanakan sampai dengan dipenuhinya ketentuan pasal ini.

S1.35 GAMBAR TERLAKSANA (AS BUILT DRAWING)


S1.35 (1) U M U M
Kontraktor harus membuat dan menyimpan gambar terlaksana (as built drawing).
Pekerjaan ini meliputi pengukuran, penggambaran penggandaan atas pekerjaan
yang benar-benar dilaksanakan. Gambar terlaksana harus menyediakan informasi
yang berdasarkan fakta perihal seluruh aspek dari pekerjaan, baik yang tampak
maupun yang tidak, untuk memungkinkan modifikasi dimasa yang akan datang.

S1.35 (2) PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Kontraktor harus melakukan pengukuran dan penggambaran atas kondisi
lapangan pekerjaan sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan yang nyata-
nyata dilaksanakan.
b. Gambar terlaksana / terpasang harus mendapat persetujuan dari Satuan Tugas
dan atau Konsultan Pengawas, dan seluruh gambar terlaksana tersebut harus
sudah disampaikan kepada Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas pada
proses Serah Terima Sementara Hasil Pekerjaan.
c. Kontraktor harus membuat gambar hasil pelaksanaan di atas kertas ukuran A1
atau A3, atau ukuran yang lain sesuai perintah Satuan Tugas dan atau
Konsultan Pengawas.
d. Gambar-gambar hasil pelaksanaan yang diserahkan kepada Pengawas/ Satuan
Tugas adalah asli yang telah disetujui dan disertai 10 (sepuluh) copy ukuran
A3 dari masing-masing gambar yang diberi sampul dan dijilid (asli tidak
dijilid).
e. Seluruh data yang digambar harus benar-benar akurat dan mendapatkan
persetujuan Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas serta lengkap dengan
rincian seperti :
• Kdalaman dari berbagai elemen konstruksi (lapisan aspal, permukaan
jalan, pondasi dll) dalam hubungannya terhadap patokan yang
ditunjukkan;
• Ketinggian elevasi bangunan-bangunan yang berdekatan lokasi pekerjaan
yang diikat terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan;

SU1 - 19
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

• Perubahan dimensi dan rinciannya/penjelasannya;


• Perubahan yang dibuat melalui "Contract Change Order" (Perintah
Perubahan Kontrak) atau Perintah Lapangan;
• Rincian yang tidak ada pada Gambar Rencana.
f. Biaya pengukuran dan penggambaran termasuk tenaga dan peralatan agar
diperhitungkan pada pekerjaan asli as built drawings, termasuk copy
(penggandaan) serta penjilidan sesuai jumlah yang ditetukan dalam kontrak
ini.

S1.35 (3) PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN


Pengukuran terhadap pekerjaan ini dikukur dalam satuan lump-sum, berdasarkan
atas lembar asli dan lembar copy serta penyelesaian seluruh gambar hasil
pelaksaanan dengan syarat harus memenuhi ketentuan serta telah disetujui Satuan
Tugas dan atau Konsultan Pengawas.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan pengukuran


1.35 Asbuilt Drawing Lumpsum

S1.36 LAMPU PENERANGAN KERJA


S1.36 (1) UMUM
Kontraktor harus menyiapkan, menyediakan dan memasang lampu penerangan,
sedemikian sehingga setiap kali dilaksanakan pekerjaan seluruh detail permukaan
dapat terlihat dengan jelas.
Bila lampu penerangan dimaksud tidak tersedia dan atau lampu yang disediakan
tidak mencukupi untuk menerangi lokasi pekerjaan, maka Satuan Tugas dan atau
Konsultan Pengawas berhak melakukan penyetopan dan penundaan pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan tersedianya lampu penerangan yang cukup. Akibat
penyetopan dan atau penundaan pelaksanaan pekerjaan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

S1.36 (2) PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Kontraktor harus memasang dan menempatkan lampu penerangan di sepanjang
lokasi pekerjaan agar setiap kegiatan yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan
semestinya.
b. Lampu penerangan harus dari jenis yang bersinar putih dengan kapasitas
minimum 500 Watt, dan jumlah yang disedikan minimum 5 unit lengkap
dengan sumber dayanya (generator set).
c. Jarak pemasangan antar lampu maksimum 50 meter, dan pemasangan tidak
diperkenankan mengarah pada datangnya arah lalu lintas (kendaraan).
d. Setiap jenis dan langkah kegiatan yang dilakukan harus mendapatkan
penerangan yang cukup.

SU1 - 20
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S1.36 (3) PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN DAN DASAR PEMBAYARAN


Tidak ada pembayaran tersendiri atas pelaksanaan ketentuan pasal ini, seluruh
biaya yang diperlukan agar sudah diperhitungkan dalam penawaran dan harga
satuan mata pembayaran pekerjaan masing-masing kegiatan yang akan
dilaksanakan.

S1.37 PERALATAN TIMBANG DAN TIMBANGAN


Kontraktor harus menyediakan jembatan timbang dan timbangan atau peralatan
timbang lain yang memadai yang harus merupakan bagian dari alat-alat konstruksi.
Pembayaran untuk peralatan timbang dan timbangan dianggap sudah termasuk ke
dalam mata pembayaran lump sum seperti yang ditentukan pada Pasal S1.20
"Mobilisasi".
Lantai timbang harus mempunyai panjang yang cukup untuk menimbang serentak
seluruh beban gandar (axle load) dari setiap kendaraan angkutan. Setiap peralatan
timbang harus memiliki ketelitian 0,5 % dalam pemakaiannya, dan harus diperiksa,
diuji dan disegel sesering mungkin bila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas
untuk menjamin ketepatannya terus-menerus. Satuan Tugas dapat mengijinkan
digunakannya alat timbang selama jangka waktu tertentu sebelum penyegelan,
dengan syarat uji coba di lapangan menunjukkan ketepatan/ kesesuaian yang
konsisten dengan batas ketelitian yang telah ditentukan di sini.

Kontraktor harus memiliki dan mempersiapkan tidak kurang dari 10 (sepuluh) beban
pemberat masing-masing seberat 25 kilogram, dan harus membantu Konsultan
Pengawas dalam menguji timbangan.
Peralatan timbang standar, yang disahkan oleh Pemerintah, atau dimiliki pemerintah
lokal, dapat dipergunakan jika telah disetujui Konsultan Pengawas.
Lantai timbang truk untuk menimbang produk-produk bitumen harus dilengkapi
dengan peralatan cetak otomatis untuk mencatat waktu dan berat, dan satu salinan
dari setiap catatan berat menjadi milik Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas
setiap kali setelah pengukuran berat.
Satuan Tugas dapat menghapus ketentuan di atas mengenai peralatan cetak informasi
berat otomatis untuk material bitumen bila hal itu dipandang tidak perlu untuk
proyek tersebut. Bila alat tersebut dianggap tidak diperlukan, Kontraktor akan
memberitahu pada rapat penjelasan lelang (Pre-bid Conference).

S1.38 SPESIFIKASI
Bila material atau peralatan yang ditentukan harus sesuai dengan standar yang bukan
berasal dari Indonesia, hal itu berarti secara otomatis harus diganti/ dicari
kesetaraannya dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) bila memang sudah ada
pada waktu penawaran.
Bila pemakaian SNI ternyata tidak memadai menurut segi teknis pada tahap
pelaksanaan, Satuan Tugas akan melakukan langkah-langkah semestinya
berdasarkan pada rekomendasi Konsultan Pengawas.

SU1 - 21
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Kontraktor harus membuat salinan dari seluruh SNII, yang relevan dengan Kontrak
dan relevan dengan material atau peralatan yang disyaratkan dan memberi
terjemahannya dalam bahasa Inggris.
Kecuali untuk material yang disyaratkan dengan SNI, material-material yang
disyaratkan dengan standar Jepang dapat diganti dengan yang setara dari Amerika
Serikat dan sebaliknya, dengan persetujuan dari Satuan Tugas dan atau Konsultan
Pengawas. Permohonan yang berkenaan dengan penggantian itu harus dibuat dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari setelah Pengumuman Pemenang Pelelangan (Notice of
Award), dan sebelum ada perintah penempatan peralatan test laboratorium.
Dalam Spesifikasi ini, material-material atau test-test yang telah disyaratkan sesuai
dengan SNI, JIS, AASHTO atau ASTM harus mengacu kepada revisi terakhir dari
Spesifikasi atau metoda test yang bersangkutan pada saat pelelangan, kecuali
ditentukan lain.

S1.39 TOLERANSI
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai
dengan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi ini, dan toleransi lainnya yang
ditetapkan pada bagian lainnya.

S1.40 PEMELIHARAAN DRAINASE YANG SUDAH ADA


Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau
mempengaruhi tempat kerja.
Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan
Pengawas pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir
sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan daerah milik jalan.
Ketentuan-ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan,
dan semua pembiayaan harus dianggap termasuk ke dalam mata pembayaran
pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dalam Kontrak ini. Tetapi pekerjaan-
pekerjaan pemeliharaan, yang menurut pendapat Satuan Tugas dan atau Konsultan
Pengawas, mengharuskan adanya pekerjaan perbaikan atau rekonstruksi pada
drainase yang sudah ada, kecuali bila akibat kelalaian Kontraktor, Satuan Tugas dan
atau Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan pekerjaan tambah yang
diperlukan, dan Kontraktor berhak meminta pembayaran yang diatur dengan mata
pembayaran yang telah ditentukan.

S1.41 DOKUMENTASI PROYEK


S1.41 (1) U M U M
Kontraktor harus membuat, menyediakan, menyimpan dokumentasi pekerjaan
secara lengkap, termasuk segala perubahan yang terjadi sejak awal sampai
berakhirnya pekerjaan.
a. Dokumen kerja
Kontraktor harus menyimpan Dokumen Kontrak yang terdiri atas Addendum
Kontrak, Contract Change Order (CCO), Kontrak beserta lampiran-
lampirannya, dan Berita Acara yang terkait.

SU1 - 22
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

b. Bahan-bahan Konstruksi
Semua material yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan setelah
memperoleh persetujuan dari Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas,
keseluruhan contoh tersebut harus tetap disimpan di tempat kerja.

c. Foto-foto Pekerjaan
Kontraktor harus membuat foto-foto pelaksanaan setiap mata pembayaran
pekerjaan mulai dari 0% , 25%, 50 %, 75% sampai dengan selesai 100 %, dan
dimasukkan ke dalam album on/off free dan diserahkan kepada Satuan Tugas
dan atau Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, paling
lambat pada saat Serah Terima Sementara hasil pekerjaan (PHO).

S1.41 (2) PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN DAN DASAR PEMBAYARAN


Tidak diadakan pembayaran tersendiri untuk pelaksanaan ketentuan pasal ini.
Biaya-biaya yang timbul atas pelaksanaan ketentuan pasal ini harus sudah
diperhitungkan dalam harga penawaran setiap mata pembayaran sampai dengan
berakhirnya Kontrak.

S1.42 INFORMASI DAN SOSIALISASI


S1.42 (1) UMUM

a. Selama periode pelaksanaan, Kontraktor harus membuat/menyediakan/


menempatkan suatu media informasi dan sosialisasi yang dapat berupa Papan
Nama Proyek/ Pekerjaan, rambu-rambu, spanduk, selebaran,
pengumuman melalui koran/radio yang dimaksudkan agar masyarakat dan
para pemakai jalan mengetahui adanya pekerjaan yang akan / sedang dilakukan,
dalam upaya agar tetap terjaminnya pelayanan lalu lintas yang lancar, aman /
selamat dan nyaman.
b. Bila akan terjadi perubahan pola arus lalu lintas yang luar biasa di lokasi
pekerjaan tertentu, maka informasi dan sosialisasi harus dilaksanakan selambat-
lambatnya seminggu sebelum dilaksanakannya pekerjaan tersebut.

S1.42 (2) PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Papan Nama Proyek/ Pekerjaan

1) Bila ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka pada awal periode
pelaksanaan Kontraktor harus membuat dan menempatkan di lokasi
pekerjaan yang disetujui oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas
papan nama proyek/ pekerjaan.
2) Ketentuan papan nama proyek :
• Tinggi huruf untuk nama proyek minimum 20 cm
• Tinggi huruf nama Kontraktor, Konsultan Pengawas dan PT. Jasamarga
Toll Road Maintenance (Pengguna Jasa) tidak boleh lebih tinggi
dibandingkan nama proyek.

SU1 - 23
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

• Dasar papan putih, tulisan nama proyek hitam atau biru, dimensi papan
menyesuaikan kebutuhan tulisan. Tinggi panel sisi bawah setelah
terpasang minimum 2,10 meter dari permukaan jalan
3) Lokasi pemasangan
• Tidak diijinkan di median jalan
• Tidak mengganggu fungsi rambu lalu lintas terdekat
• Tidak mengganggu estetika
• Tidak mengganggu fungsi bangunan / sarana perlengkapan jalan

b. Spanduk
Bila ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau atas perintah Satuan
Tugas dan atau Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membuat spanduk
informasi.
Bahan kain spanduk harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Lebar minimum 1,20 m panjang menyesuaikan tulisan (+ 12.00 meter),
• Tinggi huruf (besar) minimum 30 cm,
• Untuk spanduk informasi pekerjaan harus diganti setiap bulan,
• Untuk spanduk informasi khusus, agar disesuaikan dengan sesuai instruksi
Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas kemudian.
• Lokasi penempatan spanduk sesuai persetujuan Satuan Tugas dan atau
Konsultan Pengawas,
• Kebutuhan spanduk informasi minimum harus disediakan sesuai dengan
daftar kuantitas & harga,
• Kebutuhan spanduk khusus minimum haru disediakan sesuai dengan daftar
kuantitas & harga,
• Setelah selesainya periode pelaksanaan Kontraktor harus melepas seluruh
spanduk yang tidak diperlukan lagi.

c. Selebaran
Bila ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau atas perintah Satuan
Tugas dan atau Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membuat dan
menyediakan selebaran (leaflet).
Bahan selebaran yang berisi informasi memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Dimensi selebaran separo ukuran kertas A4 atau dimensi yang disetujui
oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas,
• Informasi yang harus disampaian akan ditentukan kemudian oleh Satuan
Tugas dan atau Konsultan Pengawas
• Penggadaan selebaran dapat dilaksanakan dengan fotocopy, maupun jenis
penggandaan lainnya,
• Selama periode pelaksanaan harus disiapkan minimum 5 rim kertas A4,
atau sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
• Pelaksanaan penyebaran akan ditentukan kemudian oleh Satuan Tugas dan
Bagian Sentral Komunikasi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. kantor Area
pekerjaan setempat.

S1.42 (3) PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN

SU1 - 24
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Hasil pelaksanaan pekerjaan penyediaan sarana informasi dan sosialisasi beserta


kelengkapannya diukur dalam unit price, atas dasar realisasi jumlah rim kertas yang
memenuhi persyaratan serta diterima baik oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan
Pengawas

S1.43 PENGAMANAN PERALATAN, KENDARAAN DAN PEKERJA


S1.43 (1) UMUM

a. Kontraktor harus menjaga, menjamin, dan bertanggungjawab bahwa selama


periode pelaksanaan kegiatan di lapangan tidak terjadi kecelakaan baik yang
menimpa pemakai jalan, pekerja, peralatan dan kendaraan.
b. Para pekerja harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya kecelakaan, dengan
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK-3)
dan mengasuransikan semua pekerja dalam program asuransi.

S1.43 (2) PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Peralatan/Kendaraan
1. Seluruh peralatan/kendaraan yang didatangkan dan atau dipergunakan di
lokasi pekerjaan harus dilengkapi dengan sarana pengaman berupa lampu
emergensi berkedip, rotator/ Flash light warna kuning.
2. Peralatan harus dalam kondisi layak operasi, untuk itu pengecekan secara
rutin (harian, setiap siang hari) atas kondisi peralatan harus dilakukan.
3. Tidak dibenarkan melaksanakan perbaikan peralatan/kendaraan di lokasi
pekerjaan / lapangan.
4. Selama peralatan yang berada di lokasi pekerjaan lampu emergensi berkedip,
rotator/ flash light harus dinyalakan dan berfungsi dengan baik.
5. Seluruh peralatan/kendaraan Kontraktor yang melintas di jalan tol harus
tunduk dan mentaati kepada peraturan berlalu lintas di jalan tol.
6. Seluruh peralatan/kendaraan Kontraktor tidak dibenarkan melakukan
pemutaran (memutar) di median jalan tol.

b. Pekerja
1. Seluruh personil, manajemen, pelaksana/supervisor, mandor, pekerja yang
sedang bekerja di jalan tol pada pelaksanaan pekerjaan ini wajib
menggunakan seragam (disarankan warna mencolok : kuning/orange) dan
dilengkapi dengan rompi refektif (kuning/orange)
2. Para pekerja tidak dibenarkan menyeberang jalan tol dengan berjalan kaki,
kedatangan ke lokasi pekerjaan harus menggunakan kendaraan angkutan
penumpang dan tidak diperkenankan diangkut dengan truk bak terbuka
(pickup).
3. Bila pekerjaan berada di sekitar gerbang tol, para pekerja tidak dibenarkan
mendekati gardu tol.

S1.43 (3) PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN DAN PEMBAYARAN


Tidak ada pembayaran atas kewajiban pemenuhan ketentuan pada pasal ini, seluruh
biaya yang diperlukan untuk pemenuhan pasal ini harus sudah diperhitungkan ke
dalam satuan mata pembayaran pekerjaan terkait.

SU1 - 25
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S1.44 PENGUJIAN DAN KALIBRASI PERALATAN


S1.44 (1) UMUM
Selama periode pelaksanaan, Kontraktor harus menjamin bahwa seluruh peralatan
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan layak operasi
berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Kontraktor wajib melaksanakan pengujian, test, pemeriksaan maupun kalibrasi atas
seluruh peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan atas biaya Kontraktor.

S1.44 (2) PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Seluruh peralatan sebelum didatangkan dan digunakan dalam pekerjaan harus
disetujui oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
b. Penunjukan dan penggunaan Lembaga Penguji harus seijin dan persetujuan
Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
c. Kapasitas produksi masing-masing jenis peralatan harus mendapat persetujuan
dari Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
d. Seluruh biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan pengujian, pengetesan,
percobaan dan atau kalibrasi seluruh peralatan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

S1.44 (3) PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN DAN DASAR PEMBAYARAN


Tidak diadakan pembayaran tersendiri atas pelaksanaan ketentuan pasal ini, oleh
karena itu Kontraktor harus sudah memperhitungkan seluruh biaya pengujian,
pengetesan, percobaan maupun kalibrasi peralatan kedalam harga satuan pekerjaan
masing-masing.
Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas berhak melakukan penyetopan/
pemberhentian semantara dan atau penundaan pelaksanaan pekerjaan bila ternyata
peralatan yang digunakan tidak memenuhi persyaratan atau belum melalui suatu
pengujian, pengetesan maupun percobaan atau kalibrasi sebagaimana persyaratan.
Biaya yang timbul dan pengaruhnya terhadap pelaksanaan pekerjaan terkait akibat
penyetopan dan penundaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

S1.45 BENGKEL
Kontraktor harus menyediakan bengkel yang memadai di lokasi kerja, dilengkapi
dengan hal-hal yang diperlukan, agar dapat memperbaiki segala peralatan yang
dipakai selama pelaksanaan kerja. Kontraktor juga harus menyediakan gudang
untuk suku cadang peralatan, terutama untuk suku cadang yang sering rusak atau
sulit didapat. Bengkel harus dikelola oleh Kepala Pelaksana yang ahli reparasi
mesin bersama tenaga kerja secukupnya. Penyediaan bengkel ini, termasuk segala
perlengkapan dan fasilitasnya, akan dibayar sebagaimana ketentuan Pasal S1.20.

S1.46 GAMBAR
Gambar Rencana untuk proyek ini merupakan bagian dari Dokumen Kontrak dan
tidak terpisahkan dengan Spesifikasi ini.

SU1 - 26
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan


spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian
dalam gambar atau dari ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya.
Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Bila ukuran
tertera dalam gambar atau dapat dihitung, pengukuran skala tidak boleh
dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas. Setiap deviasi dari
gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas dan disahkan secara tertulis. Permukaan-permukaan yang sudah selesai
harus sesuai dengan garis, lapisan, bagian dan ukuran yang tercantum dalam
Gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas. Setiap deviasi dari
karakter yang tidak dijelaskan dalam Gambar Kerja yang mungkin diperlukan oleh
keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas dan disahkan secara tertulis.
Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alinemen, lokasi, seksi (bagian)
dan detail gambar mungkin akan dilakukan dalam waktu pelaksanaan
pekerjaan.
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari
proyek dan harus digambar pada kertas A-3 yang dapat direproduksi. Setelah
Konsultan Pengawas memberikan persetujuan terhadap Gambar, ia mungkin akan
meminta agar Gambar asli dibuat dengan tinta dan diserahkan ke kantornya untuk
membuat bagian dari catatan permanen mengenai pekerjaan proyek.

S1.47 PAPAN INFORMASI PROYEK


Kontraktor, selama jangka waktu mobilisasi harus memasang papan-papan informasi
proyek pada simpangan-simpangan jalan utama dan pada awal dan akhir lokasi
pekerjaan. Ukuran papan informasi proyek dan kata-kata penerangannya akan
ditentukan oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
Pembayaran untuk papan informasi dan pemeliharaannya selama masa konstruksi
dianggap sudah termasuk ke dalam pembayaran lump sum sebagaimana ditentukan
pada Pasal S1.20 "Mobilisasi".

S1.48 PERALATAN TIMBANG DAN TIMBANGAN


Kontraktor harus menyediakan jembatan timbang dan timbangan atau peralatan
timbang lain yang memadai yang harus merupakan bagian dari alat-alat konstruksi.
Pembayaran untuk peralatan timbang dan timbangan dianggap sudah termasuk ke
dalam pembayaran lump sum seperti yang ditentukan pada Pasal S1.20
"Mobilisasi".
Lantai timbang harus mempunyai panjang yang cukup untuk menimbang serentak
seluruh beban gandar (axle load) dari setiap kendaraan angkutan. Setiap peralatan
timbang harus memiliki ketelitian 0,5 % dalam pemakaiannya, dan harus diperiksa,
diuji dan disegel sesering mungkin bila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas
untuk menjamin ketepatannya terus-menerus. Satuan Tugas dapat mengijinkan
digunakannya alat timbang selama jangka waktu tertentu sebelum penyegelan,

SU1 - 27
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

dengan syarat uji coba di lapangan menunjukkan ketepatan/ kesesuaian yang


konsisten dengan batas ketelitian yang telah ditentukan di sini.
Kontraktor harus memiliki dan mempersiapkan tidak kurang dari 10 (sepuluh)
beban pemberat masing-masing seberat 25 kilogram, dan harus membantu
Konsultan Pengawas dalam menguji timbangan.
Peralatan timbang standar, yang disahkan oleh Pemerintah, atau dimiliki
pemerintah lokal, dapat dipergunakan jika telah disetujui Konsultan Pengawas.
Lantai timbang truk untuk menimbang produk-produk bitumen harus dilengkapi
dengan peralatan cetak otomatis untuk mencatat waktu dan berat, dan satu salinan
dari setiap catatan berat menjadi milik Satuan Tugas setiap setelah pengukuran berat.
Satuan Tugas dapat menghapus ketentuan di atas mengenai peralatan cetak
informasi berat otomatis untuk material bitumen bila hal itu dipandang tidak perlu
untuk proyek tersebut. Bila alat tersebut dianggap tidak diperlukan, Kontraktor
akan memberitahu pada rapat penjelasan lelang (Pre-bid Conference).

S1.49 SPESIFIKASI
Bila material atau peralatan yang ditentukan harus sesuai dengan standar yang bukan
Indonesia, hal itu berarti secara otomatis harus diganti dengan yang setara dengan SII
(Standar Industri Indonesia) bila memang sudah ada pada waktu penawaran.
Bila pemakaian SII ternyata tidak memadai menurut segi teknis pada tahap
pelaksanaan, Satuan Tugas akan melakukan langkah-langkah semestinya
berdasarkan pada rekomendasi Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus membuat salinan dari seluruh SII, yang relevan dengan Kontrak
dan relevan dengan material atau peralatan yang disyaratkan dan memberi
terjemahannya dalam bahasa Inggris.
Kecuali untuk material yang disyaratkan dengan SII, material-material yang
disyaratkan dengan standar Jepang dapat diganti dengan yang setara dari Amerika
Serikat dan sebaliknya, dengan persetujuan dari Pemberi Tugas. Permohonan yang
berkenaan dengan penggantian itu harus dibuat dalam jangka waktu 30 hari setelah
Pengumuman Pemenang Pelelangan (Notice of Award), dan sebelum ada perintah
penempatan peralatan tes laboratorium.
Dalam Spesifikasi ini, material-material atau tes-tes yang telah disyaratkan sesuai
dengan SII, JIS, AASHTOatau ASTMharus mengacu kepada revisi terakhir dari
Spesifikasi atau metoda test yang bersangkutan pada saat pelelangan, kecuali
ditentukan lain.

S1.50 TOLERANSI
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai
dengan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi ini, dan toleransi lainnya yang
ditetapkan pada bagian lainnya.

SU1 - 28
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S1.51 PEMELIHARAAN DRAINASE YANG SUDAH ADA


Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau
mempengaruhi tempat kerja.
Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas pembersihan
saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter
di luar batas daerah konstruksi dan daerah milik jalan.
Ketentuan-ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan,
dan semua pembiayaan harus dianggap termasuk ke dalam mata pembayaran dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dalam Kontrak ini. Tetapi pekerjaan-pekerjaan
pemeliharaan, yang menurut pendapat Konsultan Pengawas, mengharuskan adanya
pekerjaan perbaikan atau rekonstruksi pada drainase yang sudah ada, kecuali bila
akibat kelalaian Kontraktor, Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan pekerjaan
tambah yang diperlukan, dan Kontraktor berhak meminta pembayaran yang diatur
dengan mata pembayaran yang telah ditentukan.

SU1 - 29
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

BAB 3
PEMBONGKARAN

S3.01 PEMBONGKARAN
S3.01 (1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup pembongkaran dan pembuangan, seluruh atau sebagian dari
beton atau pasangan batu yang masing-masing berukuran lebih besar dari satu meter
kubik, semua gedung, bangunan, perkerasan beton/ aspal jalan lama, kerb, Guard
Raial, Rambu, Tiang PJU, perlengkapan Jalan lainnya dan rintangan lain yang harus
disingkirkan, kecuali untuk yang diharuskan dipindahkan menurut ketentuan lain
dari Dokumen Kontrak ini. Pekerjaan ini juga mencakup penyelamatan material
yang telah ditentukan dan pengurugan lubang dan parit yang terjadi.

Pekerjaan yang diatur dalam bab ini juga mencakup pekerjaan peralatan, fasilitas
dan bangunan yang dapt dipasang kembali.
Secara umum dimana bahan-bahan yang tidak diperlukan oleh Pemberi Tugas dan
atas petunjuk Konsultan Pengawas untuk dibuang oleh Kontraktor, bahan-bahan
tersebut harus dibuang pada daerah pembuangannya sendiri, sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal S4.06 Spesifikasi ini.

S3.01 (2) Ketentuan Pelaksanaan


(1) Umum
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran, pada dan di sekitar
badan jalan, pada daerah milik jalan sebagaimana tampak pada gambar atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Semua material yang diperoleh
dari pembongkaran akan tetap menjadi milik Pemberi Tugas, kecuali
ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak ini. Semua material yang laku dijual
harus dipindahkan tanpa mengalami kerusakan, dalam bentuk potongan yang
mudah diangkut, dan harus disimpan oleh Kontraktor pada tempat khusus di
lokasi proyek sebagaimana petunjuk Satuan Tugas. Basement atau lubang-
lubang yang terjadi akibat pembongkaran bangunan harus diurug dengan
material yang semestinya sampai setarap dengan permukaan tanah di
sekitarnya dan, bila berada pada konstruksi badan jalan, harus dipadatkan
sesuai dengan Pasal S5.01 Spesifikasi ini.
Pelaksanaan pekerjaan tersebut mencakup pengamanan material-material
bongkaran, pemeliharaannya, dan penyimpanannya di daerah milik jalan atau
tempat-tempat lain yang ditentukan Konsultan Pengawas atau oleh Pemberi
Tugas, atau pembuangan seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.
(2) Pemindahan Jembatan, Gorong-gorong dan Bangunan Struktur Lainnya
Jembatan, gorong-gorong dan bangunan struktur lainnya yang masih
dipergunakan untuk lalu-lintas tidak boleh dibongkar sebelum dibuat
pengaturan yang memadai untuk pelayanan lalu-lintas.

SU3 - 1
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Kecuali bila ditentukan lain, bangunan bawah dari bangunan air yang ada
harus dibongkar sedemikian sehingga permukaannya lebih rendah dari dasar
aliran semula dan bagian-bagian di luar aliran harus dipindahkan sehingga
tidak akan mengganggu pekerjaan.
Bila ada bagian bangunan yang seluruhnya atau sebagian berada dalam batas
daerah yang diperuntukkan bagi bangunan baru, maka harus dipindahkan
sedemikian rupa agar mempermudah pembuatan bangunan yang
dimaksudkan. Bila hanya sebagian saja dari bangunan itu yang akan
dibongkar, Kontraktor harus mengerjakannya sedemikian rupa agar bagian
yang tidak akan dibongkar tidak rusak. Seluruh detail dari metoda kerja
Kontraktor harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Jembatan baja dan jembatan kayu, bila menurut Konsultan Pengawas harus
dijaga keutuhannya, harus dibongkar dengan hati-hati. Bagian-bagian baja
harus ditandai menurut pasangannya, kecuali bila Konsultan Pengawas tidak
mengharuskannya. Material-material yang harus dijaga itu harus disimpan
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
(3) Pemindahan Kanstien Pembatas (Kerb)
Kerb yang harus dibongkar, termasuk pondasinya, harus dibuat potongan-
potongan dan harus dipindahkan serta disimpan di tempat tertentu untuk
digunakan oleh Pemberi Tugas, atau harus dibuang bila Satuan Tugas
memerintahkannya.
Pembongkaran kerb ini harus hati-hati untuk menghindari kerusakan pada
perkerasan jalan atau pun kerb yang masih dipakai.
(4) Pembongkaran Perkerasan Jalan, Trotoar dan Lain-lain.
Berapapun tebalnya, semua lapisan perkerasan jalan aspal atau beton, trotoir,
atau permukaan keras lainnya yang harus dibongkar, harus dibuat berkeping-
keping, dan harus dibongkar dan ditempatkan dibagian lain tempat kerja dan di
luar Damija untuk digunakan oleh Pemberi Tugas, atau dibuang bila Satuan
Tugas memerintahkannya. Pembongkaran ini harus dikerjakan hati-hati untuk
mencegah kerusakan pada bagian yang harus tetap ada. Sebelum dilakukan
pembongkaran, bidang yang akan dibongkar harus digergaji secara vertikal
dengan menggunakan mesin potong (cutter) atau di “jack hammer”.
Bila pembongkaran perkerasan jalan lama, trotoir atau permukaan keras
lainnya dengan ukuran masing-masing kurang dari 1.0 meter kubik, atau bila
diperlukan penggalian batu balas, batu kerikil, atau material subbase (lapis
pondasi agregat bawah) dan, material base (lapis pondasi agregat atas), maka
pekerjaan ini dinilai sebagai Galian dan harus sesuai dengan ketentuan Pasal
S4.03 dari Spesifikasi ini, mengenai pelaksanaan, pengukuran hasil pekerjaan
dan pembayaran.
(5) Pembongkaran/ Pemindahan Rambu-rambu Lalu Lintas
Bila diperintahkan, rambu-rambu lalu lintas, termasuk frame baja, harus
dibongkar dengan hati-hati, dipindahkan dan disimpan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas, pada tempat yang ditentukan oleh Satuan Tugas untuk
dapat digunakan kembali atau digunakan oleh Pemberi Tugas. Penggunaan

SU3 - 2
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

kembali rambu-rambu lalu-lintas sesuai dengan Gambar, dan atau petunjuk


Konsultan Pengawas.
Pondasi beton harus dipotong berkeping-keping, dipindahkan dan ditempatkan
pada tempat yang ditentukan Konsultan Pengawas untuk digunakan oleh
Pemberi Tugas, atau dibuang bila Satuan Tugas memerintahkannya.
Jika ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga (DKH) material tersebut
harus dipasang kembali/ dipindahkan, maka kontraktor harus memasang
kembali sesuai dengan Gambar Rencana, biaya untuk pemasangan kembali,
penyimpanan sementara dan pengangkutan harus sudah diperhitungkan
dalam Harga Satuan Pekerjaan.
(6) Pembongkaran/Pemindahan (Bongkar-Pasang) Guardrail
Guardrail, termasuk block piece dan post, harus dibongkar dan hati-hati, dan
tetap dalam keadaan baik sebagaimana sebelum dibongkar. Baut dan mur
harus dibuka dengan kunci agar tetap utuh. Bila baut atau mur yang sudah di
las, bekas las harus dipahat atau digerenda agar tidak merusak guardrail atau
bagian-bagiannya. Pembongkaran dengan cara pengelasan/pemanasan untuk
memotong pada bagian guardrail, block piece atau post tidak diijinkan kecuali
pada baut atau murnya bila keadaan eksistingnya dilas.
Jika ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga (DKH) material tersebut
harus dipasang kembali/ dipindahkan, maka kontraktor harus memasang
kembali sesuai dengan Gambar Rencana, biaya untuk pemasangan kembali,
penyimpanan sementara dan pengangkutan harus sudah diperhitungkan
dalam Harga Satuan Pekerjaan.
(7) Pembongkaran Tiang Penerangan Jalan Umum (PJU)
Tiang penerangan atau PJU yang berada di daerah jalan tol harus dibongkar
atau dilepas dengan hati-hati agar tetap dalam kondisi baik, diangkut dan
disimpan di lokasi yang telah ditentukan oleh Satuan Tugas melalui Konsultan
Pengawas untuk digunakan kembali pada proyek ini.
Kontraktor akan menghubungi badan yang berwenang dan bertahap
pekerjaannya sehingga menyebabkan gangguan minimum pada tiang listrik.
Setiap pondasi beton akan diperlukan seperti (e) di atas.

(8) Pembongkaran Bangunan


Bangunan yang termasuk dalam lingkup pembongkaran dapat berupa
bangunan Plaza Tol, Gerbang Tol, Gardu Tol, Selasar Petugas dan fasilitas
yang mendukung sistem oprasi Gerbang Tol.
Pembongkaran bangunan yang tercakup dalam spesifikasi ini harus
dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga pada saat pelaksanaan tidak
mengganggu operasi Gerbang Tol, dan lalu – lintas transaksi pada Gerbang.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran dengan
berkoordinasi dengan Satuan Tugas/ Konsultan Pengawas serta Kepala
Gerbang yang bersangkutan.
Bagian-bagian yang harus dibongkar yang berhubungan dengan bagian lain
yang akan diteruskan/ atau di renovasi harus dilaksanakan dengan hati-hati

SU3 - 3
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada komponen/ bagian yang akan


disambung dengan konstruksi baru.
Material bekas hasil bongkaran harus disimpan dan atau diserahkan kepada
Pengguna Jasa (Pemilik) dengan Berita Acara Serah Terima Barang.
Material yang akan dipakai kembali dari hasil pembongkaran harus disimpan
dan dirawat sesuai petunjuk Satuan Tugas/ Konsultan Pengawas.
Bilamana terjadi kerusakan dan atau kehilangan material bekas bongkaran
dan atau eksisting yang harus disambung dengan pekerjaan berikutnya yang
berhubungan maka kontraktor harus menggantinya dengan material yang
sesuai.
Khusus pembongkaran konstruksibaja harus dilakukan sesuai dengan simpul-
simpul sambungan yang di bagi sesuai dengan kemudahan cara
pembongkaran dan instalasi konstruksi tersebut jika diperintahkan untuk di
pasang kembali.

(9) Pembongkaran Fasilitas Tol


Pekerjaan pembongkaran fasilitas tol dan atau peralatan tol harus dilakukan
dengan hati-hati dan tidak menggangu sistem operasi gerbang tol.
Kontraktor harus menunjuk pelaksana dan atau teknisi yang mampu
melaksanakan pembongkaran dan harus berkoordinasi dengan bagian
Pemeliharaan Peralatan Tol PT Jasamarga Toll Road Maintenance Area
Jagorawi.

(10) Pembongkaran Beton Bertulang dan Pasangan Batu


Jika diperintahkan oleh Satuan Tugas/ Konsultan Pengawas Struktur beton
bertulan dan atau pasangan batu kali yang tidak berfungsi lagi dan atau
mempengaruhi pelaksanaan struktur pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar
rencana, maka Kontraktor harus membongkar strukturr beton dan atau pasangan
batu kali tersebut.
Berapapun tebalnya, beton, trotoir, pasangan batu kali atau permukaan keras
lainnya yang harus dibongkar, harus dibuat berkeping-keping, dan harus
dibongkar dan ditempatkan dibagian lain tempat kerja dan di luar Damija untuk
digunakan oleh Pemberi Tugas, atau dibuang bila Satuan Tugas
memerintahkannya. Pembongkaran ini harus dikerjakan hati-hati untuk
mencegah kerusakan pada bagian yang harus tetap ada. Sebelum dilakukan
pembongkaran, bidang yang akan dibongkar harus digergaji secara vertikal
dengan menggunakan mesin potong (cutter) atau di “jack hammer”.
Bila pembongkaran beton, pasangan batu kali diatas permukaan keras lainnya
dengan ukuran masing-masing kurang dari ( ≤ ) 1 meter kubik, atau bila
diperlukan penggalian batu balas, batu kerikil, atau material subbase (lapis
pondasi agregat bawah) dan, material base (lapis pondasi agregat atas), maka
pekerjaan ini dinilai sebagai Galian dan harus sesuai dengan ketentuan Pasal
S4.03 dari Spesifikasi ini, mengenai pelaksanaan, pengukuran hasil pekerjaan
dan pembayaran.

SU3 - 4
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

(11) Pembongkaran Fasilitas Jalan dan Fasilitas Tol Untuk dipasang Kembali
Jika diperintahkan dalam DKH dan atau Gambar Rencana diperlukan
pembongkaran fasilitas jalan dan fasilitas tol dan atau peralatan tol untuk
dipasang kembali maka harus dilakukan dengan hati-hati dan fasilitas atau
peralatan tersebut harus dilindungi sehingga tidak rusak dan dapat berfungsi
seperti semula.
Sebelum melakukan pembongkaran kontraktor harus mengajukan
pemeriksaan kelayakan fungsi fasilitas tol tersebut yang dibuat dalam Berita
Acara Pemeriksaan bersama Konsultan Pengawas, Satuan Tugas dan Bagian
Pemeliharaan Peralatan Tol yang terkait..
Kontraktor harus menyimpan dan melindungi peralatan/ fasilitas tol tersebut
dalam gudang yang aman dari pengaruh cuaca dan pencurian/ kerusakan.
Kontraktor harus mengganti material yang rusak akibat pembongkaran
fasilitas tol tersebut, dan menjamin perlatan tersebut jika dipasang kembali
dapat berfungsi sesuai keadaan sebelum dibongkar.

S3.01 (3) Metode Pengukuran


Jumlah yang akan dibayar sesuai dengan Spesifikasi atau perintah Konsultan
Pengawas, adalah meter kubik atau meter persegi atau meter linier tergantung pada
sifat bangunan dan rintangan yang dibongkar dan diterima sebatas perintah
Konsultan Pengawas.
Pembongkaran yang diperlukan untuk pekerjaan permanen akan diukur untuk
pembayaran, sedangkan pembongkaran untuk jalan kerja, daerah penambangan
material timbunan, dan semua pekerjaan sementara tidak akan diukur maupun
dibayar.

Pekerjaan pembongkaran dan pemasangan kembali fasilitas tol yang sudah


diselesaikan dan sudah berfungsi akan diukur dengan satuan pembayaran
sebagaimana dalam daftar mata pembayaran berikut.

S3.01 (4) Dasar Pembayaran


Pekerjaan pembongkaran yang diukur sebagaimana tersebut di atas, akan dibayar
persatuan pengukuran untuk mata pembayaran seperti tersebut di bawah ini.
Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja,
material, peralatan, perlengkapan dan kebutuhan-kebutuhan insidentil dalam
pekerjaan dan pelaksanaan pembongkaran pada derah-daerah yang ditentukan dalam
Spesifikasi ini, termasuk pengurugan kembali bila diperlukan. Harga Satuan untuk
setiap pekerjaan dalam Pasal ini dianggap mencakup segala perlindungan/penjagaan
atau metoda kerja tertentu untuk mencegah kerusakan pada material yang harus tetap
pada tempatnya. Setiap kerusakan merupakan tanggung jawab Kontraktor. Semua
pekerjaan itu harus sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, termasuk
pemindahan dan pembuangan material yang dihasilkan.

Pekerjaan pembongkaran dan pemasangan kembali yang telah diselesaikan oleh


kontraktor mencakup juga penggantian material yang rusak dan atau perlu

SU3 - 5
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

diperbaiki sehingga fasilitas tol tersebut dapat berfungsi dan diterima oleh Satuan
Tugas.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

3.01(1)i Fasilitas Tol Unit


3.01(2) Pembongkaran Gorong-Gorong meter panjang
3.01(3) BongkarKerb/ Kanstein meter panjang
3.01(3)a Bongkar Perkerasan Jalan Aspal
(Exca. Hydrolic Jack/ Jack Hammer) meter kubik
3.01(3)b Bongkar Perkerasan Jalan Beton
(Exca. Hydrolic Jack/ Jack Hammer) meter kubik
3.01(3)c Bongkar Perkerasan Jalan Aspal
(Cold Milling Machine/Road Cutter) meter kubik
3.01(4) Bongkar Lapis Pondasi Agregat Kelas A meter kubik
3.01(5) Bongkar dan Pasang MCB meter panjang
3.01(6) Bongkar Paving Block meter persegi
3.01(7)a Bongkar Guard Rail meter panjang
3.01(7)b Bongkar dan Pasang Guard Rail meter panjang
3.01(10)a Bongkar Beton meter kubik
3.01(10)b Bongkar Pasangan Batu Kali meter kubik
3.01(5)a Bongkar dan Pasang Rambu Standar buah
3.01(5)b Bongkar dan Pasang Rambu Petunjuk buah
3.01(5)c Bongkar dan Pasang Panel Rambu (Ganti Huruf) buah
3.01 (8)a Bongkar Penutup Atap meter persegi
3.01 (8)b Bongkar Kolom & Rangka Baja Kg
3.01 (8)c Bongkar Rangka Atap (Kuda-Kuda & Gording) Kg
3.01 (8)d Bongkar Plafond meter persegi
3.01 (8)e Bongkar Atap & Rangka Polycarbonat meter persegi
3.01 (8)f Bongkar Selasar
(pagar, tiang, atap, disimpan ke Gudang Pihak 1) meter panjang
3.01 (8)g Bongkar & Pasang Selasar meter panjang
3.01 (8)h Bongkar Sun Shading meter persegi
3.01 (10)c Bongkar Saluran Pas. Batu Kali t=< 50 cm meter kubik
3.01 (11)a Bongkar Pagar BRC meter panjang
3.01 (11)b Bongkar & Pasang Pagar BRC meter panjang
3.01 (12) Bongkar & Pasang Hydrant Pilar lumpsum

SU3 - 6
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

BAB 9
PERKERASAN

S9.01 UMUM

Pekerjaan ini mencakup pengupasan perkerasan lama, lapis resap pengikat, lapis
pengikat, seal coat, campuran aspal beton, perkerasan beton, dan wet lean
concrete. Pekerjaan ini juga akan mencakup peningkatan dan perbaikan
perkerasan aspal jalan lama, beserta penyediaan dan penghamparan konstruksi
perkerasan baru untuk membuat perkerasan yang sempurna, sesuai dengan
Gambar dan instruksi Konsultan Pengawas.

S9.01 (1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapis permukaan aspal beton yang tersusun
dari agregat dan material aspal yang dicampur di pusat pencampuran serta
menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas suatu dasar (pondasi)
yang telah disiapkan dan sesuai dengan persyaratan ini yang memenuhi bentuk
sesuai Gambar dalam hal elevasi (ketinggian), penampang memanjang dan
melintangnya atau sesuai dengan yang diperintahkan Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini juga akan mencakup peningkatan struktur dan perbaikan
perkerasan jalan lama, beserta penyediaan dan penghamparan konstruksi
perkerasan baru untuk membuat perkerasan yang sempurna, sesuai dengan
Gambar dan instruksi Konsultan Pengawas.

S9.01 (2) Peralatan

Kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, peralatan yang


digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
(a) Bituminous Distributor
Bitumen Distributor ini harus mempunyai tenaga penggerak sendiri;
memakai ban angin yang lebar dan jumlahnya memungkinkan beban pada
permukaan jalan tidak melebihi 100 kg per sentimeter lebar ban.
Alat ini harus mampu menghamparkan material bitumen secara merata,
bahkan dalam keadaan panas pada berbagai lebar jalan sampai 5 meter;
dapat mengontrol kecepatan sehingga hamparan yang terjadi terkendali
antara 0,2 sampai dengan 9,0 liter per meter persegi dengan tekanan
merata, dan toleransi tidak lebih dari 0,1 liter per meter persegi.
Bitumen distributor harus mempunyai peralatan untuk mengukur
kecepatan secara tepat pada kecepatan rendah, kecepatan aliran aspal
melalui pipa penyemprot, suhu dalam tank dan tekanannya.
Alat-alat ini harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga operator dapat
membacanya dengan mudah.
Bitumen distributor harus dilengkapi dengan Generator tersendiri untuk
pompa, batang penyemprot yang bisa diatur posisi vertikal dan mendatar.
SU9- 1
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Batang penyemprot harus dikontrol oleh pekerja yang duduk di bagian


belakang distributor, sehingga operasi penyemprotan sepenuhnya berada
dalam pengawasannya. Distributor ini harus dilengkapi penyemprot
tangan, yang hanya digunakan pada daerah yang tak terjangkau batang
penyemprot.

(b) Bitumen Heater


Jenis alat ini harus oil jacket atau type lain yang memakai pengaduk
otomatis untuk mencegah overheating lokal pada material. Alat ini juga
harus dilengkapi dengan termometer.
(c) Instalasi Pencampur Bitumen (Bituminous Mixing Plant/Asphalt Mixing
Plant-AMP)
Tempat penyimpanan agregat harus cukup untuk menampung masing-
masing ukuran.
Agregat yang berbeda ukuran harus tetap dipisahkan sebelum
dimasukkan ke dalam 'cold aggregate feeding system'. Tempat
penyimpanan harus rapih dan bersih, serta cukup mudah dijangkau untuk
pengambilan contoh benda uji (sampling).
Semua instalasi yang digunakan untuk membuat campuran bitumen harus
memenuhi persyaratan di bawah ini :
(i) Persyaratan untuk semua peralatan
Kapasitas instalasi pencampur harus disesuaikan untuk dapat
melayani pelaksanaan perkerasan aspal yang dikehendaki.
Instalasi Timbangan
Timbangan harus mempunyai ketelitian sampai 0,5 % dari beban
yang ada dan peka terhadap setengah gradasi minimum yang tidak
lebih dari 3,5 kg. Alat keseimbangan (poise) harus dapat dikunci pada
tiap-tiap posisi untuk mencegah perubahan posisi yang tidak
dinginkan. Sebagai pengganti timbangan konvensional, Kontraktor
dapat menyediakan suatu alat timbangan dengan printer otomatis
yang disetujui, yang akan mencetak berat material yang dikirim.
Sistem tersebut dapat merupakan rangkaian sistem pengendali
penakaran dan pencampur otomatis (automatic batching and mixing
control system) yang disetujui. Berat material yang diserahkan
tersebut di atas harus disertai bukti tiket penimbangan untuk setiap
muatan. Peralatan timbangan umum dapat digunakan bila telah
diperiksa dan diuji oleh instansi yang berwenang dan disetujui
Konsultan Pengawas.
Peralatan untuk persiapan material bitumen
Tangki penyimpanan material bitumen harus dilengkapi dengan alat
pemanas dan mempertahankan material pada temperatur tertentu.
Pemanas dapat memakai tenaga uap, listrik atau alat lainnya yang
telah disetujui, yang tidak mengandung nyala api yang menjilat
tangki. Sistem sirkulasi material bitumen harus menjamin adanya
sirkulasi yang sempurna dan terus menerus selama dioperasikan.

