Anda di halaman 1dari 17

M – XII

UJI TRIAKSIAL UU
(UNCONSOLIDATED UNDRAINED TRIAXIAL TEST)

12.1. Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari uji triaksial UU adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui nilai kuat geser tanah.
2. Untuk mengetahui nilai kohesi (C) dan sudut geser dalam (θ).

12.2. Landasan Teori


Triaksial UU adalah salah satu pengujian untuk menentukan nilai kuat
geser dari tanah dengan memberi gaya dari3 tegasan gaya. pada pengujian
triaksial ini, diberikan tekanan berupa σ1, σ2 dan σ3. Pada pengujian ini beban
dari σ2 dan σ3 biasa menggunakan media air agar mendapatkan nilai yang persis
dengan tekanan tanah sebenarnya, karena pada keadaan sebenarnya, tanah akan
dikelilingi tanah lagi yang memiliki tekanan dari arah σ2 dan σ3 tidak sebesar
tekanan yang ada pada batuan.
Viskostas air disini sangat berpengaruh, karena ketahanan pada zat fluida
ini yang pada saat ini medianya air ini akan diubah dengan baik menjadi tekanan
maupun tegangan. Viskositas disini berperan penting karena ketahanan dari fluida
yang berkembang pada alat triaksial ini bekerja sangat baik.

Sumber : Anonim, 2016


Gambar 12.1
Gradien Garis Laminer Geser

MXII-1
MXII-2

Pada tekanan yang diterima oleh tanah, akan mengakibatkan suatu


kekangan adri tanah yang disekelilingnya yang pada umumnya akan
menyebabkan tekanan radial yang sama nilai besarannya pada setiap arahnya,
sehingga σ2 dan σ3 ini sama. Akan tetapi jika keadaan pada nyatanya tidak
tertutup seperi pada luang bukaan atau pada dinding galian ini maka σ2 dan σ3 ini
tidak akan sama, karena gaya yang bekerja pada sampingnya telah hampir hilang
semenjak lubang bukaan atau dibuat dinding.
Untuk menyatakan kecepatan pembebanannya yang diberikan oleh tanah
yang ada dilapangan, maka pengujian triaksial terbagi menjadi 3 metode, berikut
adalah :
1. Unconsolidated Undrained
2. Consolidated Undrained
3. Consolidated Drained
Pada pengujian saat ini dilakukan pengujian Uncoslidated Undrained atau
biasa disebut uji triaksial UU, pada pengujian triaksial ini digunakan suatu sampel
tanah berbentuk silinder yang dimasukkan pada membran karet yang tipis agar
kondisi tanah tidak mudah hancur karena telah diambil dan diletakkan pada bejana
silinder sehingga diisi air agar mendapatkan tegangan dari sekelilingnya.

Sumber : James, 2013


Gambar 12.2
Alat Triaksial UU
MXII-3

Pengujian Triaksial UU ini dilakukan untuk menyatakan situasi dan kondisi


tanah dilapangan ketika diberi pembebanan yang sangat cepat sehingga lapisan
tanah yang tidak sempat terkonslidasi dengan air ini akan mengalir keseluruh luar
lapisan yang terkonsolidasi. Sebagai kasus ini diberi beban yang cepat sehingga
beban yang didapatkan secara singkat pula.
Terdapat dua fase pada saat pengujian triaksial UU ini, dimana fase
tersebut adalah :
1. Fase Kompresi
Pada fase ini, benda uji diberi tekanan sel secara bertahap hingga
mencapai tegangan kekangan yang diharapkan .
Karena pada fase ini keran ditutup (unconsolidated), maka tegangan dari sel
triaxial seluruhnya akan ditahan oleh tegangan air pori dari tanah

Sumber : Joetomo, 2013


Gambar 12.3
Tegangan Diakhir Fase Kompresi

Pada kahir fase kompresi ini akan diperoleh nilai tegangan sebagai berikut:
a. Pada cell/chamber (tegangan total)
b. Tegangan air pori
c. Tegangan efektif
MXII-4

2. Fase deviatorik (undrained)


Pada fase ini, pelat dibagian atas dan bawah benda uji akan menekan
benda uji dengan tegangan aksial menghasilkan tegangan deviatorik pada benda
uji. Saat proses pemberian tegangan aksial (yang tentunya menghasilkan
tegangan deviatorik), maka terjadi penambahan atau pengurangan tegangan air
pori. Bersamaan dengan proses ini, akan terjadi penambahan tegangan efektif
tanah akibat proses shearing pada fase undrained. Bila tanah tersaturasi
sempurna, maka besarnyapenambahan tegangan efektif tanah ini akan selalu
sama tidak peduli berapapun besarnya tegangan kompresi pada
fase unconsolidated.

Sumber : Joetomo, 2013


Gambar 12.4
Tipikal Hasil Uji UU (Fase Deviatorik)

12.3. Alat dan Bahan


12.3.1. Alat
Berikut ini alat yang digunakan pada pengujian kali ini, yaitu :
1. Alat uji triaxial
2. Kompressor
3. Triaxial cell
4. Membran Karet
5. Dial gauge
6. Piston plunger
MXII-5

Sumber : Dokumentasi Praktikum, 2018


Foto 12.1
Set Alat Triaksial UU
12.3.2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel tanah yang diambil dalam keadaan
alami lalu diuji secara langsung. Dimensi dari sampel disesuaikan dengan dimensi
dari silinder dan sel yang digunakan untuk pengujian.

Sumber : Dokumentasi Praktikum, 2018


Foto 12.2
Bahan Yang Digunakan

12.4. Prosedur Percobaan


Berikut ini langkah-langkah atau prosedur pengujian triaksial uu ini, yaitu :
1. Contoh tanah diambil dengan tabung bor ukuran tinggi 76 mm dan
diameter 38 mm, kedua permukaannya diratakan.
2. Keluarkan contoh tanah dari silinder dengan menggunakan piston plunger.
3. Ukur diameter dan tinggi sampel secara lebih akurat.
4. Timbang berat sampel.
5. Dengan batuan Strecher, contoh tanah diselubungi membran karet.
6. Pasang batu pori di bagian bawah.
MXII-6

7. Membran bagian bawah dan atas diikat dengan karet membran karet.
8. Letakkan contoh tanah tersebut pada alat triaxial.
9. Sel triaxial diisi air destilasi hingga penuh dan meluap, tegangan air pori
dinaikkan hingga sesuai tegangan keliling yang diinginkan.
10. Tekanan vertikal diberikan denhgan jalan menekan tangkai beban dibagian
tas contoh tanah yang dijalankan oleh mesin dengan kecepatan tertentu.
11. Kecepatan pengujian ditentukan 2% per menit atau ekivalen 1,5 mm/menit
untuk sampel dengan tinggi 76 mm.
12. Pembacaan diteruskan sampai pembacaan proving ring dial
memperlihatkan penurunan sebanyak 3 kali atau sampai regangan
mencapai kurang lebih 15%.
13. Keluarkan contoh tanah air dari sel triaxial kemudian digambar bidang
runtuhnya.
14. Contoh tanah dibagi menjadi 3 bagian untuk ditentukan kadar airnya.
15. Percobaan dilakukan lagi dengan tegangan sel lebih besar dengan
prosedur seperti diatas.

Sumber : Dokumentasi Praktikum, 2018


Gambar 12.5
Diagram Alir Triaksial UU
MXII-7

12.5. Rumus yang digunakan


Adapun rumus-rumus yang digunakan pada pengujian kali ini, yaitu :
1. Luas Penampang Tanah
A = π x r2……………….………………(12.1)
2. ∆L
Deformation Load
∆L = …..…………………....(12.2)
1000
3. Strain (Regangan)
∆L
Strain = …………………...………..(12.3)
L
4. Correction Factor
CF = 1 + Strain……………….………….(12.4)
5. Correction Area
CA = CF x Luas………………………….(12.5)
6. Beban
Beban = Loading Dial (div) x 0,18 kg/div……........(12.6)
7. Deviator Stress
Beban
DS = …………………………….(12.7)
CA

