Anda di halaman 1dari 22

PANEL DINDING BETON GEOPOLIMER

DENGAN
PERKUATAN WIREMESH

OLEH :
Andini Pratiwi Putri
Beton sebagai bahan
konstruksi semakin marak
Latar
digunakan
Belakang

Beton handal dalam kekuatan,


Kekerasan tinggi, ramah lingkungan, kemudahan dalam pekerjaan,
tidak menghasilkan gas karbon (CO2), tahan cuaca tetapi durabilitas
tahan pada temperatur panas, tahan buruk asam sulfat
lingkungan asam, dan tidak
memerlukan perawatan panas

Lingkungan asam sulfat


menyebabkan kerusakan pada
Aplikasi pemanfaatan beton beton , sehingga mengakibatkan
geopolimer menjadi panel dinding durabilitas kinerja yang buruk
Tujuan penelitian

Mengetahui pengaruh penambahan wiremesh


pada kuat lentur untuk panel dinding berbahan
geopolimer,
NaOH = 14 molar Rasio
Na2 SiO3
NaOH
=2 Rasio
alkaline
fly ash
= 35% Batasan
masalah

vol,.pasta Agregat halus Wiremesh


Rasio
vol.rongga agregat halus Diameter=0,75
gradasi pasir agak
(Rm) = 1,5 mm Spasi=10 mm
halus, lolos saringan 4,8
mm sesuai SNI 03-6820-
2002
Desain Campuran Beton Geopolymer
Hingga saat ini belum ada standar desain campuran geopolimer. Desain
campuran mortar geopolimer dalam penelitian ini menggunakan
Ketentuan metode perhitungan volume absolut. Menurut Satyarno dkk., (2014),
perencanaan perhitungan campuran dapat didasarkan pada proporsi volume absolut

mortar geopolymer dari masing-masing material penyusun campuran dalam 1 m3.

W fa W sh W ss W ps
+ + + = 1 m3
Ɣ fa x Ɣw Ɣ sh x Ɣw Ɣ ss x Ɣw Ɣ ps x Ɣw
Metode Pencampuran Mortar
Prosedur Pencampuran Mortar
Prosedur pencampuran mortar dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pembuatan larutan NaOH 14 molar dengan cara menimbang pellet NaOH sebesar 14 x 40 (berat
molekul NaOH) yaitu 560 gram, kemudian dimasukkan ke dalam 800 ml air dan diaduk hingga semua
pellet tarut keseluruhan. Kemudian ditambahkan air hingga volume larutan mencapai 1000 ml
2. Menyiapkan larutan NaOH dan Na2SiO3 dengan proporsi yang telah ditentukan, selanjutnya kedua
larutan tersebut dicampur dan membentuk larutan alkali. Larutan ini didiamkan minimal 1 jam
sebelum dilakukan pencampuran mortar
3. Menimbang fly ash kemudian memasukkan ke dalam mixer dalam keadaan kering
4. Menuang larutan alkali secara perlahan ke dalam mixer, dan mengaduk lebih kurang 5 menit
5. Menimbang agregat halus, kemudian memasukkan ke dalam mixer dan mengaduk dalam kurun
waktu 2 menit
6. Putaran dihentikan dan mortar siap diuji pada flow table
7. Bahan yang telah diaduk kemudian memasukkan kedalam cetakan yang telah dioles dengan pelumas,
8. Memberi benda uji dengan kode, kemudian diuji pada umur pengujian
Hasil &
Pembahasan
Pengujian Flow Table
Hasil pengujian diameter alir mortar menunjukkan
nilai flow pada mortar bekisar 109. Cornelis (2018)
dalam penelitiannya menyimpulkan sampel mortar
yang memiliki kelecekan yang baik adalah dengan
rasio pasta terhadap rongga adalah 1,5 dan rasio
larutan alkali terhadap fly ash adalah 35% dimana
karekteristik flow yang didapat menyerupai mortar
OPC yaitu berkisar 105-115. Nilai flow ini kemudian
dipertahankan konsistensinya untuk setiap
pencampuran yang dilakukan agar memiliki kondisi
yang sama.
Kuat Tekan Mortar
Hasil
Kode Benda Pengujian Rata-Rata
Umur
Uji (MPa)
f'c (MPa)
GM,K1 1 11,34
GM,K2 1 11,37 11,27
GM,K3 1 11,09
GM,K4 28 60,67
GM,K5 28 60,94 60,84
GM,K6 28 60,91

Kuat tekan pada umur 1 hari memiliki rata rata


sebesar 11,27 MPa dan kuat tekan umur 28 hari
sebesar 60,84 Mpa.
Kuat Tarik Mortar
Hasil Pengujian
Rata-Rata
Kode Benda Uji Umur
(MPa)
Kuat Tarik (MPa)