SU9- 2
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Perlengkapan untuk mengukur dan pengambilan contoh bitumen


(sampling) harus disediakan.
Feeder for drier
Instalasi ini harus dilengkapi dengan alat mekanis pemasok agregat
secara merata ke dalam tungku pengering (drier) sehingga
diperoleh produksi yang seragam dan temperatur yang merata.
Tungku Pengering (Drier)
Instalasi harus mempunyai sebuah tungku pengering (drier) atau
lebih yang terus menerus mengaduk agregat selama proses
pemanasan dan pengeringan. Untuk adukan bitumen dingin, harus
disediakan peralatan mekanik pendingin agregat kering untuk
membuat campuran dengan suhu yang ditentukan. Tungku
pengering ini apabila diperlukan harus dapat memasok material
yang sudah jadi ke instalasi pencampur (mixer) pada saat beroperasi
penuh.
Saringan (Screens)
Saringan harus mampu menyaring semua agregat dengan ukuran
dan proporsi tertentu, serta mempunyai kapasitas normal yang lebih
besar dari pada kapasitas pencampur (mixer).
Penampung (Bins)
Instalasi harus mempunyai tempat penyimpanan material dengan
kapasitas cukup untuk memasok material ke pencampur ketika
beroperasi penuh. Tempat penyimpanan harus dipisahkan sekurang-
kurangnya menjadi 3 bagian dan disusun sehingga cukup untuk
masing-masing fraksi agregat. Juga harus ada tempat penyimpanan
material kering untuk filler atau kapur dan instalasi ini harus
dilengkapi dengan alat pemasok atau corong-curah material ke
pencampur atau bak penimbang. Setiap tempat penyimpanan harus
dilengkapi dengan pipa pelimpah luapan dengan ukuran secukupnya
dan terletak sedemikian rupa untuk mencegah luapan material ke
dalam bagian (kompartemen) yang lain. Pada masing-masing ruang
penyimpanan harus dilengkapi katup pembuangan yang tidak akan
bocor waktu ditutup. Katup harus dapat menutup dengan cepat dan
sempurna. Tempat penyimpanan harus dibuat sedemikian rupa agar
mudah untuk pengambilan sample. Tempat penyimpanan juga harus
dilengkapi dengan alat petunjuk posisi agregat sampai titik yang
paling bawah.
Unit pengendali bitumen
Untuk mencapai jumlah material bitumen yang tepat dalam
campuran dengan toleransi tertentu, maka harus ada alat timbangan
atau meteran, alat pengukur jumlah atau kecepatan arus material
bitumen ke dalam pencampur.
Peralatan Termometer
Instalasi harus dilengkapi termometer (armoud termometer) yang
diletakkan di dekat katup pengisi pada unit mixer. Juga harus ada

SU9- 3
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

thermometer dia-scale, mercury-actuated thermometer, pyrometer-


listrik, atau alat termometrik lainnya yang ditempatkan pada katup
pengeluaran pada drier untuk mengukur secara otomatis agregat
panas. Konsultan Pengawas dapat menyuruh mengganti termometer
dengan alat pengukur suhu lainnya yang dapat mengukur secara lebih
baik.
Pengumpul debu (Dust Collector)
Instalasi harus dilengkapi dengan Dust Collector untuk membuang
atau mengembalikan semua atau sebagian material ke elevator
panas, dengan ketentuan tanpa ada debu yang lepas ke atmosfir.
Jembatan Timbang (Truck Scale)
Campuran bitumen harus ditimbang dengan alat yang telah
disetujui, yang disediakan oleh Kontraktor, atau dengan timbangan
umum (public scale) atas tanggungan biaya Kontraktor. Timbangan
harus diperiksa dan disegel, sesuai dengan ketentuan Konsultan
Pengawas, untuk menjamin ketepatannya.
Keselamatan
Pada setiap bagian yang diperlukan, harus diletakkan tangga yang
aman dan memadai, seperti menuju bagian lain pada alat distributor
itu, menuju mixer platform dan tempat sampling. Untuk naik ke
bagian atas truk, harus tersedia alat yang memadai agar Konsultan
Pengawas dapat mengambil sample dan data suhu campuran. Juga
harus disediakan alat pengerek/katrol untuk mengangkat alat
kalibrasi timbangan, alat sampling dan alat lainnya dari dan ke
mixer platform. Semua roda gigi, katrol, rantai, gigi jentera dan
peralatan lainnya yang berbahaya harus dijaga dan dilindungi. Pada
bagian-bagian tertentu dari mixer harus disediakan tempat-tempat
untuk melakukan pemeriksaan (platform). Di sekitar tempat
pemuatan truk harus dibuat jalan tempat lewat yang bebas dari
gangguan, ataupun tumpahan material dari alat pencampur (mixer).
Laboratorium lapangan
Kontraktor harus membuat bangunan untuk digunakan sebagai
laboratorium lapangan oleh Konsultan Pengawas. Strukturnya harus
memiliki tempat/ruang yang memadai untuk ruang test, dilengkapi
dengan peralatan tes, pemanas, suplai air, lampu dan lain-lain
menurut instruksi Konsultan Pengawas. Laboratorium ini hanya
untuk Konsultan Pengawas, dan harus terletak sedemikian rupa
sehingga detail bangunan Kontraktor dapat terlihat melalui satu
jendelanya. Bila memungkinkan, laboratorium ini harus berdekatan
dengan tempat penimbangan.
(ii) Ketentuan untuk alat pencampur takaran (Batching Plants) bak
timbangan atau corong-curah
Peralatan ini harus mencakup alat timbangan agregat masing-masing
ukuran pada bak timbangan yang digantungkan pada alat ukur
penimbang, dengan kapasitas ukur yang cukup. Pintu masuk harus
dapat tertutup rapat agar material tidak bocor ke mixer pada saat
SU9- 4
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

ditimbang.
Pengendali Bitumen (Bituminous Control)
Peralatan pengukur material bitumen harus mempunyai ketelitian
kurang lebih 0,5 persen dari setiap beban yang ada, dan peka
terhadap setengah gradasi minimum, yang tidak lebih dari 2 kg.
Ember penimba material bitumen adalah tipe tegak (non-tilting)
dengan penutup yang longgar dari logam.
Ukuran panjang batang penyemprot tidak kurang dari ¾ panjang
mixer dan harus bisa langsung mengeluarkan material ke dalam
mixer dengan cara sesuai dengan ketentuan di bawah ini. Ember
material bitumen, katup-katup pengeluarannya, dan batang
penyemprot harus dipanasi secukupnya. Selubung uap, bila ada,
harus kering dan semua hubungan harus jangan sampai mengganggu
operasi timbangan bitumen. Kapasitas ember material bitumen harus
sekurang-kurangnya 15% lebih dari berat material bitumen yang
diperlukan pada setiap takaran. Instalasi ini harus mempunyai katup
pengisian (charging valve) yang cepat panas, tidak bocor, yang
terletak langsung di atas ember material bitumen. Kapasitas angka
penunjuk minimal 15% lebih dari jumlah material bitumen untuk
setiap takaran. Angka penunjuk harus terlihat jelas oleh operator
mixer. Aliran material bitumen harus dikontrol secara otomatis
sehingga mulai bekerja bila proses dry-mixing selesai. Semua
material bitumen yang diperlukan untuk satu takaran harus dapat
disemprotkan secara merata disepanjang mixer.
Bagian antara katup pengisi bitumen dan batang penyemprot harus
dilengkapi dengan satu katup untuk memeriksa angka pengukur
meter bila alat ini sebagai pengganti ember material bitumen.
Mixer
Batch mixer harus menggunakan tipe yang disetujui Konsultan
Pengawas dan mampu menghasilkan campuran secara merata dalam
batas toleransi job-mix. Bila tidak dilengkapi dengan pengumpul
debu (dust colector), bak mixer harus dilengkapi dengan tudung
debu (dust hoad) untuk mencegah debu berhamburan. Jarak dari
bagian yang tetap dan bagian yang bergerak tidak lebih dari 2,5 cm,
kecuali bila diameter maksimum agregat lebih dari 3,0 cm, maka
jarak tersebut tidak lebih dari 3,8 cm.
Pengendalian Waktu Pencampuran
Mixer harus dilengkapi dengan alat pengatur waktu yang tepat untuk
mengendalikan operasi setiap siklus pencampuran. Alat ini akan
mengunci pintu bak timbangan setelah mixer terisi, sampai pintu
mixer tertutup kembali setelah proses pencampuran pada mixer
selesai; juga akan mengunci ember material bitumen selama proses
pencampuran kering dan pencampuran basah. Periode proses
pencampuran kering adalah interval waktu antara terbukanya pintu
bak timbangan dan mulai keluarnya material bitumen. Periode proses
pencampuran basah adalah jangka waktu antara mulai keluarnya
material bitumen dan terbukanya pintu mixer. Kontrol terhadap
SU9- 5
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

waktu harus fleksibel dan bisa bekerja pada interval 5 detik atau
kurang selama putaran total sampai 3 menit. Sebagai bagian dari alat
ini harus dipasang juga sebuah mechanical batch counter, dan
didisain hanya untuk mencatat campuran material yang terselesaikan.
Penentuan interval waktu harus dihadiri dan atas petunjuk Konsultan
Pengawas, yang kemudian akan mengunci penutup alat pengukur
waktu sampai nanti bila ada perubahan waktu.
(iii) Ketentuan untuk Instalasi Pencampur Menerus (Continuous
Mixing Plants)
Unit Pengendali Gradasi
Instalasi harus dilengkapi dengan sarana untuk mengatur proporsi
yang teliti setiap ukuran agregat, juga harus mempunyai penuang
(feeder) yang dipasang pada bagian bawah setiap tempat
penyimpanan (compartment bin). Setiap compartment bin harus
mempunyai pintu pengontrol sehingga dapat mengukur volume
material yang keluar dari setiap compartment. Lubang penuangan
berbentuk persegi dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan alat
mekanis yang dilengkapi dengan kunci. Pada setiap pintu harus ada
skala petunjuk ukuran bukaan pintu, dengan skala inchi atau
sentimeter.
Peneraan timbangan tuangan agregat
Alat ini harus mencakup alat penera bukaan pintu dengan
menimbang sample test; dan dilengkapi dengan perlengkapan
tertentu agar material yang tertuang dari setiap bukaan dapat
diteruskan ke bak uji masing-masing. Alat ini harus dilengkapi
peralatan agar dapat mengambil sample dengan berat tidak kurang
dari 75 kg. Untuk menimbang sampel uji itu Kontraktor harus
menyediakan timbangan yang tepat.
Sinkronisasi penuangan agregat dengan penuangan material
bitumen
Harus disediakan alat yang memadai untuk menjalankan kontrol
bolak-balik (inter-locking) antara aliran agregat dari tempat
penyimpanannya (bins) dan aliran material bitumen dari meteran
atau alat pengukur lainnya. Kontrol ini harus dilakukan dengan alat
mekanik interlocking (saling berhubungan) atau dengan metoda lain
yang disetujui Konsultan Pengawas.
Mixer
Alat ini mencakup mixer berantai (continuous mixer) dengan tipe
yang disetujui, panasnya cukup, dan dapat menghasilkan campuran
yang rata dalam batas toleransi (job-mix tolerance). Alat ini harus
dilengkapi corong pembuang dengan pintu pembuang (dump gate),
yang mempercepat pengeluaran campuran. Alat pendayung material
harus dipasang pada posisi menyudut pada batangnya dan bisa
diputar mundur untuk memperlambat arus material campuran. Pada
mixer juga harus ada alat penunjuk dari pabrik mengenai volume
netto isi mixer dengan skala meter yang dipasang permanen. Juga
SU9- 6
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

harus dilengkapi dengan grafik (chart) atau alat lainnya untuk


menunjukkan kecepatan penuangan agregat per menit pada
kecepatan operasi peralatan.
(d) Alat Pengangkutan
Truk pengangkut campuran bitumen harus mempunyai dasar bak logam
yang rata, bersih, rapih, dan sudah dilapisi dengan material tertentu untuk
mencegah material melekat pada alas logam itu. Tudung penutup harus
dari kanvas atau material lainnya dengan ukuran tertentu untuk
melindungi material campuran dari pengaruh cuaca. Bila diperlukan
untuk menuangkan material campuran ke jalan pada suhu tertentu, maka
alas truk harus dilapisi pelindung panas (isolasi) dan penutupnya
diketatkan. Konsultan Pengawas akan mengukur berat (tare weight)
setiap kendaraan pengangkut material campuran ke lapangan, sekurang-
kurangnya satu kali dalam setiap penggantian pekerjaan.
(e) Bituminous Pavers
Alat perata bitumen (bituminous pavers) ini harus self-contained dan
mempunyai self-propelled unit, dilengkapi dengan batang antar (screed)
atau penempa (strike-off assembly), dan dapat menghamparkan dan
menyelesaikan jalan bitumen sesuai dengan ketentuan lebar dan
ketebalan dalam Gambar. Alat perata untuk bahu jalan dan konstruksi
sejenis harus bisa menghamparkan dan menyelesaikan campuran bitumen
dengan lebar sesuai dengan Gambar. Alat ini harus dilengkapi dengan bak
panerima dengan kapasitas cukup untuk meratakan penghamparan
material. Bak ini harus dilengkapi dengan sistem distribusi untuk
menghamparkan material campuran secara merata di depan batang antar
(screed) atau penempa.
Alat ini harus menggunakan peralatan mekanis seperti equalizing runners,
straightedge runners, evener arms, atau alat lainnya yang sejenis untuk
menjaga ketepatan kelandaian dan membatasi tepi jalan pada garis yang
sebenarnya tanpa menggunakan stationary side forms. Peralatan ini juga
mencakup blending atau joint levelling devices untuk menghaluskan dan
menyesuaikan sambungan longitudinal antar jalur. Batang antar atau
Penempa (screed atau strike-off assembly) harus bisa menyempurnakan
permukaan dengan kerataan dan tekstur yang diinginkan tanpa harus
membongkar atau mencungkil material campuran. Pada waktu
menghamparkan material campuran, perata harus bisa dioperasikan
dengan kecepatan yang tetap dengan penghamparan material campuran.
Kontraktor harus menyediakan segala alat-alat kecil dan menjaganya agar
tidak dilekati material bitumen. Juga harus disiapkan kain terpal untuk
keadaan darurat seperti hujan, angin dingin dan lain-lain untuk
melindungi material yang sudah dihamparkan tapi belum dipadatkan.
(f) Rollers
Rollers (mesin gilas) harus beroda baja dan beroda tekanan angin
(pneumatic tyre), kondisinya bagus, bisa bergerak mundur dengan baik,
dan harus dioperasikan dengan kecepatan rendah untuk memperkecil
kemungkinan retaknya material bitumen. Jumlah dan berat rollers harus
cukup untuk memadatkan material campuran dengan kepadatan tertentu.
SU9- 7
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Peralatan tidak boleh digunakan sampai menghancurkan agregat secara


berlebihan.
(g) Aggregate Spreader
Alat ini harus berpendorong otomatis (self-propelled), bentuknya
disetujui, dengan roda sekurang-kurangnya 4 buah dan ban angin pada
dua gandar. Alat ini harus dilengkapi alat kontrol yang mengatur
peletakkan material secara merata. Tipe lain boleh digunakan asal
hasilnya sama, dan disetujui.
(h) Power Broom and Blower
Power Broom dan Power Blower harus disediakan dan harus selalu dalam
keadaan baik, untuk membersihkan setiap permukaan yang akan diberi
material bitumen.

S9.01 (3) Ketentuan Umum


Kecuali bila ditentukan dibagian lain atau ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, semua pekerjaan material bitumen harus sesuai dengan ketentuan
berikut :
(a) Cuaca
Material bitumen tidak boleh dihamparkan pada waktu hujan atau
berkabut dan, kecuali bila ditentukan lain di dalam Spesifikasi ini,
permukaan yang akan dihampari harus bersih dan kering. Jangan
mengerjakan pekerjaan bila cuaca tidak memungkinkan pekerjaan selesai
dengan semestinya.
(b) Perlindungan untuk hasil pekerjaan
Peralatan yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan
harus sesuai dengan material yang digunakan, kondisi dan ketebalan
lapisan yang diinginkan, agar lapisan subgrade atau lapisan perkerasan
yang sudah selesai tidak rusak. Material bitumen harus selalu bersih
sebelum dilakukan penghamparan lapisan berikutnya atau lapisan penutup
(surface-treatment). Lalu lintas di atas material bitumen, terbatas hanya
untuk yang berkepentingan dalam menghamparkan dan memadatkan
lapisan selanjutnya.
Dengan resiko sendiri, Kontraktor dapat membiarkan lalu lintas melewati
binder course tapi dengan ijin Konsultan Pengawas, namun bila terjadi
kerusakan Kontraktor harus memperbaiki binder course dengan biaya
sendiri. Jika material bitumen terkotori, Kontraktor harus
membersihkannya sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, dan bila hal ini
tidak memungkinkan, lapisan harus dibongkar dan diganti atas biaya
Kontraktor sendiri.
Sebelum penyemprotan bitumen, permukaan struktur, semak-semak,
pepohonan dan lain-lain di sekitar daerah itu harus dilindungi agar tidak
terperciki material.
(c) Lapisan Perkerasan Aspal (Bituminous Courses)
Ketebalan setiap lapisan yang sudah dipadatkan tidak boleh lebih dari
105 mm. Bila lebih, lapisan ini harus dihamparkan dengan dua lapisan

SU9- 8
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

atau lebih yang ketebalannya sama.


(d) Pengukuran
Bila pembayaran berdasarkan berat, perhitungan menggunakan tiket
(karcis) pengangkutan material untuk pekerjaan permanen yang sesuai
dengan Gambar dan Spesifikasi. Berat material tercatat pada tiket yang
menunjukkan truk pengangkut dan tanggal dibuatnya.
Untuk pemeriksaan, bagian samping truk harus diberi nomor pengenal
yang mudah dibaca oleh pemeriksa atau wakil Konsultan Pengawas.
Pembayaran hanya untuk material yang digunakan dalam pekerjaan
permanen menurut Gambar dan instruksi Konsultan Pengawas. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan dengan seksama untuk memperkecil
terbuangnya material. Konsultan Pengawas akan mengurangi catatan
jumlah material pada tiket untuk setiap material yang dihamparkan diluar
ketentuan ukuran menurut Gambar atau yang terbuang akibat cara kerja
Kontraktor.
(e) Pelapisan Ulang (Overlay)
Bila Kontrak mencakup juga pelapisan ulang perkerasan jalan lama
(existing), perataan permukaan atau levelling yang diperlukan harus
menggunakan material yang ditentukan dalam Gambar atau ditentukan
oleh instruksi Konsultan Pengawas. Seluruh pekerjaan perbaikan pada
jalan harus dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan pelapisan ulang.
(f) Sampel hasil kerja (Finished Work Samples)
Plant-Mix
Kontraktor harus menggali sampel sampai kedalaman penuh untuk diuji
oleh Konsultan Pengawas. Sampel harus dipotong secara rapih dengan
gergaji, core drill atau dengan alat lain yang disetujui.
Sampel harus berupa lempengan sekurang - kurangnya berukuran
15 cm x 15 cm, atau beberapa sample berbentuk tabung dengan diameter
minimum masing-masing 10 cm, dengan jumlah total sekurang-
kurangnya 230 cm2. Paling sedikit 1 dan paling banyak 3 sampel harus
diambil setiap pelaksanaan kerja per-hari. Kontraktor harus menyediakan
material baru untuk mengurug lubang akibat pengambilan sampel. Bila
ada perubahan penting pada job-mix formula, sampel tambahan harus
diambil.
Bituminous Spray
Untuk memeriksa kecepatan pengeluaran material bitumen, lembaran-
lembaran kertas karton ukuran 50 x 50 cm, yang sudah ditimbang dulu,
dihamparkan di atas permukaan jalan yang akan diberi lapisan bitumen
dan ditimbang lagi setelah penyemprotan material bitumen. Kontraktor
harus menyediakan material untuk pemeriksaan ini dan menyemprot lagi
daerah yang tadi tertutupi kertas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas dan analisa laboratorium,
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pembongkaran dan
penggantian material yang tidak sesuai dengan Spesifikasi, atas biaya
Kontraktor. Konsultan Pengawas juga dapat memerintahkan penambahan
SU9- 9
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

lapisan material, atau pembongkaran kelebihan material dan mengurangi


jumlah material yang akan dibayar.

S9.02 PENGUPASAN PERKERASAN LAMA (SCRAPPING)

S9.02 (1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup pengupasan lapis atas atau lapisan-lapisan perkerasan


jalan lama untuk memungkinkan perbaikan permukaan (resurfacing) atau agar
memungkinkan pembentukan sambungan antara jalan lama dengan perkerasan
jalan baru. Pengupasan yang diperlukan karena metode kerja Kontraktor tidak
akan diukur untuk pembayaran.

S9.02 (2) Peralatan

Kontraktor harus menyediakan peralatan yang layak digunakan untuk


pelaksanaan pekerjaan, meliputi:

1.1. Peralatan Pemotong


Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit gergaji mesin pemotong
aspal / beton yang mampu memotong hingga kedalaman 7 cm.

1.2. Peralatan Pembongkar


Kontraktor harus menyediakan minimum 2 unit jack-hammer dengan
masing-masing kompresornya, yang mampu membersihkan,
membongkar, meratakan lokasi-lokasi yang belum / tidak rata.

1.3. Peralatan Pengupas


Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit mesin pengupas (cold
milling machine) dengan lebar 2 meter dan mampu mengupas sampai
setebal 10 cm aspal dengan mata pemotong (cutter bit) yang memiliki
keausan kurang dari 40%.

Bila diperlukan, maka 1 unit mesin pengupas dengan lebar 80 – 100 cm


harus disediakan.

1.4. Peralatan Perata


Kontraktor harus menyediakan peralatan mesin perata (grader) dengan
mata pisau yang baik, lurus dan tajam.

1.5. Peralatan Penyapu


Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit sapu baja mekanis
(power-broom) dengan keausan kurang dari 10% dari panjang asli, dan
permukaan sapu harus rata.

1.6. Kompresor
Kontraktor harus menyediakan minimum 2 unit kompresor secara khusus
(tidak untuk menjalankan peralatan lain), dengan kapasitas 7 atm, guna
pembersihan permukaan.

SU9- 10
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

1.7. Truk Pengangkut


Kontraktor harus menyediakan truk pengangkut dengan kapasitas cukup
sehingga tidak ada penumpukan material bongkaran di lapangan,
penyediaan truk ini harus khusus untuk mengangkut dan membuang /
menempatkan material bongkaran, dan sebelum selesainya kegiatan
pembongkaran truk pengangkut tidak boleh dipergunakan untuk
keperluan lainnya.

1.8. Alat Bantu lain


Kontraktor harus menyediakan alat bantu lain berupa gerobak
pengangkut, straight-edge, termometer logam dengan kapasitas 80º-
200ºC, pengki, sapu lidi, sekop, cangkul, belincong dan alat bantu lainnya
untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

1.9. Alat Pengering (jika dilanjutkan dengan pekerjaan pengisian/filling atau


pekerjaan perbaikan permukaan lainnnya)
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit alat pengering (dryer)
untuk mengeringkan permukaan sebelum penghamparan tack-coat / aspal

1.10. Peralatan Pengaspalan (jika dilanjutkan dengan pekerjaan


pengisian/filling)
Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk pelaksanaan pengaspalan
mengikuti ketentuan yang diatur dalam Pasal S9.05 untuk peralatan Lapis
Pengikat (tack-coat) dan Pasal S9.07 untuk peralatan pengaspalan.

S9.02 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan harus dilakukan dengan mesin atau tangan, dan daerah yang dikupas
sesuai yang diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas. Kerusakan pada
perkerasan atau kerb, yang ditentukan Konsultan Pengawas tidak boleh
terganggu, harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sendiri. Material hasil kupasan
harus disimpan dilokasi yang ditentukan oleh Pemberi Tugas, atau dibuang bila
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.

1. Pembongkaran & Pembersihan

a. Lokasi permukaan jalan yang akan dibongkar harus ditandai dan dicatat
lokasi bongkaran (KM.…+….), dimensi lebar, panjang, dan rencana
ketebalan bongkaran (data dicantumkan setelah selesai pembongkaran).
b. Batas bongkaran harus dipotong dengan menggunakan gergaji mesin
pemotong aspal untuk menghasilkan permukaan (vertikal) yang tegak
lurus.
c. Jack hammer digunakan untuk pembongkaran dan perataan lokasi yang
telah di potong,
d. Pengupasan lapisan permukaan jalan harus menggunakan peralatan
mesin pengupas (cold milling machine).

SU9- 11
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

e. Pembongkaran harus dilakukan sehingga lapisan yang rusak terangkat /


terbongkar, dan harus dilakukan sedemikian sehingga tidak
memperlemah struktur yang masih baik.
f. Alur-alur yang terjadi akibat cold-milling harus diratakan dengan
menggunakan grader.
g. Pembersihan permukaan hasil pembongkaran harus segera dilakukan
dengan sapu baja (power broom) setelah selesainya perataan agar
material yang berpotensi lepas benar-benar lepas, dan agar material
pembongkaran tidak melekat / menempel kembali.
h. Selanjutnya, pembersihan harus dilakukan dengan kompresor agar
material halus benar-benar tidak menempel pada permukaan.

2. Penyemprotan Lapis Pengikat (Tack Coat), jika dilanjutkan dengan


pekerjaan pengisian/filling atau pekerjaan perbaikan permukaan
lainnnya

Permukaan hasil pembongkaran setelah dibersihkan apabila telah kering


selanjutnya disemprot dengan Bitumen Lapis Pengikat (tack coat) secara
merata, pada permukaan vertikal (potongan) harus diberi Bitumen Lapis
Pengikat. Material dan pelaksanaan penyemprotan Lapis Pengikat harus
mengikuti ketentuan Pasal S9.05.

3. Penghamparan Material Pengisi & Pemadatan, jika dilanjutkan dengan


pekerjaan pengisian/filling

Bila kondisi Bitumen Lapis Pengikat (tack coat) sudah setting, maka material
pengisi dapat segera dihampar dan dipadatkan. Pengisian dan pemadatan
harus dilakukan sedemikian sehingga permukaan yang diperbaiki tersebut
mempunyai kerataan yang sama dengan permukaan jalan di sekitarnya.

Khusus untuk pekerjaan pengupasan dan pengisian (scrapping & filling)


maka pemadatan dengan tire roller harus dilakukan lebih berat dari
pengaspalan biasa. Demikian pula dengan tahap finish rolling.
Ketentuan tentang material, pelaksanaan (penghamparan), dan pemadatan
untuk pekerjaan pengisian harus mengikuti ketentuan Pasal 9.07 dengan
modifikasi pasal ini, atau Pasal 9.08

Untuk lubang dengan kedalaman lebih dari 10 cm dapat diisi dengan material
base (pondasi) dari jenis Cement Treated Base (CTB) sebagaimanan
dimaksud pada Pasal 8.02..

S9.02 (4) Metode Pengukuran

Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah meter kubik dari perkerasan lama
eksisting yang dikupas sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas. Bila
Konsultan Pengawas meminta pengupasan lebih dari 1 lapisan dalam beberapa
kali pelaksanaan, setiap lapisan akan diukur dan dibayar sendiri. Bila
pengupasan diinstruksikan sampai kedalaman penuh dari perkerasan lama,

SU9- 12
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

pekerjaan itu harus sesuai dengan ketentuan Pasal S3.01 dari Spesifikasi ini
untuk pembongkaran, pengukuran dan pembayarannya.

S9.02 (5) Dasar Pembayaran

Pekerjaan ini akan dibayar berdasarkan Harga Kontrak persatuan pengukuran


seperti di bawah ini. Harga Satuan Kontrak ini merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan kebutuhan-kebutuhan
insidentil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas, termasuk pembuangan seluruh material hasil pengerukan.

Nomor Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

9.02 Pengupasan Perkerasan Lama (Scrapping) meter kubik

S9.03 PENAMBALAN PERKERASAN JALAN

S9.03 (1) Umum

Jika tidak diatur secara khusus dalam Spesifikasi Khusus, maka pekerjaan
Penambalan Perkerasan Jalan mengikuti ketentuan Pasal S9.03 dalam
Spesifikasi Umum ini.

Pekerjaan ini meliputi pembongkaran dan penambalan/pengisian perkerasan


existing yang mengalami kerusakan secara lokal. Konsultan Pengawas akan
menentukan area-area yang harus dibongkar dan ditambal. Semua pekerjaan
harus dilaksanakan sesuai ketentuan dibawah ini, dan akan dibayar berdasarkan
jumlah meter kubik dari area yang dikerjakan.

S9.03 (2) Material

Semua material dan pekerjaan yang dikerjakan berdasarkan mata pembayaran


ini harus sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal di bawah ini, dengan kekecualian
penghamparan aspal untuk lapisan asphalt treated base course tidak diwajibkan
memakai mesin, dan alat pemadat menyesuaikan dengan ukuran area yang
dikerjakan.

S9.03 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

Permukaan daerah yang akan dikerjakan harus diberi tanda, dan perkerasan
dibongkar sampai subgrade atau sampai kedalaman 50 cm. Perkerasan harus
dipotong sehingga terbentuk potongan vertikal, dan tepi galian harus lurus dan
rapih. Setelah penyiapan subgrade dikerjakan sesuai dengan Pasal S7.01 (2)(d),
lapisan sub-base (lapis pondasi) dengan ketebalan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas harus dihamparkan sesuai dengan ketentuan Pasal S8.01. Lapisan
pondasi agregat kemudian harus diberi bitumen lapis resap pengikat (Prime coat)

SU9- 13
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

menurut Pasal S9.04. Selanjutnya campuran aspal beton dihamparkan sesuai


dengan ketentuan Pasal S9.07, dengan ketebalan menurut petunjuk Konsultan
Pengawas. Perkerasan pada jalan lama (existing) yang berbatasan dengan lapisan
base yang baru harus diberi Lapis Perekat (tack coated) sesuai dengan ketentuan
Pasal S9.05 atau diolesi tipis-tipis dengan semen aspal panas (hot asphalt
cement). Permukaan akhir jalan yang sudah dibongkar dibentuk sedemikian rupa
sehingga harus rata dengan perkerasan jalan lama (existing) yang berdekatan.

S9.03 (4) Metode Pengukuran

Jumlah yang akan dibayar berdasarkan Pasal ini adalah jumlah meter kubik
perkerasan existing yang dibongkar dan ditambal sesuai dengan Spesifikasi ini
dan instruksi Konsultan Pengawas. Luas maksimum setiap daerah bongkaran
adalah 40 meter persegi. Bila ada daerah yang luasnya lebih dari 40 m2, maka
pengukuran didasarkan pada masing-masing mata pembayaran yang sesuai pada
Spesifikasi ini.

Setiap kerusakan perkerasan yang disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor yang


diatur Pasal lain dari Spesifikasi ini, harus diperbaiki sesuai ketentuan dalam
Pasal ini, tetapi tidak akan diukur untuk pembayaran dan biaya perbaikan itu
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

S9.03 (5) Dasar Pembayaran

Kuantitas pekerjaan yang diterima dan diukur seperti tersebut di atas, akan
dibayar berdasarkan Harga Kontrak persatuan pengukuran sesuai mata
pembayaran di bawah ini. Harga satuan tersebut adalah kompensasi penuh untuk
pekerjaan yang tercakup pada Pasal ini, termasuk setiap metode kerja khusus
yang diperlukan pada daerah-daerah sempit atau yang banyak hambatannya.

Nomor Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

9.03 Penambalan Perkerasan meter kubik

S9.04 LAPIS RESAP PENGIKAT (PRIME COAT)

S9.04 (1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan material bitumen pada


permukaan tanah dasar, sub-base (lapis pondasi) yang telah disiapkan sesuai
persyaratan Spesifikasi ini, dengan lebar sesuai ukuran yang tercantum pada
Gambar Penampang Melintang atau menurut instruksi Konsultan Pengawas.

S9.04 (2) Material

(a) Material Lapis Resap Pengikat

SU9- 14
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Material Lapis Resap Pengikat harus sesuai dengan Gambar dan


memenuhi salah satu persyaratan di bawah ini :
1. Aspal emulsi yang digunakan dapat salah satu dari aspal emulsi
pengikatan sedang (CMS) yang memenuhi SNI 03-4798-1998 atau
aspal emulsi pengikatan lambat (CSS) yang memenuhi SNI 03-4798-
1998.
2. Aspal cair yang digunakan dapat salah satu dari aspal cair penguapan
sedang sesuai SNI 03-4799-1998 atau aspal cair penguapan cepat
sesuai SNI 03-4800-1998. Kedua aspal cair tersebut harus dibuat dari
aspal keras Pen 60 atau Pen 80, yang memenuhi RSNI S-01-2003,
diencerkan dengan minyak tanah (kerosen) atau bensin (premium).
Tipe aspal cair yang digunakan harus sesuai dengan tujuan
penggunaannya.

(b) Bilamana lalu lintas diizinkan lewat diatas Lapis Resap Ikat maka harus
digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil penyaringan kerikil
atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak, bahan
kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos
saringan 3/8” (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos saringan
No. 8 (2,36 mm).

S9.04 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Cuaca

Lapis resap pengikat dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari


Konsultan Pengawas, yang juga akan menentukan kualitas aspal yang
harus digunakan. Permukaan yang akan dikerjakan harus kering atau agak
lembab, dan suhu udara saat itu di tempat teduh di atas 13 C dengan
kecenderungan naik atau di atas 15  C dengan kecenderungan turun.

(b) Peralatan

Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S9.01 (2).

(c) Pembersihan permukaan

Sebelum dilakukan penyiraman material aspal sebagai lapis resap


pengikat, permukaan yang dipersiapkan harus dibersihkan dari kotoran dan
material lepas atau yang tidak dikehendaki, dengan power broom atau
power blower. Bila Konsultan Pengawas memerintahkan, permukaan
harus dikupas tipis dan digilas sebelum material aspal disiramkan. Bila
diperlukan Konsultan Pengawas dapat memerintahkan, penyiraman
permukaan dengan sedikit air sesaat sebelum material aspaldisiramkan.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, daerah yang akan dikerjakan harus
mendapat persetujuan terlebih dulu oleh Konsultan Pengawas.

(d) Penyiraman, Takaran Pemakaian, Temperatur Penyemprotan

SU9- 15
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Material aspal harus disiramkan pada seluruh lebar bagian jalan dengan
distributor aspal secara merata dan menerus.

Konsultan Pengawas akan menentukan banyaknya material aspal yang


disiramkan, termasuk temperatur penyiramannya.

Penyiraman pada bagian sambungan harus diperhatikan jangan sampai


melebihi jumlah yang telah ditentukan. Kelebihan material aspal harus
dibuang dari permukaan. Daerah yang tidak tersiram atau kurang harus
diperbaiki.

Kertas karton harus diletakkan pada ujung dimulainya penyiraman dan


akhir daerah penyiraman, untuk menjamin bentuk potongan daerah yang
dikerjakan berbentuk persegi dan mencegah genangan atau kelebihan
penyiraman.

Takaran Pemakaian Lapis Resap Pengikat (liter/m2)


pada
Jenis Aspal
Lapis Pondasi Agregat Lapis Pondasi
Bersemen
Aspal Cair
Aspal 0,40 – 1,30 0,20 – 1,00
Emulsi

Jenis Aspal Rentang Temperatur


Penyemprotan, OC
Aspal Cair Penguapan Cepat 65 - 105
(RC-250)
Aspal Cair Penguapan Sedang 45 - 85
(MC-70)
Aspal Cair Penguapan Lambat 25 - 65
(MC-30)
Aspal Keras 160 - 170
Aspal Emulsi -

Tindakan yang sangat hati-hati harus dilaksanakan bila memanaskan


setiap aspal cair. Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan
yang berulang-ulang pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap
bahan yang menurut pendapat Konsultan Pengawas telah rusak akibat
pemanasan berlebihan harus ditolak dan harus diganti atas biaya
Kontraktor.

(e) Penghamparan Material Pengering/penyerap (Blotter Material)

Untuk memperkecil kerusakan akibat hujan sebelum permukaan


mengering, Konsultan Pengawas dapat memerintahkan penghamparan
material pengering untuk menutupi material bitumen yang masih basah.
Material pengering harus dihamparkan sedemikian rupa sehingga lintasan
roda kendaraan tidak akan melintasi daerah yang tidak tertutup.
SU9- 16
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S9.04 (4) Metode Pengukuran


Jumlah lapis resap pengikat yang akan dibayar merupakan jumlah liter material
bitumen yang disiramkan sesuai dengan Spesifikasi dan instruksi Konsultan
Pengawas.

S9.04 (5) Dasar Pembayaran


Jumlah lapis resap pengikat tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Kontrak
per liter untuk material bitumen. Harga dan pembayaran ini merupakan
kompensasi penuh untuk pekerjaan dalam Pasal ini. Material pengering tidak
akan dibayar langsung tetapi merupakan kewajiban Kontraktor yang tercakup
dalam Harga Satuan Kontrak.

Nomor Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


9.04 Bitumen Lapis Resap Pengikat (Prime Coat ) liter

S9.05 LAPIS PEREKAT (TACK COAT)

S9.05 (1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup pembersihan perkerasan campuran beraspal yang telah


ada atau permukaan beton, dan penyediaan dan penyiraman material aspal di
atasnya sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar Detail atau instruksi Konsultan
Pengawas.

S9.05 (2) Material

Material Lapis Perekat


Material Lapis Resap Perekat harus sesuai dengan Gambar dan memenuhi salah
satu persyaratan di bawah ini :
1. Aspal emulsi kationik jenis penguapan cepat (CRS-1 atau CRS-2) harus
memenuhi ketentuan SNI 03-4798-1998.
2. Aspal cair penguapan cepat (RC 250) harus memenuhi ketentuan SNI 03-
4800-1998. Aspal cair tersebut dibuat dari aspal keras Pen 60 atau Pen 80
yang memenuhi ketentuan RSNI S-01-2003, diencerkan dengan bensin
(premium).

S9.05 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S9.01 (2).
(b) Pembersihan Permukaan
Permukaan yang akan disiram harus dibersihkan, semua kotoran dan
material lepas atau yang tidak dikehendaki harus disingkirkan dari
permukaan dengan menggunakan power broom atau power blower
sebagaimana diperlukan. Bagian yang tidak padat atau rusak harus
dibongkar dan diganti atau diperbaiki sesuai dengan instruksi Konsultan

SU9- 17
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Pengawas. Bagian tepi perkerasan lama, yang akan berdekatan dengan


lapisan perkerasan baru, harus bersih agar material bitumen dapat melekat.
Area yang telah dipersiapkan sebelum penyiraman material aspal harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.

(c) Penyiraman , Takaran Pemakaian, Temperatur Penyemprotan


Material aspal harus disiramkan secara merata dengan alat distributor
bertekanan, kurang lebih 24 jam sebelum penghamparan lapisan aspal
berikutnya.
Konsultan Pengawas akan menentukan banyaknya material aspal yang
disiramkan, termasuk temperatur penyiramannya.
Penyiraman material aspal pada bagian sambungan harus dilakukan secara
cermat sehingga tidak melebihi jumlah yang telah ditentukan. Kelebihan
material harus dibuang dari permukaan perkerasan, sedangkan yang tidak
tersiram atau kurang harus diperbaiki.
Permukaan yang telah disiram material aspal dibiarkan mengering sampai
permukaan tersebut cukup sempurna pengikatannya untuk menerima
lapisan aspal berikutnya. Lapis Perekat baru dapat diijinkan dilaksanakan,
bila lapisan aspal di atasnya akan segera dilaksanakan, agar Lapis Perekat
ini memberikan ikatan yang sempurna.
Selama lapisan aspal di atasnya belum dihamparkan, Kontraktor harus
menjaga agar area yang telah diberi Lapis Perekat tidak rusak.

Jenis Takaran Pemakaian Lapis Resap Pengikat (liter/m2) pada


Aspal Perkerasan Beraspal Perkerasan Kaku
Permukaan Baru Permukaan Permuka
Permukaa
atau Permukaan Porous dan an
n
Lama yang Licin Terekspos Aus/Lici
Baru
Cuaca n
Aspal 0,10 – 0,15 0,15 – 0,35 0,15 – 0,15 –
Cair 0,20 0,25
Aspal 0,15 – 0,20 0,20 – 0,50 0,20 – 0,20 –
Emulsi 0,25 0,35

Jenis Aspal Rentang Temperatur Penyemprotan,


O
C
Aspal Cair Penguapan Cepat 65 - 105
(RC-250)
Aspal Cair Penguapan Sedang 45 - 85
(MC-70)
Aspal Cair Penguapan Lambat 25 - 65
(MC-30)
Aspal Keras 160 - 170
Aspal Emulsi -

SU9- 18
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Tindakan yang sangat hati-hati harus dilaksanakan bila memanaskan


setiap aspal cair. Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan
yang berulang-ulang pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap
bahan yang menurut pendapat Konsultan Pengawas telah rusak akibat
pemanasan berlebihan harus ditolak dan harus diganti atas biaya
Kontraktor.

S9.05 (4) Metode Pengukuran

Jumlah Lapis Perekat yang akan dibayar merupakan jumlah liter material
bitumen yang disiramkan sesuai dengan Spesifikasi dan instruksi Konsultan
Pengawas.

S9.05 (5) Dasar Pembayaran

Jumlah aspal Lapis Perekat tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per liter untuk material bitumen. Harga dan pembayaran ini merupakan
kompensasi penuh untuk pekerjaan dalam Pasal ini.

Nomor Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

9.05 Bitumen Lapis Perekat (Tack Coat) liter

S9.06 SEAL COAT

S9.06 (1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan penyiraman material bitumen dan


penghamparan cover coat material, sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar
Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.

S9.06 (2) Material

(a) Material bitumen


Material bitumen harus memenuhi persyaratan Spesifikasi berikut :
Rapid-curing (cut back asphalt) : AASHTO M 81
Kualitas material bitumen adalah RC-250 dengan temperatur penyiraman
60 -100 C atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
(b) Cover Coat Material
Cover coat material harus berupa batu pecah atau kerikil pecah dan harus
sesuai dengan ketentuan untuk material aspal beton lapis permukaan
(wearing course) dalam Pasal S9.07(2)(b). Bila digunakan kerikil pecah,
maka tidak kurang dari 50% butiran yang tertahan oleh saringan No.4
harus mempunyai sekurang-kurangnya satu muka pecahan. Agregat harus
memenuhi persyaratan gradasi berikut ini.

SU9- 19
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Ukuran Saringan Persentase lolos menurut berat


(mm) (%)

12,5 100
9,5 85 - 100
4,75 10 - 30
2,36 0 - 10
0,300 - 0

(c) Perkiraan jumlah material per meter persegi untuk seal coat adalah :
Material bitumen ..................... 0.7 - 1.5 liter/m2.
Cover aggregate..................... 6.5 - 14.0 kg/m2.
Jumlah penghamparan material yang pasti akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.

S9.06 (3) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Cuaca
Seal coat dapat dihamparkan bila permukaan yang akan dihamparinya
kering atau agak lembab, dan temperatur permukaan jalan adalah 21 C
atau lebih.
(b) Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S9.01 (2).
(c) Pembersihan Permukaan
Permukaan yang akan dikerjakan harus dipadatkan dengan mesin gilas.
Sebelum material bitumen disiramkan, permukaan harus dibersihkan.
Daerah yang telah dipersiapkan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas terlebih dahulu, sebelum dilakukan penghamparan
seal coat.
(d) Penyiraman material bitumen
Material bitumen harus disiramkan dengan alat distributor bertekanan
secara merata pada permukaan yang akan dikerjakan dengan suhu sesuai
yang disyaratkan. Jumlah material per meter persegi harus sesuai dengan
ketentuan. Bila permukaan keadaannya sedemikian rupa sehingga
material terlalu cepat meresap, mungkin perlu penyiraman pendahuluan
0,2 s/d 0,5 liter per meter persegi. Selembar kertas karton dengan lebar
paling sedikit 100 cm dan panjang sama dengan batang penyemprot pada
alat distributor plus 30 cm, harus digunakan pada awal penyiraman. Bila
penghentian penyiraman (cut-off) kurang baik, mungkin diperlukan kertas
karton pada akhir setiap penyiraman. Kertas tersebut harus dicabut dan
dibuang dengan cara semestinya. Alat penyiram (distributor) harus
bergerak maju dengan kecepatan penyiraman yang tepat pada saat batang
penyemprot terbuka. Daerah yang kurang terlewati atau kurang tersiram
harus diperbaiki sebagaimana mestinya. Sambungan penyiraman atau
penghamparan harus dilaksanakan dengan cermat untuk menjamin
permukaan yang dihasilkan halus dan rata. Panjang penyiraman material
SU9- 20
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

bitumen tidak boleh melebihi kapasitas alat penghampar cover coat


material.
Penyiraman material bitumen tidak boleh 15 cm lebih lebar dari pada lebar
penghamparan cover coat oleh alat penghampar. Pelaksanaan pekerjaan
harus hati-hati agar material bitumen tidak menjadi dingin, mengeras,
sehingga mengganggu lekatan cover coat.
Pada saat tidak dipergunakan, alat distributor harus diparkir sedemikian
ruapa sehingga agar batang penyemprot atau mesinnya tidak meneteskan
material bitumen pada permukaan jalan.
(e) Penghamparan cover coat material
Begitu material bitumen disiramkan, segera material cover coat
dihamparkan dalam jumlah yang telah ditentukan. Penghamparan harus
dilakukan sedemikian rupa agar ban alat penghampar agregat tidak
menggilas material bitumen yang baru dan belum tertutup oleh cover coat.
Bila diperintahkan, material cover coat harus dibasahi air untuk
mengurangi lapisan debu pada agregat. Material ini harus dibasahi sehari
sebelum dipergunakan.
Begitu material cover coat dihamparkan, daerah yang kekurangan material
harus segera ditambahi. Begitu material dihamparkan, maka penggilasan
dimulai dibelakang alat penghampar, dan harus satu kali gilasan dengan
power roller. Setelah penggilasan awal itu, maka segera diikuti dengan
penggilasan dengan mesin gilas beroda tekanan angin (pneumatic-tyred
roller) dan harus selesai pada hari yang sama dihamparkannya bitumen dan
material penutup (cover coat).
Setelah material cover coat dihamparkan, permukaannya harus dipelihara
sesuai ketentuan dalam jangka waktu empat hari atau sebagaimana
ditentukan. Pemeliharaan permukaan mencakup penyebaran material
cover coat pada permukaan itu untuk menyerap aspal yang lepas dan untuk
menutupi daerah yang kekurangan material penutup itu. Pemeliharaan
harus dilakukan agar material tidak lepas/terbongkar. Kelebihan material
harus disapukan dari permukaan dengan rotary broom. Waktu penyapuan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menyediakan
mobil percobaan dan pengemudinya untuk melintasi lapisan seal coat yang
telah selesai dengan kecepatan maksimum 10 km/jam pada 24 jam pertama
setelah agregat dihamparkan, bila Konsultan Pengawas memerintahkan.

S9.06 (4) Metode Pengukuran

Seal coat diukur dalam meter persegi. Untuk lapisan seal coat diluar batas
ukuran dalam Gambar Rencana, atau ketentuan Konsultan Pengawas, tidak akan
diukur dan dibayar. Kelebihan penggunaan material juga tidak akan diukur dan
dibayar, dan tidak bisa dijadikan alasan meminta pembayaran tambahan.

S9.06 (5) Dasar Pembayaran

SU9- 21
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Jumlah lapisan seal coat yang disetujui akan dibayar menurut Harga Kontrak per
meter persegi. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk
pekerjaan dalam Pasal ini dan untuk tingkat penghamparan yang telah ditentukan
menurut Pasal S9.06 (1).

Nomor Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

9.06 Seal Coat dengan Bitumen grade RC-250 meter persegi

S9.07 ASPAL BETON (ASPHALT CONCRETE/AC)

S9.07 (1) Uraian

(a) Pekerjaan ini meliputi pencampuran agregat, bahan pengisi yang


ditambahkan (filler added) dan aspal pada instalasi pencampur,
penghamparan dan pemadatannya pada permukaan yang telah
dipersiapkan menurut Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, kelandaian,
ketebalan dan bentuk tampak melintang yang tercantum pada Gambar atau
instruksi Konsultan Pengawas.
(b) Jenis campuran aspal panas harus seperti yang ditentukan dalam Pasal ini
atau seperti yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Dalam hal ini
campuran-campuran aspal yang dipakai untuk keperluan pekerjaan
perkerasan adalah asphalt concrete base (AC Base), asphalt concrete
binder course(AC-BC)dan asphalt concrete wearing course (AC-WC).

(c) Tebal dan Toleransi

(i) Tebal setiap lapisan campuran aspal harus dipantau dengan benda uji
inti (core) yang diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan
Konsultan Pengawas. Jarak dan lokasi pengambilan benda uji inti harus
sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, tetapi
paling sedikit harus diambil 2 (dua) buah untuk setiap lajur produksi
dengan jarak memanjang antara 2 titik tidak lebih dari 100 m, dan harus
sedemikian rupa sehingga jumlah total benda uji inti yang diambil
dalam setiap ruas yag diukur untuk pembayaran tidak kurang dari 6
(enam) buah. Toleransi tebal lapisan ditunjukkan pada Tabel 9.07.1.
Bilamana tebal lapisan tidak memenuhi persyaratan, maka Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan pengambilan benda uji inti tambahan
di sekitar lokasi yang tidak memenuhi persyaratan ketebalan sebelum
pembongkaran dan pelapisan kembali.

(ii) Tebal aktual campuran aspal yang dihampar di setiap ruas pekerjaan
didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari semua benda uji inti yang
diambil dari ruas tersebut.

(iii)Tebal aktual campuran aspal yang dihampar sebagaimana ditetapkan


dalam Pasal 9.07.1, harus sama atau lebih besar dari tebal nominal
rancangan yang ditentukan dalam Gambar Rencana, dan sesuai dengan
Tabel 9.07.1.

SU9- 22
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

(iv) Bilamana campuran aspal yang dihampar lebih dari satu lapis, seluruh
tebal campuran aspal tidak boleh kurang dari toleransi yang
dipersyaratkan dalam Tabel 9.07.1, dan tebal nominal rancangan yang
dipersyaratkan dalam Gambar Rencana.

Tabel. 9.07 (1)


Tebal Nominal Minimum Lapisan Beraspal dan Toleransi
Jenis Campuran Simbol Tebal Nominal Toleransi
Minimum Tebal (mm)
(cm)
Latasir (SS) Kelas A SS-A 1,5 +2,0
Kelas B SS-B 2,0
Lataston Lapis Aus HRS-WC 3,0 +3,0
(HRS) Lapis HRS- 3,5
Pondasi Base
Laston (AC) Lapis Aus AC-WC 4,0 +3,0
Lapis Antara AC-BC 5,0 +4,0
Lapis AC-Base 6,0 +5,0
Pondasi
Asphalt Treated Base ATB 4,0 +3,0

(v) Untuk semua jenis campuran, berat aktual campuran yang dihampar
harus dipantau oleh Kontraktror dengan menimbang setiap muatan truk
yang meninggalkan Instalasi Pencampur Aspal (AMP). Untuk setiap
ruas pekerjaan yang diukur untuk pembayaran, bilamana berat aktual
bahan terhampar yang dihitung dari timbangan adalah kurang ataupun
lebih lima persen dari berat benda uji inti (core), maka Konsultan
Pengawas harus mengambil tindakan untuk menyelidiki sebab-sebab
terjadinya selisih berat ini sebelum menyetujui pembayaran bahan yang
telah dihampar. Investigasi oleh Konsultan Pengawas harus meliputi,
tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut ini :
1. Memerintahkan Kontraktor untuk lebih sering mengambil atau
lebih banyak mengambil atau mencari lokasi lain untuk benda uji
inti (core).
2. Memeriksa peneraan dan ketepatan timbangan serta peralatan dan
prosedur pengujian di laboratorium.
3. Memperoleh hasil pengujian laboratorium yang independen dan
pemeriksaan kepadatan campuran aspal yang dicapai di lapangan.
4. Menetapkan suatu sistim penghitungan dan pencatatan truk secara
terinci. Biaya untuk setiap penambahan atau peningkatan
frekwensi pengambilan benda uji inti (core), untuk survai
geometrik tambahan ataupun pengujian laboratorium, untuk
pencatatan muatan truk, ataupun tindakan lainnya yang dianggap
perlu oleh Konsultan Pengawas untuk mencari penyebab
dilampauinya toleransi berat harus ditanggung oleh Kontraktor.
(vi) Perbedaan kerataan permukaan campuran lapis aus (HRS-WC dan AC-
WC) dan lapis yang telah selesai dikerjakan, harus memenuhi ketentuan
berikut ini:
SU9- 23
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

1. Bilamana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m, yang


diletakkan tepat di atas sumbu jalan, tidak boleh melampaui 5 mm
untuk lapis aus, 8 mm untuk lapis antara, dan 10 mm untuk lapis
pondasi. Perbedaan setiap dua titik pada setiap penampang
memanjang tidak boleh melampaui 5 mm dari elevasi yaag
dihitung dari penampang melintang yang ditunjukkan dalam
Gambar Rencana.
2. Setiap ketidakrataan individu bila diukur dengan mistar lurus
berjalan (rolling) sepanjang 3 m, yang diletakkan sejajar dengan
sumbu jalan, tidak boleh melampaui 5 mm.
S9.07 (2) Material
(a) Komponen Campuran
Campuran aspal harus tersusun dari campuran agregat, filler atau kapur,
bila diperlukan, dan semen aspal. Beberapa macam fraksi agregat harus
berukuran dan berkualitas merata dan dicampurkan dengan proporsi
tertentu sehingga hasil campuran sesuai dengan formula (job-mix formula)
dan dengan indeks kekuatan berikut menurut AASHTO T245.
Dalam menghitung karakteristik kekosongan (voids) dalam campuran,
Kontraktor harus membiarkan agar aspal diserap agregat, dan harus
menggunakan effective specific gravity agregat dan maximum specific
gravity dari campuran aspal yang belum padat (AASHTO T209).
Beberapa fraksi agregat dan filler untuk campuran harus diukur,
digolongkan dan dicampurkan dengan proporsi tertentu sehingga hasil
campuran sesuai dengan ketentuan gradasi Tabel 9.07 (2).
Grade A digunakan untuk asphalt concrete base.
Grade B digunakan untuk asphalt concrete binder course.
Grade C digunakan untuk asphalt concrete wearing course.

Tabel 9.07 (2)


Amplop Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Aspal
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
(mm) Grade A Grade B Grade C

37,5 100 - -
25,0 90 - 100 100 -
19,0 76- 90 90 - 100 100
12,5 60-78 75-90 90 - 100
9,5 52-71 66-82 77 - 90
4,75 35-54 46-64 53-69

SU9- 24
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

2,36 23-41 30-49 33-53


1,18 14-30 18-38 21-40
0,600 10-22 12-28 14-30
0,300 6-15 7-20 9-22
0,150 4-10 5-13 6-15
0,075 3-7 4-8 4 - 10

Ketentuan sifat-sifat campuran aspal disyaratkan dalam Table 9.07.(3).

Tabel 9.07 (3)


Ketentuan sifat-sifat Campuran Aspal Beton (AC)
Sifat-sifat Campuran AC-WC AC-BC AC Base

Jumlah tumbukan per bidang 75 112(1)


Min 3,0
(2)
Rongga dalam campuran (%) Mak 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min 15 14 13
Rongga Terisi Aspal (VFB)(%) Min 65
Stabilitas Marshall (kg) Min 1000 2000(1)
Pelelehan (mm) Min 2,0-4,0 3,0-6,0
Marshall Quotient (kg/mm) Min 250 300
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah Min
perendaman selama 24 jam, 60 ºC(3) 90
Tensile Strength Ratio (TSR) pada
VIM 7%+0,5% Min 80
Rongga dalam campuran (%) pada
Kepadatan membal (refusal)(4) Min 2

Catatan :
1) Modifikasi Marshall lihat Lampiran 9.07.A sesuai ASTM D5581
2) Untuk mendapatkan VIM 7 % ± 0.5% buat benda uji Marshall dengan variasi tumbukan
pada kadar aspal optimum, missal 2x40 tumbukan, 2 x 50 tumbukan, 2x60 tumbukan
dan 2x75 tumbukan, kemudian dari setiap benda uji tersebut, hitung nilai VIM dan buat
hubungan antara jumlah tumbukan dan VIM. Dari grafik tersebut dapat diketahui
jumlah tumbukan yang memiliki nilai VIM 7 % ± 0.5% kemudian lakukan pengujian
TTS untuk mendapatkan TSR sebagai SNI 6753:2008 atau AASHTO T283-07 tanpa
pengondisian -18 % ± 3%. Jika alat penmgujian TSR tidak tersedia maka lakukan
pengujian stabilitas sisa setelah perendaman selama 24 jam, 600C (%) dengan ketentuan
minimal 90% yang diuji pada nilai VIM optimum
3) Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), disarankan menggunakan penumbuk
bergetar (vibratory hammer) agar pecahnya butiran agregat dalam campuran dapat
dihindari. Jika digunakan penumbukan mekanis tumbukan per bidang harus 600 untuk
cetakan berdiamater 6 inch dan 400 untuk cetakan berdiamater 4 inch. Penumbukan
manual (tanpa motor penggerak) tidak diijinkan.
Tabel 9.07 (4)
Ketentuan sifat-sifat Campuran Aspal Beton Modifikasi (ACMod) (6)

AC
Sifat-sifat Campuran AC-WC AC-BC Base
SU9- 25
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Kadar aspal efektif (%) Min 4,3 4,0 3.5


Penyerapan aspal (%) Mak 1,2

Jumlah tumbukan per bidang 75 112(1)


Min 3,0
(2)
Rongga dalam campuran (%)
Mak 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min 15 14 13
Rongga Terisi Aspal (VFB) (%) Min 65
Stabilitas Marshall (kg) Min 1100 2400(1)
Pelelehan (mm) Min 2,0-4,0 3,0-6,0
Marshall Quotient (kg/mm) Min 300 350
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah Min
perendaman selama 24 jam, 60 ºC(3) 90
Tensile Strength Ratio (TSR) pada
VIM 7%+0,5% Min 80
Rongga dalam campuran (%) pada
Kepadatan membal (refusal)(4) Min 2
Stabilitas Dinamis, lintasan/mm (5) Min 2500

Catatan :
1) Modifikasi Marshall lihat Lampiran 9.07.A sesuai ASTM D5581
2) Untuk mendapatkan VIM 7 % ± 0.5% buat benda uji Marshall dengan variasi tumbukan
pada kadar aspal optimum, missal 2x40 tumbukan, 2 x 50 tumbukan, 2x60 tumbukan
dan 2x75 tumbukan, kemudian dari setiap benda uji tersebut, hitung nilai VIM dan buat
hubungan antara jumlah tumbukan dan VIM. Dari grafik tersebut dapat diketahui
jumlah tumbukan yang memiliki nilai VIM 7 % ± 0.5% kemudian lakukan pengujian
TTS untuk mendapatkan TSR sebagai SNI 6753:2008 atau AASHTO T283-07 tanpa
pengondisian -18 % ± 3%. Jika alat penmgujian TSR tidak tersedia maka lakukan
pengujian stabilitas sisa setelah perendaman selama 24 jam, 600C (%) dengan ketentuan
minimal 90% yang diuji pada nilai VIM optimum
3) Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), disarankan menggunakan penumbuk
bergetar (vibratory hammer) agar pecahnya butiran agregat dalam campuran dapat
dihindari. Jika digunakan penumbukan mekanis tumbukan per bidang harus 600 untuk
cetakan berdiamater 6 inch dan 400 untuk cetakan berdiamater 4 inch. Penumbukan
manual (tanpa motor penggerak) tidak diijinkan.
4) Pengujian Wheel Tracking Machine (WTM) harus dilakukan pada temperature 600 C
dengan beban kontak (6.4 ± 0.15) kg/cm2 dengan kecepatan 21 siklus per menit.
Prosedur pengujian harus mengikuti Manual untuk Rancangan dan Pelaksanaan
Perkerasan Aspal, JRA Japan Road Association (1980)
Sebelum agregat didatangkan, Kontraktor harus menyerahkan proposal formula
campuran (job-mix) secara tertulis, untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas
dalam menentukan cara pencampuran untuk material yang disetujui. Formula
tersebut harus menunjukkan angka-angka yang pasti mengenai :

• Persentase agregathasil pengayakan dari masing-masing saringan.


• Persentase aspal yang akan ditambahkan, berdasarkan berat total agregat.
SU9- 26
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

• Suhu campuran ketika keluar dari mixer


• Suhu campuran ketika dihamparkan di jalan.
• Grade/jenis dari material (aspal)

Nilai/angka yang diajukan harus dalam batas yang ditentukan untuk jenis campuran
aspal tertentu.
Konsultan Pengawas akan menentukan satu job-mix formula yang pasti dan
memberitahukannya secara tertulis kepada Kontraktor.
Campuran yang dibuat oleh Kontraktor harus sesuai dengan job-mixformula tersebut,
dengan batas toleransi dan gradasi seperti pada Tabel 9.07 (2).
Agregat sama atau lebih besar dari 2,36 mm ........................... 5%
Agregat lolos dari saringan 2,36 mm tertahan 0,150mm.......... 3%
Agregat lolos dari saringan 0,150 mm tertahan 0.075 mm ...... 2%
Agregat lolos dari saringan 0.075 mm ..................................... 1%
Aspal ........................................................................................ 0,3%
Suhu campuran ketika keluar dari pusat pencampur ............... 100C

Bila hasilnya tidak memuaskan, Konsultan Pengawas dapat menyusun job-mix formula
baru dan memberitahukannya secara tertulis kepada Kontraktor. Bila ada usulan
perubahan sumber material, harus dibuat job-mix formula baru sebelum material baru
itu digunakan.
Hasil campuran akan ditest setelah proses pencampuran dalam instalasi pencampur atau
sebelum pemakaiannya pada pekerjaan.

(b) Agregat Kasar


Agregat kasar (tertahan saringan 4,75 mm) harus terdiri dari pecahan-pecahan yang
bersih, keras dan awet, tidak terlalu rata, tidak lunak, tidak pipih, tidak memanjang,
dan bebas dari batu yang terlapisi kotoran dan lain-lain. Prosentasekeausan, ketika
ditest dengan AASHTO T96, harus tidak lebih dari 30%.Untuk mengetahui
keseragaman mutu agregat maka abrasi dengan mesin Los Angeles pada 100 putaran
tidak boleh melampaui 6%.
Kehilangan berat berdasarkan test sodium sulfat tidak boleh lebih dari 12%, dan
berdasarkan test magnesium sulfat tidak boleh lebih dari 18%.
Bila digunakan batu pecah,angularitas yang didefinisikan sebagai persen berat agregat
yang lebih besar dari 4,75 mm mempunyai satu bidang pecah atau lebih, yang diuji
dengan DoT’s Pennsylvania Test Method, PTM No.621, untuk AC Base minimum
80/75 (menyatakan bahwa 80% agregat kasar mempunyai satu bidang pecah atau lebih
dan 75% mempunyai dua bidang pecah atau lebih, dan untuk AC-WC dan AC-
BCminimum 95/90
Partikel pipih dan lonjong diuji sesuai dengan ASTM D4791(rasio 1:5 diukur dengan
zigmat) tidak melampaui 10%. Kelekatan agregat kasar terhadap aspal menurut
AASHTO T182, agregat tersebut harus memiliki permukaan yang terselimuti aspal
tidak kurang dari 95%.
Agregat kasar harus terdiri dari batu atau kerikil pecah mesin dan disediakan dalam
ukuran nominal tunggal. Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus
dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung
dingin (cold bin feeds) yang terpisah dengan ukuran nominal berikut :
Tabel 9.07(5) Ketentuan Agregat Kasar
SU9- 27
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Pengujian Standar Nilai


Kekekalan bentuk agregat SNI 03-3407- Maks.12 %
terhadap larutan natrium dan 1994
magnesium sulfat
Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 03-2417- Maks. 40 %
1991
Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439- Min. 95 %
1991
Angularitas (kedalaman dari DoT’s
95/90
permukaan < 10 cm) Pennsylvania
Angularitas (kedalaman dari Test Method,
80/75
permukaan ≥ 10 cm) PTM No.621
Partikel Pipih ASTM D-4791 Maks. 25 %
Partikel Lonjong ASTM D-4791 Maks. 10 %
Material lolos Saringan No.200 SNI 03-4142- Maks. 1 %
1996
Catatan :
*) 80/75 menunjukkan bahwa 80 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
satu atau lebih dan 75% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau
lebih.
**) Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap poros 1:5.

Tabel 9.07 (6)


ukuran nominal agregat kasar pemasok dingin
Jenis Campuran minimum yang diperlukan (mm)
5 - 10 10 –14 14 - 20 20 - 30
AC-WC Ya Ya

AC-BC Ya Ya Ya

AC Base Ya Ya Ya Ya

Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke Instalasi
Pencampur Aspal (AMP) dengan melalui pemasok penampung dingin (cold bin feed)
sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan dengan baik.
Batas-batas yang ditentukan dalam Tabel 9.07.5 untuk partikel pipih dan lonjong dapat
dinaikkan oleh Konsultan Pengawas, bilamana agregat tersebut memenuhi semua
ketentuan lainnya dan semua upava yang dapat dipertanggungjawabkan telah
dilakukan untuk memperoleh bentuk partikel agregat yang baik.
(c) Agregat halus

Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil
pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.4 (4,75 mm.
Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah dari agregat
kasar. Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas yang tidak
melampaui 15% terhadap berat total campuran.
SU9- 28
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, atau
bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus diperoleh dari batu
yang memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal S9.07(2).
Apabila fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama
(primary crusher), tidak memenuhi pengujian Standar Setara Pasir sebesar 60%, maka
fraksi agregat harus dipisahkan dengan scalping screen sebelum masuk pemecah batu
tahap kedua (secondary crusher) atau harus diperoleh melalui proses pencucian secara
mekanis.
Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi
pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin feeds)
yang terpisah sehingga gradasi gabungan dan presentase pasir didalam campuran
dapat dikendalikan dengan baik
Angulatitas agregat halus yang diuji sesuai dengan AASHTO TP-33 or ASTM C1252-
93, for AC Base tidak kurang dari 40 dan untuk AC-WC dan AC-BC tidak kurang dari
45.
(d) Bahan Pengisi (Filler)
Bila diperlukan filler harus dari cement portland yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Filler mineral ini harus kering, tidak tercampur kotoran atau bahan lain
yang tidak dikehendaki, mengalir lancar, dan ketika ditest dengan pengayakan di
laboratorium, harus memenuhi ketentuan gradasi sebagai berikut :
Tabel 9.07 (7)

Ukuran Saringan (mm) Prosentase Lolos Menurut Berat (%)

0,600 100
0,150 95 - 100
0,075 75 - 100

Campuran beraspal harus mengandung bahan pengisi yang ditambahkan (filler


added) harus dalam rentang 1 - 2% dari berat total agregat.

(e) Aspal Keras (Asphalt Cement)


Aspal Keras penetration grade 60-70 atau aspal modifikasi sesuai Tabel 9.07 (8) dapat
digunakan,. Bahan pengikat ini dicampur dengan agregat sehingga menghasilkan
campuran beraspal sebagaimana mestinya sesuai dengan yang disyaratkan dalam
Tabel 9.07 (4) dan 9.07 (6) mana yang relevan, sebagaimana yang disebutkan dalam
Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengambilan contoh bahan aspal
harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO T40-02 (SNI 06-6890-2002) dan
pengujian semua sifat-sifat (properties) yang disyaratkan dalam Tabel 9.07(8) harus
dilakukan. Pengujian penetrasi dan titik lembek harus dilakukan pada saat kedatangan
aspal curah Tipe I dan Tipe IIB dan IIC. Bilamana jenis aspal modifikasi tidak
disebutkan dalam Gambar maka Penyedia Jasa dapat memilih Aspal Tipe II dalam
Tabel 9.07(7).
Contoh bahan aspal harus diekstraksi dari benda uji sesuai dengan cara SNI 03-3640-
1994 (metode soklet) atau SNI 03-6894-2002 (metode sentrifus) atau AASHTO T164-
06 (metode tungku pengapian). Jika metode sentrifus digunakan, setelah konsentrasi
larutan aspal yang terekstraksi mencapai 200 mm, partikel mineral yang terkandung

SU9- 29
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

harus dipindahkan ke dalam suatu alat sentrifugal. Pemindahan ini dianggap


memenuhi bilamana kadar abu dalam bahan aspal yang diperoleh tidak melebihi 1%
(dengan pengapian). Jika bahan aspal diperlukan untuk pengujian lebih lanjut maka
bahan aspal itu harus diperoleh kembali dari larutan sesuai dengan prosedur SNI 03-
6894-2002.
Aspal harus diuji pada setiap kedatangan dan sebelum dituangkan ke tangki
penyimpan AMP untuk penetrasi pada 25°C (SNI 06-2456-1991) danTitik Lembek
(SNI-06-2434-1991). Aspal yang dimodifikasi juga harus diuji untuk stabilitas
penyimpanan sesuai dengan ASTM D5976 part 6.1 dan dapat ditempatkan dalam
tangki sementara sampai hasil pengujian tersebui diketahui. Tidak ada aspal yang
boleh digunakan sampai aspal tersebut telah diuji dan disetujui.
Tabel 9.07(8) Ketentuan-Ketentuan Untuk Aspal Keras
Tipe II Aspal yang Dimodifikasi
Tipe I
A (1) B C
Metode Aspal
No. Jenis Pengujian Asbuton Elastomer Elastomer
Pengujian Pen.
Yang Alam Sintetis
60-70
diproses (Latex)
1 Penetrasi, 25OC SNI 06-2456-
60 – 70 Min. 50 50-70 Min. 40
(dmm) 1991
2 Viskositas 135 SNI 06-6441-
O 300 385-2000 ≤ 2000 (4) ≤3000 (4)
C (cSt) 2000
3 Titik Lembek;OC SNI 06-2434-
≥ 50 ≥ 53 - ≥ 54
1991
Indeks Penetrasi
4 (2) - ≥ -1,0 ≥ 100 ≥ 100 ≥ 100
Daktilitas, 25 OC; SNI 06-2432-
5 ≥ 100 ≥ 100 ≥ 100 ≥ 100
cm 1991
SNI 06-2433-
6 Titik Nyala; OC ≥ 232 ≥ 232 ≥ 232 ≥ 232
1991
Kelarutan dalam
7 Toluene (%) ASTM D5546 ≥ 99 ≥ 90 (1) ≥ 99 ≥ 99

SNI 06-2441-
8 Berat jenis ≥ 1,0 ≥ 1,0 ≥ 1,0 ≥ 1,0
1991
Stabilitas
ASTM D 5976
9 Penyimpanan - ≤ 2,2 ≤ 2,2 ≤ 2,2
part 6.1
(OC)
Kadar Parafin SNI 03-3639-
10 2 2 2 2
Lilin (%) 2002

Penguji Residu hasil TFOT (SNI-06-2440-1991) atau RTFOT (SNI-03-6835-

SU9- 30
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

2002)

Berat yang hilang SNI 06-


11 ≤ 0,8 ≤ 0,8 ≤ 0,8 ≤ 0,8
(%) 2441-1991
Penetrasi pada 25 SNI 06-
12 O ≥ 54 ≥ 54 ≥ 54 ≥ 54
C (%) 2456-1991
13 Indeks Penetrasi (2) - ≥ -1,0 ≥ -0,5 ≥ 0,0 ≥ 0,4
Keelastisan setelah AASHTO T
14 - - ≥ 45 ≥ 60
Pengembalian 301-98
Duktilitas pada 25 SNI 062432-
15 O ≥ 100 ≥ 50 ≥ 50 -
C (cm) 1991
Partikel yang lebih
16 halus dari 150 - - Min. 95(1) - -
micron (µm)) (%)

Catatan:
1. Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat (bitumen) yang diekstraksi dengan
menggunakan metode AASHTO T55-02 (SNI 2490:2008). Sedangkan untuk
pengujian larutan dan gradasi mineral dilaksanakan pada seluruh bahan pengikat
termasuk kandungan mineralnya.
2. Nilai Indeks Penetrasi menggunakan rumus ini:
Indeks Penetrasi = (20-500A) / (50A+1)
A = [log (Penetrasi pada temperatur Titik Lembek) – log (Penetrasi pada 25°C)] / (Titik
Lembek - 25°C)

3. Pabrik pembuat bahan pengikat Tipe II dapat mengajukan metoda pengujian


alternatif untuk viskositas bilamana sifat-sifat elastomerik atau lainnya didapati
berpengaruh terhadap akurasi pengujian penetrasi, titik lembek atau standar lainnya.
4. Viskositas di uji juga pada temperatur 100 °C dan 160 °C untuk Tipe I, untuk Tipe II
pada temperatur 100 °C dan 170 °C.
5. Jika untuk pengujian viskositas tidak dilakukan dengan AASHTO T201-03 maka
hasil pengujian harus dikonversikan ke satuan cSt.
(e) Bahan Anti Pengelupasan

Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika stabilitas Marshall sisa campuran
beraspal sebelum ditambah bahan anti pengelupasan minimum 75%. Bahan anti
pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam bentuk cairan di
timbangan aspal AMP dengan menggunakan pompa penakar (dozing pump) sesaat
sebelum dilakukan proses pencampuran basah di pugmil. Kuantitas pemakaian aditif
anti striping dalam rentang 0,2% - 0,4% terhadap berat aspal. Bahan anti pengelupasan
harus digunakan untuk semua jenis aspal tetapi tidak boleh digunakan pada aspal
modifikasi yang bermuatan positif. Bilamana stabilitas Marshall sisa setelah
perendaman selama 24 jam pada temperatur 60°C sama atau lebih besar dari 90%
maka bahan anti pengelupasan tidak perlu digunakan. Jenis bahan anti pengelupasan
yang digunakan haruslah yang disetujui Direksi Pekerjaan. Penyediaan bahan anti
pengelupasan akan dibayar terpisah dari pekerjaan campuran aspal.

SU9- 31
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Tabel 9.07(9) Persayaratan Bahan Anti Pengelupasan Mengandung


Anime

No Jenis Pengujian Standar Uji Nilai


1801)
1 Uji Nyala (Claveland open cup), 0C SNI 2433.2011 Min
2252)
Viskositas, pada 250C (Sybolt SNI 06-6721-
2 Min 200
Furol), detik 2002
SNI
3 Berat Jenis, pada 250C 0.92 – 1.06
2441:2011
Bilangan asam (Acid Value), ml.
4 SNI 7182.2012 Mak 10
KOH/g
Total bilangan amine value), mL ASTM D2073-
5 0.50 - 350
HCl/g 07
1)
Khusus pencampuran menggunakan pompa penakar (dosing pump)
2)
Khusus pencampuran diketel aspal.

Tabel 9.07(10) Kompabilitas Bahan Anti Pengelupasan Dengan


Aspal

No Jenis Pengujian Standar Uji Nilai


Uji Pengelupasan dengan air ASTM D3625-
1 Min 803)
mendidih (boiling water test, %1) 96
Stabilitas penyimpanan campuran
2 aspal dan bahan anti pengelupasan, SNI 2434.2011 Mak 802)
0
C
Stabilitas pemanasan (heat
ASTM D3625-
3 stability) Pengondisian 72 jam, % Min 803)
96
permukaan terselimut aspal
ASTM D3625-
4 Homogenitas (homogeneity), % Mak 803)
96
1)
Modifikasi prosedur pengujian persiapan benda uji meliputi ukuran dan jenis
agregat, kadar aspal, dan temperature pencampuran antara aspal, agregat, dan
bahan anti pemngelupasan
2)
Perbedaan nilai Titik Lembek (SNI 2434:2011)
3)
Persyaratan berlaku untuk pengujian menggunakan agregat silika

(f) Aspal yang Dimodifikasi

Aspal yang dimodifikasi haruslah jenis Asbuton dan elastomerix latex atau sintetis
memenuhi ketentuan-ketentuan Tabel 9.07(8). Proses pembuatan aspal modifikasi di
lapangan tidak diperbolehkan kecuali ada lisensi dari pabrik pembuat aspal modifikasi
dan pabrik pembuatnya menyediakan instalasi pencampur yang setara dengan yang
digunakan di pabrik asalnya.
Aspal modifikasi harus dikirimdalam tangki yang dilengkapi dengan alat pembakar
gas atau minyak yang dikendalikan secara termostatis. Pembakaran langsung dengan
bahan bakar padat atau cair di dalam tabung tangki tidak diperkenankan dalam kondisi
apapun. Pengiriman dalam tangki harus dilengkapi dengan sistem segel yang disetujui
SU9- 32
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

untuk mencegah kontaminasi yang terjadi apakah dari pabrik pembuatnya atau dari
pengirimannya. Aspal yang dimodifikasi harus disalurkan ke tangki penampung di
lapangan dengan sistem sirkulasi yang tertutup penuh. Penyaluran secara terbuka tidak
diperkenankan.
Setiap pengiriman harus disalurkan ke dalam tangki yang diperuntukkan untuk
kedatangan aspal dan harus segera dilakukan pengujian penetrasi, titik lembek dan
stabilitas penyimpanan. Tidak ada aspal yang boleh digunakan sampai duji dan
disetujui.
Jangka waktu penyimpan untuk aspal modifikasi dengan bahan dasar latex tidak boleh
melebihi 3 hari kecuali jika jangka waktu penyimpanan yang lebih lama disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Persetujuan tersebut hanya dapat diberikan jika sifat-sifat akhir
yang ada memenuhi nilai-nilai yang diberikan dalam Tabel 9.07(8).
S9.07 (3) Pelaksanaan Campuran Aspal Panas

1) Komposisi Umum Campuran


a) Campuran aspal terdiri dari agregat dan aspal. Filler Portland Cement yang
ditambahkan boleh digunakan bilamana diperlukan untuk menjamin sifat-
sifat campuran memenuhi ketentuan.
b) Persentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran akan
bergantung pada penyerapan agregat yang digunakan. Agregat yang
berabsorpsi akan mempunyai variasi penyerapan yang lebih besar. Agregat
yang mempunyai penyerapan tinggi akan membuat campuran menjadi
mahal dan juga kurang dapat dipercaya. Agregat dari suatu sumber dengan
penyerapan yang paling kecil dan harga yang bersaing harus digunakan.

2) Prosedur Rancangan Campuran

a) Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap campuran aspal dalam


Pekerjaan, Kontraktor dipersyaratkan untuk menunjukkan semua usulan
agregat, aspal dan campuran yang memadai dengan membuat dan menguji
campuran percobaan di laboratorium dan juga dengan penghamparan
campuran percobaan yang dibuat di Instalasi Pencampur Aspal.
b) Pengujian yang diperlukan meliputi analisa saringan, berat jenis dan
penyerapan air untuk semua agregat yang digunakan. Juga semua
pengujian sifat-sifat agregat yang diminta oleh Konsultan Pengawas.
Pengujian pada campuran aspal percobaan akan meliputi penentuan Berat
Jenis Maksimum campuran aspal (AASHTO T209-90), pengujian sifat-
sifat Marshall (SNI 06-2489-1990) dan Kepadatan Membal (Refusal
Density) campuran rancangan (BS 598 Part 104 - 1989).
c) Buat campuran dari fraksi-fraksi yang diambil dari cold bin (hopper)
sehingga memenuhi persyaratan, dan atur bukaan cold bin sesuai
perbandingan fraksi dalam campuran (setelah melalui kalibrasi bukaan),
dan dalam perbandingan tersebut dipanaskan dan dialirkan ke hot bin
sesuai ketentuan.
d) Contoh agregat diambil dari penampung panas (hot bin) untuk
pencampur jenis takaran berat (weight batching plant) maupun pencampur
dengan pemasok menerus (continous feed plant) yang mempunyai
SU9- 33
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

penampung panas. Untuk pencampur dengan pemasok menerus yang tidak


mempunyai ayakan di penampung panas, contoh diambil dari corong
pemasok dingin (cold feed hopper). Meskipun demikian setiap Rumus
Perbandingan Campuran yang ditentukan dari campuran laboratorium
harus dianggap berlaku sampai diperkuat oleh hasil percobaan pada
Instalsi Pencampur Aspal.
e) Pengujian percobaan campuran laboratorium harus dilaksanakan dalam
tiga langkah dasar berikut ini :
(1) Memperoleh Gradasi Agregat yang Cocok
Suatu gradasi agregat yang cocok diawali dengan penentuan gradasi
campuran dari cold bin, dengan atau tanpa penambahan filler Portland
Cement, yang diperoleh dari penentuan persentase yang memadai dari
setiap fraksi agregat. Untuk selanjutnya dibuat campuran dengan
agregat yang berasal dari hot bin.

(2) Rumus Campuran Rancangan (Design Mix Formula)


Lakukan rancangan dan pemadatan Marshall sampai membal
(refusal). Perkiraan awal kadar aspal rancangan dapat diperoleh dari
rumus di bawah ini:
Pb = 0,035 (% CA) + 0,045 (% FA) + 0,18 (% Filler) + Konstanta.
dimana : Pb = kadar aspal perkiraan
CA = agregat kasar tertahan saringan No.8.
FA _ =.agregat halus lolos saringan No.8 dan tertahan
No.200
Filler = portland cement lolos saringan No.200.
Nilai konstanta sekitar 0,5 - 1,0 untuk AC.

Buatlah benda uji dengan kadar aspal di atas, dibulatkan mendekati


0,5 %, dengan tiga kadar aspal di atas dan dua kadar aspal di bawah
kadar aspal perkiraan awal yang sudah dibulatkan mendekati 0,5 %
ini. (Contoh, bilamana rumus memberikan nilai 5,7 %, dibulatkan
menjadi 5,5%. Buatlah benda uji dengan kadar aspal 5,5 %, dengan 6
%, 6,5 %, dan 7 %, dengan 4,5 % dan 5 %). Ukurlah berat isi benda
uji, stabilitas Marshall, kelelehan dan stablitas sisa setelah
perendaman. Ukur atau hitunglah kepadatan benda uji pada rongga
udara nol. Hitunglah Rongga dalam Agregat (VMA), Rongga Terisi
Aspal (VFB), dan Rongga dalam Campuran (VIM). Gambarkan
semua hasil tersebut dalam grafik seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 6.3.3.1.

Buatlah benda uji tambahan dan dipadatkan sampai membal (refusal)


dengan menggunakan prosedur PRD - BS 598 untuk empat kadar
aspal (satu yang memberikan rongga dalam agregat di atas 6 %, satu
yang 6 % dan dua yang di bawah 6 %). Ukur berat isi benda uji dan
atau hitung kepadatan pada rongga udara nol.

Gambarkanlah batas-batas yang dipersyaratkan dalam grafik untuk


setiap parameter, dan tentukan rentang kadar aspal yang memenuhi

SU9- 34
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

semua ketentuan dalam Spesifikasi. Gambarkan rentang ini dalam


skala balok. Rancangan kadar aspal umumnya mendekati tengah-
tengah rentang kadar aspal yang memenuhi semua parameter yang
dipersyaratkan.

(3) Memperoleh persetujuan Rumus Campuran Rancangan (DMF)


sebagai Formula Perbandingan Campuran (JMF).

Bila rancangan campuran laboratorium telah memenuhi ketentuan,


buat campuran di Instalasi Pencampur Aspal dan penghamparan
percobaan serta pengulangan pengujian kepadatan laboratorium
Marshall dan membal (refusal) pada benda uji yang diambil dari
instalasi pencampur aspal.

Percobaan pencampuran di Instalasi Pencampur Aspal dan


penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan akan menjadikan
rancangan campuran dapat disetujui sebagai Formula Campuran Kerja
(JMF), dengan menyampaikan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas :
(1) Lokasi percobaan;
(2) Daftar peralatan yang dipakai;
(3) Persiapan pekerjaan;
(4) Personil (Tenaga Ahli, Operator, Pelaksana, Mandor, Tukang,
Pekerja);
(5) Prosedur pelaksanaan.

Segera setelah Formula Campuran Kerja (JMF) disetujui oleh


Konsultan Pengawas, Kontraktor harus melakukan penghamparan
percobaan paling sedikit 50 ton. Kontraktor harus menunjukkan
bahwa setiap alat penghampar (paver) mampu menghampar bahan
sesuai kerataan dengan tebal yang dipersyaratkan tanpa segregasi,
tergores, dsb., dan kombinasi alat pemadat yang diusulkan mampu
mencapai kepadatan yang dipersyaratkan.

S9.07 (4) Persyaratan Peralatan Pelaksanaan Pekerjaan

Instalasi pencampur dan alat pengangkut dan penghampar campuran aspal harus
memenuhi ketentuan Pasal S9.01(2). Kontraktor harus melakukan pemeliharaan yang
tepat agar alat-alat kecil selalu bersih dari material bitumen yang melekat. Juga harus
tersedia selalu penutup atau terpal, bila diperintahkan Satuan Tugas/ Konsultan
Pengawas, untuk keadaan darurat seperti hujan, angin dingin, atau bila harus ada
penundaan, untuk menutupi atau melindungi material yang sudah dihamparkan tapi
belum dipadatkan.

1) Instalasi Pencampur Aspal (AMP)


Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit Instalasi Pencampur Aspal
(AMP) dengan ketentuan:
a) Umur AMP tidak lebih dari 10 tahun, dengan kondisi semua fungsi
peralatan berjalan dengan baik.
SU9- 35
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

b) Harus memiliki kapasitas yang cukup untuk melayani mesin penghampar


secara menerus (tidak terhenti-henti) sewaktu menghampar campuran
pada kecepatan normal dan ketebalan yang dibutuhkan.
c) Kapasitas terpakai minimum 60 ton/jam dan Kontraktor harus menjamin
terpenuhinya kebutuhan sesuai jadwal pekerjaan (dalam hal ini dapat
digunakan lebih dari 1 AMP).
d) Instalasi Pencampur Aspal harus dirancang, dikoordinasikan dan diope-
rasikan sedemikian rupa untuk menghasilkan campuran dalam batas
toleransi.
e) AMP yang digunakan dapat dari tipe batch atau continuous, computerize
serta fully automatic (semua penimbangan tidak boleh dilakukan secara
manual).
f) Bagian-bagian AMP yang vital dan cepat aus serta cepat rusak harus selalu
tersedia suku-cadangnya (spare part-nya) dalam jumlah yang memadai.
g) Harus memiliki sistem penampungan dan pengaturan semen yang lengkap.
h) AMP dan bagian-bagiannya harus terletak dalam satu lokasi.
i) Sistem pencurahan agregat dari cold bin menggunakan ban berjalan,
dengan kecepatan putaran yang dapat diatur.
j) Produksi AMP hanya ditujukan bagi penyelesaian paket pekerjaan ini, atau
minimal 60% produksi AMP khusus untuk kebutuhan paket pekerjaan ini.

2) Timbangan Pada AMP


a) Timbangan untuk setiap kotak timbangan atau penampung (hopper) harus
berupa jenis jam (pembacaan jarum) tanpa pegas, dan merupakan produksi
standar serta dirancang dengan ketelitian berkisar antara 0.5 % sampai
dengan 1 % dari beban maksimum yang diperlukan.
b) Ujung jarum harus dipasang sedekat mungkin dengan permukaan jam dan
harus berupa tipe yang bebas dari paralaks (penyimpangan sinar) yang
berlebihan. Timbangan harus dilengkapi dengan petunjuk yang dapat
disetel untuk memberi tanda berat masing-masing material yang akan
ditimbang ke dalam campuran. Timbangan harus terpasang kokoh dan
timbangan yang mudah berubah harus diganti. Semua jam (pembacaan
jarum) harus diletakkan sedemikian rupa sehingga mudah terlihat oleh
operator pada setiap saat.

c) Timbangan untuk menimbang aspal harus memenuhi ketentuan untuk


timbangan agregat, dengan ketelitian pembacaan tidak boleh melebihi dari
1 kg dan harus memiliki kapasitas dua kali lebih besar dari bahan yang
akan ditimbang serta harus dapat dibaca sampai satu kilogram yang
terdekat.
d) Timbangan harus telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan akan
diperiksa berulang kali bila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas. Hal
ini untuk menjamin ketepatannya secara menerus. Kontraktor harus
menyediakan dan siap di tempat tidak kurang dari 10 buah beban standar
seberat 20 kg untuk pengujian penimbangan.

3) Peralatan untuk Penyiapan Bahan Aspal pada AMP


a) Tanki untuk penyimpanan material aspal harus dilengkapi dengan
pemanas material yang dapat dikendalikan secara efektif dan handal

SU9- 36
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

sampai suatu temperatur dalam rentang yang dipersyaratkan.


b) Pemanasan harus dilakukan melalui steam coils, listrik, atau cara lain
sehingga api tidak langsung memanasi tanki pemanas.
c) Sistim sirkulasi pemanas untuk material aspal harus mempunyai ukuran
yang memadai untuk menjamin sirkulasi yang tepat serta menerus selama
periode operasi. Suatu cara yang tepat harus disediakan baik dengan steam
jackets ataupun cara isolasi lainnya, untuk mempertahankan temperatur
yang dipersyaratkan dari material aspal di dalam saluran pipa, meteran,
ember penimbang, batang penyemprot, dan tempat-tempat saluran
pengaliran.
d) Dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, material aspal dapat
dipanaskan terlebih dahulu di dalam tanki, dan kemudian temperatur
dinaikkan sampai temperatur yang dipersyaratkan dengan menggunakan
alat pemanas (booster) yang berada di antara tanki pengadukan.
e) Kemampuan penyimpanan tanki harus 30.000 liter dan paling sedikit dua
tanki berkapasitas sama harus disediakan. Tanki-tanki tersebut harus
dihubungkan ke sistem sirkulasi sedemikian rupa agar masing-masing
tanki dapat diisolasi secara terpisah tanpa mengganggu sirkulasi aspal ke
pengadukan.

4) Saluran Pemasukan Alat Pengering (Feeder for Dryer) pada AMP


a) Pusat pencampur harus dilengkapi dengan perlengkapan mekanis yang
tepat untuk saluran pemasukan agregat (secara merata) ke dalam alat
pengering sehingga dapat diperoleh produksi yang merata dan temperatur
yang merata.
b) Harus disediakan alat pengering yang berputar dengan rancangan yang
baik untuk mengeringkan agregat dan pemanasan agregat. Alat pengering
tersebut harus mampu mengeringkan dan memanaskan agregat mineral
sampai ke temperatur yang dipersyaratkan.

5) Saringan pada AMP


Alat-alat penyaring harus mampu menyaring seluruh agregat sampai ukuran
dan proporsi yang dipersyaratkan, dan yang memiliki kapasitas normal
sedikit di atas kapasitas penuh dari pencampur. Alat penyaring tersebut
harus memiliki efisiensi pengoperasian yang sedemikian rupa sehingga
agregat yang tertampung dalam setiap penampung (bin) harus tidak boleh
mengandung lebih dari 5% material yang berukuran terlampau besar atau
terlampau kecil.

6) Penampung (Bin) pada AMP


Perlengkapan harus termasuk penampung-penampung (bins) yang
berkapasitas cukup untuk melayani pencampur sewaktu beroperasi pada
kapasitas penuh. Penampung harus dibagi paling sedikit dalam tiga bagian
(ruang) dan harus diatur untuk menjamin penyimpanan yang terpisah serta
memadai untuk masing-masing fraksi agregat, tidak termasuk bahan pengisi
(filler) Portland Cement.
Masing-masing bagian (ruang) harus dilengkapi dengan pipa pelimpah
sedemikian rupa agar baik ukuran maupun lokasinya dapat mencegah
masuknya material ke dalam penampung lainnya. Penampung harus

SU9- 37
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

dikonstruksi sedemikian rupa agar pengambilan contoh (sampel) dapat


dilakukan dengan mudah.

7) Unit Pengontrol Aspal pada AMP


a) Suatu cara yang memuaskan, baik dengan menimbang atau mengukur
aliran, harus disediakan untuk dapat dialirkannya jumlah yang tepat dari
material aspal ke dalam campuran dalam toleransi yang dipersyaratkan
sesuai dengan campuran kerja.
b) Perangkat pengukur aliran untuk material aspal haruslah berupa pompa
pengukur aliran aspal dari tipe rotasi (berputar), dengan susunan batang
penyemprot yang baik pada alat pencampur. Untuk pencampur dengan
takaran harus dapat menyediakan kuantitas aspal yang direncanakan untuk
setiap takaran campuran.
c) Untuk pusat pencampur tipe menerus (continuous), kecepatan operasi dari
pompa harus disinkronkan dengan aliran dari agregat ke dalam pencampur
dengan mengendalikan dan penguncian otomatis, perangkat ini harus
dapat disetel dengan mudah dan tepat. Cara untuk memeriksa kuantitas
atau kecepatan aliran dari material aspal ke dalam pencampur harus
disediakan.

8) Perlengkapan Pengukur Suhu pada AMP


a) Termometer berlapis baja yang dapat mengukur suhu dari 100 oC sampai
200 oC harus dipasang di tempat mengalirnya pasokan aspal dekat dengan
katup pengeluaran (discharge) pada unit pencampur, dan mudah terbaca.
b) Instalasi juga harus dilengkapi dengan termometer berpembacaan jarum
dengan tipe air raksa (mercury-actuated), pyrometer listrik atau
perlengkapan pengukur panas lainnya yang disetujui dipasang pada corong
pengeluaran dari alat pengering untuk mencatat secara otomatis atau
menunjukkan temperatur dari agregat yang dipanaskan.
c) Sebuah termometer listrik (thermo couple) atau tahanan lampu (resistance
bulb) harus dipasang dekat dasar penampung (bin) untuk mengukur tem-
peratur agregat halus sebelum dimasukkan ke dalam pencampur.
d) Konsultan Pengawas dapat meminta penggantian setiap termometer
dengan alat pencatat temperatur yang disetujui, selanjutnya Konsultan
Pengawas berhak meminta hasil catatan grafik temperatur harian untuk
disediakan.

9) Pengumpul Debu (Dust Collector)


Instalasi Pencampur Aspal harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu
yang dibuat sedemikian rupa agar dapat membuang atau mengembalikan
debu secara merata ke elevator, seluruh atau sebagian dari material yang
dikumpulkannya, sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.

10) Pengendalian Waktu Pencampuran


Instalasi Pencampur Aspal harus dilengkapi dengan peralatan untuk
mengendalikan waktu pencampuran dan menjaga waktu pencampuran tetap
konstan, kecuali kalau diganti atas perintah Konsultan Pengawas.

11) Thermo couple juga harus disediakan untuk pengukuran temperatur

SU9- 38
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

campuran yang baru ditumpahkan dari ruang pengaduk ke atas truk.

12) Timbangan dan Rumah Timbang pada AMP


Timbangan truk (truck scale) dan rumah timbang harus disediakan untuk
menimbang truk yang bermuatan material yang siap dikirim ke tempat
pekerjaan. Timbangan tersebut harus memenuhi persyaratan untuk
timbangan seperti dijelaskan di atas.

13) Ketentuan Keselamatan Kerja


a) Tangga yang memadai serta aman untuk ke landasan (platform)
pencampur dan tangga yang terlindung ke unit lainnya harus ditempatkan
pada seluruh tempat yang diperlukan untuk pengoperasian semua alat-alat
perlengkapan. Untuk mencapai bak truk harus disediakan landasan atau
perangkat lainnya yang sesuai untuk memungkinkan Konsultan Pengawas
memperoleh contoh serta data temperatur.
b) Untuk memungkinkan penanganan kalibrasi (peneraan) dari timbangan,
perlengkapan pengambil contoh dan pemeliharaan komponen-komponen
Instalasi Pencampur Aspal harus disediakan kerekan atau sistim penarikan
untuk menaik-turunkan perlengkapan tersebut dari tanah ke platform atau
sebaliknya.
c) Semua roda gigi, roda beralur (pulley), rantai, rantai gigi, dan bagian
bergerak lainnya yang berbahaya harus selalu dilindungi.
d) Lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang harus disediakan di sekitar
tempat pengisian muatan truk. Tempat ini harus selalu dijaga agar bebas
dari benda yang jatuh dari landasan (platform) alat pencampur.

14) Ketentuan Khusus untuk Instalasi Pencampur Aspal dengan Sistim


Penakaran (Batch type Asphalt Mixing Plant)
Instalasi Pencampur Aspal harus dilengkapi kotak penimbang atau
penampung (hopper) yang digantung pada timbangan, untuk menampung
komposisi berat dari masing-masing fraksi agregat yang dicurahkan dari hot
bin, dan berukuran cukup untuk menampung ukuran penakaran sepenuhnya.
a) Lengan timbangan dan sudut pisau (knife edge) harus dibuat sedemikian
rupa agar tidak mudah terlempar ke luar dari kedudukannya atau dari
setelannya.
b) Semua pinggiran-pinggiran, ujung-ujung dan tepi-tepi dari penampung
timbangan harus bebas dari bersentuhan dengan batang-batang penahan
dan tiang-tiang atau perlengkapan lainnya yang akan mempengaruhi
fungsi yang sebenarnya dari penampung.
c) Juga harus tersedia ruang bebas yang cukup antara penampung dan
perlengkapan pendukung untuk mencegah terkumpulnya material-
material lainnya.
d) Pintu pengeluaran (discharge gate) dari kotak penimbang harus terletak
sedemikian rupa agar agregat tidak mengalami segregasi saat dituang ke
dalam alat pencampur dan harus dapat tertutup rapat sehingga tidak
terdapat kebocoran bahan yang akan masuk ke dalam alat pencampur pada
saat proses penimbangan untuk campuran berikutnya.
e) Pencampur harus dari tipe twin pugmill (pengaduk putar ganda) yang
disetujui yang mampu menghasilkan campuran merata dalam toleransi

SU9- 39
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

perbandingan campuran selama waktu pengadukan.


f) Kotak pencampur harus dipanasi dengan selubung uap, minyak panas, atau
cara lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas. Juga rancangannya
harus sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan visual terhadap
campuran.
g) Kotak pencampur harus memiliki kapasitas pencampuran yang tidak
kurang dari 1 ton, dan konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga dapat
mencegah kebocoran isinya. Kotak pencampur harus dilengkapi dengan
penutup debu untuk mencegah hilangnya kandungan debu pada waktu
pencampuran.
h) Pencampur harus memiliki pengontrol waktu yang tepat untuk
pengendalian operasi dari satu siklus pencampuran, dari penguncian
gerbang kotak timbangan setelah pengisian ke pencampur sampai
penutupan gerbang pencampur pada saat selesainya siklus tersebut.
i) Pengontrol waktu harus mengunci ember aspal selama periode
pencampuran kering maupun basah. Periode pencampuran kering
didefinisikan sebagai interval waktu antara pembukaan pintu kotak
timbangan dan waktu dimulainya pemberian aspal. Periode pencampuran
basah didefinisikan sebagai interval waktu antara penyemprotan material
aspal pada agregat dan saat pembukaan pintu pencampur.
j) Pengendalian waktu harus fleksibel dan dapat ditetapkan untuk suatu
selang waktu tidak lebih dari 5 detik dalam keseluruhan siklus sampai
dengan 3 menit. Penghitung takaran secara mekanis untuk campuran harus
dipasang sebagai bagian dari perangkat pengatur waktu, dan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga hanya mencatat campuran takaran.
k) Pencampur harus dilengkapi dengan jumlah pengaduk dengan pengaturan
yang tepat untuk dapat menghasilkan campuran takaran yang merata.
Ruang bebas dari pengaduk dengan bagian yang tidak bergerak maupun
yang bergerak harus tidak melebihi 2 cm, kecuali dalam hal agregat
memiliki ukuran nominal maksimum lebih dari 1". Dalam hal ini ruang
bebas harus disetel sedemikian rupa untuk mencegah pecahnya agregat
kasar selama operasi pencampuran.

15) Ketentuan Khusus untuk Instalasi Pencampur Aspal dengan Sistim


Menerus (Continous type Asphalt Mixing Plant)
a) Unit Pengontrol Gradasi
(1). Instalasi Pencampur Aspal harus memiliki perlengkapan untuk
mengatur proporsi agregat yang akurat dan otomatis (bukan manual)
dalam setiap penampung (bin), baik dengan penimbangan atau dengan
pengukuran volume.
(2). Instalasi Pencampur Aspal harus mempunyai sebuah pemasok
(feeder) yang dipasang di bawah penampung (bin). Masing-masing
penampung (bin) harus memiliki pintu bukaan yang dapat disetel
untuk menyesuaikan volume material yang keluar dari masing-masing
lubang pintu penampung (bin).
(3). Lubang tersebut harus berbentuk persegi panjang, berukuran 20 x 25
cm, dilengkapi dengan pintu yang dapat disetel secara mekanis dan
dilengkapi dengan pengunci.
(4). Masing-masing lubang pintu penampung harus dilengkapi dengan

SU9- 40
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

ukuran berskala yang menunjukkan bukaan pintu dalam sentimeter.


b) Kalibrasi dari Berat Pemasukan Agregat
Instalasi Pencampur Aspal ini harus dilengkapi kotak-kotak pengambilan
benda uji untuk kalibrasi bukaan pintu dengan cara memeriksa berat benda
uji yang mengalir ke luar dari setiap penampung sesuai dengan bukaan
pintunya. Benda uji harus mudah diperoleh dengan berat tidak boleh
kurang dari 50 kg. Sebuah timbangan datar yang akurat dengan kaspasitas
150 kg atau lebih harus disediakan.
c) Sinkronisasi Pemasukan Agregat dan Aspal
Suatu perlengkapan yang handal harus tersedia untuk memperoleh
pengendalian yang tepat antara aliran agregat dari penampung dengan
aliran aspal dari meteran atau sumber pengatur lainnya.
d) Alat Pencampur pada Sistem Menerus
Alat pencampur sistem menerus (continuous), yang mampu menghasilkan
campuran merata dan memenuhi toleransi rumus perbandingan campuran
yang disetujui Konsultan Pengawas, terdiri dari pengaduk putar ganda
(twin pugmill) dengan steam jacket dengan pengaduk dari tipe yang dapat
disetel sudut paddle-nya, baik posisi searah maupun berlawanan dengan
arah aliran campuran. Alat pencampur harus disertai dengan sekat baja
yang dapat disetel dengan data volume netto untuk berbagai ketinggian
sekat dan grafik dari pabrik pembuatnya yang menunjukkan jumlah
pasokan agregat per menit pada kecepatan operasi mesin.
Penetapan waktu pencampuran harus dengan metode berat, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : (rencana berat campuran yang akan
diproses harus melalui pengujian yang dilakukan oleh Konsultan
Pengawas).

Waktu Kapasitas penuh


pencampuran pencampur (kg)
=
(dalam detik) Produksi
pencampur (kg/dt)

e) Penampung (Hopper)
Pada lubang keluaran kotak pencampur harus ditempatkan kotak
penampung yang mempunyai ukuran serta rancangan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi segregasi.

16) Gergaji Pemotong (Cutter)


Kontraktor harus menyedikan minimum 1 unit gregaji pemotong, yang dapat
digunakan untuk memotong aspal pada sambungan melintang. Pisau tidak
boleh dalam keadaan cacat, dan harus dapat memotong hingga ketebalan /
kedalaman minimum 6 cm.

17) Pemecah Aspal (Jack Hammer)


Kontraktor harus menyediakan minimum 2 unit jack hammer dengan masing-
masing kompresornya (yang khusus, dan tidak untuk pekerjaan lain), untuk
digunakan membongkar, memecahkan (membersihkan, meratakan) aspal
permukaan yang tidak diperlukan.

SU9- 41
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

18) Kompresor Pembersih (Compressor)


Kontraktor harus menyediakan minimum 2 unit kompresor bertekanan tinggi
yang khusus digunakan untuk pembersihan permukaan, dan tidak digunakan
untuk keperluan lain.

19) Peralatan Pengangkut (Dump Truck)


Kontraktor harus menyediakan truk pengangkut khusus untuk mengangkut
campuran aspal panas dan tidak digunakan untuk keperluan lain, dengan
jumlah dan kapasitas yang cukup. Hal-hal yang harus diperhatikan:
a) Untuk mencegah melekatnya campuran pada bak-bak angkutan, maka
harus dipakai truk dengan bak baja yang sebelum dimuati campuran harus
dibersihkan dengan dioles / disemprot sedikit dengan air sabun/detergen,
minyak pelumas yang encer, minyak tanah/solar atau larutan kapur. Setiap
pemuatan bak truk harus dalam keadaan bersih dan tidak ada material
pembersih yang tergenang.
b) Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya yang
cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa sampai seluruh bak truk
termasuk dindingnya tertutup dengan rapat, dan seluruh penutup harus
diikat kencang agar dapat melindungi campuran terhadap cuaca.
c) Truk yang menyebabkan segregasi yang berlebihan akibat sistim pegasnya
atau faktor lain, atau yang menunjukkan kebocoran oli yang nyata, atau
yang menyebabkan kelambatan yang tidak perlu, atas perintah Konsultan
Pengawas harus dikeluarkan dari pekerjaan sampai kondisinya diperbaiki.
d) Bila dianggap perlu, agar campuran yang dikirim ke tempat pekerjaan pada
temperatur yang dipersyaratkan, bak truk hendaknya diisolasi untuk
memperoleh temperatur yang tetap sesuai persyaratan dan seluruh penutup
harus diikat kencang.
20) Peralatan Penghamparan dan Pembentuk (Asphalt Finisher)
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit alat penghampar aspal (untuk
1 tim) dengan ketentuan sbb.:
e) Peralatan penghampar dan pembentuk harus bermesin sendiri, dari tipe
track/ crawler, dengan lebar penghamparan dapat mencapai 4 m, yang
telah disetujui Konsultan Pengawas, dan mampu menghampar dan
membentuk campuran aspal sesuai dengan garis, kelandaian serta
penampang melintang yang diperlukan. Umur pemakaian peralatan
penghampar maksimum 10 tahun dalam kondisi baik atau layak
operasi/pakai (semua peralatan berfungsi, dalam kondisi 80% baik, dan
disertai dengan persediaan spare parts dalam jumlah yang cukup).
f) Mesin penghampar harus dilengkapi dengan bak penampung dan dua ulir
pembagi dengan arah gerak yang berlawanan untuk menempatkan
campuran aspal secara merata di muka screed (sepatu) yang dapat disetel.
Mesin ini harus dilengkapi dengan perangkat kemudi yang dapat
digerakkan dengan cepat dan efesien, dan harus mempunyai kecepatan
jalan mundur seperti halnya maju. Penampung (hopper) harus mempunyai
sayap-sayap yang dapat dilipat pada saat setiap muatan campuran aspal
hampir habis untuk menghindari sisa bahan mendingin di dalamnya.
g) Mesin penghampar harus mempunyai perlengkapan mekanis seperti
penyeimbang (equalizing runners), pisau (straightedge runners), lengan
perata (evener arms), dan perlengkapan lainnya untuk mempertahankan

SU9- 42
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

ketepatan kelandaian dan kelurusan garis tepi perkerasan tanpa perlu


menggunakan acuan tepi yang tetap (wire sensor, long sky atau short sky
dan perlengkapan-perlengkapan lainnya diantaranya straightedge dan
kawat/string dengan panjang mencukupi, ± 400 m).
h) Mesin penghampar harus dilengkapi dengan screed (sepatu) baik dari jenis
penumbuk (tamper) maupun jenis vibrasi, dan perangkat untuk pemanas
screed pada temperatur yang diperlukan untuk penghamparan campuran
tanpa menggusur atau merusak permukaan.
i) Fungsi screed meliputi pemangkasan, penekanan, atau tindakan praktis
lainnya yang efektif untuk menghasilkan permukaan akhir dengan
kerataan atau tekstur yang dipersyaratkan, tanpa terbelah, tergeser atau
beralur.
j) Jika selama pelaksanaan, diketahui bahwa perlengkapan penghampar dan
pembentuk dalam operasinya meninggalkan bekas pada permukaan atau
cacat atau ketidakrataan permukaan lainnya yang tidak dapat diperbaiki
dengan memuaskan, maka penggunaan peralatan tersebut harus dihentikan
dan diganti dengan peralatan penghampar dan pembentuk lain yang
memenuhi persyaratan yang disediakan oleh Kontraktor.
k) Pekerjaan malam hanya dapat dilakukan bila ada penerangan yang cukup
dan di depan dan di belakang Finisher. Lampu penerangan harus dipasang
di bagian belakang Finisher untuk menerangi hasil hamparan, sehingga
bila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan koreksi.

21) Peralatan Pemadat


Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadat minimum :
• 1 unit tandem roller, 8 -10 ton
• 1 unit pneumatic tire roller, 13 -18 ton
• 1 unit tandem roller, 10 -12 ton
• 1 unit baby roller 2 – 4 ton.
a) Mesin gilas roda karet (pneumatic tire roller) harus dari tipe yang disetujui
Konsultan Pengawas, yang memiliki tidak kurang dari tujuh roda dengan
permukaan ban yang mulus, tidak boleh bopeng, dengan ukuran dan
konstruksi yang sama dan mampu beroperasi pada tekanan 7.5 kg/cm2 (95
psi), dengan tekanan angin roda maksimum dan minimum tidak boleh
berbeda lebih dari 5 psi. Roda-roda harus berjarak sama satu sama lain,
dan ruang kosong antara dua roda depan dan belakang saling menutupi.
Suatu alat pengukur tekanan angin ban harus disediakan untuk memeriksa
dan menyetel tekanan ban di lapangan pada setiap saat. Untuk setiap
ukuran dan tipe ban yang digunakan, Kontraktor harus memberikan
kepada Konsultan Pengawas grafik atau tabel yang menunjukkan
hubungan antara tekanan roda, tekanan ban, dan tekanan ban pada bidang
permukaan jalan.
b) Masing-masing mesin gilas harus dilengkapi dengan suatu cara penyetelan
berat antara lain pengatur beban (balast) sehingga beban per lebar roda
dapat diubah dari 1500 kg sampai 2000 kg. Dalam operasi, tekanan ban
dan beban roda harus disetel sesuai dengan permintaan Konsultan
Pengawas, untuk memenuhi kebutuhan pemadatan tertentu.
c) Mesin gilas roda baja harus mempunyai berat stabilitas tidak kurang dari
8 ton.

SU9- 43
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

d) Roda mesin gilas harus bebas dari permukaan yang tidak rata/bopeng,
penyok, atau tonjolan yang akan merusak permukaan perkerasan.
e) Baby roller digunakan untuk pemadatan melintang bila pemadatan
melintang tidak dimungkinkan menggunakan tandem roller.

22) Peralatan Bantu


Kontraktor harus menyediakan peralatan bantu manual guna memudahkan
pelaksanaan pekerjaan, di antaranya mistar (straightedge), termometer aspal,
pengki, cangkul, belincong, sekop, raker, sapu lidi, kereta, dll.

S9.07 (5) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Peralatan
Instalasi pencampur dan alat pengangkut dan penghampar campuran aspal
harus memenuhi ketentuan Pasal S9.01(2). Kontraktor harus melakukan
pemeliharaan yang tepat agar alat-alat kecil selalu bersih dari material
aspal yang melekat. Juga harus tersedia selalu penutup atau terpal, bila
diperintahkan Konsultan Pengawas, untuk keadaan darurat seperti hujan,
angin dingin, atau bila harus ada penundaan, untuk menutupi atau
melindungi material yang sudah dihamparkan tapi belum dipadatkan.
(b) Penyiapan Material Aspal
Material aspal harus dipanaskan sampai suhu yang ditentukan dan tidak
boleh ada kelebihan suhu secara lokal, dan harus menjamin pengiriman
material itu secara menerus ke mixer dalam suhu yang tetap dan merata.
Suhu maksimum semen aspal yang masuk ke mixer tidak boleh lebih dari
150 0C. Semen aspal tidak boleh digunakan kalau masih berbuih.
(c) Penyiapan Agregat
Agregat untuk campuran harus dikeringkan dan dipanaskan pada suhu
tertentu. Api untuk pemanasan itu harus diatur sehingga tidak
menyebabkan agregat rusak dan berjelaga.
Setelah dipanaskan dan dikeringkan, agregat harus segera disaring menjadi
tiga macam fraksi atau lebih sebagaimana ketentuan, dan dibawa ke
penyimpanan (compartment) masing-masing untuk segera dicampur
dengan material aspal. Bila aspal keras digunakan, suhu agregat pada
waktu masuk ke mixer, dengan batas toleransi yang dibolehkan oleh job-
mix formula, tidak lebih dari suhu dimana aspal keras mempunyai
kekentalan (Saybolt FurolViscosity) sebesar 100 detik, menurut AASHTO
T72, suhu tidak boleh lebih rendah dari yang telah ditentukan untuk
mencapai pelapisan yang baik dan merata untuk butir agregat, dan untuk
membuat campuran yang baik.
(d) Pencampuran
Agregat yang sudah kering harus dicampurkan ke dalam mixer dengan
jumlah setiap fraksi agregat sesuai dengan ketentuan job-mixformula.
Material aspal harus diukur dan dimasukkan ke dalam mixer dengan
ketentuan yang sama dengan job mix formula.

SU9- 44
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Setelah agregat dan material aspal dalam jumlah tertentu dimasukkan ke


dalam mixer, kecuali bila ditentukan lain, material-material itu harus
diaduk sampai butir-butir agregat terlapisi aspal secara merata. Waktu
pencampuran basah akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas untuk
setiap alat dan setiap tipe agregatyang digunakan.
Untuk perkerasan aspal maka campuran aspal beton harus dibuat pada
temperatur yang mendekati temperatur terendah yang masih
memungkinkan campuran mudah dikerjakan (dihampar dan dipadatkan),
dan masih di dalam rentang temperatur yang disyaratkan.
(e) Pengangkutan, penghamparan dan penyelesaian

Campuran (aspal beton) harus diangkut dari instalasi pencampur ke tempat


pekerjaan sesuai dengan ketentuan Pasal S9.01 (2). Pengangkutan material
jangan sampai terlambat sehingga menghambat penyelesaian pekerjaaan
pada siang hari, kecuali bila Konsultan Pengawas mengijinkan kerja
malam dan disediakan penerangan yang memadai. Setiap kendaraan
pengangkut harus ditimbang setelah dimuati, dan harus ada catatan
mengenai berat kotor, berat bersih, berat kendaraan, suhu dan waktu
operasi pengangkutan. Suhu campuran aspal saat dimasukkan ke alat
penghampar minimum 130 0C dan saat digilas pertama kali (initial rolling)
suhu minimum 1250 0C.

Campuran (aspal beton) harus dihamparkan pada permukaan yang telah


disetujui, diratakan dan ditempa sesuai dengan kelandaian dan elevasi
yang ditentukan. Untuk menghamparkan campuran, harus digunakan
paver, baik pada seluruh lebar atau sebagian lebar jalan yang masih
memungkinkan.

Sambungan longitudinal pada satu lapisan harus menggeser dari


sambungan pada lapisan di bawahnya kira-kira 15 cm. Namun sambungan
pada lapisan teratas harus pada sumbu (centre line) jalan bila jalan terdiri
dari dua lajur, atau pada garis lajur bila jalan mempunyai lebih dari 2 lajur,
kecuali bila ditentukan lain.

Pada daerah di mana ada rintangan yang tidak dapat dihindarkan atau
keadaan yang tidak teratur, maka campuran harus dihamparkan, dan
dikerjakan dengan alat yang digerakkan dengan tangan; sampai ketebalan
yang ditentukan.

Bila produksi campuran aspal beton dapat dijamin kesinambungannya dan


dinilai praktis, paver harus digunakan dalam barisan (berbaris) untuk
menghamparkann surface course pada lajur-lajur yang berdekatan.

Kontraktor harus mengadakan percobaan yang diperlukan untuk


menentukan tebal lapisan campuran yang harus dihamparkan (belum
padat) sehingga bila dipadatkan akan sesuai dengan ketebalan yang
disyaratkan. Material yang belum padat di belakang paver harus diukur,
dan harus disesuaikan dengan ketebalan nominal.

SU9- 45
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

(f) Pemadatan

(i) Setelah campuran aspal dihamparkan, ditempa dan permukaan yang


tidak rata diperbaiki, maka harus dipadatkan secara merata dengan
digilas. Specific gravity sesuai ketentuan AASHTO T230, tidak boleh
kurang dari 98% specific gravity material contoh laboratorium yang
tersusun dari material yang sama, dengan proporsi yang sama pula.
(ii) Jumlah, berat dan jenis roller harus memadai untuk menghasilkan
kepadatan yang ditentukan, pada saat campuran dalam keadaan yang
dapat dikerjakan (workable). Urutan operasi penggilasan dan pemilihan
jenis roller harus sesuai dengan kepadatan yang dikehendaki dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(iii) Penggilasan campuran harus terdiri dari tiga operasi pelaksanaan yang
terpisah sebagai berikut :
1. Penggilasan awal (break down)
2. Penggilasan sekunder (intermediate)
3. Penggilasan akhir (finishing)
(iv) Penggilasan awal dan akhir seluruhnya harus dilaksanakan dengan mesin
gilas beroda baja. Penggilasan sekunder harus dikerjakan dengan mesin
gilas yang beroda bertekanan angin. Mesin gilas untuk penggilasan awal
harus beroperasi dengan depan (drive roll) sedekat mungkin dengan
mesin penghampar (paver).
(v) Penggilasan sekunder harus dilaksanakan secepat mungkin setelah
penggilasan awal dan harus dikerjakan sementara campuran masih pada
suatu temperatur yang akan menghasilkan suatu pemadatan yang
maksimum. Penggilasan akhir harus dikerjakan sementara bahan yang
bersangkutan masih berada dalam suatu kondisi yang cukup dapat
dikerjakan sehingga semua bekas jejak roda mesin gilas dapat
dihilangkan.
(vi) Permukaan harus digilas pada saat campuran dalam kondisi yang tepat,
tidak memungkinkan terjadi lapisan lepas (terkelupas), retak atau
bergeser.
(vii) Kecepatan mesin gilas tidak boleh lebih dari 4 km/jam untuk mesin gilas
beroda baja dan 6 km/jam untuk mesin yang menggunakan ban
bertekanan angin. Setiap saat mesin gilas tersebut harus cukup lambat
untuk menghindari terjadinya perpindahan (displacement) campuran
panas. Jalur penggilasan tidak boleh diubah dengan tiba-tiba begitu pula
arah penggilasan tidak diputar balik dengan tiba-tiba, cara mana dapat
menimbulkan perpindahan/bergesernya campuran.
Penggilasan harus berlanjut secara terus menerus selama waktu yang
diperlukan untuk memperoleh pemadatan yang seragam sementara
campuran yang bersangkutan berada dalam kondisi dapat dikerjakan dan
sampai semua bekas jejak roda mesin gilas dan ketidakrataan lainnya
dihilangkan.
(viii) Sambungan-sambungan melintang harus digilas pertama dan dalam
penggilasanawal harus digilas dalam arah melintang dengan memasang
papan-papan dengan ketebalan seperti yang diminta dari perkerasan jalan
untuk memungkinkan gerakan mesin gilas diluar perkerasan jalan.
Dimana sambungan melintang akan dibuat disamping suatu jalur lapisan

SU9- 46
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

sebelumnya maka lintasan pertama harus dibuat sepanjang sambungan


membujur untuk suatu jarak yang pendek.

(ix) Kecuali bila ditentukan lain, penggilasan harus dimulai dari pinggir dan
bergerak secara longitudinal sejajar dengan sumbu (centreline) jalan ke
arah puncak cembungan jalan. Setiap gilasan roller harus overlapping
(tumpang tindih) dengan gilasan terdahulu sebesar setengah lebar roller.
Bila penghamparan dilakukan dengan 2 paver (finisher) yang bersamaan
(berbaris) atau berbatasan dengan lajur yang telah dikerjakan terlebih
dahulu, sambungan longitudinal harus digilas dulu lalu diikuti dengan
cara penggilasan biasa. Pada lengkung superelevasi, penggilasan harus
dimulai pada sisi yang rendah dan berlanjut ke sisi yang tinggi dengan
overlapping gilasan longitudinal yang sejajar dengan sumbu jalan
(centreline).
Roller harus bergerak lambat dan dalam kecepatan tetap dengan roda
penggerak berada di depan (ke arah jalannya pekerjaan penghamparan).
(x) Jika lokasi perkerasan sempit seperti pada bahu dalam yang tidak
memungkinkan roller beroperasi maka digunakan alat yang lebih kecil
(baby roller).
(xi) Roda roller harus dijaga agar selalu basah dengan disemprot air atau air
dicampur sedikit detergen atau material lain yang disetujui, agar
campuan tidak melekat pada roda roller.
Cairan pembasah yang berlebihan tidak diperbolehkan. Pada daerah-
daerah yang tidak memungkinkan dipadatkan dengan roller, pemadatan
dilakukan dengan "hand tamper" atau alat pemadat tangan lainnya yang
disetujui. Pada daerah yang rendah dapat digunakan trench roller, atau
cleated compression strips digunakan dibawah roller untuk meneruskan
tekanan ke daerah yang rendah tersebut.
(xii) Campuran yang menjadi tidak padat dan pecah, tercampur kotoran atau
kerusakan lain, harus dibongkar dan diganti dengan campuran baru yang
panas, lalu dipadatkan agar sesuai dengan daerah sekelilingnya. Daerah-
daerah yang kelebihan atau kekurangan material aspal harus dibongkar
dan diganti. Sebelum 12 jam setelah pekerjaan selesai, tidak boleh ada
lalu lintas memasuki perkerasan baru tersebut, kecuali bila ada ijin
Konsultan Pengawas.

(g) Sambungan, Membentuk Pinggiran dan Pembersihan


Penghamparan campuran aspal beton sedapat mungkin harus dilakukan
secara menerus. Roller tidak boleh melewati campuran yang baru
dihamparkan dan tidak terlindungi, kecuali bila diijinkan oleh Konsultan
Pengawas. Sambungan melintang (transverse joint) harus dibuat dengan
memotong lapisan terdahulu yang telah diselesaikan, sampai bertemu dengan
permukaan yang rata dan ketebalannya sesuai dengan Gambar.

Bila penghamparan wearing course tidak dilakukan dengan 2 paver


bersamaan (berbaris) untuk menghampar lajur-lajur yang berdekatan dan bila
tepi lapisan wearing course yang telah selesai dikerjakan, menurut pendapat
Konsultan Pengawas akan mempengaruhi kualitas sambungan,
makasambungan longitudinal harus dibentuk dengan potongan vertikal dan
SU9- 47
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

lurus.

Tepi atau pinggiran lapisan yang menonjol dipotong sampai sesuai dengan
garis yang ditentukan. Material sisa pemotongan tepi lapisan atau material
lain yang tak terpakai harus disingkirkan dari permukaan jalan, dan dibuang
oleh Kontraktor sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas. Bila bahan
digunakan untuk lebih daripada jalur, maka harus diperhatikan sambungan
memanjang untuk menghindari suatu kelebihan atau kekurangan bahan
disebabkan kesalahan lapisan tumpang tindih. Lebar lapisan tumpang tindih
harus berada dalam batas antara 50 mm sampai 100 mm. Bila diperintahkan
oleh Konsultan Pengawas, lapisan pengikat (tack coat) harus dioleskan pada
permukaan sambungan sebelum campuran dihamparkan disisi lapisan/lajur
yang telah selesai tersebut.

(h) Toleransi Permukaan


Variasi ketinggian permukaan dari tepi mal datar diantara dua titik kontak
dengan permukaan tidak boleh lebih dari toleransi yang diijinkan. Untuk base
dan binder course, tes kesesuaian harus diadakan segera sesudah penggilasan
pertama, dan ketidaksamaan permukaan harus dibetulkan dengan
membongkar atau menambah material seperlunya. Kemudian digilas lagi
sesuai dengan ketentuan. Pembongkaran atau penambahan material
kepermukaan tidak boleh dilakukan bila penggilasan telah selesai dikerjakan.
Wearing Course harus dikerjakan dengan hati-hati sehingga material yang
dihamparkan sesuai dengan toleransi yang diijinkan.
(i) Overlay dan Penyesuaian Permukaan
Bila Kontrak mensyaratkan pelapisan ulang (overlay) perkerasan jalan
existing, pekerjaan ini harus dilakukan sesuai dengan instruksi Konsultan
Pengawas. Konsultan Pengawas mungkin memerintahkan pelapisan ulang
dilakukan pada sebagian lebarnya atau dibatasi panjangnya, untuk
mempermudah penyesuaian tinggi permukaan.
(j) Pengujian Kualitas

(i) Material contoh untuk laboratorium terdiri dari material campuran yang
diambil dari instalasi pencampuran atau lapangan yang dipadatkan
dengan prosedur AASHTO T245. Untuk agregat yang mengandung
butir-butir dengan diameter lebih dari 1 inchi, maka akan digunakan
ASTM D5581.

(ii) Material-material contoh berikut harus diambil untuk pengujian produksi


harian :
1) Agregat dari penampung agregat panas (hot bin) dan gabungannya
untuk pengujian gradasi secara basah.
2) Campuran aspal dalam keadaan lepas untuk pengujian ekstraksi dan
stabilitas Marshall.

Bila rumus campuran kerja (job-mix formula) diubah atau sebagaimana


diarahkan oleh Konsultan Pengawas, maka contoh-contoh tambahan
untuk (1) dan (2) akan diambil untuk memungkinkan penentuan berat
jenis (bulk specificgravity) menyeluruh agregat dari campuran aspal
SU9- 48
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

(AASHTO T209).

(iii) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas hasil-hasil


dan catatan-catatan yang diperoleh dari hasil pengujian-pengujian yang
dilaksanakan untuk setiap produksi harian bersama-sama dengan lokasi
penghamparannya yang tepat untuk setiap produksi harian dalam
pekerjaan yang diselesaikan.
(iv) Agar Pemberi Tugas dapat memonitor daya tahan perkerasan jalan dalam
jangka waktu yang panjang, maka Konsultan Pengawas dari waktu ke
waktu harus mengarahkan Kontraktor untuk menyerahkan hasil-hasil
pengujian penetrasi dan titik lembek dari contoh-contoh aspal yang
digunakan.

(v) Pengontrolan kualitas campuran, pengambilan sampel dan pengujian


material harus dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur yang dipakai
dan sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas.

S9.07 (6) Metode Pengukuran

Material aspal beton akan diukur dengan satuan ton sebagaimana ketentuan Pasal
S9.01 (3) (d).

Kuantitas asphalt treated base, binder dan surface course yang akan dibayar
merupakan berat material aspal beton yang sudah dikerjakan dikurangi kuantitas
(kandungan) semen aspal, yang akan dibayar tersendiri. Untuk variasi kuantitas
akibat perbedaan specific gravity, dilakukan penyesuaian Harga Satuan Kontrak.

Perhitungan kuantitas asphalt treated base, binder dan surface course harus
dihitung berdasarkan berat jenis dari hasil core drill campuran aspal yang telah
dipadatkan dilapangan sesuai dengan station core dril dengan interval minimal 50
meter. Jika ditemukan kepadatan hasil core yang tidak sesuai dengan station, maka
pada interval 50 meter tersebut, pembayaran dapat ditangguhkan dan atau tidak
dibayar sesuai dengan ketentuan toleransi minimal atau kontraktor harus
memperbaiki pekerjaan pada interval station tersebut.

Kuantitas semen aspal yang akan dibayar adalah berdasarkan presentase actual
aspal semen dalam campuran aspal beton sebagaimana hasil test ekstraksi benda uji
campuran yang sudah dipadatkan dilapangan dengan cara core drill sesuai dengan
station pengukuran dengan interval core drill dilapangan setiap minimal 50 meter
per lajur penghamparan.
1) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran aspal beton adalah tonase padat yang
terhampar di lapangan, disetujui / diterima baik oleh Konsultan Pengawas,
yang dihitung dari jumlah meter kubik dikalikan dengan berat jenisnya yang
didapat di lapangan yang telah disepakati. Jumlah meter kubik dihitung
berdasarkan material yang dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil
perkalian panjang penampang yang diukur, lebar dan tebal yang diterima.
Penggunaan truck scale, penimbangan truk pengangkut sebelum dan sesudah
pelaksanaan pengangkutan harus dilaksanakan sebagai alat kontrol atas
pelaksanaan pengukuran di atas.

SU9- 49
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

2) Kuantitas yang diterima untuk pengukuran harus tidak meliputi lokasi-lokasi


yang mana tebal dari pelapisan aspal lebih tipis dari tebal yang dapat diterima
atau setiap bagian yang terkelupas, belah, retak atau menyempit (tapered) di
sepanjang tepi perkerasan atau di tempat lainnya. Lokasi-lokasi yang
materialnya memiliki kadar aspal di bawah kebutuhan yang disetujui tidak
akan diterima untuk pembayaran.

3) Tebal pelapisan aspal yang diukur untuk pembayaran harus dalam segala hal
tebal rancangan yang ditunjukkan dalam Gambar atau menurut petunjuk
tertulis Konsultan Pengawas. Dalam hal tebal dari material yang sebenarnya
dihamparkan kurang dari tebal rancangan atau tebal yang diperintahkan, dan
Konsultan Pengawas menerima material yang lebih tipis dari ketentuan
Spesifikasi ini, maka pembayaran untuk pelapisan aspal akan dilakukan dengan
menggunakan harga satuan yang diubah menjadi :

tebal yang diterima


Harga Satuan x
tebal rancangan

Tidak ada penyesuaian harga satuan seperti di atas yang dapat diterapkan untuk
ketebalan yang melebihi tebal rancangan yang ditunjukkan dalam Gambar atau
disetujui oleh Konsultan Pengawas secara khusus dan tertulis sebelum
pelapisan aspal dihamparkan.

Dalam hal dimana lapisan aspal beton yang dihamparkan langsung di atas suatu
permukaan jalan yang tidak rata, harga satuan Penawaran / Kontrak harus telah
mempertimbangkan termasuk biaya untuk aspal yang hilang dalam pengisian
permukaan depresi setempat, retak-retak dan sebagainya.

Bila formasi dimana aspal beton akan dipasang adalah tanah atau meterial yang
ada (seperti untuk pekerjaan pelebaran perkerasan), pekerjaan penyiapan
formasi untuk bagian tersebut tidak akan diukur atau dibayar tetapi harus
dianggap secara keseluruhannya telah dicakup oleh harga Kontrak yang telah
disepakati.

Bila Kontraktor dapat membuktikan bahwa rancangan tebal yang ditetapkan


tidak mencukupi untuk memungkinkan perencanaan punggung (lereng
melintang jalan) atau toleransi kerataan permukaan yang ditetapkan, punggung
jalan yang harus dicapai secara tepat lebih rendah atau batas-batas toleransi
yang lebih luas dapat dipenuhi, maka jumlah material yang diperlukan harus
ada persetujuan terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.

Lebar hamparan pelapisan aspal yang akan dibayar harus seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
harus ditetapkan dengan menggunakan pita ukur yang dilakukan Kontraktor di
bawah pengawasan Konsultan Pengawas. Pengukuran harus dilaksanakan
tegak lurus dengan sumbu jalan dan harus mengabaikan tiap material yang tipis
atau tidak memuaskan sepanjang tepi dari hamparan pelapisan aspal. Selang

SU9- 50
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

jarak pengukuran memanjang harus seperti yang diperintahkan oleh Konsultan


Pengawas, tetapi harus selalu berjarak sama dan tidak kurang dari 20 meter.
Lebar yang akan digunakan dalam hitungan luas untuk keperluan pembayaran
untuk setiap bagian perkerasan yang diukur, harus merupakan angka rata-rata
dari ukuran lebar yang diukur dan disetujui.

Panjang (arah memanjang) pelapisan aspal harus ditentukan dari pengukuran


panjang sumbu jalan, dengan menggunakan prosedur pengukuran teknik
standar. Panjang dari lokasi hamparan aspal beton lainnya, seperti untuk
pelebaran perkerasan, harus diukur sepanjang tengah-tengah dari perkerasan.

Campuran yang dihampar yang melebihi toleransi berat seperti yang


disebutkan pada ketentuan Spesifikasi ini harus tidak dimasukkan ke dalam
pengukuran kuantitas untuk pembayaran dan harus tidak dibayar.

Kadar aspal rata-rata dari perbandingan campuran (job mix) seperti yang
ditentukan dari pengujian-pengujian ekstraksi di laboratorium yang
dipersyaratkan dalam ketentuan dalam Spesifikasi ini, harus sama atau lebih
besar dari kadar aspal campuran yang dipersyaratkan dalam Rumusan
Perbandingan Campuran Konsultan Pengawas untuk semua campuran
pelapisan aspal yang akan disertakan dalam ukuran untuk pembayaran.
Walaupun demikian, bila Konsultan Pengawas menerima pelapisan aspal yang
mempunyai nilai kadar aspal rata-rata kurang dari nilai yang dipersyaratkan,
pembayaran untuk pelapisan aspal akan dilakukan dengan menggunakan harga
satuan yang diubah menjadi :

Kadar Aspal Rata-rata yang


Diperoleh dari Pengukuran
Harga Satuan x
Kadar Aspal yang Dipersyaratkan dalam
Rumusan Perbandingan Campuran

Kepadatan pelapisan aspal minimum 97 %, apabila dari hasil pengukuran


didapat kepadatan kurang dari 97 % dan serendah-rendahnya 96 %, serta secara
teknis dapat dipertanggung-jawabkan, maka akan dibayarkan sebesar 90 % dari
harga satuan pekerjaan. Apabila dari hasil pengukuran didapat kepadatan
kurang dari 96 %, maka hasil pekerjaan tersebut tidak diterima dan tidak akan
dibayar.

Persyaratan kepadatan tersebut harus dipenuhi oleh setiap titik pengujian,


apabila ternyata terdapat titik pengujian yang tidak memenuhi persyaratan
maka dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan tersebut di atas dengan
mewakili setengah jarak ke belakang dan setengah jarak ke depan (jarak
dengan titik pengujian).

Bila perbaikan pelapisan aspal yang tidak memuaskan diperintahkan oleh


Pengawas sesuai dengan ketentuan ayat 1.6 pasal ini, kuantitas yang diukur
untuk pembayaran haruslah kuantitas yang akan dibayar bila pekerjaan semula

SU9- 51
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

(awal) dapat diterima. Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan


tambahan atau tambahan kuantitas yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan.

S9.07 (6) Dasar Pembayaran

Jumlah asphalt treated base, concrete binder course, asphalt concrete surface
course, dan aspal semen, akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per ton
menurut masing-masing butir pembayaran dibawah ini, yang sudah selesai di
tempat dan disetujui. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh
untuk pekerjaan dalam Pasal ini, termasuk biaya ekstra untuk penyesuaian
permukaan atau pelapisan ulang perkerasan jalan existing.
Satuan
Nomor dan Nama Mata Pembayaran Pengukura
n

9.07(1) Asphalt Treated base (ATB) ton


9.07(2) Asphalt concrete binder course (AC-BC) ton
9.07(3) Asphalt concrete wearing course (AC-WC) ton
9.07(4) Semen Aspal (Cement Asphalt) ton
9.07(6) Lalaston Lapis Aus AC Wearing (AC-WC) ton
9.07(7) Lapisan Asphalt Concrete Binder (AC-BC) ton
9.07(8) Lapisan Asphalt Concrete Base (AC-Base) ton

SU9- 52
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

LAMPIRAN 9.07.A
Modifikasi Marshall Untuk Agregat Besar (> 1” &< 2”)

Prosedur modifikasi Marshall (ASTM D5581) pada dasarnya sama dengan cara Marshall asli
(AASHTO T245 atau ASTM D1559) kecuali beberapa perbedaan sehubungan dengan
digunakannya ukuran benda uji yang lebih besar.

a) Berat penumbuk 10,206 kg dan mempunyai landasan berdiameter 14,94 cm. Hanya alat
penumbuk yang dioperasikan secara mekanik dengan tinggi jatuh 45,7 cm yang
digunakan.

b) Benda uji berdiameter 15,24 cm dan tinngi 9,52 cm.

c) Berat campuran aspal yang diperlukan sekitar 4 kg.

d) Peralatan untuk pemadatan dan pengujian (cetakan dan pemegang cetakan / breaking
head) secara proporsional lebih besar dari Marshall normal untuk menyesuaikan benda
uji yang lebih besar.

e) Campuran aspal dimasukkan bertahap ke dalam cetakan dalam dua lapis yang hampir
sama tebalnya, setiap kali dimasukkan ditusuk-tusuk dengan pisau untuk menghindari
terjadinya keropos pada benda uji.

f) Jumlah tumbukan yang diperlukan untuk cetakan yang lebih besar adalah 1,5 kali (75
atau
112) dari yang diperlukan untuk cetakan yang lebih kecil (75 tumbukan) untuk
memperoleh energi pemadatan yang sama.

g) Kriteria rancangan harus dimodifikasi sebaik-baiknya. Stabilitas minimum harus 2,25


kali dan nilai pelelehan harus 1,5 kali, masing-masing dari ukuran cetakan normal.

h) Serupa dengan prosedur normal, bilamana tebal aktual benda uji berbeda maka nilai-
nilai di bawah ini harus digunakan untuk koreksi terhadap nilai stabilitas yang diukur
dengan tinggi standar benda uji adalah 9,52 cm :

TINGGI PERKIRAAN FAKTOR


(mm) VOLUME CETAKAN (cm3) KOREKSI
88,9 1608 - 1626 1,12
90,5 1637 - 1665 1,09
92,1 1666 - 1694 1,06
93.7 1695 - 1723 1,03
95.2 1724 - 1752 1,00
96.8 1753 - 1781 0,97
98.4 1782 - 1810 0,95
100,0 1811 - 1839 0,92
101,6 1840 - 1868 0,90

Catatan :

SU9- 53
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Penting untuk digarisbawahi bahwa untuk menentukan rongga dalam campuran dengan
kepadatan membal (refusal), disarankan untuk menggunakan penumbuk bergetar (vibratory
hammer). Pecahnya agregat dalam vampuran menjadi bagian yang lebih kecil mungkin dapat
dihindari.

SU9- 54
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S9.08 PERKERASAN BETON PORTLAND CEMENT

S9.08 (1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi pembuatan lapisan perkerasan beton semen-portland,


sebagaimana disyaratkan dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti
yang tertera pada Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas.

Pekerjaan ini mencakup juga pembuatan perkerasan beton semen untuk Fasilitas Tol
(di daerah Gerbang Tol).

S9.08 (2) Ketentuan yang mengikat

Ketentuan pada Pasal S10.01 (Beton Struktur) dan S10.02 (Baja Tulangan)
merupakan bagian dari Pasal ini.

S9.08 (3) Material

(a) Agregat
Material pokok untuk perkerasan beton harus sesuai dengan ketentuan Pasal
S10.01 (2), kecuali agregat kasar harus berupa batu pecah.
(b) Baja Tulangan
(i) Baja tulangan (reinforcing steel) harus sesuai dengan ketentuan Pasal
S10.02 dan detailnya tertera pada Gambar.
(ii) Tulangan baja untuk jalur jalan kendaraan harus berupa anyaman baja
atau tulangan profil sebagaimana terlihat pada Gambar. Tulangan
anyaman baja harus sesuai dengan persyaratan dari AASHTO M 55,
tulangan ini harus berupa lembaran-lambaran datar dan merupakan suatu
jenis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(iii) Tulangan tarik harus berupa batang-batang baja berulir sesuai dengan
AASHTO M 31.
(c) Bahan pengisi sambungan (joint filler)
Bahan pengisi tuang (Poured filler) untuk sambungan harus sesuai dengan
ketentuan AASHTO M 173.
Bahan pengisi padat (Preformed filler) untuk sambungan harus sesuai dengan
ketentuan AASHTO M 33, AASHTO M 153, AASHTO M 213, atau AASHTO
M 220, seperti ketentuan dalam Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas dan
harus diberi lubang untuk memasang dowel. Filler untuk setiap sambungan harus
berupa satu lembaran untuk seluruh kedalaman dan lebar yang diperlukan untuk
sambungan, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas. Bila boleh
digunakan lebih dari satu lembar, ujung yang bersentuhan harus dikencangkan
sampai rapat, dengan penjepit atau cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
(d) Membran Kedap Air ( Slip Sheet Membrane )

SU9 - 55
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Membran atau sekat untuk lapisan tahan air dibawah perkerasan harus berupa
lembaran Polyethene dengan tebal 125 mikron. Bila diperlukan sambungan,
maka harus dibuat overlaping sekurang-kurangnya harus 300 mm.
(e) Curing Materials
Curing Materials harus sesuai dengan ketentuan berikut, atau material lain
yang disetujui Konsultan Pengawas :
Liquid Membrane-Forming Compounds for AASHTO M 148
Curing Concrete - type 2 White Pigmented

(f) Beton
(i) Bahan Pokok Campuran
Persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran akan didasarkan pada
hasil percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh Kontraktor sesuai
ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.
Jumlah semen dalam setiap meter kubik beton padat tidak boleh kurang
dari 300 kg. Pemakaian semen yang terlalu tinggi tidak dikehendaki dan
Kontraktor harus mendasarkan disain campurannya (mix design) pada
campuran yang paling hemat yang memenuhi semua persyaratan.
Agregat kasar dan halus harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01.
Untuk menentukan perbandingan agregat kasar dan agregat halus, proporsi
agregat halus harus dibuat minimum. Bila perbandingan yang tepat telah
ditentukan dan disetujui, maka setiap perubahan terhadap perbandingan itu
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Kontraktor boleh memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum 40
mm, asal tetap sesuai dengan alat yang digunakan dan kerataan
permukaan tetap dapat dijamin. Bila menurut pendapatnya perlu,
Konsultan Pengawas dapat meminta Kontraktor untuk mengubah ukuran
agregat kasar. Perbandingan air dan semen untuk agregat kering
didasarkan pada persyaratan kekuatan beton, tapi tidak boleh lebih dari
0,50 berat total semen.
Plasticiser atau bahan additive pengurang air tidak boleh digunakan,
kecuali ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Bahan additive
campuran untuk mempercepat proses pengerasan dan yang mengandung
kalsium klorida tidak boleh digunakan.
(ii) Kekuatan Beton
Kuat lentur (flexural strength) minimum tidak boleh kurang dari 45
kg/cm2 pada umur 28 hari, bila di tes dengan third point method menurut
AASHTO T 97.
Kuat tekan beton minimum pada umur 7 hari disyaratkan 80 % dari kuat
lentur (flexural strength) minimum.
Percobaan campuran (trial mix) di laboratorium yang dibuat oleh
Kontraktor, harus sedemikian rupa sehingga flexural strength yang
dihasilkan menunjukkan margin dengan probabilitas nilai flexural

SU9 - 56
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

strength hasil tes yang lebih rendah dari flexural strength minimum yang
ditentukan, tidak lebih dari 1% (satu perseratus).
(iii) Pengambilan contoh Beton
Pengambilan contoh beton untuk keperluan pengujian harus sesuai
dengan ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.
(iv) Kekuatan karakteristik
Berlaku ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.

S9.08 (4) Peralatan

(a) Umum
Peralatan concrete batching plant dan alat pengangkut (agitator truck mixer)
harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 (3) dari Spesifikasi ini. Kapasitas
concrete batching plant harus dapat memasok kebutuhan alat slip form concrete
paver sedemikian rupa sehingga alat terus bergerak tanpa berhenti akibat
kekurangan atau keterlambatan pemasokan. Untuk campuran beton dengan
slump rendah dapat digunakan dump truck sebagai alat pengangkut campuran
beton.
(b) Mesin Pembentuk Perkerasan Beton Jenis Perancah Berjalan (Slipform
Concrete Paver), Penghampar dan Penempa (Spreading and Finishing
Machines)
Mesin perkerasan beton harus merupakan satu unit mesin yang mempunyai
fungsi penghampar, meratakan, memadatkan dan membentuk perkerasan
sekaligus memberi arah dan mengatur elevasi sesuai kebutuhan dalam sekali
gerak maju.
Jenis mesin harus jenis perancah berjalan (slipform paver) dengan lebar
minimum 4.0 m yang bertumpu pada roda kelabang (crawler track), dilengkapi
sensor arah tegak (steering sensors), sensor elevasi (level control sensors)
masing-masing depan dan belakang pada kedua sisi, dan sensor kelandaian-
kemiringan (slope sensor), yang seluruh sensor ini dikendalikan secara computer
(computerized control).
Secara umum alat ini harus dilengkapi dengan :
▪ Auger yang dapat menyebarkan adukan beton secara merata ke seluruh
bagian lebar perkerasan;
▪ Screed yang mengatur masukan beton ke dalam mould (cetakan);
▪ Vibrator dengan jumlah cukup untuk menjamin keseragaman dan
konsolidasi seluruh campuran beton dan ditempatkan pada selebar mould
dengan frekuensi 160 – 200 Hertz yang kedudukannya harus lentur agar
tetap berfungsi walaupun harus menyentuh tulangan;
▪ Mould (slipform pan/finishing pan) pembentuk perkerasan harus terbuat dari
baja berkualitas sangat tinggi dan bentuknya harus menjamin agar beton
yang dibentuk tidak terseret dan menghasilkan beton yang padat;
▪ Super smoother/float pan finisher , penempa akhir yang menghaluskan,
meratakan permukaan akhir perkerasan dan bergerak secara oskilasi;

SU9 - 57
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

▪ Tie bar inserter (penyisip tulangan sambungan memanjang) secara otomatis


pada jarak tertentu, menyisipkan tie bar pada sambungan memanjang.
Alat ini dapat dilengkapi dengan dowel bar inserter (penyisip tulangan
sambungan melintang) untuk menyisipkan dowel secara otomatis ke dalam
perkerasan beton yang sedang dalam proses penyebaran pemadatan pada interval
jarak yang diinginkan dan sejajar dengan arah pergerakan mesin.
(c) Jika lokasi perkerasan sempit atau bentuknya tidak beraturan yang tidak
memungkinkan untuk menggunakan mesin slipform concrete paver, maka
setelah disetujui Konsultan Pengawas, dapat digunakan alat berikut ini ;
(i) Mesin Penghampar dan Penempa (Spreading and Finishing Machines)
Mesin jenis penghampar harus sedemikian rupa sehingga dapat
memperkecil kemungkinan segregasi campuran beton. Alat penempa
(finishing mavhines) harus dilengkapi dengan transverse screeds yang
dapat bergerak bolak-balik (oscillating type) atau alat lain yang serupa
dengan ketentuan sub-pasal S9.08 (6).
(ii) Vibrator (Penggetar)
Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton, dapat
berupa surface pan type atau internal type dengan tabung celup (immersed
tube) atau multiple spuds. Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar
atau mesin penempa, atau dapat juga dipasang pada kendaraan (peralatan)
khusus. Vibrator tidak boleh menyentuh sambungan, load transfer devices,
lean concrete/sub base dan acuan (form) samping. Frekuensi vibrator
surface pan tidak boleh kurang dari 3500 impuls per menit (58 Hz), dan
Frekuensi internal vibrator tidak boleh kurang dari 5000 impuls per menit
(83 Hz) untuk vibrator tabung dan tidak kurang dari 7000 impuls per menit
(117 Hz) untuk spud vibrator.
Bila spud vibrator, baik dioperasikan dengan tangan maupun dipasang pada
mesin penghampar (spreader) atau penempa (finishing), digunakan di dekat
acuan, frekwensinya tidak boleh kurang dari 3500 impuls per menit (58 Hz). Di
lokasi sisi dekat acuan (form) dapat dilakukan penyempurnaan secara manual
(dengan tangan).
(d) Gergaji Beton (concrete saw)
Bila ditentukan sambungan dibentuk dengan penggergajian (saw joints),
Kontraktor harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas
yang memadai untuk membentuk sambungan, dengan mata gergaji bermata intan
dan berpendingin air atau dengan abrasive wheel sesuai ukuran yang ditentukan.
Kontraktor harus menyediakan paling sedikit 1 gergaji yang selalu siap
dioperasikan (standby). Kontraktor harus menyediakan cadangan pisau gergaji
secukupnya, fasilitas penerangan untuk pekerjaan malam.
Peralatan ini harus selalu siap kerja, baik sebelum maupun selama pekerjaan
perkerasan beton.
(e) Acuan (form)
Acuan lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm
dan harus disediakan dalam bentuk bagian-bagian dengan panjang tidak kurang

SU9 - 58
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

dari 3 m. Acuan ini sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan


ketebalan perkerasan jalan tanpa sambungan horisontal dan lebar dasar acuan
tidak kurang dari kedalamannya. Acuan yang mudah disesuaikan atau lengkung
dengan radius yang memadai harus digunakan untuk tikungan dengan radius
30,0 m atau kurang. Acuan yang mudah disesuaikan (flexible) atau lengkung
harus dibuat sedemikian dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Acuan harus
dilengkapi dengan sarana yang memadai untuk keperluan pemasangan, sehingga
bila telah terpasang acuan tersebut dapat menahan, tanpa adanya lentingan atau
penurunan, segala benturan dan getaran dari alat penghampar dan penempa.
Batang flens (flange braces) harus melebihi keluar dari dasar tidak kurang dari
2/3 tinggi acuan. Acuan yang permukaan atasnya miring, bengkok, terpuntir atau
patah harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Acuan bekas yang diperbaiki
tidak boleh digunakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm sepanjang
3 m dari suatu bidang datar sebenarnya dan bidang tegak tidak berbeda melebihi
6 mm. Acuan ini juga harus dilengkapi pengunci pada ujung-ujung bagian yang
bersambungan.

S9.08 (5) Sambungan (Joints)

Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang ditentukan
dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi agar tidak kemasukan material
yang tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan pengisi.

(a) Sambungan Memanjang (Longitudinal Joints)


Batang baja ulir (deformed) dengan panjang, ukuran, dan jarak seperti
yang ditentukan harus diletakkan tegak lurus dengan sambungan
longitudinal memakai alat mekanik atau dipasang dengan besi penahan
(chair) atau penahan lainnya yang disetujui, untuk mencegah perubahan
tempat. Batang-batang (tie bars) tersebut tidak boleh di cat atau dilapisi
aspal atau material lain atau dimasukkan tabung kecuali untuk keperluan
pelebaran nantinya. Bila tertera dalam Gambar dan bila lajur perkerasan
yang berdekatan dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan untuk
membentuk "keyway" (takikan) sepanjang sambungan konstruksi. Tie
bars, kecuali yang terbuat dari baja rel, dapat dibengkokkan dengan sudut
tegak lurus acuan dari lajur yang dilaksankan dan diluruskan kembali
sampai posisi tertentu sebelum beton lajur yang berdekatan dihamparkan
atau sebagai pengganti tie bars yang dibengkokkan dapat digunakan 2
batang tie bar yang disambung (two-piece connectors).
Sambungan longitudinal acuan (longitudinal form joint) terdiri dari
takikan/ alur ke bawah memanjang pada permukaan jalan. Sambungan
tersebut harus dibentuk dengan alat mekanikal atau dibuat secara manual
dengan ukuran dan garis sesuai Gambar, sewaktu beton masih mudah
dibentuk. Alur ini harus diisi dengan kepingan (filler) material yang telah
tercetak (preformed) atau dicor (poured) dengan material penutup sesuai
yang disyaratkan.

SU9 - 59
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Sambungan longitudinal tengah (longitudinal centre joint) harus dibuat


sedemikian rupa sehingga ujungnya berhubungan dengan sambungan
melintang (transverse joint), bila ada.
Sambungan longitudinal gergajian (longitudinal sawn joint) harus dibuat
dengan pemotongan beton dengan gergaji beton yang disetujui sampai
kedalaman, lebar dan garis sesuai Gambar. Untuk menjamin pemotongan
sesuai dengan garis pada Gambar, harus digunakan alat bantu atau garis
bantu yang memadai. Sambungan longitudinal ini harus digergaji sebelum
berakhirnya masa perawatan beton, atau segera sesudahnya sebelum
peralatan atau kendaraan diperbolehkan memasuki perkerasan beton baru
tersebut. Daerah yang akan digergaji harus dibersihkan dan sambungan
harus segera diisi dengan material penutup (sealer) sesuai dengan yang
disyaratkan.
Sambungan longitudinal tipe sisip permanen (longitudinal permanent
insert type joints) harus dibentuk dengan menempatkan lembaran plastik
yang tidak akan bereaksi secara kimiawi dengan bahan kimia beton. Lebar
lembaran ini harus cukup untuk membentuk bidang yang diperlemah
dengan kedalaman sesuai Gambar. Sambungan dengan bentuk bidang
lemah (weaken plane type joint) tidak perlu dipotong (digergaji).
Ketebalan kepingan tidak boleh kurang dari 0,5 mm dan harus disisipkan
memakai alat mekanik sehingga dijamin tetap berada pada posisi yang
tepat. Ujung atas lembaran ini harus berada dibawah permukaan akhir
(finished surface) perkerasan sesuai yang tertera pada Gambar.
Kepingan sisipan ini tidak boleh rusak selama pemasangan atau karena
pekerjaan finishing pada beton. Garis sambungan harus sejajar dengan
garis sumbu (centre line) jalan dan jangan terlalu besar perbedaan
kerataannya. Alat pemasangan mekanik harus menggetarkan beton selama
kepingan itu disisipkan sedemikian rupa agar beton yang terganggu
kembali rata sepanjang pinggiran kepingan tanpa menimbulkan segregasi.
(b) Sambungan Ekspansi Melintang (Transverse Expansion Joints)
Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi (Expansion Joint Filler)
harus menerus dari acuan ke acuan, dibentuk sesuai dengan subgrade dan
takikan sepanjang acuan. Filler sambungan pracetak (Preform Joint Filler)
harus disediakan dengan panjang yang sama dengan lebar jalan atau sama
dengan lebar satu lajur. Filler yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak
boleh digunakan, kecuali bila disetujui Konsultan Pengawas.
Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau
pemegang yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler tetap pada
garis dan alinemen yang semestinya, selama penghamparan dan finishing beton.
Perubahan posisi akhir sambungan tidak boleh lebih dari 5 mm pada alinemen
horisontalnya menurut garis lurus. Bila filler di pasang berupa bagian-bagian,
maka diantara unit-unit yang berdekatan tidak boleh ada celah. Pada sambungan
ekspansi itu tidak boleh ada sumbatan atau gumpalan beton.
(c) Sambungan Kontraksi Melintang (Transverse contraction joints)
Sambungan ini terdiri dari bidang-bidang yang diperlemah dengan membuat
takikan/alur dengan pemotongan permukaan perkerasan, disamping itu bila

SU9 - 60
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

tertera pada Gambar juga harus mencakup pasangan alat transfer beban (load
transfer assemblies).
(i) Sambungan kontraksi kepingan melintang (Transverse strip contraction
joints)
Sambungan ini harus dibentuk dengan memasang kepingan sebagaimana
tertera pada Gambar.
(ii) Takikan/Alur (Formed grooves)
Takikan ini harus dibuat dengan menekankan alat kedalam beton yang
masih plastis. Alat tersebut harus tetap ditempat sekurang-kurangnya
sampai beton mencapai pengerasan awal, dan kemudian harus dilepas
tanpa merusak beton didekatnya, kecuali bila alat itu memang didesain
untuk tetap terpasang pada sambungan.
(iii) Sambungan gergajian (sawn contraction joints)
Sambungan ini harus dibuat dengan membuat alur dengan gergaji pada
permukaan perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai
yang tercantum pada Gambar, dengan gergaji beton yang disetujui. Setelah
sambungan digergaji, bekas gergajian dan permukaan beton yang
berdekatan harus dibersihkan.
Penggergajian harus dilakukan secepatnya setelah beton cukup keras agar
penggergajian tidak menimbulkan keretakan, dan jangan lebih dari 18 jam
setelah pemadatan akhir beton. Sambungan harus dibuat/ dipotong
sebelum terjadi retakan karena susut. Bila perlu, penggergajian dapat
dilakukan pada waktu siang dan malam dalam cuaca apapun.
Penggergajian harus ditangguhkan bila didekat tempat sambungan ada
retakan. Penggergajian harus dihentikan bila retakan terjadi di depan
gergajian. Bila retakan sulit dicegah ketika dimulai penggergajian, maka
pembuatan sambungan kontraksi harus dibuat dengan takikan/alur
sebelum beton mencapai pengeringan tahap awal sebagaimana dijelaskan
di atas. Secara umum, penggergajian harus dilakukan berurutan.
(iv) Sambungan kontraksi acuan melintang (Tranverse formed contraction
joints)
Sambungan ini harus sesuai dengan ketentuan Pasal S9.08 (5) (a) untuk
sambungan acuan longitudinal (longitudinal formed joints).
(v) Sambungan konstruksi melintang (Transverse construction joints)
Sambungan ini harus dibuat bila pengecoran beton berhenti lebih dari 30
menit. Sambungan konstruksi melintang tidak boleh dibuat pada jarak
kurang dari 3 m dari sambungan ekspansi, sambungan kontraksi, atau
bidang yang diperlemah lainnya. Bila dalam waktu penghentian itu
campuran beton tidak cukup untuk membuat perkerasan sepanjang
minimum 3 m, maka kelebihan beton pada sambungan sebelumnya harus
dipotong dan dibuang sesuai instruksi Konsultan Pengawas.
(d) Alat transfer beban (load transfer devices)

SU9 - 61
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Bila digunakan dowel (batang baja polos), maka harus dipasang sejajar dengan
permukaan dan garis sumbu perkerasan beton, dengan memakai
pengikat/penahan logam yang dibiarkan terpendam dalam perkerasan.
Ujung dowel harus dipotong agar permukaannya rata. Ukuran bagian dowel yang
harus dilapisi aspal atau pelumas lain harus sesuai yang tertera pada Gambar,
agar bagian tersebut tidak ada lekatan dengan beton. penutup (selubung) dowel
dari PVC atau logam, yang disetujui Konsultan Pengawas, harus dipasang pada
setiap batang dowel pada sambungan ekspansi. Penutup itu harus berukuran pas
dengan dowel dan bagian ujung yang tertutup harus tahan air.
Sebagai pengganti dowel pada sambungan kontraksi, batang dowel bisa
diletakkan dalam seluruh ketebalan perkerasan dengan alat mekanik yang
disetujui Konsultan Pengawas.
(e) Menutup Sambungan (Sealing Joint)
Sambungan harus ditutup segera sesudah selesai proses perawatan (curing)
beton dan sebelum jalan terbuka untuk lalu lintas, termasuk kendaraan
Kontraktor. Sebelum ditutup, setiap sambungan harus dibersihkan dari material
yang tidak dikehendaki, termasuk bahan perawatan (membrane curing
compound) dan permukaan sambungan harus bersih dan kering ketika diisi
dengan material penutup.
Material penutup (joint sealer) yang digunakan pada setiap sambungan harus
sesuai dengan yang tertera pada Gambar atau perintah Konsultan Pengawas.
Apabila digunakan material penutup (joint sealer) jenis preformed filler
(elastomeric compression joint sealant), harus digunakan peralatan
compressor peniup udara panas, untuk membantu proses percepatan
mengembangkan preformed filler saat lokasi pemasangan dalam kondisi basah
(setelah hujan). Panjang preformed filler per-rol yang digunakan adalah 4
(empat) meter, dan penyambungan preformed filler, harus benar-benar rapat,
sehingga terjamin tidak terdapat celah (gap).
Apabila digunakan material penutup (joint sealer) jenis poured filler asphalt,
maka selama pemanasan harus diaduk secara kontinyu, agar pemanasan merata
dan untuk mencegah pemanasan yang berlebihan. Waktu dituangkan, jangan
sampai material aspal ini tumpah pada permukaan beton yang terbuka.
Kelebihan material pada permukaan beton harus segera dibersihkan.
Penggunaan pasir atau material lain sebagai pelindung material penutup tidak
diperbolehkan.

S9.08 (6) Pelaksanaan Pekerjaan Tidak dengan Slipform

(a) Umum
Sebelum memulai pekerjaan beton semua pekerjaan pondasi Agregat, ducting
dan kerb yang berdekatan harus sudah selesai dan disetujui Konsultan Pengawas.
Kecuali untuk daerah yang tercakup dan sesuai Pasal S9.08 (6) (f), semua beton
harus dihamparkan merata, dipadatkan dan diselesaikan dengan mesin.
(b) Pemasangan Acuan

SU9 - 62
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Acuan harus dipasang dimuka bagian perkerasan yang sedang dilaksanakan,


agar mempermudah pelaksanaan dan persetujuan pekerjaan yang harus
memperhatikan bentuk permukaan yang berdekatan. Acuan harus dipasang
pada tempatnya dengan menggunakan sekurang-kurangnya 3 paku untuk setiap
3 m bagian panjang acuan. Patok (pin) ini harus diletakkan pada masing-
masing sisi setiap sambungan. Acuan harus kokoh dan tidak goyah. Toleransi
acuan dari garis yang sebenarnya tidak boleh lebih dari 5 mm. Acuan harus
dibuat sedemikian rupa sehingga kokoh, tanpa terlihat adanya lentingan atau
penurunan, terhadap benturan dan getaran dari peralatan pemadat dan
penempa. Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton
dihamparkan.
Alinemen dan elevasi kelandaian acuan harus diperiksa dan bila perlu
diperbaiki oleh Kontraktor segera sebelum beton dihamparkan. Bila acuan
berubah posisinya atau kelandaiannya tidak stabil, maka harus dibetulkan dan
diperiksa ulang.
(c) Penghamparan beton
Beton harus dihampar dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga dihindari
terjadinya pemindahan atau pengerjaan ulang. Apabila truk mixer, truk
pengaduk, atau alat angkutan lainnya tidak dilengkapi dengan alat penumpah
beton tanpa menimbulkan segregasi material, maka beton harus diturunkan ke
alat penghampar dan dihamparkan secara mekanis sedemikian rupa untuk
mencegah segregasi. Penghamparan harus dilakukan secara kontinyu di antara
sambungan melintang tanpa sekatan sementara. Bila penghamparan perlu
dilakukan dengan tangan, harus memakai sekop. Pekerja tidak boleh menginjak
hamparan beton memakai sepatu yang kotor.
Bila lajur yang dikerjakan bersambungan dengan lajur perkerasan yang telah
selesai lebih dahulu, dan peralatan mekanik harus bekerja di atas lajur tersebut,
kekuatan beton lajur itu harus sudah mencapai sekurang-kurangnya 90 % dari
kekuatan beton 28 hari. Jika hanya peralatan finishing yang melewati lajur
existing, pekerjaan ini bisa dilakukan setelah umur betonnya mencapai 3 hari.
Beton harus dipadatkan secara merata, pada tepi dan sepanjang acuan, dan pada
kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan vibrator yang dibenamkan
ke dalam beton. Vibrator tidak boleh menyentuh langsung perlengkapan
sambungan atau sisi acuan. Vibrator tidak boleh digunakan lebih dari 5 detik
pada setiap tempat.
Beton harus dituangkan sedekat mungkin dengan sambungan kontraksi dan
sambungan ekspansi tanpa merusaknya, tetapi tidak dituangkan langsung dari
corong curah ke arah perlengkapan sambungan kecuali corong curah tersebut
telah ditempatkan sedemikian rupa sehingga penumpahan beton tidak
menggeser posisi sambungan.
(d) Penempatan baja tulangan
Setelah beton dituangkan, baja tulangan harus ditempatkan agar sesuai dengan
bentuk penampang melintang yang tercantum pada Gambar. Bila beton
dihamparkan dalam dua lapisan, lapisan bawah harus dihampar sehingga
anyaman kawat baja atau bar mat dapat diletakkan di atas beton dengan tepat.
Baja tulangan harus langsung diletakkan di atas hamparan beton tersebut,

SU9 - 63
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

sebelum lapisan atasnya dituangkan. Lapisan bawah beton yang sudah


dituangkan lebih dari 30 menit tanpa diikuti penghamparan lapisan atas harus
dibongkar dan diganti dengan beton baru atas biaya Kontraktor. Bila
perkerasan beton dibuat langsung dalam satu lapisan, baja tulangan harus
diletakkan sebelum beton dihamparkan, atau ditempatkan pada kedalaman
sesuai ketentuan Gambar pada beton yang masih lembek, setelah terhampar,
dengan memakai alat mekanik atau vibrator.
Pada sambungan antara anyaman kawat baja, kawat pertama dari anyaman itu
harus terletak diatas anyaman yang sebelumnya, dengan bagian yang saling
tindih (overlap) tidak kurang dari 450 mm.
Baja tulangan harus bersih dari kotoran, minyak, cat, lemak, dan karat yang
akan mengganggu kelekatan baja dengan beton.
(e) Finishing dengan Mesin
Begitu dituangkan, beton harus segera disebarkan, dipadatkan dan diratakan
dengan mesin finishing. Mesin harus melintasi setiap bagian permukaan jalan
beberapa kali dengan interval yang semestinya untuk menciptakan kepadatan
yang memadai dan permukaan yang rata. Bagian atas acuan harus tetap bersih
dan gerakan mesin diatas acuan jangan sampai bergetar atau goyah sehingga
mengganggu kecermatan pekerjaan finishing.
Pada lintasan pertama mesin finishing, beton didepan screed harus dibuat rata
pada keseluruhan jalur yang dikerjakan.
(f) Finishing dengan Tangan
Bila luas perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau bila
tempat kerja sangat terbatas untuk dilaksanakan dengan metode seperti yang
ditentukan dalam sub-Pasal (e) di atas, beton harus dihampar dan diratakan
dengan tangan tanpa segregasi atau pemadatan awal.
Beton yang akan dipadatkan dengan balok vibrator, harus ditekan sampai level
tertentu sehingga setelah kandungan udara dibuang melalui pemadatan,
permukaannya akan lebih tinggi dari pada acuan samping. Beton harus
dipadatkan dengan balok pemadat dari baja atau dari kayu keras beralas baja
dengan lebar tidak kurang dari 75 mm, tinggi tidak kurang dari 225 mm, dan
daya penggerakannya tidak kurang dari 250 watt per meter lebar perkerasan
beton. Balok diangkat dan digerakkan maju sedikit demi sedikit dengan jarak
tidak lebih dari lebar balok. Juga bisa dipakai pemadat vibrasi berbalok ganda
dengan daya yang sama. Bila ketebalan beton melebihi 200 mm , atau bila
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, untuk menyempurnakan pemadatan
dapat dilakukan vibrasi internal tambahan pada seluruh lebar perkerasan. Setelah
setiap 1,5 m panjang perkerasan beton dipadatkan, balok vibrasi harus
mengulang lagi dengan pelan-pelan pada permukaan yang sudah dipadatkan itu
untuk menghaluskan permukaan.
Permukaan jalan harus di ukur kerataannya dengan paling sedikit 2 kali lintasan
mal datar yang digeserkan, dengan panjang tidak kurang dari 1,8 m. Bila
permukaan lapisan rusak karena mal datar (straight-edge), karena permukaan
tidak rata, balok vibrasi harus digunakan lagi, lalu diikuti dengan mal-datar lagi.

SU9 - 64
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Bila penghamparan perkerasan beton harus dilakukan dengan dua lapisan,


lapisan pertama harus dihamparkan, dan dipadatkan sampai level tertentu
sehingga baja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang
cukup. Segera setelah itu lapisan atas beton dituangkan dan difinishing.
(g) Pelepaan (Floating)
Setelah ditempa dan dikonsolidasikan, beton harus diperhalus lagi dengan
bantuan alat-alat lepa, dengan salah satu metoda berikut :
(i) Metode manual
Untuk ini dapat digunakan pelepa longitudinal dengan panjang tidak
kurang dari 350 mm dan lebar tidak kurang dari 150 mm, dilengkapi
dengan pengaku agar tidak melentur atau melengkung. Pelepa
longitudinal dioperasikan dari atas jembatan yang dipasang merentangi
kedua sisi acuan tapi tanpa menyentuh beton, digerakkan seperti gerakan
mengergaji, sementara pelepa selalu sejajar dengan garis sumbu jalan
(centre line), dan bergerak berangsur-angsur dari satu sisi perkerasan ke
sisi lain. Gerakan maju sepanjang garis sumbu jalan harus berangsur-
angsur dengan pergeseran tidak lebih dari setengah panjang pelepa.
Kelebihan air atau cairan harus dibuang.
(ii) Dengan mesin
Pelepa mekanik harus jenis yang disetujui Konsultan Pengawas dan
dalam keadaan dapat dioperasikan dengan baik. Pelepa harus disesuaikan
dengan bentuk permukaan jalan yang dikehendaki dan dengan mesin
finishing melintang (transverse finishing machine).
Juga dapat digunakan mesin yang mempunyai pelepa pemotong dan
pelepa penghalus yang dipasang pada dan dikendalikan melalui rangka
yang kaku. Rangka ini dijalankan dengan alat beroda 4 atau lebih, yang
bertumpu pada acuan samping.
Bila perlu setelah pelepaan dengan salah satu metode di atas, untuk
menutup dan menghaluskan lubang-lubang pada permukaan beton dapat
digunakan pelepa dengan batang pegangan yang panjang (bertangkai),
dengan papan panjang tidak kurang dari 1,5 m dan lebar 150 mm. Pelepa
ini tidak boleh digunakan pada seluruh permukaan beton sebagai
pengganti atau pelengkap salah satu metode pelepaan di atas. Bila
penempaan dan pemadatan dikerjakan tangan dan bentuk permukaan
jalan tidak memungkinkan digunakannya pelepa longitudinal, pelepaan
permukaan dilakukan secara melintang dengan pelepa bertangkai.
Setelah pelepaan air dan sisa beton yang ada dipermukaan harus dibuang
dari permukaan jalan dengan mal datar sepanjang 3,0 m atau lebih. Setiap
geseran harus dilintasi lagi dengan ukuran setengah panjang mal datar.
(ii) Memperbaiki Permukaan
Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton
masih lembek, bagian-bagian yang melesak harus segera diisi dengan
beton baru, ditempa, dikonsolidasi dan di finishing lagi. Daerah yang
menonjol/berlebih harus dipotong dan difinishing lagi. Sambungan harus
diperiksa kerataannya. Permukaan harus terus diperiksa dan dibetulkan

SU9 - 65
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

sampai tak ada lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan
beton sesuai dengan kelandaian dan tampang melintang yang ditentukan.
Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mal datar (straightedge)
tidak boleh melebihi toleransi yang ditentukan dalam Spesifikasi.
(i) Membentuk Tepian
Segera setelah beton ditempa dan dipadatkan, tepian perkerasan beton di
sepanjang acuan dan pada sambungan harus diselesaikan dengan alat
untuk membentuk permukaan lengkung yang halus dengan radius
tertentu yaitu, bila tak ditentukan lain pada Gambar, adalah 12 mm.
(j) Penyelesaian Permukaan
Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan pengawet
(curing) digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat
melintang garis sumbu (centre line) jalan.
Cara brushing dilakukan dengan menggunakan sikat kawat selebar tidak
kurang dari 450 mm, dan panjang kawat sikat dalam keadaan baru
adalah 100 mm dengan masing-masing untaian terdiri dari 32 kawat. Sikat
harus terdiri dari 2 baris untaian kawat, yang diatur berselang-seling sehingga
jarak masing-masing pusat untaian maksimum 10 mm. Sikat harus diganti bila
bulu terpendek panjangnya sampai 90 mm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak
boleh kurang dari 1/16 inch (1,5 mm).
Cara grooving dilakukan dengan alat grooving manual atau mekanis, yang
mempunyai batang-batang penggaruk setebal 3 mm dan masing-masing
berjarak antara 15 sampai 20 mm, yang disetujui Konsultan Pengawas.
(k) Menguji Permukaan
Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji memakai mal datar
(straightedges) 3,0 m. Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm
tapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang 3,0, itu harus ditandai dan segera
diturunkan dengan alat gurinda yang telah disetujui sampai bila dites lagi,
ketidak rataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila penyimpangan dari penampang
melintang yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm, lapisan jalan harus dibongkar
dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri.
Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3,0 m ataupun kurang dari lebar
lajur yang kena bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada
perkerasan beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3,0 m, harus
ikut dibongkar dan diganti.
(l) Pengawetan Beton (concrete curing)
Permukaan beton yang terbuka harus segera dilapisi pengawet (curing
compound) setelah di finishing dengan sikat, dengan menyemprotkan bahan
pengawet pada permukaan menggunakan penyemprot atau alat lain yang
disetujui dengan kecepatan 0,22 - 0,27 lt/m2 untuk penyemprotan mekanis atau
0.27 - 0.36 lt/m2 untuk penyemprotan manual. Bahan ini tak boleh masuk ke alur
pada alur-alur sambungan.
Setelah pekerjaan finishing selesai dan kerusakan pada beton tak akan terjadi,
seluruh permukaan beton tersebut harus segera dilapisi penutup, dapat berupa

SU9 - 66
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

karung goni, dan dirawat dengan metode tertentu sesuai dengan Pasal S10.01
(4)(g). Bila gagal menyediakan bahan penutup dan air yang cukup untuk
perawatan yang memadai dan memenuhi persyaratan lainnya dengan
semestinya, maka pekerjaan beton harus dihentikan.
(m) Membongkar Acuan
Kecuali bila ditentukan lain, acuan tidak boleh dibongkar dari beton yang baru
dihamparkan sebelum mencapai waktu paling sedikit 12 jam. Acuan harus
dibongkar dengan hati-hati agar beton tidak rusak. Setelah dibongkar, bagian sisi
plat beton harus dirawat (curing) sesuai dengan sub-Pasal (l) di atas.
Daerah rongga (honey comb) yang kecil harus dibersihkan, dibasahi dan
didempul dengan adukan semen kental dengan perbandingan 1 semen dan 2
agregat halus.
Rongga (honey comb) yang besar dianggap sebagai kerusakan, harus dibongkar
dan diganti. Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3,0 m panjangnya
atau kurang dari lebar seluruh lajur yang terkena pembongkaran. Bagian yang
tersisa dari pembongkaran yang berdekatan dengan sambungan yang panjangnya
kurang dari 3,0 m harus ikut dibongkar dan diganti.
(n) Perbaikan Retakan
Semua retakan yang terjadi harus dibongkar sepanjang 2,5 meter selebar lajur.
Bagian yang tersisa kurang dari 2.5 meter harus ikut dibongkar dan diganti,
kecuali retakan progresif yang menurut Konsultan Pengawas disebabkan oleh
penurunan (settlement) timbunan badan jalan.

S9.08 (7) Pelaksanaan Pekerjaan untuk Slipform

(i) Pemasangan Stringline


Stringline yang berfungsi sebagai panduan utama untuk arah dan elevasi, harus
sudah terpasang sepanjang rencana produksi perkerasan. Stringline harus
dipasang (setting) pada kedudukan (elevasi dan posisi) yang sesuai untuk
memberikan hasil akhir ketebalan, elevasi dan arah perkerasan dan harus
dengan menggunakan alat ukur mekanis.
(ii) Landasan Roda (Track)
Track – jalur kerja untuk roda kelabang alat (crawler track) harus sudah
disiapkan sepanjang rencana produksi dan dengan permukaan yang rata,
kokoh dan stabil untuk menopang alat penghampar (paver). Jalur roda ini
tidak boleh amblas sehingga dijamin bahwa alat penghampar (paver)
bergerak maju dengan stabil.
(iii) Kesinambungan (Continuity)
Concrete Paver – harus beroperasi tanpa boleh berhenti, sebelum rencana
produksi pada hari yang bersangkutan. Alat tersebut baru boleh beroperasi
bila campuran beton segar yang dipasok ke lokasi penghamparan (job site)
sudah cukup untuk menjamin alat tidak berhenti karena kekurangan atau
keterlambatan pasokan beton.

SU9 - 67
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Kesinambungan penghamparan/pemadatan harus benar-benar dijaga


secara terus menerus tanpa terhenti. Penghentian
penghamparan/pemadatan hanya dibenarkan apabila Alat Penghampar
tiba-tiba mengalami kerusakan teknis (trouble) atau karena hambatan
cuaca yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, atau telah selesai produksi
sesuai rencana produksi pada hari tersebut.
Pasal 9.08 (6) (a), (j), (k), (l) masih berlaku untuk penggunaan alat Slipform.

S9.08 (8) Percobaan penghamparan

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan menunjukkan metode pelaksanaan


pekerjaan dengan cara menghamparkan lapisan percobaan sepanjang tidak kurang
dari 30 m di lokasi yang disediakan oleh Kontraktor di luar daerah kerja permanen.
Percobaan tambahan mungkin akan diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas, bila
percobaan pertama dinilai tidak memuaskan.
Setelah percobaan pertama disetujui oleh Konsultan Pengawas, maka percobaan
sepanjang minimum 150 m tapi tidak lebih dari 300 m harus dilakukan di daerah
kerja permanen. Percobaan ini harus menunjukkan seluruh aspek pekerjaan dan harus
mencakup setiap tipe sambungan yang digunakan dalam pekerjaan.
Kontraktor harus menyampaikan kepada Konsultan Pengawas, paling lambat satu
bulan sebelum tanggal pelaksanaan percobaan pertama, uraian terperinci mengenai
instalasi, peralatan dan metode pelaksanaan pekerjaan. Pembangunan instalasi tidak
boleh dilakukan selama percobaan.
Kontraktor tidak boleh melanjutkan menghamparkan perkerasan beton sebagai
pekerjaan permanen sebelum ada persetujuan terhadap hasil percobaan, atau belum
ada ijin dari Konsultan Pengawas untuk melaksanakan percobaan lanjutan.
Agar pekerjaan "percobaan lanjutan" disetujui, hasil pekerjaan tersebut harus sesuai
dengan Spesifikasi tanpa ada pekerjaan perbaikan.
Bila hasil "percobaan lanjutan" tidak sesuai dengan Spesifikasi, Kontraktor harus
menyiapkan lokasi percobaan lanjutan yang lain. Panjang jalan "percobaan lanjutan"
yang tidak sesuai dengan Spesifikasi harus dibongkar, kecuali bila Konsultan
Pengawas menentukan lain.

S9.08 (9) Perlindungan perkerasan baru

Kontraktor harus melindungi perkerasan dan perlengkapannya dari lalu lintas umum
dan lalu lintas proyek. Hal ini meliputi penyediaan tenaga pengatur lalu lintas, dan
pemasangan dan pemeliharaan rambu-rambu dan lampu, jembatan, atau jalan
sementara/pengalih, dan lain-lain.
Kerusakan pada perkerasan, yang terjadi sebelum ada persetujuan akhir, harus
diperbaiki atau harus diganti, sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas.

S9.08 (10) Pembukaan terhadap lalu lintas

Konsultan Pengawas akan menentukan kapan perkerasan bisa dibuka untuk lalu
lintas. Jalan tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum hasil test terhadap sampel

SU9 - 68
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

yang dicetak dan dilapisi pengawet menurut AASHTO T 23 mencapai kekuatan


lentur minimum tidak kurang dari 90% kekuatan minimum umur 28 hari,
sebagaimana Tabel 10-1-1 pada Spesifikasi ini, ketika ditest dengan third point
method. Bila tidak ada test, perkerasan tak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum 14
hari dari saat beton dihamparkan. Sebelum lalu lintas dibuka, perkerasan harus
dibersihkan dan penutup (sealing) sambungan sudah sempurna.

S9.08(11) Toleransi Ketebalan Perkerasan

Ketebalan perkerasan akan ditentukan dengan metoda "average caliper measurement


of cores" diuji menurut AASHTO T 148.
Untuk menentukan penyesuaian harga satuan perkerasan, bagian perkerasan yang
dianggap sebagai satu kesatuan yang terpisah adalah perkerasan sepanjang 300 m pada
setiap lajur lalu lintas diukur dari ujung perkerasan dimulai dari station kecil (sesuai
stationing jalannya). Bagian yang terakhir dalam setiap lajur adalah sepanjang 300 m
ditambah sisanya yang kurang dari 300 m. Dari setiap bagian ini, akan diambil contoh
berupa core drill secara random oleh Konsultan Pengawas. Bila pengukuran core dari
suatu bagian ternyata kekurangan-ketebalannya tidak lebih dari 5 mm dari ketebalan
yang ditentukan, maka pembayarannya dilakukan secara penuh. Jika kekurangan-
ketebalannya lebih dari 5 mm tapi tidak lebih dari 25 mm dari ketebalan yang
ditentukan, maka akan diambil dua core lagi pada interval tidak kurang dari 90 m, dan
dipakai untuk menentukan tebal rata-rata bagian tersebut. Penyesuaian harga satuan
ditentukan dalam sub-Pasal S9.08 (12)(b).

Daerah-daerah lain seperti persimpangan, jalan masuk, penyeberangan, jalur ramp, toll
plaza, dan lain-lain digolongkan sebagai satu bagian, dan ketebalan setiap unit akan
diukur tersendiri. Daerah yang tidak beraturan dari suatu bagian dapat dianggap
termasuk ke dalam bagian lain. Dalam hal ini Konsultan Pengawas dapat memilih satu
core untuk setiap 1000 m2 jalan, atau bagian dari itu, dalam setiap bagian. Bila
kekurangan-ketebalannya tidak lebih dari 5 mm dari yang ditentukan, maka akan
dibayar secara penuh. Bila kekurangan-ketebalannya lebih dari 5 mm tapi tidak lebih
dari 25 mm, akan diambil lagi dua core dari bagian tersebut, dan ditentukanlah
ketebalan rata-rata dari ketiga core itu. Bila tebal rata-rata itu kekurangan-ketebalannya
tidak lebih dari 5 mm dari ketebalan yang ditentukan, maka akan dibayar penuh. Bila
kekurangan-ketebalannya lebih dari 5 mm tetapi tidak lebih dari 25 mm, harga satuan
yang disesuaikan sebagaimana ditentukan dalam sub-Pasal S9.08 (12)(b) akan
dibayarkan untuk bagian perkerasan tersebut.

Dalam menghitung ketebalan rata-rata perkerasan, tebal perkerasan yang melebihi


ketebalan yang disyaratkan lebih dari 5 mm digolongkan sebagai ketebalan yang
ditentukan plus 5 mm, sedangkan yang kurang dari ketebalan yang ditentukan lebih
dari 25 mm tidak akan dipakai dalam menentukan tebal rata-rata.

Bila kekurangan-ketebalan core lebih dari 25 mm dari ketebalan yang ditentukan,


ketebalan sesungguhnya pada daerah ini akan ditentukan dengan mengambil lagi
beberapa core dengan interval tidak kurang dari 3,0 m sejajar dengan garis sumbu
jalan pada setiap arah, sampai ditemukan core yang penyimpangannya tidak lebih
dari 25 mm. Daerah yang kekurangan ketebalannya lebih dari 25 mm akan dievaluasi
oleh Konsultan Pengawas, dan bila menurutnya perlu dibongkar, daerah tersebut

SU9 - 69
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

harus dibongkar dan diganti dengan beton dengan tebal seperti yang tertera dalam
Gambar. Core yang diambil dengan maksud untuk penelitian di atas tidak akan
digunakan dalam menghitung tebal rata-rata untuk menentukan penyesuaian Harga
Satuan.

S9.08(12) Metode Pengukuran

Jumlah yang akan dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini adalah
jumlah meter persegi perkerasan beton yang telah selesai dan disetujui, pada
pekerjaan permanen. Lebar yang diukur adalah lebar perkerasan yang tertera pada
penampang melintang rencana, daerah-daerah tambahan seperti jalur ramp dan toll
plaza, atau sebagaimana petunjuk tertulis Konsultan Pengawas. Panjang akan diukur
oleh Konsultan Pengawas, yaitu sepanjang garis sumbu setiap badan jalan.
Baja tulangan, tie bar dan dowel yang diperlukan dalam pekerjaan dari Pasal ini tidak
akan diukur untuk pembayaran tersendiri.
Perkerasan hasil percobaan penghamparan yang dilaksanakan di luar daerah
pekerjaan permanen tak akan diukur untuk pembayaran tersendiri.

S9.08(12) Dasar Pembayaran

(a) Umum
Jumlah perkerasan beton hasil pengukuran tersebut di atas akan dibayar menurut
Harga Satuan Kontrak per meter persegi. Harga dan pembayaran ini merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan penempatan material, termasuk beton
klas P, baja tulangan, acuan, dowel, tie bar, penghamparan percobaan,
pengambilan core untuk penentuan harga; dan seluruh material, tenaga kerja,
peralatan dan kebutuhan insidental yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan menurut Gambar.
Material penutup (joint sealer) untuk sambungan kontraksi akan dibayar sebagai
mata pembayaran terpisah.
Untuk perkerasan yang ketebalannya kurang dengan kekurangan-ketebalan
lebih dari 5 mm, tapi tidak lebih dari 25 mm, akan dibayar menurut Harga
Satuan yang disesuaikan, seperti ditentukan di bawah ini.
Tidak ada pembayaran tambahan untuk jalan yang ketebalan rata-ratanya
melebihi ketebalan yang tertera dalam Gambar.

(b) Penyesuaian Harga

Bila ketebalan rata-rata perkerasan kurang dengan kekurangan-ketebalan lebih


dari 5 mm, tidak lebih dari 25 mm, pembayaran didasarkan pada harga yang
telah disesuaikan sebagai berikut :

Kekurangan-ketebalan Prosentase Harga Satuan


berdasarkan hasil core Kontrak yang dibayarkan
0 - 5 mm 100 %

SU9 - 70
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

6 - 8 mm 80 %
9 - 10 mm 72 %
11 - 12 mm 68 %
13 - 19 mm 57 %
20 - 25 mm 50 %

Bila kekurangan-ketebalan perkerasan lebih dari 25 mm dan Konsultan


Pengawas menentukan daerah itu tidak perlu dibongkar dan diganti, maka
untuk daerah tersebut tidak akan dibayar.

Bila kekuatan perkerasan beton tidak sesuai dengan ketentuan, tetapi


persyaratan lain sudah sesuai, Konsultan Pengawas mungkin akan menyetujui
perkerasan beton itu, bila nilai rata-rata dari empat hasil test yang berurutan
tidak kurang dari 80% kekuatan minimum yang ditentukan, dan akan diatur
dengan penyesuaian harga sebagai berikut :
Untuk setiap 1% atau kurang dari kekurangan-kekuatan beton (concrete
strength deficiency), yang dihitung dengan rumus di bawah ini :

100% - Kekuatan sebenarnya (aktual) x 100%


45
maka perkerasan beton yang demikian itu akan dibayar dengan pengurangan
sebesar 2% dari Harga Satuan Kontrak.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
9.08.(1)b Perkerasan Beton FS 45 Umur 28 Hari, T=30 cm Meter Persegi

9.10.(1) Perkerasan Beton Semen untuk Pembukaan Lalu Meter Persegi


Lintas Umur Beton ≤ 24 jam.
9.10.(1)a Perkerasan Beton Cepat Seting (SCC) Non Shrink, Meter Persegi
FS 45/ K. 450 Umur 12 Jam, T=27
Meter Persegi
9.10.(1)b Perkerasan Beton Cepat Seting (SCC) Non Shrink,
FS 45/ K. 450, Umur 12 Jam T=27, Single
Wiremesh M-13, Dia. 13 mm, #15 cm
Meter Persegi
9.10.(1)c Perkerasan Beton Cepat Seting (SCC) Non Shrink,
FS 45/ K. 450, Umur 12 Jam T=27, Double
Wiremesh M-13, Dia. 13 mm, #15 cm
9.10.(1)d Perkerasan Beton Beton Cepat Seting (SCC) Non Meter Persegi
Shrink, FS 45/ K. 450, Umur 12 Jam, T=30 Cm
Meter Persegi
9.10.(1)e Perkerasan Beton Beton Cepat Seting (SCC) Non
Shrink, FS 45/ K. 450, Umur 6 Jam, T=30 Cm

SU9 - 71
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
Meter Persegi
9.10.(1)f Perkerasan Beton Beton Cepat Seting (SCC) Non
Shrink, FS 45/ K. 450, Umur 3 Jam, T=30 Cm
Double Wiremesh M-13, Dia. 13 mm, #15 cm
9.10.(1)g Meter Persegi
Perkerasan Beton Beton Cepat Seting (SCC) Non
Shrink, FS 45/ K. 450 Umur 6 Jam, Double Wire
Mesh M-10, Dia. 10 mm, #15 cm, T=30 Cm
9.10.(1)h Meter Persegi
Perkerasan Beton Beton Cepat Seting (SCC) Non
Shrink, FS 45/ K. 450 Umur 6 Jam, Single Wire
Mesh M-10, Dia. 10 mm, #15 cm, T=30 Cm
9.10.(1)i Meter Persegi
Perkerasan Beton Beton Cepat Seting (SCC) Non
Shrink, FS 45/ K. 450 Umur 1 hari, Single Wire
Mesh M-10, Dia. 10 mm, #15 cm, T=30 Cm
9.10.(1)j Meter Persegi
Perkerasan Beton Beton Cepat Seting (SCC) Non
Shrink, FS 45/ K. 450 Umur 3 hari, Single Wire
Mesh M-10, Dia. 10 mm, #15 cm, T=30 Cm
Meter Persegi
Perkerasan Beton Beton Cepat Seting (SCC) Non
9.10.(1)k
Shrink, FS 45/ K. 450 Umur 3 hari, T=30 Cm
Meter Persegi
Perkerasan Beton Beton Cepat Seting (SCC) Non
9.10.(1)l
Shrink, FS 45/ K. 450 Umur 7 hari, Single Wire
Mesh M-10, Dia. 10 mm, #15 cm, T=30 Cm
Perkerasan Beton Beton Cepat Seting (SCC) Non
9.10.(1)m Meter Persegi
Shrink, FS 45/ K. 450 Umur 7 hari, T=30 Cm
9.10.(1)n Perkerasan Beton Cepat Setting (SCC) Non
Meter Persegi
Shrink, Fs 45, Umur 1 hari, T=30 cm
9.10.(2) Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Meter Persegi
Tulangan untuk Pembukaan Lalu Lintas Umur
Beton ≤ 24 jam
9.10.(3) Perkerasan Beton Semen untuk Pembukaan Lalu Meter Persegi
Lintas Umur Beton lebih dari 1 hari dan kurang
dari 3 hari.
9.10.(4) Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Meter Persegi
Tulangan untuk Pembukaan Lalu Lintas Umur
Beton lebih dari 1 hari dan kurang dari 3 hari

S9.09 WET LEAN CONCRETE

SU9 - 72
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S9.09 (1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, material; dan pelaksanaan
semua pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan lapisan perataan (leveling course)
dan pekerjaan pelebaran perkerasan dengan wet lean concrete, termasuk persiapan
lapisan alas, pengangkutan dan penyiapan agregat, pencampuran, pengadukan,
pengangkutan, penuangan, pemadatan, finishing, pengawetan, pemeliharaan dan
pekerjaan insidental lainnya yang berkaitan. Semua pekerjaan harus dilaksanakan
sesuai dengan Gambar Rencana, Spesifikasi, dan instruksi Konsultan Pengawas.

S9.09 (2) Lapisan Perata (Levelling)

Bila wet lean concrete ini ditentukan untuk levelling course, maka sebelum
dilaksanakan, permukaan tanah dasar harus bersih dari kotoran, lumpur, batu lepas,
atau bahan asing lainnya. Permukaan tanah dasar (sub grade) diperiksa kepadatannya,
kerataan finishing dan permukaannya oleh Konsultan Pengawas. Daerah yang tidak
memenuhi ketentuan Spesifikasi harus dibongkar, diperbaiki atau direkonstruksi
sebagaimana perintah Konsultan Pengawas. Tidak ada pembayaran langsung untuk
pekerjaan pembongkaran, perbaikan, atau rekonstruksi ini, karena merupakan
tanggung jawab Kontraktor.

S9.09 (3) Lapis Pondasi Bawah (Subbase) dan Lapisan Alas Pasir (Sand Bedding)
Pelebaran.

Pelaksanaan wet lean concrete sebagai lapis pondasi bawah dan lapis alas pelebaran,
ketebalannya harus sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar.

Bila wet lean concrete ditentukan untuk pekerjaan pelebaran jalan, maka beton itu
harus diletakkan di atas alas yang sudah rata terdiri pasir alam setebal 4 cm. Pasir
alam yang tertinggal (tidak lolos) saringan No. 200 dan yang fraksi halusya non-
plastis, dapat digunakan dengan tetap mengacu persyaratan material filter D15/D85 <
5. Pasir dengan kadar air yang memadai dihamparkan di atas subgrade dan diratakan.
Alas yang sudah rata ini harus dapat dipadatkan dengan Mesin Pemadat (roller) yang
paling besar yang dapat dipakai. Sebelum pengerjaan wet lean concrete, alas pasir
harus dibasahi dengan air.

S9.09 (4) Material

Agregat, semen dan air harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01(2) dalam Spesifikasi
ini. Ukuran maksimum agregat harus dipilih oleh Kontraktor dan disesuaikan dengan
kebutuhan pemakaian wet lean concrete, dan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

S9.09 (5) Perbandingan Campuran

SU9 - 73
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Perbandingan jumlah semen dan agregat dalam kondisi kering jenuh (saturated
surface dry condition) harus memadai untuk memenuhi ketentuan kuat pecah beton
menurut Pasal ini, dan untuk menjaga konsistensi campuran. Perbandingan itu tidak
boleh kurang dari 1 : 2 : 4.

S9.09 (6) Cetakan (acuan)

Wet lean concrete untuk levelling course harus dituang dalam cetakan baja atau kayu
secara cut-off screeding, dengan landai dan elevasi tertentu.

S9.09 (7) Sambungan

Sambungan longitudinal harus berjarak sekurang-kurangnya 20 cm dari sambungan


longitudinal perkerasan beton yang akan dihampar di atasnya.

Sambungan konstruksi melintang harus dibuat pada akhir setiap pekerjaan pada hari
itu, dan harus membentuk permukaan vertikal melintang yang benar.

S9.09 (8) Pencampuran, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan

Wet lean concrete harus dicampur, diangkut, dituang, disebar dan dipadatkan
menurut ketentuan Pasal S10.01 (3) dan S10.01 (4).

S9.09 (9) Finishing

Setelah pemadatan dan diratakan sampai bidang dan elevasi yang benar, wet lean
concrete harus dilepa (floating) sampai permukaan rata dan tak ada permukaan yang
lebih rendah atau pun daerah yang terbuka. Kemudian permukaan harus diuji dengan
paling sedikit dua kali geseran mal datar (straight-edge) sesuai dengan Pasal S9.09
(14).

S9.09(10) Perawatan beton (Concrete Curing)

Wet lean concrete harus segera dirawat, setelah finishing selesai, untuk jangka waktu
tidak kurang dari 7 hari. Perawatan untuk permukaan harus dilakukan dengan salah
satu metoda berikut :

(a) Dilapisi penutup sampai lapisan perkerasan berikutnya dihamparkan dengan


lembaran plastik kedap air, dijaga agar tidak lepas dari permukaan, dan dengan
sambungan yang saling menindih (overlap) sekurang-kurangnya 300 mm dan
dijaga sedemikian rupa untuk mencegah penguapan.
(b) Seluruh permukaan disemprot merata dengan bahan white pigmented curing
compound.
(c) Seluruh permukaan disemprot air secara kontinyu, dan kondisi kelembaban
dijaga agar tetap selama masa perawatan.

S9.09(11) Pengujian Kekuatan

SU9 - 74
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Untuk ini harus disediakan silinder test kuat tekan beton (compressive strength),
dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, yang dibuat dari beton material wet lean
concrete yang diambil di lapangan.

Satu silinder mewakili 50 m wet lean concrete yang dihamparkan, dan tidak kurang
dari 3 (tiga) silinder harus dibuat setiap hari.

S9.09(12) Ketentuan kuat pecah beton (crushing strength)

Kuat pecah beton rata-rata pada umur 7 hari dari setiap kelompok (group) contoh
(spesimen) yang diambil pada setiap pelaksanaan pekerjaan tidak boleh kurang dari
70 kg/cm2.

Bila rata-rata kuat pecah beton pada lebih dari satu kelompok di antara lima
kelompok yang berurutan ternyata kurang 70 kg/cm2, maka kadar semen harus
ditambah sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas, sampai hasilnya
menunjukkan bahwa campuran tersebut memenuhi syarat.

S9.09(13) Penolakan Pekerjaan

Sepanjang persyaratan-persyaratan campuran beton diikuti, nilai kuat tekan beton


yang rendah belum tentu menyebabkan hasil pekerjaan ditolak, dengan ketentuan :

a. Kekuatan tekan beton minimal 90 %


b. Konsultan Pengawas akan menentukan daerah yang keropos, segregasi, cacat
atau rusak, serta daerah yang tidak memenuhi ketentuan kerataan permukaan.
Material tersebut harus dibongkar sampai seluruh ketebalan lapisan, dan diganti
dengan material campuran yang baru sesuai dengan Spesifikasi. Pembongkaran
harus dilakukan dalam bentuk segi empat dengan sisi-sisi sejajar dan tegak lurus
sumbu jalan, dan potongan ke bawah harus tegak lurus, dengan tepi bongkaran
minimum 30 cm dari tepi kerusakan.
c. Perbaikan dengan cara penambalan permukaan tidak boleh dilakukan.

S9.09(14) Kerataan Permukaan

Wet lean concrete harus dibentuk dan diselesaikan sesuai dengan garis, landai dan
penampang permukaan seperti tertera pada Gambar Rencana. Penyimpangan pada
permukaan yang sudah selesai tidak boleh lebih dari 3 cm dari elevasi yang
direncanakan. Penyimpangan permukaan ini juga, tidak boleh lebih dari 1 cm pada
mal datar (straight edge) 3 m ketika diterapkan sejajar dengan dan tegak lurus dari
garis sumbu (centre line) badan jalan.

Mal datar harus dipergunakan dengan cara overlap 1/2 dari panjangnya. Perbedaan
penyimpangan dari elevasi yang dikehendaki untuk lapisan perata (levelling course)
untuk perkerasan beton antara dua titik dalam jarak 20 m, tidak boleh lebih dari 1,5
cm.

S9.09(15) Pemeliharaan

SU9 - 75
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Peralatan atau pun kendaraan lalu lintas, termasuk kendaraan untuk keperluan
pelaksanaan, tidak boleh memasuki permukaan yang sudah selesai, selama 7 hari
pertama masa perawatan.

Setelah masa perawatan, peralatan dan kendaraan yang diperlukan untuk meneruskan
pekerjaan diperbolehkan memasuki daerah wet lean concrete.

Wet lean concrete harus dijaga agar selalu dalam kondisi baik, sebelum
menghamparkan lapisan berikutnya. Kerusakan akibat apa pun harus diperbaiki
dengan mengganti lapisan pada daerah itu, atas tanggungan biaya Kontraktor sendiri.

S9.09(16) Metode Pengukuran

Jumlah wet lean concrete untuk levelling course akan dibayar berdasarkan jumlah
meter persegi dari levelling course itu, yang telah diselesaikan dan disetujui sesuai
dengan Gambar Rencana, Spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas.

Penyimpangan terhadap ketebalan yang direncanakan untuk pekerjaan lapis pondasi


bawah dan pelebaran dilakukan pembayaran sebagai berikut :
a. Lebih besar dari tebal rencana atau 0 – 5 mm kurang terhadap tebal rencana,
maka pembayaran sebesar 100%,
b. 5 – 10 mm kurang terhadap tebal rencana, dibayar 90 %,
c. 10 – 20 mm kurang terhadap tebal rencana, dibayar 50 %,
d. di atas 20 mm kurang dari tebal rencana, dibayar 0%.

Perlu tambahan ketentuan mengenai Tata Cara Pengukuran seperti dalam Pasal S.08
(10).

Alas pasir akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi lapisan alas yang sudah
selesai dan disetujui.

Untuk penambahan kandungan semen atau untuk kelebihan ketebalan lapisan dari
ketebalan minimum tidak ada tambahan pembayaran.

S9.09(17) Dasar Pembayaran

Jumlah wet lean concrete dan lapisan alas pasir, yang telah ditentukan di atas, akan
dibayar menurut Harga Kontrak untuk masing-masing butir pembayaran di bawah ini.
Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan seluruh tenaga kerja,
peralatan dan material yang diperlukan, termasuk pembuatan lapisan alas, alas pasir,
pencampuran, persiapan, pengangkutan, penghamparan, pemadatan, finishing,
pengawetan, pemeliharaan dan pekerjaan lain yang diperlukan, sesuai dengan Gambar
Rencana, Spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

9.09 (1)a Wet Lean Concrete (t = 15 cm) meter persegi


9.09 (1) Wet Lean Concrete (t = 10 cm) meter persegi

SU9 - 76
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

9.09 (2) Wet Lean Concrete (t = 7 cm) meter persegi


9.09 (3) Wet Lean Concrete (t = 5 cm) meter persegi
9.09 (4) Sand Bedding (t = 5 cm) meter persegi
9.09 (5) Sand Bedding (t = 4 cm) meter persegi
9.09 (6) Sand Bedding (t = 3 cm) meter persegi

SU9 - 77
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

BAB 12
PEKERJAAN LAIN-LAIN

S12.01 PEKERJAAN LANSEKAP


S12.01(1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan, penanaman gebalan rumput dan pohon serta
semak-semak seperti yang tertera pada Gambar dan sesuai dengan Spesifikasi ini
untuk sekitar badan jalan dan Fasilitas Tol.

S12.01(2) Pekerjaan Penanaman Pohon dan Semak/Perdu


(a) Umum
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan persiapan lahan, galian, pemupukan tanah
dan pemberian pestisida, penanaman pohon/semak sesuai dengan jenis dan
dimensi yang dipersyaratkan serta perawatan tanaman selama minimal 180
(seratus delapan puluh) hari kalender sejak tanaman tersebut ditanam.
(b) Material
Material yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
(i) Top soil (lapisan tanah yang subur).
Kontraktor harus mengganti tanah media tanam dengan topsoil yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas atau Satuan Tugas. Topsoil
tersebut harus bersih dari sampah dan material yang membahayakan.
(ii) Pupuk Kandang
Pupuk kandang yang dipergunakan adalah pupuk yang matang/kering.
(iii) Tanaman
- Pohon terdiri dari pohon-pohon dengan nama, kualitas dan ukuran
yang sesuai dengan Gambar.
- Semak terdiri dari tanaman dengan nama, kualitas dan ukuran
yang sesuai dengan Gambar.
- Kondisi tanaman harus sehat dan normal serta sudah di polybag
/pot (bukan merupakan tanaman cabutan).
(iv) Air
Air yang digunakan untuk menyiram tanaman harus air yang bebas
dari segala kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat
menganggu pertumbuhan tanaman.
(v) Steger/bambu Penunjang
Bambu yang dipakai untuk menunjang tanaman adalah bambu bulat
Ø4 cm dengan panjang 1.80 - 2 m atau sebanding dengan tinggi pohon
dan bagian yang tertanam 30 cm harus diberi ter atau bahan lainnya
yang sejenis dan bambu tersebut diikat dengan tali penguat, sedangkan
untuk semak dengan teknis pelaksanaan sesuai dengan Gambar.

SU12 - 1
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

(vi) Pupuk Organik


Pupuk yang digunakan adalah NPK, Urea, KCL dan TSP dengan
dosis rata-rata 25 gram/pohon.
(vii) Pestisida
Pestisida yang digunakan adalah dengan Furudan 3 G dengan dosis 10
gram per pohon dan Bayrusil 250 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2
cc/ltr air perpohon atau Dithanc M45.
(c) Pelaksanaan pekerjaan
- Pekerjaan Penanaman Pohon dan Perdu/Semak/Border.
(i) Persiapan Lokasi Tanam
Tanah yang akan dipersiapkan untuk lokasi penanaman harus benar-
benar bersih dari tanaman liar, batu-batuan, plastik dan segala macam
material bangunan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Lokasi penanaman harus ditandai dengan patok-patok yang diberi
warna yang berbeda pada ujungnya sesuai dengan klasifikasi tanaman
yang tertera dalam Gambar Rencana.
Setiap ada penyesuaian lokasi terlebih dahulu harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
(ii) Penggalian Lubang Tanaman
Ukuran lubang tanam pada tanah biasa adalah sebagai berikut :
Pohon tinggi 1-2 m, bagian atas 40x40cm, bagian bawah 30x30 cm,
tinggi 30 cm.
Pohon tinggi 3 m, bagian atas 50x50 cm, bagian bawah 40x40 cm,
tinggi 40 cm.
Pohon Palm tinggi 3m, bagian atas 100x100 cm, bagian bawah
80x80cm, tinggi 80 cm.
Pohon Palm tinggi 2 m, bagian atas 80x80 cm, bagian bawah
60x60cm, tinggi 60 cm.
Setelah selesai digali, galian tanam dibiarkan terbuka dan terkena
sinar matahari langsung selama 2-3 hari.
(iii) Pengisian Tanah
Lubang tanaman tersebut diatas harus diisi kembali dengan campuran
pupuk kandang (sapi,kuda) yang stabil dari kualitas yang sama untuk
kompos (kompos adalah tanah yang mengandung tanaman yang telah
mengalami proses dekomposisi) dan top soil dengan perbandingan
1:4.
Untuk menghindari serangan hama rayap pada perakaran harus
ditambahkan Furadan 3 G dengan dosis 10 gr/pohon.
Bila tanah lapisan atas dan bawah masih asli harus diganti dengan
tanah merah (Ph=7) dan pupuk kandang ( 75% : 25% ) untuk lapisan
atas sedalam 25 cm untuk pohon dan sedalam 20 cm untuk
perdu/semak/border dan lapisan bawah diganti tanah merah.

SU12 - 2
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Apabila tidak ada tanah liat atau tanah merah perlu diadakan proses
pengapuran untuk tanah yang masih asli tersebut dalam rangka
menaikkan ph nya.
Bila tanah lapisan atas dan bawah sudah tanah merah, tanah lapisan
atas diganti tanah liat yang dicampur dengan pupuk kandang (75% :
25% ) sedalam 15 cm.
Tanah lapisan atas yang sudah dicampur pupuk kandang harus diaduk
rata untuk mendapatkan kondisi tanah yang tingkat porositednya baik.
Galian lubang tanaman dan tanah lapisan atas yang telah dicampur
dengan pupuk kandang didiamkan atau ditinggalkan selama 7 hari
untuk menyerap keasaman tanah sebelum penanaman dilaksanakan.
Khusus untuk bak bunga lapisan atas diberi tanah liat dan pupuk
kandang sedalam sepertiga bagian atau bak bunga diberi lapisan
serutan gergaji atau bata merah seperlima bagian, sisanya diberi tanah
merah.
(iv) Pekerjaan penanaman
Sebelum penanaman dilaksanakan tanah disiram dengan air sampai
kenyal.
Setelah media tanam siap, maka tanaman ditanam dengan hati-hati agar
tidak merusak perakarannya.Semua kaleng atau plastik pembungkus
tanaman harus dibuka dan dibuang ke luar lokasi.
Pada waktu penanaman diusahakan dilaksanakan soreh hari agar
tanaman terlihat segar pada esok harinya. Sistim penanaman lihat
gambar detail.
(v) Penyiraman
Setelah tanaman selesai ditanam, harus disiram sampai benar-benar
basah dan kenyal merata ke perakarannya, selanjutnya permukaan
tanah disekitar batang tanaman dirapikan. Untuk mencegah
kemungkinan air mengalir pada ketinggian yang lain ketika diairi,
tinggi permukaan atas disekitar batang pohon dan perdu harus dibuat 4
cm lebih rendah dari ketinggian sekitarnya.
(vi) Pemangkasan dan Perbaikan
Sebagai penyempurnaan dari pekerjaan penanaman ini, semua tanaman
dapat dipangkas/diperbaiki dari kerusakan-kerusakan akibat proses
pemindahan tanaman/penanaman. Pemangkasan disini harus dikerjakan
sedemikian rupa, sehingga tidak merubah bentuk dan sifat tanaman.

(vii) Perawatan Tanaman


Setelah penanaman selesai, dilakukan perawatan tanaman. Pekerjaan
pemeliharaan tanaman tersebut meliputi :
• Penyiraman
Dilakukan secara rutin terutama pada musim kemarau, yaitu pada :

SU12 - 3
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

- pagi hari pukul 6.00 - 9.00


- sore hari pukul 15.00 - 18.00
Jumlah air yang dibutuhkan diperkirakan adalah sebagai berikut :
- untuk pohon : 10 liter/pohon
- untuk semak : 5 liter/pohon
Cara penyiraman dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
mengakibatkan tanaman terganggu.
Penyiraman tanaman median dilakukan secara
automatis.Penyiraman tanaman sisi main road menggunakan
mobil tangki dengan penyemprot.Penyiraman tanaman yang jauh
dari badan jalan dilakukan secara manual.
Penyiraman tidak perlu dilakukan apabila pada hari yang
bersangkutan turun hujan lebat.
Untuk semua jenis tanaman yang sudah terlihat tumbuh baik dan
kuat disiram 1 x sehari pada waktu sore hari setelah pukul 15.30.
Air bekas siraman tidak boleh terlihat menggenang, air harus
terserap baik oleh tanah sekitarnya.
• Penyiangan dan pendangiran
Pekerjaan ini meliputi penggemburan tanah dan pembersihan
tanaman/rumput liar di sekitar media tanam.Pembersihan tanaman
liar harus dicabut sampai keakaranya dan penggemburan tanahnya
harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak akar
tanaman.
Pekerjaan ini dilaksanakan secara rutin minimal sebulan sekali
atau apabila media tanam telah ditumbuhi rumput.
Kondisi media tanam tersebut harus selalu bersih dan gembur.
• Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan apabila dipandang perlu dimana
pertumbuhan sudah menimbulkan bentuk yang tidak
baik.Ranting-ranting yang mati perlu segera dipangkas.
• Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan pupuk buatan organik seperti NPK,
Urea atau KCL dan pupuk kandang/kompos.
- Untuk pemakaian pada pohon, pupuk organik diberikan
dengan cara menaburkan pada sekeliling batang pohon selebar
diameter tajuknya sedalam 0,10 m, dengan jarak 40 cm dari
tanaman. Sedangkan untuk jenis semak, pupuk tersebut
dicampur dengan air yang kemudian disiramkan ke tanaman
tersebut.Pemakaian pupuk untuk semua pohon dan perdu,
dimulai 3 bulan setelah penanaman, dilaksanakan 2 kali dalam
sebulan sesuai dengan kebutuhan tanaman.

SU12 - 4
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

- Untuk pemakaian pupuk kandang/kompos pada masa


pemeliharaan, pupuk tersebut diberikan 2 - 3 bulan sekali
sampai 3 kali.
• Pemberantasan hama/penyakit
Pekerjaan ini dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida
dengan alat sprayer ke arah batang, daun serta semua percabangan.
Penyemprotan hama dilakukan segera setelah penanaman dan
selanjutnya sebulan sekali dengan bahan Insectisida dan Fungisida
seperti Basudin 60 KC atau Dithanc M45. Pemberian obat
dilakukan pada waktu hari cerah sebelum jam 10.00 agar tanaman
tidak terbakar dan pada waktu tidak turun hujan, sehingga obat
yang diberikan tidak larut.

(d) Perlindungan Tanaman


Apabila kondisi mengharuskan diadakannya pengamanan pohon dari
gangguan-gangguan, maka pengamanan pohon dipergunakan bahan dari
dolken dengan Ø 8 cm dan kawat duri, bagian runcing dari dolken sudah
dilapisi ter atau ecosote atau bahan lain yang sejenis ditanam sedalam 30cm.
Kontraktor harus menjaga semua tanaman dari kerusakan, kematian dan
kemungkinan hilang yang dapat terjadi pada masa pelaksanaan maupun
masa pemeliharaan. Semua resiko tersebut adalah sepenuhnya ditanggung
oleh Kontraktor sekurang-kurangnya 3 hari setelah permintaan penggantian
diberi tahukan..
Tanaman yang rusak/mati/hilang tersebut harus diganti dengan jenis yang
sama, dimensi yang sesuai dengan Spesifikasi atau petunjuk Konsultan
Pengawas / Satuan Tugas.

(e) Jenis Tanaman


Pohon : Kelapa, Tanjung, Bintaro, Cempaka, Cemara,
Kamboja Kuning, Kamboja Putih, Waru, Kembang
Merak, Palem Botol, Palem Putri, Sapu Tangan,
Cempaka, Kupu-kupu Bangkok, Kol Banda dan
Kiara Payung.
Semak/Perdu : Sirih Gading, Talas Besar, Lili Air Mancur, Alang-
alang Besar, Padi-padian, Lantana, Golden Candle,
Batavia Merah dan Bambu Hijau.

S12.01(3) Pekerjaan Penanaman Rumput


(a) Umum
Pekerjaan ini terdiri dari persiapan lahan, pemberian topsoil dan pupuk
kandang, pemasangan lempengan rumput dengan jenis yang sesuai dengan
Spesifikasi serta pekerjaan pemeliharaannya, agar tercipta lapisan rumput
yang kuat dan baik, tetap tumbuh dalam segala cuaca, dan dapat mencegah
erosi pada material tempat rumput itu ditanam.

SU12 - 5
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

(b) Material
(i) Top soil (Tanah lapisan atas/subur)
Top soil yang dipergunakan harus bersih dari segala material yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas atau Satuan Tugas.
(ii) Pupuk kandang
Pupuk kandang yang dipergunakan adalah pupuk kandang yang kering/
matang dan bersih dari segala material yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/Satuan
Tugas.
(iii) Rumput
Apabila tidak ditentukan dalam Gambar, maka rumput yang dipakai
adalah jenis Axonopus Compressus dan mempunyai perakaran dan
bebas dari tanaman liar.
Rumputnya harus spesies asli, tidak berbahaya bagi manusia dan
binatang serta pertanian, harus dapat tumbuh cepat, tidak berpenyakit
dan berakar dalam.Kontraktor harus memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pembuatan
gebalan rumput dimulai.Sumber pengambilan gebalan rumput harus
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas sebelum
pemotongan pembuatan gebalan rumput dapat dilakukan.
Gebalan rumput harus ditanamkan dengan akar yang tidak rusak, dan
dipotong berbentuk persegi beserta tanah basah/lembab tempat asal
tumbuhnya.Gebalan rumput harus ditanamkan dalam batas waktu 5
hari setelah dipotong.Pengangkutan dan penyimpanan gebalan rumput
harus sedemikian rupa agar terlindung dari pengaruh langsung sinar
matahari, dilengkapi ventilasi sehingga memungkinkan sirkulasi
udara yang baik, dan jangan sampai kering.
(iv) Air
Air yang dipergunakan harus bersih, bebas dari segala material yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
(v) Pupuk organik
Pupuk yang dipakai adalah Urea dengan dosis 20 gram/m2.

(c) Pelaksanaan Pekerjaan


(i) Pengolahan tanah
Sebelum penanaman, permukaan tanah diolah sedemikian rupa
sehingga rapi dan bebas dari kotoran sehingga tidak mengganggu
penanaman dan pertumbuhan rumput.Tanah dicangkul sampai
sedalam ± 10 – 15 cm agar tanah gembur, baru setelah itu
dilaksanakan penanaman dengan sistim lempengan (rapat) atau sesuai
dengan gambar.
(ii) Pemberian top soil dan pupuk kandang antara lain :

SU12 - 6
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

- Permukaan yang akan ditanami rumput harus dibongkar/digali dan


diratakan setelah bersih dari serpihan, kerikil, gulma dan lain lain.
Permukaan itu harus berupa tanah permukaan yang subur. Lapisan
tanah subur (top soil) tersebut minimal tebalnya 15 cm dan diberi
pupuk kandang secara merata setebal 1 cm. Kontraktor bertanggung
jawab menjaga pertumbuhan rumput sebaik-baiknya, dengan
menggunakan pupuk, atas biaya Kontraktor sendiri.
- Permukaan tanah tersebut kemudian disiram secara merata
sehingga tidak merusak permukaan tanah yang telah siap tanam.
(iii) Pekerjaan penanaman
- Pada lokasi yang terdapat penanaman pohon/semak, maka
pekerjaan penanaman rumput ini dilaksanakan setelah penanaman
pohon/ semak selesai.
- Gebalan rumput harus menutupi 50 % permukaan sehingga
membentuk strip sodding (gebalan bergaris) dengan interval 30
cm, atau menutupi keseluruhan sehingga membentuk solid sodding
(gebalan penuh), sesuai dengan yang tertera pada Gambar Rencana
atau Petunjuk Konsultan Pengawas. Sambungan antara gebalan
yang berdekatan tidak boleh lebih dari 1 cm. Gebalan rumput ini
harus ditata dan diratakan sampai rapi dan dipadatkan dengan
roller dengan berat 100 kg atau dengan tamper plate.
- Bila gebalan rumput ditanam pada lereng/talud, harus digunakan
tonggak-tonggak bambu penahan dengan panjang kurang lebih
20 cm yang ditancapkan secara merata agar rapi, kemudian
seluruh permukaan disirami air yang bersih dari zat-zat yang
berbahaya (mematikan tanaman).
- Kontraktor harus tetap menyirami dengan air dan melaksanakan
pekerjaan pemeliharaan lainnya, sekurang-kurangnya selama 6
bulan setelah pekerjaan penanaman tersebut selesai. Hasil
pekerjaan penanaman rumput ini akan ditentukan berdasarkan
pemeriksaan lapangan yang dilakukan 2 sampai 12 bulan setelah
selesai penanaman. Pada daerah yang rumputnya tidak tumbuh
baik, Kontraktor harus menggantinya, atas biaya sendiri.
- Kontraktor bertanggung jawab untuk memotong dan
membersihkan daerah penamanan rumput sejak masa penanaman
sampai dengan berakhirnya Masa Pemeliharaan (Period of
Warranty) dengan periode pemotongan setiap 1 bulan sekali.
(d) Perawatan rumput
Setelah penanaman selesai, dilakukan pemeliharaan rumput. Pekerjaan
tersebut meliputi :
(i) Penyiraman
Sebagaimana disyaratkan pada ketentuan Pasal penanaman pohon dan
semak.
(ii) Penyiangan

SU12 - 7
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Pekerjaan penyiangan adalah membersihkan rumput dari tanaman/


rumput liar yang tumbuh.Pembersihan tanaman liar harus dicabut
sampai akar-akarnya.Pekerjaan ini dilaksanakan secara rutin minimal
sebulan sekali atau apabila tanaman/rumput liar tumbuh pada area
rumput tersebut.Kondisi area tersebut harus selalu bersih dari
tanaman/rumput liar serta material lainnya yang mengganggu.
(iii) Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan 2 x sebulan, sehingga ketinggian rumput
diharapkan tidak lebih dari 1.50 cm, setelah dipangkas lalu disiram.
Khusus untuk tanaman pangkas hijau, soka dan kembang sepatu
diperlukan pemangkasan yang teratur untuk mendapatkan bentuk yang
diinginkan.
Pemangkasan pertama dilakukan setelah tanam, kemudian dilakukan
secara teratur 1 bulan sekali.
(iv) Penyulaman
Bila ada tanaman mati dan rusak perlu diadakan penyulaman, dalam
arti penggantian tanaman dengan yang baru dan segar dengan ukuran,
jenis dan dengan kualitas yang sama atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
(v) Pemberantasan Hama dan Penyakit.
Apabila ada hama penyakit yang timbul, dapat dicegah dengan cara
penyemprotan pestisida dengan penanganan seperti pada penanaman
pohon.
Apabila ada tanaman liar yang tumbuh atau jenis rumput lain yang tidak
dikehendaki, perlu tindakan :
- Pencabutan tanaman liar sampai keakarnya lalu dibuang,misalnya
teki, tapak dara, putri malu, alang-alang.
- Apabila tumbuh alang-alang yang banyak perlu penanganan yang
khusus dengan memberikan gremosson.

(e) Perlindungan Tanaman


Kontraktor harus menjaga semua tanaman rumput dari kerusakan, dan
kematian yang dapat terjadi pada masa pelaksanaan maupun masa
pemeliharaan.Semua risiko tersebut adalah sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor.
Tanaman yang rusak/mati tersebut harus diganti dengan jenis, dimensi yang
sesuai dengan Spesifikasi atau petunjuk Konsultan Pengawas/Satuan Tugas.

(f) Jenis Tanaman


Rumput : Rumput Embun, Rumput Paitan, Rumput Gajah dan Rumput
Manila..

