Anda di halaman 1dari 25

2.3.

PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST)

2.3.1. Pendahuluan

Kekuatan geser tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut per satuan
luas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser dalam tanah
yang dimaksud.Uji geser langsung merupakan pengujian yang sederhana dan
langsung.Pengujian dilakukan dengan menempatkan sampel tanah ke dalam kotak
geser.Kotak ini terbelah, dengan setengah bagian yang bawah merupakan bagian
yang tetap dan bagian atas mudah bertranslasi.

Keruntuhan geser (Shear Failure) tanah terjadi bukan karena hancurnya butir-
butir tanah tersebut tetapi karena adanya gerak relatif antara butir-butir tanah
tersebut. Pada peristiwa kelongsoran suatu lereng berarti telah terjadi pergeseran
dalam butir-butir tanah tersebut.Kekuatan geser yang dimiliki oleh suatu tanah
disebabkan olehtanah berbutir halus (kohesi),tanah berbutir kasar (non kohesi),
dan tanah campuran antara tanah halus dan tanah kasar.

Perhitungan Luas Permukaan Sampel (A)


1
A = 4 x π x D2 (2.3.1)

Keterangan :
A = Luas permukaan sampel (cm2)
D = Diameter dalam ring (cm)

Perhitungan Tegangan Normal (σ)

P
σ= (2.3.2)
A
Keterangan :
σ = Tegangan normal (kg/cm2)
P = Beban normal (kg)
A = Luas permukaan sampel (cm2)

KELOMPOK 17
Perhitungan Tegangan Geser (τ)
D
τ= (2.3.3)
A
Keterangan:
τ = Tegangan geser (kg/cm2)
D = Beban geser (kg)
A = Luas permukaan sampel (cm2)
Perhitungan Regangan Aksial (ε)
ΔL
ε= .................................................(2.3.4)
𝐿𝑜

Keterangan:
ε = Regangan aksial (%)
ΔL = Perubahan panjang benda uji (mm)
𝐿𝑜 = Panjang benda uji semula (cm)
Perhitungan Kadar Air (ww )

Md -Mb
ww = x 100% ..........................................(2.3.5)
Mb

Keterangan:
ww = Kadar air (%)
Mb = Berat sampel awal (gr)
Md = Berat sampel akhir (gr)

Perhitungan Kuat Geser Tanah (𝜏‘)

Gambar 2.55. Lingkaran Mohr

KELOMPOK 17
τ=c+ σ' tan φ ............................................(2.3.6)
Keterangan :
c = Kohesi (kg/cm2)
σ’ = Tegangan normal efektif (kg/cm2)
φ = Sudut geser dalam (ᵒ)

2.3.2. Tujuan

Untuk menentukan parameter kuat geser tanah, koefisien kohesi (c) dan sudut
geser dalam (φ).

2.3.3. Alat dan Bahan

a. Alat penggeser lengkap dengan cicncin penguji (proving ring) dan 2 buah
LVDT

Gambar 2.56. Alat Penggeser


b. Cincin benda uji

Gambar 2.57. Cincin Benda Uji


c. Beban-beban 500 gram, 1000 gram dan 1500 gram

KELOMPOK 17
Gambar 2.58. Beban 500 gram
d. Batu pori

Gambar 2.59.Batu Pori


e. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

Gambar 2.60. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

f. Stopwatch

KELOMPOK 17
Gambar 2.61. Stopwatch
g. Oven

Gambar 2.62. Oven


h. Penggaris

Gambar 2.63. Penggaris

i. Sampel Tanah UDS (Undisturbed Sample)

KELOMPOK 17
Gambar 2.64. Sampel Tanah UDS (Undisturbed Sample)
j. Pisau Pemotong

Gambar 2.65. Pisau Pemotong


k. Kertas Saring

Gambar 2.66. Kertas Saring

l. Extruder

KELOMPOK 17
Gambar 2.67. Extruder
m. Air Suling

Gambar 2.68. Air Suling


n. Ember

Gambar 2.69. Ember

2.3.4. Prosedur Percobaan

KELOMPOK 17
a. Menyiapkan sampel UDS yang telah diambil dari lapangan, mengeluarkan
menggunakan extruder dan cetak menggunakan mold atau cincin cetakan,
kemudian potong. Siapkan sampel sebanyak 3 buah.

Gambar 2.70. Mengeluarkan Sampel dengan Extruder


b. Menimbang benda uji yang telah dikeluarkan dari cincin dengan
menggunakan extruder dan mengukur dimensinya.

Gambar 2.71. Menimbang Benda Uji Sampel 1

Gambar 2.72. Menimbang Benda Uji Sampel 2

KELOMPOK 17
Gambar 2.73. Menimbang Benda Uji Sampel 3
c. Memasukkan benda uji kedalam cincin pemeriksaan yang telah terkunci
menjadi 1 dengan alat Direct Shear dan memasang kertas saring serta batu
pori pada bagian atas dan bawah benda uji di dalam kotaknya.

Gambar 2.74. Memasang Cincin Pemeriksa pada Alat Direct Shear

Gambar 2.75. Meletakkan Batu Pori

KELOMPOK 17
Gambar 2.76. Meletakkan Kertas Saring

Gambar 2.77. Meletakkan Sampel

Gambar 2.78. Memasang Cincin Pemeriksa pada Bagian Atas

Gambar 2.79. Meletakkan Kertas Saring

KELOMPOK 17
Gambar 2.80. Memasang Batu Pori
d. Mengisi shear box dengan air hingga penuh. Kemudian didiamkan
beberapa waktu.

Gambar 2.81. Mengisi Shear Box dengan Air


e. Mengatur stang penekan hingga posisi setimbang dan atur jarum linear
variable differential transformator (LVDT) ke posisi nol.

Gambar 2.82. Mengatur Stang Penekan ke Posisi Nol

KELOMPOK 17
f. Memberi beban di alat penggantung sebesar 500 gram.

Gambar 2.83. Memberi Beban pada Alat Penggantung Sebesar 500 gram
g. Melakukan pembebanan geser dengan memberikan beban horizontal dengan
kecepatan 0,05 mm/menit.

Gambar 2.84. Melakukan Pembebanan Geser


h. Mencatat beban pergeseran, perpindahan horizontal, dan perpindahan
vertikal.

Gambar 2.85. Mencatat Beban Pergeseran


i. Melakukan hal yang sama pada benda uji kedua sebesar 2 kali beban normal
yang pertama dan melakukan hal yang sama juga pada benda uji ketiga
dengan beban 3 kali beban normal yang pertama.

KELOMPOK 17
j. Menimbang sampel tanah yang telah diuji.

Gambar 2.86. Menimbang Sampel 1

Gambar 2.87. Menimbang Sampel 2

Gambar 2.88. Menimbang Sampel 3

KELOMPOK 17
k. Memasukkan sampel tanah yang telah diuji, lalu hitung berat kering.

Gambar 2.89. Memasukkan Sampel Tanah ke dalam Oven

2.3.5. Data Hasil Percobaan

Menghitung gaya geser P dengan mengalikan pembacaan arloji dengan angka


kalibrasi cincin penguji, menghitung tegangan geser maksimum dibagi luas
bidang geser. Lalu setelah nilai tegangan gesernya didapatkan, selanjutnya adalah
membuat hubungan τ dan σ dengan grafik, Lalu dari grafik tersebut didapatkan
persamaan y = mx + b. Dimana, input data yang masukkan yaitu dari nilai
tegangan maksimum (τ) dan tegangan normalnya (σ). Dari persamaan tersebut
maka didapatkan kohesi (c) dan sudut geser dalam (φ) dari sampel yang diuji.

Tabel 2.1. Data Hasil Praktikum Direct Shear I Beban 5 kg


Waktu Load Cell Deformasi
% Vertikal Horizontal
(Detik) (Kg)
(mm) (mm)
0,1 7 2,56 0 0,04
0,2 15,048 4,11 0 0,1
0,3 22,572 4,66 0 0,17
0,4 30,096 4,41 0 0,21
0,5 37,62 4,63 0 0,28
1 30 5,33 0 0,69
1,5 48 5,54 0 0,85
2 6 5,92 0 1
2,5 24 6,84 0,02 1,65
3 36 6,77 0,03 1,74
5 42 5,97 0,14 3,23
7 48 6,36 0,22 4,27
9 54 7,14 0,35 5,78