GM,T1 1 1,00
GM,T2 1 1,05 1,02
GM,T3 1 1,02
GM,T4 28 2,96
GM,T5 28 2,85 2,95
GM,T6 28 3,03

Kuat tarik pada umur 1 hari memiliki rata rata


sebesar 1,02 MPa dan kuat tarik umur 28 hari
sebesar 2,95 Mpa.
Modulus Elastisitas
50

45

40

35
BENDA UJI Ec rata-rata
Tegangan (Mpa)

30

25 Benda uji 1
1 17,77 0,57 0,00126 0,00005 14264,41
Benda Uji 2
20
Benda uji 3
15
2 17,54 1,13 0,00130 0,00005 13128,51 13807

10
3 17,54 0,57 0,00126 0,00005 14030,19
5

0
0.000 0.002 0.004 0.006 0.008 0.010 0.012
Regangan (Mpa)
Kuat Lentur Panel
Tanpa Perkuatan
5

4
Beban maksimum benda uji L1 yang mampu ditahan
3
panel dinding sebelum mengalami keruntuhan yaitu
Beban (kN)

L1 3,49 kN , benda uji L2 sebesar 3,75 kN dan benda uji


2 L2 L3 sebesar 3,50 kN. Setelah mengalami beban
L3 maksimum benda uji mengalami keruntuhan.
1

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Lendutan (mm)
Pola Keruntuhan Uji Lentur
Tanpa Perkuatan

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan


pola keruntuhan yaitu terjadi keretakan di tengah
bentang, kemudian panel terbelah menjadi dua
bagian secara langsung. Pola kerusakan ketiga benda
uji mengalami pola keruntuhan yang sama yaitu
berada pada tengah bentang.
Kuat Lentur Panel
Dengan Perkuatan
5
Dari grafik dapat diamati bahwa tahap pertama linier,
4
berhenti karena adanya retak pada mortar kemudian
beban meningkat terus dan membawa beban
3 tambahan karena adanya perkuatan. Saat perkuatan
Beban (kN)

W1 berupa wiremesh tidak dapat menahan beban maka


W2
2
W3
terjadilah keruntuhan pada panel.
Sebelum terjadi keruntuhan kawat loket masih dapat
1
menahan beban yang terjadi, namun kondisi benda
0
uji yang berat mengakibatkan wiremesh tidak kuat
0 0.5 1 1.5
Lendutan (mm)
2 2.5 3
menahan panel sehingga wiremesh robek.
Pola Keruntuhan Uji Lentur
Dengan Perkuatan

Pola keruntuhan panel saat pengujian berada tidak


tepat di tengah bentang. Hal ini dikarenakan benda
uji mengalami kerusakan berupa serat yang terputus
di bagian terlemah panel, sehingga menimbulkan
retak dan pecah pada bentang tertentu.
Persyaratan Kekuatan Panel Beton
Ringan Berserat (SNI 03-3122-1992 )
Tabel 3.2. Persyaratan kekuatan panel beton ringan berserat
(SNI 03-3122-1992)
f'max Rata-
Kode
(MPa=N/m Rata Ket, Jenis Syarat Mutu
Benda Uji No
m2) (MPa) Pengujian A (N/mm2) B (N/mm2)
L1 3,44 Rata-rata
Non- Kuat tekan 4,93 3,95
L2 3,68 3,52 1
Wiremesh vertikal Minimun
L3 3,45
4,44 3,45
Rata-rata
W1 4,22
Kuat lentur 1,97 1,72
W2 4,45 4,28 Wiremesh 2
horisontal Minimun
W3 4,17 1,64 1,37

Nilai tegangan lentur rata-rata pada panel dinding dengan menggunakan perkuatan wiremesh sebesar 4,28
MPa. Nilai terkecil berada pada nilai rata-rata kuat lentur yang tidak diberi perkuatan sebesar 3,52 MPa.
Peningkatan kuat lentur panel dinding tanpa perkuatan dengan panel dinding dengan perkuatan sebesar 21,5
%.
Kesimpulan &
Saran
Kesimpulan :

– Hasil uji lentur panel dinding tanpa menggunakan perkuatan sebesar 3,52 MPa
dan yang menggunakan perkuatan sebesar 4,28 MPa
– Hasil analisis data yang dilakukan pada pengujian dapat diambil kesimpulan
bahwa terjadi peningkatan kuat lentur antara panel tanpa perkuatan terhadap
panel menggunakan perkuatan sebesar 21,5%.
Saran :

– Dari hasil penelitian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai variasi
jumlah lapisan wiremesh yang digunakan agar memperoleh nilai kuat lentur
yang optimum
– Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait panel dinding geopolimer dengan
menggunakan variasi diameter wiremesh yang lebih besar agar diperoleh hasil
yang maksimal.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai