Anda di halaman 1dari 32

TUGAS

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI


BAJA

Dibuat Oleh Kelompok 3

1. Priliani A.Vabiola.Walukow 17021101109 A


2. Monica E.Langi 17021101106 A
3. Prayer J.Porong 17021101108 A
4. Thijs C.J Wongkar 17021101139 A
5. Vicario Lesar 17021101135 A
6. Gabriela A.Monding 17021101120 A
7. Felicia F.Rapar 17021101119 A
8. Josephat D.Titirlolobi 17021101103 KA
9. Wilson R.Darenoh 17021101113 KA
10. Julio F.Hunta 17021101116 KA
11. Yerikho S.Sompie 17021101138 KA
12. Efensius Mandopa 17021101147 KA
13. Vidy Iroth 17021101136 TA

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

MEI 2018

Page 1
DAFTAR ISI

Daftar isi…………………………………………………………………………………..2

I Pengertian Baja………………………………………………………………………..3

II Sifat-sifat Baja……………….……………………………...…………………………3

III Kelebihan dan Kekurangan Baja..……………………………………………………..5

III.1 Kelebihan Baja………..


……………………………………………………...5

III.2 Kekurangan Baja …………..….


……………………………………………..6

IV Jenis Klasifikasi Baja…………..………………………………………………..….…..7

V Jenis-Jenis Baja……………………….……………………………………………….8

V.1 Baja Karbon……………………………………………………………………8

V.2 Baja Paduan…….. …………………………………………………………...10

V.3 Baja Ringan………... ……………………………………………...………...11

V.4 Kelebihan dan Kekurangan Baja Ringan……………………………………..12

VI Bahan Baku Baja……………………………………………………………………..14

VII Proses Pembuatan Baja…………………………….…………………………………15

VII.1 Proses Konvertor……………………………………………………………...15

VII.2 Proses Siemens Martin………………………………………………………..15

VII.3 Proses Basic Oxygen Furnace…………………………………………………18

VII.4 Proses Dapur Listrik…………………………………………………………..19

VII.5 Proses Dapur Kupola………………………………………………………….21

VIII Baja Masa Sekarang………………….……………………………………………...22

IX Macam dan Jenis Profil Bajaa…...…………………………………………………...22

X Studi Kasus Konstruksi Baja………….…..…………….…………………………….29

XI Menghitung Rangka Atap Baja Ringan……...…………………………………….....30

Page 2
XII Penggunaan Baja Dalam Teknologi Terbarukan…..…………………………………31

I. PENGERTIAN BAJA .

 Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar dicampur
dengan beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon. Unsur karbon inilah yang
banyak berperan dalam peningkatan performan. Perlakuan panas dapat mengubah
sifat baja dari lunak seperti kawat menjadi keras seperti pisau. Penyebabnya adalah
perlakuan panas mengubah struktur mikro besi yang berubah-ubah dari susunan
kristal berbentuk kubik berpusat ruang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.
Dengan perubahan struktur kristal, besi adakalanya memiliki sifat magnetik dan
adakalanya tidak. Besi memang bahan bersifat unik.

II. SIFAT SIFAT BAJA


 Sifat -sifat baja yang paling utama untuk dikatahui adalah : Sifat kekuatan/keteguhan,
elastisitas, kekerasan dan sifat untuk kemungkinan dapat ditempa .
 Sifat kekuatan ; artinya mempunyai sifat kekuatan tinggi untuk menahan tarik, tekan,
lenturan dan geseran
 Sifat elastis ; artinya sampai batas tertentu bahan baja mengalami pembebanan dan
akibat pembebanan tsb. Akan mengalami perubahan bentuk, tetapi setelah
pembebanan dihentikan maka bahan baja akan kembali pada bentuk semula
 Sifat kekerasan ; artinya tidak mudah mengalami cacat kalau kena benturan. Jadi
bahan baja ini cukup keras tetapi elastis

Page 3
 Sifat dapat ditempa ; artinya pada keadaan pijar / lembek karena dipanasi mudah
ditempa sehingga dapat dirubah bentuknya. Tetapi pada keadaan dingin/selesai
dipanasi kekuatannya tidak berubah

Selain sifat yang disebutkan diatas, baja juga memiliki beberapa sifat lainnya, antara
lain:
 Mengkilap
 Dapat dibentuk/ditempa menjadi lembaran, batangan dan sebagainya
 Sangat kuat
 Dengan campuran elemen tertentu, dapat dihasilkan kelebihan-kelebihan yang
dibutuhkan
 Menghantarkan panas dan listrik
 Mudah diubah bentuknya
 Tahan lama
Selain itu baja juga memiliki sifat mekanis berdasarkan SNI-2002 pasal 5.1.3 ditentukan
sebagai berikut:
 Modulus elastisitas
: E = 200 Gpa = 200.000 Mpa= 2.000.000 kg/cm2
 Modulus Geser
: G = 80.000 Mpa = 800.000 kg/cm2
 Nisbah Poisoson
:μ = 0,3
 Koefisien pemuaian
:α = 12x10-6/o

Dengan sifat-sifat tersebut, baja adalah salah satu bahan baku pembuat berbagai benda
dan alat sesuai kebutuhan manusia.Tentunya, perbedaan sifat-nya jika dibandingkan dengan
bahan lainnya, seperti kayu atau plastik, memerlukan perlakuan yang berbeda pula di dalam
pengolahannya. Sebagai bahan bangunan, baja dapat difungsikan sebagai beberapa elemen
bangunan pada umumnya. Baik sebagai elemen struktural, penutup/pelapis permukaan,
maupun sebagai elemen estetika

