Pada masa awal penggunaannya sekitar tahun 4000 SM, besi digunakan untuk membuat peralatan-peralatan sederhana. Material ini dibuat dalam bentuk besi tempa, yang diperoleh dengan memanaskan bijih-bijih besi dengan menggunakan arang. Pada abad ke-19 muncul material baru yang dinamakan dengan baja yang merupakan logam paduan antara besi dan karbon. Material baja mengandung kadar karbon yang lebih sedikit daripada besi tuang, dan mulai digunakan dalam konstruksi berat. Pembuatan baja dalam volume besar dilakukan pertama kali oleh sir Hendry Bessemer dari inggris Sir Hendry menerima hak paten dari pemerintah inggris pada tahun 1855 atas temuannya tersebut. Beliau mempelajari bahwa dengan menghembuskan aliran udara diatas besi cair panas akan membakar kotoran yang ada dalam besi tersebut, namun secara bersamaan proses ini juga menghilangkan komponen penting ini dapat digantikan dengan suatu logam paduan antara besi, karbon an mangan samping itu juga ditambahkan batu kapur yang dapat mengikat senyawa fospor dan sulfur. • Dengan ditemukannya proses Bessemer, maka di tahun 1870 baja karbon mulai dapat diproduksi dalam skala besar dan secara perlahan material baja mulai menggantikan besi tuang sebagai elemen konstruksi. • Di Amerika Serikat jembatan kereta api pertama dibuat dari baja adalah jembatan Eads, yang diselesaikan pada tahun 1874. Jembatan yang memakan biaya sekitar $10.000.000 ini terdiri dari tiga buah bentangan, bentangan tengah sepanjang 520 ft sedangkan dua bentangan yang lain sepanjang 500ft. • Besi tuang dan besi tempa sudah mulai banyak digunakan untuk pembuatan struktur jembatan. Jembatan Lengkung Coalbrookdale yang melintang diatas Sungai Severn (Inggris adalah jembatan pertama yang terbuat dari besi tuang. Jembatan dengan Panjang bentang sekitar 30 m ini dibangun oleh Abraham Darby III. • Pengertian Struktur Baja • Pengertian Struktur baja yaitu struktur logam yang bahan utamanya dibuat dari komponen baja dan tersusun secara terstruktur antara satu sama lain dengan fungsi untuk menahan beban sehingga bisa lebih kuat dan kokoh. • Penggambaran bangunan struktur baja lebih sering terlihat pada konstruksi modern. Struktur ini sangat cocok khususnya digunakan untuk bangunan yang bertingkat-tingkat, bangunan industri berat, menara, bangunan jembatan, rak pipa, infrastruktur dan lainnya. • Bahan struktur baja sendiri sebenarnya berasal dari karbon dan besi. Selain itu dilengkapi dengan bahan pelengkap lainnya seperti zat-zat kimia, mangan dan logam campuran, mangan dan zat-zat kimia khusus. Tujuannya agar bisa menambah ketahanan dari baja itu sendiri serta menambah kekuatannya. Kelebihan dan kekurangan struktur baja • Struktur baja memang memiliki banyak kelebihan tapi juga ada kekurangannya meskipun sedikit. Kelebihan dan kekurangan struktur baja sebagai berikut: Kelebihan Struktur Baja a. Kekuatannya Besar • Terbukti bahwa struktur baja ini memiliki kekuatan yang bisa dibilang sangat besar. Hal ini yang menjadikan bahan bangunan ini menjadi lebih unggul dibanding lainnya. • Kekuatan yang dihasilkan baja ringan dilihat persatuan berat sehingga untuk beban matinya berpotensi sangat kecil. Ini yang menjadi alasan kenapa baja ringan cocok untuk bahan material bangunan pencakar langit dan jembatan bentang panjang. b. Mumpuni dalam menangani beban tarik • Kelebihan yang tidak kalah dimiliki oleh struktur baja ini karena mumpuni dalam menangani beban tarik. Bahkan mampu mengalahkan dari bahan material lain seperti besi yang sudah sangat terbiasa dipakai untuk pendirian bangunan. c. Sifat Seragam Material buatan bersifat seragam hal ini karena diproduksi langsung di pabrik tentunya sudah mengikuti standar mutu untuk menjamin baja itu sendiri. Bukan hanya itu saja, sifat baja ini kekal dan sangat menguntungkan bagi siapa saja yang menggunakannya. d. Daya Tahan Lama Umur Material baja bisa bertahan sangat lama kurang lebih bisa mencapai seabad. Apalagi jika kamu bisa merawatnya dengan