KELOMPOK 17
Waktu Load Cell Deformasi
% Vertikal Horizontal
(Detik) (Kg)
(mm) (mm)
11 54 5,72 0,36 6,79
13 0 2,85 0,39 7,8
15 6 2,46 0,39 8,85
Sumber : Hasil Olah Data
Tabel 2.2. Data Hasil Praktikum Direct Shear II Beban 10 kg
Waktu Load Cell Deformasi
% Vertikal Horizontal
(Detik) (Kg)
(mm) (mm)
0,1 7 0,05 0 0,01
0,2 15,048 1,43 0 0,01
0,3 22,572 4,14 0 0,01
0,4 30,096 8,96 0 0,05
0,5 37,62 12,05 0 0,09
1 30 25,65 0,08 0,45
1,5 48 26,15 0,1 0,61
2 6 26,55 0,11 0,75
2,5 24 27,81 0,21 1,37
3 36 27,84 0,23 1,46
5 42 20,04 0,39 3,03
7 48 17,13 0,48 4,05
9 54 15,33 0,6 5,6
11 54 15,13 0,66 6,55
13 0 14,81 0,73 7,63
15 6 14,63 0,79 8,62
Sumber : Hasil Olah Data

Tabel 2.3. Data Hasil Praktikum Direct Shear III Beban 15 kg


Load
Waktu Deformasi
Cell
%
Vertikal Horizontal
Detilk (Kg)
(mm) (mm)
0,1 7 0,02 0 0,07
0,2 15,048 0,11 0 0,08
0,3 22,572 0,4 0 0,08
0,4 30,096 0,65 0,01 0,08
0,5 37,62 1 0,01 0,08
1 30 21,05 0,05 0,2
1,5 48 27,34 0,06 0,3
2 6 37,52 0,08 0,48

KELOMPOK 17
Load
Waktu Deformasi
Cell
%
Vertikal Horizontal
(Detik) (Kg)
(mm) (mm)
2,5 24 71,41 0,22 1,05
3 36 74,71 0,25 1,16
5 42 71,16 0,56 2,66
7 48 57,27 0,88 3,83
9 54 48,13 1,32 5,3
11 54 35,54 1,51 6,28
13 0 29,95 1,68 7,3
15 6 27,55 1,85 8,38
Sumber : Hasil Olah Data
Tabel 2.4. Data Sampel Tanah Untuk Kadar Air
Massa Awal (gr) 125,66 126,93 132,15
Massa Basah (gr) 134 134 135
Massa Kering (gr) 97 98 102
Massa Air (gr) 37 36 33
Sumber : Hasil Olah Data

2.3.6. Perhitungan

1. Luas Permukaan Sampel (A)


Berdasarkan rumus pada 2.3.1 maka luas permukaan sampel adalah :
D = 6,3 cm
1
A1 =A2= A3 = x 3,14 x 6,32 = 31,16 cm2
4
2. Tegangan Normal (σ)
Berdasarkan rumus pada 2.3.2 maka nilai tegangan normal pada masing-
masing sampel adalah :
Diketahui : P1 = 5 kg, P2 = 10 kg, P3 = 15 kg
5 kg
σ1 = = 0,16 kg/cm2
31,16 cm2

10 kg
σ2 = 2
= 0,32 kg/cm2
31,16 cm
15 kg
σ3 = = 0,48 kg/cm²
31,16cm2

KELOMPOK 17
3. Tegangan Geser (τ)
Berdasarkan rumus pada 2.3.3 maka nilai tegangan geser pada masing-
masing sampel adalah :
a. Sampel 1 ( P = 5 kg)
2,56 kg
τ1 = = 0,082 kg/cm2
31,16 cm2

4,11 kg
τ2 =31,16cm2 = 0,132kg/cm2

4,66 kg
τ3 = = 0,150 kg/cm2
31,16cm2

b. Sampel 2 (P = 10 kg)
0,05 kg
τ1 = 31,16cm2 = 0,002 kg/cm2
1,43 kg
τ2 =31,16cm2 = 0,046 kg/cm2

4,14 kg
τ3 =31,16cm2 = 0,133 kg/cm2

c. Sampel 3 ( P = 15 kg)
0,02 kg
τ 1 = 31,16cm2 = 0,001 kg/cm2

0,11 kg
τ2 = 31,16 cm2 = 0,004 kg/cm2

0,4kg
τ3 = 31,16 cm2 = 0,013 kg/cm2

4. Regangan Aksial Horizontal


Berdasarkan rumus pada 2.3.4 maka nilai regangan aksial horizontal pada
masing-masing sampel adalah :
a. Sampel 1 ( P = 5kg)
0,04 mm
ɛ1 = 𝑥 100 % = 0.0006 %
63 mm
0,01 mm
ɛ2 = 𝑥 100 % = 0.0002 %
63 mm
0,17 mm
ɛ3 = 𝑥 100 % = 0,0027 %
63 mm

KELOMPOK 17
b. Sampel 2 ( P = 10 kg)
0,01 mm
ɛ1 = 𝑥 100 % = 0,0002 %
63 mm
0,01 mm
ɛ2 = 𝑥 100 % = 0,0002 %
63 mm
0,01 mm
ɛ3 = 𝑥 100 % = 0,0002 %
63 mm

c. Sampel 3 ( P = 15kg)
0,07 mm
ɛ1 = 𝑥 100 % = 0.0011 %
63 mm
0,08 mm
ɛ2 = 𝑥 100 % = 0.0013 %
63 mm
0,08 mm
ɛ3= 𝑥 100 % = 0,0013 %
63 mm

5. Regangan Aksial Vertikal


Berdasarkan rumus pada 2.3.4 maka nilai regangan aksial vertikal pada
masing-masing sampel adalah :
a. Sampel 1 ( P = 5 kg)
0 mm
ɛ1 = 63 mm 𝑥 100 % = 0 %
0 mm
ɛ2 = 63 mm 𝑥 100 % =0%
0 mm
ɛ3= 63mm 𝑥 100 % = 0%

b. Sampel 2 ( P = 10 kg)
0 mm
ɛ1 = 63 mm 𝑥 100 % = 0%
0 mm
ɛ2 = 63 mm 𝑥 100 % = 0%
0 mm
ɛ3 =63 mm 𝑥 100 % = 0 %

c. Sampel 3 ( P = 15 kg)
0 mm
ɛ1 = 63 mm x 100 % = 0%
0 mm
ɛ2 = 63 mm x 100 % = 0%
0 mm
ɛ3 = 63 mm x 100 % = 0%

KELOMPOK 17
6. Kadar Air (Ww)
Berdasarkan rumus pada 2.3.5 maka nilai kadar air pada masing-masing
sampel adalah :
134 gram- 97 gram
ww1 = x 100% = 38,144 %
97 gram
134 gram - 98 gram
ww2 = x 100% = 36,735 %
98 gram
135 gram-102 gram
ww3 = x 100% = 32,353 %
102 gram

Tabel 2.5. Data Hasil Pehitungan Tegangan Geser (τ)


Waktu τ (kg/cm²)
% Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Detik Beban 5 kg Beban 10 kg Beban 15 kg
0 0 0
0,1 7,52 0,082 0,002 0,001
0,2 15,04 0,132 0,046 0,004
0,3 22,57 0,150 0,133 0,013
0,4 30,09 0,142 0,288 0,021
0,5 37,62 0,149 0,387 0,032
1 30 0,171 0,823 0,676
1,5 48 0,178 0,839 0,877
2 6 0,190 0,852 1,204
2,5 24 0,220 0,892 2,292
3 36 0,217 0,893 2,398
5 42 0,192 0,643 2,284
7 48 0,204 0,550 1,838
9 54 0,229 0,492 1,545
11 54 0,184 0,486 1,141
13 0 0,091 0,475 0,961
15 6 0,079 0,470 0,884
τ maksimum 0,229 0,893 2,398
Sumber : Hasil Olah Data

KELOMPOK 17
Tabel 2.6. Data Hasil Pehitungan Regangan Aksial Horizontal dan Vertikal (ε)
ε (%)
Waktu
% Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Detik Beban 5 Kg Beban 10 Kg Beban 15 Kg
H V H V H V
0 0 0 0 0 0
0,1 7,52 0,0006 0,0000 0,0002 0,0000 0,0011 0,0000
0,2 15,04 0,0016 0,0000 0,0002 0,0000 0,0013 0,0000
0,3 22,57 0,0027 0,0000 0,0002 0,0000 0,0013 0,0000
0,4 30,09 0,0033 0,0000 0,0008 0,0000 0,0013 0,0002
0,5 37,62 0,0044 0,0000 0,0014 0,0000 0,0013 0,0002
1 30 0,0110 0,0000 0,0071 0,0013 0,0032 0,0008
1,5 48 0,0135 0,0000 0,0097 0,0016 0,0048 0,0010
2 6 0,0159 0,0000 0,0119 0,0017 0,0076 0,0013
2,5 24 0,0262 0,0003 0,0217 0,0033 0,0167 0,0035
3 36 0,0276 0,0005 0,0232 0,0037 0,0184 0,0040
5 42 0,0513 0,0022 0,0481 0,0062 0,0422 0,0089
7 48 0,0678 0,0035 0,0643 0,0076 0,0608 0,0140
9 54 0,0917 0,0056 0,0889 0,0095 0,0841 0,0210
11 54 0,1078 0,0057 0,1040 0,0105 0,0997 0,0240
13 0 0,1238 0,0062 0,1211 0,0116 0,1159 0,0267
15 6 0,1405 0,0062 0,1368 0,0125 0,1330 0,0294
Sumber : Hasil Olah Data

Tabel 2.7. Perhitungan τ dan Kadar Air


Sampel 1 2 3 Satuan
Tekanan normal (σ) 0,158 0,315 0,473 Kg/cm2
Tegangan geser max (τ max) 0,229 0,893 2,398 Kg/cm2
Massa basah (Mb) 134 134 135 Gram
Massa kering (Md) 97 98 102 Gram
kadar air (Ww) 38,144 36,735 32,353 %
Sumber : Hasil Olah Data

KELOMPOK 17
2.3.7. Analisis

Tegangan Normal Vs Tegangan Geser


3.000
Tegangan Geser (Kg/cm2)

2.500 y = 6,8753 x - 0,9944


R² = 0,9524
2.000

1.500

1.000

0.500

0.000
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500
Tegangan Normal (Kg/cm2)

Gambar 2.90.Grafik Hubungan Antara Tegangan Geser dan Tegangan Normal

Pada grafik hubungan τ dan σ, didapatkan nilai R yang berarti besar pengaruh
nilai R sebagai nilai error terhadap persamaan y = 6,8753x – 0,9944. Besarnya
nilai koefisien determinasi atau nilai R dapat digunakan rumus sebagai berikut :
e = 1 – R2
= 1 – 0,9524
= 0,0476
Maka, didapatkan nilai error sebesar 0,0476. Nilai determinasi (R) pada grafik ini
adalah 0,9524 yang berarti semakin mendekati angka 1, maka pengaruh variabel
bebas (x) terhadap variabel terikat (y) semakin kuat.
Pada grafik hubungan τ dan σ, didapatkan juga persamaan sebagai berikut :
y = mx – b
y = 6,8753x – 0,9944
Yang berarti m = 6,875 dan b = 0,994. Maka dari nilai tersebut dapat dicari nilai c
dan φ nya yaitu sebagai berikut:
c = b = 0,994 kg/cm2
φ = arc tan 6,875
= 81,724o

KELOMPOK 17
Keterangan:
c = kohesi (kg/cm2)
φ = sudut geser dalam (°)

Tabel 2.8. Tabel Perhitungan Kuat Geser Tanah


Berat Volume (γ) h U Normal Total Normal Efektif
Sampel 3 2
(kg/cm ) (cm) (kg/cm ) (kg/cm2) (kg/cm2)
1,2,3 0,0021 2,1 0,0021 0,0043 0,0022
Sumber : Hasil Olah Data

Perhitungan Kuat Geser Tanah :


U = h. γair
= 2,1 . 0,001
= 0,0021 kg/cm2
σtot= γ. h
= 0,0021 . 2,1
= 0,0043 kg/cm2
σef = σtot – U
= 0,0043 – 0,0021
= 0,0022 kg/cm2
Jadi, berdasarkan rumus 2.3.6 untuk mencari nilai c dan φ maka dapat
menghitung τ :
τ = 0,994 + (0,0022.tan (81,724))
= 1,009kg/cm2
Dari pengujian kuat geser tanah di laboratorium ini juga menunjukan deformasi
vertikal (∆V) dan deformasi horizontal (∆H) pada masing-masing sampel.dapat
dilihat dari grafik dibawah ini yang menunjukkan perbandingan besaran nilai dari
deformasi yang terjadi pada tiap masing-masing sampel.

KELOMPOK 17
Tegangan Geser Vs Def. Vertikal
3.00
Tegangan Geser (kg/cm2) Sampel 1
2.50
Sampel 2
2.00
Sampel 3
1.50

1.00

0.50

0.00
-0.01 0.00 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.04
Def. Vertikal (mm)

Gambar 2.91. Menunjukkan Perbandingan Τ dan Deformasi Vertikal dari


Masing-Masing Sampel

Tegangan Geser Vs Def. Horizontal


3.00
Tegangan Geser (kg/cm2)

2.50 Sampel 1
Sampel 2
2.00
Sampel 3
1.50

1.00

0.50

0.00
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12 0.14 0.16
Def. Horizontal (mm)

Gambar 2.92.Menunjukkan Perbandingan τ dan Deformasi Horizontal dari


Masing-Masing Sampel

Dari pengujian kuat geser tanah ini diperoleh hasil pengolahan data yaitu tegangan
geser pada beban 5 kg sebesar 0,229 kg/cm2, beban 10 kg sebesar 0,893 kg/cm2,
dan beban 15 kg sebesar 2,398 kg/cm2. Dari hasil tegangan geser tersebut dapat
diketahui bahwa nilai tegangan geser dipengaruhi oleh besarnya berat
pembebanannya yang menghasilkan load cell yang besar pula sehingga nilai
tegangan geser meningkat seiring bertambahnya berat pembebanannya. Dari

KELOMPOK 17
pengujian ini juga diperoleh nilai kohesi ( c ) sebesar 0,994 kg/cm2, sudut geser
dalam (φ) yang didapat pada grafik hubungan antara τ dan σ sebesar 81,724°.
Dari hasil kohesi dan sudut dalam dapat dikatakan bahwa jenis tanah yang diuji
merupakan tanah berbutir kasar ( non kohesif ) karena memiliki sudut geser dalam
yang lebih besar daripada nilai kohesinya.

2.3.8. Kesimpulan dan Saran

2.3.8.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai


berikut.
a. Tegangan normal yang didapat untuk masing-masing sampel tanah yaitu,
sampel 1 sebesar 0,16 kg/cm2, sampel 2 sebesar 0,32 kg/cm2dan sampel 3
sebesar 0,48 kg/cm2.
b. Tegangan geser yang diperoleh pada beban 5 kg sebesar 0,229 kg/cm2, beban
10 kg sebesar 0,893 kg/cm2dan beban 15 kg sebesar 2,398 kg/cm2.
c. Koefisien kohesi ( c ) yang diperoleh pada grafik hubungan antara τ dan σ
sebesar 0,994 kg/cm2.
d. Nilai sudut geser dalam (φ) yang didapat pada grafik hubungan antara τ dan σ
sebesar 81,724°.
e. Berdasarkan hasil perhitungan nilai c dan φ maka diperoleh nilai kuat geser
tanah τ sebesar 1,0095 kg/cm2.
f. Nilai tegangan geser dipengaruhi oleh besarnya berat pembebanannya yang
menghasilkan load cell yang besar pula sehingga nilai tegangan geser
meningkat seiring bertambahnya berat pembebanannya.
g. Jenis tanah yang diuji merupakan tanah berbutir kasar (non kohesi) karena
memiliki sudut geser dalam yang lebih besar daripada nilai kohesinya.

KELOMPOK 17
2.3.8.2. Saran

Adapun saran pada praktikum modul ini adalah sebagai berikut :


a. Praktikan diharapkan mempelajari dan memahami mengenai konsep
praktikum yang akan dilakukan supaya tidak ada kesalahan pada saat
praktikum.
b. Praktikan diharapkan bertanya pada asisten praktikum atau koordinator asisten
jika ada hal-hal yang tidak dimengerti.
c. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam membaca dial pada regangan.
d. Praktikan diharapkan dapat mengikuti praktikum sesuai dengan aturan yang
berlaku.
e. Praktikan diharapkan mampu menyelesaikan laporan praktikum setelah dua
minggu dari waktu dilaksanakannya praktikum.

KELOMPOK 17

Anda mungkin juga menyukai