Anda di halaman 1dari 19

PENGUJIAN KEKERASAN

PERLAKUAN DAN PENGUJIAN BAHAN TEKNIK


Sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Perlakuan dan Pengujian Bahan Teknik

Dosen Pengampu:
Samsul Hadi, Drs., M.T

Disusun Oleh :

Zizi Aldea Putra (2141230089)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN


JURUSAN TEKNIK MESIN.
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 31 Mei 2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
Bab II PENGUJIAN TARIK ................................................................................................. 3
2.1. KEKERASAN ........................................................................................................ 3
2.2. PENGERTIAN UJI KEKERASAN ........................................................................ 3
2.2.1. Pengujian Kekerasan Brinell ............................................................................ 3
2.2.2. Pengujian Kekerasan Vickers ........................................................................... 5
2.2.3. Pengujian Kekerasan Rockwell ........................................................................ 7
2.3. Contoh Data Dan Pengolahan data Hasil Uji Kekerasan ........................................ 10
2.4.1. Hasil uji brinell .............................................................................................. 10
2.4.2. Hasil uji vickers ............................................................................................. 11
2.4.3. Hasil uji rokcwell ........................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 14
KESIMPULAN : ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15

ii
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Suatu logam mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat


fisik,mekanik,thermal , dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah
sifat mekanik. Sifat mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan
ketangguhan. Sifat mekanik merupakan salah satu acuan untuk melakukan proses
selanjutnya terhadap suatu material, contohnya untuk dibentuk dan dilakukan proses
permesinan. Untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu logam harus dilakukan
pengujian terhadap logam tersebut. Salah satu pengujian yang dilakukan adalah
pengujian keras.

Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk kelompok bidang ilmu
yang berbeda. Bagi insinyur metalurgi nilai kekerasan adalah ketahanan material
terhadap penetrasi sementara untuk para insinyur disain nilai tersebut adalah ukuran
dari tegangan alir, untuk insinyur lubrikasi kekerasan berarti ketahanan terhadap
mekanisme keausan, untuk para insinyur mineralogi nilai itu adalah ketahanan
terhadap goresan, dan untuk para mekanik work-shop lebih bermakna kepada
ketahanan material terhadap pemotongan dari alat potong.Begitu banyak konsep
kekerasan mater ial yang dipahami oleh kelompok ilmu,walaupun demikian konsep-
konsep tersebut dapat dihubungkan pada satu mekanisme yaitu tegangan alir plastis
dari material yang diuji.

Uji keras merupakan pengujian yang paling efektif karena dengan pengujian
ini, kita dapat dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanik suatu material.
Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada satu titik, atau daerah tertentu saja,
nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatumaterial. Dengan
melakukan uji keras, material dapat dengan mudah digolongkan sebagai material ulet
atau getas.

Prinsip uji kekerasan adalah memaksa indentor suatu ke permukaan sample


diikuti dengan mengukur dimensi indentasi (kedalaman atau aktual luas
permukaanindentasi). Nilai kekerasan tergantung pada kombinasi kuat luluh, kekuatan
tarikdan modulus elastisitas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu kekesasan dalam bahan teknik ?


2. Apa pengertian uji kekerasan ?
3. Apa saja prosedur uji kekerasan ?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi kekerasan dalam bahan teknik


2. Untuk mengetahui pengertian dari uji kekerasan
3. Untuk mengetahui apa saja prosedur dalam uji kekerasan

2
Bab II

PENGUJIAN TARIK

2.1. KEKERASAN

Kekerasan (hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical


properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya
untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional
force) dan deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu
material ketika material tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material
tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk asal artinya material tersebut tidak dapat
kembali ke bentuknya semula. Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai
kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi
(penekanan).

2.2. PENGERTIAN UJI KEKERASAN

Proses pengujian kekerasan dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bahan


terhadap pembebanan dalam perubahan yang tetap. Dengan kata lain, ketika gaya
tertentu diberikan pada suatu benda uji yang mendapat pengaruh pembebanan, benda
uji akan mengalami deformasi. Kita dapat menganalisis seberapa besar tingkat
kekerasan dari bahan tersebut melalui besarnya beban yang diberikan terhadap luas
bidang yang menerima pembebanan tersebut.

Kita harus mempertimbangkan kekuatan dari benda kerja ketika memilih


bahan benda tersebut. Dengan pertimbangan itu, kita cenderung memilih bahan benda
kerja yang memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi. Alasannya, logamkeras
dianggap lebih kuat apabila dibandingkan dengan logam lunak. Meskipun demikian,
logam yang keras biasanya cenderung lebih rapuh dan sebaliknya, logam lunak
cenderung lebih ulet dan elastis.

