PENGUJIAN KEKERASAN
1. Pendahuluan
Kekerasan suatu bahan merupakan salah satu sifat mekanik yang penting.
Hal ini disebabkan pelaksanaan pengujian yang lebih sederhana dibanding
dengan pengujian yang lain. Adapun definisi kekerasan sangat tergantung pada
cara pengujian tesebut dilakukan.
Beberapa dari definisi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Ketahanan terhadap indentasi permanen akibat beban dinamis atau statis
kekerasan indentasi.
b. Energi yang diserap pada beban impact-kekerasan pantul.
c. Kekerasan terhadap goresan-kekerasan goresan
d. Ketahanan terhadap abrasi-kekerasan abrasi
e. Ketahanan terhadap pemotongan atau pengeboran - mampu mesin,
Pengujian kekerasan yang banyak dilaksanakan adalah yang berdasarkan
indentasi permanen atau deformasi plastis akibat beban statis.
2. Dasar Teori
Hasil pengujian kekerasan tidak dapat langsung digunakan dalam desain
seperti halnya hasil pengujian tarik. Namun demikian pengujian kekerasan
banyak dilakukan, sebab hasilnya dapat digunakan sebagai berikut:
- Pada bahan yang sama dapat diklasifikasikan berdasarkan kekerasannya.
Dengan kekerasan tersebut dapat di tentukan penggunaan dari bahan tersebut.
- Sebagai kontrol kualitas suatu produk. Seperti mengetahui homogenitas
akibat suatu proses pembentukan dingin, pemaduan, heat treatment, case
hardening dan sebagainya.
Dengan demiklan dapat juga sebagai kontrol terhadap proses yang dilakukan.
1
Angka kekerasan dinyatakan dengan skala Mohs yaitu dari material yang
terlunak dengan angka 1, dan Diamond material yang terkeras dengan angka 15.
2
2P
HBN
D(D D2 d 2 )
dimana
HBN = Angka kekerasan Brinell (kg/mm2)
P = Beban (kg)
D = Diameter bola (mm)
d = Diameter rata rata indentasi (mm)
3
4.1.4. Waktu Penekanan
Waktu Penekanan biasa diambil 10 detik, 15 detik untuk logam ferrous dan
30 detik untuk logam yang lebih lunak. Pemakaian waktu penekanan selain
10 detik harus dicantumkan pada angka kekerasan.
4.1.5. Jarak Antara Indentasi
Jarak antara indentasi yang satu terhadap yang lain dan antara tepi indentasi
terhadap tepi spesimen harus lebih besar dari 2 d.
1 2 3
4
Angka kekerasan Rockwell tidak bersatuan, tetapi didahului dengan huruf
depan seperti pada Tabel 3.1 yang menyatakan kondisi pengujian. Angka skala
pada mesin terdiri dari dua skala yaitu merah dan hitam, berbeda 30 angka
kekerasan. Skala Rockwell terbagi 100 divisi, dimana tiap divisi sebanding
dengan kedalaman indentasi 0,002 mm.
Angka kekerasan Rockwell B dan Rockwell C dinyatakan sebagai
kedalaman indentasi dapat ditulis sebagai berikut :
kedalamanindentasi (mm)
R B 130 0,002
kedalamanindentasi (mm)
R C 100 0,002
5
V Bola ½” 150 Merah
Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa skala merah untuk indentor bola,
sedangkan skala hitam untuk intentor kerucut intan. Disamping itu dari
berbagai skala Rockwell skala B dan C yang banyak digunakan, Rockwell
skala B di gunakan untuk logam lunak seperti kuningan, bronze dan logam
yang kekerasannya sedang seperti baja karbon rendah, baja karbon sedang
yang sudah dianil.
Rockwell skala B 0 - 100. Rockwell skala C digunakan untuk
material yang kekerasannya diatas 100 pada skala B. Daerah kerja skala C
diatas 20. Baja yang terkeras sekitar Rc = 70.
dimana A d2 o d2
2 cos 22 1,8544
6
P
Jadi Hv = 1,8544
d2
dimana Hv = angka kekerasan Vickers (kg/mm2)
P = beban yang besarnya (5, 10, 20, 50, 100 atau 200 kg)
tergantung ketebalan spesimen
A = luas indentasi (mm2)
d = diagonal rata-rata ditunjukkan pada Gambar 2
d d
d 1 2 2
P
136o
d1 d2
7
terlebih dahulu, untuk pengamatan indentasi Microhardness Tester dilengkapi
dengan mikroskop.
Mikrohardness tester menggunakan indentor intan knoop dengan
perbandingan diagonal yang panjang dan yang rendah 7:1. Sedangkan beban
yang digunakan 25 - 3600 gr.
Angka kekerasan knoop adalah beban (P) dibagi luas indentasi.
136o
136o
d2
d1 : d2 = 7 : 1
8
Posisi Operasi
172o-30’
W
d
130o
5. Pelaksanaan Pengujian
5.1. Mesin dan Peralatan
Mesin yang digunakan seperti pada Gambar 3.4 adalah mesin yang
prinsip kerjanya berdasarkan pada Rockell test dengan demikian pengujian
dilakukan dengan pembebanan awal 10 kg. Hal ini tidak akan
mempengaruhi hasil untuk pengujian yang tidak membutuhkan pembebanan
awal.
5.2. Langkah Langkah Pengujian.
1. Spesimen dibersihkan permukaannya.
2. Indentor dikukur dengan micrometer, dalam hal ini indentornya dari
diamond cukup diamati saja.
3. Memasang indentornya pada pemegang indentor.
4. Menempatkan pemegang indentor pada mesin.
5. Menempatkan beban yang sesuai pada mesin.
6. Meletakkan beban yang sesuai pada mesin
9
Gambar 3.4 Mesin Penguji Kekerasan.
10