Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

“TETAPAN PEGAS”

Disusun Oleh:
Bambang Warih (0531 15 082)
Rafini Aulia (0531 15 096)
Raka Setiawan (0531 15 097)
Kelas Sipil C
Tanggal Percobaan : 01 Desember 2015
Asisten :
Desi Tri S.
Anthony
Febiola
Novi

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BAB 1
PENDAHULUAN

Tujuan percobaan
Dengan dilakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat :
1) Pengukuran dasar waktu
2) Mencari ketetapan pegas dengan menggunakan hukum Hooke
3) Menentukan massa efektif pegas
Dasar Teori
Jika sebuah pegas kita gantungkan, mempunyai konstanta pegas k. Yaitu : Besar gaya tiap
pertambahan panjang sebesar satu satuan panjang. Dengan demikian jika pegas kita tarik dengan
gaya Ftangan maka pada pegas bekerja gaya pegas Fpegas yang arahnya berlawanan dengan
Ftangan.
Jadi Fpegas = - gaya oleh tangan pada pegas.
Fpegas = - k x
(Tanda (-) dalam persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan arah
perpanjangan atau gaya yang diberikan berlawanan dengan gaya penyebabnya).
Jika digambarkan dalam grafik hubungan antara F dan x sebagai pertambahan panjang,
berupa garis lurus.
Lalu jika pegas diletakkan vertikal lalu dibebani massa M, maka berlaku hubungan 
Mg = kx
Yang artinya bahwa gaya pegas F = - kx diimbangi oleh gaya gravitasi Mg, sehingga massa M
tetap dalam keadaan setimbang pada simpangan pegas x. Jika g, M, dan x dapat
diketahui/diukur, maka konstanta pegas dapat dihitung. Cara seperti ini disebut cara statis. Jika
M tergantung pada pegas dalam keadaan setimbang, lalu kita simpangkan, misalnya dengan
menarik massa M ke bawah, dan kita lepaskan kembali, maka pada saat dilepaskan ada gaya
pegas yang bekerja pada benda, yang benda bergerak mula-mula ke arah titik setimbang semula
dan selanjutnya massa M akan bergerak harmonik. Gaya pegas ini menyebabkan benda
mendapat percepatan yang arahnya selalu menuju ke titik setimbangnya yang diungkapkan
dalam persamaan
Ma = -kx
Persamaan di atas berlaku jika massa pegas diabaikan. Gerak harmonik yang dilakukan massa
M mempunyai periode
𝑀
T = 2√ 𝑘

Sebenarnya pegas ikut bergerak harmonik, hanya saja bagian yang dekat dengan massa M
amplitudonya besar sesuai dengan ampitudo gerak harmonik massa M, tetapi bagian yang jauh
dari massa M mempunyai amplitudo yang kecil, malahan ujung pegas yang jauh dari massa M
merupakan bagian yang tidak ikut bergerak. Dengan demikian sebenarnya massa pegas tidak
dapat diabaikan hanya saja kalau harus diperhitungkan, harga sebagian saja massa pegas yang
perlu diperhitungkan, sehingga persamaan 4 dapat dituliskan kembali sebagai berikut 
𝑀 𝑀+𝑀𝑒𝑓
T = 2 √ 𝑘 = 2 √ 𝑘

M = massa yang tergantung pada pegas


Mef = massa efektif pegas, yaitu sebagian dari massa pegas yang efektif bergerak harmonik
bersama-sama M. 0 < mef < mpegas. Harga k dan mef dapat ditentukan dari grafik T2 terhadap M
gunakan metode kwadrat terkecil. Untuk menghitung k dengan cara statis diperlukan harga g.
g dapat ditentukan dengan percobaan getaran zat cair pada pipa U. Jika zat cair pada salah satu
pipa U disimpangkan sejauh x, dari titik setimbangnya maka beda tinggi zat cair pada kedua
kaki pipa U adalah 2x. Ini menyebabkan sistem tidak seimbang yaitu ada gaya yang
menyebabkan seluruh zat cair bergerak harmonik sebesar 
F = -2 x Asg
A= Luas penampang kolom zat cair
s = massa jenis zat cair
g = percepatan gravitasi
sesuai dengan hukum Newton  F = ma
didapatkan ma = -2 Asg
m = massa seluruh zat cair
periode getar harmonik adalah
1
T = 2 √2𝑔
Getaran
Getaran adalah gerak bolak-balik secara periodik yang selalu melalui titik
keseimbangan.Satu getaran adalah gerakan dari titik mula-mula dan kembali ke titik tersebut.
Periode (waktu getar) adalah waktu yang digunakan untuk mencapai satu getaran penuh,
dilambangkan T (sekon atau detik).Frekuensi adalah banyaknya getaran tiap detik,
dilambangkan f (Hertz). Amplitudo adalah simpangan maksimum dari suatu getaran,
dilambangkan nA (meter).Simpangan adalah jarak besarnya perpindahan dari titik
keseimbangan ke suatu posisi, dilambangkan Y (meter). Sudut fase getaran adalah sudut
tempuh getaran dalam waktu tertentu, dilambangkan (radian). Fase getaran adalah perbandingan
antara lamanya getaran dengan periode, dilambangkan. Kecepatan sudut adalah sudut yang
ditempuh tiap satuan waktu
Hubungan f dan T :
1
f 
T
Pegas
Sebuah pegas yang digantung vertikal ke bawah ujungnya diberi
beban m ditarik dengan gaya F sehingga pegas bertambah panjang sebesar
x, kemudian gaya dilepas, maka beban bersama ujung pegas akan
mengalami gerak harmonik dengan periode :

m 1 k
T  2 f
k 2 m
Dimana: T = periode (s)
f = frekuensi pegas (Hz)
m = massa beban (kg)
π = 22/7 atau 3,14
k = konstanta pegas (N/m)
Nilai k dapat dicari dengan rumus hukum Hooke yaitu :
F=ky
Tegangan
Tegangan atau stress (𝜏) didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F dengan luas
penampang kawat A. jadi, tegangan (𝜏) dapat ditulis manjadi:
𝐹
𝜏=
𝐴
Regangan
Regangan strain atau (e) didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang
∆𝐿 dengan panjang awal ℓ0. Jadi, regangan (e) dapat ditulis menjadi:
∆𝐿
𝑒=
𝐿𝑜
Menurut hukum Hooke tekanan atau tarikan yang bekerja pada seutas tali/kawat atau
batang akan mengakibatkan perubahan panjang kawat atau pelengkungan pada batang tersebut.
Selama dalam batas elastisitas, perbandingan antara tekanan (stress) dengan perubahan
realif/regangan (strain) yang diakibatkan konstan. Untuk perubahan dalam satu dimensi,
konstanta tersebut dinyatakan dengan modulus elastisitas/modulus young. Beban yang
menimbulkan gaya F dyne pada kawat /tali dengan luas penambpang A akan memberikan stress
sebesar : P = F/A
Sedangkan penambahan panjang kawat/tali dibandingkan dengan panjang mula-mula
dinyatakan dengan :
l / loStrain = Modulus elastisitas untuk kawat/tali tersebut dinyatakan dengan rumus:

Suatu benda yang bergerak pada suatu permukaan benda lain akan mendapat gaya yang
arahnya berlawanan dengan arah benda. Gaya ini terjadi akibat gesekan kedua permukaan benda
dan disebut sebagai gaya gesek. Bukti adanya gaya gesek adalah peristiwa pengereman pada
mobil atau ketika kita mendorong sebuah buku dilantai dengan gaya tertentu dan buku bergerak
maka buku tersebut akan berhenti di satu titik.
BAB II
ALAT DAN BAHAN

 Alat dan Bahan


1) Statip
2) Ember tempat beban
3) koin 4 buah
4) Stopwatch
5) Skala baca
6) Pipa U berisi cairan
7) Penggaris mal
BAB III
METODE PERCOBAN

