Anda di halaman 1dari 15

Teori Dasar

Pengujian Kekerasan

Disusun oleh:
Dedi Hermansyah
Bp/Nim : 2010003423912

Universitas Ekasakti
Padang
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul teori dasar
pengujian kekerasan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah praktek material. Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang teori dasar pengujian kekerasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir Mukhnizar, MT, selaku
dosen mata kuliah praktek material yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................1
BAB II PENGUJIAN KEKERASAN.........................................................1
A. Teori dasar..........................................................................................2
1. Pengujian kekerasan dengan goresan (scrath test).......................2
2. Pengujian kekerasan dengan cara dinamika (dynamic test)..........2
3. Pengujian kekerasan dengan cara penekanan (indentation test)...2
a. Pengujian kekerasan rockwell.................................................2
b. Pengujian kekerasan brinnel...................................................5
c. Pengujian kekerasan vickers...................................................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Uji kekerasan merupakan pengujian yang paling efektif karna dengan
pengujian ini, kita dapat dengan mudah nmengetahui gambaran sifat mekanisme
suatu material. Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau
daerah tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu
material. Dengan malakukan uji keras, material dapat dengan mudah digolongkan
sebagai material ulet atau getas.
Uji kerasa juga dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk
mengetahui pengaruh perlakuan panas atau dingin terhadap material. Material
yang telah mengalami cold working, hot working, dan head treatment, dapat
diketahui gambaran perubahan kekuatan, dengan mengukur kekerasan permukaan
suatu material. Oleh sebab itu, dengan uji kekerasan kita dapat dengan mudah
melakukan quality control terhadap material

B. RUMUSAN MASALAH
1. Ielakan tentang teori dasar tentang pengujian kekerasan
2. Jelaskan tentang jenis pengujian kekerasan
3. Jelaskan metode pengukuran kekerasan menurut: rockwell, brinnel,
dan vickers

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari pengujian kekerasan ini adalah untuk mengetahui angka
kekerasan dari suatu bahan, han ini merupakan salah satu sifat mekanik yang
penting.
BAB II
PENGUJIAN KEKERASAN

A. TEORI DASAR

Pengujian kekerasan adalah kemampuan suatu material menahan gaya


sampai terjadinya deformasi plastis pada permukaan suatu material tersebut.
Proses pengujian kekerasan disesuaikan dengan metode serta prosedur pengujuan
yang telah ditentukan. Ketepatan dalam memilih metode pengujian kekerasan
akan mempengaruhi ketelitian hasil uji. Pengujian kekerasan yang dibakukan
pemekaiannya ada 3 yaitu pengujian kekerasan dengan cara penekanan
(indentation test), pengujian kekerasan dengan goresan (scrath test), dan
pengujian kekerasan dengan cara dinamik (dynamic test)

1. Pengujian kekerasan dengan goresan (scrath test)


Pengujian kekerasan dengan goresan merupakan pengujian kekerasan
terhadap benda (logam) di mana dalam menentukan kekerasannya dilakukan
dengan mencari perbandingan dari bahan yang menjadi standar. Contohnya
pengujian metode MOH’S.

2. Pengujian kekerasan dengan cara dinamika (dynamic test)


Pengujian kekerasan dengan cara dinamik merupaka pengujian kekerasan
dengan mengukur tinggi pantulan dari bola atau intan (hammer) yang dijatuhkan
dari ketinggian tertentu.

3. Pengujian kekerasan dengan cara penekanan (indentation test)


Pengujian ini dilakukan merupakan pengujian kekerasan terhadap bahan
logamdimana dalam penentuan kekerasannya dilakukan dengan cara menganalisis
indentasi atau bekas penekanan pada benda uji sebagai reaksi dari pembebanan
tekanan. Contoh dari pengujian ini, yaitu:

a. Pengujian kekerasan rockwell


Metode rockwell merupakan metode pengukuran kekerasan suatu bahan
yang paling banyak dilakukan. Hal ini dikarenakan metode pengujian sederhana
dan tidak memerlukan keahlian khusus dalam mengoperasikannya. Beberapa
skala berbeda dapat dihasilkan dari penggunaan variasi indentor dengan tingkan
pembebbanan yang berbeda. Ada dua jenis indentor yang bisa digunakakan dalam
pengujian ini yaitu kerucut berbahan intan dan bola baja yang dikeraskan dengan
ukuran 1/16, 1/8, ¼, ½ inci (1.588; 3.175; 6.350; 12,70 mm). Selain itu, sebuah
indentor berlian digunakan untuk material yang lebih keras. Mesin uji kekerasan
rockwell Gambar 1.

Gambar 1. Rockwell Hardnes Testing Machine

Skala umum dipakai dalam pengujian rockwell adalah, antara lain:

 Hra (untuk material yang sangat keras)


 HRb (untuk material yang lunak). Indentor berupa bola baja
dengan diameter 1/16 inci dan bebaban uji 100 Kgf.
 HRc (untuk material dengan kekerasan sedang). Indentor
beupa kerucut intan dengan sudut puncak 120 derajat dan beban uji
sebesar150 Kgf.

Pengujian dengan metode rockwell bertujuan untuk menentukan kekerasan


suatu material dalam bentuk daya tahan metial terhadap benda uji (spesimen) yang
berupa bola baja atau kerucut intan yang ditekakankan pada permukaan materi uji
tersebut. Media pengujia uji rockwell diperlihatkan dalam Gambar 2.
Gambar 2. Median Pengujian Uji Rockwell

Cara pengujian kekerasan pada metode rockwell dilakukan dengan dua


kali pembebanan yaitu; pertama, dengan bebban minor dan kedua, dengan beban
mayor. Penggunaan beban minor dimaksudkan untuk meningkatkan akurasi
pengukuran. Metode gujian rockwell terdiri atas dua, yaitu:

1) pengujian rockwell
Pengujian rockwell dilakukan dengan memberikan beban minor sebesar 10
kg pada spesimen. Selanjutnya, memberikan beban mayor dengan variasi
pembebbanan sebesar 60,100, dan 150 kg, kemudian diikuti dengan alfabet. Skala
kekerasan rockwell superficial ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Skala Kekerasan Rockwell

2) superficial rockwell
superficial rockwell menggukan bebban minor sebesar 3 kg dengan variasi
pembebbanan mayor sebesar 15, 30, dan 45 kg diikuti dengan alphabet N, T, W,
dan Y. Hasil dari pembebanan ditampilkan dengan menggunakan skala HR diikuti
dengan identifikasi skala. Skala kekerasan rockwell superficial ditunjukkan dalam
Tabel 2.

Tabel 2. Skala Kekerasan Rockwell Supervicial

Contoh adalah 80 HRB, itu artinya kekerasan rockwell sebesar 80 pada


skala B. Jika skala kekerasan < 20 atau > 100 menunjukkan hasil yang diperoleh
kurang teliti sebaikknya gunakan skala dibawah atau di atasnya. Hal ini
merupakan sebuah kelemahan dari pengujian ini terdapat benda dengan kekerasan
mencapai angka 130 dan bahkan kurang dari 20. Jika spesimen yang digunakan
terlalu tipis maka akan mempengaruhi haril pengukuran.

b. Pengujian kekerasan brinnel


Pengujian kekerasan dengan metode brinnel bertujuan untuk menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja
(indentor) yang ditekankan pada permukaan spesimen tersebut. Idealnya,
pengujian brinnel sampai 400 HB, jika lebih dari nilai tersebut maka disarankan
menggunakan metode rockwell atau vickers.

Angka kekerasan brinnel (HB) didefinisikan sebagaihasil bagi (koefisien)


dari beban uji (F) dalam Newton yang dikalikan dengan angka faktor 0.102 dan
luas permukaan bekas luka tekan (injakan) bola baja (A) dalam milimeter persegi.
Indentor (bola baja) biasanya telah dikeraskan dan diplating ataupun terbuat dari
bahan karbida tungsten. Jika diameter indentor 10 mm maka beban yang
digunakan (pada mesin uji) sebesar 750 N.

Dalam praktik pengujian brinnel bisa dinyatakan dalam (contoh) : HB


5/750/15 hal ini berarti bahwa kekerasan brinnel hasil pengujian dengan bola baja
berdiameter 5 mm, beban uji adalah sebesar 750 N per 0.102 dan lama pengujian
15 detik. Mengenai lama pengujian itu tergantung pada material yang akan diuji.
Untuk semua jenis baja lama pengujian adalah 30 detik. Media pengujian uji
brinnel ditunjukkan dalam Gambar 3.

Pengujian kekekarasan dengan metode brinnel menggunakan indentir


berbentuk bola dengan diameter 10 mm (0,394”) dan terbuat dari baja yang
dikeraskan maupun tungsten karbida (WC). Tekanan yang diberikan selama
pengujian berkisar antara 500-3000 kg dengan kenaikan pembebanan sebesar 500
kg. Selama pengujian, indentor ditahan selama 10 hingga 30 detik pada
permukaan benda uji.

Hasil pengukuran indentasi diterjemahkan kedalam skala HB. Hasil


indentasi dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop rendah daya yang
menggunakan skala dibagian lensa mata. Pengukuran menggukan metod brinnel
hanya memekai satu variasi pembebanan saja, tidak seperti rockwell

Gambar 3. Median Pengujian Uji Brinnel

Dalam melakukan pengujian, ketebalan dari spesimen juga harus


diperhatikan serta jangan sampai menekannya di sebelah pinggir dari beban uji
(tekan di trngah – tengah benda uji). Uji kekekrasan brinnel ditunjukkan dalam
Gambar 4.
Gambar 4. Uji Kekerasan brinnel
Sumber: Dienter, (1987)

Angka kekerasan brinnel adalah fungsi beban dan diameter lobang hasil,
yang di nyatakan dalam persamaan berikut.

Dengan, P adalah beban indenter (kg); D adalah diameter indenter dan d


adalah diameter lubang.

Keuntungan dari pengujian kekerasan brinnel ini adalah pengujian tidak


dipengaruhi oleh permukaan material yang kasar dan bekas indenter yang cukup
besar dapat diamati.

Namun pengujian brinnel ini juga memiliki kelemahan yaitu, tidak dapat
digunakan untuk material yang tipis dan kecil maupun material yang sangat lunak
ataupun sangat keras.

c. Pengujian kekerasan vickers


Dua uji kekerasan lainnya adalah dengan menggunakan metode mikro
knoop dan vickers. Dalam pengujian menggunakan metode ini, digunakan
indikator piramida intan dengan besar sudut antara permukaan piramida intan
yang saling berhadapan adalah 136 derajat. Beban yang dikenakan dalam
pengujian ini lebih kecil dari sebelumnya yaitu di rentang 1 – 100 gram saja. Hasil
pengujian kemudian diamati dibawah mikroskop dan dikonversikan dalam sekala
kekerasan. Perbedaan dari metode sebelumnya adalah pada pengujian ini
spesiment harus terlebih dahulu duhaluskan dan dipoles untuk mendapatkan
akurasi yang baik. Mesin uji kekerasan vickers diperlihatkan dalam Gambar 5.

Gambar 5. Mesin Uji Kekerasan Vickers

Skala kekekrasan dalam p[engujian ini dinyatakan dengan notasi HK dan


HV dan cra pengukuran dari kedua metode ini juga hampir sama. Metode knoop
dan skema uji kekerasan vickers ditunjuk dalam Gambar 6. dan Gambar 7..
Perbedaannya ada pada penggunaannya yaitu metode knoop digunakan untuk
pengujian material getas misalnya kramik.

