Kelompok VIII
1. Ekak Novianto (6711040061)
2. Danang Eko P (6711040050)
3. Ahmad Fitroh NS (6711040053)
1.1Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness
test) terhadap suatu material dengan beberapa metoda.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test)
terhadap suatu material dengan metoda pengujian kekerasan
Rockwell.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test)
terhadap suatu material dengan metoda pengujian kekerasan
Vickers.
Besarnya minor load maupun major load tergantung dari jenis material yang akan di
uji, jenis-jenisnya bisa dilihat pada Tabel 1.
Dibawah ini merupakan rumus yang digunakan untuk mencari besarnya kekerasan
dengan metode Rockwell.
HR = E - e
Dimana :
E = Jarak antara indentor saat diberi minor load dan zero reference line yang
untuk tiap jenis indentor berbeda-beda yang bias dilihat pada table 1
Tabel dibawah ini merupakan skala yang dipakai dalam pengujian Rockwell skala
dan range uji dalam skala Rockwell.
F0 F1 F
Scale Indentor E
(kgf) (kgf) (kgf)
Jenis Material Uji
A Diamond cone 10 50 60 100 Exremely hard materials, tugsen carbides,
dll
B 1/16" steel ball 10 90 100 130 Medium hard materials, low dan medium
carbon steels, kuningan, perunggu, dll
C Diamond cone 10 140 150 100 Hardened steels, hardened and tempered
alloys
D Diamond cone 10 90 100 100 Annealed kuningan dan tembaga
E 1/8" steel ball 10 90 100 130 Berrylium copper,phosphor bronze, dll
F 1/16" steel ball 10 50 60 130 Alumunium sheet
G 1/16" steel ball 10 140 150 130 Cast iron, alumunium alloys
H 1/8" steel ball 10 50 60 130 Plastik dan soft metals seperti timah
K 1/8" steel ball 10 140 150 130 Sama dengan H scale
L 1/4" steel ball 10 50 60 130 Sama dengan H scale
M 1/4" steel ball 10 90 100 130 Sama dengan H scale
P 1/4" steel ball 10 140 150 130 Sama dengan H scale
R 1/2" steel ball 10 50 60 130 Sama dengan H scale
S 1/2" steel ball 10 90 100 130 Sama dengan H scale
V 1/2" steel ball 10 140 150 130 Sama dengan H scale
1.2.2 Metode Pengujian Kekerasan Vickers
Pada dasarnya metode pengujian kekerasan Vickers hamper
sama dengan Brinells hanya identornya saja yang berbeda. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan pada metode pengujian kekerasan Vickers
adalah sebagai berikut:
1. Spesimen harus memenuhi persyaratan:
o Permukaan harus rata dan Halus
o Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan horisontal
2. Identor yang digunakan adalah intan yang berbentuk pyramid yang
beralas bujur sangkar dengan sudut puncak antara dua sisi yang
berhadapan adalah 136o
3. Pada dasarnya semua beban bisa digunakan, kecuali untuk pelat
yang tipis harus digunakan beban yang ringan.
4. Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan
menekan identor pada permukaan specimen selama 10 30 detik.
5. Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan DPH
(Vickers Diamond Pyramid Hardness) yang dihitung berdasarkan
diagonal identasi dengan persamaan sebagai berikut :
Untuk : = 136o
Dimana : P = Gaya tekan (kgf)
d = diagonal identasi (mm)
Persamaan ini didapatkan dari :
d = d1+d2
2
X = d Cos 45o
=d 2
Y = X / Cos 22o
= ( d 2 ) / Cos 22o
L AOB = X.Y
= ( . d 2 . d 2 ) / Cos 22o
= (1/8 d2) / Cos 220
A = 4 L AOB
= 4 (1/8 d2) / Cos 220
= ( d2) / Cos 22o
HVN = P/A
= 1,854 P/d2
6. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 150 DPH 150/10
Dimana : 150 = Nilai Kekerasan
DPH = Metode Pengujian Vickers
150 = Gaya Pembebanan
10 = Waktu Pembebanan
7. Sama dengan pengujian kekerasan dengan Brinells, karena
pengukuran dilakukan secara manual maka memberi kemungkinan
untuk terjadinya kesalahan ukur. Kesalahan itu dimungkinkan
terutama pada saat pemfokusan objek pada layar, peletakan alat
ukur pada objek dan pembacaan pengukurannya.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
a. Mesin uji Kekerasan
b. Identor Bola Baja
c. Identor Piramid Intan
d. Obeng
e. Stop Watch
f. Grinding & Polishing Machine
g. Dryer
1.3.2 Bahan
a. Spesimen Uji Kekerasan
b. Kertas Gosok
c. Kain Woll
d. Alkohol
e. HNO3
f. Tissue
3. 1.Vickers
Base Metal ( BM )
P
1. HVN = 1.854
d2
10kg
= 1.854
(0.341mm) 2
= 159.441 kg/mm2
P
1. HVN = 1.854 2
d
10kg
= 1.854
(0.329mm) 2
= 171.284 kg/mm2
P
2. HVN = 1.854 2
d
10kg
= 1.854
(0.343mm) 2
= 157.587 kg/mm2
Rata-Rata HVN pada Base Metal (BM) = HVN tot / 3
488.312
= kg/mm2
3
= 162.771 kg/mm2
2
Jadi Nilai Kekerasan : 162,771 kg/mm HV 10/15
3.2 BRINELL
Perhitungan
Load (F) = P x D2 F = 31.25 kgf x 9.8 m/s2
=5 x 2.52 = 306,25 N
= 31.25 kgf
2F
a. HB1
D( D D 2 d 2 )
2 x 306.25 N
3.14 2.5mm(2.5mm (2.5mm) 2 (0.665mm) 2 )
865.86 N/mm2
865.68 HB 2.5/306.25 - 10
2F
b. HB 2
D( D D 2 d 2 )
2 x 306.25 N
3.14 2.5mm(2.5mm (2.5mm) 2 (0.669mm) 2 )
= 855.78 N/mm2
855.78 HB 2.5/306.25-15
2F
c. HB 3
D( D D 2 d 2 )
2 x 306,25 N
3.14 2.5mm(2.5mm (2.5mm) 2 (0.670mm) 2 )
= 853.18N/mm2
853.18 HB 2.5/306.25 15
2F
d. HB 4
D( D D 2 d 2 )
2 x 306.25 N
3.14 2.5mm(2.5mm (2.5mm) 2 (0.669mm) 2 )
= 855.78N/mm2
855.78 HB 2.5/306.25 15
2F
d. HB 5
D( D D 2 d 2 )
2 x 306.25 N
3.14 2.5mm(2.5mm (2.5mm) 2 (0.665mm) 2 )
= 866.30 N/mm2
866.30 HB 2.5/306.25 15
2F
d. HB 6
D( D D 2 d 2 )
2 x 306,25 N
3,14 2,5mm(2,5mm (2,5mm) 2 (0.673mm) 2 )
= 845.45 N/mm2
845.45HB 2.5/306.25 15
BAB IV
PEMBAHASAN
WM
BM
Pada hasil analisa data yang telah diperoleh berdasarkan data yang telah
diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa pada Hardness
Test dengan menggunakan metode brinell bahwa nilai kekerasan didaerah HAZ
paling tinggi daripada nilai kekerasan di daerah WM dan BM. Hal tersebut
dikarenakan pada saat dilakukannya proses pengelasan terjadi perubahan struktur
pada material uji tersebut yang mana setelah pengelasan tersebut selesai dilakukan
banyak terdapat struktur Martensit pada material uji tersebut. Apabila pada
Hardness Test tersebut didapatkan nilai kekerasan di daerah BM yang lebih besar
dari pada nilai kekerasan pada daerah WM maupun HAZ maka material uji
tersebut dinyatakan tidak lulus uji kekerasan.
Hal itu dikarenakan pengelasan pada suatu material tidak hanya ditujukan
untuk menyambung 2 material uji tetapi juga ditujukan untuk memperbaiki sifat
mekanik dari material uji tersebut.
HAZ memiliki nilai kekerasan lebih tinggi daripada daerah yang lain
dikarenakan pada saat proses pengelasan selesai di daerah HAZ lebih cepat
pendinginannya daripada WM atau bisa juga sebelum dilakukan pengelasan tidak
dilakuan preheating pada Base Metal.
Nilai Kekerasan
No. Bagian
vickers Brinel
1 Base Metal 162,771 kg/mm2 Base Metal =
865.86 kg/mm2
2
2. HAZ 154,946 kg/mm 855.78 kg/mm2
853.18 kg/mm2
3. Weld Metal 172,857 kg/mm2 855.78 kg/mm2
866.30 kg/mm2
845.45 kg/mm2
DAFTAR PUSTAKA