hati-hati tentu usia dari baja itu sendiri bisa lebih lama lagi. e. Bersifat Liat (Toughness) Maksudnya bisa memiliki fungsi untuk menyerap energi yang jumlahnya lumayan besar. Hal ini karena adanya kekuatan dan daktilitas yang baik. Jadi baja mampu memberikan kelenturan, mampu menerima beban geser dan menerima beban kejut. f. Mudah dirangkai dan disambung • Material Baja juga mudah untuk dirangkai dan disambung. Kamu bisa menyambung atau merangkai baja tersebut dengan cara di las, dikeling atau bisa juga menggunakan untuk baut. Dengan kelebihan ini kamu bisa lebih cepat dalam instalasinya yang tentunya menghemat waktu pada saat pelaksanaan konstruksi. g. Mudah dibentuk Baja ini mudah dibentuk dan digunakan untuk segala keperluan. Diatas sudah dijelaskan mengenai sifat dan karakteristik baja yang bersifat liat. Jadi kamu tidak perlu khawatir terjadi kerusakan pada material baja. h. Pengunaan bisa berulang kali • Kelebihan lainnya adalah bisa digunakan tidak hanya sekali pakai saja. Kamu bisa gunakan lagi meskipun baja tersebut hasil dari bongkaran bangunan lama. Tidak hanya itu dalam pembongkarannya mudah sama seperti ketika kamu memasang dengan material baja ini. Kekurangan Struktur Baja a. Lemah terhadap gaya tekan Baja memang mempunyai kekuatan yang kuat terhadap gaya tarik, bahkan struktur beton bertulang pun memanfaatkan baja tulangan untuk membantu beton menahan beban yang bersifat tarik. Namun, salah satu kekurangan baja adalah lemahnya terhadap gaya tekan. Maka diperlukan biaya yang lebih tinggi dari beton jika suatu struktur konstruksi memiliki gaya tekan yang tinggi. b.Adanya risiko bisa terjadi keruntuhan getas • Walaupun baja pada umumnya merupakan material yang memiliki keunggulan akan daktilitasnya, namun sifat daktilitas pada baja tersebut dapat terjadinya kehilangan dalam kondisi tertentu sehingga keruntuhan getas dapat terjadi pada keruntuhan baja. Adapun pengertian dari keruntuhan getas merupakan suatu keruntuhan yang terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului deformasi plastis yang artinya tanpa adanya perubahan bentuk pada material baja terlebih dahulu, keruntuhan nyaterjadi dengan kecepatan yang sangat tinggi. c.Rentan terhadap perubahan temperature Jika terjadi kebakaran pada struktur baja, maka akan terjadinya penurunan pada kekuatan struktur baja yang mempengaruhi fungsi struktur baja tersebut. Pada saat kebakaran, terjadinya proses kenaikan temperatur yang dapat mempengaruhi kekuatan dari material baja. Apabila suatu struktur baja diberi temperatur sekitar 93 C, akan terjadi perubahan pada kurva tegangan dan regangan menjadi tidak linear lagi dan titik leleh material secara bersamaan menghilang. Kekuatan dari struktur baja akan secara bertahap menghilang seiring dengan naiknya temperatur pada struktur. • Material Baja Baja yang akan digunakan dalam struktur dapat diklasifikasikan menjadi bajakarbon, baja paduan rendah mutu tinggi dan baja paduan. Sifat-sifat mekanik dari baja tegangan leleh dan tegangan putusnya diatur dalam ASTM A6/A6M. a. Baja Karbon 1. Terbagi menjadi beberapa klasifikasi lagi sesuai dengan jumlah karbon yang menyusun baja tersebut, yakni baja karbon rendah, menengah, dan tinggi. b. Baja Paduan Baja yang sudah mendapatkan tambahan unsur tertentu. Penambahan unsur tersebut salah satunya bertujuan untuk menaikkan sifat mekanik baja pada temperatur yang rendah, serta meningkatkan daya tahan baja terhadap reaksi kimia (dalam hal ini oksidasi dan reduksi). c. Baja Paduan Khusus (Special Allow Steel) Baja yang mengandung berbagai logam, misalnya nikel, chromium, mangan, molybdenum, tungsten, dan vanadium. Penambahan logam tersebut ke dalam baja akan mengubah sifat mekanik dan kimia baja menjadi lebih keras, kuat, dan ulet. d. High Speed Steel Baja ini memiliki kandungan karbon sekitar 0,7%- 1,5%. dan penggunaannya sebagai alat potong, seperti drills, milling cutters, reamers, dan sebagainya. Tujuan penggunaan high speed steel karena alat-alat potong yang terbuat dari baja jenis ini memang memiliki kecepatan saat dioperasikan, bahkan lebih cepat hingga 2 kali lipat dibandingkan dengan penggunaan dari baja karbon. Sedangkan berdasarkan penggunaanya, jenis baja dibedakan menjadi: 1. Baja Konstruksi, jenis baja perkakas mengandung karbon kurang dari 0,7% C. Jenis baja ini digunakan untuk konstruksi bahan bangunan. 2. Baja Perkakas. Jenis baja perkakas mengandung karbon lebih dari 0,7% C. Berfungsi sebagai perkakas, maka baja jenis ini harus memiliki sifat yang tahan pakai, tajam, mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet. Baut yang biasa digunakan sebagai alat pengencang mempunyai tegangan putus minimum 415 Mpa hingga 700 Mpa. Baut mutu tinggi mempunyai kandungan karbon maksimum 0,30%, dengan tegangan putus berkisar antara 733 hingga 838 Mpa. Dalam perencanaan struktur baja, SNI 03-1729- 2002 ada beberapa sifat mekanik dari material baja yaitu: Modulus elastisitas, E = 200.000 Mpa Modulus geser, G = 80.000 Mpa Angka poisson = 0,30 Koefisien muai Panjang = 12.10-6 /˚C Sifat-sifat mekanis baja structural
Jenis Baja Tegangan Putus Tegangan Lelah Regangan minimum
minimum Fu (Mpa) minimum fy (Mpa) (%) BJ 34 340 210 22 BJ 37 370 240 20 BJ 41 410 250 18 BJ 50 500 290 16 BJ 55 550 410 13 Nilai Daktilitas dari berbagai material baja berbeda-beda. Baja mutu tinggi memiliki nilai daktilitas yang lebih rendah dibandingkan misalnya mutu BJ 37. Beberapa baja mutu tidak ada bagian yang mendatar pada kurva tegangan- regangan. Untuk baja mutu tinggi ini juga tidak menunjukkan nilai tegangan leleh (fy) yang jelas, sehingga nilai tegangan leleh dari baja mutu tinggi didefinisikan sebagai besarnya tegangan yang dapat menimbulkan regangan permanen sebesar 0,5% Rendahnya daktilitas juga membuat material baja menjadi lebih sensitif akibat adanya tegangan sisa yang terjadi selama proses pembuatan baja tersebut. Proses pabrikasi baja mutu tinggi juga harus diawasi dengan lebih cermat , terutama pada sat pengelasan yang dapat menimbulkan sobekan lamellar. Keuletan Material Penggunaan material baja dengan mutu yang lebih tinggi dari BJ 37 tanpa ada perlakuan panas akan mengakibatkan bahan tidak memiliki daktilitas yang baik dan bahan yang getas/mudah patah, sehingga penggunaan material yang demikian perlu mendapat perhatian yang lebih dari seorang perencana struktur. Dalam perencanaan struktur baja, keuletan material adalah ukuran dari suatu material untuk menahan terjadinya putus adalah kemampuan untuk menyerap energi. Keuletan material sebagai kemampuan untuk menahan terjadinya perambatan retak akibat adanya pada badan material. Retak yang merambat akan mengakibatkan keruntuhan getas pada material. Dalam uji Tarik uniaksial, keuletan material dapat dihitung sebagai luas total dari kurva tegangan regangan hingga titik putus benda uji. Karena kondisi tarik uniaksial , jarang dijumpai pada struktur, maka indeks keuletan bahan dapat diukur berdasarkan kondisi tegangan yang lebih kompleks yang terjadi pada suatu takikan. Salah satu cara untuk mengukur keuletan dari material adalah dengan eksperimen Charpy. Uji Charpy ini menggunakan benda uji balok beton persegi yang tertumpu sederhana dan memiliki takikan berbentuk pada bagian tengah bentang. Balok ini kemudian dipukul dengan suatu bandul berayun hingga patah. Energi yang diserap oleh benda uji dapat dihitung dari tinggi jatuh bandul hingga benda uji patah. Energi yang dapat diserap suatu benda uji akan bertambah seiring dengan kenaikan suhu pada saat pengujian dilakukan. Daerah transisi antara perilaku daktail dan getas dari suatu material dapat diperoleh dengan melakukan uji charpy pada berbagai temperature. Benda uji dapat didinginkan dengan menggunakan nitrogen cair paa suhu-196˚C. Cara lain untuk mendapatkan suhu rendah adalah dengan membuat campuran antara nitrogen cair, alcohol, dan es kering. Untuk menaikkan temperature dapat ditempuh dengan cara direndam pada air mendidih atau dengan dipanaskan pada suatu tungku pembakar. Tegangan Multiaksial Untuk tiap kondisi tegangan multiaksial, diperlukan definisi leleh yang jelas, definisi ini dinamakan kondisi leleh yang merupakan suatu persamaan interaksi antara tegangan yang bekerja. Perilaku Baja pada temperature tinggi Proses desain suatu struktur untuk suatu beban layan pada temperature normal, biasanya jarang sekali memperhitungkan perilaku material pada temperature tinggi. Pengetahuan mengenai sifat- sifat/perilaku material baja pada temperature tinggi sangat diperlukan terutama pada saat melakukan proses pengelasan atau pada saat struktur terekspose di dalam api. Efek lain yang terjadi pada material baja akibat kenaikan temperature antara lain adalah naiknya tahanan pada temperature 65-95˚C, meningkatnya sifat getas material akibat perubahan dari material dan naiknya ketahanan baja terhadap korosi pada temperature 540 ˚C. Efek lain yang terjadi pada material baja akibat kenaikan temperature antara lain adalah naiknya tahanan pada temperature 65-95˚C, meningkatnya sifat getas material akibat perubahan dari material dan naiknya ketahanan baja terhadap korosi pada temperature 540 ˚C. Meskipun keruntuhan struktur baja umumnya merupakan keruntuhan daktail, namun dalam bermacam variasi kondisi, keruntuhan baja merupakan keruntuhan getas. Keruntuhan getas adalah merupakan suatu keruntuhan yang terjadi tanpa didahului deformasi plastis, terjadi dengan kecepatan yang sangat tinggi. Keruntuhan ini diperngaruhi oleh temperature, kecepatan pembebanan, tingkat tegangan, tebal pelat, dan system pengerjaan. Faktor-factor yang potensial menimbulkan keruntuhan getas No Faktor Efek Pengaruh 1 Temperatur Makin tinggi temperature makin besar peluang terjadinya keruntuhan getas 2 Tegangan Tarik Keruntuhan getas hanya dapat terjadi di bawah tegangan Tarik 3 Ketebalan Makin tebal material baja, makin besar material peluang terjadinya keruntuhan getas 4 Kontinuitas 3 Menimbulkan efek tegangan dimensi multiaksial yang cenderung mengekang proses leleh baja dan meningkatkan kecendrungan terjadinya keruntuhan getas Faktor-factor yang potensial menimbulkan keruntuhan getas No Faktor Efek Pengaruh 5 Takikan Adanya takikan akan meningkatkan potensi keruntuhan getas 6 Kecepatan Makin cepat kelajuan pembebanan, pembebanan makin besar pula peluang terjadinya keruntuhan getas 7 Perubahan Laju Naiknya kelajuan tegangan akan tegangan meningkatkan potensi keruntuhan getas 8 Las Retakan pada las akan dapat beraksi sebagai suatu takikan Pembuatan profil baja umumnya dilakukan dengan proses gilas panas. Proses ini mengakibatkan profil mempunyai sifat yang berbeda dalam arah gilas, arah transversal dan arah ketebalan. Dalam daerah elastis sifat-sifat baja dalam arah gilas dan transversal dan arah ketebalan. Dalam daerah elastis sifat-sifat baja dalam arah gilas dan transversal hamper sama. Namun daktilitas dalam arah ketebalan jauh lebih kecil daripada daktilitas dalam arah gilasnya. Sobekan lamellar merupakan keruntuhan getas yang terjadi pada bidang gilas akibat gaya Tarik besar yang bekerja tegak lurus ketebalan elemen pelat profil. Karena regangan yang diakibatkan oleh beban layan biasanya lebih kecil dari tegangan leleh maka beban layan tak diperhatikan sebagai penyebab sobekan lameral. Keruntuhan akibat sobekan lameral dikategorikan sebagai keruntuhan getas. Bagian pelat baja yang mengalami sobekan lameral akan menjadi berserabut, hal ini mengindikasikan bahwa pelat tersebut memiliki daktilitas yang rendah dalam arah ketebalan.
Pembebanan yang bersifat siklik dapat
menyebabkan keruntuhan meskipun tegangan leleh baja tak pernah tercapai. Keruntuhan ini dinamakan keruntuhan Lelah. Keruntuhan Lelah dipengaruhi oleh 3 factor, yaitu: a. Jumlah siklus pembebanan
b. Daerah tegangan layan
c. Cacat-cacat dalam material, seperti retak-
retak kecil. Pada proses pengelasan cacat dapat diartikan sebagai takikan pada pertemuan antara dua elemen yang disambung.