SU12 - 8
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.01(4) Metode Pengukuran


Jumlah penanaman rumput yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi luas
permukaan yang sudah diselesaikan yang diukur pada talud, termasuk daerah
kosong diantara tiap gebalan garis (strip sodding), yang sudah selesai dan
disetujui, sesuai dengan Gambar, Spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas.
Pengukuran hasil pekerjaan penanaman pohon adalah pohon dan semak-
semak/perdu berdasarkan rumpun/pot, yang dinyatakan tumbuh dan hidup dengan
baik dan sesuai dengan persyaratan sebagaimana telah disyaratkan dalam
Spesifikasi Khusus dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

S12.01(5) Dasar Pembayaran


Jumlah yang diukur secara tersebut diatas, akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk butir pembayaran seperti tersebut diatur
pada Mata Pembayaran dibawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan material, tenaga kerja, peralatan; termasuk
persiapan permukaan, perlindungan dan pemeliharaan, dan lain-lain yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan Gambar, Spesifikasi,
dan petunjuk Konsultan Pengawas.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.01(1). Kelapa (Cocos nucifera) pohon


12.01(2). Tanjung (Mimusops elengi) pohon
12.01(3). Cempaka Kuning(Michelia champaka ) pohon
12.01(4). Bintaro pohon
12.01(5). Kamboja Kuning(Plumeria sp ) pohon
12.01(6). Kamboja Putih(Plumeria rubra ) pohon
12.01(7). Sirih Gading meter persegi
12.01(8). Talas besar meter persegi
12.01(9). Lantana meter persegi
12.01(10). Lili Air Mancur meter persegi
12.01(11). Padi - padian
12.01(11).a Strip Sodding meter persegi
12.01(11).b Solid Sodding meter persegi
12.01(12). Alang –alang Besar
12.01(12).a Strip Sodding meter persegi
12.01(12).b Solid Sodding meter persegi
12.01(13). Rumput Gajah
12.01(13).a Strip Sodding meter persegi
12.01(13).b Solid Sodding meter persegi

SU12 - 9
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.02 PASANGAN BATU KALI (STONE MASONRY)


S12.02(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan batu untuk penahan tanah baik daerah
galian maupun timbunan atau pekerjaan pondasi bangunan atau struktur di tempat
lain sebagaimana tercantum pada Gambar Rencana atau instruksi Konsultan
Pengawas. Pasangan batu harus dibuat di atas fondasi yang sudah dipersiapkan
sesuai dengan Spesifikasi, serta sesuai dengan garis, kelandaian, penampang dan
ukuran pada Gambar, atau instruksi Konsultan Pengawas.

S12.02(2) Material
(a) Batu
Batu harus keras, kuat, tidak berlapis-lapis, bermutu baik, dan tahan
cuaca.Kualitas batu harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
sebelum digunakan.Kekuatan batu harus memenuhi ketentuan pada Gambar,
harus rata, berbentuk baji atau lonjong. Permukaan base (alas) tidak boleh
kurang dari 1/16 dari permukaan depan, dan panjang permukaan base yang
terpendek harus lebih dari 1/10 bagian yang terpanjang. Standar jumlah batu
per meter persegi adalah 14, atau menurut perintah Konsultan Pengawas.
(b) Mortar
Apabila tidak ditentukan lain dalam Gambar atau instruksi Konsultan
Pengawas maka, mortar harus memenuhi ketentuan Pasal S12.03 "Mortar
Semen".
(c) Beton
Beton kelas D untuk pondasi dan beton kelas E untuk sandaran harus
memenuhi ketentuan Bab 10 (Struktur Beton).
(d) Urugan rembesan
Urugan rembesan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S4.09 dari
Spesifikasi ini.

S12.02(3) Pelaksanaan Pekerjaan


(a) Penggalian
Penggalian harus sesuai dengan penampang melintang, elevasi, dan garis
yang tercantum pada Gambar, dan dilakukan setelah pematokan diperiksa
dan disetujui Konsultan Pengawas. Bila metoda dan ukuran penggalian
tidak ditentukan, Kontraktor dapat memilih sendiri metoda yang akan
dilakukan dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Penggalian dan
pengurugan harus memenuhi ketentuan Bab 5 dari Spesifikasi ini.
(b) Pondasi
Sebelum pelaksanaan pondasi, tanah dasarnya harus dipadatkan secara
mekanis ataupun manual.Pasir untuk pondasi dihampar dan dipadatkan sesuai
ketentuan pada Gambar. Apabila tidak ditentukan lain dalam Gambar,

SU12 - 10
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

pondasi telapak berupa beton kelas D dibuat dengan ukuran menurut


Gambar.
(c) Urugan dan Beton Sandaran
Urugan rembesan harus dibuat sesuai dengan Gambar, Spesifikasi atau
petunjuk Konsultan Pengawas.Beton kelas E sebagai sandaran (alas)
dihamparkan dan dipadatkan di atas material urugan rembesan, dan perlu
dibuat sambungan ekspansi dan lubang cucuran (weep hole) sebagaimana
ketentuan bagian lain Pasal ini.Material urugan dan beton kelas E harus
dilaksanakan mendahului pekerjaan pasangan batu sebatas ketinggian yang
masih memadai untuk dipadatkan.
(d) Penempatan
Pelaksanaan pasangan batu penahan tanah tidak boleh di mulai sebelum
pengukuran dan pematokan diperiksa dan disetujui Konsultan
Pengawas.Sebelum ditempatkan, batu harus dicuci dengan air. Sebelum batu
lain diletakkan, pada sisi-sisi batu yang berdekatan harus disebarkan alas
mortar, dengan ketebalan minimum yang diperlukan untuk sekedar
mencegah batu bergesekan langsung. Batu harus dipukul palu sehingga
mapan dan mantap posisinya, dan batu yang mencuat lebih dari 20 mm di
atas permukaan yang seharusnya atau lebih dari 30 mm di atas permukaan
batu di dekatnya, harus segera dibetulkan. Celah-celah antara muka batu yang
berdekatan harus disiar.
(e) Lubang Cucuran (weep holes)
Pasangan batu penahan tanah harus dilengkapi dengan lubang cucuran.
Kecuali bila ada ketentuan lain dalam Gambar, atau petunjuk Konsultan
Pengawas, jarak antar titik pusat lubang itu tidak boleh lebih dari 2 m, dan
diameter lubang 50 mm.

(f) Kepala Dinding (Caping)


Kepala dinding (bagian atas dinding) harus sesuai dengan ketentuan dalam
Gambar.Bila kepala dinding tidak ditentukan, maka permukaan atas dinding
batu harus dilapisi mortar dan dihaluskan dengan penggosok kayu.
(g) Sambungan
Sambungan ekspansi harus dibuat dengan jarak maksimum 20 meter, lebar
sambungan 30 mm dan menerus seluruh tinggi dinding termasuk beton
pondasi telapak dan beton sandaran (backing).Batu yang digunakan pada
sambungan harus yang cocok untuk pembuatan sambungan vertikal dengan
ukuran di atas.
(h) PekerjaanFinishing
Pekerjaan pasangan batu yang tampak harus dibuat siar luar. Tidak ada
pembayaran khusus untuk pekerjaan ini, sudah termasuk dalam Nomor
Pembayaran 12.02.(1).
(i) Perawatan

SU12 - 11
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Dalam cuaca panas atau kering, pekerjaan batu harus terlindung dari sinar
matahari dan harus selalu basah untuk masa paling sedikit 3 hari setelah
pekerjaan selesai.

S12.02(4) MetodePengukuran
(a) Jumlah yang akan dibayar adalah meter kubik untuk tiap tipe pasangan batu
penahan tanah, sesuai dengan Spesifikasi ini. Dalam menghitung jumlah
yang akan dibayar, ukuran yang akan digunakan harus sesuai Gambar atau
instruksi Konsultan Pengawas. Pasangan batu kali (1 : 3), beton kelas D dan
kelas E sebagaimana diperinci dalam Gambar tidak akan diukur untuk
pembayaran tersendiri.
Pada pasangan batu penahan tanah tidak akan ada pengurangan untuk
lubang cucuran, pipa drainase, atau lubang lainnya yang luasnya kurang
dari 0.10 meter persegi, dan tidak diadakan penambahan untuk alas
(footing) beton. Kepala dinding sudah tercakup ke dalam pengukuran dan
dianggap sebagai bagian pekerjaan ini.
(b) Apabila tidak termasuk dalam mata pembayaran lain, maka pasangan batu
kali (1 : 3) atau (1 : 4) akan diukur tersendiri dalam meter kubik sesuai
dengan Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas.

S12.02(5) Dasar Pembayaran


Jumlah yang diukur secara tersebut di atas dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran di bawah ini.
Semua penggalian dan pengurugan untuk butir-butir pembayaran itu dianggap
sudah tercakup dan sudah dibayar menurut pekerjaan Bab 5 (Galian Struktur) dari
Spesifikasi ini.Pengeluaran ekstra karena adanya penggalian, atau akibat
ketentuan pondasi, atau urugan khusus, dianggap sudah tercakup ke dalam Harga
Satuan untuk butir-butir pembayaran itu.
Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemakaian
material, serta pekerjaan lainnya untuk menyelesaikan semua pekerjaan ini,
sebagaimana ketentuan Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.02 (1).a Pasangan Batu Kali Untuk Pondasi meter kubik


12.02 (1).b Pasangan Batu Kali untuk Retaining Wall meter kubik
12.02 (2) Pasangan Batu Kali 1 : 3 meter kubik
12.02 (2) Pasangan Batu Kali 1 : 4 meter kubik

SU12 - 12
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.03 MORTAR SEMEN


S12.03(1) Uraian
(a) Umum
Pekerjaan ini meliputi persiapan dan penyediaan mortar yang sesuai dengan
Spesifikasi, untuk pekerjaan pasangan batu dan pekerjaan insidental lainnya.
(b) Komposisi
Kecuali bila Konsultan Pengawas menentukan lain, mortar untuk pekerjaan
pasangan batu harus tersusun dari satu (1) bagian semen Portland dan tiga
(3) bagian agregat halus (pasir) berdasarkan perbandingan volume (1 Pc : 3
Pasir).

S12.03(2) Material
Kecuali bila Konsultan Pengawas mengijinkan penggunaan semen lain, maka
yang harus digunakan adalah semen Portland tipe I yang memenuhi ketentuan SII
0013-77: "Semen Portland", AASHTO M 85 atau JIS R 5210.
Agregat halus harus memenuhi ketentuan AASHTO M 45. Kualitas air harus
memadai untuk pekerjaan beton sesuai ketentuan Bab 10 dari Spesifikasi ini.

S12.03(3) Pelaksanaan Pekerjaan


(a) Semua material, kecuali air, harus dicampur/diaduk dalam alat
pencampuran mortar yang disetujui sampai warnanya merata, lalu
dicampuri air sambil terus diaduk. Bahan yang diaduk harus sebatas jumlah
yang akan segera digunakan. Mortar yang tidak juga digunakan dalam batas
45 menit, setelah penambahan/pemberian air harus dibuang.
(b) Permukaan yang akan menerima mortar harus dibersihkan dari setiap tanah
liat, atau material-material yang tak terpakai lainnya dan dijenuhkan
seluruhnya sebelum mortar digunakan.
(c) Bila digunakan sebagai suatu penyelesaian permukaan maka mortar harus
digunakan pada permukaan yang bersih dalam jumlah yang cukup untuk
menyediakan suatu ketebalan mortar minimum 15 mm, dan harus diratakan
sampai mendapatkan suatu permukaan yang halus dan rata.

S12.03(4) Metode Pengukuran


Tidak ada pengukuran untuk pembayaran langsung.

S12.03(5) Dasar Pembayaran


Pelaksanaan pekerjaan ini tidak akan dibayar secara terpisah, tapi merupakan
kewajiban dari Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan
material mortar tersebut.

SU12 - 13
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.04 DELINEATOR
S12.04(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan dan pemasangan delineator pada lokasi yang
telah ditentukan dalam Gambar atau sesuai pengarahan Konsultan Pengawas.

S12.04(2) Material
Pabrik pembuat dan bentuk/tipe dari semua delineator harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas sebelum ada instruksi untuk pemasangan.Semua detail-detail
dari delineator harus sesuai dengan standard JIS atau AASHTO yang relevan.

S12.04(3) Pelaksanaan Pekerjaan


Delineator harus benar-benar dipasang sesuai dengan Gambar atau instruksi
Konsultan Pengawas.Semua bagian logam dari delineator harus sepenuhnya
digalvanis.Warna reflektor berwarna harus ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

S12.04(4) Metode Pengukuran


Kuantitas yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah jumlah dari delineator
yang disediakan, dipasang dan diterima sesuai dengan Gambar dan sebagaimana
yang diarahkan Konsultan Pengawas.

S12.04(5) Dasar Pembayaran


Pekerjaan yang diukur seperti disebut diatas harus dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak untuk setiap tipe delineator seperti dibawah ini.
Harga dan Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan delineator, termasuk tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan
semua kebutuhan insidentil yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.04 (1) Delineator tipe A buah


12.04 (2) Delineator tipe B buah

SU12 - 14
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.05 GUARDRAIL DAN PAGAR


S12.05(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan guardrail dan pagar (railing)
dengan tipe dan pada lokasi sesuai yang tercantum pada Gambar atau instruksi
Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini termasuk penyediaan tiang, jeruji, mur & baut
atau perlengkapan lainnya yang diperlukan maupun penyetelan, pabrikasi,
pemasangan dan pengecatan guardrail atau pagar bila perlu, dan segala proses
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam
Gambar dan Spesifikasi ini.

S12.05(2) Material
(a) Material harus sesuai dengan persyaratan :
JIS G 3101 : Baja Gulung Untuk Struktur Umum
JIS G 3452 : Pipa Baja Karbon untuk pemipaan umum
JIS G 3444 : Tabung Baja Karbon untuk baja struktural umum
JIS G 3466 : Pipa Persegi Baja Karbon untuk baja Struktural Umum
JIS G 3532 : Kawat Baja Karbon Rendah
JIS G 3552 : Kawat jaring (chainlink)
Material guardrail harus memenuhi ketentuan dari AASHTO M180-74,
Kelas A, Tipe 1.
(b) Semua jeruji (railing) baja dan perlengkapannya harus bergalvanis, kecuali
bila ditentukan lain, sesuai dengan ketentuan Pasal S12.16 dari Spesifikasi
ini. Bila diperlukan pengecatan, maka harus sesuai juga dengan ketentuan
Pasal S12.16.
(c) Material-material lainnya harus sesuai dengan pasal-pasal yang relevan dari
Spesifikasi ini atau seperti ketentuan pada Gambar.

S12.05(3) Pelaksanaan Pekerjaan


(a) Pipa, railing, mur dan baut dan perlengkapan lainnya harus diangkut dan
disimpan dengan hati-hati di atas rak atau platform sehingga tidak
bersentuhan dengan tanah agar terlindung dari korosi. Material harus selalu
bebas dari kotoran, minyak dan zat asing lainnya harus dilindungi dari
kerusakan.
(b) Guardrail harus dipasang menurut garis, ketinggian dan posisi sebagaimana
pada Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
(c) Baja tidak boleh dipanaskan atau dilas dilapangan kecuali ada ijin tertulis
dari Konsultan Pengawas. Pembuatan lubang atau pemotongan baja di
lapangan harus hati-hati agar tidak merusak baja.
(d) Tiang guardrail harus dipasang kuat-kuat setelah lubang digali dengan alat
bor atau alat lain yang disetujui Konsultan Pengawas. Bila perlu penggalian
dengan tangan, harus dilakukan hati-hati agar tidak merusak perkerasan jalan
yang sudah ada. Bila tiang akan dipasang pada beton atau pasangan batu,
semua detail lubang dan cara pemasangan tiang harus sesuai dengan Gambar.

SU12 - 15
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Bekas lubang untuk tiang pada tanah harus diurug dengan material yang
disetujui Konsultan Pengawas atau dengan beton sesuai ketentuan pada
Gambar. Material urugan harus dipadatkan dengan kepadatan minimum
sama dengan tanah sekitarnya. Permukaan sekitar lubang harus dipulihkan
seperti keadaan semula.
(e) Bagian-bagian pipa railing harus disatukan dengan baut, kecuali bila ada
ketentuan lain dalam Gambar. Pemasangan pagar pada talud harus sesuai
dengan kemiringan yang diharuskan. Baut harus dilapis/dilumasi dengan cat
"red lead" dan minyak.
Sambungan ekspansi harus dibuat dengan menghilangkan baut pada salah
satu sisi penjepit pada suatu tiang.Bila railing masih menerus dengan dua
tiang atau lebih, baut penjambung antara railing dan penjepit ditiadakan.
Kawat jaring (chainlink) dan kawat berduri harus dipasang pada tiang baja
dengan pengunci baja yang memadai, termasuk plat sambungan baja pada
sambungan sudut baja, pada pojok dan pada ujung pagar.Material dan
standar hasil kerja harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pengadaan dan pemasangan pintu pagar harus sesuai dengan Gambar,
meliputi engsel, kunci, baut atau perangkat besi lainnya.Material dan hasil
kerja harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

S12.05(4) Metode Pengukuran


(a) Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah meter panjang tiap tipe guardrail
atau pagar yang sudah selesai dan diterima sesuai dengan Gambar,
Spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas.
(b) Jumlah end section yang terpasang pada masing-masing guardrail
berdasarkan jumlah buah, yang telah diterima dan disetujui Konsultan
Pengawas.
(c) Jumlah pintu pagar yang terpasang dihitung berdasarkan jumlah buah atau
unit yang telah disetujui Konsultan Pengawas.

S12.05(5) Dasar Pembayaran


Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak untuk tiap tipe guardrail, end section guardrail atau pagar dan pintu pagar
damija, seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua material, termasuk tenaga kerja,
peralatan dan kebutuhan insidental lain untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai
dengan Gambar dan Spesifikasi.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.05 (1) Guardrail, tipe A meter panjang


12.05 (2) Guardrail, tipe B meter panjang
12.05 (3) End Section Guardrail buah

SU12 - 16
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.06 RAMBU PENGATURAN & PERINGATAN (WARNING & REGULATORY


SIGNS)
S12.06(1) Uraian
Pekerjaan ini harus meliputi penyediaan, pembuatan, pengangkutan dan
pemasangan rambu lalu-lintas tipe tertentu pada lokasi seperti tercantum pada
Gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Bentuk simbol dan warna
rambu pengaturan dan peringatan harus sesuai dengan ketentuan Keputusan
Menteri Perhubungan No : PM/L/Phb-93
Khusus untuk rambu pengaturan dan rambu peringatan yang berupa kata-kata
maka bentuk huruf yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan "Standard
Alphabeth for Highway Sign and Pavement Markings, FHWA 1977" dan “Rules
for Guide Signs for Roads and Highways and No KM 60/L/Phb/93, The
Indonesia Traffic Signs” atau seperti ketentuan yang tercantum pada Gambar.

S12.06(2) Material
Material harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Gambar.
(a) Plat aluminium.
Plat aluminium yang digunakan harus memenuhi persyaratan ASTM B 209,
alloy 6061-T6 atau AASHTO M 290 - 82, dengan tebal minimum 2 mm.
(b) Tiang rambu berupa baja profil atau pipa sesuai ketentuan pada Gambar.
Jenis baja yang digunakan adalah baja untuk struktur umum sesuai
persyaratan AASHTO M 183 - 79 atau JIS G 3101 dan digalvanisasi sesuai
persyaratan AASHTO M 111 - 80 atau JIS H 8641.
Mur, baut, U-bolt, ring, paku keling (clamps) dan pelengkap lainnya harus
berupa baja yang digalvanisasi, aluminium alloy atau seperti yang tertera
pada Gambar. Galvanisasi untuk mur, baut dan pelengkap lainnya sesuai
persyaratan AASHTO M 232.
(c) Reflective sheeting (lapisan pemantul) harus terdiri dari retroreflective lens
system dengan permukaan rata dan halus sesuai persyaratan AASHTO M
268 - 93. Bagian belakang reflective sheeting dilengkapi dengan perekat
(precoating adhesive) yang dapat melekatkannya secara tahan lama pada
plat aluminium dengan metode vacuum atau roller. Untuk warna putih dan
kuning harus digunakan reflective sheeting dengan jenis "high intensity
grade" sedang untuk warna lainnya jenis "engineering grade".
(d) Mutu beton yang digunakan untuk pondasi seperti tertera pada Gambar dan
harus sesuai dengan ketentuan pada Bab 10.

S12.06(3) Pelaksaaan Pekerjaan


(a) Tipe, lokasi dan penempatan rambu harus sesuai dengan Gambar atau
instruksi Konsultan Pengawas. Penentuan lokasi harus disaksikan oleh
Konsultan Pengawas.
(b) Kecuali untuk pipa, mur, baut atau pelengkap lainnya yang umumnya sudah
digalvanisasi, semua material baja yang digunakan untuk tiang dan
SU12 - 17
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

kerangka rambu harus digalvanisasi setelah seluruh pekerjaan pabrikasi


(pemotongan, pembuatan lubang baut, las dan lain-lain) selesai dilakukan.
Bila di lapangan terpaksa dilakukan pengelasan atau pekerjaan lainnya
sehingga menyebabkan lapisan seng galvanisasi rusak, maka bagian
tersebut harus dibersihkan dengan sikat kawat atau ampelas dan dicat
dengan cat anti karat sebanyak 3 lapis.
(c) Seluruh pekerjaan pabrikasi panel rambu yang meliputi pemotongan,
pembuatan lubang baut dan sebagainya harus dilakukan sebelum
permukaan panel dibersihkan dan diproses dengan "amorphous chromate
conversion coating" atau dengan cara lain sesuai dengan petunjuk dan
rekomendasi pabrik reflective sheeting yang akan digunakan.
(d) Pemasangan reflective sheeting pada panel rambu harus dilakukan dengan
metode vacuum atau roller disertai pemanasan atau cara lain sesuai dengan
petunjuk atau rekomendasi pabrik reflective sheeting yang digunakan.
(e) Huruf atau simbol dengan warna lebih gelap dari pada warna reflective
sheeting dasar rambu dapat dibuat dengan cara sablon (screen) dengan cat.
Jenis cat yang digunakan harus memenuhi persyaratan dan petunjuk pabrik
reflective sheetingnya.
(f) Pondasi tiang harus dibuat sesuai dengan detail dan dimensi yang tercantum
pada Gambar. Bila tiang rambu ditanam langsung pada pondasinya maka
tiang tersebut harus disangga sampai beton pondasinya mencapai kekuatan
yang cukup.Bila tiang rambu dilengkapi dengan pelat dasar yang dipasang
dengan baut pada angker di pondasinya, maka tiang rambu tersebut harus
dipasang setelah beton pondasinya mencapai kekuatan yang cukup. Lubang
bekas pondasi harus diurug kembali dengan tanah yang sesuai dan
dipadatkan dengan kepadatan minimum sama dengan kepadatan tanah di
sekelilingnya.
(g) Pada bagian belakang panel :
- Besi wajib di cat warna hitam sedangkan aluminium di cat warna hitam
hanya untuk rambu yang mempunyai potensi menimbulkan silau,
- Dibubuhi bulan dan tahun pembuatan dengan warna putih.

S12.06(4) Metode Pengukuran


Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah rambu lalu-lintas permanen yang
disediakan, ditempatkan dan diterima sesuai dengan Gambar dan petunjuk
Konsultan Pengawas.
Rambu tipe A adalah rambu dengan ukuran besar (90 cm). Rambu tipe A
dibedakan menjadi tipe A-1 untuk rambu 1 tiang dengan 1 panel rambu
sedangkan tipe A-2 untuk rambu 1 tiang dengan 2 panel rambu.
Rambu tipe B adalah rambu dengan ukuran kecil (75 cm). Rambu tipe B
dibedakan menjadi tipe B-1 untuk rambu 1 tiang dengan 1 panel rambu
sedangkan tipe B-2 untuk rambu 1 tiang dengan 2 panel rambu.

SU12 - 18
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.06(5) Dasar Pembayaran


Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak untuk setiap tipe rambu lalu-lintas seperti di bawah ini.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemakaian seluruh material, termasuk tiang dan panel rambu, penggalian,
pengurugan, pondasi, pemasangan; tenaga kerja, peralatan, dan kebutuhan
insidental yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Gambar
dan Spesifikasi ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.06 (1) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe A-1-1 buah


12.06 (2) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe A-1-2 buah
12.06 (3) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe A-2-1 buah
12.06 (4) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe A-2-2 buah
12.06 (5) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe B-1-1 buah
12.06 (6) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe B-1-2 buah
12.06 (6) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe B-2-1 buah
12.06 (7) Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe B-2-2 buah

S12.07 RAMBU PETUNJUK (GUIDE SIGNS)


S12.07(1) Uraian
Pekerjaan ini harus meliputi penyediaan, pembuatan, pengangkutan dan
pemasangan rambu petunjuk tipe tertentu pada lokasi seperti tercantum pada
Gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.Ukuran bentuk, warna dasar,
huruf dan simbol rambu petunjuk harus sesuai dengan ketentuan pada Gambar.
Pekerjaan ini mencakup pula pemasangan rambu-rambu petunjuk pada Gerbang
Tol dan Fasilitas Tol lainnya sesuai yang tercantum dalam Gambar.
Bentuk huruf yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan "Standard
Alphabeth for Highway Sign and Pavement Markings, FHWA 1977".

S12.07(2) Material
Material harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Gambar.
(a) Plat aluminium yang digunakan harus memenuhi persyaratan ASTM B 209,
alloy 6061-T6 atau AASHTO M 290 - 82, dengan tebal minimum 2 mm.
(b) Tiang rambu berupa baja profil atau pipa sesuai ketentuan pada Gambar.
Jenis baja yang digunakan adalah baja untuk struktur umum sesuai
persyaratan AASHTO M 183 - 79 atau JIS G 3101 dan digalvanisasi sesuai
persyaratan AASHTO M 111 - 80 atau JIS H 8641.

SU12 - 19
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Mur, baut, U-bolt, ring, paku keling (clamps) dan pelengkap lainnya harus
berupa baja yang digalvanisasi, aluminium alloy atau seperti yang tertera
pada Gambar. Galvanisasi untuk mur, baut dan pelengkap lainnya sesuai
persyaratan AASHTO M 232.
(c) Reflective sheeting (lapisan pemantul) harus terdiri dari retroreflective
lenssystem dengan permukaan rata dan halus sesuai persyaratan AASHTO
M 268 - 93. Bagian belakang reflective sheeting dilengkapi dengan perekat
(precoating adhesive) yang dapat melekatkannya secara tahan lama pada
plat aluminium dengan metode vacuum atau roller. Untuk huruf atau simbol
berwarna putih maka harus digunakan reflective sheeting dengan jenis
"high intensity grade", sedang untuk warna dasar rambu petunjuk
digunakan reflective sheeting dengan jenis "engineering grade".
(d) Mutu beton dan baja tulangan yang digunakan untuk pondasi seperti tertera
pada Gambar dan harus sesuai dengan ketentuan pada Bab 10.

S12.07(3) Pelaksanaan Pekerjaan


(a) Tipe, lokasi dan penempatan rambu harus sesuai dengan Gambar atau
instruksi Konsultan Pengawas. Penentuan lokasi harus disaksikan oleh
Konsultan Pengawas.
(b) Kecuali untuk pipa, mur, baut atau pelengkap lainnya yang umumnya sudah
digalvanisasi, semua material baja yang digunakan untuk tiang dan kerangka
rambu harus digalvanisasi setelah seluruh pekerjaan pabrikasi (pemotongan,
pembuatan lubang baut, las dll) selesai dilakukan. Bila di lapangan terpaksa
dilakukan pengelasan atau pekerjaan lainnya sehingga menyebabkan lapisan
seng galvanisasi rusak, maka bagian tersebut harus dibersihkan dengan sikat
kawat atau ampelas dan dicat dengan cat anti karat sebanyak 3 lapis.
(c) Seluruh pekerjaan pabrikasi panel rambu yang meliputi pemotongan,
pembuatan lubang baut dan sebagainya harus dilakukan sebelum permukaan
panel dibersihkan dan diproses dengan "amorphous chromate conversion
coating" atau dengan cara lain sesuai dengan petunjuk dan rekomendasi
pabrik reflective sheeting yang akan digunakan.
(d) Pemasangan reflective sheeting pada panel rambu harus dilakukan dengan
metode vacuum atau roller disertai pemanasan atau cara lain sesuai dengan
petunjuk atau rekomendasi pabrik reflective sheeting yang digunakan.
(e) Pondasi tiang harus dibuat sesuai dengan detail dan dimensi yang tercantum
pada Gambar. Bila tiang rambu ditanam langsung pada pondasinya maka
tiang tersebut harus disangga sampai beton pondasinya mencapai kekuatan
yang cukup.Bila tiang rambu dilengkapi dengan base plate yang dipasang
dengan baut pada angker di pondasinya, maka tiang rambu tersebut harus
dipasang setelah beton pondasinya mencapai kekuatan yang cukup. Lubang
bekas pondasi harus diurug kembali dengan tanah yang sesuai dan
dipadatkan dengan kepadatan minimum sama dengan kepadatan tanah di
sekelilingnya.
(f) Pada bagian belakang panel :

SU12 - 20
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

- Besi rangka wajib di cat warna hitam sedangkan aluminium di cat warna
hitam hanya untuk rambu yang mempunyai potensi menimbulkan silau,
- Dibubuhi bulan dan tahun pembuatan dengan warna putih.

S12.07(4) Metode Pengukuran


Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah rambu petunjuk permanen yang
disediakan, ditempatkan dan diterima sesuai dengan Gambar, dan petunjuk
Konsultan Pengawas. Pembayaran akan dilakukan untuk tiap tipe Rambu Petunjuk
seperti dijelaskan dalam Gambar.

S12.07(5) Dasar Pembayaran


Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak untuk setiap tipe Rambu petunjuk seperti di bawah ini.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemakaian seluruh material, termasuk tiang dan panel rambu, untuk segala
material, penggalian, pengurugan, dan pemasangan kembali; tenaga kerja, peralatan
dan kebutuhan insidental yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan Gambar dan Spesifikasi ini atau Spesifikasi Khusus yang tercakup dalam
pembayaran berdasarkan Pasal ini..

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.07 (1) Rambu Petunjuk Tipe A buah


12.07 (2) Rambu Petunjuk Tipe B buah
12.07 (3)a Rambu Petunjuk Tipe B-1 buah
12.07 (3)b Rambu Petunjuk Tipe C buah
12.07 (4) Panel buah
12.07 (5) Rambu Petunjuk Tipe D buah
12.07 (6) Rambu Petunjuk Tipe E buah
12.07 (7) Rambu Petunjuk Tipe F buah
12.07 (8) Rambu Petunjuk Tipe G buah
12.07 (9) Rambu Petunjuk Tipe H buah
12.07 (10) Rambu Petunjuk Tipe I buah
12.07 (11) Rambu Petunjuk Tipe J buah
12.07 (11) Rambu Petunjuk Tipe K buah
12.07 (12) Rambu Lebar Jalur buah
12.07 (13) Rambu Batas Tinggi buah
12.07 (14) Rambu Petunjuk Tanda Bayar Tol buah
12.07 (15) Rambu Petunjuk Tanda Tarif Tol buah

SU12 - 21
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.07 (16) Rambu Petunjuk Tanda Tiket Tol buah


12.07 (17) Rambu Stop/Berhenti buah
12.07 (18) PortalKhusus Jalur Kend. Kecil buah
12.07 (19) TrafficWarning Light (lampu peringatan)
LED Solar Cell buah/set

SU12 - 22
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.08 MARKA JALAN


S12.08(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan penerapan marka jalan tipe A dan tipe B
serta rumble strip pada perkerasan jalan yang sudah selesai sesuai dengan
Spesifikasi, pada lokasi dan dengan ukuran sesuai Gambar atau petunjuk Konsultan
Pengawas.

S12.08(2) Material
(a) Marka jalan tipe A harus berupa material thermoplastic bercampur glass
beads dan memenuhi persyaratan AASHTO M 249 atau yang setaraf.
(b) Marka jalan tipe B adalah cat khusus untuk marka jalan yang memenuhi
persyaratan AASHTO M 248, atau yang setaraf.
(c) Glass beads yang digunakan untuk tipe A maupun tipe B harus sesuai
dengan persyaratan AASHTO M 247 (Tipe 2) atau yang setaraf.

S12.08(3) Pelaksanaan Pekerjaan


(a) Marka jalan existing yang harus dihapus akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, dan harus dihapus dengan gritblasting atau sandblasting atau
cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
(b) Daerah permukaan yang akan dicat harus bersih, kering dan bebas dari
butir-butir lepas. Sebelum dilaksanakan, lokasi dan pre-marking (setting
out) dari marka jalan yang akan dikerjakan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Kecuali ditentukan lain, penerapan marka jalan harus dilakukan dengan
mesin berpenggerak sendiri (self-propelled machines) yang dilengkapi
dengan cut-off valves dan nozzle yang mampu menghasilkan bentuk marka
yang rapi dengan garis tepi yang tegas/tajam dan ketebalan yang disyaratkan.
(c) Material Tipe A harus diterapkan dengan screed atau disemprotkan dengan
ukuran sesuai yang tercantum pada Gambar dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Ketebalan marka jalan yang sudah selesai minimum 1,5 mm bila
diterapkan dengan disemprotkan dan minimum 3 mm bila dengan screed.
Ketebalan tersebut tidak termasuk ketebalan glass beads, yang akan
dijelaskan pada butir (e) di bawah ini. Penyiapan dan penerapan material
harus sesuai dengan petunjuk pabrik material yang bersangkutan atau sesuai
dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Pada permukaan perkerasan beton,
lebih dulu Kontraktor harus memasang lapisan pengikat (tack coat) yang
jenisnya cocok dengan material termoplastic yang akan digunakan.
(d) Material tipe B harus diterapkan dengan mesin semprot yang dilengkapi
dengan penggerak mekanis. Setiap nozzle harus dilengkapi dengan guidelines
(batang penuntun) yang mempunyai selubung logam atau air blasts
(semprotan udara) dan cut-off valves yang dapat menghasilkan garis marka
terputus-putus. Banyaknya material marka yang disemprotkan tidak boleh
kurang dari 40 liter/100 m2.Di daerah yang tidak terjangkau dengan mesin,
Konsultan Pengawas dapat mengijinkan penerapan marka jalan dilakukan
secara manual.
SU12 - 23
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

(e) Glass beads harus disebar ke permukaan marka tipe A dan tipe B segera
setelah marka diterapkan. Kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan
Pengawas, glass beads harus disebarkan dengan tekanan atau disemprotkan
sebanyak tidak kurang dari 450 g/m2.
(f) Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu-lintas sebagaimana instruksi
Konsultan Pengawas. Marka jalan harus rapi, merata, dan permukaannya
tidak boleh menunjukkan retak-retak dan coret-coret. Marka jalan yang tidak
rata dan memberikan penampilan yang tidak sama pada waktu siang dan
malam, harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan tanggungan biaya sendiri.

S12.08(4) Metode Pengukuran


Jumlah marka jalan yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi marka jalan
dan rumble strips yang telah diselesaikan dan sudah diterima sesuai dengan
Gambar, Spesifikasi, dan petunjuk Konsultan Pengawas.

S12.08(5) Dasar Pembayaran


Jumlah yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per meter persegi luas marka jalan dan rumble strips untuk setiap jenis
pekerjaan seperti di bawah ini.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
material, tenaga kerja, dan peralatan; dan untuk penyelesaian seluruh pekerjaan
yang dijelaskan dalam Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.08.(1) Marka jalan, Tipe A & B (Warna Putih) meter persegi


12.08.(1)a Marka jalan, Tipe A & B (Warna Kuning) meter persegi
12.08. (2) Marka jalan, Tipe 1 (t=5mm) Thermoplastic meter persegi
12.08.(4) Penghapusan Marka Thermoplastik meter persegi

S12.09 GUIDE POST , KILOMETERS POST DAN PATOK DAMIJA


S12.09(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan guide post tipe, patok damija
dan kilometer post tertentu pada lokasi yang ditentukan dalam Gambar atau oleh
Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tiang, papan pemantul, penyetelan, pembuatan
pondasi dan pemasangannya serta semua proses yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan.

S12.09(2) Material
(a) Tiang guide post berupa pipa baja atau baja profil yang memenuhi ketentuan
Pasal 12.07.

SU12 - 24
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Papan pemantul terdiri dari plat aluminium tebal minimum 2 mm dilapis


dengan reflective sheeting jenis "high intensity grade" sesuai dengan
ketentuan Pasal 12.07 dan 12.08. Ukuran papan pemantul sesuai ketetentuan
yang tercantum pada Gambar.
Warna papan pemantul sesuai ketentuan yang tercantum pada Gambar, yaitu
merah, putih atau kuning.
(b) Patok Damija harus merupakan patok beton bertulang persegi dengan
ukuran sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Gambar.Beton harus
merupakan beton kelas D sebagaimana ditetapkan Pada pasal S 10.01 dan
baja tulangan yang dipergunakan dari tipe BJTP 24.
(c) Tiang patok kilometer (kilometer post) yang berupa pipa baja dan material
panel harus memenuhi ketentuan Pasal S 12.07.

S12.09(3) Pelaksanaan Pekerjaan


Papan pemantul dipasang pada tiang guide post dengan baut atau paku keling
(rivet) dan dilakukan secara pabrikasi.Tiang guide post ditanam langsung pada
pondasi beton dengan ukuran sesuai dengan ketetentuan pada Gambar. Lubang
bekas galian pondasi harus diurug dan dipadatkan kembali sehingga kepadatannya
minimal sama dengan kepadatan tanah di sekelilingnya.
Jarak antara dan penempatan guide post harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum pada Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
Jumlah dan lokasi untuk patok Damija harus sebagaimana diinstruksikan oleh
Satuan Tugas atau Konsultan Pengawas. Semua tiang harus diatur secara tepat
pada lokasi dan ketinggian yang disyaratkan dan dengan cara yang demikian
hingga menjamin tiang-tiang tersebut dipertahankan pada tempatnya dengan kuat,
khususnya selama pengerasan dari setiap beton.
Jarak penempatan kilometers post harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar
atau instruksi Konsultan Pengawas.

S12.09(4) Metode Pengukuran


Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah guide post, patok damija dan kilo meter
post yang disediakan, dipasang dan sudah diterima sesuai dengan Gambar dan
petunjuk Konsultan Pengawas.

S12.09(5) Dasar Pembayaran


Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak untuk setiap jenis pekerjaan seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran
ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan guide post
patok Damija dan kilometer post termasuk tenaga kerja, peralatan dan semua
kebutuhan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.09 (1) Guide Post, Tipe A buah


12.09 (2) Guide Post, Tipe B buah

SU12 - 25
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.09 (3) Patok Damija, Tipe A buah


12.09 (4) Patok Damija, Tipe B buah
12.09 (5) Kilometer Post buah

S12.10 CONCRETE BARRIER


S12.10(1) Uraian
(a) Umum
Semua material yang harus disediakan dan digunakan yang tidak tercakup
dalam Pasal ini harus memenuhi ketentuan yang dinyatakan dalam pasal
lain yang bersangkutan.
(b) Penulangan
Baja tulangan harus memenuhi ketentuan Pasal S10.02 dari Spesifikasi ini.
(c) Beton
Beton harus memenuhi ketentuan beton kelas B pada Pasal S10.01 dan
dengan ketentuan di bawah ini, kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar.
Kontraktor harus membuat mix design sendiri berdasarkan Pasal S10.01
Spesifikasi ini.
(d) Grout
Grout harus terdiri dari semen Portland, air yang dapat diminum (portable
water) dan campuran penghambat (retarder) yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Tidak boleh menggunakan campuran yang mengandung klorida
atau nitrat.Kontraktor harus mengajukan perbandingan campuran untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Grout harus diaduk dengan peralatan aduk mekanis dengan tipe yang dapat
menghasilkan grout yang rata. Air dimasukkan ke dalam mixer terlebih
dahulu, kemudian semen dan campuran (admixture).
(e) Railing
Railing harus memenuhi ketentuan Pasal S11.02 dan Pasal S12.15 dari
Spesifikasi ini dan sesuai dengan Gambar.
(f) Filler Sambungan Ekspansi
Filler sambungan ekspansi harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M 33.

S12.10(2) Perlengkapan dan Peralatan


Perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk mengangkut material dan
melaksanakan pekerjaan harus sesuai dengan permintaan Konsultan Pengawas,
dalam hal bentuk, kapasitas, kondisi mekanis, dan harus sudah berada di lokasi
kerja sebelum pekerjaan dimulai.
SU12 - 26
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Bila peralatan yang digunakan Kontraktor tidak cukup untuk mencapai hasil yang
ditentukan, peralatan tersebut harus diperbaiki atau diganti atau ditambah sesuai
dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.
(a) Batching Plant dan Peralatan Pelengkap lainnya
Batching plant beton, mixer beton, vibrator, alat-alat kecil dan pengangkutan
harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi Umum.
(b) Cetakan
Cetakan harus terbuat dari logam dengan bentuk, garis dan ukuran sesuai
dengan Gambar dan ketentuan Pasal S10.01.
Jumlah cetakan harus cukup untuk keperluan selama masa pengecoran, dan
harus diajukan kepada Konsultan Pengawas oleh Kontraktor untuk
disetujui.Bila pengecoran tidak dapat memenuhi hasil sesuai dengan jadwal,
Kontraktor harus menyediakan cetakan tambahan, sebanyak yang disetujui
Konsultan Pengawas.Cetakan yang rusak harus diganti dengan cetakan baru
oleh Kontraktor. Bila Konsultan Pengawas tidak menentukan lain, bentuk
disain cetakan harus sedemikian rupa sehingga concrete barrier dicor/dicetak
dalam posisi terbalik.

S12.10(3) Pelaksanaan Pekerjaan


(a) Concrete barrier harus dibangun dengan menggunakan komponen cetakan
precast yang dibuat di halaman pengecoran/pencetakan dengan luas cukup.
Kontraktor harus mempersiapkan, memeriksa dan akhirnya menyerahkan
Gambar Kerja dan Jadwal Kerja yang lengkap kepada Konsultan Pengawas,
yang isinya adalah :
(i) Detail berbagai unit-unit precast yang akan dibuat.
(ii) Desain alternatif bila penyerahan alternatif disetujui.
(iii) Detail cetakan;
(iv) Detail Proposal pembuatan dan pelaksanaan pekerjaan;
(v) Urutan Operasi kerja; dan
(vi) Jadwal Produksi yang berkenaan dengan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan dan masa Kontrak.
Kontraktor tidak boleh mengecor/mencetak beton sebelum ada persetujuan
Konsultan Pengawas mengenai Gambar dan Jadwal, campuran beton,
cetakan, urutan pekerjaan, metoda penuangan, pengawetan, perlindungan,
penuangan dan komponen-komponen precast. Setiap alternatif bagi rencana
dalam Dokumen Kontrak harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas,
sebelum pembuatan atau pemasangannya dimulai.
Setelah semua disetujui, Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas,
sekurang - kurangnya 3 hari kerja sebelum tanggal dimulainya pekerjaan.
(b) Pemasangan Cetakan
Cetakan dipasang, dibentuk dan ditopang secara baik dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas dengan alas cetakan terbalik dan betul-betul rata baik
secara longitudinal maupun melintang.

SU12 - 27
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

(c) Pemasangan Baja Tulangan


Semua baja tulangan harus diletakkan tepat pada posisi menurut Gambar dan
tetap kokoh selama penuangan dan pengeringan beton.Jarak baja dari cetakan
harus dijaga dengan balok, hanger, atau penyangga lainnya yang disetujui.
Balok mortar precast tidak boleh digunakan untuk menahan unit dari kontak
dengan cetakan, dan akan diijinkan hanya bila bentuk dengan cetakan
sekecil-kecilnya, juga tidak diperbolehkan menggunakan balok kayu.
(d) Penuangan.
Beton harus dituang sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi
ini.
(e) Finishing untuk Beton
Setelah penuangan beton, permukaan atas yang tampak harus segera ditempa
mengikuti cetakannya dan difinishing dengan alat penggosok/pelepa kayu
setelah pelepaan selesai.Semua unit beton harus diperiksa menggunakan alat
mal datar untuk memastikan ada tidaknya daerah yang cembung.
(f) Perawatan Beton
Pengawetan/perawatan harus segera dilakukan setelah pekerjaan finishing,
dan harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01 dan/atau S10.03 dari Spesifikasi
ini.Perawatan dengan air harus dilakukan sekurang-kurangnya sampai 9 hari.
(g) Membongkar Cetakan
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum sekurang-kurangnya 24 jam sejak
selesai pekerjaan finishing pada beton.
(h) Finishing Untuk Permukaan
Segera setelah pembongkaran cetakan, kecuali bila ditentukan lain dari
Konsultan Pengawas, permukaan unit beton harus difinishing gosok sesuai
dengan ketentuan Pasal S10.01 Spesifikasi ini.
(i) Penyimpanan Unit
Unit beton tidak boleh dipindahkan dulu sebelum beton mencapai sekurang-
kurangnya 70% kekuatan tekan minimum yang telah ditentukan.Unit harus
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak berhubungan dengan tanah. Unit
beton boleh ditumpuk dengan syarat hanya sampai dua tumpukan dan tidak
bersentuhan satu sama lain.

S12.10(4) Pemasangan
(a) Peralatan
Unit beton harus diangkat dengan dua tumpuan (double slung) memakai
kerekan dengan kapasitas cukup untuk mengangkat dan meletakkannya
secara tepat dan mudah. Peralatan pengangkatan jangan sampai merusak
atau membuat cacat pada beton.
(b) Pembuatan Alas
Alas grout semen harus dihamparkan dengan ketebalan sesuai dengan
Gambar. Penghamparan grout tidak boleh terlalu lama sebelum peletakan

SU12 - 28
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

beton, karena grout akan menjadi kenyal pada waktu beton diletakkan.
Grout yang melimpah di luar concrete barrier harus dibuang.
(c) Alinemen
Unit concrete barrier harus dipasang sesuai garis alinemennya dan dengan
bentuk lengkungan yang baik.
(d) Railing
Railing harus dipasang menurut ketentuan Pasal S10.09, dari Spesifikasi ini.

S12.10(5) Metode Pengukuran


Jumlah yang diukur untuk dibayar adalah jumlah meter panjang komponen beton
precast dan railing logam yang terpasang di tempat yang telah diselesaikan dan
disetujui. Unit-unit tertentu yang memakai ukuran non-standar akan diukur
menurut panjangnya.
Blok transisi, lean concrete dan beton pengisi antara concrete barrier dan kerb
tidak akan diukur untuk dibayar, melainkan merupakan kewajiban subsider
Kontraktor berdasarkan Pasal ini.

S12.10(6) Dasar Pembayaran


Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak untuk Mata Pembayaran di bawah ini. Harga dan pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemakaian serta penempatan
semua material, termasuk peralatan dan kebutuhan insidental yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.10 (1) Concrete Barrier, tipe – A meter


12.10 (1)a Concrete Barrier, tipe – A Double Face meter
12.10 (1)b Concrete Barrier, tipe – B Single Face meter
12.10 (2) Moveble Concrete Barier (MCB) New Jersy Buah

SU12 - 29
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.11 KERB BETON (CONCRETE CURB)


S12.11(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pembuatan kerb beton dengan berbagai bentuk dan pada
lokasi sesuai Gambar atau instruksi Satuan Tugas.

S12.11(2) Material
Kerb beton dapat berupa beton precast atau beton cast-in-place. Beton untuk
kerb precast atau kerb bertulang harus beton kelas B, untuk kerb tidak bertulang
harus kelas D dan pondasi atau base harus memakai beton kelas E atau sesuai
ketentuan pada Gambar. Semua beton harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01
dari Spesifikasi ini.
Filler sambungan ekspansi untuk sambungan kerb harus terdiri dari bitumen
(bituminous) sesuai dengan ketentuan AASHTO M.33.

S12.11(3) PelaksanaanPekerjaan
Ketentuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Pasal S10.01 untuk struktur
beton.Jarak sambungan maksimum adalah 10 m. Sebelum pengecoran bagian
kerb yang terlihat, garis-garis dan kerataan harus diperiksa Satuan Tugas.Setiap
pertemuan antara pondasi beton dan beton kelas D harus dikerjakan sebagai
sambungan konstruksi sesuai dengan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini.
Bila pada persimpangan jalan masuk atau untuk alasan lain, dimana pada Gambar
menunjukkan bagian transisi kerb, atau Satuan Tugas memerintahkannya,
Kontraktor harus menyediakan kerb beton yang telah dimodifikasi seperlunya.
Kerb precast harus dicor pada cetakan logam yang cukup keras sehingga kerb
tidak bisa berubah bentuk. Kerb precast harus dibongkar dari cetakan secepatnya
dan harus tetap basah selama sekurang-kurangnya 7 hari. Selama jangka waktu
ini beton harus terlindung dari angin dan sinar matahari.Beton kerb yang retak,
lembek atau rusak pada tepiannya atau permukaannya harus tidak diterima.
Kerb harus diangkat, diangkut dan diletakkan dengan hati-hati agar tidak
rusak.Kerb yang rusak, retak atau cacat selama peletakan harus ditolak.
Mortar untuk alas dan sambungan untuk kerb precast harus memenuhi ketentuan
Pasal S12.03.
Panjang setiap kerb precast (satu buah) tidak boleh lebih dari 80 cm. Untuk
radius lengkung kurang dari 5 m harus dibuat kerb dengan ukuran khusus.
Konstruksi atau pekerjaan kerb harus dikerjakan menurut toleransi yang
ditentukan dalam Spesifikasi Khusus.
Bila kerb telah selesai, Kontraktor harus melakukan pengurugan dan
merapikannya sesuai petunjuk Satuan Tugas.

S12.11(4) MetodaPengukuran
Kerb beton dengan tipe seperti pada Gambar harus diukur menurut meter panjang
muka kerb.

SU12 - 30
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Untuk kerb yang dibuat pada lengkungan, tidak ada pembayaran tambahan.
Tidak ada pengurangan panjang untuk struktur drainase yang dipasang pada
daerah kerb, tetapi pembayaran untuk struktur tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan struktur sesuai standar yang sama dan memenuhi
toleransi seperti kerb di dekatnya dan untk pembuatan sambungan ekspansi
antara unit-unit dan kerb di dekatnya.
Kerb beton bertulang yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari struktur non-
drainase harus tidak diukur dan dibayarkan menurut Pasal ini, tetapi harus
ditentukan sesuai ketentuan Bab 10 dari Spesifikasi ini.

S12.11(5) DasarPembayaran
Jumlah pekerjaan kerb beton yang diukur secara tersebut di atas, harus dibayar
menurut Harga Satuan Kontrak, per meter panjang kerb yang sudah selesai di
tempat. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk
pekerjaan kerb sesuai ketentuan pada Gambar, termasuk penggalian, base
pondasi, material sambungan ekspansi, mortar untuk alas dan penyambungan
kerb precast, urugan dan pembuangan kelebihan material dan seluruh material,
tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

No. dan Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.11 (1) Kerb Beton, Tipe A meter panjang


12.11 (2) Kerb Beton, Tipe B buah
12.11 (1) Kerb Beton, Tipe C meter panjang
12.11 (2) Kerb Beton, Tipe D meter panjang

SU12 - 31
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.12 PAGAR ROW


S12.12(1) Uraian
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan semua bahan untuk pagar, penyiapan
jalur dimana pagar ini akan dibuat, serta pengerjaannya di tempat yang sesuai
dengan yang tertera di dalam Gambar Rencana.

S12.12(2) Material
Pagar ROW berupa pagar panel beton pracetak atau pagar lipat Galvanis (BRC).
Bahan/material yang digunakan untuk pagar panel beton adalah sebagai berikut :
- Pondasi : Beton kelas C
- Kolom : Beton pracetak kelas C dengan penulangan sesuai Gambar.
- Panel/Plat Beton : Beton pracetak kelas C dengan penulangan sesuai Gambar.
- Besi Siku : L-40-40
- Kawat Duri :

Bahan/material yang digunakan untuk pagar BRC adalah sebagai berikut :


- Pondasi : Beton kelas D
- Tiang Pagar : Pipa HotDip Galvanis dia 2”, termasuk U-clip,tutup tiang,
Mur+baut dimatikan dengan laslistrik sesuai Gambar.
- Pagar / Kawat : Galvanis dia 7.0 mm sesuai Gambar.

Ketentuan-ketentuan lain yang belum ditentukan dalam Spesifikasi ini harus


merujuk pada Gambar Rencana.

S12.12(3) Pelaksanaan
(a) Penyiapan tempat pagar yang akan dibuat harus dilakukan dengan teliti,
dengan mengukur secara benar terhadap jalan dan terhadap bangunan sesuai
dengan Gambar.
(b) Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diharuskan membuat 'Shop
Drawing' untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
(c) Kesalahan yang kelak mungkin terjadi setelah pagar ini terlanjur terpasang dan
Kontraktor tidak dapat membuktikan telah adanya persetujuan dari Satuan
Tugas/Konsultan Pengawas akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
(d) Pengerjaan pagar ini, satu dan lain hal sesuai dengan pasal pekerjaan besi
dan pasal pekerjaan beton Spesifikasi ini.
(e) Pekerjaan pengelasan dan pengecatan harus sesuai dengan pasal-pasal terkait
dalam Spesifikasi ini.

S12.12(4) MetodaPengukuran
Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah meter panjang pagar ROW (panel
beton) atau BRC yang diukur menurut garis keliling sesuai Gambar, yang sudah
terpasang (selesai) dan disetujui oleh Satuan Tugas dan atau Konsultan
Pengawas. Dalam menghitung volume untuk pembayaran, ukuran yang
digunakan adalah sesuai dengan Gambar atau perintah Konsultan Pengawas.

SU12 - 32
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.12(5) Dasar Pembayaran

Jumlah yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran di bawah ini. Harga dan
pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan material yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam
Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.12(1) Pagar ROW, Tipe 1 (Panel Beton) h = 200 cm meter panjang


12.12(2) Pagar Halaman Pas.batu bata+pipa besi Ø 1,5" meter panjang
12.12(3) Pas. Pintu Dorong Besi pipa Ø 1,5" meter panjang
12.12(4) Pagar ROW, Tipe 2 (BRC) meter panjang

S12.13 PASANGAN BATU KOSONG (BLINDING STONE)


S12.13 (1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup pemasangan material batu yang disetujui, pada pondasi
dari struktur dan dilaksanakan sesuai yang tertera dalam Gambar atau instruksi
dari Konsultan Pengawas.

S12.13 (2) Material


Komponen utama pasangan batu kosong (blinding stone) haruslah batu kali atau
batu pecah yang seragam, dengan ukuran maksimal sesuai dengan ketebalan
blinding stone sebagaimana tampak pada Gambar.Tinggi minimal batu harus 7 cm.
Batu harus ditempatkan dan diatur secara rapat dengan tangan kemudian ditumbuk
dengan mesin penumbuk (mechanical hammer).Batu pecah yang lebih kecil
dengan ukuran minimum 3 mm harus dihamparkan di antara batu-batu yang lebih
besar sebagaimana tampak pada gambar atau sesuai dengan instruksi Konsultan
Pengawas.Permukaan yang telah diselesaikan itu harus dipadatkan dengan mesin
penumbuk atau vibrating hammer, sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Kontraktor dapat mengusulkan alternatif untuk proses tersebut di atas, dengan
menggunakan batu pecah dengan ukuran maksimal kurang dari 5 cm dan
ketebalan maksimal penghamparan tergantung pada cara pemadatannya dan
kesesuaiannya dengan areal pekerjaan yang ada. Setiap alternatif harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.

S12.13 (3) Metoda Pengukuran


Pasangan Batu Kosong (Blinding stone) tidak harus diukur untuk pembayaran
pada suatu mata pembayaran bila dasar pembayaran menyatakan bahwa
pekerjaan tersebut telah tercakup pada mata pembayaran itu.
Volume pasangan batu kosong (blinding stone)akan diukur dan dibayar menurut
jumlah meter kubik batu yang selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan dan

SU12 - 33
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

dihitung dengan menggunakan ukuran sebagaimana tampak pada Gambar atau


menurut instruksi Konsultan Pengawas.
S12.13 (4) Dasar Pembayaran
Jumlah pasangan batu kosong (blinding stone) yang diukur sebagaimana
ditentukan diatas akan dibayar sesuai Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk
jenis pembayaran yang terdaftar dibawah ini. Harga dan pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh untuk pekerjaan pada Pasal ini, meliputi
penyediaan, pengangkutan, penempatan dan pemadatan material.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.13 (1) Pekerjaan Lantai Kerja


adukan. 1 PC : 3Psr : 5Krkl t = 5 cm meter kubik
12.13 (2) Pasangan Batu Kosong (Blinding Stone) meter kubik

S12.14 PENAMBALAN (PATCHING)


S12.14.1 UMUM
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan penyiapan tenaga, peralatan, material,
pembongkaran permukaan jalan, pembuangan, pembersihan, tack-coating,
pengisian lubang, pemadatan sesuai ketentuan atau petunjuk Konsultan
Pengawas/Satuan Tugas.
Pekerjaan Penambalan (Patching) diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis Pekerjaan,
yaitu :
1. Patching Tipe 1 : Patching Permanen
2. Patching Tipe 2 : Patching Sementara (Sapu Lubang)
3. Patching Tipe 3 : Patching dengan material expantion joint aspal atau
material sealant atau material lainnya atas petunjuk
Konsultan Pengawas/Satuan Tugas. Dapat digunakan pada
permukaan jalan yang rusak akibat refleksi dummy joint
atau jenis kerusakan lainnya atas petunjuk Konsultan
Pengawas/ Satuan Tugas.

S12.14.2 MATERIAL & PERALATAN


a. Material Lapis Perekat (tack coat)
Material Lapis Perekat (tack coat) menggunakan material sebagaimana
dijelaskan pada pasal yang mengatur tentang pekerjaan Lapis Perekat (tack
coat)
b. Material Pengisi
Untuk pengisi menggunakan material aspal beton sebagaimana dijelaskan pada
pasal pekerjaan Perkerasan

c. Peralatan

SU12 - 34
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Kontraktor harus menyediakan peralatan yang dapat digunakan untuk


pelaksanaan pekerjaan penambalan dan umum digunakan untuk pekerjaan
tersebut yang dapat meliputi :
• Peralatan pemotong batas bongkaran (asphalt concrete saw cutter),
• Peralatan untuk membongkar/mengupas permukaan jalan (breaker/jack
hammer),
• Peralatan untuk membersihkan permukaan hasil bongkaran (compressor),
• Peralatan untuk pengeringan permukaan hasil bongkaran (dryer),
• Peralatan untuk penyemprotan/pelaburan tack-coat (asphalt sprayer, kuas
yang lebar),
• Peralatan untuk meratakan aspal pengisi,
• Peralatan untuk memadatkan aspal pengisi (stamper, baby roller, roller),
• Peralatan bantu (straightedge, sapu lidi, pengki dll)

S12.14.2 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Pembongkaran dan Pembersihan
Lokasi permukaan jalan yang akan dibongkar harus ditandai dan dicatat
dimensi lebar dan panjangnya dengan ketentuan sbb :
• untuk retak buaya (crocodile crack) minimum 100 cm di luar retak/lubang;
• untuk retak tunggal (single crack) minimum 50 cm di luar retak/lubang;
• untuk retak permukaan minimum 30 cm di luar retak/lubang.
Pembongkaran harus dilakukan hingga lapisan yang rusak/lemah
terangkat/terbongkar dan harus dilakukan sedemikian sehingga tidak
memperlemah struktur yang masih baik. Pemotongan harus tegak lurus dan
tapak pemotongan harus bersegi-segi, sejajar dan tegak lurus sumbu jalan
(center line).
Kerusakan berulang dan atau kerusakan yang terjadi 1 m di sekitar tambalan
pertama dalam kurun waktu sampai berakhirnya Kontrak tidak akan dibayar.

2. Tack Coating
Permukaan hasil pembongkaran setelah dibersihkan, selanjutnya dikeringkan
bila perlu dengan peralatan pemanas (dryer) sampai dengan permukaan terlihat
kering.Selanjutnya aspal lapis perekat (tack-coat) dilaburkan pada permukaan
tersebut termasuk bidang tegak pemotongannya.

3. Pengisian dan Pemadatan


Bila kondisi tack-coat sudah setting dan kering, material pengisi harus segera
dihamparkan dan dipadatkan. Pengisian dan pemadatan harus dilakukan
sedemikian sehingga permukaan yang diperbaiki tersebut mempunyai kerataan
yang sama dengan permukaan jalan di sekitarnya.
Temperatur material pengisi harus cukup panas (120 0C – 135 0C).Bila
temperatur tidak mencukupi, maka material pengisi dapat dipanasi, dan
pemanasan tidak boleh langsung kepada material pengisi, tetapi harus melalui
media (bak penggorengan, atau peralatan sejenis, dll).

SU12 - 35
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

Pemadatan harus menggunakan Baby Roller.


Tidak dibenarkan meninggalkan lapangan dalam kondisi lubang yang belum
tertutup, karena akan menjadi potensi terjadinya kecelakaan.

4. Penambalan Sementara
Bila keadaan tidak memungkinkan untuk melaksanakan penambalan secara
permanen karena cuaca atau waktu kerja, maka penambalan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas dapat dilakukan dengan pengisian bahan secara sementara
yang untuk selanjutnya dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) minggu harus
ditindaklanjuti dengan penambalan permanen.

5. Marka Jalan
Bila lokasi perbaikan permukaan berada di atas marka jalan dan menyebabkan
marka jalan terpotong, maka Kontraktor wajib melakukan pengecatan kembali
marka jalan yang terpotong tersebut. Pelaksanaan pengecatan dilaksanakan
setelah aspal setting.

S12.14.3 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN


Jumlahhasil pekerjaan yang dihitung dalam pembayaran adalah jumlah volume
yang merupakan luas dikali tebal padat permukaan jalan yang diperbaiki yang telah
disetujui/diterima baik oleh Konsultan Pengawas.

S12.14.4 DASAR PEMBAYARAN


Jumlah yang didapat dari pengukuran hasil pekerjaan akan dibayar sesuai harga
satuan menurut mata pembiayaan sebagaimana tersebut dalam kontrak (Daftar
Kuantitas dan Harga).
Harga dan pembayaran merupakan konpensasi penuh untuk penyediaan tenaga,
peralatan, material permanen, pembongkaran/pengupasan, pembersihan,
pembuangan, tack-coat, pengisian aspal, perlindungan serta biaya lainnya yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebaik-baiknya.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.14.1 Patching Type 1 (Permanen) meter persegi


12.14.2 Patching Type 2 (Sementara) meter persegi
12.14.3 Patching Tipe 3 (Asphaltic Plug) meter persegi

SU12 - 36
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.15 PEKERJAAN LANTAI PAVING BLOCK

(a) Lingkup Pekerjaan


i) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pekerjaan ini, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
ii) Pekerjaan lapisan concrete block ini dipasang sebagai lapisan finishing
pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam Gambar atau
sesuai Petunjuk Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas.

(b) Persyaratan Bahan


i) Bahan concrete block/paving block dari produk yang bermutu baik ex
Conblock Indonesia atau dari produk yang setara dan disetujui oleh
Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas.
ii) Bahan harus memenuhi ketentuan dari Australian Standard for Metric
Concrete Building Block, AS 1500 - 1974, dengan berat jenis 2200
kg/m3, dengan kuat tekan karakteristik interblock = 450 kg/cm2.
Kadar semen minimum 300 kg/m3. Ukuran agregat maksimum = 13 mm.
iii) Type sesuai dengan ketentuan Gambar, dengan ukuran 21x10,5x10 cm
(panjang x lebar x tebal) dengan bentuk dan warna yang disetujui oleh
Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas, dan dipasang sebagai lapisan
finishing pada seluruh detail yang ditunjukkan dalam Gambar.
iv) Lapisan dibawah Paving Block merupakan lapisan pasir ekstra beton
tebal 5 cm, bermutu baik, warna kehitam-hitaman, bebas lumpur, serta
telah dipadatkan, sesuai spesifikasi terdahulu.

(c) Syarat-syarat pelaksanaan


i) Lapisan paving block dipasang di atas lapisan pasir batu yang telah
dipadatkan.
ii) Jarak pemasangan block yang satu terhadap yang lain dibuat 0,5 cm atau
sesuai dengan yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, selanjutnya naat
atau sela-sela tersebut diisi dengan pasir beton yang diayak dengan mata
ayakan maksimum 1 mm.
iii) Setelah paving block terpasang dengan teratur, seluruh permukaannya
diratakan dengan menggunakan mesin penggilas kapasitas 1 ton atau
sesuai dengan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini.
iv) Tidak diperkenankan memasang bahan paving block yang patah, retak
atau yang ada cacat-catat lain.
v) Hasil pemasangan harus cermat, teratur, tidak bergelombang pada
permukaan lapisan paving block serta tidak terjadi genangan air.
vi) Pasangan lapisan paving block menurut jenisnya, disesuaikan dengan
detail-detail Gambar untuk itu, dalam arti jenis ukuran dan jenis
warnanya.

SU12 - 37
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

vii) Bahan dari mutu terbaik, tanpa cacat/retak/rengat pada permukaannya.


Hasil pemasangan harus rata dengan kelandaian/kemiringan sesuai yang
disyaratkan/ditentukan dalam detail Gambar.

S12.15 (1) Metoda Pengukuran


Pasangan Paving Block tidak harus diukur untuk pembayaran pada suatu mata
pembayaran bila dasar pembayaran menyatakan bahwa pekerjaan tersebut telah
tercakup pada mata pembayaran itu.
Volume pasangan paving blockakan diukur dan dibayar menurut jumlah meter
persegipaving block yang selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan dan
dihitung dengan menggunakan ukuran sebagaimana tampak pada Gambar atau
menurut instruksi Konsultan Pengawas.
S12.15 (2) Dasar Pembayaran
Jumlah pasangan paving block yang diukur sebagaimana ditentukan diatas akan
dibayar sesuai Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk jenis pembayaran
yang terdaftar dibawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi
penuh untuk pekerjaan pada Pasal ini, meliputi penyediaan, pengangkutan,
penempatan dan pemadatan material.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

12.15 Pekerjaan Paving Block meter persegi

SU12 - 38
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

S12.16 PEKERJAAN GROUTING RETAKAN SAMBUNGAN PERKERASAN


BETON DENGAN CARA SUNTIKAN BAHAN PEREKAT

a. Uraian
Perbaikan retak pada pelat beton lantai jembatan dengan cara penyuntikan
bahan perekat ini adalah suatu cara perbaikan retak beton yang retakannya
berkisar antara 0.04 mm sampai dengan 2.00 mm menjadi satu kesatuan
kembali, sehingga retak beton tidak bertambah parah dan beton dapat
berfungsi kembali sebgaimana mestinya.
Pekerjaan ini meliputi penyuntikan bahan perekat kedalam retakan yang ada
sampai terisi penuh.
Jenis pekerjaan perbaikan retak ini dapat dilaksanakan apabila kondisi beton
struktur yang akan diperbaiki sesuai dengan persyaratan dibawah ini :
- Lebar retak beton yang ada pada struktur beton tidak lebih dari 2.00 mm.
- Mutu beton yang ada tidak boleh kurang dari K – 175.
- Bagian struktur beton yang akan diperbaiki belum mengalami kebocoran
atau belum ada rembesan air dari bagian atas.

Jenis bahan perekat, bahan penutup/seal dan injector/alat penyuntik yang


digunakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Kuasa
Bangunan atau telah mendapat rekomendasi dari balai penelitian
independent melalui hasil penelitian/pengujian bahan epoxy resin dan bahan
penutup/seal atau sesuai persyaratan tersebut dibawah ini.

S12.16 (1) Material


1. Bahan Perekat (grout) Epoxy Resin
Bahan perekat ini harus mempunyai daya penetrasi sedemikian rupa
sehingga dapat mengisi celah retak pada sambungan perkerasan beton,
dengan gaya gravitasi, dan atau dengan injeksi bertekanan dengan alat
penyuntik/nepel.
Tidak menyusut setelah mengeras, sehingga bahan perekat harus
merupakan jenis “epoxy” murni tanpa bahan pelarut apapun yang dapat
mengakibatkan penyusutan bahan.
Bahan perekat harus tahan terhadap air hujan, air laut dan bahan kimia
lainnya seperti karbon monoxide atau H2SO4 dan sebagainya.
Jenis cairan bahan perekat harus memenuhi persyaratan untuk melekatkan
struktur beton akibat retakan atau memenuhi persyaratan AASHTO M235,
A.S.T.M atau JIS sebagai berikut :
Berat Jenis (Specific (A.S.T.M C - 881-78) 1.08 kg/liter
Gravity)
Viscosity (A.S.T.M C - 881-78) 180 ± 25 cps
Kekuatan leleh tekan (A.S.T.M D - 695) 620 Kg/cm2
(Comprressive yeald
strength)
Modulus Elastisitas (A.S.T.M C - 881-78) 10.600 Kg/cm2
(Compressive elastic
SU12 - 39
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

coefficient)
Kekuatan Tarik (A.S.T.M D - 638) 270 Kg/cm2
(Tensile strength)
Kekuatan lentur (Flexural (A.S.T.M D - 790) 400 Kg/cm2
strength)

2. Bahan Penutup (seal)


Bahan penutup ini digunakan untuk menutup bagian luar celah retak agar
bahan perekat tidak mengalir keluar.
Bahan penutup ini harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
Berat Jenis (Specific Gravity) (A.S.T.M C - 881-78) 1.70 kg/liter
Kekuatan lentur (Flexural strength) (A.S.T.M D - 790) 320 Kg/cm2
Tegangan leleh tekan (A.S.T.M D - 695) 505 Kg/cm
(Comprressive yeald strength)
Modulus Elastisitas (A.S.T.M C - 881-78) 43.000 Kg/cm2
(Compressive young’s modulud)
Kekuatan Tarik (A.S.T.M D - 638) 130 Kg/cm2
(Tensile strength)
Kekuatan Kejut (JIS K 7111) 14.5 Kg/ cm2
(Impact strength)
Kekuatan Geser Tarik (JIS K 6850) 110 Kg/ cm2
(Tensile shearing strength)

3. Alat Penyuntik (injector)


Alat penyuntik adalah alat yang digunakan untuk memasukan cairan
bahan perekat/epoxy resin masuk kedalam celah retakan sampai kebagian
retak yang paling kecil dengan tekanan rendah (low pressure).
Alat penyuntik tersebut harus terdiri atas 4 (empat) bagian yang terpisah
yaitu :
a. Pompa bertekanan rendah (low pressure), dengan tekanan antara 1 –
12 psi, yang terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
- Tabung dispenser, sebagai tempat bahan perekat/epoxy yang sudah
di campurkan antar komponen A dan B.
- Pengatur tekanan, yang berfungsi untuk mengatur tekanan udara
dari compressor yang dapat disetel sesuai keinginan yaitu antara 1
s/d 12 psi.
- Selang yang terbuat dari plastik Ø 6 mm berfungsi untuk
mengalirkan cairan bahan perekat/epoxy resin dari tabung dispenser
ke injector-injector/naple-naple yang sudah terpasang pada retakan
beton.
b. Injector/naple, yang terbuat dari bahan plastis dengan permukaan yang
bergerigi, tujuannya adalah agar dapat merekat dengan baik pada
permukaan beton yang direkatkan dengan bahan penutup/seal.

SU12 - 40
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

c. T-sambung, yang berguna sebagai alat penyambung injector/naple


dengan selang plastik Ø 6 mm dan dihubungkan dengan injector/naple
lainnya.
d. Selang plastik Ø 6 mm untuk merangkaikan injector/naple menjadi
satu rangkaian.
Alat penyuntik tersebut harus dapat menghasilkan tekanan sebesar 3 – 3,5
kg/cm2 secara terus menerus selama proses perekatan berlangsung, dan
jenis alat penyuntik tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas/Satuan Tugas sebelum
dipergunakan.

S12.16 (1) Peralatan


Peralatan yang digunakan untuk untuk mengerjakan pekerjaan perbaikan retak
dengan cara suntikan minimal terdiri dari; genset, compressor, mesin gurinda,
sikat kawat, kape dan peralatan bantu lainnya.
Genset : Alat untuk pembangkit tenaga listrik peralatan bantu kerja dan
penerangan dilokasi pekerjaan.
Compressor lengkap : Alat ini dengan tekanan tertentu berfungsi sebagai alat
untuk menghantarkan tekanan udara ke tabung pemompa cairan bahan perekat
melalui selang ke injector/naple masuk kedalam retakan beton.
Mesin gurinda, sikat kawat, palu dan pahat beton : Alat yang digunakan untuk
membersihkan kotoran-kotoran dan bekas beton yang tidak sempurna dan
kotoran lainnya.
Kape : Alat ini digunakan untuk memasang bahan penutup/seal pada setiap
retakan yang sudah ditandai dengan jelas agar cairan bahan perekat tidak
bocor/keluar.

S12.16 (3) Pelaksanaan


Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi beberapa tahapan yang harus diikuti oleh
pelaksanan, yaitu sebagai berikut :
a. Pembersihan
Permukaan yang akan diperbaiki/dikerjakan harus dibersihkan dahulu
dengan mesin gurinda atau sikat kawat sehingga bebas dari kotoran-
kotoran atau bekas beton yang tidak sempurna ketika dilakukan pengecoran
dan terlihat dengan jelas bagian-bagian permukaan yang mengalami
keretakan, pada daerah selebar ± 5 cm sepanjang retakan yang terjadi.
Permukaan beton harus bebas dan bersih terhadap minyak, oli dan
sejenisnya.
b. Pemasangan Alat Penyuntik
Permukaan alat penyuntik/injector yang bergerigi harus dilekatkan
sedemikian rupa tepat ditengah permukaan retakan (lubang injector/naple
dimasukan stik dan ditempelkan langsung kepermukaan retak) dengan

SU12 - 41
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Umum SFO dan Marka SFO

menggunakan bahan penutup (seal) sehingga bahan cairan perekat dapat


masuk tepat kedalam retakan sesuai dengan yang disyaratkan.
Jarak antara alat penyuntik tergantung dari lebar dan dalamnya retakan,
sehingga jumlah alat penyuntik tersebut seefisien mungkin dan jumlah
serta lokasi alat penyuntik ini harus disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas/Pemberi Kerja/Satuan Tugas.
c. Penutup Retakan
Setelah dilakukan pembersihan seperti yang disyaratkan pada huruf d
(pelaksanaan no. 1) tersebut diatas, kemudian sepanjang jalur retakan yang
ada ditutup dengan menggunakan bahan penutup (seal) selebar ± 50 mm
dan tebal ± 3 mm. Setelah jalur retakan tertutup semua dengan bahan,
tunggu sampai bahan penutup mengeras, sesuai dengan persetujuan
Konsultan Pengawas/Pemberi Kerja/Satuan Tugas.
Selanjutnya setelah bahan penutup tersebut mengeras maka dapat
dilanjutkan penginjeksian cairan perekat kedalam retakan beton.
S12.16 (4) Pengukuran Hasil Pekerjaan
Hasil pekerjaan akan diperhitungkan menurut kwantitas jumlah berat dalam kg
untuk cairan bahan perekat dan bahan penutup (seal) serta jumlah buah
untuk alat penyuntik (injector) yang terpasang dan selesai dikerjakan serta
diterima dengan baik/disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Kuasa
Bangunan/Satuan Tugas.
Apabila diperintahkan adanya perbaikan oleh Konsultan/Kuasa Bangunan/
Satuan Tugas akibat dari pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka kuantitas
yang diukur adalah kuantitas yang diterima oleh Konsultan Pengawas dan
Kuasa Bangunan/Satuan Tugas.
S12.16 (1) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditetapkan sebagaimana dijelaskan diatas akan dibayar
berdasarkan harga satuan untuk setiap mata pembiayaan yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi
untuk pengadaan dan pemakaian seluruh material termasuk buruh, peralatan
dan perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sempurna dan diterima/disetujui oleh Konsultan Pengawas/Kuasa
Bangunan/Satuan Tugas.

Nomor mata Uraian Satuan


pembayaran
12.1(1) Alat Penyuntik (injector/naple) lengkap Buah
12.1(2) Bahan Penutup (seal) Kg
12.1(3) Cairan Bahan Perekat (epoxy resin) Kg
12.1(4) Pekerjaan Injeksi Cairan Perekat (Epoxy Resin) Kg
Retakan Beton, Epoxy Setara : Sikadur 752 (A/B)

SU12 - 42
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA
PT JASAMARGA TOLLROAD MAINTENANCE

STANDAR DOKUMEN PENGADAAN


Tender Umum dengan Pra Kualifikasi

BUKU V
SPESIFIKASI KHUSUS

JASA PEMBORONGAN
PEKERJAAN PEMELIHARAAN PERIODIK (SCRAPPING
FILLING OVERLAY), DAN MARKA SFO PADA RUAS
JALAN TOL JAKARTA-BOGOR-CIAWI
TAHUN 2022

Sumber Pendanaan
RKAP PT JASAMARGA TOLLROAD MAINTENANCE
TAHUN 2022
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

SPESIFIKASI KHUSUS

BAB 1
PEKERJAAN UMUM

I.1 PENJELASAN UMUM

1.1.1. Maksud dan Tujuan Pekerjaan Pemeliharaan Periodik dan Rekonstruksi :


a. Maksud dan tujuan pekerjaan rekonstruksi adalan memperbaiki kerusakan
perkerasan jalan ada sehingga perkerasan jalan menjadi baik dan memenuhi
standar kenyamanan dan keamanan jalan tol dengan mengacu pada Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Operasional Jalan Tol yang ditentukan Pemerintah.
b. Kontraktor harus memahami tentang maksud dan tujuan pekerjaan yang
dimaksud dalam pekerjaan pemeliharaan periodik dan rekonstruksi secara
detail, mengenai teknis, metode kerja, kualitas material bahan, bahan olahan
dan bahan jadi serta mutu hasil akhir, sehingga hasil akhir dari pekerjaan
pemeliharaan periodik dan rekonstruksi yang dilakukan oleh kontraktor harus
dapat memberikan kenyamanan, keamanan dan kelancaran lalu-lintas sesuai
peraturan yang ada.

1.1.2. Penjelasan Khusus Cara Pembayaran :

URAIAN
NO. MATA
PEMBAYARAN PENJELASAN
PEMBAYARAN
PEKERJAAN
1.19 Pemeliharaan dan Diperhitungkan untuk Pengamanan dan
Perlindungan Lalu Pengaturan Lalu-lintas selama
Lintas pekerjaan untuk survai, rekonstruksi
bahu jalan, penempatan material,
peralatan diseluruh ruas jalan tol
Jagorawi, kecuali untuk pekerjaan
Rekonstruksi pada lajur, patching,
marka dan lain nya yang diatur dalam
pasal lain.
SK1.03 (1) Pergerakan Pergerakan peralatan Tipe B, untuk
Peralatan Tipe B pekerjaan pengaspalan, penghamparan
(Pengaspalan) Lapis Perkerasan Aspal Panas yang
memerlukan peralatan antara lain:
1. Paver Finisher,
2. Tandem Roller, harus tersedia
minimal 2 Tandem Roller sebagai
berikut:
a. untuk pemadatan awal (kap 8-
10 ton)
b. pemadatan akhir (kap 10-12
ton),
3. Tire Roller (kap 12-16 ton), dengan
ketentuan:
a. untuk panjang lajur

SK - 1
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

pengaspalan ≤ 250 m minimal 2


Tire Roller
b. untuk panjang lajur
pengaspalan > 250 m minimal 3
Tire Roller
c. untuk lokasi pengaspalan pada
Lajur 4+Bahu Dalam, minimal
4 Tire Roller
yang harus dilakukan dengan Trailler
dari lokasi di Base Camp luar Jalan Tol
ke lokasi pekerjaan pada jalan tol,
dimana peralatan tersebut tidak
diizinkan diparkir/ disimpan di dekat
lokasi pekerjaan yang memungkinkan
pergerakan peralatan tersebut sendiri.
SK1.03 (2) Pergerakan Pergerakan peralatan Tipe A, untuk
Peralatan Tipe A pekerjaan pembongkaran perkerasan
(Bongkar & beton dan atau perkerasan aspal yang
Scrapping memerlukan peralatan antara lain
Perkerasan) Excavator Jack Hammer, Cold Milling/
Road Cutter, Power Broom dan
compressor (minimal 2 compressor)
yang harus dilakukan dengan Trailler
dari lokasi di Base Camp luar Jalan Tol
ke lokasi pekerjaan pada jalan tol,
dimana peralatan tersebut tidak
diijinkan diparkir/ disimpan di dekat
lokasi pekerjaan yang memungkinkan
pergerakan peralatan tersebut sendiri.
SK1.03 (3) Pergerakan Pergerakan peralatan Tipe C, untuk
Peralatan Tipe C pekerjaan pembongkaran perkerasan
(Joint, Patching, beton dan atau perkerasan aspal,
Marka) pekerjaan patching, pekerjaan
peralatan marka yang memerlukan
peralatan seperti Compressor, Genset,
Mini Tandem Roller yang mobilisasi
setiap pekerjaan harus dilakukan
dengan ditarik dengan Truck dari
lokasi di Base Camp luar Jalan Tol ke
lokasi pekerjaan pada jalan tol, dimana
peralatan tersebut tidak diijinkan
diparkir/ disimpan di dekat lokasi
pekerjaan yang memungkinkan
pergerakan peralatan tersebut sendiri.
SK1.02 (1) Pengamanan Dan Dapat diterapkan terutama untuk
Pengaturan Lalu pelaksanaan pekerjaan rekonstruksi
Lintas, Tipe A dan pembongkaran perkerasan jalan
beton/ aspal, scraping-filing & overlay
yang dilakukan pada lajur lalu-lintas,
dimana penganturan harus

SK - 2
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

dilaksanakan dalam jangka waktu


tertentu yang melebihi 12 jam.
Untuk pekerjaan rekonstruksi
perkerasan, perhiungan Pengamanan
dan Pengaturan Lalu Lintas adalah
sebagai berikut:
1. untuk beton setting 28 hari,
dengan total pengerjaan
rekonstruksi selama 33 hari,
perhitungan ditentukan untuk
setiap 1 km panjang lajur adalah 1
tim hari, dan tidak boleh melebihi
33 tim hari;
2. untuk beton rapid setting non
shrink umur 7 hari, dengan total
pengerjaan rekonstruksi selama 12
hari, perhitungan ditentukan untuk
setiap 500 m panjang lajur adalah
1 tim hari, dan tidak boleh
melebihi 12 tim hari;
3. untuk beton rapid setting non
shrink umur 3 hari, dengan total
pengerjaan rekonstruksi selama 8
hari, perhitungan ditentukan untuk
setiap 250 m panjang lajur adalah
1 tim hari, dan tidak boleh
melebihi 8 tim hari.
SK1.02 (2) Pengamanan Dan Dapat diterapkan terutama untuk
Pengaturan Lalu pekerjaan penambalan (patching),
Lintas, Tipe B sealent, grouting, marka, expantion
joint, dan pekerjaan Perawatan lainnya
dimana panjang area penutupan kurang
dari 20 meter, yang dilakukan pada
lajur lalu-lintas, setiap kali pekerjaan
selama maksimal 12 Jam.
3.01 (3)a Pembongkaran Pekerjaan ini dilakukan untuk
Perkerasan Jalan pekerjaan rekonstruksi perkerasan pada
Aspal (Hydrolik lajur lalu-lintas yang harus dilakukan
Jack/Jack Hammer) dalam waktu kurang dari 48 Jam.
3.01 (3)b Pembongkaran Pekerjaan ini dilakukan untuk
Perkerasan Jalan pekerjaan rekonstruksi perkerasan pada
Beton (Hydrolik lajur lalu-lintas yang harus dilakukan
Jack/Jack Hammer) dalam waktu kurang dari 48 Jam.
3.01(3)c Bongkar Perkerasan Pekerjaan ini dilakukan untuk
Jalan Aspal (Cold pembongkaran perkerasan Aspal bahu
Milling jalan dan atau chevron dimana material
Machine/Road limbah Scrap ini akan dipergunakan
Cutter) kembali sebagai material untuk
pekerjaan dibagian lain.

SK - 3
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

6.09 (4)a Sub Drain Tipe SD- Pekerjaan ini dilakukan untuk
1 (Galian Terbuka) rekonstruksi perkerasan lajur dan bahu
jalan yang dilakukan dengan
pembongkaran perkerasan sehingga
memungkinkan dilaksanakan pekerjaan
ini.
6.09 (4)b Sub Drain Tipe SD- Pekerjaan ini hanya dipergunakan
1 (Metode Bor) untuk lokasi pemasangan penanganan
kerusakan pumping, retak melintang,
retak memanjang yang tidak dilakukan
rekonstruksi, sehingga tidak
dilaksakanan pembongkaran
perkerasan, bahu jalan ataupun lajur
lalu lintas.
SK6.(01) Pengeboran Pipa Pekerjaan ini mencakup pekerjaan
Horisontal Sub pengeboran untuk horisontal subdrain.
Drain Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dari Konsultan
Pengawas.
SK6.(01).a Pengeboran Vertical Pekerjaan ini mencakup pekerjaan
Drain Ø 12'' pengeboran vertical dengan diameter
12 inch. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dari Konsultan Pengawas/Pemberi
Tugas
8.01 (1) Lapis Pondasi Material Agregat baru, diperhitungkan
Agregat Kelas A, agar ketebalan dan elevasi Lapis
Material Baru Pondasi Agregat terpenuhi sesuai
Gambar Rencana. Kontraktor
Pelaksana harus menyediakan area
khusus stockpile Agregat Kelas A di
lokasi terdekat dengan lokasi
rekonstruksi, sebagai persediaan
strategis, penyangga antara lokasi
pengiriman dan lokasi rekonstruksi.
Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan prof rolling sebagai
salah satu metode pengujian kepadatan
Base A.
SK9.01(1) Bor Dowel Pekerjaan ini mencakup pekerjaan
pengeboran untuk Dowel pada struktur
perkerasan eksisting. Pekerjaan ini
harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dari Konsultan Pengawas.
SK9.01(2) Bor Tie Bar Pekerjaan ini mencakup pekerjaan
pengeboran untuk Tie Bar pada
struktur perkerasan eksisting.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dari Konsultan
Pengawas.

SK - 4
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

SK1.01 Kewajiban Melaksanakan Pekerjaan Persiapan

A. Sebelum memulai kegiatan fisik di lapangan, kontraktor wajib menyerahkan


untuk memperoleh persetujuan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pemeliharaan kelancaran lalu-lintas, yaitu :
a. Rencana kerja yang memuat :
 Rencana dan volume pekerjaan
 Waktu pelaksanaan (schedule dan jam kerja)
 Potensi masalah yang mungkin terjadi : kemacetan, kecelakaan,
penyempitan jalur, pemberhentian lalu-lintas sementara.
 Metode pelaksanaan dan tahapan pelaksanaan
b. Rencana peralatan kerja :
 Jenis jumlah alat, kendaraan, rambu dan sarana pengatur lalu-lintas,
sarana keselamatan serta peralatan lainnya.
 Cara keluar/masuk ke jalan tol dan daerah kerja
 Penempatan alat-alat berat kalau ada
c. Rencana jenis, cara dan waktu pengangkutan, lokasi penempatan/
pembuangan material.
d. Rencana lokasi (sumber material, base camp dan penempatan alat berat
kalau ada)

B. SKI. 2 Kontraktor wajib menyiapkan perambuan dan sarana pengatur


lalu-lintas untuk pekerjaan proyek yang harus diketahui/disetujui konsultan
pengawas/PT Jasamarga Toll Road Maintenance Area Jagorawi, meliputi :
a. Perambuan tetap untuk pekerjaan proyek (siang/malam) :
 Rope light atau lampu warna-warni, dipasang pada pagar proyek dan
berjarak 5 meter/lampu, dinyalakan pada malam hari mulai pukul
18.00 s.d 06.00 wib atau pada kondisi cuaca gelap, mendung dan
hujan (untuk pekerjaan dilajur lalu lintas).
 Rambu darurat pekerjaan standar (ukuran 90 cm dan reflektif)
sebanyak minimal 5 unit setiap arah disetiap lokasi pekerjaan.
 Lampu peringatan warna kuning jenis flash light pada setiap awal
pagar proyek serta dinyalakan pada malam hari mulai pukul 18.00
s.d 06.00 wib (untuk pekerjaan dilajur lalu lintas).
b. Rambu tangan “STOP”sebanyak minimal 2 unit (disesuaikan dengan
jumlah petugas) untuk pemberhentian lalu-lintas sementara akibat
manuver kendaraan yang keluar masuk proyek (bila ada).
c. Rubbercone/kerucut lalu-lintas ukuran tinggi 75 cm yang akan dipakai
untuk pengarah lalu-lintas dengan kondisi memenuhi persyaratan.

d. Sarana pengaman kerja bagi petugas dan kendaraan antara lain : Rotator
mobil bermagnit warna kuning, rompi, reflektif, senter merah, bendera
merah, safety light dan seragam menyolok.

C. Kontraktor wajib menyiapkan informasi kepada pemakai jalan berupa :


a. Spanduk pemberitahuan dan informasi.
b. Dipasang pada setiap gerbang tol yang akan ditentukan oleh PT Jasamarga
Tolllroad Maintenance atau tempat-tempat strategis jalan tol sebelum
daerah kerja dengan ukuran 20,00 x 1,20 meter dan harus diganti setiap

SK - 5
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

sesuai instruksi Coordinator Area mempertimbangkan kelayakan/kondisi


spanduk.
c. Leaflet pemberitahuan dan informasi.
d. Dibagikan di setiap gerbang tol yang akan ditentukan oleh PT Jasamarga
Toll Road Maintenance sebelum dimulainya pekerjaan dan diulangi setiap
3 (tiga) bulan sekali selama proyek berlangsung (untuk pekerjaan dilajur
lalu lintas dan jangka waktunya lebih dari tiga bulan).
e. Papan informasi adanya pekerjaan agar pemakai jalan mengetahui kondisi
jalan tol dan lebih berhati-hati (untuk dilajur lalu lintas).

D. Kendaraan peralatan, alat berat yang digunakan kontraktor dalam lokasi


kerja proyek wajib menggunakan identitas stiker yang telah disetujui oleh
PT Jasamarga Toll Road Maintenance Area Jagorawi

E. Kontraktor wajib membentuk organisasi manajemen lalu-lintas yang terdiri


atas koordinator atas/penanggung jawab manajemen lalu-lintas, petugas
administrasi kantor dan petugas lapangan (untuk pekerjaan dilajur lalu lintas)

F. Dalam pelaksanaan pemeliharaan kelancaran lalu-lintas, kontraktor dapat


mengikat perjanjian dengan sub kontraktor dan semua dokumen yang
diperjanjikan harus disetujui oleh Pemberi Tugas/Owner.

G. Kontraktor wajib memasang lampu penerangan yang cukup (tanpa


menyilaukan mata pengemudi), agar lokasi proyek terlihat dari jauh (untuk
pekerjaan dilajur lalu lintas).

H. Selama jangka waktu kontrak, Kontraktor pelaksana harus memenuhi


Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk Substansi Pelayanan Kondis Jalan
Tol, dengan indikator sebagai berikut:
1. Tidak ada lubang (zero potholes) 100%;
2. Tidak ada rutting 100%;
3. Tidak ada retak 100%
Dengan waktu toleransi pemenuhan 2x24 jam. Kegagalan dalam pemenuhan
SPM oleh Kontraktor Pelaksana diperhitungakan sesuai Pasal dalam Kontrak
tentang Kelalaian/Wanprestasi, Denda, Sanksi, dan Pemutusan Kontrak.

I. Untuk mencapai target produksi/target penyelesaian pekerjaan rekonstruksi


dan menjaga kualitas hasil pekerjaan, Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan Rekonstruksi harus mampu menyediakan minimal 8 (delapan)
Fleet Alat Berat (yang minimal terdiri dari giant breaker, tandem roller,
excavator, dan dump truck), yang konfigurasi armada, jumlah, maupun
kapasitasnya telah sesuai dengan metode kerja di lapangan. Penyediaan alat
berat ini dibayarkan sesuai pasal pekerjaan Pembongkaran Perkerasan Jalan
dan tidak dapat diajukan sebagai item pekerjaan baru.

SK - 6
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

BAB 1.2
PENGAMANAN LALU-LINTAS
SK1.02 PENGAMANAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS

1. UMUM

a. Kontraktor harus menyediakan sarana pengamanan dan pengaturan lalu


lintas berupa rambu-rambu peringatan, rambu-rambu kerja, traffic-cone,
rotator, dan sarana lalu lintas lainnya termasuk kendaraan pengangkut dan
petugas dalam rangka pengamanan daerah kerja, dan pengaturan lalu
lintas untuk menjamin pelayanan lalu lintas yang lancar, aman/selamat
dan nyaman.
b. Selama periode pelaksanaan Kontraktor harus menyediakan sarana
pengaman dan pengatur lalu lintas dan setelah berakhirnya periode
pelaksanaan, sarana pengaman dan pengatur lalu lintas tetap menjadi
milik Kontraktor.
c. Sarana pengaman dan pengatur lalu lintas harus sudah disediakan pada
awal masa pelaksanaan.
d. Apabila pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak dilengkapi dengan
sarana pengaman dan pengatur lalu lintas, maka Pengawas/Pemimpin
Proyek akan menghentikan kegiatan yang sedang/akan berlangsung
sampai dengan dilengkapi dan disediakannya secara lengkap.
e. Sarana pengaman dan pengatur lalu lintas pada dasarnya tidak boleh
ditinggalkan di lokasi pekerjaan, dan harus diangkut ke luar lokasi
pekerjaan bila tidak dipergunakan.
f. Minimal sebulan sekali sarana pengamanan dan pangatur lalu lintas
(rambu-rambu, traffic-cone, rotator dll) harus dibersihkan dari segala
debu/kotoran yang menempel, agar sarana tersebut tetap berfungsi.
g. Sarana lalu lintas yang tidak memenuhi persyaratan fungsinya (rusak,
tidak informatif, tidak reflektif dll) agar diganti dengan yang baru.
h. Terdapat 2 tipe sarana Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas
untuk Pekerjaan disatu lokasi Jalan Tol, yaitu Tipe A dan Tipe B
• Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas Tipe A, dapat diterapkan
terutama untuk pelaksanaan pekerjaan scraping/filing & overlay
• Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas Tipe B, dapat diterapkan
terutama untuk pekerjaan penambalan (patching), sealent, grouting dan
pekerjaan Perawatan lainnya dimana panjang area penutupan kurang
dari 20 meter.

2. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Setiap kali akan diadakan kegiatan di lapangan maka Kontraktor terlebih


dahulu harus mengamankan daerah kerja dan mengatur lalu lintas dengan
menempatkan sarana pengaman dan pengatur lalu lintas beserta petugasnya.
Kecuali ditentukan lain, maka pelaksanaan pekerjaan pengaspalan dan
pekerjaan perbaikan jalan lainnya hanya dilaksanakan pada malam hari mulai
pukul 22.00 wib sampai dengan pukul 05.00 wib.

SK - 7
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

Pengertian mulai pukul 22.00 wib adalah dimulainya penempatan sarana


pengatur lalu lintas di lapangan, sedangkan pengertian sampai dengan pukul
05.00 wib adalah bahwa seluruh peralatan kerja harus sudah diangkut ke luar
dari jalan tol (lokasi pekerjaan).
Mulai pukul 05.00 lokasi pekerjaan harus sudah dibuka untuk lalu lintas
sehingga harus bersih baik dari peralatan maupun dari material-material yang
tercecer.

Jumlah dan jenis sarana Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas Tipe
A, minimum :

a. Rambu peringatan dengan lampu flashlight dan atau blitz di atasnya, 2


buah
b. Rambu kerja, 15 buah
c. Traffic-cone berlampu, 20 buah
d. Lampu Selang berkedip, 100 meter
e. Traffic-cone, 180 buah
f. Flash-light dan atau blitz, 2 buah
g. Senter lalu lintas, 2 buah
h. Petugas lalin (Flagman), 2 orang

Jumlah dan jenis sarana Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas Tipe
B, minimum :

a. Rambu kerja, 5 buah


b. Traffic-cone, 60 buah
c. Flash-light dan atau blitz, 1 buah
d. Senter lalu lintas, 1 buah
e. Petugas, 1 orang

3. MATERIAL SARANA PENGAMANAN DAN PENGATUR LALU


LINTAS
a. RAMBU PERINGATAN
Bahan rambu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Menggunakan plat aluminium tebal 2 mm. Bila menggunakan material
lain harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas/Pemimpin Proyek,
• Tinggi huruf minimum 33 cm,
• Diameter panel rambu disesuaikan,
• Dilengkapi standar sehingga berbentuk seperti prisma
• Bahan tulisan harus reflektif
• Penempatan rambu di bahu jalan / median sesuai kondisi di lapangan
• Penempatan sejarak 500 meter dan 300 meter dari awal penempatan
rambu kerja.
• Isi pesan sbb :

SK - 8
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

KURANGI KURANGI
KECEPATAN KECEPATAN
ADA PEKERJAAN 500 ADA PEKERJAAN 300
M M
b. RAMBU KERJA (RAMBU LALU LINTAS)
Bahan rambu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Menggunakan plat aluminium tebal 2 mm. Bila menggunakan material
lain harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas/Pemimpin Proyek,
• Diameter rambu lalu lintas 90 cm,
• Dilengkapi standar yang terbuat dari besi/baja
• Bahan tulisan, gambar, lambang harus reflektif
• Urutan pemasangan agar memperhatikan gambar

c. TRAFFIC-CONE BERLAMPU
Bahan traffic-cone harus memenuhi syarat sebagai berikut :
• Bahan traffic-cone harus cukup keras, disarankan yang terbuat dari
plastik
• Tinggi 75 cm
• Warna dasar orange dengan sarung reflektif warna putih
• Mempunyai pemberat
• Traffic-cone tanpa sarung reflektif warna putih tidak diijinkan
digunakan dan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
• Lampu pijar dengan kekuatan 25 watt atau 40 watt dipasang di dalam
traffic-cone
• Generator dengan kapasitas yang cukup harus disediakan
• Untuk membuat lampu berkedip harus disiapkan peralatan khusus
(flasher)
• Pemasangan traffic-cone berlampu pada lokasi perubahan jumlah atau
lebar lajur.

d. TRAFFIC-CONE
Bahan traffic-cone harus memenuhi syarat sebagai berikut :
• Disarankan menggunakan traffic-cone dari bahan karet (sehingga bila
tertabrak/ terlindas tidak pecah/rusak)
• Tinggi 75 cm
• Warna dasar orange dengan sarung reflektif warna putih
• Mempunyai pemberat.
• Traffic-cone tanpa sarung reflektif warna putih tidak diijinkan
digunakan dan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
• Pemasangan traffic-cone ini pada lokasi di belakang (terusan dari)
traffic-cone berlampu.

e. LAMPU DARURAT/EMERGENSI (FLASH-LIGHT dan atau BLITZ)


Material lampu harus memenuhi syarat sebagai berikut :
• Lampu yang dimaksud dari jenis flash-light dan atau blitz
• Lengkap dengan standart dari besi setinggi minimum 1,50 meter dan
sumber energi (catu daya)
• Lokasi penempatan :

SK - 9
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

i. Masing-masing 1 buah di atas rambu peringatan, 2 buah


ii. Di awal lokasi perubahan jumlah/lebar lajur, 2 buah
iii. Di tengah lokasi kerja, 2 buah

f. PETUGAS PENGATUR LALU LINTAS


Kontraktor harus menempatkan Petugas Pengatur Lalu Lintas yang
ditempatkan di awal penempatan rambu dan di lokasi kerja. Petugas
pengatur lalu lintas harus dilengkapi topi warna mencolok (kuning/orange),
rompi reflektif & senter lalu lintas untuk malam hari, dan bendera merah
(orange) untuk siang hari.
Selain bertugas pengaturan lalu lintas juga bertanggung jawab atas kerapian
letak rambu, traffic-cone dan sarana pengamanan lalu lintas lain, serta
mengatur keamanan kendaraan keluar/masuk lokasi pekerjaan.

g. KENDARAN PENGANGKUT RAMBU


Kontraktor harus menyediakan kendaraan beserta tenaga untuk mengangkut
rambu dengan kapasitas yang cukup, kendaraan ini juga harus cukup untuk
menyimpan rambu dan traffic-cone cadangan.

4. LOKASI PENGAMANAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS

Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus melakukan survai


untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena pengaruh
pekerjaan. Hasil survai harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas, dan patok permukaan (surface pegs) pada
tempat kerja yang menunjukkan lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah
tanah, harus sudah ditancapkan. Patok-patok itu harus tetap terpancang selama
berlakunya Kontrak.

Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau tetap pada daerah
di sekitar kepentingan umum itu, Kontraktor harus menggunakan metoda
konstruksi yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan yang
semestinya tanpa ada pembayaran tambahan, dalam rangka mencegah
kerusakan pada fasilitas umum itu. Segala kerusakan pada fasilitas umum yang
disebabkan langsung atau tidak langsung oleh pekerjaan Kontraktor dianggap
sebagai tanggungjawab dari Kontraktor.

Ketentuan-ketentuan dalam Pasal ini harus ditaati tanpa ada pembayaran


tambahan untuk kegiatan-kegiatan tersebut di atas.

5. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN

Hasil pelaksanaan pekerjaan penyediaan sarana pengamanan dan pengaturan


lalu lintas beserta kelengkapannya diukur dalam hari, atas dasar realisasi
jumlah unit yang ditempatkan di lapangan dan memenuhi persyaratan serta
diterima baik oleh Konsultan Pengawas/Pemimpin Proyek.

SK - 10
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

Penambahan tim kerja dalam rangka mengejar keterlambatan progres fisik,


untuk penyediaan sarana pengaman dan pengaturan lalu lintasnya tidak akan
dilakukan pembayaran.

6. DASAR PEMBAYARAN

Penyediaan sarana pengamanan dan pengatur lalu lintas beserta


kelengkapannya tersebut dibayar setiap bulan sesuai dengan realisasi di
lapangan, dilampiri visual cek dan back-up data yang telah disetujui Konsultan
Pengawas/Pemimpin Proyek. Untuk Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas
Tipe B, dibayarkan per 4 meter kubik volume patching terhampar.

Harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan


tenaga, peralatan, material, penempatan, pengangkutan dan biaya-biaya lain
yang diperlukan guna penyelesaian pekerjaan sebaik-baiknya.

Satuan
Nomor Dan Nama Mata Pembayaran
Pengukuran
SK1.02 (1) Pengamanan Dan Pengaturan Lalu Lintas, Tipe A tim hari
SK1.02 (2) Pengamanan Dan Pengaturan Lalu Lintas, Tipe B tim hari

SK - 11
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

BAB 1.3
PERGERAKAN PERALATAN

SK1.03 PERGERAKAN PERALATAN

1. UMUM

a. Yang dimaksud dengan pergerakan peralatan adalah perpindahan peralatan


(mendatangkan dan memulangkan) yang dilaksanakan kurang dari 24 jam
dan dilakukan berulang kali selama periode pelaksanaan, hal ini mengingat
tidak dimungkinkannya menyimpan/meninggalkan peralatan di lokasi
pekerjaan (yang dimaksud dengan lokasi pekerjaan adalah di
sepanjang jalan tol, bagian dari jalan tol, daerah milik jalan tol,
ruang milik jalan tol, termasuk tempat istirahat di jalan tol).
b. Pada dasarnya tidak diizinkan menyimpan/meninggalkan peralatan di
lokasi pekerjaan (kecuali sedang digunakan), oleh karena itu setiap saat
setelah selesainya kegiatan pada hari itu, maka peralatan harus diangkut ke
luar dari lokasi pekerjaan.
c. Pergerakan/perpindahan peralatan tersebut menggunakan alat angkut yang
dapat berupa low-bed-truck, trailler atau sejenisnya.

2. PELAKSANAAN PERGERAKAN PERALATAN

a. Persiapan
Setiap kali akan dilaksanakannya scrapping and filling atau pelapisan
aspal, maka Kontraktor harus menjamin bahwa semua peralatan yang akan
digunakan siap diangkut ke lokasi pekerjaan. Pada saat proses penurunan
peralatan dari alat angkut, Kontraktor harus telah mengamankan lajur,
sehingga proses penurunan peralatan tidak mengganggu kelancaran,
keamanan/keselamatan dan kenyamanan pemakai jalan.

b. Waktu Pergerakan Peralatan.


Peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, diizinkan
berada di lokasi pekerjaan mulai pukul 22.00 wib, dan peralatan tersebut
harus sudah diangkut ke luar dari lokasi pekerjaan pada pukul 05.00 wib.

c. Penyimpanan Peralatan di Lokasi Kerja.


Apabila dimungkinkan menyimpan/meninggalkan peralatan di lokasi
pekerjaan (misal di halaman kantor gerbang, di plaza gerbang atau lokasi
lain), maka perhitungan satu pergerakan adalah sama/tetap, yaitu saat
kedatangan dan saat pengangkutan keluar.

3. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN

Pengukuran hasil pekerjaan pergerakan peralatan didasarkan atas realisasi di


lapangan pada setiap lokasi pekerjaan dan setiap tim/regu kerja yang disetujui
Konsultan Pengawas/ Pemimpin Proyek. Perhitungan satu pergerakan adalah
pada saat antar dan jemput atau datang dan pergi ke/dari lokasi pekerjaan
dengan kapasitas volume minimal 200 ton untuk satu kali pergerakan peralatan

SK - 12
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

pengaspalan Overlay sedangkan untuk Peralatan Scrapping&Filling kapasitas


volume minimal 60 ton untuk satu kali pergerakan.

Penambahan tim kerja dalam rangka mengejar keterlambatan progres fisik,


untuk pergerakan peralatannya tidak diadakan pembayaran.

4. DASAR PEMBAYARAN

Pembayaran hasil pengukuran tersebut di atas berdasarkan harga satuan pada


setiap pergerakan (datang dan pergi atau antar dan jemput) yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Pemimpin Proyek. Harga dan pembayaran merupakan
kompensasi penuh atas penyediaan tenaga, peralatan, biaya operasi dan biaya-
biaya lain yang ditimbulkan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan ini.

Satuan
Nomor Dan Nama Mata Pembayaran
Pengukuran
SK1.03 (1) Pergerakan Peralatan Pengaspalan kali
SK1.03 (2) Pergerakan Peralatan Scrapping kali

SK - 13
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

BAB 1.4
TRANSPORTASI

SK1.04 TRANSPORTASI

1. UMUM

Apabila ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, Kontraktor harus


menyediakan dengan cara menyewa sarana transportasi (kendaraan) bagi PT
Jasamarga Toll Road Maintenance Area Jagorawi/ Pemimpin Proyek.

2. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Jika dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka Kontraktor


selama periode pelaksanaan pekerjaan harus menyediakan (dengan cara
menyewa) sarana transportasi untuk operasional PT Jasamarga Toll Road
Maintenance Area Jagorawi/Pemimpin Proyek dengan jumlah dan jenis
kendaraan seperti yang ditentukan.
b. Biaya penyediaan sarana tranportasi harus sudah memperhitungkan dan
termasuk:
1. Biaya sewa kendaraan
2. Biaya bahan bakar, setara 15 liter premium per hari
3. Biaya service/pemeliharaan/perbaikan yang diperlukan
4. Biaya operasional lain yang umum diperlukan untuk kendaraan
5. Tahun Pembuatan kendaraan minimum tahun 2018 dan dalam
perlindungan asuransi.

c. Kendaraan Operasional Satuan Tugas, Kendaraan harus memenuhi


persyaratan dan kelengkapan sebagai berikut :
(a) Jenis kendaraan minibus/ station (mempunyai bonet/hidung) seperti
setara jenis Kijang, Avanza, Xenia, Livina, Ertiga, APV, Panther
minimal perakitan tahun 2018,
(b) Mesin dengan isi silinder minimal 1300 cc,
(c) Transmisi minimal 5 kecepatan,
(d) Dilengkapi penyejuk udara (AC), sabuk pengaman, radio-tape, segitiga
pengaman, P3K, Rotator Lamp, serta perlengkapan standar kendaraan
(ban cadangan dengan kunci-kunci, dll).
(e) Biaya yang dibutuhkan untuk kendaraan harus sudah termasuk :
- Pajak termasuk pengujian (keer, dll),
- Pengemudi, sudah diperkirakan biaya lembur,
- Service/perbaikan/pemeliharaan, termasuk penggantian bagian
kendaraan yang habis terpakai (ban, dll),
- Asuransi “all risk” termasuk tanggungan terhadap “Riot and
Demolition” atau huru hara, serta third party liability (tanggungan
Pihak Ketiga) juga sudah termasuk “Deductible” (resiko sendiri),
- BBM yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan.

SK - 14
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

d. Kendaraan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/Pemimpin


Proyek pada awal masa pelaksanaan.

3. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN

Pengukuran terhadap hasil pekerjaan didasarkan atas waktu dan jumlah


kendaraan, dengan syarat bahwa penyediaan kendaraan tersebut memenuhi
ketentuan-ketentuan di atas. Jika tidak terpenuhi, maka pembayaran dapat
ditahan, hingga dipenuhinya syarat-syarat tersebut.

4. DASAR PEMBAYARAN

Pembayaran atas prestasi pekerjaan di atas, dibayar sesuai dengan harga


kontrak yang telah disepakati.

Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi atas penyediaan


kendaraan, bahan bakar, service, asuransi dan hal-hal lain yang perlu
dilaksanakan guna penyelesaian pekerjaan sebaik-baiknya.

Satuan
Nomor Dan Nama Mata Pembayaran
Pengukuran
SK1.04 Kendaraan Operasional Satgas 1 (satu) bulan
Kendaraan/bulan
SK1.04.(1) Kendaraan Operasional Satgas 2 (dua) bulan
Kendaraan/bulan

SK - 15
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

BAB 3
SAMBUNGAN EKSPANSI JEMBATAN (BRIDGE EXPANSIONT JOINT)

SK3.06 (1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan sambungan


ekspansi pada deck slab/lantai jembatan dan pile slab.

SK.3.06 (2) Pengajuan

Contoh dari material sambungan ekspansi yang direncanakan harus


digunakan Kontraktor, bersama-sama dengan menyatakan sumbernya
dan data uji menyatakan sifat-sifatnya harus diserahkan pada
Konsultan Pengawas dan disetujui sebelum penyediaan sambungan
itu. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pabrik kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum menyediakan
sambungan itu.

SK.3.06 (3) Tipe-tipe Sambungan Ekspansi

(a) Sambungan seal tipe karet


Sambungan seal karet tipe A dan tipe B harus sambungan
selebar 30 mm dan 50 mm.

(b) Tipe karet


Sambungan ekspansi karet tipe C dengan lebar sambungan
bervariasi sesuai Gambar.

(c) Tipe Sealant


Sealant tipe D harus untuk sambungan tetap.

(d) Asphaltic Plug Joint


Tipe E harus untuk sambungan bergerak dan Tipe F untuk
sambungan tetap.
(e) Type Rubber hump seal Sambungan digunakan untuk
sambungan bergerak.

SK.3.06 (4) Material

(a) Material untuk sambungan seal karet tipe A dan tipe B harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi berikut:

(i) Mortar Epoxy

Material yang digunakan harus merupakan komposisi dan


Spesifikasi berikut :

- Komposisi (berat)

SK - 16
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

Pasir Silika No. 3 = 4,00 kg (diameter butir 1,68 - 1,19


Pasir Silika No. 4 = mm)
Pasir Silika No. 7 = 2,50 kg (diameter butir 1,19 - 0,59
Bubuk Silika = mm)
Epoxy binder = 2,50 kg (diameter butir 0,42 - 0,105
mm)
1,00 kg
1,00 kg

- Spesifikasi
Berat jenis = 2,20  0,10
Kekuatan lentur JIS R 5201 =  50 kg/cm2
Kekuatan tekan JIS R 5201 =  150 kg/cm2
Modulus Young tekan JIS R = (0,5 - 2,0) x 10000 kg/cm2
5201

- Pasir Silika
Material yang digunakan harus bersih dan kering, gradasi
untuk tiap ukuran harus minimum 85% Si 02.

- Epoxy binder
Material yang digunakan harus memenuhi Spesifikasi
berikut:
Berat jenis JIS K 7112 = 1,08  0,10
Kekuatan tarik JIS K =  50 kg/cm2
6301 =  100%
Perpanjangan JIS K
6301

(ii) Plastik bertulangan fiber


Material yang digunakan harus memenuhi Spesifikasi berikut :
Kekuatan tarik =  270 kg/mm2
Young Modulus tarik = 22000 - 24500 kg/mm2
Massa = 0,396  0,016 g/m

(iii) Seal Sambungan Karet


Material yang digunakan harus memenuhi Spesifikasi berikut :
Kekuatan tarik JIS K 6301 =  120 kg/cm2
Perpanjangan JIS K 6301 =  300%
Kekerasan JIS K 6301 =  50  5 Hs
Regangan permanen tekan =  35%
JIS K 6301 (pada 70C, 22
jam) =  30 kg/cm2
Kekuatan robek JIS K 6301,
tipe B

(iv) Bahan Pengikat untuk Seal Sambungan Karet


Berat jenis JIS K 6911 = 1,20  0,10
Viskositas JIS K 6838 = Kondisi pasta
Kekuatan adhesi kulit JIS K =  3 kg/cm2

SK - 17
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

6854
(Kekuatan adhesi kulit 180
derajat antara mortar dan
karet vulcanized)
Kekuatan tarik JIS K 6301 =  200 %
Perpanjangan JIS K 6301 =  200 %

(b) Material untuk sambungan ekspansi karet tipe C harus memenuhi


ketentuan Spesifikasi berikut:

(i) Sambungan Karet


Material yang digunakan harus mengikuti Spesifikasi berikut:
Kekuatan tarik JIS K =  150 kg/cm2
6301 =  300%
Perpanjangan JIS K 6301 =  55  5 Hs
Kekerasan JIS K 6301 =  30 kg/cm2
Kekuatan robek =  25%
Regangan permanen
tekan
JIS K 6301
(pada 70C, 22 jam)

(ii) Beton Epoxy


Campuran dari beton epoxy harus termasuk epoxy dan pasir
silika.
Campuran harus mengikuti Spesifikasi berikut:
Berat jenis (pada 20C, 7 = 2,25  0,10
hari) =  170 kg/cm2
Kekuatan ikat JIS A 1106
(pada 20C, 7 hari) =  500 kg/cm2
Kekuatan tekan JIS A 1108
(pada 20C, 7 hari) =  1,0 x 105 kg/cm2
Young Modulus tekan JIS A
1108 (pada 20C, 7 hari)

(c) Material Sealant


Material sealant terdiri dari 2 bagian material polysulphine sesuai
dengan JIS K 6301
Perpanjangan = 500 %
Kekuatan tarik =  8 kg/cm2

(d) Material Asphaltic Plug Joint


Material harus sesuai dengan Spesifikasi berikut ini :
Komposisi (berdasarkan berat)
BJ 200 Binder = 666 kg (Polymer Material Bituminous)
BJ Agregat = 2.000 kg
Baja Struktur Titik Leleh 3000 Kg/cm2 (pelat baja tebal 7 mm)

SK - 18
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

Spesifikasi :

BJ 200 Binder
Titik lembek = > 95° C ( diuji dengan Ring and Ball
Method – ASTM. E 28).
Kekuatan leleh = 0 (phase test, 60° C, 5 jam)
Penetrasi Conus = 10 – 30 mm
(jika diuji pada 25° C 150 g, 5 sec – ASTM
D 217).
Extension Test = to pass 3 cycles of extension to 50% at a
rate of 3.2 mm/h prepares to ASTM
D1190 and tested to limits of BS2499 :
1973.
BJ 200 Agregat
Material yang digunakan adalah batu granit atau jenis lainnya
dari satu macam ukuran 20 mm.
Sifat dari batuan sesuai di bawah ini :
Nilai Impact Agregat (%) : < 15
Nilai Pecah Agregat (%) : < 20
Nilai Abrasi Agregat (%) : < 20
Nilai Polished Stone : > 55
Indeks Kepipihan (%) : < 25
Indeks Bentuk dan Ukuran
per BS 594 (%) : < 60

Peralatan untuk pekerjaan asphaltic plug joint adalah sebagai berikut :

Kompresor udara panas, minimal dapat menyemprotkan udara


panas dengan kecepatan 550 m per menit pada temperature
1.000° C saat kompresor mempunyai tenaga minimal 85
putaran/menit.

Mesin pengaduk berlubang dengan kapasitas 90 – 100 liter dengan


lubang pembuang abu.

Pemanas sealant dengan semburan api dilengkapi agitator datar


kapasitas minimum 450 liter.

Mesin pengaduk (tidak berlubang) sebagai alat pencampuran


material.

(e) Material Type Rubber hump seal:

(i) Sambungan Karet


Material yang digunakan harus mengikuti Spesifikasi berikut:
Kekuatan tarik JIS K =  150 kg/cm2
6301 =  300%
Perpanjangan JIS K 6301 =  55  5 Hs
Kekerasan JIS K 6301 =  30 kg/cm2

SK - 19
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

Kekuatan robek =  25%


Regangan permanen
tekan
JIS K 6301
(pada 70C, 22 jam)

(ii) Mortar Epoxy

Material yang digunakan harus merupakan komposisi dan


Spesifikasi berikut :

- Komposisi (berat)
Pasir Silika No. 3 = 4,00 kg (diameter butir 1,68 - 1,19
Pasir Silika No. 4 = mm)
Pasir Silika No. 7 = 2,50 kg (diameter butir 1,19 - 0,59
Bubuk Silika = mm)
Epoxy binder = 2,50 kg (diameter butir 0,42 - 0,105
mm)
1,00 kg
1,00 kg

- Spesifikasi
Berat jenis = 2,20  0,10
Kekuatan lentur JIS R 5201 =  50 kg/cm2
Kekuatan tekan JIS R 5201 =  150 kg/cm2
Modulus Young tekan JIS R = (0,5 - 2,0) x 10000 kg/cm2
5201

- Pasir Silika
Material yang digunakan harus bersih dan kering, gradasi
untuk tiap ukuran harus minimum 85% Si 02.

- Epoxy binder
Material yang digunakan harus memenuhi Spesifikasi
berikut:
Berat jenis JIS K 7112 = 1,08  0,10
Kekuatan tarik JIS K =  50 kg/cm2
6301 =  100%
Perpanjangan JIS K
6301

(ii) Steel Railing Seal Bar


Material yang digunakan harus memenuhi kuat tarik  3600
kg/cm2, dilapisi pelindung galvanis atau coating.
Detail dimensi, sambungan, dan panjang segmen pelaksanaan
mengacu pada spesifikasi dari produsen. Steel Railing Seal Bar
merupakan satu unit utuh untuk satu segmen pemasangan.

SK - 20
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

SK.3.06 (5) Pelaksanaan Pekerjaan

(a) Penyimpanan dan Persiapan

Material sambungan ekspansi yang dibawa ke lokasi pekerjaan


jembatan harus disimpan pada rak/panggung di atas permukaan
tanah dengan dilindungi penutup.

Material harus terlindung dari kerusakan, dan ketika diletakan harus


bersih dari kotoran, minyak atau bahan asing lainnya. Material
cetakan (premoulded) harus berpotongan sebesar mungkin.
Material harus dipotong bersih dan rapih dengan pemotong yang
tajam tidak boleh ada pinggiran yang kasar dan bergerigi.
Penyambungan harus menurut instruksi pabrik pembuat material
itu.

(b) Pemasangan

(i) Umum - Sambungan ekspansi harus dibentuk per


bagian/potongan, dan harus dari tipe material yang tertera dalam
gambar atau persetujuan Konsultan Pengawas. Ukuran celah
antara sambungan harus sebanding dengan suhu rata-rata pada
jembatan pada saat pemasangan. Suhu ini ditentukan menurut
persetujuan dengan Konsultan Pengawas.

Posisi semua baut yang dipasang ke beton dan seluruh lubang


harus ditentukan secara tepat dari mal lengkung. Pencampuran
pemakaian dan pengawetan semua material harus sesuai
dengan persyaratan dari pabrik.

Semua sambungan harus dibuat sesuai dengan detail fisik yang


tertera dalam gambar atau perintah Konsultan Pengawas.

(ii) Penempatan mortar epoxy - Penempatan mortar epoxy untuk


sambungan, tipe A dan tipe B harus dilaksanakan dalam 2 (dua)
tahap. Lapisan dasar mortar harus diletakkan setelah epoxy
binder digunakan pada permukaan pelat dan bagian sisi dari
perkerasan dan mortar dipadatkan dengan menggunakan mesin
penggetar sampai ketebalan 2,0 cm dari permukaan
perkerasan. Bagian atas mortar harus diletakkan setelah
dilekatkan plastik bertulangan fiber. Lapisan atas harus
dipadatkan dengan penggetar sampai permukaan perkerasan.
Finishing kasar harus dilaksanakan dengan sekop kayu dan
finishing akhir dengan sekop logam.

(iii) Pencegahan kerusakan - Selama pengecoran dan pengerasan


beton atau adukan (mortar) di bawah komponen-komponen
sambungan ekspansi, harus dicegah jangan sampai ada
gerakan relatif antara komponen dan beton itu dengan
penyangga. Bila setengah bagian sambungan sedang

SK - 21
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

dipasang setengah lainnya jangan mengalami kekangan


longitudinal. Bila mal lengkung digunakan untuk menentukan
letak kedua sisi sambungan, maka mal lengkung ataupun
strongback tidak boleh dipasang serentak pada kedua sisi itu.
Drat skrup harus selalu bersih dan bebas karat.

Untuk melindungi sambungan ekspansi dari beban kendaraan,


harus dibuat jalur melandai (ramps). Kendaraan harus melintasi
sambungan hanya dengan melalui jalur tersebut, sebelum
Konsultan Pengawas mengijinkan jalur itu dibongkar.

(iv) Waktu pemasangan


Pemasangan sambungan ekspansi harus dilakukan setelah
pekerjaan jalan di atas jembatan sudah selesai.
(v) Pemasangan sambungan tipe Asphaltic Plug Joint
Pemasangan sambungan ekspansi harus dibentuk sesuai detail
dan tipe yang tertera dalam Gambar atau atas persetujuan
Konsultan Pengawas dan sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik.
(a) Waktu Pemasangan - Pemasangan sambungan ekspansi
dilaksanakan setelah pekerjaan perkerasan dan struktur
selesai.
(b) Penandaan - Sambungan harus ditandai sampai lebar
seperti terlihat pada Gambar atau seperti perintah Konsultan
Pengawas.
(c) Galian - Aspal harus dipotong penuh dan dipatahkan
dengan tangan sampai pelat struktur asalkan pelat beton
tidak rusak.
(d) Pembersihan - Seluruh sambungan harus bersih dan kering
menggunakan angin bertekanan panas segera sebelum diisi.
Semua debu lepas harus dibersihkan dari celah ekspansi.

(e) Baja Struktur (pelat baja).

(f) Agregat harus dalam keadaan kering betul, bersih dan


dipanaskan pada bak pengaduk disemprot dengan udara
panas dari kompresor.

(g) Binder dipanaskan pada temperature 190 - 220° C.

(h) Sebaiknya lapisan batu granit panas ketebalannya tidak


boleh kurang dari 20 mm dan tidak lebih dari 40 mm
dihampar pada permukaan beton. Setelah seluruh
permukaan beton selesai dilapisi agregat segera dihampar
dengan binder panas. Setiap lapisan sebaiknya diaduk-aduk
untuk memastikan bahwa batu granit tersebut telah terlapisi
dan menutup pori-porinya. Proses akan dihentikan bila

SK - 22
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

mencapai ketebalan 25 mm dari permukaan dimaksudkan


sebagai lapisan akhir.

(i) Lapis permukaan – baja struktur (pelat baja) - campuran


material panas yang akan disiapkan dengan metode lain
harus ditansfer ke lokasi sambungan dan dihamparkan ke
daerah yang akan diisi. Lapis permukaan ini harus
dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Plate guna
meratakan permukaan tersebut.

(j) Lapis Akhir – permukaan sambungan dan sekelilingnya


haruslah dibersihkan dan dikeringkan dengan kompresor.
Setelah itu segera dilapisi binder panas guna
mengisi/menutupi celah-celah pada permukaan.
(k) Pemasangan sambungan Type Rubber hump seal
(a) Waktu Pemasangan - Pemasangan sambungan ekspansi
dilaksanakan setelah pekerjaan perkerasan dan struktur
selesai.
(b) Penandaan - Sambungan harus ditandai sampai lebar
seperti terlihat pada Gambar atau seperti perintah
Konsultan Pengawas.
(c) Galian - Aspal harus dipotong penuh dan dipatahkan
dengan tangan sampai pelat struktur asalkan pelat beton
tidak rusak.
(d) Pembersihan - Seluruh sambungan harus bersih dan
kering menggunakan angin bertekanan panas segera
sebelum diisi. Semua debu lepas harus dibersihkan dari
celah ekspansi.

(e) Pengaturan angkur pengikat dan pengelasan sambungan


terhadap tulangan slab lantai mengacu pada gambar dan
atas persetujuan pengawas.

(f) Pemasangan modul segmen steel railing seal harus


disesuaikan dengan lebar jalur kendaraan bebas kecuali
untuk digunakan pada ekspansion jembatan baru

(g) Agregat harus dalam keadaan kering betul, bersih dan


dipanaskan pada bak pengaduk disemprot dengan udara
panas dari kompresor.

(h) Pengisian mortar pengisi dilakukan setelah segmen steel


railing seal terpasang dengan baik

(i) Pemasangan seal harus dilakukan pada maksimum


panjang yang dimasukan pada steel railing.

SK - 23
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

(j) Lapis permukaan – pekerjaan terakhir harus


memperhatikan elevasi lapisan permukaan jalan dan
serata mungkin mengacu pada lapis aspal..

SK.3.06 (6) Metoda Pengukuran

Jumlah yang harus dibayar adalah jumlah meter panjang untuk


masing-masing tipe sambungan ekpansi tipe A sampai F yang betul-
betul sudah dipasang dan selesai ditempatnya sesuai dengan Gambar.

Jumlah yang harus dibayar adalah jumlah meter panjang untuk


masing-masing tipe sambungan ekpansi tipe rubber hump seal yang
betul-betul sudah dipasang dan selesai ditempatnya sesuai dengan
Gambar.

Sealant dan back up dari bahan polystyrene busa atau material sejenis
yang digunakan pada tempat yang berbatasan dengan kerb dan
dinding parapet harus tidak diukur dan dibayar terpisah.

SK.3.06 (7) Dasar Pembayaran

Jumlah yang diukur tersebut di atas, harus dibayar menurut Harga


Kontrak per satuan pengukuran untuk setiap mata pembayarannya
seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh pembongkaran perkerasan jalan,
pembentukan sambungan konstruksi dengan beton yang sudah ada;
dan untuk tenaga kerja dan peralatan, penyediaan material meliputi
adonan epoksi (epoxy mortar), epoxy beton, baja tulangan dan beton,
pembuatan, pengangkutan, pengecatan, pemasangan sambungan
ekspansi dan untuk pekerjaan insidental lainnya. Pembayaran untuk
sambungan ekspansi sudah mencakup biaya sekat (sealant) yang
digunakan pada pekerjaan dan dinding jembatan yang berdekatan.

Untuk Asphaltic Plug Joint jumlah yang akan dibayar adalah jumlah
meter panjang sambungan ekspansi yang betul-betul sudah terpasang,
selesai ditempatnya sesuai dengan Gambar. Jumlah yang diukur
tersebut di atas, akan dibayar menurut harga Kontrak persatuan
pengukuran untuk setiap mata pembayarannya seperti di bawah ini.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk
seluruh pembongkaran perkerasan jalan, pembentukan sambungan
konstruksi dengan beton yang sudah ada, tenaga kerja, peralatan,
penyediaan material, pengangkutan, pemasangan sambungan
ekspansi dan untuk pekerjaan insidental lainnya.

Untuk Type Rubber hump seal jumlah yang akan dibayar adalah
jumlah meter panjang sambungan ekspansi yang betul-betul sudah
terpasang, selesai ditempatnya sesuai dengan Gambar. Jumlah yang

SK - 24
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

diukur tersebut di atas, akan dibayar menurut harga Kontrak persatuan


pengukuran untuk setiap mata pembayarannya seperti di bawah ini.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk
seluruh pembongkaran perkerasan jalan, pembentukan sambungan
konstruksi dengan tulangan lantai beton yang sudah ada, perataan
permukaan, pengadaan unit lengkap type rubber hump seal tenaga
kerja, peralatan, penyediaan material, pengangkutan, pemasangan
sambungan ekspansi dan untuk pekerjaan insidental lainnya.

Nomor dan Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


(SK.3.06.(1) Sambungan Ekspansi, Tipe F (asphaltic plug meter
joint, tetap) panjang

(SK.3.03.3) Asphaltic Joint Filler (Sealant) meter


panjang

SK - 25
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

BAB 12

MARKA JALAN

SK.12.08 PEKERJAAN MARKA JALAN (Coldplastic & Thermoplastic)

SK.12.08(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan material, pengangkutan, pencampuran dan
penerapan/ aplikasi marka jalan pada perkerasan jalan yang sudah selesai
dilakukan perbaikan (Scrapping, Filling dan Overlay) sesuai dengan Spesifikasi,
pada lokasi dan dengan ukuran sesuai Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.

Jenis cat marka yang digunakan adalah jenis marka cat cold plastic dan
thermoplastic

SK.12.08(2) Standar Rujukan


AASHTO M 247 - 81 untuk butiran kaca ( glass bead )
AASHTO M 249 untuk material cat Thermoplastic
BS : EN 1871 : 2000 untuk material cat Cold Plastic (Physical properties)
BS : EN 1436 : 2007 Untuk performa marka (Road Marking Performance)
Produsen material tersebut harus bersertifikat ISO 9001 : 2008
Material yang didatangkan harus melampirkan sertifikat keaslian (Certificate of
Origin)

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, maka bahan/material harus didatangkan


terlebih dahulu (material thermoplastic, Coldplastic (MMA), glassbeads dan
BPO) untuk dilakukan pengecekan oleh pemberi tugas dan dilakukan uji
laboratorium atas biaya kontraktor.

SK.12.08(3) Material
SK.12.08(3)a Cat Marka Coldplastic
a) Bahan marka coldplastic harus terbuat dari MMA (Metacrylate) resin dengan
kadar minimal 65 % ;
b) Bahan warna/pigmen harus mempunyai daya tahan luntur cukup lama
(minimal 2 tahun);
c) Jenis bahan coldplastic yang digunakan harus dapat mengering dengan cepat
(tidak lebih dari 30 menit setelah aplikasi) ;
d) Bahan material pengeras Benxyl Peroxide 50% ;
e) Mempunyai (Bond Strength) Psi = minimal 180 (daya lekat)
f) Bahan yang digunakan dalam spesikasi ini tidak boleh lebih dari 1 Tahun
dari tanggal produksi (tidak kadaluarsa) ;
g) Bahan marka jalan harus dapat memantulkan cahaya pada malam hari
(retroreflektif) bila terkena sinar lampu kendaraan.

SK - 26
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

SK.12.08(3)b Cat Marka Thermoplastic


a) Jenis bahan untuk marka jalan yang digunakan harus bahan yang tidak licin
dan memenuhi standar rujukan sebagaimana diterangkan di atas ;
b) Kondisi cat dalam kaleng bebas dari endapan yang berlebihan dan gumpalan
serta mudah diaduk dengan tangan sampai rata dan homogen.
c) Bahan marka jalan jenis thermoplastic terdiri atas 4 (empat) komponen
dengan komposisi sebagai berikut :
(1) Binder,
(2) Glass beads,
(3) Titanium dioxide (TiO2), dan
(4) Calcium Carbonate dan inert Filler.
d) Bahan yang digunakan dalam spesikasi ini tidak boleh lebih dari 1 Tahun
dari tanggal produksi (tidak kadaluarsa) dan viskositasnya tidak boleh
berubah lebih dari 5 KU dari keadaan baru ;
e) Setiap bahan Marka yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium
dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala Nasional atau
Internasional ;
f) Bahan marka jalan harus dapat memantulkan cahaya pada malam hari
(retroreflektif) bila terkena sinar lampu kendaraan.

Disamping hal tersebut diatas, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut untuk material cat
thermoplastic, yaitu :

1. Komposisi Pigmen
Komposisi pigmen dan karakteristik bahan cat harus memenuhi persyaratan seperti
tabel di bawah dan berat jenis marka jalan thermo-Plastic putih dan kuning tidak boleh
lebih dari 2.15.

Komposisi Pigmen Bahan Cat Marka ThermoPlastic Putih

Kandungan Pigmen Prosentase


Binder 22 min
Titanium Dioxide 10 min
Calcium Carbonate & Innert Filler 48 max

2. Warna
Bahan thermoPlastic setelah dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 C dan
didinginkan sampai suhu 25 C harus sesuai dengan dengan keadaan berikut ini.
Putih : Pemantulan pada siang hari pada 45 - 0 Min 75 %.
Harus sesuai dengan test standar No 595 - warna 13538

SK - 27
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

3. Waktu kering
Bila diterapkan pada temperatur antara 211+ 7 C dan tebal 3.2 s/d 4.8 mm maka
permukaan jalan sudah akan dapat dilalui oleh lalu lintas pada waktu tidak lebih dari 2
menit bila suhu udara 10 C dan tidak lebih dari 10 Menit bila temperatur udara 32 C

4. Kekuatan Lekat
Setelah bahan termoPlastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 C kekuatan lekat
pada beton semen akan lebih dari 180 Psi (1.24 MPa)

5. Ketahanan retak pada temperatur rendah


Setelah bahan thermoPlastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 C digunakan dan
kemudian didinginkan pada suhu 9.4+ 1.7 C harus tidak menunjukan retak.

6. Ketahanan terhadap tumbukan


Setelah bahan thermoPlastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 C dan ditest,
ketahanan terhadap tumbukan minimal 1.13 Joule.

7. Titik Lembek
Setelah bahan thermoPlastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 C dan ditest
sesuai ASTM E-28 bahan harus mempunyai titik lembek pada suhu 102.5+ 9.5 C.

8. Kelelehan
Setelah bahan thermoPlastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 C di test
kelelehannya.
ThermoPlastic putih mempunyai residu 18 %

9. Index Kekuningan
Bahan thermoPlastic putih index kekuninganya tidak lebih dari 0.12.

10. Ketahanan terhadap Alkali


Tidak menunjukkan, pelepuhan, menyerpih, keriput dan tak berwarna jika dicelupkan
dalam larutan jenuh Ca (OH)2.

SK.12.08(3)b Glass Beads


Spesifikasi ini mencakup glass beads yang ditaburkan setelah pengecatan maupun
yang dicampurkan dengan material cat yang akan disemprotkan guna membuat
marka jalan reflektif / dapat memantulkan cahaya.

Jenis Material
Type I : Glass beads dengan gradasi standar
Type II : Glass beads dengan gradasi sama

Kondisi Glass beads harus transparan, bersih, tidak berwarna, mempunyai bentuk
bulat rata dan bebas dari gumpalan, kotoran ,gelembung udara serta memenuhi
persyaratan khusus.

SK - 28
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

Persyaratan Khusus
Glass beads harus memenuhi gradasi sesuai tabel di bawah

Standar Ayakan Persentase lolos


mm No Type I Type II
0.850 20 100 -
0.600 30 75 - 95 100
0.425 40 - 90 - 100
0.300 50 15 - 35 50 - 75
0.180 80 - 0-5
0.150 100 0-5 -

Berat jenis
Glass beads harus mempunyai berat jenis antara 2,4 sampai 2,6 kg/liter

Bentuk
Glass beads harus mempunyai bentuk bulat dengan kebulatan minimum 70 %
lingkaran.

Indek Bias
Glass beads harus mempunyai nilai indek bias minimum 1,50

Kelembaban dan karakteristik penebaran


Glass beads tidak boleh menyerap atau bertambah kelembabannya selama
penyimpanan dan harus bebas dari debu dan kotoran serta dapat mengalir dengan
bebas dari alat penyebar glass beads.

Daya apung
Jumlah glass beads yang terapung dalam larutan Xylene minimum 90 %.

SK.12.08(4) Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi :
• Alat aplikasi marka cold plastic ;
• Alat aplikasi marka thermoplastic ;
• Pre heater ;
• Hand mixer ;
• Truk pengangkut material ;
• Truk/Pick Up pengangkut rambu kerja ;
• Sapu lidi, pengki, sikat baja, dan cape ;
• Glassbead dispenser ;
• Genset ;
• Alat bantu

SK.12.08(5) Nilai Reflektifitas


Penyedia barang dan jasa menjamin nilai reflektifitas marka yang di aplikasikan
adalah sebagai berikut :

SK - 29
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

a. Bahan Cat Cold Plastic Putih


Waktu pelaksanaan PHO FHO
350 mm2/cd.lx 300 mm2/cd.lx 200 mm2/cd.lx

b. Bahan Cat Cold Plastic Kuning


Waktu Pelaksanaan PHO FHO
250 mm2/cd.lx 200 mm2/cd.lx 150 mm2/cd.lx

c. Bahan Cat Thermoplastic Putih


Waktu Pelaksanaan PHO FHO
200 mm2/cd.lx 200 mm2/cd.lx 100 mm2/cd.lx

Apabila pada saat pengukuran nilai reflektifitas tidak mencapai nilai seperti tabel
tersebut diatas maka pihak Kontraktor wajib melakukan pengecatan ulang sampai
nilai reflektifitasnya tercapai.

SK.12.08(6) Rincian Pekerjaan


Bentuk dan ukuran marka dapat berupa marka membujur (solid atau putus-putus),
marka chevron, marka huruf, marka angka (symbol), marka rumble stripe dan
bentuk marka lainnya sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas/Pemimpin
Proyek/Satuan Tugas/Konsultan Pengawas.

SK.12.08(7) Pengujian Material Lapangan


Setiap akan dipergunakan diambil contoh bahan yang telah dicampur dilakukan
dengan menggunakan pelat yang disediakan oleh Penyedia barang dan jasa
(minimal satu kali setiap hari kerja dimana perhitungan pengambilan sample
adalah setiap 200 m2 adalah 1 (satu) sample) sesuai dengan instruksi Pemberi
Tugas/Pemimpin Proyek/Satuan Tugas/Konsultan Pengawas. Apabila contoh
tersebut ketebalan dan spek tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka
pengecatan tidak boleh diteruskan, harus diganti dengan campuran baru yang
memenuhi syarat ketebalan, elastic/lentur sesuai petunjuk Pemberi
Tugas/Pemimpin Proyek/Satuan Tugas/Konsultan Pengawas.
Pemberi Tugas berhak melakukan pengujian laboratorium dengan biaya
Kontraktor secara acak terhadap material tersebut diatas.

SK.12.08(8) Pelaksanaan Pekerjaan


(a) Sebelum pelaksanaan dimulai, material marka harus diserahkan kepada
Pemimpin Proyek/satuan tugas/Konsultan Pengawas untuk disimpan
digudang yang telah ditetapkan dengan melampirkan surat jalan
pengiriman material dari produsen material marka.
(b) Material yang didatangkan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu
sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan.
(c) Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor harus membuat request
yang berisi rencana lokasi, desain dengan ukuran sesuai dengan ketentuan
dan kebutuhan dilapangan (pemasangan baru boleh dilakukan setelah

SK - 30
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

request tersebut disetujui Pemimpin Proyek/Satuan Tugas/Konsultan


Pengawas).
(d) Marka jalan existing yang harus dihapus akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, dan harus dihapus dengan gritblasting atau sandblasting atau
cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
(e) Daerah permukaan yang akan dicat harus bersih, kering dan bebas dari
butir-butir lepas. Sebelum dilaksanakan, lokasi dan pre-marking (setting
out) dari marka jalan yang akan dikerjakan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Kecuali ditentukan lain, penerapan marka jalan harus dilakukan dengan
mesin berpenggerak sendiri (self-propelled machines) yang dilengkapi
dengan cut-off valves dan nozzle yang mampu menghasilkan bentuk marka
yang rapi dengan garis tepi yang tegas/tajam dan ketebalan yang disyaratkan.
(f) Pengecatan di atas dapat dilakukan dengan cara kombinasi pre-mixed dan
drop-on, yang akan menghasilkan pemantulan cahaya yang tahan lebih
lama. Pengecatan juga harus dilakukan dengan menggunakan mesin.
Banyaknya cat yang digunakan minimal 5,00 kg/m2. Banyaknya glass
beads type II yang dicampurkan berkisar antara 0,10 - 0,25 kg/m2.
Banyaknya glass beads type I yang ditaburkan berkisar antara 0,07 - 0,25
kg/m2.
(g) Ketebalan marka jalan harus minimum 2 mm untuk jenis coldplastic dan 9
mm untuk rumblestrips, ketebalan tersebut tidak termasuk ketebalan
glassbeads. Apabila ketebalan kurang dari yang telah ditentukan harus
dilakukan pengecatan ulang.
(h) Para pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan harus memperhatikan
keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan tol sesuai dengan SMK3 antara
lain : menggunakan rompi yang reflektif dan melengkapi daerah pekerjaan
dengan rambu-rambu sesuai ketentuan yang berlaku di PT. Jasa Marga
(Persero) Tbk
(i) Glass beads yang ditebar menggunakan metode Kombinasi Pre-Mixed dan
Drop On, dimana harus disebar ke permukaan marka tipe A dan tipe B
segera setelah marka diterapkan. Kecuali bila ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas, glass beads harus disebarkan dengan tekanan atau
disemprotkan sebanyak tidak kurang dari 450 g/m2.
(j) Waktu pengeringan untuk cat marka jalan (cat bercampur glas beads)
maksimal 30 menit (kering sentuh), dan waktu pengeringan sempurna
maksimal 25 menit.
(k) Hasil pengecatan harus rapi dan sesuai dengan alignment dari jalan,
permukaan harus rata, seragam dan bebas dari goresan - goresan.
(l) Setelah selesai pekerjaan dari lapangan Kontraktor harus mengembalikan
kaleng/Plastic pembungkus yang sudah kosong (yang terpakai) dan
diserahkan kepada PT Jasamarga Toll Road Maintennace untuk
pengendalian (control) pemakaian material.
(m) Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu-lintas sebagaimana instruksi
Konsultan Pengawas. Marka jalan harus rapi, merata, dan permukaannya

SK - 31
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

tidak boleh menunjukkan retak-retak dan coret-coret. Marka jalan yang tidak
rata dan memberikan penampilan yang tidak sama pada waktu siang dan
malam, harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan tanggungan biaya sendiri.
(n) Bila pada saat pengecatan turun hujan, pengecatan harus dihentikan dan
cat baru harus ditutup dengan Plastic. Pengecatan dapat dilanjutkan kembali
setelah mendapatkan persetujuan dari PT Jasamarga Toll Road
Maintenance Area Jagorawi/Konsultan Pengawas.

SK.12.08(9) Metode Pengukuran

Jumlah marka jalan yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi marka
jalan yang telah diselesaikan dan sudah diterima sesuai dengan Gambar,
Spesifikasi, dan petunjuk Konsultan Pengawas.

SK.12.08(10) Dasar Pembayaran

Jumlah yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak per meter persegi luas marka jalan untuk setiap jenis
pekerjaan seperti di bawah ini.

Hal-hal yang belum diatur dalam rencana kerja dan syarat-syarat diatas dapat
ditentukan kemudian oleh kedua belah pihak dan akan dituangkan dalam
Berita Acara Pre Construction Meeting (PCM).

Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan


material, tenaga kerja, dan peralatan; dan untuk penyelesaian seluruh
pekerjaan yang dijelaskan dalam Pasal ini.

Satuan
Nomor Nama Mata Pembayaran
Pengukuran
Marka Jalan Tipe 1 (t = 3 mm)
SK12.08 (1)a meter persegi
Thermoplastic Putih
Marka Jalan Tipe 1 (t = 3 mm)
SK.12.08 (1)b meter persegi
Thermoplastic Kuning
SK.12.08 (2) Marka Jalan Tipe 1 (t = 6 mm) meter persegi

SK - 32
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

BAB 10

SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

SK.10 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K 3) KONSTRUKSI

SK.10 (1) Uraian

Dasar hukum K3 Konstruksi adalah :


• UU No. 1 tahun 1970
• Permenakertrans No. 1/Men/1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan
• SKB Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
Kep.174/Men/1986 dan No. 104/Kpts/1986
• UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
• PP RI No. 28 – 30 tahun 2000
• Lampiran Kep. Direksi Nomor : 162/KPTS/2010

Tujuan :
• Agar supaya semua yang terlibat dalam pekerjaan yang berada di lokasi
pekerjaan terlindungi keselamatannya, terjaga kesehatannya, dan merasa aman
dalam melaksanakan tugasnya.

Sasaran :
• Semua bahan dan material, alat, dan mesin produksi agar terjamin
keamanannya mulai dari mobilisasi, penyimpanan, pemakaian maupun setelah
dipergunakan, harus melalui tahapan/prosedur yang benar.
• Semua proses pekerjaan konstruksi agar dapat dilaksanakan dengan aman dan
terkendali.

SK.10 (2) Sistem Manajemen K3

Kontraktor harus sudah menerapkan SMK3 versi Permenaker No. 5/1996 atau
SMK3 versi OHSAS 18001.
Kontraktor harus menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Ahli K3
Konstruksi sebagai Safety Officer di Proyek dan bersertifikasi minimal Ahli Muda
K3 Konstruksi.
Bagi Kontraktor yang mempunyai Sub-Sub Kontraktor maka tanggung jawab
kegiatan K3 di proyek ada pada Kontraktor Utama.

SK.10 (3) Pelaksanaan

Tugas dan tanggung jawab Ahli K3 Konstruksi antara lain :


• Memastikan bahwa kebijakan, tujuan, dan sasaran K3 tercapai;
• Melakukan kegiatan pemeriksaan / inspeksi dan tindakan perbaikan ;
• Melakukan kegiatan komunikasi dan pelaporan yang bersifat internal maupun
eksternal dengan para pihak yang berkepentingan.

SK - 33
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

Laporan hasil inspeksi / pemeriksaan K3 meliputi laporan internal dan eksternal.


Laporan internal adalah laporan yang dibutuhkan oleh lingkungan internal
Kontraktor. Laporan internal berupa dokumentasi dalam sistem manajemen K3
yang mencakup antara lain realisasi jadwal inspeksi, hasil komunikasi internal,
hasil pemeriksaan/inspeksi dan pengujian, hasil dari tindakan perbaikan
(corrective action), hasil dari tindakan pencegahan (preventive action), risalah
rapat dan lain-lain. Sedangkan laporan eksternal adalah laporan yang dibutuhkan
oleh pihak luar Kontraktor yang berkaitan dengan koordinasi pembinaan dan
pengendalian K3 oleh instansi terkait dengan pelaksanaan K3.
Berkaitan dengan pembinaan dan pengendalian K3, maka diperlukan laporan
kepada instansi terkait sebagai data pemantauan untuk dievaluasi tingkat
keberhasilan pelaksanaan K3.
Pihak-pihak luar yang harus diberikan laporan atas pelaksanaan K3 oleh
Kontraktor dalam mengerjakan pekerjaan konstruksi di suatu tempat tertentu
adalah :
• Kantor Dinas Tenaga Kerja setempat dengan frekuensi pelaporan setiap 3
bulan sekali;
• Dinas Pekerjaan Umum setempat untuk pekerjaan tertentu yang
membahayakan publik atau kepentingan umum/masyarakat;
• Pemda tingkat I atau tingkat II setempat.

Laporan eksternal dibuat dengan menggunakan formulir yang dapat diminta pada
Dinas Tenaga Kerja setempat meliputi :
• Form – 1 : Laporan Administrasi K3 Konstruksi;
• Form – 2 : Data Proyek;
• Form – 3 : Check list untuk pengawasan tempat kerja kegiatan konstruksi;
• Form – 4 : Wajib lapor pekerjaan / proyek konstruksi;
• Form – 5 : Data lengkap Sub Kontraktor.

SK.10 (4) Material

Kontraktor harus menyediakan kelengkapan K3 yang berkaitan dengan meterial


sesuai dengan Form – 3 Check list untuk pengawasan tempat kerja kegiatan
konstruksi dan Form – 4 Wajib Lapor pekerjaan / Proyek Konstruksi Bangunan
antara lain :
• Alat-alat APD yaitu : safety helmet, safety shoe, safety belt, masker, sarung
tangan, pakaian kerja, ear plugg, kaca mata, jaring + terali pengaman,
poliklinik / RS rujukan;
• Rambu-rambu dan poster K3;
• Kotak P3K;
• Kelengkapan pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
• Peralatan evakuasi / penyelamat;
• Perijinan dan status mesin-mesin / alat;
• Dan lain-lain.

SK - 34
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

SK.10 (5) Dasar Pembayaran

Ketentuan-ketentuan dalam pasal ini harus dilaksanakan untuk setiap


pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dicantumkan dalam mata pembayaran
dalam Daftar Kuantitas dan Harga dalam Kontrak ini.

Pembayaran kepada Kontraktor berdasarkan mata pembayaran (SK.10) harus


dianggap sudah mencakup biaya Kontraktor untuk upaya memenuhi
kewajibannya dalam Pasal ini dan yang terkait beserta butir-butir pembayaran
lain yang diuraikan dalam Spesifikasi Umum atau Spesifikasi Khusus (jika ada)
yang dinyatakan tercakup dalam pembayaran berdasarkan Pasal ini.

Tidak ada pembayaran khusus dalam mata pembayaran Pasal ini, akan tetapi
kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya SMK-3 pada setiap mata
pembayaran dalam setiap pekerjaan yang diatur dalam Spesifikasi Umum dan
Spesifikasi Khusus.

SK - 35
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

Form - 1
Lampiran : Bentuk Laporan Administrasi K3 Konstruksi
( Yang dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja Setempat )

DAFTAR ISIAN K3
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN KEGIATAN
PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN

Nama Proyek :
Lokasi :
Kodya/Kabupaten :
Propinsi :

SK - 36
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

Form – 2

DATA PROYEK

1. Nama Proyek
2. Lokasi
3. Pemberi Tugas
4. Perencana Konstruksi
5. Pengawas Konstruksi
6. Pelaksana Konstruksi
7. Luas Lahan
8. Luas Bangunan
9. Sub Kontraktor
(daftar ditambah pada lembar tersendiri)
10. Mulai Pekerjaan
11. Selesai Pekerjaan
12. Jumlah Tenaga Kerja
a. Tenaga Tetap
b. Borongan / Harian Lepas

SK - 37
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

Form – 3

CHECK LIST UNTUK PENGAWASAN


TEMPAT KERJA KEGIATAN KONSTRUKSI

1. Nama Proyek
2. Lokasi / Alamat
3. Pelaksana / Kontraktor

A. UMUM
No. Item yang diperiksa / diamati Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4 5
1 Apakah kontraktor telah melapor kepada
Depnaker sesuai pasal 2 Peraturan Menteri No.
01/Men/1980
2 Apakah kontraktor telah memiliki Wajib Lapor
sesuai UU No. 7/1981
3 Apakah semua pekerja harian lepas atau
borongan dari sub kontraktor telah mendapat
perlindungan Jamsostek
4 Apakah kontraktor / subkontraktor mempunyai
izin penyimpangan waktu jam kerja
5 Apakah memiliki poliklinik di lokasi proyek, bila
ada, berapa petugas kesehatan yang aktif
6 Apakah proyek memiliki organisasi K3 (unit
K3/P2K3) atau safety comitee
7 Apakah safety officer atau safety comitee
memiliki program K3 untuk pelaksanaan proyek
8 Apakah safety officer atau safety comitee dari
kontraktor memiliki kegiatan-kegiatan antara lain:
a. Safety Talk
b. Rapa-rapat K3 (harian, mingguan, bulanan)
c. Prosedur kerja setiap tahapan pekerjaan
d. Supervise dan inspeksi
e. Tersedia check list / safety patrol
f. Petugas piket
g. Kegiatan kampanye K3; lomba K3; lomba
kebersihan, disiplin, dan lain-lain
h. Tindakan sanksi
9 Apakah cukup disiapkan alat-alat perlengkapan
dan APD serta jumlahnya:
a. Helm
b. Sepatu Kerja (safety shoes)
c. Safety belt
d. Masker las Form - 3
e. Sarung tangan
f. Pakaian kerja
g. Kaca mata las
h. Jaring + terali pengaman

SK - 38
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

No. Item yang diperiksa / diamati Ya Tidak Keterangan


1 2 3 4 5
10 Apakah dipasang rambu-rambu / poster dan lain-
lain
a. Papan pengumuman untuk tata tertib
b. Poster-poster K3
c. Rambu-rambu atau papan-papan
peringatan bahaya seperti :
- awas bahaya benda jatuh
- tanda bahan mudah terbakar
- awas lalu lintas alat berat, dan lain-lain
d. Papan / tanda petunjuk arah :
- MCK
- Mushola
- Kantin
- Kotak P3K
- Tempat Istirahat
- Klinik
- Ruang safety comitee, dan lain-lain
11 Apakah kesiapan kontraktor dalam pencegahan
dan penanggulangan bila terjadi kebakaran dan
saran penanggulangan kebakaran antara lain
APAR, apakah sudah disediakan di lokasi yang
rawan kebakaran ?

B. TEMPAT KERJA DAN TATA RUANG

No. Item yang diperiksa / diamati Ya Tidak Keterangan


1 2 3 4 5
1 Apakah lokasi / tempat kegiatan konstruksi
telah dilengkapi dengan pagar pengaman
dengan baik
2 Lokasi / daya proyek kontruksi :
- Luas tanah ..................m2
- Bangunan ...................m2
- Jumlah lantai ..............lantai
- Jumlah Basement .......lantai
3 Apakah penempatan peralatan dan bahan
cukup baik / teratur
4 Apakah keadaan lingkungan kerja cukup baik
seperti :
Penerangan, kebersihan ventilasi, keamanan,
kesehatan, dll
5 Apakah semua struktur bangunan dan
peralatan kerja, mesin-mesin, pesawat dll
telah mendapat izin pemakaian dari Depnaker
/ Disnaker setempat : Form - 3
a. Motor Diesel / Genset

SK - 39
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

No. Item yang diperiksa / diamati Ya Tidak Keterangan


1 2 3 4 5
b. Tower Crane
c. Mobile Crane
d. Fork Lift
e. Passenger hoist, dll
6 Apakah operator-operator alat berat telah
memiliki sertifikat atau ISO sesuai
Permenaker No. 01/MEN/1989
7 Lay out / tata ruang lokasi :
- Kantor proyek
- Gudang bahan / material
- Pos keamanan
- Poliklinik
- Kantin
- MCK
- Rute lalu lintas kendaraan
- Rute jalan orang keluar masuk
8 Tempat dan lingkungan kerja :
- Penerangan
- Ventilasi
- Corong Peluncur
- Penyanggah
- Tempat penyimpanan bahan
9 Lokasi dan kondisi alat / mesin-mesin :
1. Pesawat-pesawat angkat :
- Perijinan
- Keadaan
- Pemeriksaan terakhir
- Pemilik
- Data teknis (jenis, nomor seri, pabrik,
kapasitas, tahun, dll)
2. Pesawat-pesawat tenaga / diesel :
- Perijinan
- Keadaan
- Pemeriksaan terakhir
- Pemilik
- Data teknis (jenis, nomor seri, pabrik,
kapasitas, tahun, dll)
3. Mesin-mesin perkakas yang ada
10 Fasilitas Keselamatan / K3
- Peralatan perlindungan diri (APD / Alat
Pelindung Diri)
- Kotak P3K
- Peralatan Evakuasi / penyelamat
- Peralatan pemadam kebakaran
- Safety net (jala pengaman)
11 Prosedur Keselamatan / K3
- Peraturan, pedoman teknik dan petunjuk
pelaksana

SK - 40
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

Form - 3
No. Item yang diperiksa / diamati Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4 5
- Jadwal rapat K3/P2K3/Pimpro
- Jadwal supervisi
- Program pembinaan K3
- Prosedur pemeriksaan pekerja
- Pelatihan K3 bagi petugas K3, mandor,
operator, anggota pengurus unit K3/P2K3
12 Upaya-upaya perlindungan K3 terhadap :
- Bahaya jatuh : palang pengaman,
penadah, safety belt
- Kejatuhan benda : jala pengaman safety
belt, pagar sementara
- Robohnya sebagian bangunan
- Kebakaran
- Pengaruh kebisingan, dan lain-lain
13 Prosedur pelaporan ke instansi terkait :
- Daftar identifikasi sumber bahaya yang
dapat diduga dari tiap tahap pekerjaan
- Wajib lapor pekerjaan
- Perlindungan norma kerja (upah, jam
kerja, lembur dan jamsostek)
14 Lain-lain

15 Syarat-syarat yang harus dilaksanakan oleh


kontraktor (syarat-syarat yang diberikan oleh
Pengawas K3)

Diterima Oleh : Diperiksa Oleh :


Pihak Kontraktor : Tanggal :
Nama : Jabatan :
Tanda Tangan :

SK - 41
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

DEPARTEMEN TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

Form – 4
WAJIB LAPOR
PEKERJAAN/PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN
Sebagaimana dimaksud Pasal 2 Permenaker No. Per 01/MEN/1980 tentang K3
pada Konstruksi Bangunan sebagai pelaksanaan Undang-Undang No. 1/1970
tentang Keselamatan Kerja
1 Nama Proyek / Bangunan
2 Lokasi Proyek
3 Jenis Proyek
4 Pelaksana / kontraktor utama
• Nama pimpinan proyek
• Alamat
• Wajib lapor ketenagakerjaan
• Perlindungan Jamsostek
• SIUJK
5 Pemberi tugas / pemberi kerja
Alamat
6 Konsultan Pengawas
Alamat
Pimpinan / penanggung jawab
7 Bagian pekerjaan yang dikerjakan subkontraktor Nama subkontraktor, jenis
(data lengkap dapat diuraikan dalam lembar pekerjaan, dan lain-lain
tersendiri)
8 Jumlah pekerja yang akan dipekerjakan selama Uraikan :
pelaksanaan proyek (data lengkap dapat diuraikan WNI / WNA
dalam lembar tersendiri) Laki-laki / Perempuan
9 Jangka waktu pelaksanaan
10 Mulai : ........s/d .............
11 Tahapan pekerjaan / schedule
• Persiapan dan pondasi
• Bangunan atas / struktur
• Mekanikal & elektrikal
• Instalasi air / plumbing
• Instalasi lift
• Instalasi tata udara
• Instalasi proteksi kebakaran
• Penangkal petir

SK - 42
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

DEPARTEMEN TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
Form – 4
12 Fasilitas alat, pesawat, perlengkapan, mesin yang tersedia atau dipergunakan
dalam pekerjaan konstruksi proyek (data lengkap dapat diuraikan dalam lembar
tersendiri)
Jenis alat / perlengkapan Jumlah No. Sert Kondisi
• Kantor proyek
• Pembangkit tata udara / ventilasi
• Mobile
• Tower crane
• Hoisting lift
• Mesin pancang
• Power shovel excavator
• Perancah
13 Bahan-bahan berbahaya yang
terdapat pada lingkungan tempat
kerja proyek
14 Fasilitas Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang tersedia
• Safety helmet
• Safety shoe
• Safety belt
• Sarung tangan
• Safety net
• Ear plug / ear muff
• Masker
• Kaca mata las
• Poliklinik / RS Rujukan
15 Unit K3 (P2K3 / safety comitee)
• Nama
• Jabatan
• Angota-anggota
16 Usaha-usaha K3 yang akan dilakukan (prosedur lengkap dapat diuraikan dalam
lembar tersendiri)
• Panduan K3 Ada / Tidak ada
• Program K3 Ada / Tidak ada
• Penyuluhan K3 Ada / Tidak ada
Jakarta, ................................................
Pelaksana Konstruksi
(MainContractor)

(........................................)
Site Manager

SK - 43
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO

DEPARTEMEN TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

Form – 4(Lanjutan)

Keterangan :

4. Lembar warna putih : Kantor Depnaker Pusat


5. Lembar warna biru : Arsip Kontraktor
6. Lembar warna hijau : Kanwil Depnaker
7. Lembar warna kuning : Kacab PT Jamsostek
8. Lembar warna merah : Depnaker Cq. Dit. Pengawasan Norma Keselamatan
dan Kesehatan Kerja

SK - 44
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi
Spesifikasi Khusus SFO dan Marka SFO
Form – 5
DATA LENGKAP SUB KONTRAKTOR
Masing-masing Jenis Pekerjaan

1 • Nama Sub Kontraktor


• Jenis Pekerjaan
• Penanggung Jawab
2 Kualifikas
Data Tenaga Kerja / Pekerja WNI WNA Jumlah
i
• Manajemen dan staf L P L P
• Supervisor / pengawas
• Foreman / mandor
• Petugas K3/safety officer
• Operator crane / lift
• Tukang las
• pekerja
3 Data pesawat/alat/mesin/perlengkapan kerja Jumlah No. Sert. Kondisi
• Genset
• Mobile crane
• Tower crane
• Hoisting lift
• Power shovel
• Excavator
• Mesin pandang
• Perancah / scaffolding
CATATAN :
Dapat diisi sesuai jenis pekerjaan

SK - 45
PT. Jasamarga Tollroad Maintenance Area Jagorawi

Anda mungkin juga menyukai