UHT (Universal Hardness Tester) Automatic UHT (Universal Hardness Tester) Manual
HARDNESS TEST
Mesin Uji Kekerasan Portable
III. UJI KEKERASAN
1. BRINELL
Pengujian kekerasan bahan dengan metode Brinell merupakan salah satu
metode pengujian kekerasan yang banyak dipakai. Uji kekerasan Brinell
dilakukan dengan cara menekankan sebuah bola baja pada permukaan benda
uji (spesimen) dengan gaya atau beban, serta dengan periode waktu tertentu
(biasanya 10 - 15 detik).
Hasil dari penekanan indentor atau penetrator yang berupa bola baja yang
dikeraskan ini adalah jejak atau lekukan berbentuk tembereng bola pada
permukaan spesimen.
Selanjutnya untuk mendapatkan nilai kekerasan dari benda uji, diameter jejak
tersebut diukur dengan menggunakan sebuah miroskop.
Pengukuran dilakukan pada dua buah diameter yang saling tegak lurus atau
membentuk sudut siku-siku (90°), yang diambil rata-ratanya.
HARDNESS TEST
1. BRINELL
PRINSIP PENGUJIAN BRINELL
Angka kekerasan brinell (Brinell Hardness Number) dapat di peroleh dengan
Mengunakan rumus :
1. BRINELL
Perbandingan Beban dan Diameter Bola Indentor :
Jika perbandingan beban (P) dengan diameter kuadrat bola (D²) dibuat konstan, maka
akan didapat angka kekerasan Brinell yang sama bila diukur dengan parameter standar
(indentor bola berdiameter 10 mm dan beban 3000 kgf).
Oleh karena itu, untuk logam besi dan baja dapat dipilih besarnya beban dan diameter
bola dengan menggunakan perbandingan P/D² = 30 sebagai berikut,
HARDNESS TEST
1. BRINELL
Untuk paduan tembaga dan aluminium keras perbandingannya adalah P/D² = 15.
Misal pada pengujian paduan aluminium keras digunakan indentor bola
berdiameter 5 mm, maka besarnya beban uji dapat ditentukan sebagai berikut :
P/D² = 15
P/5² = 15
P/25 = 15
P = 25 × 15 = 375 kgf
Dalam penulisan laporan hasil pengujian kekerasan Brinell sering dijumpai huruf HBS atau
HBW. Huruf HBS merupakan singkatan dari kekerasan Brinell dengan indentor bola baja
(Steel ball), sedangkan huruf HBW merupakan singkatan dari kekerasan Brinell dengan
bola wolfram/Tungsten karbida.
Contoh penulisan penunjukan angka kekerasan Brinell adalah seperti berikut :
Kekurangan :
▪ Perlu ketelitian untuk mengukur jejak.
▪ Proses pengujian lebih lama dibanding rockwell
▪ Tidak dapat menguji bahan yang tipis
HARDNESS TEST
1. BRINELL
1. Permukaan sample uji harus halus dan rata, bebas dari oxide scale, benda asing khususnya
minyak (oli), benda uji harus memiliki permukaan akhir yang lekukannya memungkinkan
pengukuran yang akurat dari diameter indentasi.
2. Preparasi sample uji harus dilakukan sedemikian rupa pada perubahan permukanan, seperti
perlakuan panas / dingin yang berlebihan harus diminimalisir.
3. Tebal benda uji setidaknya 8 (delapan) kali dalam identasi. Hubungan antara diameter
indenter dan tebal benda uji tertera pada table 1(satu).
4. Deformasi yang kelihatan dibalik benda uji mengindikasikan benda uji tipis.
HARDNESS TEST
1. BRINELL
1. PROSEDUR PENGUJIAN
2. Besar gaya (force) untuk uji mengacu pada table - 2, rasio besar gaya dan
diameter indenter yang lain (selain ditabel) boleh digunakan asal ada perjanjian
khusus.
3. Untuk pengujian kekerasan pada area yang besar/ luas, diameter yang
digunakan untuk melakukan test semakin besar semakin baik.
1. BRINELL
7. Waktu dari awal pemberian gaya sampai dengan waktu uji penuh tercapai
tidak boleh kurang dari 2 detik dan tidak boleh lebih dari 8 detik (untuk
mesin manual).
8. Waktu untuk indentasi (Holding time) 10 sampai 15 detik, dan untuk material
tertentu, dimana waktu yang dibutuhkan lebih panjang, harus diterapkan
toleransi waktu (± 2 detik).
9. Jarak dari tepi benda uji ke masing-masing tengah diameter indentasi harus
2.5 kali besar indentasi.
HARDNESS TEST
2.Vickers
HARDNESS TEST
2. VICKERS
Standar Pengujian Vickers
Standar pengujian kekerasan Vickers secara lengkap diuraikan di dalam standar-standar
berikut,
P : Test Force
d : Diagonal
HARDNESS TEST
2. VICKERS
Rentang beban ujj yang digunakan pada pengujian kekerasan Vickers berkisar antara 1 kgf
sampaj 120 kgf, dan beban uji yang umum digunakan adalah 5, 10, 30 dan 50 kgf.
Sedangkan waktu penerapan beban uji (dwell time) standar biasanya dilaksanakan
selama 10 -15 detik.
Berbeda dengan pengujian kekerasan Brinell dan pengujian kekerasan Rockwell yang
menggunakan lebih dari satu jenis atau ukuran indentor, pengujian kekerasan Vickers
hanya menggunakan satu jenis indentor, yaitu indentor intan berbentuk piramid yang
dapat digunakan untuk menguji hampir semua jenis logam mulai dari yang lunak hingga
yang keras.
Ada beberapa jenis mesin yang digunakan untuk melaksanakan pengujian kekerasan
Vickers, seperti mesin Vickers dengan tenaga hidrolik, mesin Vickers mekanis, mesin
Vickers digital, mesin Vickers semi otomatis, dan mesin Vickers otomatis penuh.
Berbeda dengan pengujian kekerasan Brinell dan pengujian kekerasan Rockwell yang
menggunakan lebih dari satu jenis atau ukuran indentor, pengujian kekerasan Vickers
hanya menggunakan satu jenis indentor, yaitu indentor intan berbentuk piramid yang
dapat digunakan untuk menguji hampir semua jenis logam mulai dari yang lunak hingga
yang keras.
Pada umumnya ada 3 jenis bentuk jejak (lekukan) yang dihasilkan oleh penekanan
indentor, yaitu bentuk persegi sempurna, bentuk bantal dan jejak berbentuk tong
HARDNESS TEST
2. VICKERS
Penulisan angka kekerasan Vickers
Cara penulisan kekerasan Vickers biasanya ditulis dalam bentuk angka yang diikuti
dengan huruf HV (Hardness Vickers) dan besarnya beban uji.
Contoh :
186 HV 30, artinya :
186 : Angka kekerasan material yang diuji adalah 186,
30 : Beban uji yang digunakan adalah 30 kgf,
Contoh : 472 HV 50/20, artinya angka kekerasan benda uji adalah 472, besar beban uji
yang diterapkan 50 kgf, dan lamanya waktu penerapan beban adalah 20 detik.
HARDNESS TEST
2. VICKERS
Contoh tabel kekerasan vickers dari berbagai jenis material :
HARDNESS TEST
2. VICKERS
Keuntungan dan kekurangan pengujian kekerasan Vickers
Keuntungan :
▪ Menggunakan hanya satu jenis indentor untuk menguji material yang lunak hingga yang keras
▪ Pembacaan ukuran jejak dapat dilakukan lebih akurat.
▪ Dapat digunakan untuk pengujian yang memerlukan jarak dekat antar titik (cth pada hasil lasan)
. Jenis pengujian yang relatif tidak merusak.
▪ Metode Vickers dapat digunakan pada hampir semua logam.
Kekurangan :
▪ Secara keseluruhan, waktu pelaksanaan pengujian lama.
▪ Memerlukan pengukuran diagonal jejak secara optik.
▪ Permukaan benda uji harus dipersiapkan dengan baik
2. VICKERS
BENDA UJI /TEST SPECIMEN
1. Permukaan benda uji harus halus dan rata, bebas dari oxide scale, benda
asing khususnya minyak (oli), benda uji harus memiliki permukaan akhir
yang lekukannya memungkinkan pengukuran yang akurat dari diameter
indentasi.
2. Preparasi benda uji harus dilakukan sedemikian rupa pada perubahan
permukanan, seperti perlakuan panas / dingin yang berlebihan harus
diminimalisir.
3. Tebal benda uji setidaknya 1.5 kali panjang diagonal indentasi, dan tidak
boleh ada deformasi yang kelihatan dibalik permukaan benda uji.
4. Untuk test piece yang luas permukaanya kecil atau tidak beraturan boleh
mengunakan support tambahan.
HARDNESS TEST
2. VICKERS
PROSEDUR PENGUJIAN
3.Rockwell
HARDNESS TEST
Besarnya beban minor ini adalah 10 kgf sedangkan besarnya beban utama biasanya adalah 50 kgf, 90
kgf, atau 140 kgf. Penerapan beban minor pada hakekatnya dimaksudkan untuk membantu
mendudukan indentor di dalam benda uji (spesimen) dan menghilangkan pengaruh dari
penyimpangan permukaan sehingga menciptakan permukaan spesimen yang siap untuk menerima
beban utama. Dengan demikian permukaan benda uji tidak perlu dibuat dengan sehalus dan selicin
mungkin
HR = E - e
Di mana,
E = konstanta dengan nilai 100 untuk indentor intan dan 130 untuk indentor bola.
e = kedalaman penetrasi permanen karena beban utama (F1) diukur
dengan satuan 0,002 mm. Jadi, e = h/0,002
Misalnya pada pengujian digunakan indentor intan dengan kedalaman penetrasi (h) = 0,082 mm, maka angka
kekerasan Rockwell adalah :
Untuk kedalaman penetrasi yang sama jika digunakan indentor bola menjadi,
HR = 130 - (0,082 : 0,002)
= 130 - 41 = 89 HR
HARDNESS TEST
3. ROCKWELL
Di dalam prakteknya angka kekerasan Rockwell dapat dibaca langsung pada jam ukur
(dial gage), atau ditampilkan pada layar jika menggunakan mesin pengujian kekerasan
Rockwell digital
Keterangan :
F0 = beban pendahuluan (beban minor)
F1 = beban utama (beban mayor)
a = kedalaman penetrasi oleh beban minor
b = kedalaman penetrasi oleh beban total (F0 + F1)
e = kedalaman penetrasi setelah beban utama dilepaskan
HARDNESS TEST
3. ROCKWELL
Cara penulisan nilai kekerasan Rockwell :
Dengan menulis angka kekerasannya lalu diikuti dengan huruf HR
yang artinya kekerasan Rockwell (Hardness Rockwell) dan
pembubuhan nama skala yang digunakan dalam pengujian, seperti
HRA untuk penggunaan skala A, HRB untuk penggunaan skala B dan
seterusnya.
Sebagai contoh 32 HRC artinya :
'32' merupakan angka kekerasan Rockwell dan 'HRC' artinya
pengujian dilaksanakan pada skala C dari pengujian kekerasan
Rockwell.
Semakin tinggi angka pada setiap skala berarti semakin keras
material yang diuji.
HARDNESS TEST
Rockwell Superficial
Pengujian kekerasan Rockwell dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengujian kekerasan Rockwell
reguler (standar) dan pengujian kekerasan Rockwell superficial. Mesin pengujian kekerasan Rockwell
superficial beroperasi dengan cara yang sama dengan mesin pengujian kekerasan Rockwell reguler.
Demikian juga indentor yang digunakan pada Rocwell superficial sama seperti indentor pada Rockwell
reguler.
Rockwell superficial pada umumnya digunakan untuk menguji bahan-bahan yang tipis, permukaan
atau benda dengan pengerasan kulit (case hardening), komponen-komponen yang kecil atau benda-
benda yang tidak bisa diuji dengan pengujian Rockwell reguler.
Pengujian kekerasan Rockwell superficial menggunakan beban pendahuluan (beban minor) yang lebih
kecil, yaitu hanya 3 kgf dan beban total yang juga lebih kecil daripada Rockwell reguler, yaitu 15 kgf, 30
kgf, atau 45 kgf.
Cara penulisan nilai kekerasan Rockwell superficial adalah dengan menulis angka yang diikuti dengan
huruf 'T' atau huruf 'N'. Sebagai contoh, 22 HR 15T, dalam contoh ini '22' merupakan angka kekerasan
material uji, huruf 'HR' artinya kekerasan Rockwell, '15' artinya beban uji yang digunakan adalah 15 kgf,
dan huruf 'T' berarti indentor yang dipakai pada Rockwell superficial adalah indentor bola dengan
diameter 1/16".
Apabila digunakan kerucut intan sebagai indentornya, maka dipakai huruf 'N' sebagai pengganti huruf
'T'.
Seperti yang telah diterangkan di atas, pada skala T dipakai indentor bola berdiameter 1/16". Untuk
indentor bola, selain skala T, ada juga skala W untuk indentor bola berdiameter 1/8", skala X untuk
indentor bola berdiameter 1/4", dan skala Y untuk indentor bola berdiameter 1/2".
Tabel di bawah memperlihatkan skala-skala pada Rockwell superficial, dengan jenis indentor yang
dipakai, beban minor dan beban total yang diterapkan dan aplikasi khas dari skala-skala tersebut.
HARDNESS TEST
3. ROCKWELL
PROSEDUR PENGUJIAN
3. ROCKWELL
Kelebihan dan kekurangan pengujian kekerasan Rockwell
Kelebihan :
1. Nilai kekerasan benda uji dapat dibaca langsung pada jam ukur (dial gage).
2. Proses pengujian dilaksanakan dengan cepat
3. Tidak memerlukan mikroskop untuk mengukur jejak (lekukan)
4. Pengujian yang relatif tidak merusak.
5. Sangat cocok untuk menguji produk-produk dalam jumlah banyak.
Kekurangan :
1 . Tingkat ketelitian tidak selalu akurat
2. Lokasi pengujian pada spesimen harus bebas pencemaran (minyak, kerak, -
zat-zat asing dan lain-lain).
3. Tidak stabil jika mesin uji terkena goncangan.