Kekerasan suatu material/bahan merupakan sifat mekanik yang sangat penting, karena
dapat digunakan untuk mengetahui sifat mekanik lain yaitu strength (kekuatan). Nilai
kekuatan tarik yang dimiliki suatu material juga dapat dikonversi dari kekerasannya.
Seperti pada Gambar 1 di bawah ini.
Si
fat bahan yang berhubungan dengan kekerasan, Pengujian kekerasan ada bermacam-
macam tergantung konsep yang dianut. Dalam engineering yang menyangkut logam
kekerasan dinyatakan sebagai kemampuan untuk menahan indentasi / penetrasi /
abrasi atau dengan definisi lain adalah ketahanan logam terhadap deformasi plastis.
Ada beberapa cara hardness test yang standar untuk menguji kekerasan logam yaitu;
pengujian Brinell, Rockwell, Vickers, dan lain lain. Pada dasarnya hardness test
dilakukan dengan menekankan sebuah indenter yang lebih keras sifatnya dari bahan
uji dengan beban dan jangka waktu tertentu (10-15 detik), bekas tapak tekan pada
permukaan benda uji diukur untuk menentukan nilai kekerasan dengan cara gaya
tekan dibagi luas tapak tekan.
Dari kesembilan metode hardness test tersebut, hanya tiga saja yang akan dibahas
metode pengujian kekerasan untuk menguji kekerasan logam, yaitu:
Indentor bola karbida tungsten harus digunakan apabila material yang di uji memiliki
kekerasan Brinell antara 451-650 BHN. Pengujian yang standar dilakukan dengan
menggunakan diameter 10 mm bola baja atau karbida tungsten dengan beban 3000
kgf untuk logam keras, beban 1500 kgf untuk logam pertengahan, dan beban 500 kgf
serta lebih rendah untuk material lunak.
Indenter selain diameter 10 mm bisa digunakan, misal 5 mm, 2,5 mm dan 1 mm. Jika
menggunakan diameter indenter selain 10 mm maka beban harus disesuaikan
mengikuti formula 𝑃 𝐷2 = konstan. Nilai konstanta tergantung dengan material yang
di uji, 30 digunakan untuk baja dan paduannya, 10 digunakan untuk tembaga dan
paduannya dan 5 digunakan untuk aluminium dan paduannya
vF = gaya tekan (kgf) D =
diameter indenter (mm) d = diameter indentasi (mm) HBW berarti hardness Brinell
dengan indenter karbida tungsten. Jika indenter yang digunakan bola baja (steel ball)
maka kekerasan dinyatakan dengan HBS. Atau secara umum biasanya dinyatakan
dengan BHN.
Penulisan nilai Hardness Brinell harus diikuti dengan simbol HBW atau HBS. dan
jika diameter indenter dan beban yang digunakan tidak standar maka harus diikuti
oleh kondisi pengujian yang meliputi diameter indenter yang digunakan, beban dan
dwell time, jika waktu yang digunakan saat pembebanan di luar 10-15 detik. Contoh:
220 HBW artinya nilai Hardness Brinell 220 dengan indenter 10 mm beban
3000 kgf dwell time 10-15 detik.
350 HBW 5/750 artinya nilai Hardness Brinell 350 dengan indenter 5 mm
beban 750 kgf dwell time 10-15 detik.
600 HBW 1/30/20 artinya nilai Hardness Brinell 600 dengan indenter 1 mm
beban 30 kgf dwell time 20 detik
Keterbatasan uji Brinell :
Nilai yang diperoleh akurat hingga nilai 1300 (setara dengan Brinell 850). Indentor
relatif tidak menjadi rata seperti pada Brinell. Beban yang digunakan pada uji vickers
antara 1 hingga 120 kgf. Perubahan beban relatif tidak mempengaruhi hasil pengujian,
penggunaan beban yang berbeda akan tetap menghasilkan nilai yang sama untuk
material yang sama. Nilai Hardness Vickers dapat dihitung dengan persamaan :
440 HV 30 artinya nilai Hardness 440 dengan beban 30 kgf dan durasi
pembebanan 10-15 detik.
440 HV 30/20 artinya nilai Hardness 440 dengan beban 30 kgf dan durasi
pembebanan 20 detik.
3. Metode pengujian kekerasan Rockwell.
Metode Hardness Test Rockwell berbeda dengan Brinell dan Vickers. Pada uji
kekerasan Rockwell tidak melakukan pengukuran tapak tekan secara manual,
pengukuran langsung dilakukan oleh mesin dan langsung menunjukkan nilai hardness
dari bahan yang diuji, nilai ini dapat dilihat pada dial indicator.
Nilai kekerasan yang diperoleh berhubungan terbalik dengan kedalaman identasi.
Indenter yang digunakan adalah bola baja yang diperkeras berukuran 1/16 in dan 1/8
in serta kerucut intan bersudut 120o dengan ujung bulat diberi nama brale. Pada
operasi pengujian, Beban minor diterapkan sebesar 10 kgf yang menyebabkan identasi
awal dan menempatkan identer pada posisi yang akurat untuk penekanan. Dial
ditempatkan pada skala tanda set nol.
Rockwell skala C digunakan untuk menguji material dengan kekerasan tinggi yaitu
diatas B100. Baja paling keras memiliki nilai C70. Skala C digunakan pada C20 ke
atas.
Skala
Rockwell dibagi atas 100 bagian lihat Gambar 3. Setiap bagian atau nilai kekerasan
setara dengan 0,002 mm indentasi. Angka B55 dan B60 memliki perbedaan
kedalaman indentasi sebesar 5 x 0,002 mm atau 0,01 mm
Gambar 5. Dial
indikator pada mesin rockwell @bakergauges.com
Tabel 1. Skala Rockwell
Prosedur Hardness Test :
1. Brinell Hardness Test.
Hal yang perlu diperhatikan pada saat pengujian hardness Brinell adalah sebagai
berikut :
Dimana : P = Gaya tekan (kgf) D = Diameter identor bola baja (mm) d = Diameter
hasil identasi (mm)
Karena pengukuran dilakukan secara manual, maka terdapat peluang untuk terjadinya
kesalahan ukur. Kesalahan tersebut mungkin terjadi ketika pemfokusan objek pada
layar, peletakan alat ukur pada objek dan pembacaan pengukurannya.
sebagai berikut :
Hasil Tapak Tekan Pengujian Vickers dapat dilihat pada Gambar 8 berikut :
Sama halnya dengan hardness test dengan Brinell, karena pengukuran dilakukan
secara manual maka terdapat kemungkinan terjadinya kesalahan ukur. Kesalahan itu
mungkin terjadi ketika pemfokusan objek pada layar, peletakan alat ukur pada objek
dan pembacaan pengukurannya
Pelaksanaan metode ini, awalnya spesimen diberi identasi awal dengan beban minor
10 kg, lalu diberi beban utama (60 kg, 100 kg atau 150 kg) selama 20 detik.
4. Setelah spesimen dibebaskan dari kedua beban tersebut maka jarum skala
akan menunjukkan berapa nilai kekerasan dari spesimen tersebut.
5. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 73 Rc, dimana 73 nilai
kekerasannya, sedangkan Rc adalah skala yang digunakan. Metode
pengujian dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah ini.
Ga
mbar 10 Metode pengujian Rockwell skala C
Sebagai contoh, Rockwell B untuk logam secara umum, Rockwell C untuk logam
yang keras dan Rockwell A untuk logam yang sangat keras. Pemakaian kombinasi
identor dan beban yang salah dengan jenis material yang diuji akan menyebabkan
tidak akuratnya hasil pengujian.
Apabila Anda membutuhkan Uji Hardness, Anda dapat melakukan chat atau telpon di
nomor 08118841141
Referensi :
1. ASTM E18.
2. ASTM E92.
3. ASTM E10-00.
4. Modul Praktek Uji Bahan – PPNS
FIRMANSYAH
Mahasiswa Teknik Pengelasan.
Impact Test
Magnetic Particle Test
sebagai berikut :
Hasil Tapak Tekan Pengujian Vickers dapat dilihat pada Gambar 8 berikut :
Kesimpulan dari rokwel: . Rockwell Hardness Test.
Berbeda dengan metode Brinell dan Vickers yang menggunakan pengukuran manual,
dengan metode Rockwell pengukuran nilai kekerasan langsung dapat dibaca pada
skala yang terdapat pada mesin. Dengan metode ini nilai kekerasan spesimen
langsung dapat dibaca dari skala yang terdapat pada mesin. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada metode pengujian kekerasan Rockwell, yaitu:
Gambar 9 Jenis Identor dan jenis beban utama pada metode Rockwell
4. Tabel 2 Jenis – Jenis Skala Pada Pengujian Kekerasan Rockwell
5.