DI BANJARMASIN
Oleh :
KHAIRULLAH
B010318031
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini. Dosen Pembimbing Praktek Industri Dual
System Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Banjarmasin.
Dengan ini menyatakan bahwa laporan Praktek Industri Dual System Mahasiswa :
Nama : Khairullah
NIM : B010318031
Tempat PKL : PT. BANUA LIMA SEJURUS
Telah diperiksa dan siap untuk dipresentasikan dalam seminar Praktek Industri Dual
System, serta dapat diajukan dalam salah satu mata kuliah.
Banjarmasin,……………………….2021
Dosen Pembimbing
i
LEMBAR ASISTENSI
dst
Banjarmasin, 2021
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat
dan Karunianya serta ilmu – Nya jualah sehingga dapat terselesaikannya laporan
Praktek Lapangan ini.
Pada dasarnya laporan Praktek kerja lapangan ini disusun sebagai salah
satu syarat bagi mahasiswa Politeknik Negri Banjarmasin Jurusan Teknik Mesin
yang telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
2. Bapak Kasim , ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Poletiknik Negri
Banjarmasin.
7. Kedua Orang Tua serta semua pihak yang telah membantu dalam menulis
laporan ini hingga terselesaikannya. Semoga laporan dan makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
iii
Penyusun menyadari bahwa laporan ini banyak terdapat kekurangan dan jauh
dari kesempurnaaan oleh karena ini segala kritikan dan saran yang bersifat
membangun, demi perbaikan dan penyempurnaaan laporan di masa mendatang.
Banjarmasin, 26 Januari
2021
PENULIS
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................2
1.3 Tujuan Praktek Industri................................................................2
1.4 Manfaat Praktek Industri..............................................................3
1.5 Permasalahan.............................................................................3
1.6 Batasan Masalah.........................................................................3
v
3.1.7 Mesin Skrap......................................................................14
3.2. Pengelasan...............................................................................24
3.2.1 Penggunaan dan Pengembangan Teknologi Las..............25
3.3 Pengecoran Logam..................................................................29
3.3.1 Klasifikasi Pengecoran.......................................................29
3.3.2 Kelebihan Pengecoran.......................................................33
3.3.3 Kekurangan Pengecoran...................................................33
3.3.4 Bahan-bahan Coran...........................................................34
3.3.5 Penggunaan Coran............................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................47
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4.7 Besi plat .....................................................................................43
Gambar 4.8 Proses penggambaran pola.......................................................43
Gambar 4.9 Proses pemotongan plat ...........................................................43
Gambar 4.10 Proses pengelasan pondasi ....................................................44
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Industri Dual System merupakan salah satu kurikulum pada
Program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Banjarmasin, yang diwajibkan
dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk dapat
menyelesaikan semester 5. Melalui kerja praktek, mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan teori-teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan untuk
kemudian dapat dianalisa dan memecahkan masalah yang timbul dilapangan,
serta memperoleh pengalaman yang berguna dalam mewujudkan pola kerja
yang akan dihadapi nantinya setelah mahasiswa menyelesaikan studinya.
1
2
1.5 Permasalahan
Dari apa yang telah penulis tinjau pada praktek kerja lapangan di PT.
Banua Lima Sejurus , penulis dapat mengangkat sebuah permasalahan yang
berkaitan dengan yang dikerjakan di ruang lingkup tersebut, yaitu:
4
5
2. Sekretaris adalah orang yang harus dapat menjaga manajemen atau rahasia
perusahaan artinya bahwa tidak perlu / tidak boleh diketahui oleh orang lain
atau karyawan. Karena itu tugas sekretaris tidak lepas dari kerahasiaan
perusahaan. Ini disebabkan oleh kebijakan asli yang dikeluarkan oleh
manajemen atau perusahaan yang kurang lebih diketahui oleh sekretaris.
Karena itu adalah tugas sekretaris untuk membantu pemimpin
memetugasnya.
3. Secara umum tugas dari Team Logistik adalah melakukan pendatangan
barang atau bahan material, penyimpanan dan penyaluran material atau alat
proyek ke bagian pelaksana lapangan.
4. Team Finance dan Audit merupakan satu posisi di dalam perusahaan yang
bertugas untuk menganalisa, memeriksa dan mengambil tindakan obyektif
atas hasil kinerja para staff akunting. Jika terdapat kesalahan baik yang
disengaja atau pun yang tidak disengaja, akan dilakukan penanganan yang
disesuaikan dengan kesalahan tersebut
5. Team Operasi Pabrik yang berfokus pada proses produksi dan pengelolaan
secara maksimal dalam penggunaan berbagai faktor produksi, mulai dari
bahan mentah (raw material), mesin, peralatan (tools), sumber daya
manusia (SDM) dan faktor produksi lainnya dalam proses mengubahnya
menjadi berbagai macam produk barang atau jasa.
6. Team Marketing bertugas memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen
dengan berbagai cara seperti membuat produk, menentukan harga, tempat
penjualan dan melakukan promosi produk.
7. Team ISO dan Manajemen Mutu adalah sebuah sistem manajemen untuk
mengawasi semua kegiatan dan tugas dalam suatu organisasi untuk
memastikan bahwa produk dan layanan yang ditawarkan, serta sarana
yang digunakan untuk mencapainya bersifat konsisten.
8. Bagian Personalia ialah bertanggung jawab terhadap data karyawan,
payroll, dan pembayaraan benefit lainnya. Pinjaman karyawan, absensi,
pencatatatan cuti tahunan, dan filling dokumen juga termasuk pada fungsi
personalia.
9. Bagian Perbengkelan dan Pemeliharaan bertugas melakukan perawatan
terhadap part - part mesin produksi secara mekanik agar tidak terjadi
kerusakan atau trouble yang fatal pada saat mesin sedang berproduksi. Dan
7
juga menyiapkan part - part mesin sebagai spare part untuk mengantisipasi
terjadi trouble berulang.
LANDASAN TEORI
3.1 Mesin Perkakas
Mesin perkakas dapat didefinisikan sebagai suatu mesin atau
peralatan yang dapat berfungsi untuk memotong atau mendeformasikan
suatu material menjadi suatu produk jadi maupun setengah jadi dalam bentuk
dan ukuran tertentu seperti yang dikendaki. Proses pemotongan dan
pembentukan ini mesin memerlukan alat bantu potong yang sering
dinamakan alat potong atau pahat potong. Kata mesin perkakas biasanya
digunakan untuk mesin atau peralatan yang pengoperasiannya tidak
menggunakan tenaga manusia secara langsung. Para ahli sejarah teknologi
berpendapat bahwa mesin perkakas sesungguhnya lahir ketika keterlibatan
manusia dihilangkan dalam proses pembentukan atau proses pemotongan
dari berbagai macam peralatan untuk menghasilkan suatu produk tertentu.
9
10
utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan
eretan atas dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut
berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk. seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.3 sebagai berikut. seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.3 sebagai berikut.
2. Membubut Dalam
3. Membubut Tirus
4. Membubut Permukaan
5. Memotong
6. Membuat Ulir
Selain ulir metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir Whitworth
(sudut ulir 55o). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan
jumlah ulir tiap inchi .Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8” jumlah ulir tiap inchi
adalah 16 (kisarnya 0,0625”). Ulir ini biasanya digunakan untuk membuat ulir
pada pipa mencegah kebocoran fluida).
Selain ulir segi tiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat
(Gambar 2). Ulir segi empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi
utama dari ulir segi empat pada dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu :
kisar (pitch), dan sudut helix. Pahat yang digunakan untuk membuat
ulir segi empat adalah pahat yang dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk
alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat ini biasanya
dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida. seperti ditunjukkan
pada Gambar 3.6 sebagai berikut.