A. Menentukan g dari getaran kolom zat cair


1. Ukur panjang kolom zat cair menggunakan penggaris mal 5 kali
2. Buatlah kedudukan zat cair pada salah satu kaki pipa U lebih tinggi dan
kemudian lepaskan. Zat cair akan melakukan gaya harmonik
3. Catat waktu yang diperlukan untuk melakukan 5 getaran penuh
4. Ulangi butir 2 dan 3 beberapa kali 5 kali.
B. Menentukan pegas secara statis
1. Gantungkan ember kosong pada pegas, catat kedudukan jarum petunjuk pada
skala tabel.
2. Tambahkan setiap kali keping-keping beban dan ini menyebabkan pegas
terantang; catat pula tiap-tiap perubahan beban dan perubahan panjang pegas
3. Selanjutnya kurangi keping-keping beban dan catat pula kedudukan jarum
petunjuk. Semuanya dalam bentuk tabel yang sesuai
4. Timbanglah massa ember, tiap-tiap beban dan pegas  ingat nomor urut tiap-tiap
beban 
C. Menentukan tetapan pegas dan massa efektif pegas dengan cara dinamis
1. Ember kosong digantung pada pegas, kemudian digetarkan. Usahakan getaran
ayunan dari ember tidak goyang ke kiri/kanan
2. Tentukan waktu getar dari 20 kali ayunan. Catat massa dari tiap beban untuk
waktu yang sesuai
3. Tambahkan beban dalam ember dan sekali lagi ayunkan untuk 20 kali ayunan
penuh. Ulangi ini untuk tambahan beban yang lain buat tabel. Ingat nomor urut
beban.
PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Data Pengamatan
Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan tanggal 1 Desember
2015, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut.
Keadaan ruangan P (cm)Hg T (oC) C (%)
Sebelum percobaan 75,5 Hg 28oc 68 %
Sesudah percobaan 75,5 Hg 28oc 57 %

Menentukan Gravitasi (g)


No ∑ Getaran L t(s) T G (cm/s2)
1 5X 27,5 3,68 0,736 1001,0744
2 5X 27,5 3,72 0,744 979,662
3 5X 27,5 3,71 0,742 984,95
𝑥̅ - - - - 988,562

Menentukan Tetapan Pegas ( Statis )


No Massa (gr) x (cm) K (m.g/x)
1 0 0 0
2 7,1 0,7 10026,84
3 14,2 1,4 10026,84
4 21,2 2 10478,76
5 28,3 2,8 9991,54
𝑥̅ - - 10130,995
Mencari Mef ( Dinamis )
No Massa ∑ t(s) T T2 Mef
getaran
1 61,2 20X 10,02 0,501 0,251001 3,275
2 68,3 20X 10,55 0,527 0,277729 3,040
3 75,4 20X 10,85 0,542 0,293764 0,059
4 82,4 20X 11,86 0,593 0,351649 7,928
5 89,5 20X 12,61 0,6305 0,397530 12,614
𝑥̅ - - - - - 5,3832

Massa (Statis)
M1 = 7,1 gram
M1+M2 = 1,4 gram
M1+M2+M3 = 2 gram
M1+M2+M3+M4 = 2,8 gram
Massa (Dinamis)
Member = 61,2 gram
M1(Member + M1) = 7,1 gram + 61,2 gram = 68,3 gram
M2(M1+M2) = 68,3 gram + 7,1 gram = 75,4 gram
M3(M1+M2+M3) = 75,4 gram + 7 gram = 82,4 gram
M4(M1+M2+M3+M4) = 82,4 gram + 7,1 gram = 89,5 gram

Perhitungan
a. Mencari nilai gravitasi (g)
2𝜋2 𝑥 𝑙 2𝜋2 𝑥 𝑙
𝑔1 = 𝑔2 =
𝑇2 𝑇2
19,739𝑥 27,5 19,739𝑥 27,5
𝑔1 = 𝑔2 =
0,7362 0,7442

