PENGUJIAN KEKERASAN
2.1.Tujuan Pengujian
Untuk melihat kemampuan bahan terhadap adanya deformasi plastis
2.2.Dasar Teori
Kekerasan sebenarnya merupakan suatu istilah yang sulit didefinisikan secara
tepat, karena setiap bidang ilmu dapat memberikan definisinya sendiri sendiri yang
sesuai dengan persepsi dan keperluannya. Karenanya juga cara pengujian kekerasan ada
bermacam macam tergantung konsep yang dianut. Dalam engineering, yang
menyangkut logam, kekerasan sering dinyatakan sebagai kemampuan untuk menahan
indentasi/penetrasi/abrasi. Ada beberapa cara pengujian kekerasan yang terstandart yang
digunakan untuk menguji kekerasan logam, pengujian Brinell, Rockwell, Vickers dll.
2.2.1. Pengujian Kekerasan Brinell
Pegujian Brinell adalah salah satu cara pengujian kekerasan yang paling banyak
digunakan. Pada pengujianBrinell digunakan bola baja yang dikeraskan sebagai indentor.
Indentor ini ditusukkan ke permukaan logam yang diuji dengan gaya tekan tertentu
selama waktu tertentu pula (antara 10 sampai 30 detik). Karena penusukan (indentasi) itu
maka pada permukaan logam tersebut akan terjadi tapak tekan yang berbentuk tembereng
bola. Kekerasan Brinell dihitung sebagai:
=
2 . ( 2 2 )2
load 1/10-meida
A scale 150-kg
D scale 100-kg
B scale 100-kg
A scale 60-kg
Hultgren ball
Standard ball
carbide ball
15-kg load
30-kg load
45-kg load
30-N scale
15-N scale
45-N scale
load Brale
load Brale
load Brale
penetrator
penetrator
penetrator
Tungalen
Vickers,
number
ball
940 ....... 85.6 .......... 68.0 76.9 93.2 84.4 75.4 97 940
920 ....... 85.3 .......... 67.5 76.5 93.0 84.0 74.8 96 920
900 ....... 85.0 .......... 67.0 76.1 92.9 83.6 74.2 96 900
880 ....... 84.7 .......... 66.4 75.7 92.7 83.1 73.6 93 880
860 ..... 84.4 .......... 65.9 75.3 92.5 82.7 73.1 92 860
767 ..........
840 757 84.1 .......... 65.3 74.8 92.3 82.2 72.2 91 840
820 83.8 .......... 64.7 74.3 92.1 81.7 71.8 90 820
800 745 83.4 64.0 73.8 91.8 81.1 71.0 88 800
780 733 83.0 .......... 63.3 73.3 91.5 80.4 70.2 87 780
760 722 82.6 .......... 62.5 72.6 91.2 79.7 69.4 86 760
710 ..........
740 698 82.2 .......... 61.8 72.1 91.0 79.1 68.6 84 740
720 81.8 .......... 61.0 71.5 90.7 78.4 67.7 83 720
700 684 81.3 .......... 60.1 70.8 90.3 77.6 66.7 81 700
690 670 81.1 .......... 59.7 70.6 90.1 77.2 66.2 690
680 656 80.8 .......... 59.2 70.1 89.8 76.8 65.7 80 680
647
670 638 80.6 .......... 58.8 69.8 89.7 76.4 65.3 670
660 80.3 .......... 58.3 69.4 89.5 75.9 64.7 70 660
650 630 80.0 .......... 57.8 69.0 89.2 75.5 64.1 . 650
640 620 79.8 .......... 57.3 68.7 89.0 75.1 63.5 77 640
630 611 79.5 .......... 56.8 68.3 88.8 74.6 63.0 . 630
601 ..........
620 591 79.2 .......... 56.3 67.9 88.5 74.2 62.4 75 620
610 . 78.9 ......... 55.7 67.5 88.2 73.6 61.7 .. 610
600 615 582 78.6 55.2 67.0 88.0 73.2 61.2 74 600
590 610 573 78.4 .......... 54.7 66.7 87.8 72.7 60.5 .. 590
580 603 564 78.0 .......... 54.1 66.2 87.5 72.1 59.9 72 580
554 ..........