Pahat ulir
Gambar 3.7 Pahat ulir metris untuk ulir luar dan ulir dalam (tommyK,2016)
Gambar 3.8 Proses pembuatan ulir luar dengan pahat sisipan (tommyK,2016)
Gambar 3.9 Setting pahat bubut untuk proses pembuatan ulir luar
(tommyK,2016)
Gambar 3.10 Kecepatan potong proses bubut rata dan proses bubut ulir untuk pahat
HSS(tommyK,2016)
16
1. Bidang miring,
2. Bidang cekung,
3. Alur-V,
17
4. Alur dalam,
5. Bidang datar,
6. Bidang tegak,
7. Bidang bertingkat
Pahat yang digunakan pada mesin sekrap mirip dengan pahat yang dipakai
pada mesin bubut, di mana kedua pahat tersebut memiliki satu mata
pemotong yang menyayat Pahat sekrap menyayat benda kerja dalam satu
arah, yaitu pada waktu bergerak ke depan yang disebut sebagai gerak kerja.
Setelah melakukan penyayatan Pahat akan bergerak ke belakanag kembali
ke posisi semula hal ini sering disebut gerak bebas. seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.13 sebagai berikut.
Gambar 3.13 Penyayatan benda kerja oleh pahat sekrap. (pusat lingkaran,2016)
Selain itu dikenal juga mesin sekrap tegak yang sering disebut sebagai slotter
atau mesin tusuk. Pada mesin sekrap mendatar pahatnya bergerak maju-
mundur secara mendatar, sementara pada mesin tusuk (slotter) pahatnya
19
bergerak naik turun secara vertical. Pada umumnya mesin tusuk ini
digunakan untuk membuat alur-alur pada benda kerja.
1. Poros meja,
2. Roda racet,
3. Batang pendorong,
4. Pal,
5. Roda gigi,
6. Pin eksentris,
7. Batang penghubung
c. Lengan (Ram)
Lengan mesin sekrap dipasang pada bagian atas rangka mesin. Dalam
operasinya lengan ini dapat digerakkan lurus bolak-balik (maju-mundur) pada
22
alur yang terdapat di bagian atas rangka mesin. Lengan digerakkan oleh
mekanisme penggerak lengan yang terdapat di bagian dalam rangka mesin
yang terdiri dari: batang ayun beralur (slotted link), blok luncur (sliding block)
dan roda gigi penggerak (bull gear). seperti ditunjukkan pada Gambar 3.17
sebagai berikut.
Lengan mesin sekrap dipasang pada bagian atas rangka mesin. Dalam
operasinya lengan ini dapat digerakkan lurus bolak-balik (maju-mundur) pada
alur yang terdapat di bagian atas rangka mesin. Lengan digerakkan oleh
mekanisme penggerak lengan yang terdapat di bagian dalam rangka mesin
yang terdiri dari: batang ayun beralur (slotted link), blok luncur (sliding block)
dan roda gigi penggerak (bull gear). Bila mesin dihidupkan maka motor
penggerak melalui puli akan memutarkan roda gigi penggerak. Putaran roda
gigi penggerak akan memutarkan blok luncur yang terdapat di dalam alur dari
batang ayun, sehingga batang ayun akan bergerak secara berayun. Gerakan
batang ayun ini akan membuat lengan mesin bergerak maju-mundur.
Gerakan lengan mesin akan membuat pahat yang terpasang pada rumah
pahat di bagian kepala lengan juga akan bergerak maju-mundur sesuai
dengan panjang langkah lengan. Besarnya panjang langkah dari lengan
dapat diatur dengan cara memutarkan poros pengatur langkah (stroke
regulator shaft). Dengan diputarnya poros pengatur langkah ini, maka blok
luncur (sliding block) yang terdapat di dalan alur batang ayun (slotted link)
akan bergeser. Jika blok luncur bergeser menjauhi titik pusat roda gigi
23
penggerak (bull gear), maka langkah lengan akan semakin panjang. Dan
sebaliknya bila blok luncur digeser mendekati titik pusat roda gigi penggerak,
maka langkah lengan akan semakin pendek. Selain mesin sekrap yang
digerakkan secara mekanis seperti dijelaskan di atas, ada juga mesin sekrap
yang digerakan secara hidrolik
Gambar 3.18 Rumah pahat dan pelat rumah pahat (pusat lingkaran,2016)
belakang (mundur), sehingga pelat rumah pahat akan terangkat ke atas atau
berayun. Gerakan terangkat ke atas atau gerakan berayun dari pelat rumah
pahat dimaksudkan agar sewaktu langkah mundur pahat bebas dari benda
kerja, sehingga gesekan antara ujung pahat dengan permukaan benda kerja
yang bisa merusak pahat dan permukaan benda kerja dapat dihindari.
Memiringkan posisi kotak ayun ini biasanya dilakukan pada waktu menyekrap
bidang-bidang bersudut atau bidang-bidang tegak, dengan tujuan agar pahat
tidak menggesek benda kerja.
rumah ayun, pelat rumah pahat dan rumah pahat (tool post). Dengan
demikian jika eretan pahat digerakkan naik atau turun maka pahat pun yang
terpasang pada rumah pahat akan ikut bergerak naik atau turun pula
mengikuti gerakan eretan pahat. Untuk menggerakkan eretan pahat naik atau
turun ini dapat dilakukan dengan cara memutarkan handel atau roda tangan
yang terdapat di bagian atas dari eretan pahat. Jika handel eretan pahat
diputar ke kanan (searah jarum jam), maka eretan akan bergerak turun
sehingga pahat pun akan bergerak turun mendekati benda kerja yang
terpasang pada meja mesin. Dan sebaliknya, bila handel diputar ke kiri
(berlawanan arah jarum jam), maka eretan pahat akan bergerak naik
sehingga pahat pun akan ikut bergerak naik .
Di bagian bawah tuas eretan pahat terdapat piringan skala (micrometer dial)
yang dapat digunakan untuk menentukan seberapa jauh atau berapa mm
pahat bergerak dari posisinya ketika handel diputar. Eretan pahat dapat juga
diputar atau disetel ke samping kiri atau ke samping kanan sesuai dengan
kemiringan diinginkan.
Arus yang digunakan dalam proses ini adalah 95 A sampai 300 A,.
Arus yang digunakan adalah AC atau DC. Dngan Voltase 220V Spesimen
ST37 .Elektroda E60B .Panjang elektroda 350 mm Diameter elektroda 2,6
mm.
berubah menjadi gas yang juga menjadi pelindung dari logam cair terhadap
oksidasi dan memantapkan busur.
2. Las Gesek
Pada tahun 1950, AL Chudikov, seorang ahli mesin dari Uni Sovyet,
mengemukakan hasil pengamatannya tentang teori tenaga mekanik dapat
diubah menjadi energi panas.Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian
mesin yang bergerak menimbulkan banyak kerugian karena sebagian
tenaga mekanik yang dihasilkan berubah menjadi panas. Chudikov
berpendapat, proses demikian mestinya bias dipakai pada proses
pengelasan. Setelah melalui percobaan dan penelitian dia berhasil
mengelas dengan memanfaatkan panas yang terjadi akibat gesekan. Untuk
memperbesar panas yang terjadi, benda kerja tidak hanya diputar tetapi
ditekan satu terhadap yang lain. Tekanan juga berfungsi mempercepat
fusi.Cara ini disebut las gesek (Friktion Welding).
3. Las Plasma
Las plasma busur nyala listrik (Plasma Arc Welding). Proses plasma
sebenarnya merupakan penyempurnaan las tungsren, hanya saja busur
nyala listrik tidak muncul diantara elektroda dengan benda kerja tetapi
muncul antara ujung elektroda dengan gas inti yang mengalir di sekitarnya.
Las plasma ternyata lebih baik dari las tungsten karena busur nyala listrik
yang muncul lebih stabil dengan diameter lebih kecil sehingga panasnya
lebih terpusat. Proses pengelasan bias lebih cepat, disamping itu tungsten
tidak pernah menyentuh benda kerja.
4. Las Suara
Awal tahun 1960 ditandai dengan penemuan las yang menggunakan
suara frekuensi tinggi (Ultrasonic Welding). Las ini juga menggunakan
listrik dalam proses kerjanya, tidak ada aliran listrik pada benda kerja,
panas yang ditimbulkan semata-mata hasil proses dan sifatnya hanya
membantu dalam proses penyatuan benda kerja.
Suara yang digunakan berkisar antara 10000 sampai 175000 Hz,
getaran suara disalurkan melalui sosotrode yang dipasang pada benda
kerja. Kemudian tekanan yang diterapkan pada benda kerja selama
29
proses. Kelebihan proses ini adalah sesuai untuk benda tipis dan tidak
terpengaruh jenis bahan yang disambungkan. Tidak dipakainya energi
panas sebagai energi utama merupakan kelebihan sendiri pada bahan
tertentu dan tipis, hanya saja kurang berhasil untuk ketebalan benda kerja
diatas 2,5mm x 2.
5. Las Exsplosive
Las eksplosive (Exsplosive Welding atau EXW) dikembangkan dari
pengamatan seseorang dimasa PD I, ada pecahan-pecahan bom yang
melekat kuat pada logam lain yang tertumbuk. Carl dalam penelitiannya
menyimpulakan bahwa pecahan bom tersebut menempel karena efek jet
pada saat terjadi tumbukan. Efek jet mampu membersihkan kotoran yang
melekat pada permukaan kedua benda sehingga terjadi kontak antar
atom kedua benda dan menghasilkan ikata yang cukup kuat.
6. Las Laser
Pada tahun 1955 para ahli fisika berhasil menemukan sinar laser,
secara sederhana dapat dikatakan sinar yang diproduksi pada panjang
gelombang tertentu dan parallel, kemudian diperbesar, sinar tersebut
selanjutnya difokuskan. Panas yang dihasilkan pada titik focus sangat
tinggi. Menjelang tahun 1970, laser mulai diterapkan pad alas, laser
sebagai sinar dapat diatur secara akurat sehingga las laser sangatsesuai
untuk peralatan-peralatan khusus.
30
1. Pengecoran Permanen
31
memadatkan pasir. Pasir yang dipakai biasanya pasir alam atau pasir buatan
yang mengandung tanah lempung. Cetakan pasir mudah dibuat dan tidak
mahal. Pasir yang digunakan kadang-kadang dicampur pengikat khusus,
misalnya air-kaca, semen, resin furan, resin fenol atau minyak pengering,
karena penggunaan zat-zat tersebut memperkuat cetakan atau
mempermudah operasi pembuatan cetakan. Logam yang dapat digunakan
pada pengecoran ini adalah besi, baja, tembaga, perunggu, kuningan,
aluminium ataupun logam paduan. Pengecoran non-permanen antara lain:
a. Cetakan pasir basah (Green-Sand Mold), Cetakan ini dibuat dari pasir
cetak basah. Cetakan pasir basah merupakan cetakan yang paling
banyak digunakan. Prosedur pembuatan cetakan pasir basah dapat
dilihat pada Gambar 3.20
b. Cetakan kulit kering, cetakan kulit kering merupakan cetakan pasir yang
menggunakan campuran pengikat. cetakan ini dapat memiliki kekuatan
yang meningkat jika permukaan dalam cetakan dipanaskan atau di
keringkan sebelum di tuangkan logam cair, cetakan kuit kering dapat
diterapkan pada pengecoran produk-produk yang besar. seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.21 sebagai berikut.
f. Cetakan CO2
Pasir yang bersih dicampur dengan natrium silat dan campuran
dipadatkan di sekitar pola. Kemudian dialirkan gas CO 2 dan campuran
tanah akan mengeras. Cetakan CO2 diterapkan untuk bentuk yang rumit
dan dapat menghasilkan permukaan yang licin. Pasir cetak yang
digunakan harus memiliki bentuk dan ukuran yang halus dan bulat serta
memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
Kemampuan pembentukan adalah sifat ini memungkinkan pasir
cetak bisa mengisi semua sisi dan ujung dari pola sehingga
menjamin bahwa hasil coran memiliki dimensi yang benar.
b. Alumunium
Alumunium casting merupakan suatu cara (metode) pembuatan paduan
logam alumunium dengan menggunakan cetakan (die casting atau sand
casting) dengan cara melebur paduan logam yang kemudian dituang didalam
suatu cetakan sehingga mengalami pendinginan (solidification) didalam
cetakan. Alumunium dipilih sebagai bahan dasar casting karena memiliki
beberapa sifat yaitu :
- Alumunium merupakan unsur dengan massa jenis yang rendah ( 2.7
g/cm3) sehingga dapat menghasilkan paduan yang ringan.
- Temperatur leburnya rendah ( 660 .32 derajat celcius ) sehingga dapat
meminimalkan energi pemanasan
- Flowability nya baik, kemampuan mengisi rongga–rongga cetakan baik.
c. Tembaga
Tembaga digunakan secara luas sebagai salah satu bahan teknik, baik
dalam keadaan murni maupun paduan. Tembaga memiliki kekuatan tarik
hingga 150 N/mm2 dalam bentuk tembaga tuangan dan dapat ditingkatkan
hingga 390 N/mm2 melalui proses pengerjaan dingin dan untuk jenis
tuangan aangka kekerasanya hanya mencapai 45 HB namun dapat
37
40
41
1000.cs
n= π .D
Keterangan :
Penyelesaian : n =….?
Diketahui :
D = 170 mm
CS = 15 m/mnt
π = 3,14
Ditanyakan: n = ………?
Jawab :
1000.cs
n = π .D
1000.15
n = 3,14 .170
n = 65.76 rpm
42
4.1.2 Pengelasan
Gambar 4.6
Pondasi Motor dan Gear box ini tempat dimana motor dan gear box
diletakan
Alat :
1. Mesin Las
2. Las blender potong
3. Elektroda RD diameter 4mm
4. Kapur tulis
5. Sarung tangan las
6. Topeng las
7. Palu las
46
Bahan :
B . Langkah Pembutan
Pemotongan plat
Setelah melakukan penggambaran dengan kapur maka selanjutnya
dilakuakn pemotongan dengan menggunakan las OAW ( Oxygen
Acetylene Welding ).
Pemasangan pondasi dengan alas pondasi dengan cara pengelasan
48
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek kerja lapangan (PKL) mahasiswa dapat
menyimpulkan terkait beberapa jobsheet yaitu :
1. Pada Mesin Bubut sebaiknya ketajaman dan sudut mata pahat yang benar
sangat berpengaruh pada hasil permukaan benda kerja karena akan
menghasilkan permukaan yang kasar. Dalam proses pembubutan, menyenter
benda kerja adalah dasar dari proses bubut. Jika pada saat penyenteran
benda kerja tidak dilakukan dengan benar maka hasil pembubutan akan
kurang memuaskan.
2. Pada Pengelasan sebaiknya mengetahui lebih dalam lagi tentang amper trafo
las, kawat, dan dengan ketebalan plat yang akan digunakan. Karna apabila
tegangan amper, elektroda dan ketebalan plat tidak sesuai, maka pengelasan
pada plat akan mengalami tidak bagus atau yang paling parah terjadinya
bolong/tembus.
5.2 Saran
Adapun yang dapat penulis berikan dalam praktek kerja lapangan dual
system ini adalah :
1. Patuhilah peraturan yang berlaku di industri agar kedepannya bisa terjalin
silaturahmi yang baik.
2. Selalu memakai alat pelindung diri pada saat melakukan pekerjaan. Agar
terhindar dari kecelakaan kerja.
3. Tanyakan hal yang tidak mengerti pada karyawan yang ada di industri agar
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
50
DAFTAR PUSTAKA
51