2.2.1. Pengujian Kekerasan Brinell

Diperkenalkan oleh JA Brinell tahun 1900. Sebagai uji indentasi yang


pertama kali diperkenalkan, pengujian Brinell menggunakan bola baja yang
diperkeras (hardened steel ball)atau tungsten karbida dengan beban dan waktu
indentasi tertentu. Hasil penekanan berupa jejak yang berbentuk setengah bola
dengan permukaan lingkaran bulat, yang harus dihitung diameternya dengan
mikroskop khusus pengukur jejak. Nilai kekerasan dapat dikorelasikan ke
tensile strength, ketahananaus, keuletan.
Pengukuran nilai kekerasan suatu material diberikan oleh rumus:
2𝑃 𝑃
𝐵𝑁𝐻 = =
𝜋𝐷(𝐷 − √𝐷2 − 𝑑 2 ) 𝜋𝐷𝑡
3
Dimana : P = Beban (Kgf)

D = Diameter indentor (mm)

D = Diameter jejak (mm)

T = Kedalaman jejak (mm)

Gambar 1 Prinsip Uji Brinell


Prosedur standar pengujian mensyaratkan bola baja dengan diameter
10 mm dan beban 3000 kg untuk pengujian logam-logam ferrous, atau 500
kg untuk logam-logam non-ferrous.Untuk logam-logam ferrous, waktu
indentasi biasanya sekitar 10detik sementara untuk logam - logam non-ferrous
sekitar 30 detik.Walaupun demikian pengaturan beban dan waktu indentasi
untuk setiap material dapat pula ditentukan oleh karakteristik alat penguji.
Nilai kekerasan suatu material yang dinotasikan dengan ‘HB’ tanpa tambahan
angka di belakangnya menyatakan kondisi pengujian standar dengan indentor
bola baja 10 mm, beban 3000 kg selama waktu 1 - 15 detik. Untuk kondisi
yang lain, nilai kekerasan HB diikuti angka-angka yang menyatakan kondisi
pengujian. Contoh: 75 HB 10/500/30 menyatakan nilai kekerasan Brinell
sebesar 75 dihasilkan oleh suatu pengujian dengan indentor 10 mm,
pembebanan 500 kg selama 30 detik.

Prosedur Pengujian Brinell

 Persiapkan alat dan bahan pengujiana.


o mesin uji kekerasan Brinell
o indentor bola baja
o benda uji yang sudah di gerinda
o amplas halus.
o stop watch
o mikroskop pengukur (biasanya satu set dengan alatnya)

4
 Indentor di tekankan ke benda uji/material dengan gaya tertentu
( beban 3000 kg untuk pengujian logam-logam ferrous atau 500 kg
untuk logam-logam non-ferrous ).
 Tunggu hingga 10 – 20 detik (biasanya 15 detik).
 Bebaskan gaya dan lepaskan indentor dari benda uji.
 Ukur diameter lekukan benrbentuk setengah bola yang terjadi
menggunakan mikroskop pengukur. (ukur dengan teliti dan cari rata-
ratanya).
 Masukkan data-data tersebut ke rumus.

2.2.2. Pengujian Kekerasan Vickers

Pada metode ini digunakan indentor intan berbentuk piramida dengan


sudut 136º. Prinsip pengujian adalah sama dengan metode brinell, walaupun
jejak yang dihasilkan berbentuk bujur sangkar berdiagonal. Panjang diagonal
diukur dengan skala pada mikroskop pengukur jejak. Uji kekerasan vickers
banyak dilakukan pada pekerjaan penelitian karena metode tersebut
memberikan hasil berupa skala kekerasan yang kontinyu, untuk suatu beban
tertentu dan digunakan pada logam yang sangat lunak, yakni DPHnya 5
hingga logam yang sangat keras,dengan DPH 1500.

Uji kekerasan vickers menggunakan indentor piramida intan yang


padadasarnya berbentuk bujur sangkar. Besar sudut antar permukaan piramida
intanyang saling berhadapan adalah 136º. Nilai ini dipilih karena mendekati
sebagian besar nilai perbandingan yang diinginkan antar diameter lekukan dan
diameter bola penumbuk pada uji kekerasan brinell (dieter, 1987).

Gambar 2 Uji Vickers


Uji vickers dikembangkan di Inggris tahun 1925an. Dikenal juga
sebagai Diamond Pyramid Hardness test (DPH). Uji kekerasan vickers
menggunakan indentor piramida intan, besar sudut antar permukaan piramida

5
intan yang saling berhadapan adalah 136 derajat. Ada dua rentang kekuatan
yang berbeda, yaitu micro (10g – 1000g) dan makro (1kg – 100kg).
Pada umumnya ada 3 jenis bentuk jejak (lekukan) yang dihasilkan oleh
penekanan indentor, yaitu bentuk persegi sempurna, bentuk bantal dan jejak
berbentuk tong.

Gambar 3 Jejak Pengujian Vickers


Jejak dengan bentuk persegi dihasilkan oleh indentor intan berbentuk
piramid yang sempurna. Jejak berbentuk bantal dihasilkan karena terjadinya
pengerutan logam di sekitar permukaan. Dan jejak dengan bentuk tong
umumnyadidapatkan pada logam-logam yang dikerjakan dingin (cold
working) sehingga menghasilkan bentuk bubungan.
Dalam pengujian vickers ada beberapa jenis mesin yang digunakan
untuk melaksanakan pengujian kekerasan, seperti mesin Vickers dengan
tenaga hidrolik, mesin Vickers mekanis, mesin Vickers digital, mesin Vickers
semi otomatis, dan mesin Vickers otomatis penuh. Salah satu jenis mesin
Vickers mekanis diperlihatkan padagambar di bawah ini.

Gambar 4 Mesin uji Vickers mekanis

Prosedur pengujian vickers

 Persiapkan alat dan bahan pengujian


o mesin uji kekerasan Vickers (Vickers Hardness Test)
o indentor piramida intan (diamond pyramid)
o benda uji yang sudah di gerinda

6
o amplas halus.
o stop watch
o mikroskop pengukur (biasanya satu set dengan alatnya)
 Indentor di tekankan ke benda uji/material dengan gaya tertentu
(rentangmicro 10g – 1000g dan rentang micro 1kg – 100kg).
 Tunggu hingga 10 – 20 detik (biasanya 15 detik).
 Bebaskan gaya dan lepaskan indentor dari benda uji.
 Ukur 2 diagonal lekukan persegi (belah ketupat) yang terjadi
menggunakan mikroskop pengukur. (ukur dengan teliti dan cari rata-
ratanya).
 Masukkan data-data tersebut ke rumus.

Penghitungan uji vickers

Angka kekerasan vickers didefinisikan sebagai beban dibagi luas


permukaan lekukan. Pada prakteknya. Luas ini dihitung dari pengukuran
mikroskopik panjang diagonal jejak. VHN dapat ditentukan dari persamaan
berikut :

𝜽
𝟐𝑷 𝐬𝐢𝐧( ) (𝟏,𝟖𝟓𝟒)𝑷
𝟐
𝑽𝑯𝑵 = =
𝒅𝟐 𝒅𝟐
Dimana : P = beban yang digunakan (Kg)
D = panjang diagonal rata - rata (mm)
 = sudut antara permukaan intan yang berhadapan 136º

2.2.3. Pengujian Kekerasan Rockwell

Uji kekerasan Rockwell ini paling banyak dipergunakan. Hal ini


disebabkan oleh sifat – sifatnya yaitu cepat, bebas dari kesalahan manusia,
mampu untuk membedakan perbedaan kekerasan yang kecil pada baja yang
diperkeras, dan ukuran lekukannya kecil sehingga bagian yang mendapat
perlakuan panas yang lengkap dapat diuji kekerasannya tanpa menimbulkan
kerusakan. Pengujian ini menggunakan kedalaman lekukan pada beban yang
konstan sebagai ukuran kekerasan. Metoda pengujian kekerasan Rockwell
yaitu mengindentasi material contoh dengan indentor kerucut intan atau bola
baja. indentor ditekan ke material dibawah beban minor/terkecil pada
umumnya 10 kgf.
Untuk pemilihan beban,dalam pengujian Rockwell ada dua
tipe.Pertama Rockwell tes yaitu menggunakan beban minor 10 kgf dan
mayor 60, 100 atau 150 kgf. Kedua superficial Rockwell yaitu menggunakan
beban minor 3 kgf dan beban mayor 15, 30 atau 45 kgf. Nilai kekerasan pada
pengujian Rockwell ditunjukan sebagai kombinasi antara angka kekerasan
dan simbol skala representatif dari indentor juga beban minor dan

