Anda di halaman 1dari 46

DIKTAT PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH II

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan modul ini. Shalawat dan
salam penulis sampaikan untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan praktikum Mekanika Tanah II yang
dilaksanakan di Institut Teknologi Sumatera di Lampung Selatan. Pengujian
Mekanika tanah merupakan pengujian untuk mengetahui parameter-parameter tanah
sehingga diketahui perilaku suatu tanah yang dilakukan di lapangan dan laboratorium.
Modul ini disusun secara terstruktur dengan tahapan-tahapan yang terinci sehingga
mempermudah pihak-pihak terutama mahasiswa saat membaca dan melakukan
pengujian. Seperti layaknya sebuah modul, maka pembahasan dimulai dari tujuan
yang hendak dicapai, peralatan yang digunakan, prosedur pengujian, prosedur
perhitungan, dan formulir yang digunakan untuk pengambilan data sampel uji.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa modul ini tentu punya kekurangan. Untuk itu
penulis dengan berlapang dada menerima masukan dan kritikan dari berbagai pihak
demi kesempurnaannya di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga modul ini
bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat yang membutuhkan dalam pengujian
geoteknik baik di Lapangan ataupun Laboratorium.

Lampung Selatan, September 2019


Penulis,

Team KK Rekayasa Geoteknik


Teknik Sipil ITERA
DAFTAR ISI

1.1 Identifikasi Lapisan Tanah Dasar dan Pengambilan Sampel Tanah


Menggunakan Bor Tangan .......................................................................................1

1.2 Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compressive Strength).....................3

1.3 Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test) .....................................................7

1.4 Pengujian Konsolidasi (Oedometer Test) .............................................................11

1.5 Pengujian Kuat Geser Triaxial UU ........................................................................19

1.6 Pengujian Penetrasi Kerucut (CPT) / SONDIR ...................................................24


1.1 Identifikasi Lapisan Tanah Dasar dan Pengambilan Sampel Tanah
Menggunakan Bor Tangan
A. Tujuan
Untuk mengetahui jenis tanah secara visual dari lapisan tanah dasar dan mengambil
sampel tanah tidak terganggu (UDS).

B. Peralatan dan Bahan


- Auger / mata bor, Stang Bor, Landasan Pemukul, Palu;
- Tabung Sampel;
- Kunci Pipa;
- Cangkul dan Linggis;
- Dongkrak;
- Meteran;
- Lilin / Parafin;
- Oli Pelumas;

C. Prosedur Percobaan
a. Tentukan titik yang akan dibor, diusahakan dekat dengan titik sondir (CPT)
b. Bersihkan daerah sekitar titik dari rumput, akar dan sebagainya
c. Sambungkan mata bor dengan stang bor dan beri pelumas
d. Buat lubang dengan memutar mata bor sampai kedalaman yang diperlukan
e. Angkat mata bor dan stang bor dari lubang
f. Keluarkan tanah dan identifikasi jenis tanah secara visual (warna dan
kekasaran)
g. Ganti mata bor dengan tabung sampel dan beri pelumas, kepala stang bor
diganti dengan landasan pemukul
h. Masukkan kedalaman lubang bor dan ketika mencapai kedalaman yang
dinginkan dengan memukul landasan menggunakan palu

1
i. Keluarkan tabung, lepaskan dari stang dan beri lilin/paraffin di kedua ujung
tabung.
D. Pengolahan Data
Catat informasi yang diperlukan berdasarkan tabel berikut :
Bor Log
Kedalaman MAT Tebal
Butiran Plastisitas Warna Kelembapan
(m) (m) (m)

2
1.2 Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compressive Strength)
A. Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kuat tekan bebas (unconfined
compressive shear strength) dari tanah lempung/ lanau. Kuat tekan bebas adalah
besar tegangan aksial maksimum yang dapat ditahan oleh tanah sebelum mengalami
keruntuhan geser. Dari kuat tekan bebas ini, dapat diketahui:
 Kekuatan geser undrained (Cu)
 Derajat kepekaan (degree of sensitivity), yaitu rasio antara kuat tekan bebas
dalam kondisi asli (undisturbed) dan dalam kondisi remolded.

B. Peralatan yang digunakan


- Alat unconfined compressive strength;
- Cetakan (mold) dan extruder;
- Jangka sorong;
- Timbangan;
- Oven tanah;
- Cawan / kontainer;
- Sarung tangan anti panas;
- Sampel tanah UDS;
- Pisau pemotong;
- Stopwatch;

C. Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan sampel tanah UDS yang telah diambil dari lapangan, keluarkan
menggunakan extruder dan cetak menggunakan mold UCS, kemudian potong
menggunakan pisau;
b. Keluarkan sampel yang telah dibentuk menggunakan extruder kecil kemudian
ukur dimensi dan timbang;
c. Letakkan sampel tanah di alat UCS dan atur jarum linear variable differential
transformator (LVDT) ke posisi nol;

3
d. Berikan tekanan vertikal dengan kecepatan regangan 0,5 – 2 % per menit
dengan menekan tombol pada panel kontrol di alat UCS;
e. Lakukan pembacaan Beban untuk setiap perubahan regangan;
f. Percobaan dilakukan sampai terjadi keruntuhan pada sampel. Selanjutnya
sampel yang telah hancur tersebut dicetak lagi untuk percobaan remoulded
dengan syarat massa dan berat tanah sama seperti di atas;
g. Sampel tanah yang telah diuji kemudian dioven dengan suhu 110 ± 5o C
selama 24 jam;
h. Timbang massa tanah kering + kontainer untuk mendapatkan kadar air sampel
tanah.

D. Pengolahan Data
- Besarnya regangan aksial dihitung dengan rumus :

dimana :

ɛ : regangan aksial (%)

ΔL : perubahan panjang benda uji

Lo : panjang benda uji semula (cm)

- Luas penampang benda uji rata-rata :

dimana, Ao : luas penampang benda uji semula (cm2)

- Tegangan deviator dihitung dari :

dimana, ΔP : beban terbesar (kg)

4
- Kuat tekan bebas (qu) didapat dari puncak grafik tegangan deviator terhadap
regangan.
- Kuat Geser Undrained (cu)

- Derajat Kepekaan (St)

E. Grafik Pengujian

Tampilkan hasil pengujian melalui grafik seperti di bawah :

1.400

1.200
Tegangan deviator (kg/cm2)

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00
regangan (%)

5
1.2

Tegangan geser (kg/cm2) 0.8

0.6

0.4
Cu

0.2

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Tegangan normal (kg/cm2)

6
1.3 Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test)
A. Tujuan
Menentukan parameter kuat geser tanah, koefisien kohesi (c) dan sudut geser dalam
(ϕ).

B. Peralatan yang Digunakan


- Alat penggeser lengkap dengan cincin penguji (proving ring) dan 2 buah
LVDT;
- Cincin benda uji;
- Beban-beban (500 gram);
- Batu pori;
- Neraca dengan ketelitian 0.01 gram;
- Stopwatch;
- Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu (110± 5)⁰C;
- Jangka sorong;
- Sampel tanah UDS;
- Pisau pemotong;
- Kertas saring.
C. Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan sampel tanah UDS yang telah diambil dari lapangan, keluarkan
menggunakan extruder dan cetak menggunakan mold atau cincin cetakan,
kemudian potong menggunakan pisau pemotong;
b. Keluarkan sampel yang telah dibentuk menggunakan extruder kecil kemudian
ukur dimensi dan timbang;
c. Pasang batu pori dan kertas saring diatas dan dibawah sampel kemudian
letakkan kedalam alat penggeser;
d. Atur stang penekan hingga posisi setimbang dan atur jarum linear variable
differential transformator (LVDT) ke posisi nol;
e. Isi shear box dengan air hingga penuh. Kemudian didiamkan beberapa waktu;
f. Selanjutnnya beri beban di plat penggantung;

7
g. Pembebanan geser dilakukan dengan memberkan beban horizontal dengan
kecepatan 0.0025-1 mm/menit:
h. Kemudian catat beban pergeseran, perpindahan horizontal dan perpindahan
vertikal;
i. Lakukan pembacaan dial pada regangan tertentu (kelipatan 1%) sampi terjadi
keruntuhan, dimana beban pergeseran tidak mengalami perubahan (konstan);
j. Lakukan hal yang sama pada benda uji kedua sebesar 2 kali beban normal
yang pertama dan lakukan juga untuk benda uji ketiga dengan beban tiga kali
beban normal yang pertama
k. Sampel tanah yang telah diuji ditimbang dan dimasukkan kedalam oven dan
hitung berat kering.

D. Pengolahan Data
 Hitung luas benda uji
 Hitung tegangan normal

 Hitung tegangan geser

 Besarnya regangan horisontal dihitung dengan rumus :

dimana :

ɛ : regangan aksial (%)

ΔL: perubahan panjang benda uji

Lo : panjang benda uji semula (cm)

 Besarnya regangan horisontal dihitung dengan rumus

8
E. Grafik

Tampilkan hasil pengujian dalam grafik seperti dibawah;

9
0.180
y = 0.1253x + 0.0852
0.160
R² = 0.8596

Tegangan Geser (kg/cm2)


0.140

0.120

0.100

0.080

0.060

0.040

0.020

0.000
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700
Tegangan Normal (kg/cm2)

10
1.4 Pengujian Konsolidasi (Oedometer Test)
A. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memahami sifat kemampu mampatan suatu jenis
tanah, yaitu sifat-sifat perubahan isi dan proses keluarnya air dari dalam pori tanah
yang disebabkan adanya perubahan tekanan vertikal yang bekerja pada tanah tersebut
akibat pembebanan.

B. Peralatan yang Digunakan


- Alat uji oedometer;
- Cincin cetakan;
- Stopwatch;
- Air suling;
- Timbangan dengan ketelitian 0.01 g;
- Jangka sorong;
- Oven;
- Kontainer;
- Kertas saring

C. Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan sampel tanah UDS yang telah diambil dari lapangan, keluarkan
menggunakan extruder dan cetak menggunakan cincin cetakan, kemudian
potong menggunakan pisau;
b. Ukur tinggi sampel tanah menggunakan jangka sorong dan timbang beratnya;
c. Letakkan sampel tanah beserta cincin kedalam alat perendaman oedometer
pasang batu pori dan kertas saring;
d. Pasang pelat penekan dan isi air, biarkan selama 24 jam;
e. Pasang stang penekan dan atur hingga posisi seimbang;
f. Atur jarum LVDT hingga posisi nol, kemudian beri beban seberat 500 gram ke
pelat penggantung;

11
g. Baca penurunan jarum LVDT setiap 0; 0,25; 1; 2,25; 4; 6,25; 9; 12,25; 16;
20,25; 25; 36; 64; 100; 1440 menit diukur sejak beban dikenakan pada
sampel;
h. Lakukanlah pembebanan dengan kenaikan setiap interval waktu tertentu (24
jam). Kenaikan beban yang digunakan kurang lebih dua kali lipat dari beban
sebelumnya, yakni 1000 gram, 2000 gram, 4000 gram; untuk setiap kenaikan
beban baca penurunan jarum LVDT setiap 0; 0,15; 1; 2,15; 4; 6,15; 9; 12,15;
16; 20,15; 25; 36; 64; 100; 1440 menit diukur sejak beban dikenakan pada
sampel;
i. Kurangi beban setengah dari beban terakhir setiap interval waktu tertentu (24
jam), yakni 2000 gram, 1000 gram; untuk setiap beban baca penurunan jarum
LVDT setiap 0; 0,15; 1; 2,15; 4; 6,15; 9; 12,15; 16; 20,15; 25; 36; 64; 100;
1440 menit diukur sejak beban dikenakan pada sampel;
j. Sampel tanah yang telah diuji kemudian dioven dengan suhu 110 ± 5o C
selama 24 jam;
k. Timbang massa tanah kering + kontainer untuk mendapatkan kadar air sampel
tanah.
l. Ukur diameter dalam cincin dan beratnya.
m. Tanah yang dioven kemudian diuji berat jenis spesifiknya (Gs)

D. Pengolahan Data

Berikut ini adalah data-data yang harus diambil selama praktikum berlangsung:

Jumlah
No. Proses Data yang Diambil Simbol Sat. Data Keterangan
Total

Persiapan Tinggi Sample Ho mm 1


1
Sample Diameter Sample D mm 1

12
Jumlah
No. Proses Data yang Diambil Simbol Sat. Data Keterangan
Total
16 data
diperoleh
Dial Reading (t = , 0 ; pada setiap
Pembacaan 0,15 ; 1; 2,15 ; 4 ; 6,15 ; pembebanan,
2 dial 9 ; 12,15 ; 16 ; 20,15 ; d mm 16 untuk
reading 25 ; 36 ; 64 ; 100 ; 1440 unloading
menit) hanya saat t=
0 dan t =
1440 menit
Berat cawan W1 g 1
Berat cawan + tanah
W2 g 1
3 Kadar Air basah
Berat cawan + tanah
W3 g 1
kering
Berat picnometer +
g 1
tutup Mp, c
Berat picnometer +
g 1
tutup + air Mpw, c
Penentuan Suhu air awal ρw, c °C 1
4 berat jenis
(Gs) Berat picnometer +
g 1
tutup + tanah Mps, t
Berat picnometer +
g 1
tutup + tanah + air Mpws, t
Suhu air akhir ρw, t °C 1

 Hitunglah berat tanah basah, berat isi dan kadar air benda uji, sebelum dan
sesudah percobaan serta hitung pula berat tanah keringnya (Bk). Penentuan berat
kering dan kadar air dengan cara mengeringkan benda uji segera sesudah test
selesai dilakukan.

13
 Ada dua cara untuk menggambarkan hasil percobaan konsolidasi. Cara pertama
adalah membuat grafik penurunan terhadap tekanan, cara kedua adalah membuat
grafik angka pori terhadap tekanan. Pada kedua cara ini untuk harga-harga
tekanan dipergunakan skala logaritmis. Bila dipakai cara pertama, maka
pembacaan penurunan terakhir pada setiap pembebanan digambarkan pada grafik
terhadap tekanan. Bila dipakai cara kedua maka dilakukan perhitungan seperti
berikut :
 Menghitung tinggi efektif benda uji :

Bk
Hitung Ht =
AG
Ht = tinggi efektif benda uji
= tinggi butiran-butiran tanah (jika dianggap menjadi satu)
A = luas benda uji
G = Specific Gravity
Bk = berat tanah kering
 Hitung besar penurunan total (ΔH) yang terjadi pada setiap pembebanan.
ΔH = pembacaan arloji pada permulaan percobaan dikurangi pembacaan arloji
sesudah pembebanan yang bersangkutan.
 Hitung angka pori semula (angka pori asli = e o) dengan rumus :

H0  Ht
e0 
Ht

H0 = tinggi contoh semula


 Hitung perubahan angka pori (Δe) pada setiap pembebanan dari rumus :
H
e 
Ht

 Hitung angka pori (e) pada setiap pembebanan dengan rumus :

e = e0 - e

14
 Gambarkanlah harga-harga angkapori ini pada grafik angka pori terhadap
tekanan, dengan mempergunakan skala logaritmis untuk tekanan. Dari grafik
angka pori terhadap tekanan dapat ditentukan nilai preconsolidation pressure (Pc)
dengan metode cassagrande sebagai berikut:

- Dengan melakukan pengamatan secara visual pada grafik, tentukan titik a di


mana grafik e versus log p memiliki jari-jari kelengkungan yang paling
minimum.
- Gambar garis datar ab.
- Gambar garis singgung ac pada titik a.
- Gambar garis ad yang merupakan garis bagi sudut bac.
- Perpanjang bagian grafik e versus log p yang merupakan garis lurus hingga
memotong garis ad di titik f.
- Absis untuk titik f adalah besarnya tekanan prakonsolidasi (p c).

 Perhitungan nilai Cv dapat dilakukan dengan rumus berikut :


0.848  H dr
2
Cv 
t 90

15
Nilai t90 dapat ditentukan dengan menggunakan grafik dial reading terhadap akar
waktu.

- Gambar suatu garis AB melalui bagian awal kurva (ambil kurva yang lurus).
- Gambar suatu garis AC sehingga OC = 1.15 OB. Absis titik D, yang
merupakan perpotongan antara garis AC dan kurva konsolidasi merupakan
perpotongan antara garis AC dan kurva konsolidasi, memberikan harga akar
waktu untuk tercapainya konsolidasi 90 %.

Plot grafik Cv terhadap log tekanan. Jika pengerjaan benar maka akan terjadi
penurunan nilai Cv.

 Hitunglah derajat kejenuhan sebelum dan sesudah percobaan dengan rumus :

W G
Sr =
e
Sr = derajat kejenuhan
W = kadar air
G = Specific Gravity
e = angka pori
 Tentukan nilai Cc dan Cs

16
E. Grafik Pengujian

Tampilkan hasil pengujian melalui grafik seperti di bawah :

17
18
1.5 Pengujian Kuat Geser Triaxial UU
A. Tujuan
Uji Triaksial Tidak Terkonsolidasi Tidak Terdrainase (Unconconsolidated
Undrained triaxial strength test) adalah sebuah cara untuk mengukur kekuatan
geser tidak terdrainase (Su) spesimen silinder tanah kohesif. Informasi ini
digunakan untuk memperkirakan daya dukung tanah pada pondasi langsung dan
struktur lain saat ditaruh di deposit tanah kohesif.

B. Peralatan yang Digunakan


- Alat Triaksial lengkap
- Sistem tekanan dan sumber air;
- Membran lateks;
- Batu pori dan kertas saring;
- Peregang membran;
- Timbangan;
- Jangka sorong;
- Stopwatch;
- kontainer tahan oven;
- oven pengering tanah yang diatur pada 110o ± 5o C.

C. Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan sampel tanah UDS yang telah diambil dari lapangan, keluarkan
menggunakan extruder dan cetak menggunakan mold UCS, kemudian
potong menggunakan pisau pemotong;
b. Keluarkan sampel yang telah dibentuk menggunakan extruder kecil
kemudian ukur dimensi dan timbang
c. Timbang sampel (M), gunakan jangka sorong untuk mengukur panjang awal
(Lo) spesimen. Ukur diameter dekat bagian atas, tengah, dan bawah
spesimen, dan hitung hitung diameter rata-rata (Do);
d. Taruh spesimen tanah di dasar, dan taruh penutup di atas spesimen. Pastikan
lobang piston penutup menghadap ke atas;

19
e. Taruh membrane dan dua cincin O di atas peregang membran, dan pasang
sedikit vacuum ke tabung peregang membran untuk menarik membran ke
arah dalam dinding peregang membran;
f. Langkah berikut ini menjelaskan bagaimana menaruh membran di atas
spesimen tanah:
 Hati-hati menurunkan membran yang diregangkan di atas spesimen
tanpa menyentuh spesimen;
 Taruh membran di tengah di atas spesimen dan lepaskan vacuum agar
menyempit di sekitar spesimen;
 Taruh perlahan-lahan ujung membran ke atas dasar dan penutup
sehingga membran mengelilingi dasar, spesimen, dan penutup tanpa
mengerut;
 Dengan peregang membran yang masih di sekitar spesimen, hati-hati
gulung cincin O ke dalam membran dimana membran telah kontak
dengan dasar dan penutup. Jika dasar dan penutup bermesin alur,
pastikan posisi cincin O duduk di alur;
g. Langkah berikut menjelaskan bagaimana merakit sel triaksial
 Taruh dinding sel di atas alas, dan pastikan alas dan dinding sel duduk
dengan baik berlawanan satu sama lain;
 Taruh bagian atas di atas dinding sel, dan pastikan dinding sel dan
bagian atas duduk dengan baik berlawanan satu sama lain;
 Geser piston ke bawah arah lubang dalam penutup. Ujung piston
sebaiknya cukup jauh ke lubang untuk mencegah spesimen
mengjungkir saat sel triaksial digerakkan, tapi tidak boleh memberikan
beban apa saja pada penutup. Begitu sudah dalam posisinya, kunci
piston pada tempatnya dengan memutar sekrup pengunci di bagian
atas;
 Kencangkan setiap tiga batang sel perlahan-lahan dalam satu waktu,
bolak-balik antar batang sel untuk memastikan segel merapat antara
alas, dinding sel, dan bagian atas;

20
h. Buka katup ventilasi yang ada di atas sel triaksial, dan mulai pengisian sel
triaksial dengan air dari katup alas. Tutup semua katup sel triaksial saat air
timbul dari katup ventilasi;
i. Posisikan sel triaksial di rangka beban dengan indikator deformasi LVDT
dan sel beban;
j. Naikkan tekanan sel yang diinginkan σ3 ke sel melalui katub cell pressure
dengan cara memutar regulator cell pressure. Anda akan tahu spesimen
dalam kondisi tertekan saat membran muncul untuk merapat berkontak
dengan spesimen;
k. Nolkan indikator deformasi LVDT dan indikator beban.
l. Secara manual naikkan tekanan back pressure dengan cara memutar
regulator, dimana besarnya lebih kecil dari tekanan sel. Diamkan beberapa
saat.
m. Tutup semua katup kecuali katup tekanan sel.
n. Mulai pembebanan spesimen dengan laju regangan antara 0,3-1,0%/mnt.
ASTM D2850 menyarankan pembacaan awal diambil pada 0,1%, 0,2%,
0,3%, 0,4%, dan 0,5%, 1,0%, 1,5%, 2,0%, 2,5%, dan 3,0%. Setelah itu,
pembacaan sebaiknya dilakukan dengan interval regangan 1,0%. Akan
tetapi, perlu juga untuk melakukan pembacaan lebih sering untuk
identifikasi yang akurat pada puncak beban yang diberikan. Rekam data
anda pada Lembar Data Uji Triaksial Tidak Terkonsolidasi Tidak
Terdrainase, jika diperlukan gunakan lembar tambahan. Beri beban
spesimen hingga ε1 = 15%.
o. Keluarkan sampel dan masukkan kedalam oven selama 24 jam. Setelah itu
timbangan sampel kering.