Page 4
III. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAJA
 KELEBIHAN BAJA
 Memiliki Kekuatan yang Besar
Baja merupakan salah satu bahan bangunan yang sangat kuat. Kekuatan yang tinggi
per satuan berat ini membuat potensi beban matinya cukup kecil. Itulah kenapa baja
termasuk material yang bagus untuk jembatan bentang panjang, bangunan tinggi, serta
bangunan yang didirikan di atas tanah labil.
 Mempunyai Sifat yang Seragam
Karena merupakan material buatan yang diproduksi oleh pabrik, baja memiliki sifat
yang seragam sesuai dengan standar mutunya. Sifat-sifat tersebut juga tidak banyak
berubah sering dengan berjalannya waktu penggunaan. Hal ini sangat berbeda
dengan beton bertulang, di mana kualitasnya akan mengalami penurunan yang sangat
drastis seiring dengan pemakaiannya.
 Daya Elastisitasnya Bisa Diketahui
Perilaku yang dimiliki oleh baja sangat mendekati dengan asumsi yang dilakukan oleh
perancang teknik. Hal ini dikarenakan perilaku baja tersebut mengikuti hukum Hookie
hingga mencapai tegangan yang cukup tinggi. Sehingga momen inersia pada
penampang baja bisa diketahui dengan lebih pasti daripada momen inersia pada
penampang beton bertulang.
 Daya Tahannya Sangat Lama
Baja yang dirawat dengan baik akan memiliki usia pakai yang sangat lama. Bahkan
dalam kondisi tertentu, struktur baja hampir tidak membutuhkan bentuk-bentuk
pemeliharaan sama sekali. Artinya baja termasuk material yang murah walaupun
biaya pengadaannya cukup besar.
 Memiliki Daktilitas yang Bagus
Daktilitas adalah sifat material untuk menahan deformasi yang besar tanpa
menyebabkan keruntuhan terhadap beban tarik. Hasil penelitian menunjukkan baja
yang diuji menggunakan beban tarik akan mengalami pengurangan luas penampang
dan perpanjangan sebelum terjadi keruntuhan. Berbeda dengan material lain yang
bersifat keras dan getas, material tersebut akan langsung hancur apabila dikenai beban
kejut.
 Bersifat Liat (Toughness)

Page 5
Liat (toughness) adalah kemampuan material untuk menyerap energi dalam jumlah
yang cukup besar. Baja dapat dikatakan bersifat liat karena mempunyai kekuatan dan
daktilitas yang bagus. Dengan kata lain, baja sanggup menahan beban yang memiliki
deformasi yang relatif besar baik selama proses pabrikasi, pengangkutan, maupun
pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran. Ini artinya baja bisa diberikan lenturan,
beban kejut, beban geser, dan lubang.
 Bisa Digunakan untuk Struktur Tambahan
Selain digunakan sebagai struktur utama, baja juga dapat dipakai untuk struktur
tambahan. Baja sangat cocok dimanfaatkan sebagai struktur bentang baru atau seluruh
struktur sayap. Pekerjaan ini biasanya dilakukan pada pembangunan portal atau
pelebaran jembatan.

 KEKURANGAN BAJA
 Membutuhkan Biaya yang Tinggi
Pembangunan gedung menggunakan strutkur baja membutuhkan anggaran yang tidak
sedikit. Begitu pula dalam hal perawatan dan perlindungannya. Pada dasarnya, baja
sangat rentan terhadap udara dan air yang bisa menyebabkan korosi sehingga perlu
dicat secara berkala. Karena termasuk konduktor panas yang baik, baja bisa memicu
terjadinya kebakaran pada material-material di sekitarnya.
 Memiliki Kerentanan Terhadap Tekuk
Baja sangat rentan mengalami tekuk (buckling) karena elemen tekannya bekerja
secara langsung. Jadi meskipun kekuatan yang dimilikinya sangat besar, baja
bukanlah material yang bagus untuk pembuatan kolom. Sebab dibutuhkan material
tambahan yang berfungsi untuk menopang baja agar tidak mengalami buckling yang
dapat membahayakan penghuni di atasnya.
 Lemah Terhadap Beban Siklis
Sebagai bahan bangunan, baja memiliki kelemahan terhadap beban siklis yang
mengenainya. Kekuatan baja lambat laun akan mengalami penurunan secara
signifikan apabila dikenai beban tersebut terus-menerus. Untuk mengatasi dampak
dari beban siklis, baja perlu dirancang sedemikian rupa untuk mengurangi
kekuatannya setiap kali akan timbul beban siklis.
 Berisiko Mengalami Keruntuhan Getas

Page 6
Baja bisa kehilangan sifat daktilitasnya pada kondisi tertentu. Hal ini bisa
menyebabkan timbulnya keruntuhan di suatu tempat yang memiliki konsentrasi
tegangan yang tinggi. Faktor-faktor yang dapat memperbesar risiko keruntuhan getas
pada baja yaitu jenis beban fatik dan suhu udara yang rendah.

IV. JENIS/KLASIFIKASI BAJA TULANGAN MENURUT SNI 07-2052-2002

Kelas Baja
No. Sifat Mekanis
Tulanagan

Batas Kuat Nomor Regang Sudut Diameter


ulur tarik batang min. % lengkung lengkung
min. min. uji
N/mm2 N/mm2

No. 2 20
1 BJTP 24 235 382 180º 3xd
P No. 3 24

o No. 2 18

l d ≤ 16 = 3 x d
2 BJTP 30 294 440 180º
o No. 3 20 d > 16 = 4 x d

294 440 No. 2 16 d ≤ 16 = 3 x d


1 BJTP 30 180º
No. 3 18 d > 16 = 4 x d

S 343 490 No. 2 18 d ≤ 16 = 3 x d

i d < 16 ≤ 40 = 4
2 BJTP 35 180º
No. 3 20 xd
r
d > 40 = 5 x d
i
390 560 No. 2 16
3 BJTP 40 180º 5xd
p No. 3 18

490 620 d ≤ 25 = 5 x d
4 BJTP 50 No. 2 12 90º
d > 25 = 6 x d

V. JENIS-JENIS BAJA
Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :

Page 7
 Baja Karbon (Carbon steel)

Baja karbon adalah material material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan
unsur kedua yang berpengaruh berpengaruh pada sifat‐sifatnya sifatnya adalah
karbon, sedangkan unsur yang lain berpengaruh menurut prosesntasenya.
Baja karbon dapat terdiri atas :
 Baja Karbon Rendah (low carbon steel)
Baja karbon rendah mengandung unsur karbon dengan kadar sekitar 0,05-0,3 persen.
Karakteristik utama baja ini ialah gampang ditempa dan mudah diolah menggunakan
mesin. Baja karbon rendah dengan kadar antara 0,05-0,2 persen biasanya dipakai
untuk membuat bodi mobil, struktur bangunan, pipa, rantai, sekrup, paku. Sementara
baja karbon rendah yang memiliki kadar di kisaran 0,2-0,3 persen umumnya
digunakan untuk membuat gigi kendaraan, baut, dan jembatan.

 Baja Karbon Menengah (medium carbon steel)

Page 8
Baja karbon menengah bersifat lebih kuat daripada baja karbon rendah sehingga lebih
sulit dipotong, dibengkokkan, atau dilas. Baja karbon menengah yang berkadar 0,3-
0,4 persen dipakai untuk membikin batang penghubung, pin engkol, dan as roda.
Sedangkan baja karbon menengah dengan kadar 0,4-0,5 persen digunakan sebagai
bahan pembuatan as roda mobil, poros engkol, rel, boiler, dan obeng. Serta baja
karbon menengah sekitar 0,5-0,6 persen merupakan bahan baku palu dan kereta
luncur.

 Baja Karbon Tinggi  (high carbon steel)


Baja karbon tinggi mengandung unsur karbon berkisar antara 0,6-1,5 persen. Baja
jenis ini mempunyai sifat sangat sulit dibengkokkan, dipotong, maupun dilas.
Kegunaan baja karbon tinggi antara lain sebagai bahan baku pemutar sekrup, palu,
pisau, gergaji, kawat, dan alat-alat pertukangan yang lain.

 Baja Paduan (Alloy steel)

Page 9
Baja paduan tidak hanya terbuat dari besi dan karbon, tetapi juga diberikan tambahan
berupa unsur-unsur lainnya. Adapun tujuan dari dilakukan penambahan unsur-unsur
tersebut antara lain meningkatkan sifat mekanik baja, menaikkan sifat mekanik pada
temperatur rendah, meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia, dan menciptakan
baja dengan sifat-sifat khusus. Menurut kadar karbonnya, ada tiga jenis baja paduan
yaitu baja paduan rendah (kurang dari atau sama dengan 2,5%), baja paduan
menengah (2,5-10%), dan baja paduan tinggi (lebih dari atau sama dengan 10%).

Baja paduan juga bisa dibagi menjadi dua jenis menurut unsur-unsur paduannya yaitu :

 Baja Paduan Khusus


Baja paduan khusus dibuat dengan unsur-unsur tertentu untuk keperluan khusus.
Pembuatan baja jenis ini dilakukan dengan menambahkan satu atau lebih unsur-unsur
yang berjenis logam. Sehingga didapatkan baja yang mempunyai sifat dan
karakteristik sesuai keinginan. Misalnya baja menjadi lebih kerat, lebih kuat, dan lebih
ulet dibandingkan dengan baja karbon.

 Baja High Speed

Page 10
Baja high speed biasanya digunakan sebagai bahan utama untuk membuat alat-alat
potong. Sebagai contoh yaitu drill, reamer, milling cutter, lathe tool bit, dan
countersink. Baja ini mengandung unsur karbon sekitar 0,7-1,5 persen. Dengan
memanfaatkan baja high speed, suatu peralatan dapat dioperasikan lebih cepat.

 Baja Ringan
Baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis, namun
memililki fungsi setara baja konvensional. Rangka atap baja ringan diciptakan untuk
memudahkan perakitan dan konstruksi.Meskipun tipis,baja ringan memiliki derajat
kekuatan tarik 550 Mpa=5.500kg/cm2,sementara baja biasa sekitar 300 Mpa= 3.000
kg/cm2.Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengompensasi bentuknya yang
tipis.

