Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

UJI KEKERASAN
(HARDNESS TEST)










BAB 1
PENDAHULUAN
Uji Kekerasan
( Hardness Test )

I. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan ( hardness test ) terhadap
suatu material dengan beberapa metode
ll. Tujuan Instruksional Khusus
1) Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan ( hardness test ) terhadap suatu
material dengan metode Brinell
2) Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan ( hardness test ) terhadap suatu
material dengan metode Rockwell





















BAB II
DASAR TEORI

Kekerasan ( hardness ) suatu bahan boleh jadi merupakan sifat mekanik yang
paling penting, karena pengujian sifat ini dapat digunakan untuk menguji homogenitas
suatu material, selain itu dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik yang
lainnya. Beberapa sifat bahan yang berhubungan dengan kekerasan ditunjukkan pada
gambar 3.1.







Gambar 3.1 Sifat-sifat mekanik yang berhubungan dengan kekerasan

Istilah kekerasan ( hardness ) sebenarnya sangat sulit untuk didefinisikan secara
tepat, karena setiap bidang ilmu memberikan definisinya sendiri-sendiri. Meskipun
demikian dalam tinjauan teknik ( engineering ) yang menyangkut logam, satu definisi
menyatakan bahwa kekerasan adalah kemampuan suatu bahan untuk tahan terhadap
indentasi / penetrasi atau abrasi.
Ada beberapa metode pengujian kekerasan yang digunakan untuk menguji
kekerasan logam, yaitu :
1) Metode Pengujian Kekerasan Brinell
2) Metode Pengujian Kekerasan Vickers
3) Metode Pengujian Kekerasan Rockwell
4) Metode Pengujian Kekerasan Rockwell Superficial
5) Metode Pengujian Kekerasan Knoop
6) Metode Pengujian Kekerasan Shore Scleroscope
7) Metode Pengujian Kekerasan Sonodur
8) Metode Pengujian Kekerasan Moh
Hardness
Strength
Ductility
Brittleness

9) Metode Pengujian Kekerasan File
Dari kesembilan metode tersebut hanya dua saja yang akan dibahas, yaitu Brinell
dan Rockwell.
Metode Pengujian Kekerasan Brinell
Brinell merupakan metode pengujian kekerasan yang paling tua, meskipun
demikian masih banyak digunakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada metode
pengujian kekerasan Brinell adalah sebagai berikut :
1. Spesimen harus memenuhi persyaratan :
- rata dan halus
- ketebalan minimal 6 mm
- dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horisontal
2. Indentor yang digunakan adalah bola baja yang telah dikeraskan, namun untuk bahan
yang sangat keras ( sampai 650 BHN ) digunakan bola dari karbida tungsten. Jarak
antara titik pengujian minimal dua kali diameter tapak indentasi.
3. Pemakaian beban (P) dan diameter indentor (D) harus memenuhi syarat perbandingan
P/D
2

= 30 untuk baja, 10 untuk tembaga dan paduannya serta 5 untuk alumunium dan
paduannya.
4. Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan menekankan indentor
pada permukaan spesimen selama 10 15 detik (gambar 3.2.a-c).








a.Sebelum indentasi b.Saat indentasi c.Setelah indentasi d.Pengukuran diameter pada layar
Gambar 3.2. Metode Pengujian Kekerasan Brinell
5. Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan BHN ( Brinell Hardness
Number ) yang dihitung berdasarkan diameter indentasi dengan persamaan sebagai
berikut :
BHN = 2P/[(D){D (D
2
d
2
)
1/2
}](3.1)
Dimana P = gaya tekan (kg)
1
d
2
d

D = diameter bola indentor (mm)
d = diameter indentasi ( [d
1
+d
2
]/2 ) dalam mm
6. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 150 BH 2,5/150 10
Dimana : 150 = nilai kekerasan
BH=metode pengujian Brinell
2,5 = diameter indentor
150 = gaya pembebanan (N)
10 = waktu pembebanan (detik)
7. Karena pengukuran dilakukan secara manual, maka memberi peluang untuk terjadinya
kesalahan ukur. Kesalahan itu dimungkinkan terutama pada saat pemokusan obyek
pada layar, peletakan alat ukur pada obyek dan pembacaan pengukurannya. Sehingga
di perlukan ketelitian dalam mengukur hasil indentasi.


Metode Pengujian Rockwell
Berbeda dengan metode Brinell yang masih menggunakan pengukuran manual,
dengan metode Rockwell nilai kekerasan langsung dapat dibaca pada skala yang
terdapat pada mesin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada metode pengujian
kekerasan Rockwell adalah sebagai berikut :
1. Spesimen harus memenuhi persyaratan :
- rata dan halus
- dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horisontal
2. Metode Rockwell mempunyai beberapa skala pengukuran, dimana pemakaiannya
tergantung pada kombinasi jenis indentor dan beban utama yang digunakan. Ada tiga
jenis indentor dengan tiga jenis beban utama, sehingga terdapat sembilan kombinasi
sebagaimana ditunjukan pada gambar 3.4. sedangkan jenis skala dan kombinasi jenis
indentor dengan beban utama ditunjukkan pada tabel 3.1.












Gambar 3.3. Jenis indentor dan jenis beban utama serta kombinasinya
pada metode pengujian kekerasan Rockwell

Tabel 3.1. Jenis-jenis skala pada pengujian kekerasan Rockwell

Skala Rockwell Indentor Beban (Kg) Satuan
C Kerucut intan (DP) 150 R
C
D Kerucut intan (DP) 100 R
D
A Kerucut intan (DP) 60 R
A
G Bola 1/16 150 R
G
B Bola 1/16 100 R
B
F Bola 1/16 60 R
F
K Bola 1/8 150 R
K
E Bola 1/8 100 R
E
H Bola 1/8 60 R
H


3. Pada pelaksanaan metode ini, mula-mula spesimen diberi indentasi awal dengan
beban minor 10 kg, setelah itu baru diberi beban utama ( 60 kg, 100 kg atau 150 kg )
selama 10 15 detik.
4. Setelah spesimen dibebaskan dari kedua beban tersebut maka jarum skala akan
menunjuk beberapa nilai kekerasan dari spesimen tersebut.
5. Penulisan nilai seperti contoh berikut : 73 R
c
, dimana 73 nilai kekerasannya,
sedangkan R
c
adalah skala yang digunakan.







6.










Gambar. 3.4. Metode pengujian Rockwell skala C

7. Selain tergantung kombinasi jenis indentor dan jenis beban, maka pemakaian skala
dalam Rockwell juga tergantung pada jenis material yang akan diuji. Sebagai
contoh, Rockwell B untuk logam secara umum, Rockwell C untuk logam yang
keras, Rockwell A untuk logam yang sangat keras. Kesalahan pemakaian kombinasi
indentor dan beban dengan material yang diuji akan menyebabkan tidak akuratnya
hasil pengujian.
















BAB III
METODOLOGI

Material
1. Mesin uji dan perlengkapannya
2. Spesimen
3. Polisher
4. Kertas Gosok
5. Etching Reagent

Peralatan
1. Mesin Uji Kekerasan
2. Satu set indentor uji kekerasan
3. Hand grinding
4. Stopwatch
5. Obeng minus

Gambar Kerja









a.Spesimen setelah grinding b.Diberi garis pengarah c.Tapak ndentasi

Gambar 3.5 Spesimen untuk pengujian kekerasan




RockwellC
RockwellA
Brinell




Langkah Kerja
1.a) Bersihkan permukaan specimen dan permukaan harus datar
b) Haluskan permukaan dengan mesin polister
c) Lakukan etsa untuk specimen lasan
d) Setelah tampak daerah BM, HAZ, WM lakukan prosedur berikutnya
2. Pasang indentor sesuai dengan pengujian yang dilakukan
3. Atur beban yang akan diberikan
4. Letakkan specimen pada landasan
5. Berikan pembebanan pada specimen
6. Lepakkan pembebanan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
7. Untuk pengujian Rockwell hanya kekerasan langsung dapat dibaca pada meisn uji setelah
beban dilepaskan untuk Brinell dan Vickers setelah beban dilepaskan diukur beban
indentasinya di layar mesin.
8. Lakukan analisa




















BAB IV
ANALISA DATA

DATA HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BRINELL

No.
BRINELL HARDNESS TEST
Load (P) : 187,5 kg
Identor : Bola Baja
Time : 15 s
Diameter : 2,5 mm
BM
(mm)
HAZ
(mm)
WM
(mm)
1 0.825 - -
2 0,85 - -
3 0,68 - -


Perhitungan
1. BHN
) (
2
2 2
d D D D
P



) ) 825 . 0 ( ) 5 , 2 ( 5 , 2 ( 5 , 2 14 , 3
5 . 62 2
2 2
mm mm mm mm
kg x



) 36 , 2 5 , 2 ( 85 , 7
125
mm mm mm
kg



2
099 , 1
125
mm
kg


15 5 , 62 / 5 , 2 739 , 113 BH


2. BHN
) (
2
2 2
d D D D
P



) ) 85 , 0 ( ) 5 , 2 ( 5 , 2 ( 5 , 2 14 , 3
5 , 62 2
2 2
mm mm mm mm
kg



) 35 , 2 5 , 2 ( 85 , 7
125
mm mm mm
kg


2
1775 , 1
125
mm
kg

15 5 , 62 / 5 , 2 157 , 106 BH


3. BHN
) (
2
2 2
d D D D
P


) ) 68 , 0 ( ) 5 , 2 ( 5 , 2 ( 5 , 2 14 , 3
5 . 62 2
2 2
mm mm mm mm
kg



) 40 , 2 5 , 2 ( 85 , 7
125
mm mm mm
kg


2
785 , 0
125
mm
kg

15 5 , 62 / 5 , 2 235 , 159 BH


Rata-rata BHN pada Base Metal (BM) =
3
BHNtotal

=
3
131 , 379

= 15 - 2,5/62,5 BH 126,377
Jadi nilai Kekerasan pada Base Metal = 15 - 2,5/62,5 BH 126,377



DATA HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN VICKERS


VICKERS HARDNESS TEST
Load (P) :62,5kg
Identor : intan piramida

Time : 15 s
Material : Baja
BM
(mm)
HAZ
(mm)
WM
(mm)
1 0,765 - -
2 0,745 - -
3 0.77 - -

VI.2.I Perhitungan
1. DPH
2
)) 2 / sin( 2 (
d
P



2
765 . 0
)) 2 / 136 sin( 5 , 62 2 (


585 , 0
68 sin 125



585 , 0
897 , 115



15 / 5 , 62 114 , 198 DPH




2. DPH
2
)) 2 / sin( 2 (
d
P



2
745 . 0
)) 2 / 136 sin( 5 , 62 2 (


2
745 . 0
68 sin 125



555 , 0
897 , 115



15 / 5 , 62 823 , 208 DPH


3. DPH
2
)) 2 / sin( 2 (
d
P




2
77 . 0
)) 2 / 136 sin( 5 , 62 2 (


2
77 . 0
68 sin 125



5929 , 0
897 , 115



15 / 30 474 , 195 DPH

Rata-Rata DPH pada Base Metal (BM)
3
totalDPH


3
411 , 602



=200,80 DPH 62,5/15

jadi nilai kekerasan pada base metal = 200,80 DPH 62,5 / 15



IV.3 DATA HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN ROCKWELL B


ROCKWELL B HARDNESS TEST
Load (P) : 187,5 kg
Identor : intan 120
Time : 15 s

BM
(mm)
HAZ
(mm)
WM
(mm)
1 51,7 53,8 52,9
2 52,8 52,5 55,8
3 53,4 55,3 56,3

IV.3.I perhitungan
IV.3.I.I Base metal (BM)
Rata rata nilai kekerasan

( 51,7+52,8+53,4)/3 = 52,6 RB

IV.3.I.2 HAZ
Rata rata nilai kekerasan
(53,8+52,5+53,4)/3 = 53,23 RB

IV.3.I.3 WM
Rata rata nilai kekerasan
(52,9+55,8+56,3)/3 = 55 RB





















BAB V
Analisa & Perbandingan Hasil Pengujian
a. Metode Brinell
Spesimen pengujian harus memiliki permukaan yang rata dan halus. Indentor
yang digunakan yaitu bola baja yang dikeraskan. Pengukuran kekerasan dilakukan
secara manual, maka ada peluang terjadi kesalahan ukur, terutama saat
pemokusan obyek pada layar, peletakan alat ukur pada obyek, pembacaan pengukuran,
dan kesesuaian beban dengan material.


b Metode Rockwell
Spesimen pengujian harus memiliki permukaan yang rata dan halus. Indentor
yang digunakan yaitu kerucut intan. Pengukuran kekerasan dapat langsung dibaca pada
skala yang terdapat pada mesin, sehingga kecil kemungkinan terjadi kesalahan ukur.
Apabila terjadi kesalahan ukur, maka disebabkan oleh kesalahan pemakaian kombinasi
indentor dan beban dengan jenis material yang diuji, dan kesesuaian beban dengan
material.
Analisa Rockwell
Berdasarkan hasil perhitungan dan percobaan, skala dari uji Rockwell yang
benar adalah Rockwell A. Karena nilai kekerasan yang didapat dari hasil percobaan
hampir sama dengan nilai yang didapat dengan perhitungan. Sedangkan pada Rockwell
C nilai yang didapat dari percobaan jauh berbeda dengan hasil perhitungan.
Kesimpulan
Uji kekerasan ( hardness test ) merupakan salah satu cara untuk menguji
kekerasan suatu bahan / material dengan cara memberi beban ( indentasi/penetrasi )
pada material tersebut. Yang perlu diingat saat melakukan percobaan ini ialah material
yang akan diuji harus mempunyai permukaan yang rata dan halus. Metode Brinell
masih menggunakan pengukuran secara manual, sedangkan pada metode Rockwell,
nilai kekerasan dapat langsung dibaca pada skala yang terdapat pada mesin. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa pengujian kekerasan yang paling akurat ialah dengan
menggunakan metode Rockwell, karena dilakukan secara otomatis dan nilai kekerasan
dapat dibaca langsung pada skala di mesin uji kekerasan.


Daftar pustaka
1. Daniel A. Brandt [1985] Metallurgy Fundamental. The Goodheart Willcox. .
Inc, USA
2. Wachid Suherman , Ir [1987], Diktat pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik Mesin
FTI, ITS
3. Dosen Metallurgi, [1986], Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin
FTI,ITS.
4. M.M. Munir,[2000], Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, jurusan Teknik Bangunan
Kapal, PPNS.
5. Prasojo Budi, [ 2003 ], Jobsheet Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik Permesinan
Kapal, PPNS.

Lampiran
Lembar kerja uji kekerasan
Tabel konversi
Lampiran gambar


























LAMPIRAN GAMBAR


Gambar 1. Mesin Uji Kekerasan



Gambar 2. Spesimen

Anda mungkin juga menyukai