KELOMPOK : 8
1. Athaya Mirabel (21050121140214)
2. Ghossan Putra Setiawan (21050121140138)
3. M. Hashfi Hawali Subagyo (21050121140221)
4. Ananda Imam Wicaksana (21050121140176)
Mengetahui
Kepala Labotarium Material
7. Memahami nilai harga impak (HI), energi impak dan sifat perpatahan
berdasarkan patahan melalui pengujian impak.
8. Mengetahui jenis material yang digunakan sebagai spesimen.
m
ρ=
V
Keterangan:
𝜌 = Massa Jenis/Densitas (kg/m3 )
m = Massa (kg)
V = Volume (m³)
II.2 Uji Kekerasan
Kekerasan menyatakan ketahanan terhadap deformasi dan untuk logam
dengan sifat tersebut merupakan ukuran ketahanannya terhadap deformasi plastis
atau deformasi permanen. Adapun untuk mengukur kekerasan suatu material
terdapat tiga jenis umum, tergantung pada cara melakukan pengujian, yaitu: (1)
Kekerasan goresan (scratch hardness); (2) Kekerasan lekukan (indentation
hardness); (3) Kekerasan pantulan (rebound). (Maulana, 2018).
Pengujian Rockwell merupakan salah satu uji kekerasan lekukan yang
prosesnya cukup mudah dan cepat sehingga banyak produsen lebih memilih
pengujian Rockwell dibandingkan dengan uji lainnya seperti uji kekerasan
Microvickers. Namun, pengujian Rockwell tidak dapat digunakan pada benda uji
dengan ketebalan yang cukup tipis dan lunak. (Kumayasari, 2018).
II.2.1 Uji Kekerasan Goresan
Uji kekerasan goresan dilakukan dengan cara mengukur kemampuan suatu
material dengan menggoreskan material uji kepada spesimen. percobaan goresan
menginduksi deformasi dengan menggabungkan beban normal dengan gerakan
lateral ujung indentor di permukaan. Sebagian besar, kendala percobaan goresan
adalah karena ketidakmampuan untuk mengkorelasikan kekerasan goresan
dengan lekukan, lebar goresan dapat ditentukan dari jarak antara titik-titik dengan
kemiringan alur yang signifikan. (Tsybenko, 2021).
II.2.2 Uji Kekasaran Pantulan
Uji kekerasan pantulan dilakukan dengan cara menghitung energi impact
yang dihasilkan oleh indentor yang dijatuhkan pada permukaan spesimen. Uji ini
melibatkan palu logam berujung berlian terbuat dari baja karbon tinggi murni
yang dikeraskan dijatuhkan ke permukaan spesimen yang dipoles. Palu berujung
berlian bulat jatuh di bawah kekuatan beratnya sendiri dari ketinggian tetap dan
memantul, mencetak lekukan pada permukaan spesimen. Pengaturan instrumen
terdiri dari penyesuaian botol level, untuk menjamin jatuhnya palu secara vertikal.
Ketinggian pantulan diukur pada dial gauge (skala lulus) pada skleroskop.
(Barbosa, 2020).
II.2.3 Uji Kekerasan Lekukan
Uji kekerasan lekukan dilakukan dengan cara mengukur ketahanan suatu
material terhadap gaya tekanan yang diberikan oleh indentor dengan
memperhatikan besar beban yang diberikan dan besar indentasi. kekerasan
lekukan adalah pengukuran yang pada dasarnya melibatkan penerapan jumlah
beban yang diketahui dan menentukan area indentasi residu. Salah satu parameter
penting untuk setiap uji indentasi selain dari pemilihan beban dan geometri
indentor, adalah jarak indentasi (Phani, 2019).
1. Uji Kekerasan Metode Brinell
Metode ini berupa pengidentasian sejumlah beban terhadap permukaan
material dengan penetrator yang digunakan berupa bola baja yang dikeraskan
dengan diameter 10 mm ± 0,0045 mm dan standar bebannya antara 500 s.d.
3000 kgf. Lama penekanan antara 10 s/d 30 detik. (Jobsheet Praktikum Struktur
dan Sifat Material, 2023).
Gambar 2.1 Alat Uji Kekerasan Metode Brinell (Jobsheet Praktikum Struktur
dan Sifat Material, 2023.)
E0 = m x g x h0……………………………(7)
Keterangan :
E0 = energi yang dilakukan (joule)
m = berat pendulum (kg)
g = gravitasi (m.s-2)
h0 = ℓ- ℓ cos ɑ... (jarak awal antara pendulum dengan benda uji (m))
Sedangkan sisa energi setelah mematahkan benda uji dapat diketahui
melalui rumus sebagai berikut :
E1 = m x g x h1……………………………(8)
Keterangan :
E1 = energi yang dilakukan (joule)
m = berat pendulum (kg)
g = gravitasi (m.s-2)
h1 = ℓ- ℓ cos ꞵ (jarak antara pendulum dengan benda uji setelah
dilepas (m))
Besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat
diketahui melalui rumus sebagai berikut :
E = E1 – E0……………………………(9)
Keterangan :
E = Pertambahan energi (joule)
E1 = Energi akhir (joule)
E0 = Energi mula-mula (joule)
Prinsip pengujian impak ini adalah menghitung energi yang diberikan
beban dan menghitung energi yang diserap oleh spesimen. Saat beban dinaikkan
pada ketinggian tertentu, beban memiliki energi potensial, kemudian saat
menumbuk spesimen energi kinetik mencapai maksimum. Energi yang diserap
spesimen akan menyebabkan spesimen mengalami kegagalan. Dengan membuat
variasi perubahan temperatur, maka dilihat bentuk patahan dan energi yang
diserap oleh spesimen, lalu dibuat suatu kurva yang menghubungkan antara
temperatur dan energi yang diserapnya. Selain mendapat kurva energi yang
diserap-temperatur, dari praktikum ini juga bisa mendapat Harga Impak. Harga
Impak (HI) didapat dengan rumus :
E
H= ……………………………(10)
A
Keterangan:
H = harga impak (joule/mm2 )
E = energi impak (joule)
A = luas penampang (mm2 )
Untuk menentukan sifat perpatahan suatu logam, keuletan maupun
kegetasannya, dapat dilakukan suatu pengujian yang dinamakan dengan uji
impak. Pengujian impak menggunakan batang spesimen bertakik yang sudah
distandarisasi.
Sifat material yang berhubungan dengan kerja yang dibutuhkan untuk
menyebabkan patahan dinamakan ketangguhan dan tergantung pada tipe
pembebanan. Walaupun demikian, tingkat dimana energi diserap dengan nyata
dapat mempengaruhi sifat material dan ukuran ketangguhan yang berbeda
mungkin didapat dari beban impak. (Jobsheet Praktikum Sifat dan Struktur
Material, 2022)
Untuk menentukan sifat perpatahan suatu logam, keuletan maupun
kegetasannya, dapat dilakukan suatu pengujian yang dinamakan dengan uji
impak. Pengujian impak menggunakan batang spesimen bertakik yang sudah
distandarisasi. Berbagai jenis pengujian impak batang bertakik telah digunakan
untuk menentukan kecenderungan benda untuk bersifat getas. (Jobsheet
Praktikum SSM, 2023)
II.5.1 Jenis-Jenis Pengujian Impak
Secara umum benda uji impak dikelompokkan ke dalam dua golongan
sampel standar yaitu: batang uji Charpy banyak digunakan di Amerika Serikat
dan batang uji Izzod yang lazim digunakan di Inggris dan Eropa.(Jobsheet
Praktikum Sifat dan Struktur Material, 2022)
1. Metode Charpy
Benda uji Charpy memiliki luas penampang lintang bujur sangkar (10 x
10 mm) dengan panjang 55 mm2 dan memiliki takik (notch) berbentuk V
dengan sudut 45°, dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm. Pada
pengujian kegetasan bahan dengan cara impact charpy, pendulum diarahkan
pada bagian belakang takik dari batang uji. (Jobsheet Praktikum Sifat dan
Struktur Material, 2023)
2. Metode Izzod
Benda uji izzod lazim digunakan di Inggris, namun sekarang mulai jarang
digunakan. Benda uji izzod mempunyai penampang lintang bujur sangkar atau
lingkaran dan bertakik v didekat ujung yang dijepit. Pada pengujian impak cara
izzod, pukulan pendulum diarahkan pada jarak 22 mm dari penjepit dan
takikannya menghadap pada pendulum.(Jobsheet Praktikum Sifat dan Struktur
Material, 2022)
Gambar 2.7 Peletakan Spesimen Metode Izzod (Jobsheet Praktikum Sifat
dan Struktur Material, 2023).
3. Furnace Chamber
Furnace Chamber atau tungku pembakaran, adalah alat yang digunakan
pada proses heat treatment pada material yang berfungsi untuk memanaskan
benda uji. Berikut merupakan gambar Furnace Chamber yang dapat kita lihat
pada gambar 3.3.
III.2.2 Bahan
1. Penjepit
Penjepit besi digunakan untuk mengambil benda yang sebelumnya telah
mengalami proses heat treatment, yang mana sebelumnya spesimen dipanaskan
dalam furnace chamber. Berikut ini merupakan gambar dari penjepit:
Pencapit
319,22 3,576
A 25 8,1 10,1 81,81 62,30 26,495 -252,874
148,5 0 1 J/ 𝑚𝑚2
110,07 1,331
B 3000 7,94 10,1 80,194 74,70 3,327 -207,307
-144,7 0
6 J/ 𝑚𝑚2
Perhitungan untuk Material A Suhu Ruang:
Eo =m . g . ho
h o=l−l cosα=0,75−¿
Eo =mg ho= ( 26,095 )( 9,81 )( 1,247 ) =319,221 Joule
E1=m. g .h 1
h1=l−l cosβ=0,75−¿
E1=mgh1 =( 26,095 ) ( 9,81 )( 0,1035 )=26,495 Joule
E=E1−E o=|26,495−319,221|=292,579 Joule
E 292,579
HI = = =3,576 Joule/ mm2
A 81,81
Gambar 3.6 Spesimen Hasil Suhu Ruang (Laboratorium Material Teknik, 2023).
Perhitungan untuk Material B suhu 3000 :
Eo =m . g . ho
h o=l−l cosα=0,75−¿
Eo =mg ho= ( 26,095 )( 9,81 )( 0,0130 ) =3,327 Joule
E1=m. g .h 1
h1=l−l cosβ=0,75−¿
E1=mgh1 =( 26,095 ) ( 9,81 )( 0,43 )=110,749 Joule
E=E1−E o=|110,749−3,327|=106,749 Joule
E 107,749
HI = = =1,3311 Joule/mm 2
A 80,194
Gambar 3.7 Spesimen Hasil Suhu 3000 (Laboratorium Material Teknik, 2023).
LAMPIRAN
LAMPIRAN