Anda di halaman 1dari 27

Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

TUMBUKAN AKIBAT PANCARAN FLUIDA

2.1. Pendahuluan

Pengujian jet impact merupakan suatu percobaan yang menyelidiki tentang


pengaruh momentum tumbukan suatu fluida terhadap suatu permukaan..
Fluida yang mengalir melalui nozzle akan mempunyai kecepatan yang lebih
tinggi dibandingkan sebelum melalui nozzle. Perubahan kecepatan ini akan
menimbulkan perubahan momentum karena kecepatan berbanding lurus
dengan momentum. Pada eksperimen ini gaya dibandingkan dengan
momentum dalam nozzle. Pancaran (jet) dari suatu fluida selalu mempunyai
kecepatan, oleh karena itu jet juga memiliki energi kinetik. Jika ada
penghalang yang berada pada lintasan gerak dari pancaran maka akan
menerima gaya dinamik yang disebut sebagai jet impact.

Perubahan tekanan menjadi kecepatan sering dimanfaatkan untuk kerja


mesin yang menggunakan fluida sebagai dasar kerjanya, salah satunya
adalah prinsip nozzle yang memanfaatkan kecepatan fluida. Praktikum kali
ini menggunakan empat jenis piringan, yaitu piringan datar, piringan
setengah bola, piringan cekung dan piringan 30°. Piringan ini akan menahan
tumbukan dari air yang dipancarkan oleh nozzle. Dari sini kita dapat
mengukur momentum yang terjadi akibat tumbukan air dengan piringan.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

2.2. Tujuan

Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut.


a. Mempelajari perilaku tumbukan pancaran fluida pada suatu permukaan
piringan yang dapat menghasilkan suatu energi mekanis.
b. Mengukur dan menghitung besarnya gaya yang diperoleh dari dua
macam piringan, yaitu piringan datar dan piringan cekung.
c. Menentukan besarnya efisiensi masing-masing piringan.
d. Mempelajari hubungan antara besarnya debit yang keluar dengan gaya
yang di dapat dari hasil perhitungan.

2.3. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
sebagai berikut.
a. Jet Impact Apparatus

Gambar 2.3.1. Jet Impact Apparatus


b. Bangku hidraulika dengan beban

Gambar 2.3.2. Bangku Hidraulika

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

c. Stopwatch

Gambar 2.3.3. Stopwatch


d. Piringan Datar

Gambar 2.3.5. Piringan Datar


e. Piringan Cekung

Gambar 2.3.6. Piringan Cekung

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

f. Piringan Setengah Bola

Gambar 2.3.7. Piringan Setengah Bola


g. Piringan 30°

Gambar 2.3.8. Piringan 30°


h. Pemberat

Gambar 2.3.9. Pemberat

2.4. Landasan Teori

Jet impact didasarkan pada peristiwa tumbukan, dalam hal ini tumbukan
pancaran fluida dengan suatu permukaan. Momentum adalah besaran yang
merupakan ukuran mudah atau sukarnya suatu benda mengubah keadaan
geraknya (mengubah kecepatannya, diperlambat atau dipercepat).

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

Gaya ukur atau Fukur adalah gaya tekan fluida yang menumbuk piringan dan
dapat diperoleh dengan meninjau hubungan gaya yang terjadi pada sistem
batang. Pada keadaan awal ∑MA seimbang karena tidak terjadi tumbukan.
Batang hanya memiliki momen per dan momen benda.

Pada kondisi awal, beban masih berada pada posisi awal (Yo) sehingga
berlaku :
∑MA = 0
-kx - F.L + m.g (L + y) = 0
F X 152.5 mm = 0.61 Kg X g X y
F = 4gy(N)
keterangan :
k : gaya pegas (N)
F : gaya yang terjadi oleh nozzle (N)
m : massa benda (Kg)
L : jarak antara titik A dan piringan (m)
g : percepatan gravitasi (9,8 m/𝑠 2 )

Tumbukan fluida pada piringan :


F ʃ dt = m ʃ dv
FΔt = mΔv
FΔt = m(V0 – V1 cosβ)
𝐹𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = m(V0 – V1cosβ)

Pada piringan datar, nilai β = 90° maka cosβ = 0, berlaku :


𝐹𝑑𝑎𝑡𝑎𝑟 = WV0

Pada piringan cekung, β = 180° maka cosβ = -1, berlaku :


𝐹𝑐𝑒𝑘𝑢𝑛𝑔 = W(V0 + V1)
𝐹𝑐𝑒𝑘𝑢𝑛𝑔 = 2WV0

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

2.5. Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
a. Mengatur posisi jet impact agar jalur pancaran tegak lurus terhadap
bidang datar permukaan.

Gambar 2.5.1 Mengatur Posisi Jet Impact


b. Memasang piringan pada jet impact.

Gambar 2.5.2. Memasang Piringan


c. Mengkalibrasikan neraca pengukur gaya, dengan membuat lengan neraca
dalam keadaan mendatar.

Gambar 2.5.3. Mengkalibrasikan Neraca Ukur

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

d. Menghidupkan pompa meja hidraulika lalu mengatur debit aliran.

Gambar 2.5.4. Mengatur Debit Air


e. Atur posisi beban pemberat hingga neraca kembali pada posisi datar.

Gambar 2.5.5. Mengatur Beban Pemberat


f. Catat simpangan pemberat terhadap posisi semula (y).

Gambar 2.5.6. Mencatat Simpangan

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

g. Ukur debit aliran berdasarkan prinsip meja hidraulika dari debit yang
kecil, sedang hingga debit besar.

Gambar 2.5.7. Mengukur Debit Air


h. Lakukan percobaan yang sama seperti langkah diatas dengan mengganti
piringan (Piringan Cekung, Piringan 30°, Piringan Setengah Bola).

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

2.6. Data Hasil Percobaan

Berdasarkan hasil percobaan, didapat data sebagai berikut :


a. Diameter nozzle = 0,01 m
b. Luas penampang nozzle = 7,85.10−5 m2
c. Massa beban pemberat = 0,610 kg
d. Jarak as piringan ke engsel ruas = 0,1525 m
e. Jarak nozzle ke piringan = 0,037 m

Tabel 2.6.1. Percobaan Piringan Datar


Waktu Volume Q
No Yo Y1 Y
(s) (l) (m3/s)
1 12.28 0,407
2 12.62 27 63 5 0,396 36
3 12.65 0,395
Mean 12.57 27 63 5 0,397 36
1 10.5 0,476
2 10.75 27 83 5 0,465 56
3 10.82 0,462
Mean 10.69 27 83 5 0,467 56
1 8.57 0,583
2 8.31 27 104 5 0,601 77
3 8.97 0,557
Mean 8.61 27 104 5 0,580 77
Sumber : Data Hasil Praktikum

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

Tabel 2.6.2. Percobaan Piringan 30°


Waktu Volume Q
No Yo Y1 Y
(s) (l) (m3/s)
1 17.62 0,283
2 17.93 27 48 5 0,278 21
3 17.91 0,279
Mean 17.82 27 48 5 0,280 21
1 10.47 0,477
2 10.81 27 81 5 0,462 54
3 10.66 0,469
Mean 10.64 27 81 5 0,469 54
1 8.72 0,573
2 8.88 27 106 5 0,563 79
3 8.94 0,559
Mean 8.84 27 106 5 0,565 79
Sumber : Data Hasil Praktikum

Tabel 2.6.3. Percobaan Piringan Cekung


Waktu Volume Q
No Yo Y1 Y
(s) (l) (m3/s)
1 18.38 0,272
2 18.57 28 55 5 0,2692 27
3 18.53 0,2698
Mean 18.49 28 55 5 0,267 27
1 12.16 0,411
2 12.41 28 97 5 0,462 69
3 11.87 0,421
Mean 12.14 28 97 5 0,431 69
1 8.79 0,568
2 9.28 28 151 5 0,538 123
3 9.15 0,546
Mean 9.07 28 151 5 0,564 123
Sumber : Data Hasil Praktikum

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

Tabel 2.6.4. Percobaan Piringan Cembung


Waktu Volume Q
No Yo Y1 Y
(s) (l) (m3/s)
1 16.31 0,3065
2 16.47 31 72 5 0,303 41
3 16.29 0,3069
Mean 16.35 31 72 5 0,305 41
1 10.46 0,4078
2 10.88 31 128 5 0,459 97
3 10.85 0,460
Mean 10.73 31 128 5 0,442 97
1 9.18 0,544
2 9.43 31 165 5 0,530 134
3 9.19 0,544
Mean 9.26 31 165 5 0,539 134
Sumber : Data Hasil Praktikum

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

2.7. Perhitungan

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

2.8. Analisis

Berdasarkan analisis pada praktikum Jet Impact, praktikan melihat ada


beberapa hal yang harus diamati yaitu piringan datar, piringan cekung,
piringan setengah bola, dan piringan 300. Dengan menggunakan beban
tambahan sebesar 610 gram untuk menentukan jarak yang telah dikalibrasi,
sehingga bisa ditentukan waktu kecepatan air dengan volume 5 liter.

Dilihat dari segi perhitungan, Fukur dan Fhitung dari beberapa alat pada piringan
datar, piringan cekung, piringan setengah bola, dan piringan 300, Fukur dan
Fhitung mengalami peningkatan walau pun itu tidak terjadi secara signifikan.
Pada grafik, hubungan antara Fukur dan Fhitung saling berbanding lurus, tujuan
dari pembuatan grafik tersebut ialah untuk membandingkan gaya yang terjadi
pada piringan dengan gaya maksimum yang terjadi pada piringan tersebut agar
nantinya dapat diukur keefisiensian data pada piringan. Selain itu, grafik juga
membandingkan Fukur dan beban, bertujuan agar kita dapat meninjau besar
gaya yang menumbuk piringan.

2.9. Kesimpulan

Adapun kesimpulan untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut.


a. Pancaran fluida yang mengenai suatu permukaan piringan akan
menghasilkan energi mekanis berupa gaya dorong.
b. Gaya yang ditimbulkan pada piringan plat cekung lebih besar dari gaya
yang ditimbulkan pada piringan plat datar.
c. Nilai efisiensi yang ditimbulkan pada piringan plat datar lebih tinggi dari
nilai efisiensi yang ditimbulkan pada piringan plat cekung.
d. Semakin besar debit yang keluar maka gaya yang didapat semakin besar
pula.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

2.10. Saran

Adapun saran untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut.


a. Lakukan praktikum dengan perlahan karena saat waktu menyeimbangkan
neraca dibutuhkan ketelitian.
b. Berhati-hati saat memasang piringan karena piringan akan licin saat
dipasang dan ukuran sekrup sangat kecil.
c. Lebih teliti dalam membaca mistar skala ukur untuk mengurangi
kesalahan.
d. Datang tepat waktu karena waktu yang dibutuhkan untuk praktikum cukup
lama.

2.11. Daftar Pustaka

Frank M, White. 1991. Mekanika Fluida Jilid I. Surabaya: Erlangga.


Juliardi, Riksi. 2017. Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika
kelompok 9. Lampung Selatan: Institut Teknologi Sumatera.
Team Laboratorium Hidro Teknik Sipil ITERA. 2019. Modul Praktikum
Mekanika Fluida dan Hidraulika. Lampung Selatan. Institut
Teknologi Sumatera.
Triatjmodjo, Bambang. 1996. Hidraulika I. Yogyakarta: Beta Offset.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

2.12. Lampiran

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

OSBORNE REYNOLD

3.1. Pendahuluan

Pada percobaan Osborne Reynold, secara visualisasi percobaan dilakukan


dengan mengamati gerak zat warna dalam aliran pipa lurus yang akan
menunjukkan pola aliran tersebut. Zat yang digunakan adalah tinta. Pada
tinta yang polanya bergerak secara teratur dan mempunyai garis edar yang
sejajar dan bergerak berlapis-lapis, aliran tersebut merupakan aliran laminer.
Pada tinta yang polanya bergerak menyebar tidak menentu, maka aliran
tersebut merupakan aliran turbulen. Dan pada tinta yang mengalami
perpindahan kondisi dari aliran laminer menuju aliran turbulen, maka aliran
tersebut adalah aliran transisi.

Pada percobaan Osborne Reynold, praktikan akan membandingkan hasil


pengamatan secara visual dan teoritis. Dari percobaan ini diharapkan dari
melihat indikasi dari zat pewarna tinta kita bisa melihat model aliran yang
disebablam oleh besarnya pengaruh arus terhadap keadaan tersebut. Pada
dasarnya peristiwa yang diamati dari percobaan ini adalah merupakan efek
besar dari besar arus dalam debit tertentu dan waktu tertentu.

3.2. Tujuan

Adapun tujuan praktikum kali ini adalah sebagai berikut


a. Mengamati dan mengklasifikasikan sifat aliran secara visual berdasarkan
pola gerakan zat tinta di dalam aliran.
b. Menghitung dan mengklasifikasikan sifat aliran secara teoritis
berdasarkan Bilangan Reynolds.
c. Membandingkan kesesuaian antara pengamatan yang dilakukan secara
visual dengan pengamatan secara perhitungan (teoritis).

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

3.3. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
sebagai berikut.
a. Osborne Reynolds Apparatus

Gambar 3.3.1. Osborne Reynolds Apparatus


b. Stopwatch

Gambar 3.3.2. Stopwatch


c. Gelas ukur

Gambar 3.3.3. Gelas Ukur

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

d. Zat warna (tinta)

Gambar 3.3.5. Zat Warna (tinta)


3.4. Landasan Teori

Untuk menghitung debit aliran fluida pada selang waktu tertentu dapat
digunakan persamaan sebagai berikut :
v
Q=
t
Keteangan :
Q = debit aliran (m3 /s)
V = volume air (m3 )
t = waktu pengukuran (s)

Aliran laminer adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara


teratur dan mempunyai garis edar yang sejajar. Perpindahan partikel ini
tidak disertai dengan perpindahan momentum antara lapisan yang satu
dengan lapisan yang lainnya.

Aliran transisi adalah aliran yang terjadi pada tahap peralihan antara aliran
laminer dan aliran turbulen. Secara visualisasi aliran ini sulit untuk
ditentukan. Sedangkan, aliran turbulen adalah aliran yang partikel-
partikelnya bergerak tidak beraturan dengan disertai perpindahan
momentum antara partikel fluida yang bertumbukan dengan kecepatan
berubah dari titik ke titik dalam selang waktu tertentu. Jika kecepatan fluida
melebihi harga tertentu, maka aliran menjadi kompleks sehingga di
dalamnya terjadi pusaran-pusaran yang disebut dengan vorteks dan
hambatan menjadi lebih besar.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

Bilangan Reynolds adalah bilangan yang tidak berdimensi yang berfungsi


menggambarkan rezim suatu aliran fluida dalam saluran maupun permukaan
benda. Menurut Reynolds ada empat faktor yang menentukan sifat suatu
aliran yaitu karakteristik kecepatan (v), karakteristik panjang (l), massa jenis
(𝜌), viskositas dinamik (𝜗), viskositas kinematik (𝜇). Hubungan dari
parameter-parameter tersebut adalah :
ρ.v.l μ
Re = disini v =
μ ρ

Keterangan : Re = bilangan Reynolds


𝜌 = massa jenis aliran (Kg/m3)
l = karakteristik panjang (m)
v = karakteristik kecepatan (m/s)
𝜇 = viskositas kinematik (m2/s)
Sehinggga :
V.l
Re =
v
Untuk aliran dalam pipa diambil kecepatan rata-rata v, sehingga kecepatan
karakeristik Reynolds dan garis tengah pipa (D) sebagai karakteristik pipa
sehingga didapat sebagai berikut :
v.D
Re =
𝜇

Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan terhadap


tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas memerlukan perhatian yang
terbesar dalam telah tentang aliran fluida.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

3.5. Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
a. Nyalakan alat Osborne Reynold dengan menekan tombol power on.

Gambar 3.5.1. Menyalakan Alat Osborne Reynolds


b. Putar katup pompa air ke arah kiri agar air mengalir ke tabung di atas.

Gambar 3.5.2. Memutar Katup Pompa Air


c. Tunggu sampai muka air di tabung melewati pipa abu-abu di tabung.

Gambar 3.5.3. Muka Air Melewati Pipa Abu-abu

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

d. Buka saluran pipa pengamatan tersebut dengan membuka katup di bagian


bawah alat.

Gambar 3.5.4. Membuka Katup Saluran Pipa Pengamatan


e. Buka katup penutup tinta secara perlahan agar tinta mengalir ke pipa
pengamatan.

Gambar 3.5.5. Membuka Katup Zat Warna (tinta)


f. Kemudian amati laju garis tinta pada pipa pengamatan.

Gambar 3.5.6. Mengamati Pipa Pengamatan

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

g. Hitung debit air dengan menggunakan gelas ukur dan stopwatch.


Lakukan pengamatan selama 3 (tiga) kali.

Gambar 3.5.7. Menghitung Debit Air


h. Lakukan langkah f-g dengan tiga jenis aliran (laminer, transisi dan
turbulen).
i. Catat hasil pengamatan ke dalam formulir pengamatan.

3.6. Data Hasil Praktikum

Berdasarkan hasil praktikum didapat data sebagai berikut.


a. Diameter pipa peraga (D) = 0.01 m
b. Luas permukaan pipa peraga (A) = 7.85.105 m2
c. Temperatur air (t) = 25°

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

Tabel 3.6.1. Data Hasil Praktikum


Waktu (t) Volume (V) Debit (Q)
No
(s) (m3) (m3/s)
105 12.5 x 10-5 0.119 x 10-5
113 14 x 10-5 0.124 x 10-5
1
115 14 x 10-5 0. 122 x 10-5
Rata – Rata 0.122 x 10-5
26 30 x 10-5 1.15 x 10-5
32 37.5 x 10-5 1.17 x 10-5
2
36 40 x 10-5 1.11 x 10-5
Rata – Rata 1.15 x 10-5
9 19 x 10-5 2.11 x 10-5
15 30 x 10-5 2 x 10-5
3
20 38 x 10-5 1.9 x 10-5
Rata – Rata 2 x 10-5
Sumber Data Hasil Praktikum

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

3.7. Perhitungan

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

3.8. Analisis

Praktikum kali ini mengamati aliran tinta yang dimasukkan kedalam tabung
silinder pada alat Osborne Reynold yang didalamnya terdapat bola-bola
pejal kecil. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tinta tersebut akan
mengalir didalam air dengan pola-pola aliran yang berbeda-beda
berdasarkan tipe aliran yang diuji. Beberapa tipe alirannya antara lain:
Laminer, Transisi, dan Turbulen. Aliran Laminer ialah aliran yang memiliki
nilai bilangan Reynold kurang dari 2000, aliran Turbulen ialah yang
memiliki nilai bilangan Reynold lebih dari 4000, sedangkan diantara nilai
tersebut ialah aliran Transisi.

Pada pengamatan dilihat bahwa aliran Laminer mengalir secara perlahan


dengan partikel yang sejajar, berkebalikkan dengan aliran Turbulen yang
mengalir secara bebas dengan kecepatan aliran yang cepat. Grafik yang
dihasilkan pun menunjukkan bahwa perbandingan bilangan Reynold
terhadap debit aliran yang diberikan ialah berbading lurus. Semakin besar
debit aliran yang diberikan maka semakin besar pula nilai bilangan Reynold
yang didapat.

3.9. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, didapat kesimpulan sebagai berikut :


a. Terdapat sifat alami aliran air, yaitu laminer, transisi, dan turbulen.
b. Bilangan Reynolds dibawah 2000 masuk kedalam kategori aliran laminer,
sedsngkan jika bilangan Reynolds diatas 4000 masuk kedalam kategori
aliran turbulen, dan apabila diantara keduanya masuk kedalam kategori
aliran transisi.
c. Pada pengamatan secara visual terdapat perbedaan dengan data hasil
perhitungan yang didapat, hal ini dikarenakan kurangnya ketelitian dari
praktikan dalam mengamati jenis aliran tinta saat diberikan berbagai
macam frekuensi debit air.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

3.10. Saran

Berdasarkan hasil praktikum, didapat saran sebagai berikut :


a. Sebaiknya aliran tinta yang digunakan lebih banyak untuk mengurangi
kesalahan.
b. Sebaiknya alat praktikum ditempatkan di tempat yang terang, bukan di
pojok laboratorium.
c. Lebih teliti saat melakukan pengamatan agar mengurangi kesalahan
pembacaan aliran.

3.11. Daftar Pustaka

Frank M, White. 1991. Mekanika Fluida Jilid I. Surabaya: Erlangga.


Juliardi, Riksi. 2017. Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika
kelompok 9. Lampung Selatan: Institut Teknologi Sumatera.
Team Laboratorium Hidro Teknik Sipil ITERA. 2019. Modul Praktikum
Mekanika Fluida dan Hidraulika. Lampung Selatan. Institut
Teknologi Sumatera.
Triatjmodjo, Bambang. 1996. Hidraulika I. Yogyakarta: Beta Offset.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 9

3.12. Lampiran

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika

Anda mungkin juga menyukai