7
mayor.Sebagai contoh, 64 HRC menunjukan angka kekerasan Rockwell 64
dan skala Rockwell C. Untuk skala C dan B biasanya diaplikasikan untuk
menguji baja,kuningan atau logam lainnya. Selain pemilihan beban mayor,
dalam pengujian Rockwell sebelum melakukan pengujia kita juga melakukan
pemilihan jenis dan ukuran indentor. Ada indentor intan (diameter 1/16-, 1/8-
, ¼- dan ½- in) dan bola baja (diameter 1.588-, 3.175-, 6.35- dan 12.7- mm).
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan skala adalah :
 Jenis material.
 Ketebalan spesimen uji.
 Lokasi pengujian.
 Batas limit dari skala.
Ketika keseimbangan telah dicapai, suatu indikasi terlihat pada alat,
yang mengikuti pergerakan indentor dan demikian bereaksi terhadap
perubahan kedalaman penetrasi oleh indentor, ini merupakan angka posisi
pertama. Beban kedua atau beban utama ditambahkan tanpa menghilangkan
beban awal, sehingga akan meningkatkan kedalaman penetrasi. Dengan
hilangnya beban utama makaakan terjadi recovery parsial dan terjadi
pengurangan jejak kedalaman.Peningkatan kedalaman penetrasi akhir sebagai
hasil aplikasi ini dan kehilangan beban utama digunakan untuk menentukan
nilai kekerasan Rockwell.

8
Rockwell A

Penetrator berupa kerucut intan dengan pembebanan 60 Kg.Biasa


digunakanuntuk jenis-jenis logam yang sangat keras

Rockwell B

Indentor berupa bola baja dengan diameter 1,6 mm dan pembebanan 100Kg,
biasa digunakan untuk material-material yang lunak.

Rockwell C

Indentor berupa kerucut intan dengan pembebanan 150 Kg. Biasadigunakan


untuk logam - logam yang diperkeras dangan pemanasan.Pengkategorian ini
berdasarkan kombinasi jenis indentor yang digunakan dengan beban yang diberikan.
Pengkategorian ini dimaksudkan agar penguji menggunakan jenis kombinasi yang
tepat pada benda uji sesuai dengak sifat yang dimiliki oleh benda uji tersebut.

9
2.3. Contoh Data Dan Pengolahan data Hasil Uji Kekerasan

2.4.1. Hasil uji brinell

 Data hasil pengujian Brinel

 Analisis data

10

2.4.2. Hasil uji vickers

 Data hasil uji Vickers

11
 Tabel pengolahan data

2.4.3. Hasil uji rokcwell

 Data hasil pengujian HRB

12
 Data hasil pengujian HRC

13
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN :

Dari uraian diatas kita dapat mengetahui bahwa pengujian kekerasan sangat
dibutuhkan untuk menentukan desain suatu produk karena menghasilkan data
kekuatan material. Pengujian kekerasan memiliki banyak metode antaralain :

 Uji keras brinell


Merupakan pembentukan lekukan pada permukaan logam memakai bola baja
yang dikeraskan yang ditekan dengan beban tertentu. Beban diterapkan selama
waktu tertentu, biasanya 30 detik,dan diameter lekukan diukur dengan
mikroskop.
 Uji Keras Vickers
Pada metode ini digunakan indentor intan berbentuk piramida dengan sudut
136º. Prinsip pengujian adalah sama dengan Brinell,walaupun jejak yang
dihasilkan berbentuk bujur sangkar berdiagonal.Panjang diagonal diukur dengan
skala pada mikroskop pengukur jejak
 Uji keras Rockwell
Pengindentasi material dengan indentor kerucut intan atau bola baja. indentor
ditekan ke material dibawah beban minor/terkecil pada umumnya 10 kgf. Untuk
pemilihan beban, dalam pengujian Rockwell ada dua tipe. Pertama Rockwell tes
yaitu menggunakan beban minor 10kgf dan mayor 60, 100 atau 150 kgf. Kedua
superficial Rockwell yaitu menggunakan beban minor 3 kgf dan beban mayor
15, 30 atau 45 kg.

. Pengujian kekerasan ini merupakan salah satu pengujian yang penting untuk
dilakukan, karena dengan pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi
mengenai sifat-sifat logam.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muna,F.Dwi Kurniawan (2018). MAKALAH UJI VICKERS . SEMARANG.


UNUVERSITAS NEGERI SEMARANG.

Mulyadiana,L.(2018).UJI DESTRUCTIVE TEST “HARDNESS


TEST”.JAKARTA.UNIVERSITAS TRISAKTI

Yafisham,D. Diki Ramadan.(2013).MAKALAH MATERIAL TEKNIK


.RIAU.UNIVERSITAS RIAU

Sahadewa,G.H.(2018).MAKALAH ILMIAH UJI KERAS.JAKARTA.UNIVERSITAS


TRISAKTI.

Afifah,N.(2020).LAPORAN PRAKTIKUM UJI KEKERASAN.JAKARTA.POLITEKNIK


NEGERI JAKARTA

Kurniawan,H.Ikrom Mulana.(2019).LAPORAN PRAKTIKUM UJI KEKERASAN


ROCKWELL.SEMARANG.POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Tanoto,H.(2016).LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL 1 MODUL B UJI


KERAS.BANDUNG.INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

15
1

Anda mungkin juga menyukai