Anda di halaman 1dari 8

MVII-1

M – VII
KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG
(INDIRECT(BRAZILLIAN) TENSILE STRENGTH TEST)

7.1 Tujuan
Pada praktikum geomekanika yang membahas tentang kuat tarik tidak
langsung (Indirect Tensile Strength Test), terdapat beberapa tujuan dalam
pengujian tersebut, diantaranya:
1. Dapat mengetahui sifat mekanik dari batuan yang akan diuji.
2. Dapat mengetahui kuat tarik dari conto batuan silinder secara tidak
langsung.
3. Dapat mengetahui gaya yang terjadi saat spesimen diberi pembebanan.

7.2 Landasan Teori


Pada dasarnya spesimen silinder dimuat secara diametris melintasi bagian
melingkar. Pembebanan menyebabkan deformasi tarik tegak lurus terhadap arah
pemuatan, yang nantinya akan menghasilkan kegagalan dalam proses penarikan.
Oleh karena itu dengan mencatat beban utama dan dengan mengetahui dimensi
spesimen, kekuatan tarik tidak langsung dari material akan dapat langsung
dihitung.

Sumber: Joetomo, 2016


Foto 7.1
Uji Brazilian

MVII-1
MVII-2

Pengujian kali ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength)
dari conto batuan berbentuk silinder secara tidak langsung, dikarenakan spesimen
diberikan pembebanan terhadap arah diameteral, sehingga distribusi gaya yang
diberikan secara diameteral.

Sumber: Insya, 2013


Gambar 7.1
Sifat Mekanik Batuan
Pada dasarnya pengujian sifat – sifat mekanik dapat dilakukan dengan
pengujian secara mekanik. Oleh karena itu pengujian ini digunakan untuk
mengetahui sifat mekanis logam adalah uji tarik. Uji tarik merupakan salah satu
metode yang digunakan untuk mengukur atau menguji seberapa kuat batuan
dengan cara diberi beban gaya yang berlawanan arah. Adapun hasil yang
didapatkan saat melakukan pengujian tarik, yaitu untuk rekayasa geotek dan
desain produk yang menghasilkan data kekuatan dari suatu material. Pada
umumnya pengujian uji kuat tarik digunakan untuk mengetahui dan mengukur
ketahanan dari suatu material terhadap gaya yang bekerja, seperti gaya statis
yang diberikan secara lambat. Pada pengujian ini sifat mekanis logam dapat
diketahui setelah proses pengujian ini seperti kekuatan tarik, ketangguhan dan
keuletan. Mengetahui kuat tarik pada batuan, cara tersebut digunakan terhadap
batuan yang tidak mudah hancur, serta yang terpenting tidak mudahnya air
meresap pada permukaan batuan tersebut, selain itu juga pada proses ini
porositas batuan sangat memengaruhi saat pengujian. Dalam pengujian kuat tarik

MVII-2
MVII-3

terdapat kekuatan tarik. Kekuatan tarik tersebut merupakan kemampuan bahan


untuk menerima beban tarik tanpa mengalami kerusakan (destruktif). Dibawah ini
merupakan beberapa faktor yang memengaruhi kekuatan tarik, diantaranya:
1. Kadar karbon
Semakin banyak kadar karbon, maka akan meningkatkan kekerasan suatu
bahan. Hal tersebut menyebabkan kekuata bahan akan meningkat.
2. Heat Treatment
Heat Treatment berpengaruh pada bentuk butiran, misalkan jika bentuk
butir kecil maka ikatan antar atom nya kuat, sedangkat bentuk butir besar
maka ikatan antar atom nya lemah. Sehinggal hal tersebut sangat
memengaruhi kekuatan tarik.
3. Bidang slip
Deformasi geser akan teradi jika terdapat gaya tekan atau tegangan,
karena gaya – gaya tersebut dapat diuraikan menjadi tegangan geser.
Bidang slip dipengaruhi oleh bidang kristal atau arah kristal.
4. Homogenitas (kesamaan partikel logam)
Homogenitas adalah bahan yang terpengaruhi oleh gaya ikatnya dan juga
dipengaruhi oleh ikatan antar atom. Jika suatu material memiliki
homogenitas tinggi makan gaya ikatnya pun kuat, begitu juga dengan
sebaliknya.
5. Kecepatan pendinginan
Kecepatan pendinginan akan memengaruhi terhadap kekerasan dari suatu
material. Semakin cepat pendinginan maka suatu material akan semakin
keras, begitu juga dengan sebaliknya.
6. Konduktifitas fermal bahan
Konduktifitas berbanding lurus dengan kecepatan pendinginan, dalam arti
lain semakin kecil konduktifitas maka akan memperlambat laju pendinginan
pada suatu material.
7. Unsur paduan
Unsur paduan merupakan unsur yang dapat bersenyawa dengan unsur
lain misalkan, seperti unsur Mn (Mangan), Ni (Nikel), Fe (Besi) dan lainnya.
Unsur – unsur tersebut dapat memengaruhi kekuatan tarik, dikarenakan
unsur tersebut memiliki sifat keras. Semakin banyak unsur tersebut maka
akan semakin memiliki sifat keras.

MVII-3
MVII-4

8. Ukuran Butir
Ukuran butir yang halus akan memiliki sifat yang keras sehingga kekuatan
tarik besar. Sedangkan ukuran butir kasar akan memiliki sifat lunak
sehingga kekuatan tarik kecil.
9. Dimensi Bahan
Jika pada bahan yang memiliki dimensi kecil maka laju pendinginannya
akan cepat dan juga kekuaran tarik akan makin besar.

7.3 Alat dan Bahan


7.3.1 Alat
Alat yang digunakan untuk pengujian kuat tarik tidak langsung,
diantaranya:
1. Mesin kuat tekan (Uniaxial Compression Test Machine)
2. Jangka sorong
3. Stopwatch
7.3.2 Bahan
Pada pengujian kali ini terdapat bahan yang digunakan dalam pengujian
kuat tarik tidak langsung yaitu suatu sampel batuan berbentuk silinder dengan
tinggi sampel 1⁄2 dari ukuran diameternya.

Sumber : Data Hasil Praktikum Geomekanika , 2017


Gambar 7.2
Alat dan Bahan M-VII

7.4 Prosedur
Terdapat beberapa prosedur yang digunakan dalam percobaan kali ini,
diantaranya:
1. Langkah pertama, siapkan sampel yang akan digunakan dalam uji ini
disiapkan dengan ukuran dimensi panjang setengah kali diameter.

MVII-4
MVII-5

2. Lalu, letakkan plat baja ditengah – tengah plat form mesin kuat tekan.
3. Selanjutnya, sampel diletakkan ditengahnya (diantara plat baja atas dan
plat baja bawah), kemudian sedikit demi sedikit ditekan dengan plat form
atas dengan mesin kuat tekan dengan diberikan pembebanan.
4. Kemudian, sampel diberikan pembebanan hingga tepat retak.
5. Langkah terakhir, pembacaan pembebanan dilakukan setiap penambahan
beban dan catat angka pembebanan aksial hingga dicapai gaya maksimum
(spesimen pecah).

Sumber: Data Praktikum Geomekanika, 2018

7.5 Rumus
Rumus – rumus yang digunakan pada pengujian kuat tarik tidak langsung,
diantaranya:
1. Kuat tarik
2𝑃
𝜎𝑡 = ........................................................(7.1)
𝜋𝐷𝐿

Keterangan: 𝜎𝑡 = Kuat Tarik (kg/cm2)

P = Beban maksimum saat conto pecah (kg)


L = Tebal conto (cm)
D = Diameter conto (cm)

MVII-5
MVII-6

7.6 Data Hasil Percobaan


Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil pengamatan dari proses
pengujian, diantaranya:
Table7.1
Data Indirect Tensile Strength Test
No Sample Code Load (kg) Tensile Strenght (Mpa)
1 1 850 kg 1,869 Mpa
2 2 650 kg 1,733 Mpa
Sumber: Data Praktikum Geomekanika, 2018