Gambar 6. Metode Knoop

Gambar 7. Sekema Uji Kekerasan Vickers


Pengujian kekerasan dengan metode vickers bertujuan menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap intant
berbentuk piramida dengan sudut puncak 136 derajat yang ditekankan pada
permukaan material uji tersebut. Angka kekerasan vickers (HV) didefinisikan
sebagai hasil bagi (koefisie) dari bebban uji (F) dan newton yang dikalikan
dengan angka faktor 0.102 dan luar mermukaan bekas luka tekanan (injakan) bola
baja (A) dalam milimeter persegi. Secara matemetis dan setelah disederhanakan,
HV sama dengan 1.854 dikalikan beban uji (F) yang biasa dipakai adalah 5 N per
0.102; 10 N per 0.102; 30 N per o.102; dan 50 N per 0.102 N.

Dalam praktiknya, pengujian vickers biasa dinyataka dalam (contoh) : HV


30 hal ini berarti bahwa kekerasan vickers hasil pengujian dengan beban uji (F)
sebesar 30 N per 0.102 dan lama pembebanan 15 detik. Contoh lain misalnya HV
30/30 hal ini berarti bahwa kekerasan vickers hasil pengujian dengan beban uji (F)
sebesar 30 N per 0.102 dan lama pembebanan 30 detik.

Mesin ini menggunakan diamon dengan sudut 136 derajat antara segi –
segi dan gaya secara otomatis dipakai oleh sebuah lever (pengungkit). Gaya dapat
diubah disesuaikan dengan material yang di uji, dan ukuran permukaan pada
indentasi yang diukur menggunakan mikroskop dengan shutters, dan jarak
direkam oleh counter; hardness number (HV) diperoleh dari grafis yang diambil
dari gaya hitung, bentuk indenter dan pembesaran mikroskop.

Kekerasan bahan menggunakan metode vickers dapat di hitung dengan


persamaan (dieter, 1987)
HV = 1.8554. P/d2
dengan, HV adalah kekerasan vickers, P adalah beban indentor (kgf), dan d adalah
panjang diagonal indentasi (mm).

Indek kekerasan menggunakan metode knoop yang ditujukkan oleh


(dieter, 1987) seperti diperlihatkan dalam persamaan (2-7)
HK = beban (kgf) / (luas dari tekakna piramida (mm2)
= P/Cp. L2.
dengan, L adalah panjang sumbu axis dari indentasi, Cp adalah faktor koreksi dan
P adalah beban. Perbedaan dari empat metode pengujian kekerasan yang telah kita
bahas di atas dapat kita lihat dalm Tabel 3.

Tabel 3. Teknik Pengujian Kekerasan

BAB III
PENUTUP

A. KSIMPULAN
1. Metode pengujian kekerasan rockwell yaitu mengindentasi materoal
contoh dengan indentor kerucut intan atau bola baja.
2. Pada perhitungan brinnel didapatkan angka brinnel yang tertinggi
terdapat pada baja, hal ini menunjukkan bahwa material baja
mempunyai nilai yang paling besar dibanding yang lain, hal ini
menunjukkan material tersebut memiliki kekerasan yang lebih keras.
3. Metode pengujian vicker adalah metode pengujian yang permukaan
benda ujinya ditekan dengan penetrator intan berbentuk piramida dasar
piramida berbentuk bujur sangkar dan sudut antara dua bidang miring
yang berhadapan 136 derajat.
4. Semakin keras material maka akan semakin kuat pula material
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Sari,Nasmi Herlina. 2018. Material Teknik, Bahan Teknik. Deepublish,
Yogyakarta
Budiyanto, Eko & Handono, Sulis Dri. 2020. Pengujian Material. Laduny
Alifatama, Lampung
Yunianto, arif & Purnama, Ady. 2018. Dasar Perancangan Teknik Mesin.
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai