Anda di halaman 1dari 4

Resume PM No.

60 Tahun 2012

Agil Fadilah Rifai (053115081)

1. Persyaratan teknis jalur kereta api ini mengatur untuk lebar jalan rel 1067 mm dan
1435 mm.
2. Perencanaan konstruksi jalur kereta api harus direncanakan sesuai persyaratan teknis.
Secara teknis diartikan konstruksi jalur kereta api tersebut harus aman dilalui oleh
sarana perkeretaapian dengan tingkat kenyamanan selama umur konstruksi. Secara
ekonomis diharapkan pembangunan dan pemeliharaan konstruksi tersebut dapat
diselenggarakan dengan tingkat harga sekecil mungkin dengan output yang dihasilkan
kualitas terbaik dan menjamin keamanan dan kenyamanan. Perencanaan konstruksi
jalur kereta api dipengaruhi oleh jumlah beban, kecepatan maksimum, beban gandar
dan pola operasi.
3. Kecepatan rencana adalah kecepatan yang digunakan untuk merencanakan
konstruksi jalan rel.
a. Untuk perencanaan struktur jalan rel : Vrencana = 1,25 X Vmaks
b. Untuk perencanaan peninggian : Vrencana = c x ∑ Ni Vi / ∑ Ni
c. Untuk perencanaan jari-jari lengkung peralihan : Vrencana = Vmaks
4. Kecepatan maksimum adalah kecepatan tertinggi yang diijinkan untuk operasi suatu
rangkaian kereta pada lintas tertentu.
5. Kecepatan operasi adalah kecepatan rata-rata pada petak jalan tertentu.
6. Kecepatan komersial kecepatan rata-rata kereta api sebagai hasil pembagian jarak
tempuh dengan waktu tempuh.
7. Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu gandar. Beban
gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas jalur maksimum sebesar 18
ton. Beban gandar untuk jalan rel 1435 mm pada semua kelas jalur maksimum sebesar
22,5 ton,
Sistem jalan rel terdiri dari konstruksi bagian atas dan bagian bawah.
8. Konstruksi jalan rel bagian atas :
a. Lebar jalan rel terdiri dari 1067 mm dan 1435 mm, lebar jalan rel merupakan jarak
minimum kedua sisi kepala rel yang diukur pada 0-14 mm dibawah permukaan
teratas rel. Penyimpangan lebar jalan rel untuk lebar 1067 mm yang dapat
diterima +2 mm dan -0 untuk jalan rel baru dan +4 mm dan -2 mm untuk jalan rel
yang dioperasikan, Toleransi pelebaran jalan rel 1435 mm adalah -3 dan +3.
b. Kelandaian harus dipenuhi persyaratan landau penentu, landau curam, dan laindai
emplasemen. Landai penentu adalah suatu kelandaian yang terbesar pada suatu
lintas lurus. Persyaratan landau penentu harus memenuhi persyaratan seperti
yang dinyatakan berikut ini :
Tabel Landai Penentu
Kelas Jalan Rel Landai Penentu Maksimum
1 10%
2 10%
3 20%
4 25%
5 25%
Kelandaian di emplesemen maksimum diijinkan adalah 1,5 %o
c. Lengkung vertical merupakan proyeksi sumbu jalan rel pada bidang yang melalui
sumbu jalan rel. Besar jari-jari minimum lengkung vertikal bergantung pada
kecepatan rencana. Pengukuran lengkung vertical dilakukan pada titik awal
peralihan kelandaian. Dua lengkung vertical berdekatan harus memiliki transisi
lurusan sekurang-kurangnya 20 m.
d. Lengkung horizontal dengan dua bagian lurus, yang perpanjangnya saling
membentuk sudut harus dihubungkan dengan lengkung berbentuk lingkaran atau
tanpa lengkung-lengkung peralihan. Lengkung peralihan adalah suatu lengkung
dengan jari-jari yang berubah beraturan.
e. Pelebaran jalan rel dilakukan agar roda kendaraan dapat melewati lengkung tanpa
mengalami hambatan. Pelebaran jalan rel dicapai dengan menggeser rel dalam
kearah dalam, pelebaran jalan rel dicapai dan dihilangkan secara berangsur
sepanjang lengkung peralihan.
f. Peninggian jalan rel dicapai dengan menempatkan rel dalam pada tinggi
semestinya dan rel luar lebih tinggi. Besar peninggian untuk lebar jalan rel 1067
mm tercantum pada Tabel 3-6 ( PM. 60 Tahun 2012 ) dengan lebar maksimum 110
mm dan untuk lebar jalan rel 1435 mm adalah 150 mm.
9. Penampang melintang jalan rel adalah potongan pada jalan rel dengan arah tegak
lurus sumbu jalan rel, dimana terlihat bagian-bagian dan ukuran-ukuran jalan rel
dalam arah melintang.
10. Konstruksi jalan rel bagian bawah terdiri dari :
a. Badan jalan
b. Proteksi lereng
c. Drainase
11. Konstruksi badan jalan
a. Badan jalan harus mampu memikul beban kereta api dan stabil terhadap bahaya
kelongsoran.
b. Stabilitas lereng badan jalan dinyatakan dengan faktorkeamanan (FK) yang
mengacu pada kekuatan geser tanah dilereng tersebut, sekurang-kurangnya
sebesar 1,5 untuk bebanstatis dan sekurang-kurangnya 1,1 untuk beban gempa.
c. Daya dukung tanah dasar harus lebih besar dari seluruh beban yang berada
diatasnya, termasuk beban kereta api, beban konstruksi jalan rei bagian atas dan
beban tanah
12. Proteksi Lereng
a. Proteksi lereng harus dibuat untuk mencegah terjadinya erosi di permukaan
lereng.
b. Proteksi lereng pada timbunan dengan metode proteksi paling tidak dilakukan
dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan (metode vegetasi).
c. Metode lain dapat dipertimbangkan apabila penggunaan tumbuh-tumbuhan saja
tidak memadai dipandang dari sudut material timbunan, bentuk lereng,
konsentrasi air hujan dan lain-lain.
d. Ketebalan top soil minimal 10 cm.
13. Drainase harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Kemiringan minimum struktur drainase haruslah 0,3% untuk meminimalkan
endapan.
b. Diameter minimum saluran pipa haruslah 15 cm untuk memudahkan
pembersihan.
c. Untuk badan jalan yang merupakan tanah timbunan, maka permukaan lapis dasar
harus memiliki kemiringan 5% ke arah luar dan air hujan di sekitar rel harus
mengalir dengan lancer ke lereng.
d. Dalam hal jalur ganda, diperlukan saluran di antara dua jalur (parit-U atau French
Drain) dan drainase melintang.
e. Pada daerah galian yang terdapat mata air, drainase dan dinding galian harus
dilengkapi dengan sulingan (weephole) dengan ukuran diameter pipa sekurang-
kurangnya 2 inch dan jarak (0,5 - 1,0) m;
f. Apabila drainase menggunakan saluran pipa, ukuran diameter pipa sekurang-
kurangnya 6 inch.

Anda mungkin juga menyukai