𝑔1 = 1001,0744 cm/s2 𝑔2 = 979,662 cm/s2


2𝜋2 𝑥 𝑙 1001,0744+979,662+984,95
𝑔3 = 𝑇2
𝑔𝑥̅ = 3
19,739𝑥 27,5
𝑔3 = 𝑔𝑥̅ = 988,562 cm/s2
0,7422

𝑔3 = 984,95 sm/s2
b. Mencari nilai tetapan pegas (k)
𝑚𝑥𝑔 𝑚𝑥𝑔
𝑘1 = 𝑋
𝑘2 = 𝑋
0 𝑥 988,562 7,1 𝑥 988,562
𝑘1 = 0
𝑘2 = 0,7

𝑘1 = 0 𝑘2 = 10026,84

𝑚𝑥𝑔 𝑚𝑥𝑔
𝑘3 = 𝑋
𝑘4 = 𝑋
14,2 𝑥 988,562 21,2 𝑥 988,562
𝑘3 = 1,4
𝑘4 = 2

𝑘3 = 10026,84 𝑘4 = 10478,78

𝑚𝑥𝑔 10026.84+10026,84+10478,76+9991,54
𝑘5 = 𝑋
𝑘𝑥̅ = 4
28,3 𝑥 988,562
𝑘5 = 2,8
𝑘𝑥̅ = 10130,995

𝑘5 = 10130,995

c. Mencari nilai T
𝑡 𝑡
𝑇1 = 𝑇2 =
𝑛 𝑛
10,02 10,55
= =
20 20
= 0,501 = 0,527

𝑡 𝑡
𝑇3 = 𝑛 𝑇4 = 𝑛
10,85 11,86
= =
20 20
= 0,542 = 0,593

𝑡
𝑇5 = 𝑛
12,61
=
20
= 0,6305
d. Mencari nilai T2
𝑇 21 = 𝑡 𝑥 𝑡 𝑇22 = 𝑡 𝑥 𝑡
= 0,501 x 0,501 = 0,527 x 0,527
= 0,251001 = 0,277729

𝑇 23 = 𝑡 𝑥 𝑡 𝑇24 = 𝑡 𝑥 𝑡
= 0,542 x 0,542 = 0,593 x 0,593
= 0,2937649 = 0,351649

𝑇 25 = 𝑡 𝑥 𝑡
= 0,6305 x 0,6305
= 0,397530
e. Mencari nilai Mef
(𝑇 2 𝑥 𝑘) (𝑇 2 𝑥 𝑘)
𝑀𝑒𝑓1 = − 𝑚 𝑀𝑒𝑓2 = − 𝑚
4𝜋 2 4𝜋 2
(0,251001𝑥10130,995) (0,277729𝑥10130,995)
𝑀𝑒𝑓1 = − 61,2 𝑀𝑒𝑓2 = − 68,3
39,44 39,44

𝑀𝑒𝑓1 = 64,4749 − 61,2 = 3,275 𝑀𝑒𝑓2 = 71,340 − 68,3 = 3,040

(𝑇 2 𝑥 𝑘) (𝑇 2 𝑥 𝑘)
𝑀𝑒𝑓3 = − 𝑚 𝑀𝑒𝑓4 = − 𝑚
4𝜋 2 4𝜋 2
(0,293764𝑥10130,995) 0,351649𝑥10130,995)
𝑀𝑒𝑓3 = − 75,4 𝑀𝑒𝑓4 = − 82,4
39,44 39,44

𝑀𝑒𝑓3 = 75,459 − 75,4 = 0,0594 𝑀𝑒𝑓4 = 90,328 − 82,4 = 7,928

(𝑇 2 𝑥 𝑘) 3,275+3,040+0,059+7,928+12,614
𝑀𝑒𝑓5 = − 𝑚 𝑀𝑒𝑓𝑥̅ =
4𝜋 2 5
0,397530𝑥10130,995)
𝑀𝑒𝑓5 = − 89,5 𝑀𝑒𝑓𝑥̅ = 5,3832
39,44

𝑀𝑒𝑓5 = 102,114 − 89,5 = 12,614


BAB V
PEMBAHASAN
Bila pada sebuah pegas dikerjakan sebuah gaya, maka pertambahan panjang pegas akan
sebanding dengan gaya itu (selama batas elastisitas belum dilampaui)
Menurut hokum Hooke :
F = - k.x
Dimana : F = gaya luar (N)
K = tetapan / konstanta pegas (N/m)
X = pertambahan panjang pegas (m)
(Tanda (-) dalam persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan arah
perpanjangan atau gaya yang diberikan berlawanan dengan gaya penyebabnya).
Jika gaya F ditimbulkan oleh massa benda maka F = gaya berat = m.g
Dengan membuat grafik antara pertambahan beban m dengan perpanjangan pegas x, maka :
𝑔 𝑥 𝑔 𝑚
= jika n = maka diperoleh n =
𝑘 𝑚 𝑘 𝑘
Dalam pengertian yang lebih umum hokum Hooke berlaku juga untuk system lain yang
mengalami perubahan bentuk elastisitas. Gaya luar yang menimbulkan perubahan bentuk yang
dalam hal ini dinyatakan dengan x. Hampir semua bahan dan system yang irreversibel (tak dapat
kembali pada keadaan semula) di bawah pengaruh gaya kecil akan memperlihatkan sifat elastic
dan karenanya memenuhi hokum Hooke.
Jadi meskipun kita gunakan persamaan di atas dalam pembahasan tentang pegas,
kesimpulannya dapat diterapkan pada berbagai system yang memenuhi hokum Hooke. Jika
beban bermassa m digantungkan vertical, keseimbangan akan dicapai setelah pegas mengalami
perpanjangan x0.
Jika beban ditarik dari kedudukan seimbangnya lalu dilepaskan, maka benda diujung pegas ini
akan bergetar (berosilasi). Gerak tersebut Gerak periodic atau getaran.
Dari persamaan gerak harmonic sederhana dengan menerapkan hukum II Newton pada
benda yang mengalami gerak harmonic sederhana maka kita peroleh ;
F = m.a
𝒅𝟐 𝒙
−𝒌𝒙 = 𝒎
𝒅𝒕𝟐
Persamaan ini menyatakan hubungan x dan t tetapi mengandung suku dalam bentuk diferensial
dan disebut Persamaan diferensial.
Solusi persamaan gerak harmonic sederhana adalah
𝑿 = 𝑨 𝐜𝐨𝐬(𝝎𝒕 + 𝝋)
A dan φ memiliki nilai variatif, ini berarti setiap pilihan A dan φ akan memenuhi persamaan
diferensial.
Ω adalah periode getaran pegas yang bergantung pada massa beban dan tetapan pegas sebagai
berikut :

𝒌 𝟐𝝅
𝝎= √ =
𝒎 𝑻

𝒎
𝑻 = 𝟐𝝅 √
𝒙

Pegas digantungi suatu beban, kemudian ditarik melalui titik seimbangnya, kemudian
dilepaskan maka pegas akan bergetar (berosilasi). Dari penurunan persamaan gerak harmonic
sederhana diperoleh ;
𝟒𝝅𝟐
𝑻𝟐 = 𝒎
𝒌
Dengan m’ = M beban + Member +f.Mpegas
f : factor efektif pegas dengan harga (0< f <1)
f.Mpegas : massa efektif pegas
Jadi

𝟐
𝟒𝝅𝟐
𝑻 = (𝑴𝒃𝒆𝒃𝒂𝒏 + 𝑴𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓 + 𝒇𝑴𝒑𝒆𝒈𝒂𝒔 )
𝒌

Dari persamaan-persamaan sebelumnya maka diperoleh :


𝟒𝝅𝟐 𝒏 𝒎
𝑻𝟐 =
𝒈
BAB VI
KESIMPULAN

Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah kami lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. memiliki nilai tetapan atau dituliskan dengan simbol k dan pegas juga memiliki nilai massa
efektif atau Mef.
2. Dalam penelitian gaya pegas dan konstanta pegas terbukti bahwa Hukum Hooke adalah
benar. Yaitu hubungan antara gaya yang diberikan pada pegas serbanding dengan
pertambahan panjang pegas ( F = k . x )
3. Konstanta pegas adalah ukuran elastisitas pegas. Jadi apabila pegas makin kaku maka
konstanta pegas besar.
4. Semakin banyak getaran yang dilakukan pad sistem getaran, waktu yang diperlukan
semakin banyak sehingga periodenya semakin besar.
5. Makin besar massa yang dipergunakan maka pertambahan panjang pada sistem
pembebanan akan semakin besar.
6. Pada sistem getaran nilai k. ditentukan banyaknya getaran, massa,dan periode.
TUGAS AKHIR

1. Dari percobaan A tentukan harga g menggunakan persamaan 8


2. Dari percobaan B tentukan harga k dengan menggunakan persamaan 2
Gunakan dua cara yaitu 
a. Dengan menggunakan grafik metode kwadrat terkecil
b. Dengan merata-ratakan harga k dari tiap kali penambahan beban
3. Dari percobaan C buat grafik antara T2 terhadap M dan dari grafik ini tentukan harga k
dan massa efektif pegas pakai metode kwadrat terkecil
4. Pada umumnya hasil yang diperoleh untuk harga k pada percobaan B dan C berbeda.
Apakah penyebabnya  terangkan 

Jawaban

𝑙 2𝜋 2 𝑥 𝑙
1. Persamaan (8): T = 2π√2𝑔 menjadi 𝑔 = 𝑇2

2𝜋2 𝑥 𝑙 2𝜋2 𝑥 𝑙
𝑔1 = 𝑇2
𝑔2 = 𝑇2
19,739𝑥 27,5 19,739𝑥 27,5
𝑔1 = 𝑔2 =
0,7362 0,7442

𝑔1 = 1001,0744 cm/s2 𝑔2 = 979,662 cm/s2

2𝜋2 𝑥 𝑙
𝑔3 = 𝑇2
19,739𝑥 27,5
𝑔3 = 0,7422

𝑔3 = 984,95 sm/s2
𝑚.𝑔
2. Persamaan (2): mg = kx menjadi k =
𝑥

1. Grafik
Y

28,3
Massa (gram)

21,2

14,2

7,1
x
0,7 1,4 2 2,8

x Panjang Pegas (cm)

2.
𝑚𝑥𝑔 𝑚𝑥𝑔
𝑘1 = 𝑘2 =
𝑋 𝑋
0 𝑥 988,562 7,1 𝑥 988,562
𝑘1 = 𝑘2 =
0 0,7

𝑘1 = 0 𝑘2 = 10026,84

𝑚𝑥𝑔 𝑚𝑥𝑔
𝑘3 = 𝑋
𝑘4 = 𝑋
14,2 𝑥 988,562 21,2 𝑥 988,562
𝑘3 = 1,4
𝑘4 = 2

𝑘3 = 10026,84 𝑘4 = 10478,78

𝑚𝑥𝑔 10026.84+10026,84+10478,76+9991,54
𝑘5 = 𝑋
𝑘𝑥̅ = 4
28,3 𝑥 988,562
𝑘5 = 2,8
𝑘𝑥̅ = 10130,995

𝑘5 = 10130,995
3. Grafik T2 terhadap M dengan menentukan harga k dan Mef..

114,5

104,8
Massa (gram)

94,8

84,7

94,8

64,7
x
0,26 0,31 0,35 0,39 0,43 0,49

T2 (Perioda)

4. Pada percobaan B merupakan tetapan pegas secara statis. Harga k didapatkan dengan
membandingkan massa m dan panjang pegas x . sedangkan pada percobaan C
merupakan tetapan pegas secara dinamis. Harga k didapatkan dengan membandingkan
massa m dengan periode T dan juga Hasil yang diperoleh untuk k pada percobaan B
(statis) dan C (dinamis). Dikarenakan pengaruhnya massa ember kosong diabaikann yang
dihitung hanya massa beban. Sedangkan, pada percobaan dinamis massa ember kosong
dihitung dan ditambah dengan massa beban.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta

2015 Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga

Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai