2.1. Pendahuluan
2.2. Tujuan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
sebagai berikut.
a. Jet Impact Apparatus
c. Stopwatch
Jet impact didasarkan pada peristiwa tumbukan, dalam hal ini tumbukan
pancaran fluida dengan suatu permukaan. Momentum adalah besaran yang
merupakan ukuran mudah atau sukarnya suatu benda mengubah keadaan
geraknya (mengubah kecepatannya, diperlambat atau dipercepat).
Gaya ukur atau Fukur adalah gaya tekan fluida yang menumbuk piringan dan
dapat diperoleh dengan meninjau hubungan gaya yang terjadi pada sistem
batang. Pada keadaan awal ∑MA seimbang karena tidak terjadi tumbukan.
Batang hanya memiliki momen per dan momen benda.
Pada kondisi awal, beban masih berada pada posisi awal (Yo) sehingga
berlaku :
∑MA = 0
-kx - F.L + m.g (L + y) = 0
F X 152.5 mm = 0.61 Kg X g X y
F = 4gy(N)
keterangan :
k : gaya pegas (N)
F : gaya yang terjadi oleh nozzle (N)
m : massa benda (Kg)
L : jarak antara titik A dan piringan (m)
g : percepatan gravitasi (9,8 m/𝑠 2 )
Adapun prosedur percobaan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
a. Mengatur posisi jet impact agar jalur pancaran tegak lurus terhadap
bidang datar permukaan.
g. Ukur debit aliran berdasarkan prinsip meja hidraulika dari debit yang
kecil, sedang hingga debit besar.
2.7. Perhitungan
2.8. Analisis
Dilihat dari segi perhitungan, Fukur dan Fhitung dari beberapa alat pada piringan
datar, piringan cekung, piringan setengah bola, dan piringan 300, Fukur dan
Fhitung mengalami peningkatan walau pun itu tidak terjadi secara signifikan.
Pada grafik, hubungan antara Fukur dan Fhitung saling berbanding lurus, tujuan
dari pembuatan grafik tersebut ialah untuk membandingkan gaya yang terjadi
pada piringan dengan gaya maksimum yang terjadi pada piringan tersebut agar
nantinya dapat diukur keefisiensian data pada piringan. Selain itu, grafik juga
membandingkan Fukur dan beban, bertujuan agar kita dapat meninjau besar
gaya yang menumbuk piringan.
2.9. Kesimpulan
2.10. Saran
2.12. Lampiran
OSBORNE REYNOLD
3.1. Pendahuluan
3.2. Tujuan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
sebagai berikut.
a. Osborne Reynolds Apparatus
Untuk menghitung debit aliran fluida pada selang waktu tertentu dapat
digunakan persamaan sebagai berikut :
v
Q=
t
Keteangan :
Q = debit aliran (m3 /s)
V = volume air (m3 )
t = waktu pengukuran (s)
Aliran transisi adalah aliran yang terjadi pada tahap peralihan antara aliran
laminer dan aliran turbulen. Secara visualisasi aliran ini sulit untuk
ditentukan. Sedangkan, aliran turbulen adalah aliran yang partikel-
partikelnya bergerak tidak beraturan dengan disertai perpindahan
momentum antara partikel fluida yang bertumbukan dengan kecepatan
berubah dari titik ke titik dalam selang waktu tertentu. Jika kecepatan fluida
melebihi harga tertentu, maka aliran menjadi kompleks sehingga di
dalamnya terjadi pusaran-pusaran yang disebut dengan vorteks dan
hambatan menjadi lebih besar.
Adapun prosedur percobaan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
a. Nyalakan alat Osborne Reynold dengan menekan tombol power on.
3.7. Perhitungan
3.8. Analisis
Praktikum kali ini mengamati aliran tinta yang dimasukkan kedalam tabung
silinder pada alat Osborne Reynold yang didalamnya terdapat bola-bola
pejal kecil. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tinta tersebut akan
mengalir didalam air dengan pola-pola aliran yang berbeda-beda
berdasarkan tipe aliran yang diuji. Beberapa tipe alirannya antara lain:
Laminer, Transisi, dan Turbulen. Aliran Laminer ialah aliran yang memiliki
nilai bilangan Reynold kurang dari 2000, aliran Turbulen ialah yang
memiliki nilai bilangan Reynold lebih dari 4000, sedangkan diantara nilai
tersebut ialah aliran Transisi.
3.9. Kesimpulan
3.10. Saran
3.12. Lampiran