Risa Juan Anggraeni120360034, Arya Pangestu120360022 , Nalla Nissa Oktavia Dewi120360031
Fauzi Ikhsan120360040, Avi Asrofi Hilal120360043, M. Ridho Fadhillah120360046, Kedamen Tuvaples Sitorus120360052
Praktikum Teknik Material I – TA 2020/2021
Prodi Teknik Material, JTPI, Institut Teknologi Sumatera
LATAR BELAKANG pengujian dan pembuatan point lebih mudah. Sedangkan,
kekurangannya adalah kesulitan menentukan titik Uji tekuk adalah salah satu pengujian sifat tengah persis karena jika posisi tidak di tengah persis mekanik benda uji dan bahan yang diterapkan pada penggunaan rumus berubah dan kemungkinan terjadi bahan, menekankan bahan pada titik pusat yang pergeseran sehingga benda yang di uji pecah atau patah digunakan bahan ditahan pada dua konsentrasi. Dengan tidak tepat ditengah maka rumus yang digunakan melakukan uji tekuk terdapat tujuan yang ingin di capai kombinasi tegangan lengkung dan regangan geser salah. yaitu memahami tahapan pengujian tekuk 3 titik dan 4 Selanjutnya, kelebihan four point bending adalah titik pada sampel plat dan menganalisis sifat mekanik penggunaan rumus perhitungan lebih mudah dan lebih material yang meliputi kekuatan tekuk, modulus Young, akurat hasil pengujiannya. Sedangkan untuk kekuatan maksimum, dan kekuatan tekuk. (ASTM kekurangannya pembuatan point lebih rumit dan 2 point C1161 dan ASTM D790). Hal yang akan didapatkan atas harus bersamaan menekan benda uji. Jika salah satu dari uji tekuk yaitu pemahaman prosedur pelaksanaan point lebih dulu menekan benda uji maka terjadi three uji tekuk pada berbagai jenis material dan mampu point bending sehingga rumus yang digunakan berbeda menerapkan formula matematis untuk (khamid, 2011). mengkuantifikasikan sifat tekuk material. METODOLOGI PENELITIAN TINJUAN PUSTAKA Pada metodologi penelitian akan dijelaskan Pengujian tekuk (bending test) merupakan lebih lanjut tentang apa saja yang berkaitan dengan uji salah satu bentuk pengujian untuk menentukan mutu tekuk baik alat uji maupun langkah kerjanya. Pengujian suatu material secara visual (Kusumac, Jokosisworo, & dilakukan dengan menggunakan alat uji tekuk 3 titik Budi, 2017). Pada uji bending, spesimen yang berbentuk Universal Testing Machine Zwick Roell All Round batang ditempatkan pada dua tumpuan lalu diberikan Z250SR dengan kapasitas beban 250 kN. Sebelum beban ditengah tumpuan tersebut dengan laju pengujian dilakukan, dimensi sampel diukur pembebanan konstan sampai spesimen mengalami patah menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm atau retak (Muslim, Sari, & Dyah, 2013). Uji tekuk untuk menentukan parameter kontrol. Dimensi sampel mengungkapkan modulus elastisitas tekuk, tegangan dicatat kembalisetelah pengujian usai dilakukan. Untuk tekuk, dan regangan lentur material. Pelaksanaan memperoleh hasil pengujian yang reliabel, pengujian pengujian bending pada logam keras/getas dilakukan diulang 3 kali. Selanjutnya masuk pada langkah kerja sampai benda uji patah, kemudian dihitung ketahanan sebagai berikut : bengkoknya, sedangkan untuk logam liat pengujian 1. Mencatat Data Mesin Uji Tekuk dilaksanakan sampai benda uji bengkok mencapai sudut 2. Melakukan pengukuran dimensi spesimen nilai tertentu ( biasanya 30,60 atau 900) atau sampai benda rata-rata dari 3x pengukuran beserta standar uji berbentuk U. Pada kondisi pembengkokan seperti deviasinya diatas benda uji tidak boleh retak atau patah (Widiyatno, 3. Memasang spesimen pada alat uji tekuk Suriansyah, & Agus Suyatno, 2014). 4. Mengatur skala pembebanan 5. Mengamati perubahan bentuk dan dimensi Point bending adalah suatu sistem atau cara sampel setelah pembebanan dilepas dalam melakukan pengujian lengkung (bending). Point 6. Ulangi langkah 1-3 untuk spesimen yang bending ini memiliki 2 tipe, yaitu: three point bending berbeda lalu hitung rata – rata dan standar dan four point bending. Perbedaan dari kedua cara deviasi dari masing – masing parameter pengujian ini hanya terletak dari bentuk dan jumlah 7. Membuat tegangan – regangan point yang digunakan, three point bending 8. Interpretasi hasil pengujian dan mengkaitkan menggunakan 2 point pada bagian bawah yang dengan sifat mekanik material berfungsi sebagai tumpuan dan 1 point pada bagian atas HASIL DAN DISKUSI yang berfungsi sebagai penekan sedangkan four point bending menggunakan 2 point pada bagian bawah yang Berdasarkan hasil percobaan, walaupun kedua berfungsi sebagai tumpuan dan 2 point (penekan) pada spesimen material homogen, tetapi terdapat perbedaan bagian atas yang berfungsi sebagai penekan. Selain itu, struktur mikro pada kedua spesimen material yang terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dari cara berpengaruh terhadap hasil patahan baik secara pengujian three point dan four point. Kelebihan dari langsung maupun patahan yang merambat. Bila dilihat three point adalah kemudahan persiapan spesimen dan Praktikum Teknik Material I – Institut Teknologi Sumatera | 1 secara langsung maupun mikroskop, terlihat salah 1 TUANG KELABU TERHADAP spesimen material yg diuji memiliki ruang rongga antar PENGUJIAN TEKUK. 74. kepadatan densitas butiran, sehingga akan menghasilkan patahan secara merambat (tidak langsung). Hal ini juga akan merubah nilai sifat mekanik pada spesimen material yang diuji. Pada praktikum uji tekuk ini, LAMPIRAN didapatkan data uji seperti lebar : 14.5 mm, tebal : 12.1 mm, Spent : 80 mm dihasilkan nilai maksimal flexural strain sebesar 0,043194 (mm/mm) dan jika di persen kan menjadi 4,3193% nilai maksimal flexural stress sebesar 20,18793 Mpa, dan toughness 0.008610717 serta didapatkan Flexural Modulus 838,21x - 0,0205. Lalu akan di bahas tentang patahan yang tidak terjadi di satu Gambar 1. Spesimen Sebelum Uji Tekuk titik disebabkan distribusi pembebanan pada material. Pembebanan yang diberikan pada material akan terdistribusi merata pada permukaan material lainnya yang akan berimplikasi jika material di beri beban di satu titik fokus pembebanan yang terjadi akan dirasakan oleh permukaan lainnya. Dapat juga didasarkan pada struktur mikro pada material yang terdapat Gambar 2. Spesimen Setelah Uji Tekuk ketidakrapatan butir atau bahkan batas butir yang mengakibatkan deformasi mudah menyebar di bagian permukaan lainnya. Oleh karena itu, patahan yang terjadi tidak di satu titik saja.
KESIMPULAN
Memahami isi standar pelaksanaan uji tekuk
(ASTM C1161 untuk keramik dan ASTM D790 untuk logam), mengetahui pengertian uji tekuk, memahami jenis uji tekuk terkait pembebanannya, mengetahui cara pengolahan data hasil pengujian tekuk, langkah - langkah pengujian uji tekuk, dan memperhitungkan kekuatan suatu material berdasarkan parameter tegangan regangan lentur. Di dapatkan juga pemahaman terkait grafik yang ada terhadap data uji yang telah di lakukan. Gambar 3. Grafik Standard Force-Deformation
DAFTAR PUSTAKA
khamid, A. (2011). Rancang Bangun Alat Uji Bending
Dan Hasil Pengujian Untuk .
Kusumac, R. C., Jokosisworo, S., & Budi, A. W.
(2017). Analisis Perbandingan Kekuatan Tarik, Impak, Tekuk dan Mikrografi Aluminium 5083 Pasca Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) dengan Media Pendingin Air Laut dan Oli. 588. Gambar 4. Grafik Flexural Stress-Flexural Strain Muslim, J., Sari, N. H., & Dyah, E. (2013). ANALISIS SIFAT KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT HIBRYD SERAT LIDAH MERTUA DAN KARUNG GONI DENGAN FILLER ABU SEKAM PADI 5% BERMATRIK EPOXY. 29.
Widiyatno, D., Suriansyah, & Agus Suyatno. (2014).
ANALISIS PERLAKUAN PANAS BESI
Praktikum Teknik Material I – Institut Teknologi Sumatera | 2
Gambar 5. Grafik Modulus
Tabel 1. Hasil Perhitungan
Praktikum Teknik Material I – Institut Teknologi Sumatera | 3