DENGAN
PERKUATAN WIREMESH
OLEH :
Andini Pratiwi Putri
Beton sebagai bahan
konstruksi semakin marak
Latar
digunakan
Belakang
W fa W sh W ss W ps
+ + + = 1 m3
Ɣ fa x Ɣw Ɣ sh x Ɣw Ɣ ss x Ɣw Ɣ ps x Ɣw
Metode Pencampuran Mortar
Prosedur Pencampuran Mortar
Prosedur pencampuran mortar dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pembuatan larutan NaOH 14 molar dengan cara menimbang pellet NaOH sebesar 14 x 40 (berat
molekul NaOH) yaitu 560 gram, kemudian dimasukkan ke dalam 800 ml air dan diaduk hingga semua
pellet tarut keseluruhan. Kemudian ditambahkan air hingga volume larutan mencapai 1000 ml
2. Menyiapkan larutan NaOH dan Na2SiO3 dengan proporsi yang telah ditentukan, selanjutnya kedua
larutan tersebut dicampur dan membentuk larutan alkali. Larutan ini didiamkan minimal 1 jam
sebelum dilakukan pencampuran mortar
3. Menimbang fly ash kemudian memasukkan ke dalam mixer dalam keadaan kering
4. Menuang larutan alkali secara perlahan ke dalam mixer, dan mengaduk lebih kurang 5 menit
5. Menimbang agregat halus, kemudian memasukkan ke dalam mixer dan mengaduk dalam kurun
waktu 2 menit
6. Putaran dihentikan dan mortar siap diuji pada flow table
7. Bahan yang telah diaduk kemudian memasukkan kedalam cetakan yang telah dioles dengan pelumas,
8. Memberi benda uji dengan kode, kemudian diuji pada umur pengujian
Hasil &
Pembahasan
Pengujian Flow Table
Hasil pengujian diameter alir mortar menunjukkan
nilai flow pada mortar bekisar 109. Cornelis (2018)
dalam penelitiannya menyimpulkan sampel mortar
yang memiliki kelecekan yang baik adalah dengan
rasio pasta terhadap rongga adalah 1,5 dan rasio
larutan alkali terhadap fly ash adalah 35% dimana
karekteristik flow yang didapat menyerupai mortar
OPC yaitu berkisar 105-115. Nilai flow ini kemudian
dipertahankan konsistensinya untuk setiap
pencampuran yang dilakukan agar memiliki kondisi
yang sama.
Kuat Tekan Mortar
Hasil
Kode Benda Pengujian Rata-Rata
Umur
Uji (MPa)
f'c (MPa)
GM,K1 1 11,34
GM,K2 1 11,37 11,27
GM,K3 1 11,09
GM,K4 28 60,67
GM,K5 28 60,94 60,84
GM,K6 28 60,91
GM,T1 1 1,00
GM,T2 1 1,05 1,02
GM,T3 1 1,02
GM,T4 28 2,96
GM,T5 28 2,85 2,95
GM,T6 28 3,03
45
40
35
BENDA UJI Ec rata-rata
Tegangan (Mpa)
30
25 Benda uji 1
1 17,77 0,57 0,00126 0,00005 14264,41
Benda Uji 2
20
Benda uji 3
15
2 17,54 1,13 0,00130 0,00005 13128,51 13807
10
3 17,54 0,57 0,00126 0,00005 14030,19
5
0
0.000 0.002 0.004 0.006 0.008 0.010 0.012
Regangan (Mpa)
Kuat Lentur Panel
Tanpa Perkuatan
5
4
Beban maksimum benda uji L1 yang mampu ditahan
3
panel dinding sebelum mengalami keruntuhan yaitu
Beban (kN)
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Lendutan (mm)
Pola Keruntuhan Uji Lentur
Tanpa Perkuatan
Nilai tegangan lentur rata-rata pada panel dinding dengan menggunakan perkuatan wiremesh sebesar 4,28
MPa. Nilai terkecil berada pada nilai rata-rata kuat lentur yang tidak diberi perkuatan sebesar 3,52 MPa.
Peningkatan kuat lentur panel dinding tanpa perkuatan dengan panel dinding dengan perkuatan sebesar 21,5
%.
Kesimpulan &
Saran
Kesimpulan :
– Hasil uji lentur panel dinding tanpa menggunakan perkuatan sebesar 3,52 MPa
dan yang menggunakan perkuatan sebesar 4,28 MPa
– Hasil analisis data yang dilakukan pada pengujian dapat diambil kesimpulan
bahwa terjadi peningkatan kuat lentur antara panel tanpa perkuatan terhadap
panel menggunakan perkuatan sebesar 21,5%.
Saran :
– Dari hasil penelitian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai variasi
jumlah lapisan wiremesh yang digunakan agar memperoleh nilai kuat lentur
yang optimum
– Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait panel dinding geopolimer dengan
menggunakan variasi diameter wiremesh yang lebih besar agar diperoleh hasil
yang maksimal.
Terima kasih