 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MENGGUNAKAN RANGKA ATAP BAJA


RINGAN

Page 11
Kelebihan :
 Karena bobotnya yang ringan dibandingkan kayu, maka beban yang harus ditanggung
oleh struktur dibawahnya lebih rendah.
 Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustile)
 Konsumen tidak perlu kuatir masalah rayap
 Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai susut.
 Kekuatan baja ringan bisa sampai 10 tahun.
Baja yang dipakai adalah baja bermutu tinggi, Hi-Ten G550 lapis zinc dan
alumunium. Baja di-treatment hingga tipis, lalu ditarik hingga mutu bajanya tinggi.
Kekuatannya sama dengan baja-baja biasa. Kuat, bisa diinjak-injak, untuk menahan
beban genteng, plafon, memasang lisplang dan listrik,
 Pemasangan Sangat Efisien Sehari bisa memasang 25 m2. Jika mencapai 100 m2 bisa
sampai empat hari. Hari kelima sudah bisa pasang genteng. Sementara jika memakai
kayu bisa dua kali dari itu. Apalagi baja konvensional tiga kalinya. Bahkan saat
pemasangan, tempatnya relatif bersih, tak banyak sisa-sisa potongan.
 Segi pengerjaan sangat mudah dan cepat karena prosesnya mengikuti rancangan dan
modelnya seperti apa, bagian pabrik yang membuat rangka. Setelah itu tinggal
disambung dengan menggunakan baut. Memasangnya pun tak lama hanya 3-4 hari
saja. Sementara kayu, selain lebih berat, tenaga yang dipakai pun lebih banyak meski
bahannya lebih murah. Kekuatan kayu pun diprediksi berusia 10-20 tahun saja.
Sementara kalau memakai baja ringan bisa mencapai 50-100 tahun. Jadi, jangan
bayangkan baja-baja yang berat, karena baja yang dipakai untuk kuda-kuda rumah
berbeda jenisnya. Ringannya seperti seng, kalau dibentangkan dan ditekuk-tekuk
gampang sekali. Terkena angin pun lebih fleksibel menahan beban.
 Ramah Lingkungan
Kelebihan baja ringan saat terjadi kebakaran tidak memperbesar api, ramah
lingkungan, 100 persen dapat didaur ulang, tidak ada muai susut akibat perubahan
cuaca, tidak perlu dicat dan kesalahan saat pemasangan bisa diminimalisasi.
 Tren memakai rangka baja ringan ini diramalkan akan bertahan lama. Bayangkan jika
orang masih memakai kayu, berapa banyak lagi pohon yang ditebang. Apalagi dengan
kemajuan zaman, teknologi tinggi, orang maunya serba cepat dan praktis.
 Lain-lain

Page 12
Anti rayap, anti jamur, anti karat, tahan cuaca, tanpa pengelasan, design fleksibel dan,
bebas biaya pemeliharaan
Kekurangan :
 Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti sistem rangka kayu,sistem
rangkanya yang berbentuk seperti jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafond.
( Tidak disarankan menggunakan plafond)
 Karena strukturnya yang seperti jaring maka bila ada salah satu bagian struktur yang
salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya.
 Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk
berbagai profil. Pada konstruksi atap yang berbentuk bundar akan lebih mudah bila
konstruksinya menggunakan rangka kayu.
 Tidak adanya presisi pada garis level pasangan dinding bata atau balok beton yang
menjadi tempat dudukan kuda-kuda rangka atap baja ringan tersebut. Dengan
demikian, diperlukan revisi berupa penambalan, pengganjalan, ataupun pembobolan
dan pemangkasan di bagian-bagian yang tidak level.

VI. BAHAN BAKU BAJA

Page 13
 Bijih Besi Primer
Umumnya berupa bijih hematite (Fe2O3) atau magnetite (Fe3O4) atau campuran
diantara keduanya. Kandungan Fe nya bervariasi (tinggi dan rendah). Jenis bijih besi
primer ini merupakan bahan baku utama untuk memproduksi besi dunia. Di
Indonesia, bijih besi primer ada di Aceh, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Kalbar,
Kalsel.

 Bijih Besi Laterit


Jenis batuan ini berupa goethite dan limonite. Kadar Fe sekitar 40-58% karena
mengandung air kristal. Di Indonesia, terdapat di Pulau Sebuku, Gunung Kukusan
(Kalsel), Pomala, Halmahera, dll.

 Pasir Besi
Jenis batuannya adalah Titanomagnetite dan bersifat magnet kuat. Kandungan Fe
sekitar 59%. Pengolahan bijih sampai menjadi besi baja secara komersial sudah
dilakukan di New Zealand dan China.

Page 14
VII. PROSES PEMBUATAN BAJA SECARA UMUM

 Proses Konvertor
Konvertor adalah salah satu wadah untuk mengolah besi menjadi baja siap untuk
diproduksi. Dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling. Pada
bagian dalam konvertor dibuat dari batu yang tahan api, batu tahan api tersebut dapat
bersifat asam atau basa tergantung dari sifat baja yang akan diolah.
Di bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer) sebagai saluran
udara penghembus yang disebut sebagai air blast. Terdapat juga penyangga pada
konvertor yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur posisi horizontal atau
vertikal konvertor.

Page 15
 Sistem kerja
1. Bahan baku dipanaskan dengan kokas (seperti batu bara  komposisi karbon) sampai ±
1500 derajat C.
2. Konvertor miringkan untuk memasukkan bahan baku baja kurang lebih 1/8 dari
volume konvertor.
3. Setelah abhan baku baja masuk, ke=onvertor kembali ditegakkan.
4. Tekanan udara penglolahan berkisar 1,5 – 2 atm di hembuskan dari kompresor.
5. Kemudian setelah 20-25 menit, konvertor di putar balik (dijungkirkan) untuk
mengelaurkan hasilnya.
 Proses Bassemer (Asam)
Pengolahan dengan proses bassemer yaitu lapisan dalam yang digunakan adalah batu
tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah
besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2,
SiO2 + CaO CaSiO3.

 Proses Thomas (basa)


Proses Thomas pada lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa
atau dolomit [kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)]. Bahan baku
yang diolah adalah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 %
dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor
(P2O5) untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO), 3 CaO + P2O5
Ca3(PO4)2 (terak cair)

Page 16
 Proses Siemens Martin
Proses siemens martin diolah didalam dapur pelebur baja yang dapat mencapai suhu
tinggi,  Proses pengolahan baja siemens martin dibuat oleh dua orang yang bernama
Siemen dan Martin, sehingga dapurnya disebut pula dapur siemen martin. Dapur
untuk proses siemens martin mempunyai tungku kerja yang diperlengkapi dengan
ruang-ruang hawa.
Tungku pengolahan ini mempunyai kapasitas 30 – 50 ton, bahan baku yang diolah
selain besi kasar juga dapat dimasukkan besi bekas atau besi tua. Jika besi yang
dimasukkan mengandung posfor, bahan lapisan dapurnya bersifat basa. Sebaliknya
jika besinya tidak mengandung posfor bahan lapisan dalam pada dapurnya bersifat
asam.
 Sistem kerjanya
Sistem kerja dengan proses siemens martin menggunakan sistem regenerator dengan
suhu mencapai 3000 derajat C. Fungsi dari regenerator adalah:
1. Memanaskan gas dan udara untuk menambah temperatur dapur olah.
2. Berfungsi sebagai fundamen / landasan dapur.
3. Menghemat pemakaian ruang di dalam dapur
Bahan baku yang bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih. Besi kelabu dinding
dalamnya dilapisi batu silika (SiO2) sedangkan besi putih dilapisi dengan batu
dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3).

Page 17
 Proses Basic Oxygen Furnace (BOF)
Proses pengolahan baja dengan proses Basic Oxygen Furnace (BOF) merupakan
modifikasi dari proses Bessemer. Pada proses Bessemer menggunakan uap air panas
ditiupkan pada besi kasar cair untuk membakar zat kotoran yang tersisa. Sedangkan
pada proses BOF memakai oksigen murni sebagai ganti uap air.
Dapur bejana BOF biasanya berukuran 5 m untuk diameternya dan mampu
memproses 35 – 200 ton dalam satu pemanasan. Peleburan baja
menggunakan BOF ini juga termasuk proses yang paling baru dalam industri
pembuatan baja. Tungku konstruksi relatif sederhana, pada bagian luarnya dibuat dari
plat baja sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api (firebrick).
 Sistem kerjanya
Proses BOF menggunakan besi kasar cair (65 – 85%) yang dihasilkan oleh tanur
tinggi sebagai bahan dasar utama dicampur dengan besi bekas (skrap baja) sebanyak
(15 – 35%), batu kapur dan gas oksigen dengan kemurnian 99,5%.

Oksigen akan mengikat karbon yang terdapat pada besi kasar secara berangsur-angsur
turun sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Saat proses oksidasi berlangsung
terjadi panas yang sangat tinggi sehingga dapat menaikkan temperatur logam cair
hingga mencapai diatas 165 derajat C.
Saat oksidasi berlangsung, ditambahkan batu kapur yang dimasukkan kedalam
tungku. Batu kapur tersebut akan mencair kemudian bercampur dengan bahan-
bahan impuritas (termasuk bahan – bahan yang teroksidasi) sehingga membentuk
terak yang terapung diatas baja cair.
Ketika proses oksidasi selesai, aliran oksigen dihentikan dan pipa pengalir oksigen
diangkat dari tungku. Tungku BOF kemudian dimiringkan, pengambilan sampel baja
cair kemidian dilakukan analisa komposisi kimia untuk menilai kadar bajanya.
Jika komposisi kimia pada unsur baja telah tercapai maka dilakukan penuangan
(tapping). Penuangan dilakukan ketika temperature baja cair sekitar 165 derajat C.
cara penuangan yang dilakukan yaitu dengan memiringkan perlahan-lahan tungku
pengolahan sehingga cairan baja tertuang masuk kedalam ladel (wadah tuangan baja
cari yang belum dicetak).
Di dalam ladel kemudian dilakukan skimming untuk membersihkan terak dari
permukaan baja cair. Setalh terak dibersihkan dilakukan proses perlakuan logam cair
(metal treatment).

Page 18
 Keuntungan dari BOF:
1. Proses BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
2. Proses berjalan lebih cepat dan efektif, hanya lebih-kurang 50 menit.
3. Pada dapur olah / tungku tidak diperlukan tuyer pada bagian bawahnya.
4. Filtering zat yang tidak digunakan seperti phosphor dan sulfur dapat dipisahkan dulu
daripada karbon
5. Biaya operasional dengan proses BOF relatif lebih murah dengan proses lainnya.
(menggunkan O2, proses lebih cepat)

 Proses Dapur Listrik


Proses pengolahan baja dengan menggunakan dapur listrik adalah metode
pengontrol temperatur peleburan dan memperkecil unsur-unsur campuran di dalam
baja yang dilakukan selama proses pemurnian. Pada awal pemurnian baja
digunakan dapur tungku terbuka atau konvertor.
Kemudian ada proses pemurnian lagi yang dilakukan didalam dapur listrik sehingga
baja yang diperoleh menjadi lebih berkualitas. Dapur listrik terdiri dari dua jenis,
yaitu dapur listrik busur nyala dan dapur induksi frekuensi tinggi.
 Dapur listrik busur nyala
Pada dapur lisrik busur nyala mempunyai kapasitas 25 – 100 ton, dilengkapi dengan
tiga buah elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas / atap dapur. Elektroda
karbon dapat disetel dan secara otomatis bisa menghasilkan busur nyala
sehingga secara langsung dapat memanaskan dan mencairkan logam.
Pada dapur modern ini mampu mengolah logam dengan proses asam atau basa.
Bagian dalam dapur masih berlapiskan batu tahan api. Bahan olah yang dimasukkan

Page 19
ke dalam dapur adalah besi kasar dan juga logam keras (baja atau besi) yang terlebih
dahulu diketahui komposisinya.
Apabila dilakukan proses basa pada pengolahan baja, maka akan terjadi oksidasi terak
dari kapur yang ditambahkan untuk mereduksi unsur-unsur campuran. Selanjutnya
diperoleh pemisahan terak (mengandung kapur) dari baja cair. Untuk mencegah
oksidasi ditambahkan lagi logam campur pada logam baja yang telah diolah sebelum
dikeluarkan dari tungku.
 Dapur induksi frekuensi tinggi
Dapur listrik dengan cara induksi frekuensi tinggi ini terdiri dari kumparan yang
dililiti kawat mengelilingi cawan batu tahan api. Tenaga yang dialirkan dari listrik
akan menghasilkan arus listrik yang bersirkulasi di dalam logam sehingga
menyebabkan terjadinya pencairan.
Setelah bahan baku logam mencair selanjutnya peran arus listrik yaitu untuk membuat
gerak mengaduk secara berputar. Kapasitas isi dari dapur jenis ini adalah 350 kg – 6
ton, pada umumnya dapur ini digunakan untuk meproduksi baja paduan (alloy
steel) yang khusus.
 Keuntungan Dengan Busur Listrik :
1. Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
2. Temperatur dapat diatur
3. Lebih efisien dalam pengolahannya
4. Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitas baja
lebih baik
5. Kerugian akibat penguapan sangat kecil

Page 20
 Proses Dapur Kupola (Cupola Furnace)
Dapur Cupola (Cupola Funace) digunakan untuk peleburan besi kasar kelabu dan besi
bekas menjadi baja atau besi tuang, pada umumnya digunakan untuk menghasilkan
peleburan sehari-hari berdasarkan pada kapasitas dari pabrik (foundry). Cupola
(kubah-kubahnya) biasanya dioperasikan secara berpasangan, jadi pemeliharaannya
bisa diatur pada satu kubah dankubah yang lainnya tetap bisa beroperasi, demikian
seterusnya secara bergantian.
 Sistem kerjanya
1. Dilakukan pemanasan terlebih dahulu pada kubah agar bebas dari uap cair.
2. Bahan bakar berupa arang kayu dan kokas dinyalakan selama ± 15 jam.
3. Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah dengan blower.
4. Setelah kokas terbakar habis kemudian dimasukan kepingan baja dan besi kasa.
5. Setelah beberapa menit 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar pospor dan sulfur, kemudian
ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai lagi dengan reaksi kimia dan
terakhir menghasilkan gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
Proses terkahir saat di dalam dapur setelah pembersihan terak diatas cairan dari dalam
dapur selanjutnya adalah mengeluarkan baja cair yang ditampung panci panci untuk
dibawa ke tempat penuangan besi atau baja.

Page 21
VIII. BAJA MASA SEKARANG
Baja yang sering digunakan untuk konstruksi bangunan:
 Baja Wide Flange (IWF)
Baja wide flange ini bisa digunakan untuk kolom, tiang pancang, balik, top, dan juga
bottom chord member yang ada pada truss, column atau composite beam, kanopi,
kantilever, dan lain sebagainya.
 Baja Kanal U (UNP)
Untuk penggunaan baja kanal U sendiri sama dengan penggunaan baja wide flange,
kecuali penggunaan pada kolom, sangat jarang digunakan sebab akan jauh lebih
mudah mengalami lekuk. Istilah lain dari kanal U adalah profil U, C- Channel.
 Baja CNP (Lipped Channel)
Baja CNP ini biasa digunakan untuk balok dudukan penutup atap atau purlin,
digunakan juga untuk girts yaitu elemen yang digunakan untuk pegangan penutup
dinding seperti metal sheet,  selain itu baja CNP juga biasa digunakan untuk member
pada truss, dan rangka komponen arsitektural. Nama lain dari baja CNP adalah kanal
C, balok purlin, c – channel, profil C.
 Baja H – Beam
Baja H bean biasa digunakan untuk kolom, balok, tiang pancang, top and bottom
chord member pada truss, composite bean atau column, kantilever kanopi, dan yang
lainnya. Nama lain dari baja H beam adalah IWF, WF, H beam UC, UB, balok I,
balok W, balok H
 Baja Plat Hitam
Plat baja hadir dengan berbagai standar ukuran dan juga tingkatan untuk bisa
memenuhi persyaratan anda, baik untuk penggunaan secara langsung, fabrikasi
ataupun roll. Setiap produk plat baja sudah melalui uji protokol kontol kualitas dengan
ketat. Baja plat hitam ini biasa digunakan untuk pembuatan plat lambung kapal,
pembuatan tangki, dan juga pembuatan yang lainnya.
 Besi Siku
Besi siku memiliki dua jenis, yaitu besi siku biasa dan juga besi siku lubang. Besi siku
yang secara umum  biasa digunakan adalah besi siku sama kaki, dengan ukuran yang
bekisar antara 50 mm hingga 250 mm.  untuk besi siku biasa bisa digunakan sebagai
baja struktural atau digunakan untuk kegunaan lainnya, dan tipe yang disediakan

Page 22
adalah tipe equal angel dan unequal angel. Sedangkan untuk besi siku lubang bisa
digunakan untuk sandaran buku, rak lemari, dan lainnya.
 Steel Pipe
Steel pipe biasa digunakan untuk bracing baik horizontal maupun vertical, secondary
beam yang biasa digunakan pada rangka atap, kolom arsitektural, support komponen
arsitektural biasanya digunakan untuk eksposed sebab memiliki nilai artistik dengan
bentuk silinder. Nama lain dari steel pie adalah steel tube, pipa
 Baja T – Bean (Hot Rolled)
T Beam digunakan dalam sebuah konstruksi. T beam yang digunakan merupakan
sebuah struktur load – bearing – logam yang memiliki bentuk seperti penampang T.
Pada bagian atas dari penampang T ini berfungsi sebagai flange untuk melawan
tegangan tekan. Dan sedangkan pada web dari balok pada bagian flens berfungsi
melawan tegangan tarik serta untuk menyediakan pemisah tekanan dari kekuatan
lekuk. Baja T beam ini banyak digunakan untuk balok kantilever atau kanopi, balok
lantai. Baja T beam ini biasa disebut sebagai balok T.

Page 23
IX. Penjelasan Macam-Macam Dan Jenis Profil Baja

 Wide Flange ( WF )

Baja Wide Flang atau baja WF atau baja H-beam ini biasa digunakan untuk membuat sebuah
kolom , balok , tiang pancang , top & bottom chord  member pada truss , composite beam
atau coloum , kanti liverkanopi , dan masih banyak lagi kegunaan nya.
Ada pun istilah lain dalam menyebutkan baja Wide Flange (WF): IWF, WF, H-Beam, UB,
UC, balok H, balok I, balok W.
Ukuran dari baja WF bisa di liat dalam tabel di bawah ini 

Page 24
  U Channel ( Kanal U , UNP )

Baja Channel atau UNP ini punya kegunaan yang hampir sama dengan baja WF , kecuali
untuk kolom jarang baja UNP ini jarang digunakan karena struktur nya yang mudah
mengalami tekukan disetiap sisi nya.
Bukan hanya baja WF yang mempunya istilah lain baja UNP jug punya istilah lain ini lah
istilah lain baja UNP: Kanal U, U-channel, Profil U
Ada pun Ukuran baja UNP seperti dalam tabel dibawah ini .

Page 25
 C Channel ( Kanal C, CNP )

Baja channel C (CNP) Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup atap), girts
(elemen yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dll), member pada truss,
rangka komponen arsitektural.
Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-channel, profil C
Ada pun ukuran baja CNP bisa kita lihat pada tabel dibawah ini .

Page 26
 RHS (Rectangular Hollow Section) – cold formed ( Hollow Persegi  )

 Baja jenis ini biasa digunakan untuk komponen rangka arsitektural (ceiling, partisi gipsum,
dll), rangka dan support ornamen-ornamen non struktural.
ada pun istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi, profil
Ukuran baja jenis ini bisa kita lihat pada tabel dibawah ini.

5. SHS (Square Hollow Section) – cold formed ( Hollow Kotak )

Page 27
Baja ini kegunaan dan istilah lain hampir sama dengan RHS. Digunakan untuk komponen
rangka arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dll), rangka dan support ornamen-ornamen non
struktural.
Ada pun istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi, profil
Ukurannya dapat di lihat pada tabel di bawah ini .

6. Steel Pipe ( Pipa Baja, Pipa Hitam, Pipa Galvanis, Pipa Seamless, Pipa Welded )

 Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal), secondary beam (biasanya pada rangka atap),
kolom arsitektural, support komponen arsitektural (biasanya eksposed, karena bentuknya
yang silinder mempunyai nilai artistik)

Page 28
X. ANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA
(STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG)

Jembatan merupakah sebuah struktur yang sangat penting sebagai penghubung jalan yang
terputus akibat rintangan-rintangan. Dengan semakin meningkatnya beban yang diterima
jembatan dan umur jembatan semakin sedikit ataupun habih, menyebabkan kekuatan
berkurang dan terjadinya lendutan yang maksimal. Diperlukan rehabilitas dengan cara
memperkuat konstruksi, salah satu caranya adalah memberikan prategang eksternal yang
akan melawan lendutan yang terjadi. Dari hasil analisis menggunakan STAAD Pro terhadap
jembatan suhat bentang 60 meter didapatkan besar lendutan terhadap beban mati dan beban
hidup sebesar 11,72 cm dengan lendutan maksimum izin 6 cm maka lendutan yang terjadi
melebihi lendutan yang diizinkan sehingga perlu dilakukan perkuatan dengan cara
prategang eksternal. Dua buah model perkuatan prategang eksternal yang dilakukan yaitu
prategang eksternal tanpa batang penyokong dan prategang eksternal dengan batang
penyokong. Dengan model pertama didapatkan besar lendutan yang memenuhi syarat aman
yaitu sebesar 58,489 mm (kebawah) dengan gaya prategang yang harus diberikan adalah
10.000 kN dengan strand gabungan terdiri dari 7 buah tendon, 1 tendon terisi 7 buah kawat
strand berdiameter 15,25. Untuk kondisi lendutan akibat beban mati dan gaya prategang
adalah sebesar 6,173 mm (kebawah). Sedangkan untuk model kedua didapatkan besar
lendutan yang memenuhi syarat aman yaitu sebesar 54,649 mm (kebawah) dengan gaya
prategang yang harus diberikan sebesar 7.000 kN dengan strand gabungan terdiri dari 7
buah tendon, 1 tendon terisi 7 buah kawat strand berdiameter 12,27 mm. Untuk kondisi
lendutan akibat beban maati dan gaya pratengan saja didapatkan sebesar 2,334 mm
(kebawah). Dari kedua model perkuatan tersebut dapat memberikan keamanan kepada
jembatan rangka baja tersebut, namun dari kedua model tersebut model yang paling efisien
adalah model kedua yaitu prategang eksternal dengan batang penyokong dikarenakan
dengan gaya prategang yang kecil dan diameter yang kecil dapat memberikan lawan
lendutan yang lebih aman dari pada model kedua.

Page 29
XI. MENGHITUNG RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Untuk Menghitung Luas rangka Atap Baja Ringan adalah menggunakan luas permukaan
miring, dimana luas rangka atapbajaringan telah meliputi oversteck dan kemiringan atap.
dengan cara penghitungannya sbb:
Misal:
 Panjang : 10 m1
 Lebar     : 10 m1
 oversteck : 0.60 m
 kemiringan atap: 30 derajat (cosinus 30 = 0.8660)
 bentuk atap limas (jatuh air ke empat sisi) dengan oversteck keliling ( depan,
belakang, kanan,kiri )

Menentukan luas datar:

Luas Datar = (Panjang + oversteck) x (lebar + oversteck)

= (10+0.6+0.6) x (10+0.6+0.6)

= 11.2 x 11.2

= 125.44 M2

Menentukan Luas miringnya:

Luas Miring = Luas datar / cosinus kemiringan atap

= 125.44 / 0.8660

= 144.85 M2

Maka Luas Rangka atap Bajaringannya adalah = 144.85 M2

Page 30
XII. MENGGUNAKAN BAJA RINGAN DALAM TEKNOLOGI TERBARUKAN

Seiring berjalannya waktu pula penggunaan tekologi dalam pembuatan baja ringan terus
mengalami perkembangan dengan teknologi yang lebih muktahir sehingga dapat
menghasilkan produk yang sesuai dengan ukuran, ketebalan,serta kualitas yang baik untuk
dapat digunakan dengan aman oleh penggunanya.

Salah satu contohnya adalah PT Alsun Suksesindo. Produsen ini menggunakan mesin roll
forming  yang merupakan hasil dari penelitian dan pengembangan perusahaan.

“Mesin ini hasil penemuan dari Pimpinan perusahaan kami sendiri, Bapak Effendy Kesuma,”
ujar Direktur Marketing PT Alsun Suksesindo Nicolas Kesuma kepada Tabloid Steel
Indonesia.

Selain mesin hasil pengembangan itu, perusahaan yang dapat memprdouksi 10.000 ton dalam
satu tahun ini juga menggunakan sebuah aplikasi dari Australia. Nantinya, aplikasi ini dapat
menganalisa kekuatan struktur rangka atap dan dinding sebuah bangunan.

“Teknologi yang kami adopsi adalah dari negara Australia, dimana building code yang
digunakan adalah AS/NZ. Teknologi ini dituangkan dalam software canggih dimana software
tersebut dapat memberikan analisa engineering untuk kekuatan struktur rangka atap dan
dinding bangunan,” jelasnya.

Maka dari itu, lanjut Nicolas, ia menyarankan untuk berkonsultasi dalam membuat struktur
baja ringan untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan pada suatu waktu.

Page 31
“Karena beberapa manufaktur tidak bertanggung jawab secara baik dari segi Software
pemasangan dimana perhitungan pada pemasangan adalah kunci dari keberhasilan struktur
rangka atap baja ringan,” tambahnya.

Di sisi lain, beberapa hal disayangkan. Seperti kurangnya sosialisasi kepada masyarakat akan
pentingnya keamanan struktur rangka atap baja ringan. Sehingga resiko rubuh sebuah struktur
rangka atap baja ringan masih sangat tinggi.

Page 32

Anda mungkin juga menyukai