Anda di halaman 1dari 37

TUMBUKAN AKIBAT PANCARAN FLUIDA

2.1. Pendahuluan

Setiap fluida yang dipancarkan mempunyai gaya atau kerja mekanis yang
menyebabkan tumbukan. Gaya ini dapat bermanfaat untuk menggerakkan
benda atau peralatan lain yang membutuhkan gaya penggerak, misalnya
turbin.
Salah satu cara untuk menghasilkan gaya atau kerja mekanis dari tekanan
fluida adalah dengan menggunakan tekanan untuk mengakselerasikan fluida
kecepatan tinggi dalam sebuah jet. Jet tersebut diarahkan ke piringan dari
sebuah roda turbin, yang berotasi oleh karena gaya yang timbul pada piringan
dikarenakan perubahan momentum atau impuls yang terjadi ketika jet
menyembur pada piringan. Turbin-turbin air yang bekerja dengan prinsip
impuls ini telah dibuat dengan keluaran hingga tingkat 100.000 kW dengan
efisiensi lebih dari 90%.
Pada percobaan ini, gaya yang ditimbulkan oleh jet air ketika menyembur,
baik pada plat yang rata atau pada plat cekung akan diukur dan dibandingkan
dengan tingkat aliran momentum di dalam jet.

2.2. Tujuan

1. Mempelajari perilaku tumbukan pancaran fluida pada suatu permukaan


piringan yang dapat menghasilkan suatu energi mekanis.
2. Mengukur dan menghitung besarnya gaya yang diperoleh dari empat
macam piringan, yaitu piringan datar, 30o, setengah bola, dan cekung.
3. Menentukan besarnya efisiensi masing-masing piringan.
4. Mempelajari hubungan antara besarnya debit yang keluar dengan gaya
yang didapat dari hasil perhitungan.
2.3. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah:


a. Jet impact

Gambar 2.3.1. Jet Impact.


b. Piringan setengah bola

Gambar 2.3.2. Piringan Setengah Bola.


c. Piringan datar

Gambar 2.3.3. Piringan Datar.


d. Piringan cekung

Gambar 2.3.4. Piringan Cekung.


e. Piringan 30o

Gambar 2.3.5. Piringan 30o.


f. Sliding mass

Gambar 2.3.6. Sliding Mass.


g. Bangku hidraulik

Gambar 2.3.7. Bangku Hidraulik.


h. Stopwatch

Gambar 2.3.8. Stopwatch.


2.4. Teori Dasar

Sebuah jet yang terisi fluida dengan aliran pada tingkat W kg/s sepanjang
sb.X dengan kecepatan v0 m/s mengenai piringan dan terdefleksi sebesar
sudut β, sehingga fluida tersebut meninggalkan piringan dengan kecepatan v1
m/s. Perubahan pada ketinggian dan tekanan dalam piezometric dalam jet
karena mengenai piringan hingga meninggalkannya diabaikan.

2.4.1. Besar Gaya Piringan (Gaya Perhitungan)

a. Momentum sebelum menabrak piringan : Wv0 (kg.m/s2) pada arah X


b. Momentum setelah menabrak piringan : Wv1 cosβ (kg.m/s2) pada arah X
c. Gaya pada arah X pada jet sama dengan rata-rata perubahan momentum,
sehingga didapat:
∆momentum = Wv1 cos 𝛽 – Wv0 (kg.m/s2 = N)

Gambar 2.4.1. Sketsa Aliran pada Sebuah Vane/Piringan.


d. Gaya yang terjadi pada piringan (arah X) adalah sama, tetapi berlawanan
arah sehingga didapat persamaan pada sumbu Y:
Fpiringan = W (v0 – v1 cos β)
Untuk piringan datar, nilai β = 90° maka cos β = 0
Fdatar = Wv0; tidak tergantung harga v1
Untuk piringan cekung, nilai β = 180° maka cos β = -1
Fcekung = W (v0 + v1)
e. Aliran fluida diukur dengan satuan W (kg/s) yang mewakili satuan debit
W/103 (m3), sehingga kecepatan pancaran, v (m/s) saat meninggalkan
nozzle diberikan oleh:
v = 12,75 W (m/s)
f. Kecepatan pancaran mengenai piringan, v0 (m/s) lebih kecil dari pada
kecepatan pancaran saat meninggalkan nozzle, v (m/s) akibat adanya
pengaruh gravitasi. Besar kecepatan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan gerak lurus berubah beraturan, didapat:
v0 = v2 – 0,726

2.4.2. Besar Gaya yang Menumbuk Piringan (Gaya Pengukuran)

Gaya tekan fluida yang menumbuk piringan didapat dengan meninjau


hubungan gaya yang bekerja pada batang (lihat gambar 2.4.1).
∑MA = 0
F x 152,5 mm = 0,61 kg x g x y
F = 4 gy (N)
dengan y adalah pergeseran beban, sistem gaya pada batang menjadi:

Gambar 2.4.2. Sistem Gaya pada Batang.


2.5. Prosedur Percobaan

a. Mengatur kedudukan jet impact agar jalur pancaran tegak lurus terhadap
bidang datar permukaan.

Gambar 2.5.1. Mengatur Kedudukan Jet Impact.


b. Memasang piringan pada jet impact.

Gambar 2.5.2. Memasang Piringan.


c. Mengkalibrasi neraca pengukur gaya dengan membuat lengan neraca
dalam keadaan mendatar.

Gambar 2.5.3. Mengkalibrasi Neraca Pengukur Gaya.


d. Menghidupkan pompa.

Gambar 2.5.4. Menghidupkan Pompa.


e. Mengatur posisi beban pemberat hingga neraca seimbang kembali.

Gambar 2.5.5. Mangatur Posisi Beban Pemberat.


f. Mencatat simpangan pemberat terhadap posisi semula (y).

Gambar 2.5.6. Mencatat Simpangan Pemberat Terhadap Posisi Semula.


g. Mengukur debit air berdasarkan prinsip bangku hidraulik.

Gambar 2.5.7. Mengukur Debit Air.


h. Melakukan percobaan diatas dengan mengganti piringan dengan 3
piringan yang lainnya.

2.6. Data Hasil Percobaan

Diameter nozzle = 10 x 10-3 m


Luas penampang nozzle = 78,5 x 10-3 m
Massa beban pemberat = 0,61 kg
Jarak piringan ke engsel ruas = 0,1525 m
Jarak nozzle ke piringan = 37 x 10-3 m
Tabel 2.6.1. Data Piringan Datar
No Waktu (s) V x 10-3 (m3) y (m)
25,42 5
1 26,05 5 0,011
27,60 5
15,15 5
2 15,43 5 0,0255
16,06 5
10,56 5
3 10,82 5 0,0555
10,83 5
Tabel 2.6.2. Data Piringan 30o
No Waktu (s) V x 10-3 (m3) y (m)
17,25 5
1 19,30 5 0,018
21,15 5
12,33 5
2 12,50 5 0,046
12,73 5
9,26 5
3 9,92 5 0,061
11,52 5

Tabel 2.6.3. Data Piringan Cekung


No Waktu (s) V x 10-3 (m3) y (m)
17,57 5
1 18,77 5 0,025
19,53 5
13,89 5
2 13,99 5 0,054
14,46 5
9,31 5
3 9,61 5 0,123
10,27 5

Tabel 2.6.4. Data Piringan Setengah Bola


No Waktu (s) V x 10-3 (m3) y (m)
17,45 5
1 18,01 5 0,04
18,1 5
12,85 5
2 13,44 5 0,065
13,03 5
10,18 5
3 9,78 5 0,12
11,08 5
2.7. Perhitungan
2.7.1. Data Hasil Perhitungan

Tabel 2.7.1.1. Data Hasil Perhitungan dengan Piringan Datar.