D. Pengolahan Data
- Besarnya regangan aksial dihitung dengan rumus :

21
dimana :

ɛ : regangan aksial (%)

ΔL : perubahan panjang benda uji

Lo : panjang benda uji semula (cm)

- Luas penampang benda uji rata-rata :

dimana, Ao : luas penampang benda uji semula (cm2)

- Tegangan deviator dihitung dari :

dimana, ΔP : beban terbesar (kg)


E. Grafik Pengujian

Tampilkan hasil pengujian melalui grafik seperti di bawah :

1.400

1.200
Tegangan deviator (kg/cm2)

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00
regangan (%)

22
2.5

Tegangan Geser (kg/cm2)


2

1.5

0.5 Su

0
0 1 2 3 4 5 6
Tegangan Normal (kg/cm2)

23
1.6 Pengujian Penetrasi Kerucut (CPT) / SONDIR
A. Tujuan
Pengujian peneterasi kerucut atau Cone Penetration Test (CPT) sering disebut juga
uji sondir bertujuan untuk :
- Untuk memperoleh parameter perlawanan konus (qc)
- Untuk memperoleh parameter perlawanan konus (qc)
- Untuk memperoleh parameter perlawanan geser (fs)
- Untuk memperoleh parameter angka banding geser (R f)
- Untuk memperoleh parameter geseran total tanah (T f)
- Untuk mengintepretasikan profil perlapisan tanah
- Untuk mengetahui kedalaman tanah keras;
B. Peralatan yang Digunakan
- Satu set sondir hidrolik kapasitas 5 ton;
- Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam dengan panjang
masing-masing 1 m;
- Bikonus, konus dan batang konus;
- 4 set angker dan kunci pipa;

C. Prosedur Pelaksanaan
 Persiapan pengujian sondir di lapangan sebagai berikut :
a. Siapkan lubang untuk penusukan konus pertama kalinya, biasanya digali
dengan linggis sedalam sekitar 5 cm.
b. Masukkan 4 buah angker ke dalam tanah pada kedudukan yang tepat sesuai
dengan letak alat sondir.
c. Periksa alat sondir agat tidak mengalami pergeseran.
d. Pasang balok-balok penjepit pada jangkar dan kencangkan dengan
memutar baut pengencang, sehingga alat sondir berdiri kokoh dan terikat
kuat pada permukaan tanah. Apabila tetap bergerak pada waktu pengujian,
tambahkan beban mati di atas balok-balok penjepit.
e. Sambung konus ganda dengan batang dalam dan pipa dorong serta kepala
pipa dorong; dalam kedudukan ini batang dalam selalu menonjol keluar

24
sekitar 8 cm di atas kepala pipa dorong. Jika ternyata kurang panjang, bisa
ditambah dengan potongan besi berdiameter sama dengan batang dalam.
 Langkah-langkah pengujian penetrasi konus ganda sebagai berikut:
a. Tegakkan batang dalam dan pipa dorong di bawah penekan hidraulik pada
kedudukan yang tepat.
b. Dorong/tarik kunci pengatur pada kedudukan siap tekan, sehingga penekan
hidraulik hanya akan menekan pipa dorong.
c. Angkat tuas penekan alat sondir, sehingga gigi penekan dan penekan
hidraulik bergerak turun dan menekan pipa luar sampai mencapai
kedalaman 20 cm sesuai interval pengujian.
d. Pada tiap interval 20 cm lakukan penekanan batang dalam dengan menarik
kunci pengatur, sehingga penekan hidraulik hanya menekan batang dalam
saja.
e. Angkat tuas penekan alat sondir dengan kecepatan penetrasi konus berkisar
antara 10 mm/s sampai 20 mm/s ± 5. Selama penekanan batang pipa
dorong tidak boleh ikut turun, karena akan mengacaukan pembacaan data.
f. Baca nilai perlawanan konus pada penekan batang dalam sedalam kira-kira
4 cm pertama dan catat.
g. Baca jumlah nilai perlawanan geser dan nilai perlawanan konus pada
penekan batang sedalam kira-kira 4 cm yang ke-dua dan catat pada
formulir.

D. Pengolahan Data

 Perlawanan konus (qc)


Nilai perlawanan konus (qc) dengan ujung konus saja yang terdorong,
dihitung dengan menggunakan persamaan:

25
Dimana, Ac = Api = Luas Konus = 10 cm2, sehingga:

 Perlawanan Geser/ Local Friction (fs)


Nilai perlawanan geser lokal diperoleh bila ujung konus dan bidang geser
terdorong bersamaan, dan dihitung dengan menggunakan persamaan:

( )

Dimana, As = Luas selimut geser = 100 cm2

 Friction ( Hambatan Lekat )


Friction adalah besarnya perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus
dalam gaya persatuan panjang, dimana setiap satu segmen lapisan tanah
yang diamati (20 cm).

Friction = 20 fs

 Total Cumulative Friction (Tf)


Nilai geseran total kumulatif (Tf) diperoleh dengan menjumlahkan nilai
perlawanan geser lokal (fs) yang dikalikan dengan interval pembacaan
(Friction).

 Friction Ratio (fr)

Friction ratio adalah perbandingan antara tahanan friksi dengan tahanan


ujung pada suatu lapisan tanah. Rumus friction ratio adalah sebagai berikut:

26
E. Grafik dan Analisis
Hasil perhitungan pada tabel ditampilkan dalam grafik-grafik di bawah ini :

No. Grafik Hal-hal yang Perlu Dianalisis

Grafik antara kedalaman terhadap cone


1
resistance (qc)

Grafik antara kedalaman terhadap local


2
friction (fs)
Kedalaman tanah keras dan nilai cone
Grafik antara kedalaman terhadap total resistancenya serta nilai local
3
cumulative friction (Tf) frictionnya
Grafik antara kedalaman terhadap friction
4
ratio (fr)
Gabungan grafik kedalaman cone
5 resistance, local friction, dan total
cumulative friction
Dari grafik bisa dilihat.

Dari friction ratio bisa ditentukan jenis tanah atau klasifikasi tanah, dengan
menggunakan grafik interpretasi profil tanah dengan parameter qc dan fr oleh
Robertson & Campanella, 1986.

27
28
LAMPIRAN A

Formulir Bor Log

Kelompok :

Hari, Tanggal :

Asisten :

Lokasi :

Kedalaman MAT Tebal


Butiran Plastisitas Warna Kelembapan
(m) (m) (m)

Catatan :

- Catat kedalaman sampel UDS


- Jika menemukan muka air tanah (MAT), catat posisi kedalamannya

29
LAMPIRAN B

Formulir Uji Kuat Tekan Bebas

Kelompok :

Hari, Tanggal :

Asisten :

Tinggi Awal Sampel, Lo (cm) =


Diameter Sampel, D (cm) =
Berat Sampel, W1 (gram) =
Berat Kering, W2 (gram) =
Waktu (Menit) Penurunan (mm) Beban (kg)
0
0.5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

30
LAMPIRAN C-1
Formulir Uji Kuat Geser Langsung (Beban 500 gram)

Kelompok :

Hari, Tanggal :

Asisten :

Tinggi Awal Sampel, Ho (cm) =


Diameter Sampel, D (cm) =
Berat Sampel, W1 (gram) =
Berat Kering, W2 (gram) =
Waktu (Menit) Perpindahan, H (mm) Penurunan, V (mm) Beban (kg)
0
0.5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

31
LAMPIRAN C-2
Formulir Uji Kuat Geser Langsung (Beban 1000 gram)

Kelompok :

Hari, Tanggal :

Asisten :

Tinggi Awal Sampel, Ho (cm) =


Diameter Sampel, D (cm) =
Berat Sampel, W1 (gram) =
Berat Kering, W2 (gram) =
Waktu (Menit) Perpindahan, H (mm) Penurunan, V (mm) Beban (kg)
0
0.5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

32
LAMPIRAN C-3
Formulir Uji Kuat Geser Langsung (Beban 1500 gram)

Kelompok :

Hari, Tanggal :

Asisten :

Tinggi Awal Sampel, Ho (cm) =


Diameter Sampel, D (cm) =
Berat Sampel, W1 (gram) =
Berat Kering, W2 (gram) =
Waktu (Menit) Perpindahan, H (mm) Penurunan, V (mm) Beban (kg)
0
0.5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

33
LAMPIRAN D

Formulir Uji Oedometer

Kelompok :

Hari, Tanggal :

Asisten :

Tinggi Awal Sampel, Ho (cm) =


Diameter Sampel, D (cm) =
Berat Sampel, W1 (gram) =
Berat Kering, W2 (gram) =
Berat Jenis Spesifik, Gs =
Waktu Penurunan LVDT (mm)
(Menit) P 500 gr P 1000 gr P 2000 gr P 4000 gr P 2000 gr P 1000 gr
0.00
0.25
1.00
2.25
4.00
6.25
9.00
12.25
16.00
20.25
25.00
36.00
64.00
100.00

34
LAMPIRAN E

Formulir Uji Triaksial UU

Kelompok :

Hari, Tanggal :

Asisten :

Tinggi Awal Sampel, Lo (cm) =


Diameter Sampel, D (cm) =
Berat Sampel, W1 (gram) =
Berat Kering, W2 (gram) =
Tegangan Sel, σ3 (kg/cm2) =
Waktu (Menit) Penurunan (mm) Beban (kg)
0
0.5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

35
LAMPIRAN F

Formulir Uji Sondir (CPT)

Kelompok :

Hari, Tanggal :

Asisten :

Lokasi :

Kedalaman qc qt Kedalaman qc qt
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (m) (kg/cm2) (kg/cm2)
0.0 5.6
0.2 5.8
0.4 6.0
0.8 6.2
1.0 6.4
1.2 6.6
1.4 6.8
1.6 7.0
1.8 7.2
2.0 7.4
2.2 7.6
2.4 7.8
2.6 8.0
2.8 8.2
3.0 8.4
3.2 8.6
3.4 8.8
3.6 9.0
3.8 9.2
4.0 9.4
4.2 9.6
4.4 9.8
4.6 10.0
4.8 10.2
5.0 10.4
5.2 10.6
5.4 10.8

36
TATA TERTIB PRAKTIKUM
A. PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikan diwajibkan memenuhi syarat secara akademis maupun administrasi untuk
melaksanakan praktikum di Laboratorium Prodi Teknik Sipil;
2. Praktikan mengenakan pakaian yang rapih dan sopan dilarang memakai kaos tidak
berkerah dan sandal dan wajib menggunakan sepatu selama melaksanakan
praktikum;
3. Praktikan diwajibkan menjaga kebersihan selama melaksanakan praktikum di
Laboratorium Prodi Teknik Sipil;
4. Praktikan diwajibkan menjaga suasana kondusif (tidak gaduh dan ribut) selama
pelaksanaan praktikum;
5. Praktikan dilarang merokok di Laboratorium Prodi Teknik Sipil;
6. Praktikan dilarang membawa senjata tajam, dan barang-barang berbahaya lainnya di
Laboratorium Program Studi Teknik Sipil;
7. Praktikan diwajibkan mengikuti ketentuan dan tata tertib yang diberikan selama
mengikuti praktikum;
8. Praktikan wajib memperbaiki atau mengganti peralatan yang rusak atau pecah akibat
kelalaian dalam pemakaian alat.

B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Sebelum Praktikum
a. Sebelum praktikum, praktikan wajib mengikuti pengarahan praktikum oleh
koordinator praktikum. Praktikan yang tidak mengikuti pengarahan pertama
mendapat tugas tambahan. Bila ada kelompok yang tidak mengikuti pengarahan
dari asisten, segera menghubungi koordinator asisten untuk menyesuaikan
jadwalnya kembali;
b. Jika ada kelompok atau praktikan yang keberatan dengan jadwal yang telah
ditetapkan karena suatu hal yang penting, segera hubungi koordinator asisten
maksimal satu hari sebelum pelaksanaan praktikum;

37
c. Jika saat pelaksanaan praktikum, praktikan tidak hadir tanpa keterangan, maka
praktikan dianggap tidak mengikuti praktikum dan TIDAK LULUS praktikum
karena tidak memenuhi syarat kelengkapan praktikum;
d. Ketua kelompok berkoordinasi minimal satu hari sebelum pelaksanaan
praktikum dengan koordinator asisten, dan Ketua Kelompok bertanggung jawab
dalam mengkoordinir anggota kelompoknya.

2. Saat Praktikum
a. Praktikan diwajibkan memiliki dan membawa Modul Praktikum yang dijadikan
acuan dalam melakukan kegiatan praktikum;
b. Praktikan diwajibkan hadir sesuai jadwal kelompoknya serta sudah hadir di
tempat praktikum paling lambat 15 menit sebelum pelaksanaan praktikum.
praktikan yang terlambat 15 menit dari waktu yang ditetapkan akan
mendapatkan pengurangan nilai akhir untuk satu kelompok;
c. Sebelum praktikum di mulai, praktikan sudah memahami modul praktikum yang
akan dipraktikkan dan diberi test awal (pretest) sebelum pelaksanaan praktikum.
Test awal ini memiliki bobot dalam penilaian praktikum, dan test awal ini
diberikan oleh asisten praktikum. Jika nilai test awal kurang dari nilai minimum,
praktikan akan mendapat tugas tambahan dari koordinator asisten/asisten
praktikum;
d. Saat pelaksanaan praktikum, praktikan wajib mengikuti petunjuk atau
penjelasan dari instruktur pelaksana laboratorium (Dosen/Laboran/ Koordinator
Asisten/Asisten Alat Lab), khususnya mengenai tata kerja dan penjelasan teori
yang belum/sudah dijelaskan di dalam modul praktikum yang tersedia;
e. Praktikan diwajibkan menjaga ruang, peralatan laboratorium terutama selama
dan setelah paktikum;
f. Praktikan bertanggungjawab membersihkan meja/ruang/peralatan yang dipakai
dari sisa bahan yang digunakan selama praktikum. Jika praktikan lalai
melaksanakan kewajiban tersebut akan diberi teguran serta dikenakan sanksi
oleh petugas yang berwenang di dalam laboratorium.

3. Setelah Praktikum

38
a. Setelah melaksanakan praktikum, praktikan wajib membersihkan alat-alat
percobaan dengan hati-hati dan mengembalikan sesuai tempatnya;
b. Setelah praktikum selesai, seluruh lembar data harus ditandatangani oleh
asistem praktikum penanggung jawab alat paling lambat 1 hari setelah
pelaksanaan praktikum;
c. Praktikan setelah melaksanakan praktikum WAJIB membuat laporan
praktikum;
d. Penyusunan laporan praktikum ditulis berdasarkan format yang telah ditetapkan;

C. ASISTENSI
1. Asistensi mempunyai bobot dan penilaian praktikum;
2. Pada saat asistensi, kelompok membawa lembar asistensi kelompok yang harus
dicantumkan pada laporan akhir dan membawa kartu asistensi yang ditandatangani
asisten setiap kali asistensi;
3. Waktu dan tempat asistensi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara asisten
praktikum dan kelompok praktikan.
4. Laporan praktikum diasistensikan maksimal 1 minggu setelah praktikum;
5. Asistensi untuk setiap percobaan dilakukan paling sedikit 2 kali dan minimal
dilakukan selama 2 kali asistensi untuk keseluruhan laporan
6. Pelaksanaan asistensi dilaksanakan dilingkungan kampus ITERA sesuai waktu yang
ditetapkan (waktu antara pukul 08.00-17.30 wib).
7. Setiap asistensi, seluruh anggota kelompok wajib hadir. Kehadiran dan keaktifan
saat aistensi memiliki bobot persentase;
8. Bila ada keluhan selama asistensi harap melaporkan kepada koordinator asisten
untuk disampaikan kepada koordinator laboratorium.

D. UJIAN PRAKTIKUM
1. Setiap praktikan wajib mengikuti ujian Pretest, Posttest, Ujian Akhir Praktikum
(UAP) dan wawancara dengan ketentuan masing-masing praktikan membawa
kertas A4 kosong sebanyak 2 lembar untuk pelaksanaan pretest dan posttest
selama pelaksanaan praktikum;
2. Pelaksanaan ujian pretest dilaksanakan sebelum praktikum dimulai, ujian posttest
dilaksanakan setelah selesai praktikum, sedangkan Ujian Akhir Praktikum (UAP)

39
dilaksanakan setelah seluruh percobaan dalam praktikum selesai dilaksanakan dan
laporan praktikum telah disetujui oleh Koordinator Laboratorium dan Koordinator
Asisten Praktikum.
3. Waktu ujian pretest, dan posttest akan ditentukan oleh Asisten Praktikum sedangkan
ujian UAP akan ditentukan oleh Koordinator Laboratorium dan Koordinator Asisten
Praktikum;
4. Tempat pelaksanaan ujian dilaksanakan di Laboratorium atau ruang kuliah yang
telah ditetapkan;
5. Pada saat ujian, anggota kelompok diharapkan lengkap. Jika tidak, maka anggota
kelompok yang tidak hadir dianggap mengundurkan diri;
6. Praktikan hadir 15 menit sebelum pelaksanaan ujian dengan menggunakan pakaian
yang rapih dan sopan sesuai prasyarat umum pelaksanaan praktikum.

E. PELAPORAN
1. Ketentuan Pembuatan Laporan
a. Laporan praktikum disusun sesuai dengan kerangka laporan yang telah
ditentukan oleh Laboratorium Program Studi Teknik Sipil ITERA;
b. Laporan praktikum diketik dengan kertas ukuran A4 (210 mm x 297 mm) dan
berat kertas 70 g/m2 atau 80 g/m2 dengan batas margin tepi kiri 3,5 cm, tepi
kanan 3 cm, tepi atas kertas 3 cm dan tepi bawah kertas 3 cm;
c. Laporan diketik pada satu muka halaman (tidak bolak-balik)
d. Laporan dibuat dengan bantuan komputer menggunakan pencetak (printer) dan
dengan huruf jenis Times New Roman, dengan ukuran Font 12. Baris-baris
kalimat laporan berjarak 1,5 spasi. Judul bab, sub bab, dan cover disesuaikan
agar proporsional;
e. Bentuk penjilidan adalah jilid buku dengan kemasan Soft Cover Kertas Omega
Foil Warna Biru Muda;
f. Laporan praktikum yang telah disetujui diserahkan paling lambat 2 (dua)
minggu setelah selesai melaksanakan seluruh praktikum;
g. Selain laporan kelompok, setiap praktikan harus memiliki copy laporan sebagai
laporan perorangan untuk mendapatkan nilai individual;
h. Tiap halaman dari tiap bab harus mempunyai header dan footer, kecuali
halaman pertama. header adalah institusi di sebelah kanan dan ‘kelompok’

40
praktikan disebelah kiri, sedangkan footer sebelah kiri bertuliskan ‘Laporan
Praktikum’ dan halaman di sebelah kanan.
i. Laporan akhir akan diterima hanya apabila sesuai dengan ketentuan-ketentuan di
atas.

2. Kerangka Laporan
a. Sampul depan (cover)
Berisi judul praktikum, maksud pembuatan laporan, semua judul modul
praktikum, kelompok dan nama anggota kelompok beserta NIM, asisten
pembimbing dan logo serta nama perguruan tinggi dan periode praktikum
b. Lembar Pengesahan
Lembar ini menyatakan pengesahan dan persetujuan bahwa laporan telah selesai
dan disetujui oleh Asisten Pembimbing dan Koordinator Praktikum serta
mengetahui Koordinator Laboratorium Prodi Teknik Sipil.
c. Kata Pengantar
d. Daftar Isi
e. Daftar Gambar
f. Daftar Tabel
g. Daftar Grafik
h. Laporan Praktikum, untuk setiap bab terdiri dari:
1) Lembar Asistensi
2) Pendahuluan
3) Tujuan Praktikum
4) Alat-alat percobaan dan gambar alat percobaan ukuran proposional
5) Dasar Teori dan Penurunan Rumus
6) Prosedur Percobaan: menjelaskan data-data apa saja yang di dapat dan
satuannya.
7) Contoh Perhitungan: perhitungan ditulis dengan tangan beserta langkah-
langkahnya, dan perhitungan disajikan secara tabelaris. Jika ada konversi
satuan harap disebutkan juga.
8) Grafik dan Analisa: berisi gambar grafik yang diminta pada buku petunjuk
praktikum dan yang diminta oleh asisten. Setelah gambar grafik, langsung
berikan analisa mengenai grafik tersebut.

41
9) Kesimpulan dan Saran: berisi kesimpulan hasil percobaan yang dilakukan
serta berikan saran untuk memperoleh hasil yang optimum.
10) Daftar Pustaka
i. Lampiran
Berisi lembar absensi, tugas tambahan kelompok dan data-data/tabel-tabel dari
buku referensi yang digunakan serta dokumentasi praktikum.
3. Referensi
Berisi buku-buku yang praktikan gunakan dalam membuat laporan praktikum.
4. Kelengkapan Laporan
Kelengkapan laporan praktikum terdiri dari kartu puas dan lembar pengesahan.

F. TUGAS TAMBAHAN
1. Tugas tambahan yang diberikan saat tidak mengikuti pengarahan pertama pertama
praktikum tergantung kebijakan dari asisten kelompok masing-masing dan sudah
dilaksanakan sebelum mengikuti praktikum;
2. Tugas tambahan yang diberikan saat mendapat nilai test awal (pretest dan posttest)
yang kurang dari nilai minimal, dan harus sudah dikumpul sebelum asistensi
pertama sebagai syarat asistensi praktikum;
3. Tugas tambahan yang diberikan harus dilampirkan pada saat pengumpulan laporan
sebagai lampiran praktikum di laporan kelompok praktikan.

G. NILAI AKHIR
1. Setelah laporan akhir diterima oleh koordinator asisten, koordinator asisten
memberikan nilai akhir berupa angka yang menentukan lulus tidaknya praktikan;
2. Penentuan lulus tidaknya berdasarkan nilai akhir minimal yang akan ditentukan
berdasarkan bobot kumulatif nilai test awal sebelum praktikum (pretest), tes akhir
setelah praktikum (posttest), Ujian Akhir Praktikum (UAP), wawancara, pelaporan
dan keaktifan praktikan selama praktikum.
3. Sistem penilaian dalam praktikum adalah 100%, dimana setiap bagian wajib diikuti
oleh praktikan sebagai syarat kelulusan dengan pembagian presentase sebagai
berikut:
a. Pretest, 10%
b. Posttest, 10%
c. Ujian Akhir Praktikum, 25%

42
d. Wawancara, 20%
e. Pelaporan, 30%
f. Keaktifaan Praktikan, 5%
4. Nilai akhir praktikum akan dipublikasi setelah Koordinator Asisten menyerahkan
nilai akhir praktikum kepada Koordinator Laboratorium Prodi Teknik Sipil untuk
disetujui.

43

Anda mungkin juga menyukai