7.7 Pengolahan Data


Pada praktikum kali ini terdapat beberapa pengolahan data yang dilakukan
dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan dan bertujuan untuk
mengetahui beberapa parameter dari suatu batuan. Dibawah ini merupakan hasil
dari pengolahan data, diantaranya:
1. Sampel 1 = LT/Semen – 1/2/2018
Diameter = 7,6 cm
Tebal = 3,81 cm
Beban Max Pecah = 850
1. Tensile Strenght
2𝑃
𝜎𝑡 =
𝜋𝐷𝐿
2 . 850
=
3,14 . 7,6 𝑐𝑚 . 3,81 𝑐𝑚
= 18,69 kg/cm2
= 1,869 Mpa
2. Sampel 2 = LT/Semen – 2/2/2018
Diameter = 7,62 cm
Tebal = 3,79 cm
Beban Max Pecah = 650
1. Tensile Strenght
2𝑃
𝜎𝑡 =
𝜋𝐷𝐿
2 . 650
=
3,14 . 7,62 𝑐𝑚 . 3,79 𝑐𝑚

MVII-6
MVII-7

= 17,33 kg/cm2
= 1,733 Mpa

7.8 Analisa
Pada praktikum geomekanika yang membahas tentang kuat tarik tidak
langsung memiliki banyak faktor saat melakukan pengujian, misalkan saat
menempelkan sampel pada alat tekan harus sampai menyentuh alat tekannya saja
tidak boleh sampai pecah. Dalam melakukan hal tersebut harus secara hati – hati
agar sampel tidak pecah, jika sampel pecah maka harus melakukan pencetakan
ulang atau melakukan preparasi terlebih dahulu, oleh karena itu ketelitian dalam
melihat alat tekan harus sangat diperhatikan.
Pada sampel code nomer satu didaptkan tensile strenght sebesar 1,869
Mpa dengan titik akhir retak diberi pembebanan sebesar 850 kg. Sedangkan ada
sampel code nomer dua didaptkan tensile strenght sebesar 1,733 Mpa dengan titik
akhir retak diberi pembebanan sebesar 650 kg.

7.9 Kesimpulan
Pada dasarnya pengujian kali ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik
(tensile strength) dari conto batuan berbentuk silinder secara tidak langsung,
dikarenakan spesimen diberikan pembebanan terhadap arah diameteral, sehingga
distribusi gaya yang diberikan secara diameteral. Mengetahui kuat tarik pada
batuan, cara tersebut digunakan terhadap batuan yang tidak mudah hancur, serta
yang terpenting tidak mudahnya air meresap pada permukaan batuan tersebut.
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan, bahwa:
1. Parameter seperti porositas pada suatu batuan dapat memengaruhi proses
pengujiannya. Dikarenakan semakin banyak pori – pori pada suatu batuan,
maka akan mudah menyarangkan air. Oleh karena itu pada proses kali ini
sampel yang digunakan harus benar – benar kering.
2. Pengujian kali ini bertujuan untuk mengetahui ketahan batuan yang diberi
gaya dari arah vertikal dan juga untuk mengetahui distribusi gaya terhadap
batuan yang ditekan.

MVII-7
MVII-8

DAFTAR PUSTAKA

1. Fajar, “UJI KUAT TARIK TAK LANGSUNG(INDIRECT TENSILE


STRENGTH). Diakses pada tanggal 25 Maret 2018, pada pukul
14:00 wib.

2. Joetomo, 2016, “UJI BRAZILIAN”. Diakses pada tanggal 25 Maret 2018,


pada pukul 14:20 wib.

3. Saragih, 2013, “MAKALAH UJI KUAT TARIK”. Diakses pada tanggal 25


Maret 2018, pada pukul 14:15 wib.

MVII-8

Anda mungkin juga menyukai