2.3.1. Pendahuluan
Kekuatan geser tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut per satuan
luas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser dalam tanah
yang dimaksud. Uji geser langsung merupakan pengujian yang sederhana dan
langsung. Pengujian dilakukan dengan menempatkan sampel tanah ke dalam
kotak geser. Kotak ini terbelah, dengan setengah bagian yang bawah merupakan
bagian yang tetap dan bagian atas mudah bertranslasi.
Keruntuhan geser (Shear Failure) tanah terjadi bukan karena hancurnya butir-
butir tanah tersebut tetapi karena adanya gerak relatif antara butir-butir tanah
tersebut. Pada peristiwa kelongsoran suatu lereng berarti telah terjadi pergeseran
dalam butir-butir tanah tersebut. Kekuatan geser yang dimiliki oleh suatu tanah
disebabkan oleh tanah berbutir halus (kohesif), tanah berbutir kasar (non kohesif),
dan tanah campuran antara tanah halus dan tanah kasar.
D2
Keterangan :
A = Luas Permukaan Sampel (cm2)
D = Diameter Dalam Ring (cm)
Keterangan :
σ = Tegangan Normal (kg/cm2)
P = Beban Normal (kg)
A = Luas Permukaan Sampel (cm2)
Perhitungan Tegangan Geser (τ)
Keterangan:
τ = Tegangan Geser (kg/cm2)
A = Luas Permukaan Sampel (cm2)
ε=
Keterangan:
ε = Regangan Aksial (%)
Keterangan :
c = Kohesi (kg/cm2)
σ’ = Tegangan Normal Efektif (kg/cm2)
ϕ = Sudut Geser Dalam (ᵒ)
2.3.2. Tujuan
Untuk menentukan parameter kuat geser tanah, koefisien kohesi (c) dan sudut
geser dalam (ɸ).
2.3.3. Alat dan Bahan
a. Alat penggeser lengkap dengan cicncin penguji (proving ring) dan 2 buah
LVDT
Gambar 62. Memberi beban pada alat penggantung sebesar 500 gram
f. Melakukan pembebanan geser dengan memberikan beban horizontal dengan
kecepatan 0,05 mm/menit.
j. Memasukkan sampel tanah yang telah diuji, lalu hitung berat kering.
2.3.6. Perhitungan
1. Kadar Air
W =
w1 = = 31, 67%
w2 = = 20,43%
w3 = = 13,80%
2. Dimensi Sampel
A = π D2
a. Sampel 1 ( P =
5kg)
τ1 = = = 0,058 kg/cm2
τ2 = = = 0,111 kg/cm2
τ3 = = = 0,157 kg/cm2
b. Sampel 2 (P =
10 kg)
τ1 = = = 0,130 kg/cm2
τ2 = = = 0,219 kg/cm2
τ3 = = = 0,254 kg/cm2
c. Sampel 3 ( P =
15 kg)
τ1 = = = 0,031 kg/cm2
τ2 = = = 0,129 kg/cm2
τ3 = = = 0,208 kg/cm2
ε=
a. Sampel 1 ( P =
5kg)
= = 0,00077%
= = 0.00154%
= = 0,00277%
b. Sampel 2 ( P =
10kg)
= = 0.0005%
= = 0.0015%
= 0,002%
c. Sampel 3 ( P =
15kg)
= 0.00031%
= 0.00123%
= 0,00231%
6. Regangan Aksial Vertikal
ε=
a. Sampel 1 ( P = 5kg)
= = 0,0005%
= = 0.0015%
= = 0,002%
b. Sampel 2 ( P = 10kg)
= = 0.001%
= = 0.001%
= = 0,001%
c. Sampel 3 ( P = 15kg)
= = 0.001%
= = 0.0035%
= = 0,007%
Tabel 2.12. Data Hasil Pehitungan Regangan Aksial Horizontal dan Vertikal (ε)
ε (%)
Time (s)
% Sampel 1 Beban 5 Sampel 2 Beban Sampel 3 Beban 15
kg 10 kg kg
Menit Detik
H V H V H V
0,1 0 7,52 0,00077 0,0005 5,3E-05 0,001 0,00031 0,001
0,2 0 15,04 0,00154 0,0015 0,00154 0,001 0,00123 0,0035
0,3 0 22,57 0,00277 0,002 0,00215 0,001 0,00231 0,007
0,4 0 30,09 0,004 0,0025 0,00323 0,0015 0,00369 0,007
0,5 0 37,62 0,00462 0,0025 0,004 0,0015 0,00431 0,0075
1 1 30 0,01215 0,0035 0,00954 0,004 0,00969 0,01
1,5 1 48 0,014 0,004 0,01138 0,005 0,01169 0,0105
2 2 6 0,01615 0,005 0,01338 0,0055 0,01354 0,011
2,5 3 24 0,02569 0,0105 0,02369 0,007 0,02262 0,0115
3 3 36 0,02692 0,0115 0,02523 0,007 0,02415 0,0115
5 6 42 0,05108 0,034 0,04862 0,021 0,04846 0,0125
7 8 48 0,06646 0,051 0,06477 0,032 0,064 0,0235
9 11 54 0,09031 0,0735 0,08785 0,048 0,08785 0,033
11 13 54 0,10508 0,086 0,10338 0,0585 0,10354 0,047
13 16 0 0,12123 0,0965 0,11877 0,0675 0,11938 0,049
15 18 6 0,13708 0,1095 0,13523 0,0735 0,13569 0,0485
Sumber : Data Hasil Praktikum
6.3.1. Analisis
c = b = 0,6838 kg/cm2
ϕ = arc tan 5,8744
= 89,271º
Keterangan:
c = kohesi (kg/cm2)
ϕ = sudut geser dalam (°)
Jadi, dari perhitungan untuk mencari nilai c dan ϕ maka dapat menghitung τ
dengan rumus sebagai berikut:
τ = c + σ’ tan ϕ
Dari pengujian ini juga diperoleh nilai kohesi ( c ) sebesar 0,6838 kg/cm2, sudut
geser dalam ( ϕ ) yang didapat pada grafik hubungan antara τ dan σ sebesar
89,271º. Dari hasil kohesi dan sudut dalam dapat dikatakan bahwa jenis tanah
yang diuji merupakan tanah berbutir kasar (non kohesif ) karena memiliki sudut
geser dalam yang lebih besar daripada nilai kohesinya.
2.3.8.1. Kesimpulan
4.3.8.2. Saran
1. Listrik di laboratorium seharusnya menyala 24 jam agar tidak mengganggu
proses pengujian yang sedang dilakukan.
2. Praktikan diharapkan bertanya pada asisten praktikum atau koordinator
asisten jika ada hal-hal yang tidak dimengerti.
3. Jadwal praktikum dengan pengeluaran sampel dari tabung sebaiknya tidak
terlalu jauh agar sampel tidak banyak terkontaminasi factor luar dan tetap
undisturbed.
4. Praktikan diharapkan lebh tepat waktu saat akan praktikum.