Anda di halaman 1dari 17

Uji kekerasan

( hardness test)

Nama : kausar balya ali at-taufiqi


NIM : 21021008
Kelas : 2c
Pengertian uji kekerasan
 Pada dasarnya uji kekerasan dilakukan dengan cara
menekankan sebuah indenter yang lebih keras sifatnya dari
bahan uji dengan beban dan jangka waktu tertentu.
 Bekas tapak uji pada permukaan benda uji menentukan nilai
kekerasan dengan gaya tekan di bagi luas tapak tekan.
Metode hardness test
 Metode hardness test brinel
 Metode hardness test vickers
 Metode hardness test rockwell
Metode hardness test brinel
 Metode dengan caa menusuk atau menekan spesimen
menggunakan indenter berbentuk bola yang terbuat dari baja
yang sudah dikeraskan atau karbida tungsten.
 Indentor bola karbida tungsten harus di gunakan untuk uji
kekerasan brinel antara 451-650 BHN
 Uji standar logam keras menggunakan bola baja karbida
tungsten berdiameter 10mm dengan beban 3000kgf
 Logam pertengahan dengan beban 1500kgf
 Logam lunak dengan beban 500kgf
 Jika menggunakan diameter indenter selain 10 mm maka
beban harus disesuaikan mengikuti formula 𝑃 𝐷2 = konstan.
 Nilai konstanta tergantung dengan material yang di uji, 30
digunakan untuk baja dan paduannya, 10 digunakan untuk
tembaga dan paduannya dan 5 digunakan untuk aluminium
dan paduannya.
Prinsip uji brinel
F = gaya tekan (kgf) D = diameter indenter
(mm) d = diameter indentasi (mm) HBW berarti
hardness Brinell dengan indenter karbida
tungsten. Jika indenter yang digunakan bola
baja (steel ball) maka kekerasan dinyatakan
dengan HBS. Atau secara umum biasanya
dinyatakan dengan BHN.
Keterbatasan uji Brinell :

 Mengukur material yang sangat keras. Indentor bola dapat


mengalami deformasi yang berlebihan
 Mengukur kekerasan spesimen tipis. Indentasi dapat lebih
besar dari pada tebal spesimen.
 Mengukur material yang dikeraskan permukaan. Indentasi
dapat menusuk lebih dalam dari pada tebal permukaan yang
dikeraskan sehingga pengukuran menjadi tidak valid sebab
mengakibatkan pengukuran bagian dalam yang lunak juga.
Cara penulisan metode brinel
 220 HBW artinya nilai Hardness Brinell 220 dengan indenter
10 mm beban 3000 kgf dwell time 10-15 detik.
 350 HBW 5/750 artinya nilai Hardness Brinell 350 dengan
indenter 5 mm beban 750 kgf dwell time 10-15 detik.
 600 HBW 1/30/20 artinya nilai Hardness Brinell 600 dengan
indenter 1 mm beban 30 kgf dwell time 20 detik
2. Metode pengujian kekerasan
Vickers.
 Prinsip dasar pengujian vickers sama dengan uji Brinell,
perbedaannya penggunaan indentor intan yang berbentuk
piramid beralas bujur sangkar dan sudut puncak antara dua
sisi yang berhadapan 136o. 
 Pengukuran diagonal segi empat lebih akurat, Pengujian ini
dapat dilakukan untuk spesimen tipis hingga 0,006 inci.
 Nilai yang diperoleh akurat hingga nilai 1300 (setara dengan
Brinell 850).
  Beban yang digunakan pada uji vickers antara 1 hingga 120
kgf.
 penggunaan beban yang berbeda akan tetap menghasilkan
nilai yang sama untuk material yang sama.
Rumus hardness vickers

 Dimana: HV = Hardness Vickers P = Beban (kgf) α = sudut 2


sisi yang berhadapan pada indentor d = diagonal indentasi
rata-rata (mm)
Contoh penulisan nilai
Hardness vickers :

 440 HV 30 artinya nilai Hardness 440 dengan beban 30 kgf


dan durasi pembebanan 10-15 detik.
 440 HV 30/20 artinya nilai Hardness 440 dengan beban 30
kgf dan durasi pembebanan 20 detik.
3. Metode pengujian kekerasan
Rockwell.

 Pada uji kekerasan Rockwell tidak melakukan pengukuran


tapak tekan secara manual.
 pengukuran langsung dilakukan oleh mesin dan langsung
menunjukkan nilai hardness dari bahan yang diuji, nilai ini
dapat dilihat pada dial indicator.
 Nilai kekerasan yang diperoleh berhubungan terbalik dengan
kedalaman identasi.
 Indenter yang digunakan adalah bola baja yang diperkeras
berukuran 1/16 in dan 1/8 in serta kerucut intan bersudut
120o dengan ujung bulat diberi nama brale.
 Pada operasi pengujian, Beban minor diterapkan sebesar 10
kgf yang menyebabkan identasi awal dan menempatkan
identer pada posisi yang akurat untuk penekanan.
 Dial ditempatkan pada skala tanda set nol.
Skala rockwell
 Rockwell skala A digunakan untuk logam yang
sangat keras.
 Rockwell skala B digunakan untuk menguji
material dengan kekerasan medium. Skala B
memiliki nilai 0 – 100. Nilai Hardness diatas 100
memberikan hasil pengujian yang kurang valid
sebab kemungkinan indentor telah menjadi rata.
 Rockwell skala C digunakan untuk menguji
material dengan kekerasan tinggi yaitu diatas
B100. Baja paling keras memiliki nilai C70. Skala
C digunakan pada C20 ke atas.
Tabel skala rockwell
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai