Anda di halaman 1dari 32

Durabilitas Bahan

Besi dan Baja


Disusun Oleh :
Aditya Perdana P.
11120
Firman Javiri P.
11197
Siti Aisyah
11225
J. Don Bosco Bria
11202

Besi = Baja....???????
Pipa Besi

Pengolahan Bijih Besi


Bijih Besi

Besi
Paku baja

Besi dan Baja

Besi adalah logam pengolahan bijih besi yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
2 % < C < 6,67 %
Dalam ilmu metalurgi dikenal sebagai besi tuang.
Pengunaanya hanya terbatas sebagai material bantalan mesin, blok mesin, dan rumah pompa.

Baja adalah logam paduan yang terdiri dari dua atau lebih komponen (unsur) dengan
komponen utamanya adalah Fe dan Karbon.
C < 2%

Lferrit

149
6

austenit

ferrit

perlit

perlit +
sementit

austenit +
sementit
austenit+ ledeburit

A1

+ sementit

72
3

perlit
+ ledeburit +
sementit

microstruktur

dan

1. Strength

ledeburit

austenit
A
austenit
3
+sementi
t

mempengaruhi

properties baja khususnya baja kontruksi :

113
0

cm

ferrit +

besi

L + sementit

L+

austenit

perlit

Temperatur oC

F
e

ferrit
austenit

Persentase paduan terutama karbon (C) pada

Liquid

153
5
140
0
120
0
100
0
91
0
80
ferrit0
60
0
40
0
20
0

ferrit

2. Ductility

ledeburit
+sementit

3. Toughness
4. Stiffness

ledeburit +sementit

5. Weklability

Beba
n

6. Fatigue dan creep

ferrit + sementit
hypo
hyper
eutektoi eutektoi
d
d

0, 1
8
Baja

hypo
eutektik

2,
0

hyper
eutektik

4 4,
6
5
3
% berat
Besi tuang

karbon

Diagram Fase Besi Karbida Besi

6,
67

Fisika
Durabilitas Bahan

Biologi
Kimia

Beban

Keunggulan baja kontruksi :

Material yang relatif ringan dibandingkan dengan beton sehingga akan baik menahan beban
gempa.

Merupakan material buatan pabrik sehingga mutunya dapat dikontrol dengan baik.

Pemasangannya relatif lebih cepat dan mudah untuk dilakukan bongkar pasang.

Penampang struktur baja relatif lebih ramping jika dibanding beton namun beresiko terjadi
tekuk (buckling).

Dapat menahan gaya tekan dan tarik.

Kelemahan

Material Baja tidak tahan dengan korosi.

Biaya material baja cukup mahal maka perlu penyesuaian pada desain penampang baja dengan momennya.

Tidak tahan dengan suhu tinggi yang mengakibatkan penurunan kekuatan drastis bahkan tidak kuat memikul beban
sendiri.

Sambungan (las dan baut mutu tinggi) yang tidak baik pada konstruksi baja dapat mengakibatkan penurunan kekuatan
pada konstruksi baja.

Beban yang Bekerja Pada Konstruksi Baja


1.

Kegagalan Disebabkan Karena Beban Statik


Yang dimaksud dengan kegagalan struktur akibat beban statik adalah dimana struktur menerima
beban yang melebihi dari kekuatan maksimumnya.

2.

Kegagalan Disebabkan Karena Beban Fatik


Fatigue is the fracture of a material due to cyclic loading, where each load is smaller than the static
strength of the material. However, fracture of materials may also occur due to so called static fatigue.
Yang dimaksud dengan kegagalan strukstur akibat beban fatik adalah dimana struktur mengalami
kelelahan akibat dari beban yang berulang atau kelelahan akibat beban dinamis dan statis yang
berulang meskipun kekuatannya kecil.

Kerusakan Pada Konstruksi Baja


Kerusakan Jembatan di Jepang (1977-1986) disebabkan karena:
1.

Kerusakan Pada Beton Bertulang (reinforced concrete) karena kelelahan struktur akibat beban
lalulintas yang tinggi

2.

Kerusakan Karena Korosi

Kerusakan Akibat Beban Statik


Bentuk kerusakan pada material besi dan baja yang disebabkan perilaku pembebanan tersebut berupa:
1.

Lendutan karena gaya tekan dapat diatasi dengan sistem prategang pada konstruksi baja dan biasanya
untuk lantai gedung atau jembatan
Contoh kegagalan struktur akibat beban Statik

2.

Patahan karena gaya tarik

3.

Besi dan Baja mengalami Puntir

4.

Besi dan Baja mengalami tekukan (buckling) sehingga perlu elemen penutup untuk mencegah tekuk

(Video robohnya konstruksi baja di Bandara Hasanudin)


(Video Robohnya Atap Katowice Trade Hall di Polandia pada 28 Januari 2006)

Kerusakan Akibat Beban Fatik


Beberapa hal yang menjadi penyebab kerusakan akibat beban fatik:

Siklus pembebanan yang cukup tinggi sebagai contoh dalam banyak jembatan kereta api, beban
lalu lintas di jembatan ditransfer ke Gelagar, kerusakan kelelahan karena interaksi antara balok
utama jembatan dan gelagar

Cacat pada sambungan las akan memperburuk kerusakan struktur baja akibat beban fatik

Retakan akibat dari ketidaksempurnaan penampang material (cacat bawaan), retakan ini dapat
mengakibatkan hilangnya daya tahan jembatan itu sendiri sehingga mengurangi masa layan
struktur tersebut.

Akibat dari fatique, struktur dapat mengalami keruntuhan meskipun tegangan leleh belum
tercapai.

Salah satu cara untuk dapat mengurangi kerusakan akibat beban fatik adalah dengan cara
mengurangi kekasaran permukaan misalnya menghaluskan permukaan las dengan gerinda.

Fisika
Sifat-sifat fisika Baja diantaranya :
Memiliki wujud padat
Memiliki titik lebur
Penghantar panas yang baik dan memuai
Karena sifat sifat tersebut yang membuat baja tidak tahan pada pemanasan temperatur yang tinggi. Pemanasan
pada baja membuat atom-atom bergerak bebas tak beraturan menyebabkan menurunnya mechanical properties
baja yang membuatnya mudah sekali berdeformasi.

Terdapat spasi pada


sambungan antar
segmen rel kereta api.

*) Konstruksi baja jalan Rel Kereta api yang


mengalami gagal konstruksi akibat tidak
mempertimbangkan faktor muai dari sifat
penghantar panas. yang dimiliki oleh bahan
baja tersebut.

Pada kondis suhu ekstrim (kebakaran) konstruksi baja akan mengalami


perubahan bentuk yang signifikan yaitu akan melebur, oleh karena itu baja lebih
tidak tahan terhadap api/panas dibandingkan dengan bahan lainnya.
(contoh kegagalan struktur akibat suhu tinggi)

KIMIA

Merah Kecokelatan
Electrol
yte

Eo : Kecil (Anoda) - Teroksidasi


Eo : Besar
(Katoda)

Arus
mengalir

Eo : Kecil

Eo : Besar

Korosi Pada Baja Kontruksi

A. Surface Corrosion pada Baja Girder

B. Galvanic Corrosion

E. Erosion Corrosion
F. Stress Corrosion

C. Cressive Corrosion
D. Pitting Corrosion

Penanggulangan dan Pencegahan Korosi


Bidang Kontruksi

Desain dan Pemilihan Material


Pelapisan Permukaan (Surface
Coating)
Proteksi Katodik

Desain dan Pemilihan Material

A. Memberikan Seal Sambungan Material yang Berbeda

B. Menghindari celah yang sempit

C.Menghindari Desain bersudut

D. Penggunaan Material Se-Uniforrm Mungkin

Surface Coating
Tujuan : memisahkan material dari pengaruh interaksi dan
lingkungannya.
Pada bidang kontruksi (Jembatan) pencegahan korosi melalui
coating dengan cara pengecatan paling banyak dilakukan
karena selain faktor ekonomis juga mudah diaplikasikan
Tata Cara pengecatan logam untuk bidang kontruksi diataur
dalam SNI 03-2408-1991-F.
Tetapi Pelapisan / coating ini tidak terbatas pada pelapisan memalui cara pengecatan, tetapi :

Mettalic Coating : Hot dipping, electroplating/penyepuhan, metal spraying.

Cladding : Dilapis/dililit dengan polimer, beton

Proteksi Katodik

Proteksi Katodik dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu Metode Anoda Tumbal
dan arus paksa.

Anoda Tumbal (Sacrifice Anode)


Anoda yang sering digunakan Zn, Mn,
Mg, dsb
aplikasi didalam tanah anoda dibungkus
dengan backfill karena kondisi tanah
yang selalu berubah.
Backfill : campuran gypsum (CaSO4)
dan bentonit clay.

Arus Paksa (ICCP)

Metode arus paksa ini adalah kebalikan dari reksi


korosi.
Menggunakan arus listrik yang dialirkan menuju ke
anode maka reaksi korosi akan berhenti.
Pada sistem ini anoda innert (C,Pt,Au) dipasang
didalam tanah yang dihubungkan keterminal positif
dari output rectifier sedangkan logam akan
dihubungkan ke terminal negatif dari output rectifier.
Aliran arus akan mengalir ke anoda diteruskan
melalui elektrolit didalam tanah sampai ke logam.

Prosedur dan Penjelasan lebih lengkap mengenai tata cara proteksi katodik tiang pancang pipa jembatan dapat
dilihat pada Pedoman Kontruksi dan Bangunan No. T-01-2004-B Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

Biologi

pengertian sempit: reaksi suatu zat dengan molekul oksigen.

Pengertian luas

: pelepasan hidrogen (dehidrogenasi) atau pelepasan elektron.

Durabilitas baja juga dipengaruhi oleh faktor biologi berupa keberadaan mikrobiologi penyebab
korosi yang disebut mikroba korosi. Mikrobiologi ini mengubah garam sulfat menjadi asam yang
reaktif dan menyebabkan karat. Mikroorganisme lain yang juga mempengaruhi terjadinya korosi
antara lain jamur, alga dan protozoa.

BakteriThiobacillus ferrooxidans Salah satu Penyebab Korosi pada Logam


(Kuenen, J. Gijs, etal.1992)

Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Korosi Biologi :


Masalah korosi mikrobiologis di dalam suatu sistem lingkungan dipengaruhi oleh :
1.

Temperatur, umumnya kenaikan suhu dapat meningkatkan laju korosi tergantung karakteristik
mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum untuk tumbuh yang berlainan. suhu lingkungan
berkisar antara 10 C hingga 50C mempengaruhi reaksi mikrobiologi.

2.

Keasaman (pH), pH air dapat mempengaruhi metabolisme mikroorganisme. pH 4 sampai 9


rentan terjadi reaksi mikrobiologi.

3.

Kadar Oksigen, banyak bakteri membutuhkan O2 untuk tumbuh, namun pada organisme
fakultatif jika O2 berkurang maka dengan cepat bakteri ini mengubah metabolismenya menjadi
bakteri anaerob.

Gambar Korosi Mikrobiologi pada Konstruksi


Perpipaan

Gambar Sedimen lendir korosi yang terbentuk pada permukaan di dalam pipa (I),
Produk korosi yang terbentuk pada bagian bawah atap tangki penyimpanan berbahan
paduan aluminium selama hydrotest (II), Korosi pada radiator elbow diesel engine
cooling system (IIIa), pembungkus thermostat (IIIb), dan radiator housing (IIIc).[3]

Bakteri Penyebab Korosi :


Genus atau Spesies

Range
pH

Range

Logam yang Dapat

Suhu C

Terkorosi

Aksi Korosif
Mengoksidasi

Thiobacillus
thiooxidans

Thiobacillus
ferrooxidans

Gallionella

0.5-8

10-40

Besi dan baja, paduan

sulfur dan

tembaga

sulfida menjadi
H2SO4,
Mengoksidasi

1-7

10-40

Besi dan baja

Fe2+ menjadi
Fe3+
Mengoksidasi

7-10

20-40

Besi dan baja, stainless

Fe2+ dan Mn2+

steel

menjadi Fe3+
dan Mn3+
Mengoksidasi

Sphaerotilus

Pseudonomas
Desulfotomaculum

7-10

4-9

20-40

20-40
10-40

Besi dan baja, stainless

Fe2+ dan Mn2+

steel

menjadi Fe3+

Besi dan baja, stainless

dan Mn3+
Mereduksi Fe3+

steel
Besi dan baja, stainless

menjadi Fe2+
Mereduksi SO42-

Penanggulangan Korosi Mikrobiologi


Pencegahan MIC (Microbiology Corrosion) dapat dilakukan dengan cara :
1. Melakukan pembersihan permukaan secara mekanis berkala
2. Perawatan dengan biocides untuk mengontrol populasi bakteri. Biocides adalah formulasi dari satu
atau lebih substansi aktif yang dapat membunuh atau mengendalikan virus, bakteri, ganggang, jamur
atau ragi.
3. Melakuka Pelapisan dengan menggunakan cat yang memiliki anti bakteri, jamur, foulling sehingga
mematikan organisme penyebab korosi.
Ex : Zinc Chromate

Daftar Pustaka
1.

Dewobroto, wiryanto. 2015. Prospek dan Kendala pada Pemakaian Material


Baja untuk Konstruksi Bangunan di Indonesia.

2.

JOURNAL OF MATERIALS SCIENCE 3 6 (2 0 0 1 ) 4167 4180.

3.

Jurnal Construction and Building Materials, Vol. 12, Nos 2]3, pp. 133]141,
1998.

4.

Fatigue-Prone Details in Steel Bridges Reza Haghani *, Mohammad AlEmrani and Mohsen Heshmati.

5.

http://belajartekniksipill.blogspot.co.id/2015/02/material-propertis-dan-sifatbaja.html.

6.

Youtube. Diakses tanggal 23 Agustus 2016.

TERIMA KASIH

S2 TEKNIK SIPIL UGM


Yogyakarta 2016

Diagram Pourbaix

Penambahab pH (kekanan)

Titik Q msuk daerah pasif, dimana terbentuk


selaput yang bersifat pelindung

Pemberian Potensial yang lebih negativ

Titi Q masuk daerah kebal, imun dan korosi


tidak terjadi. Semakin lambat reaksi anodik,
reksi katodik akan semakin cepat

Pemberian potensial lebih positif

Tiri Q masuk daerah pasif, yang bersifat


sebagai pelindung
Rentang arus potensial untuk proteksi : -800 :
-900 mV SSC.

Reaksi Korosi baja

Anoda : Fe(s) > Fe 2+(aq) +2e


E=-0,44V

Katoda : O2(g) + 2H2O(l) +4e -> 4OH


E=0,40V

2Fe(s)+ O2(g) + 2H2O(l) +4e > Fe2O3 . 4H2O


+2e

Anda mungkin juga menyukai