Q x 10-4 A x 10-5 v v0 Fukur Fhitung Efisiensi
No y (m)
(m3/s) (m2) (m/s) (m/s) (N) (N) (%)
1,967 7,85 2,505 2,355 2,873 15,001
1 0,011 1,919 7,85 2,444 2,294 0,431 2,798 15,403
1,811 7,85 2,307 2,144 2,615 16,481
3,3 7,85 4,203 4,115 5,02 19,932
2 0,0255 3,24 7,85 4,127 4,038 1,00062 4,926 20,313
3,113 7,85 3,965 3,872 4,723 21,186
4,734 7,85 6,03 5,969 7,282 29,895
3 0,0555 4,621 7,85 5,886 5,824 2,177 7,105 30,64
4,616 7,85 5,88 5,818 7,098 30,67

Tabel 2.7.1.2. Data Hasil Perhitungan dengan Piringan 30o.


Q x 10-4 A x 10-5 v v0 Fukur Fhitung Efisiensi
No y (m)
(m3/s) (m2) (m/s) (m/s) (N) (N) (%)
2,898 7,85 3,691 3,591 4,381 16,115
1 0,018 2,59 7,85 3,29 3,177 0,706 3,876 18,214
2,364 7,85 3,011 2,887 3,522 20,045
4,055 7,85 5,165 5,094 6,214 29,047
2 0,046 4 7,85 5,095 5,023 1,805 6,128 29,455
3,927 7,85 5,002 4,929 6,013 30,018
5,399 7,85 6,877 6,824 8,325 28,744
3 0,061 5,04 7,85 6,42 6,363 2,393 7,762 30,829
4,34 7,85 5,528 5,462 6,663 35,914

Tabel 2.7.1.3. Data Hasil Perhitungan dengan Piringan Cekung.


Q x 10-4 A x 10-5 v v0 Fukur Fhitung Efisiensi
No y (m)
(m3/s) (m2) (m/s) (m/s) (N) (N) (%)
2,845 7,85 3,624 3,522 4,296 22,835
1 0,025 2,663 7,85 3,392 3,283 0,981 4,005 24,494
2,56 7,85 3,261 3,147 3,839 25,553
3,599 7,85 4,584 4,504 5,494 38,569
2 0,054 3,574 7,85 4,552 4,471 2,119 5,454 38,852
3,457 7,85 4,403 4,319 5,269 40,216
5,37 7,85 6,84 6,786 8,279 53,557
3 0,123 5,203 7,85 6,628 6,573 4,434 8,019 55,293
4,868 7,85 6,201 6,142 7,493 59,175
Tabel 2.7.1.4. Data Hasil Perhitungan dengan Piringan Setengah Bola.
Q x 10-4 A x 10-5 v v0 Fukur Fhitung Efisiensi
No y (m)
(m3/s) (m2) (m/s) (m/s) (N) (N) (%)
2,865 7,85 3,649 3,548 4,328 36,252
1 0,04 2,776 7,85 3,536 3,431 1,569 4,185 37,491
2,762 7,85 3,518 3,413 4,163 37,689
3,891 7,85 4,956 4,882 5,956 42,814
2 0,065 3,837 7,85 4,887 4,812 2,55 5,87 43,441
3,72 7,85 4,738 4,661 5,686 44,847
5,112 7,85 6,512 6,456 7,876 59,776
3 0,12 4,911 7,85 6,256 6,197 4,708 7,56 62,275
4,512 7,85 5,747 5,683 6,933 67,907

2.7.2. Grafik

Hubungan antara Fukur dengan Fhitung


2.5 7.105, 2.177
7.282, 2.177
2 7.098, 2.177
Fukur (N)

1.5
5.02, 1.00062 4.723, 1.00062
1
4.926, 1.00062
0.5 2.873, 0.431
2.615, 0.431
2.798, 0.431
0
2.873 2.798 2.615 5.02 4.926 4.723 7.282 7.105 7.098
Fhitung (N)

Grafik 2.7.2.1. Hubungan antara Fukur dengan Fukur pada Piringan Datar.
Hubungan antara Fukur dengan Fhitung
3
6.663, 2.393
2.5 8.325, 2.393
6.214, 1.805 7.762, 2.393
2
Fukur (N)

6.013, 1.805
1.5 6.128, 1.805

1 4.381, 0.706

0.5 3.876, 0.706 3.522, 0.706

0
4.381 3.876 3.522 6.214 6.128 6.013 8.325 7.762 6.663
Fhitung (N)

Grafik 2.7.2.2. Hubungan antara Fukur dengan Fhitung pada Piringan 30o.

Hubungan antara Fukur dengan Fhitung


5
7.493, 4.434
4.5 8.279, 4.434
4 8.019, 4.434
3.5
3
Fukur (N)

2.5 5.494, 2.119


2 5.269, 2.119
5.454, 2.119
1.5
4.296, 0.981
1
0.5 4.005, 0.981 3.839, 0.981
0
4.296 4.005 3.839 5.494 5.454 5.269 8.279 8.019 7.493
Fhitung (N)

Grafik 2.7.2.3. Hubungan antara Fukur dengan Fhitung pada Piringan Cekung.
Hubungan antara Fukur dengan Fhitung
5 7.876, 4.708
4.5
7.56, 4.708 6.933, 4.708
4
3.5
3
Fukur (N)

5.956, 2.55
2.5 5.686, 2.55
2 4.328, 1.569 5.87, 2.55
1.5 4.163, 1.569
1 4.185, 1.569
0.5
0
4.328 4.185 4.163 5.956 5.87 5.686 7.876 7.56 6.933
Fhitung (N)

Grafik 2.7.2.3. Hubungan antara Fukur dengan Fhitung pada Piringan Setengah
Bola.

2.8. Analisis

Dari percobaan tumbukan akibat pancaran fluida ini, diperoleh Fukur dan Fhitung
yang berbeda untuk setiap piringan yang digunakan. Piringan-piringan yang
digunakan adalah piringan datar, cekung, 30o dan setengah bola. Percobaan
dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap piringan dengan debit yang berbeda-
beda.

Dari hasil perhitungan diperoleh grafik hubungan antara Fukur dan Fhitung untuk
masing-masing piringan. Selisih antara Fukur dan Fhitung lumayan jauh, hal ini
disebabkan karena ketidaktelitian praktikan pada saat melakukan praktikum.
Untuk melihat efisiensi antara perhitungan dengan pengukuran dilakukan
perbandingan antara Fukur dengan Fhitung yang dikalikan 100%. Kondisi ideal
akan didapatkan pada saat Fukur = Fhitung yang artinya efisiensi bernilai 100%,
akan tetapi pada percobaan ini tidak didapatkan hasil tersebut, hal ini
disebabkan karena energi yang masuk tidak sama dengan energi yang keluar
sehingga ada momentum yang hilang pada saat terjadinya tumbukan.
Efisiensi yang didapatkan pada piringan setengah bola lebih besar daripada
piringan lainnya. Hal ini sesuai dengan teori karena pada piringan setengah
bola hasil tumbukannya lebih teratur daripada piringan yang lainnya sehingga
tidak banyak momentum yang hilang pada saat terjadi tumbukan akibat
pancaran fluida.

2.9. Kesimpulan

Efisiensi paling besar tedapat pada piringan setengah bola. Piringan setengah
bola menghasilkan gaya yang paling besar karena aliran setelah pancaran
fluida menumbuk piringannya teratur. Pada percobaan, semakin besar nilai
simpangan beban maka semakin besar juga gaya yang dihasilkan. Besarnya
debit yang keluar berbanding lurus dengan gaya dari hasil perhitungan,
semakin besar debit maka semakin besar pula gayanya.

2.10. Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan disarankan:


1. Praktikan diharapkan lebih teliti ketika membaca alat karena akan terdapat
banyak kesalahan apabila tidak teliti.
2. Praktikan diharapkan datang 15 menit sebelum praktikum akan dimulai
agar dapat mengerjakan pre test terlebih dahulu.
3. Praktikan harus menggunakan alat dengan hati-hati agar tidak terjadi
kerusakan.

2.11. Daftar Pustaka

Team Laboratorium Hidro Teknik UNILA. 2018. Panduan Praktikum


Mekanika Fluida dan Hidrolika. Bandar Lampung: UNILA.
Team Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air. 2016. Panduan Praktikum
Mekanika Fluida dan Hidrolika SI-2131. Bandung: ITB.
Triatmodjo, Bambang. 1996. Hidraulika I. Yogyakarta: Beta Offset.

Anda mungkin juga menyukai