PENDAHULUAN
1
walaupun terdapat beberapa dengan dari skala yang satu dengan skala
lainnya.
Metode pengujian yang sering digunakan adalah:
1. Pengujian Brinnell
2. Pengujian Vickers
3. Pengujian Rockwell
4. Pengujian Pukul Takik
Pengujian Rockwell adalah pengujian yang paling sering
digunakan karena dengan metode ini harga kekerasan langsung dapat
dibaca.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Dimana:
A= Luas permukaan lekukan (mm2)
D= Diameter penetrator bola baja (mm)
d = Diameter bekas penekanan bola baja.
h = Kedalaman penekanan bola baja.
Pada prinsinya, untuk harga F/D2 yang sama akan memberikan harga
kekerasan yang sama, tidak tergantung diameter bola baja yang digunakan. Oleh
3
karena itu, pengujian Brinnell tidak dapat digunakan untuk pengujian benda kerja
yang sangat keras atau sangat lunak.
4
2.2 Metode Pengujian Viekers
Pada pengujian metoda viekers digunakan penetrator berbentuk piramida
intan, dengan bidang dasar piramid merupakan bujur sangkar atau dan sudut
puncak antara dua bidang yang berhadapan 136.
Cara pengujian metoda ini sama dengan pengujian metoda brinell, hanya
saja lekukan yang terjadi diukur pada kedua diagonalnya. Lekukan yang terjadi
selalu berbanding lurus dengan beban, sehingga nilai kekerasan yang diperoleh
tidak tergantung pada besarannya beban penekan.
𝑑1+𝑑2
d= 2
A = 4 luas segitiga
𝑑√2
A= 4. 0,5.d √2.0,5. ( 4.𝑠𝑖𝑛68)
𝐹
A= 1,854
Beban yang lazim digunakan adalah 5 kgf, 1 kgf, 20,kgf, 30kgf, 50kgf, dan
100kgf.
5
Beban standar yang digunakan adalah 100kgf untuk penetrator bola baja
dan 150kgf untuk penetrator kerucut intan.
Angka kekerasan Rockwell = E-e
Dimana:
6
3. HRc (Untuk material dengan kekerasan sedang). Identor berupa
Kerucut intan dengan sudut puncak 120 derajat dan beban uji
sebesar 150 kgf.
7
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
8
3. Kunci L
Gambar Kunci L
Sumber: Pencaharian Google
9
3.3.1 Pengujian Kekerasan Brinell
10
d) Untuk beban 30 s/d 100 kgf, handel diputar sampai ke posisi 4.
3.3.3 Pengujian Kekerasan Rockwell
a) Pasang landasan benda uji pada dudukannya.
b) Pasang penetrator bola baja 1/16’’ atau kerucut intan dengan sudut
puncak pada dudukannya, dan kencangkan dengan baut benam.
c) Pilih beban yang sesuai dengan penetrtornya (100kgf untuk bola
baja dan 150 kgh untuk kerucut intan)
d) Pasang benda uji pada landasannya kencangkan sedikit dengan
memutar handwhell
e) Berikan beban awal 10 kgf dengan menggerakkan handel dari
posisi 1 ke posisi 2.
11
3.4.2 Data Pengujian Vickers
Nomor Pengujian 1 2 3 4 5
Rata-rata 101,62
12
BAB IV
PERHITUNGAN DATA KEKERASAN
13
4.1.1 Perhitungan Data Metode Brinell
1. Perhitungan
Diketahui:
X1 (Range beban (F)) yang pertama dari diameter rata-rata Hasil
Pengamatan = 780
X2 (Range beban (F)) yang kedua dari diameter rata-rata Hasil Pengamatan
= 653
X=?
Y1 (Range diameter (Q)) yang pertama diantara diameter Rata-rata Hasil
Pengamatan = 0,55
Y2 (Range diameter (Q)) yang kedua diantara diameter Rata-rata Hasil
Pengamatan = 0,60
Y (Diameter) Rata-rata Hasil Pengamatan = 0,56
- Penyelesaian
(𝑋−𝑋1) (𝑌−𝑌1)
=
(𝑋2−𝑋1) (𝑌2−𝑌1)
(𝑋−780) (0,56−0,05)
=
(653−780) (0,60−0,55)
(𝑋−780) 0,01
=
−127 0,05
𝑋−780
= 0,2
−127
𝑋 = −25,4 + 780
14
X = -25,4 + 780
= 754,6
- Menurut Rumus
Diketahui:
Beban (F) = 187,5
Diameter Indentor (D) = Bola Baja 2,5
Diameter Rata-rata Hasil Pengamatan (d) = 0,56
𝜋 = 3,14
x=?
Penyelesaian:
2𝐹
X=
𝜋.𝐷 (𝐷− √𝐷2 −𝑑 2
2 x 187,5
=
3,14 x 2,5 (2,5− √2,52 −0,562 )
375
=
7,85 (2,5− √6,25−0,3136)
375
=
7,85 (2,5−2,43)
375
=
0,5495
= 682,4
15
Y2 ((Range diameter (Q) yang pertama diameter Rata-rata Hasil
Pengamatan ) = 0,55
Y (Diameter Rata-rata Hail Pengamatan ) = 0,53
Penyelesaian:
(𝑋−𝑋1) (𝑌−𝑌1)
=
(𝑋2−𝑋1) (𝑌2−𝑌1)
(𝑋−945) (0,53−0,50)
=
(780−945) (1,55−0,50)
(𝑋−945) (0,03)
=
−165 (0,05)
(𝑋−945)
= 0,6
−165
𝑋 − 945 = 0,6 (−165)
X – 945 = - 99
X = -99 + 945
X = 846
- Menurut Rumus
Diketahui:
Beban (F) = 187,5
Diameter Indentor (D) = Bola Baja 2,5
Diameter Rata-rata hasil Pengamaatan (d) = 0,53
Π = 3,14
X=?
Penyelesaian:
2𝐹
X=
𝜋.𝐷 (𝐷− √𝐷2 −𝑑 2
2 x 187,5
=
3,14 x 2,5 (2,5− √2,52 −0,532
375
=
7,85 (2,5 √6,25−0,2809
375
=
7,85 (2,5−2,44)
375
=
0,446
16
= 840,80
Menurut Rumus
Penyelesaian:
(𝑋−𝑋1) (𝑌−𝑌1)
=
(𝑋2−𝑋1) (𝑌2−𝑌1)
(𝑋−946) (0,54−0,50)
=
(780−946) (0,55−0,50)
(𝑋−946) 0,04
=
−165 0,05
17
X=?
Penyelesaian:
2𝐹
X=
𝜋.𝐷 (𝐷− √𝐷2 −𝑑 2
2 x 187,5
=
3,14 x 2,5 (2,5− √2,52 −0,54 2
375
=
7,85 (2,5−2,4323)
375
=
0,46315
X = 809,67
Penyelesaian:
(𝑋−𝑋1) (𝑌−𝑌1)
=
(𝑋2−𝑋1) (𝑌2−𝑌1)
(𝑋−946) (0,54−0,50)
=
(780−946) (0,55−0,50)
(𝑋−946) 0,04
=
−165 0,05
18
X = -132 + 946
X = 814
Menurut Rumus
Diketahui:
Beban (F) = 187,5
Diameter Indentor (D) = Bola Baja 2,5
Diameter Rata-rata hasil Pengamatan (d) = 0,54
Π = 3,14
X=?
Penyelesaian:
2𝐹
X=
𝜋.𝐷 (𝐷− √𝐷2 −𝑑 2
2 x 187,5
=
3,14 x 2,5 (2,5− √2,52 −0,54 2
375
=
7,85 (2,5−2,4323)
375
=
0,46315
X = 809,67
Diketahui:
X = Rata-rata Kekerasan
N = Jumlah
Penyelesaian:
𝜀x
𝒙=
𝑛
3142,54
=
4
19
= 785,635
No x x X-x (x – x ) 2
𝜀 785,635 0 1169,06
Defenisi Standar
Diketahui:
Sx = Definisi Standar
Sx = Rata-rata definisi standar
𝜀 (𝑥. 𝒙)2 = Jumlah (lihat pada tabel 4.1.1)
𝑛 = Jumlah Pengamatan yang diujikan
Penyelesaian:
√𝜀(𝑥.𝒙 )2
Sx =
𝑛−1
√1169,06
=
4−1
√1169,06
=
3
= √389,6867
= 19,74
𝑆𝑥 19,74
Sx = = = 4,935
𝑛 4
Hasil Pengukuran
Diketahui:
X = Rata-rata pengamatan Brinnell
Sx = Definisi Standar
Penyelesain:
20
x ± Sx
Apabila negatif = x – Sx
= 785,635– 4,935= 780,7
Apabila positif = x + Sx
= 785,635+ 4,935= 790,57
Data yang masuk Range 2 buah presentasi data:
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 𝑥 100%
=
𝑛
2 𝑥 100%
=
4
= 50%
Kesalahan Relatif
𝑆𝒙 𝑥 100%
=
𝒙
4,935 𝑥 100%
=
785,635
= 0,62 %
21
1,854 𝑥 𝑓
HV =
𝑑2
1,854 𝑥 100
= (0,58)2
185,4
=
(0,336)
= 551,78
= 592,33
= 532,75
22
1,854 𝑥 𝑓
HV =
𝑑2
1,854 𝑥 100
= (0,59)2
185,4
=
0,348
= 532,75
No HV HV HV - HV (HV - HV) 2
23
Penyelesaian:
√𝜀.(𝐻𝑉−𝑯𝑽 )2
Sx =
𝑛−1
√2367,02
=
4−1
√2367,02
=
3
= √789,0
= 28,08
Hasil Pengukuran
Diketahui: - HV = Rata-rata Pengamatan Vickers
- Sx = Defrasi standar
HV ± Sx
Apabila negatif = HV – Sx
= 552,40 – 28,08
= 524,32
Apabila positif = HV + Sx
= 552,40 + 28,08
= 580,48
Data yang masuk Range 2 buah, presentasi data:
𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
= x 100%
𝑛
2
= 4 x 100%
= 50 %
Kesalahan Relatif
Diketahui:
- Sx = Rata-rata Standar
- Hv = Rata-rata Pengamatan Vickers
Penyelesaian:
𝑺𝒙
= x 100%
𝑯𝒗
28,08
= x 100%
552,40
= 0,050%
24
4.1.3 Perhitungan Data Metode Rockwell
Seperti pada data hasil praktikum pengujian Rockwell dengan
5 (lima) kali percobaan dengan data hasil pengujian Praktikum Rockwell,
maka dapat dihitung Rata-rata harga Kekerasan.
Diketahui:
HR = Rata-rata Pengamatan Rockwell
𝜀𝐻𝑅 = Jumlah Hasil Pengamatan Rockwell (lihat pada tabel)
𝑛 = Jumlah Pengamatan dilakukan
Penyelesaian :
𝜀HR
- HR = 𝑛
508,1
= 5
= 101,62
No HR HR HR - HR (HR - HR) 2
𝜀 508,1 0 24,488
(Tabel 4.1.3 Hasil Perhitungan Rumus Rockwell)
Defrasi Standar
Diketahui:
Sx = Defrasi Standar
𝜀(HR – HR)2 = Jumlah hasil pengamatan (lihat pada tabel)
Penyelesaian:
√𝜀 (𝐻𝑅−𝑯𝑹2
Sx =
𝑛−1
24,488
=√
4
25
= √6,122
= 2,474
𝑆𝑥
Sx =
𝑛
2,474
=
5
= 0,4948
Hasil Pengukuran
Diketahui:
HR = Rata-rata Pengamatan Rockwell = 101,62
Sx = Defrasi Standar = 2,474
Penyelesaian:
HR ± Sx
Apabila positif = HR + Sx
= 101,62 + 2,474
= 104,114
Apabila negatif = HR – Sx
= 101,62 - 2,474
= 99,166
= 60%
Kesalahan Relatif
𝑆𝑥 𝑥 100%
=
𝑯𝑹
2,474 𝑥 100%
=
101,62
26
= 24,3 %
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan uji kekerasan dengan tiga metode
Pengujian yaitu Brinell, Vickers, dan Rockwell maka didapatkan
kesimpulan akhir dari praktikum Uji Kekerasan, yaitu:
5.1.1 Metode Brinell
1. Rata-rata hasil kekerasannya
2. Devisi Hitung
3. Hasil pengukuran Positif
4. Hasil Pengukuran Negatif
5. Data yang masuk range 2 buah
6. Presentasi data
7. Kesalahan Relatif
28
5.2 Saran-Saran
29
LAMPIRAN
Tabel 1
Hubungan antara penetrator dengan bahan-bahan digunakan untuk pengujian kekerasan metoda
brinnell.
Tabel 2
30
Gambar Sebelum diuji Gambar Setelah diuji
31
DAFTAR PUSTAKA
32