570 597 545 77.8 .......... 53.6 65.8 87.2 71.7 59.3 . 570
560 590 77.4 .......... 53.0 65.4 86.9 71.2 58.6 71 560
550 585 535 77.0 .......... 52.3 64.8 86.6 70.5 57.8 . 550
540 578 525 76.7 .......... 51.7 64.4 86.3 70.0 57.0 69 540
530 571 517 76.4 .......... 51.1 63.9 86.0 69.5 56.2 . 530
44
1
43
3
42
5
41
5
Note. The value in this table shown in bold-faced type correspond to the values shown in the corresponding joint SAE-ASM-ASTM Committee on
Hardness Conversions as prioted in ASTM Spec E4S-43T.
Rockwell
load
Diamond pyramid
penetrator
Hardness number
A scale 60-kg
kg load Brale
kg load Brale
kg load 1/10-
Hultgren ball
Vickers, ball
A scale 150-
D scale 100-
B scale 100-
carbide ball
15-kg load
30-kg load
45-kg load
15-N scale
30-N scale
45-N scale
meida ball
load Brale
penetrator
penetrator
penetrator
Tungalen
Standard
number
410 38 388 386 71.4 ......... 41.8 56.8 81.4 61.1 46.3 ....... 410
400 6 379 379 70.8 . 40.8 56.0 81.0 60.2 44.1 ... 400
390 37 369 369 70.3 ......... 39.8 55.2 80.3 59.3 42.9 55 390
380 9 360 360 69.8 . 38.8 54.4 79.8 58.4 41.7 ....... 380
370 36 350 350 69.2 ......... 37.7 53.6 79.2 57.4 40.4 ... 370
9 . 52
360 36 341 341 68.7 (110. 36.6 52.8 78.6 56.4 39.1 ....... 360
350 0 331 331 68.1 0) 35.5 51.9 78.0 55.4 37.8 ... 350
340 35 322 322 67.6 ......... 34.4 51.1 77.4 54.4 36.5 340
330 0 313 313 67.0 . 33.3 50.2 76.8 53.6 36.2 50 330
320 303 303 66.4 32.2 49.4 76.2 52.3 33.9 ....... 320
34 (109. ...
310 1 294 294 65.6 0) 31.0 48.4 75.6 51.3 32.3 47 310
300 33 284 284 65.2 ......... 29.8 47.5 74.9 50.2 31.1 ....... 300
295 1 280 280 64.8 . 29.3 47.1 74.6 49.7 30.4 ... 295
290 32 275 275 64.5 28.5 46.5 74.2 49.0 29.5 45 290
285 2 270 270 64.2 (108. 27.8 46.0 73.8 48.4 28.7 285
31 0) .......
280 3 265 265 63.8 ......... 27.1 45.3 73.. 47.8 27.9 ... 280
275 30 261 261 63.5 . 26.4 44.9 4 47.3 27.1 42 275
270 3 256 256 63.1 (107. 25.6 44.3 73.0 46.4 26.3 ....... 270
265 252 252 62.7 0) 24.8 43.7 72.6 45.7 25.3 ... 265
260 29 247 247 62.4 24.0 43.1 72.1 45.0 24.3 41 260
4 ......... 71.6 .......
11
4
10
5
95
90
86
81
Note. The value in this table shown in bold-faced type correspond to the values shown in
the corresponding joint SAE-ASM-ASTM Committee on Hardness Conversions as
prioted in ASTM Spec E4S-43T.
Values in ( ) are beyond range : given for information only.
Percobaan Brinell
Sebelum Percobaan
1. Permukaan benda uji (specimen) dibersihkan sehingga permukaan tersebut rata
dan sejajar terhadap permukaan meja uji.
2. Catat merk, type, nomor seri , tahun pembuatan kemampuan mesin dll
3. Sket mesin secara keseluruhan dan bagian utamanya.
4. Catat bagaimana pemakaian mesin, misalnya bagaimana cara meletakkan benda
uji, menyetel benda uji ditempat yang tepat, memberikan beban tekan yang akan
digunakan, mengukur diameter kedalaman, dan menggunakan mesin.
5. Gambar skematis mesin Brinell.
6. Buatlah table atau kolom kolom untuk pengujian Brinell.
7. Pasanglah benda uji pada landasan mesin Brinell.
Saat Percobaan
1. Putarlah hand well hingga benda uji menyentuh indentor.
2. Pompalah tuas untuk menaikkan beban yang akan diberikan pada benda uji.
3. Setelah sampai pada beban yang telah ditentukan tahan sekitar 10detik, kemudian
beban dilepaskan dengan membuka katup beban.
4. Lakukan 3 5 kali percobaan dengan bahan yang sama, sehingga kedalaman
indentasi rata rata dapat ditetapkan.
5. Lihat diameter hasil indentasi pada benda uji tadi, baik secara vertical atau
horizontal dengan menggunakan mikroskop (dalam satuan mm).
6. Hasilnya masukkan ke dalam table yang telah dibuat.
7. Hasil yang didapatkan tadi dicari nilai rata ratanya.
Saat Percobaan
1. Perhatikan beban yang diberikan pada mesin pengujian Rockwell sesuaikan
dengan indentor yang dipakai (lihat table pada mesin).
2. Naikkan landasan mesin hingga benda uji menyentuh indentor (ball atau cone),
kemudian naikkan beban hingga mencapai beban minor atau jarum hitam kecil
sampai pada titik merah pada dial indicator.
3. Pada mesin uji Rockwell ada dua dial, yaitu berwarna hitam dan merah, yang
hitam untuk pengujian yang menggunakan indentor ball, sedangkan yang
berwarna merah menggunakan indentor cone (intan).
4. Tentukan tuas beban dari posisi nol ke posisi satu, sambil dibaca dial indikatornya
5. Apabila sudah berhenti jarum pembacanya, catat hasil pada table yang sudah anda
persiapkan.
6. Lakukan pengujian ini berulang ulang, minimal sebanyak tiga kali hingga
mendapatkan nilai rata rata.
Pengujian Rocwell
- Keuntungan
a. Hasilnya lebih akurat dan prosesnya cepat.
b. Terdapat 3 skala kekerasan untuk pengujian bahan-bahan yang berbeda.
c. Dapat digunakan untuk menuji specimen yang tipis.
- Kerugian
a. Tidak dapat mengetahui nilai BHN.
b. Karena ada 3 skala yang berbeda maka harus dalakukan beberapa kali
percobaan untuk kekerasan suatu bahan.
c. Karena ujungnya lancip kurang akurat pada bahan yang tidak homogen.
4. * Uji Brinell
5. Pada kekerasan Brineel besarnya diameter indentasi (d) dibatasi yaitu 0,2 D <d<0,7
D agar tidak terjadi indentasi yang terlalu dangkal/dalam dan juga boleh
menggunakan gaya tekan dan indentor dengan diameter yang bebeda asal memenuhi
syarat P/ D = Konstan, sebagai akibat deformasi pada saat penekanan dan terjadinya
recovery pada saat beban dibebaskan dari specimen maka terdapat pada hasil
indentasi yang tidak sepenuhnya berbentuk bola.Untuk 0,2 D indentasinya cukup
dangkal sehingga kekerasan suatu bahan tidak sepenuhnya dapat dilihat.Untuk 0,7 D
indentasinya terlalu dalam dan hasil kekerasannya akan melebihi kekerasan
maksimal suatu bahan.
Kondisi H RA
No Benda uji Indentasi H RA Keterangan
Indentasi rata2
51,5
47,5
P=60 kg Cone
1 Alumunium 52 51 Sama
t=5 detik (skala warna hitam)
52,5
51,5
75,5
P=100 75.5
Ball
2 Besi kg 76 75,6 Sama
(skala warna merah)
t=5 detik 47
74
51,5
P=150 51
Cone
3 Baja kg 53 51,9 Sama
(skala warna merah)
t=5 detik 52,5
51,5
Kesimpulan
1. Bahan baja mempunyai kekerasan paling tinggi diantara besi dan aluminium,
sedangkan yang terendah adalah aluminium.
2. Dari hasil konversi diatas diketahui bahwa untuk kekerasan brinell kira-kira 3X
kekerasan Ra dan 2X kekerasanRb ,sedangkan terhadap Rockwell c kira-kira 10x
lebihbesar.