Raden Amethyst Nalendra Huriswara/119360031, Nikson Simbolon/119360010, M Pait Ali/119360025 Praktikum Teknik Material I TA 2020-2021, Teknik Material, Institut Teknologi Sumatera 1. Latar Belakang Dari data percobaan, diketahui bahwa specimen 3 mengalami Uji bending dan modulus elastisitas pada suatu material dilakukan perubahan kekerasan. Spesimen mengalami peningkatan kekerasan. dengan menggunakan beban atau tekanan yang mana tegangan Disisi lain nilai maksimum kekuatan tekuk atau flexural spesimen 3 utamanya dalam bentuk fleksibel. Nilai modulus elastisitas pada uji yaitu 83,95391235 Mpa. Hal tersebut disebabkan oleh adanya bending atau flexural test, uji tarik, dan uji tekan akan mengalami fenomena strain hardening pada spesimen. Strain hardening adalah sedikit perbedaan meskipun spesimennya dari bentuk dan jenis fenomena pada material ulet yang berubah menjadi lebih keras dan sama. Hal itu disebabkan karena modulus elastisitas pada uji tarik kuat pada saat mengalami deformasi plastis. Selain itu untuk nilai atau uji tekan berada pada satu arah, yaitu arah tarik atau tekan. maksimum regangan tekuk specimen 3 adalah 4,17328421 %. Sedangkan pada uji bending, modulus elastisitasnya berada pada dua Hasil perbandingan antara spesimen 1 dengan spesimen 3 yang kami arah, yaitu tarik dan tekan. uji yaitu didapat bahwa nilai maksimum kekuatan tekuk spesimen 3 Dalam bending biasanya terdapat beban direct stress dan adalah 83,22983093 Mpa, kemudian specimen 2 yaitu 28,54655228, transverse shear. Dimana direct stress adalah tegangan yang muncul dan specimen 1 yaitu 83,22983093 , disini menunjukkan bahwa nilai secara spontan dan langsung, dan transverse shear adalah suatu maksimum kekuatan tekuk pada spesimen 3 lebih besar. Sedangkan tegangan geser yang hanya melewati spesimen atau hanya melintas spesimen 3 bernilai 4,17328421 %, kemudian specimen 2 bernilai spesimen dengan menimbulkan tegangan geser. Melalui uji bending 4,033987597 %, dan specimen 1 bernilai 3,434143681 %, disini ini, kita dapat melihat perilaku material yang mengalami jenis menunjukkan bahwa nilai regangan tekuk pada spesimen 3 lebih pembebanan tersebut. Standar pengujian lentur untuk material besar. logam yang berbentuk pelat mengacu pada ASTM C1161 dengan menggunakan baja karbon rendah AISI 1020. 4. Kesimpulan Pengujian bending dilakukan khusus untuk material yang bersifat Terdapat beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari getas (brittle), karena material getas tidak cocok digunakan untuk uji praktikum ini antara lain: tarik. Bentuk spesimen uji tarik terlalu rentan untuk material getas. - Kekuatan tekuk (flexural strength) spesimen yang paling besar Selain itu, grip pada uji tarik dapat membuat material getas patah adalah adalah 83,95391235 Mpa. terlebih dahulu. Oleh karena itu pengujian bending ini perlu - Modulus elastisitas material hasil percobaan adalah 26,41696353 dilakukan. Mpa Uji bending adalah pengujian yang dapat menentukan kualitas suatu - Perbedaan antara nilai kekuatan tekuk dan regangan tekuk material karena dapat memberikan informasi mengenai kekuatan memberikan informasi mengenai seberapa kuat spesimen material lenturnya. Selain itu, uji bending juga dapat memberikan informasi dapat menahan deformasi (kelenturan). mengenai modulus elastisitas material. Tujuan dari praktikum adalah memahami tahapan pengujian tekuk 3 Daftar Pustaka titik dan 4 titik pada sampel plat, menganalisis sifat mekanik 1. Callister, William D. “Materials and Science Engineering An material yang meliputi kekuatan tekuk, modulus Young, kekuatan Introduction”, 6th edition. John Wiley & Sons, Inc. 2003. maksimum, dan kekuatan tekuk, dan mengetahui suatu material 2. Dieter, Mechanical Metallurgy, 2011 mengenai kekuatan flexural/kelenturannya. 3. Hibbeler, R.C. “Mechanics of Material”, 7th ed. Prentice-Hall, Inc., Singapore, 2008. 2. Metodologi 4. Avner, S.H., “Introduction to Physical Metallurgy”, Mc. Graw- Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat uji tekuk 3 titik Hill, New York, 1964. Universal Testing Machine Zwick Roell All Round Z250SR dengan kapasitas beban 250 kN. Sebelum pengujian dilakukan, dimensi sampel diukur menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm untuk menentukan parameter kontrol. Dimensi sampel dicatat kembali setelah pengujian usai dilakukan. Untuk memperoleh hasil pengujian yang reliabel, pengujian diulang 3 kali. Dengan langkah- langkah mencatat data mesin uji bending, melakukan pengukuran dimensi spesimen nilai rata-rata dari 3x pengukuran beserta standar deviasinya, memasang spesimen pada alat uji bending, mengatur skala pembebanan, mengatur perubahan bentuk dan dimensi sampel setelah pembebanan dilepas, ulangi langkah 1-3 untuk spesimen yang berbeda lalu hitung rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing parameter, membuat tegangan-regangan.
3. Hasil dan Diskusi
Pada praktikum kali ini, metode yang digunakan yaitu Three Point Bending. Penggunaan metode ini kurang baik apabila dibandingkan dengan metode Four Point Bending. Hal tersebut dikarenakan pada Three Point Bending, momen maksimumnya berada pada satu titik, sehingga dapat menyebabkan kesalahan dalam penghitungan karena tidak tepat pada titik tersebut. Berbeda dengan metode Four Point Bending yang nilai momen maksimumnya berada dalam interval tertentu, sehingga kesalahan akibat ketidakpresisian titik dapat dihindari. Pengujian bending dilakukan untuk mengetahui nilai modulus elastisitas suatu material dan kekuatan flexural suatu material pada modul elastisitas percobaan spesimen 3 yang kami dapatkan yaitu 26,41696353 . Pada pengujian ini pun terdapat fenomena yang dapat diamati, yaitu deformasi plastis. Fenomena tersebut dintandai dengan adanya defleksi pada spesimen ketika diberi beban secara perlahan. LAMPIRAN 1. Gambar-gambar
Gambar 1. Alat dan keterangan alat Uji Tekuk
Gambar 2. Keterangan Alat Uji Tekuk
Gambar 3. Hasil Data Test Uji Tekuk
Gambar 3. Grafik Perhitungan Uji Tekuk Spesimen 1
Gambar 3. Grafik Perhitungan Uji Tekuk Spesimen 2
Gambar 3. Grafik Perhitungan Uji Tekuk Spesimen 3
LAMPIRAN 2. Tabel-tabel
Kekuatan Tekuk Maksikum Regangan Tekuk Maksikum Modulus