8. Tegangan Normal (σN)


Beban
σN = Luas
……………………………(12.8)

9. σ1
σ1 = σ3 x DS…………………………..(12.9)
10. Strain (%)
Strain = strain x 100 %............................(12.10)

Keterangan :
A = Luas (cm2)
∆L = Perpendekan Aksial (cm)
L = Panjang Sampel (cm)
CF = Correction Factor
CA = Correction Area (cm2)
DS = Deviator Stress (kg/cm2)
MXII-8

σN = Tegangan Normal (kg/cm2)

σ1 = Tegangan Aksial (kg/cm2)

σ3 = Tegangan Keliling (kg/cm2)

12.6. Data Hasil Percobaan


Adapun data yang didapatkan berupa :
1. LT/TUU/V-2/001
Diameter :3,2 cm
Tinggi : 6,48 cm
2. LT/TUU/V-2/002
Diameter : 3,5 cm
Tinggi : 6,68 cm
Tabel 12.1
Data Pengamatan

Deformation Load Deformation Load


Dial Dial Dial Dial

0 0 0 0
20 10 20 12
40 11 40 17
60 12 60 22
80 13 80 25
100 16 100 28
120 19 120 30
140 22 140 31
160 24 160 32
180 26 180 33
200 28 200 35
220 30 220 36
240 32 240 37
260 33 260 38
280 34 280 39
300 35 300 39
320 37 320 40
340 38 340 41
360 38,5 360 41
380 40 380 41
400 41
420 42
MXII-9

440 43
460 44
480 44
500 45
520 46
540 46
560 46
Sumber : Data Praktikum, 2018

12.7. Pengolahan Data


Adapun pengolahan data yang digunakan ini berdasarkan pada rumus
yang diberikan, berikut ialah :
1. LT/TUU/V-2/001
a. Luas permukaan
A = 𝜋 x r2
A = 3,14×1,62 cm
A = 8,04 cm2
b. ∆L
Deformation load
∆L =
1000
20 80
∆L20 = = 0,02 cm ∆L80 = = 0,08 cm
1000 1000
40 100
∆L40 = 1000
= 0,04 cm ∆L10 = 1000
= 0,1 cm
60
∆L60 = 1000
= 0,06 cm

c. Strain
Strain =∆L / L
0,02cm 0,08 cm
Strain 20 = = 0,003 Strain 80 = = 0,012
6,48 cm 6,48 cm
0,04cm 0,1 cm
Strain 40 = = 0,006 Strain100= = 0,015
6,48 cm 6,48 cm
0,06cm
Strain 60 = = 0,009
6,48 cm

d. Correction Factor
CF = 1 + Strain
CF = 1 + 0,003 = 1,003 CF = 1 + 0,012 = 1,012
CF = 1 + 0,006 = 1,006 CF = 1 + 0,015 = 1,015
CF = 1 + 0,009 = 1, 009
MXII-10

e. Correction Area
CA = CF x Luas
CA 20 = 1,003 x 8,04 cm2 =8,11 cm2
=8,06 cm2 CA 80 = 1,012 x 8,04 cm2
CA 40 = 1,006 x 8,04 cm2 =8,14 cm2
=8,09 cm2 CA 100 = 1,015 x 8,04 cm2
CA 60 = 1,009 x 8,04 cm2 =8,16 cm2
f. Beban
Beban = Loading dial (div) x 0,18 kg/div
Beban 20 = 10 div x 0,18 kg/div = 1,8 kg
Beban 40 = 11 div x 0,18 kg/div = 1,98 kg
Beban 60 = 12 div x 0,18 kg/div = 2,16 kg
Beban 80 = 13 div x 0,18 kg/div = 2,34 kg
Beban 100 = 16 div x 0,18 kg/div = 2,88 kg
g. Deviator Stress
DS = Beban / CA
DS 20 = 1,8kg / 8,06 cm2 = 0,27 kg/cm2
= 0,22 kg/cm2 DS 80 = 2,34 kg / 8,14 cm2
DS 40 = 1,98 kg / 8,09 cm2 = 0,18kg/cm2
= 0,24 kg/cm2 DS 100 = 2,88 kg / 8,16
2
DS 60 = 2,16 kg / 8,11 cm cm2 = 0,17 kg/cm2
h. Tegangan normal
𝜎3 = Beban / Luas
𝜎3.20 = 1,8 kg / 8,04 cm2 = 0,27 kg/cm2
= 0,22 kg/cm2 𝜎3.80 = 2,34 kg / 8,04 cm2
𝜎3.40 = 1,98 kg / 8,04 cm2 = 0,29 kg/cm2
= 0,25 kg/cm2 𝜎3.100= 2,88 kg / 8,04 cm2
𝜎3.60 = 2,16 kg / 8,04 cm2 = 0,36 kg/cm2
i. 𝜎1
𝜎1 = 𝜎3 x DS
𝜎1.20 = 0,5 kg/cm2 x 0,22 𝜎1.60 = 0,5 kg/cm2 x 0,27
= 0,11 kg/cm2 = 0,13 kg/cm2
𝜎1.40 = 0,5 kg/cm2 x 0,24 𝜎1.80 = 0,5 kg/cm2 x 0,29
= 0,12 kg/cm2 = 0,14 kg/cm2
MXII-11

𝜎1.100 = 0,5 kg/cm2 x 0,35 = 0,18 kg/cm2


j. Strain (%)
Strain (%) = strain x 100%
Strain 20 (%) = 0,003 x 100%
=0.3%
Strain 40 (%) = 0,006 x 100%
=0.6%
Strain 60(%) = 0,009 x 100%
=0.9%
Strain 80 (%) = 0,011x 100%
=1,1%
Strain 100 (%) = 0,015x 100%
=1,5%
2. LT/TUU/V-2/002
a. Luas permukaan
A = 𝜋 x r2
A = 3,14×1,752 cm
A = 9,62 cm2
b. ∆L
Deformation load
∆L =
1000
20 80
∆L20 = 1000
= 0,02 cm ∆L80 = 1000
= 0,08 cm
40 100
∆L40 = 1000
= 0,04 cm ∆L10 = 1000
= 0,1 cm
60
∆L60 = = 0,06 cm
1000

c. Strain
Strain =∆L / L
0,02cm 0,08 cm
Strain 20 = = 0,003 Strain 80 = = 0,012
6,68 cm 6,68 cm
0,04cm 0,1 cm
Strain 40 = = 0,006 Strain100= = 0,015
6,68 cm 6,68 cm
0,06cm
Strain 60 = = 0,009
6,68 cm

d. Correction Factor
CF = 1 + Strain
MXII-12

CF = 1 + 0,003 = 1,003 CF = 1 + 0,012 = 1,012


CF = 1 + 0,006 = 1,006 CF = 1 + 0,015 = 1,015
CF = 1 + 0,009 = 1, 009
e. Correction Area
CA = CF x Luas
CA 20 = 1,003 x 9,62 cm2 =9,7 cm2
=9,65 cm2 CA 80 = 1,012 x 9,62 cm2
CA 40 = 1,006 x 9,62 cm2 =9,73 cm2
=9,67 cm2 CA 100 = 1,015 x 9,65 cm2
CA 60 = 1,009 x 9,62 cm2 =9,76 cm2
f. Beban
Beban = Loading dial (div) x 0,18 kg/div
Beban 20 = 12 div x 0,18 kg/div = 2,16 kg
Beban 40 = 17 div x 0,18 kg/div = 3,06 kg
Beban 60 = 22 div x 0,18 kg/div = 3,96 kg
Beban 80 = 25 div x 0,18 kg/div = 4,5 kg
Beban 100 = 28 div x 0,18 kg/div = 5,04 kg
g. Deviator Stress
DS = Beban / CA
DS 20 = 2,16 kg / 9,65 cm2 = 0,41 kg/cm2
= 0,22 kg/cm2 DS 80 = 4,5 kg / 9,73 cm2
DS 40 = 3,06 kg / 9,67 cm2 = 0,46 kg/cm2
= 0,32 kg/cm2 DS 100 = 5,04 kg / 8,16
DS 60 = 3,96 kg / 9,7 cm2 cm2 = 0,52 kg/cm2
h. Tegangan normal
𝜎3 = Beban / Luas
𝜎3.20 = 2,16 kg / 9,62 cm2 𝜎3.60 = 3,96 kg / 9,62 cm2
= 0,22 kg/cm2 = 0,41 kg/cm2
𝜎3.40 = 3,06 kg / 9,62 cm2 𝜎3.80 = 4,5 kg / 9,62 cm2
= 0,32 kg/cm2 = 0,47 kg/cm2
𝜎3.100= 5,04 kg / 9,62 cm2
= 0,52 kg/cm2
i. 𝜎1
𝜎1 = 𝜎3 x DS
MXII-13

𝜎1.20 = 1 kg/cm2 x 0,22 = 0,41 kg/cm2


= 0,22 kg/cm2 𝜎1.80 = 1 kg/cm2 x 0,46
𝜎1.40 = 1 kg/cm2 x 0,32 = 0,46 kg/cm2
= 0,32 kg/cm2 𝜎1.100 = 1 kg/cm2 x 0,52
𝜎1.60 = 1 kg/cm2 x 0,41 = 0,52 kg/cm2
j. Strain (%)
Strain (%) = strain x 100%
Strain 20 (%) = 0,003 x 100%
=0.3%
Strain 40 (%) = 0,006 x 100%
=0.6%
Strain 60(%) = 0,009 x 100%
=0.9%
Strain 80 (%) = 0,012x 100%
=1,2%
Strain 100 (%) = 0,015x 100%
=1,5%
Tabel 12.2
Hasil Pengolahan Data Seluruh Sampel
Deviat
Strai
Loa ΔL Are Correct or Strai
Deformat n Beb
d (c a ed Area Stress σn σ1 n
ion Dial (ΔL/L an
Dial m) CF (cm2) (kg/cm (%)
o)
2)
1,00 0,0 0,0
0 0 0 0,000 8,04 0,00 0,00 0,0
0 0 0
0,0 1,00 0,2 0,1
20 10 0,003 8,06 1,80 0,22 0,3
2 3 2 1
0,0 1,00 0,2 0,1
40 11 0,006 8,09 1,98 0,24 0,6
4 6 5 2
0,0 1,00 0,2 0,1
60 12 0,009 8,11 2,16 0,27 0,9
6 9 7 3
0,0 1,01 0,2 0,1
80 13 0,012 8,14 2,34 0,29 1,2
8 2 9 4
1,01 0,3 0,1
100 16 0,1 0,015 8,16 2,88 0,35 1,5
5 6 8
0,1 1,01 0,4 0,2
120 19 0,019 8,19 3,42 0,42 1,9
2 9 3 1
0,1 1,02 0,4 0,2
140 22 0,022 8,21 3,96 0,48 2,2
4 2 9 4
MXII-14

0,1 1,02 0,5 0,2


160 24 0,025 8,24 4,32 0,52 2,5
6 5 4 6
0,1 1,02 0,5 0,2
180 26 0,028 8,26 4,68 0,57 2,8
8 8 8 8
1,03 0,6 0,3
200 28 0,2 0,031 8,29 5,04 0,61 3,1
1 3 0
0,2 1,03 0,6 0,3
220 30 0,034 8,31 5,40 0,65 3,4
2 4 7 2
0,2 1,03 0,7 0,3
240 32 0,037 8,34 5,76 0,69 3,7
4 7 2 5
0,2 1,04 0,7 0,3
260 33 0,040 8,36 5,94 0,71 4,0
6 0 4 6
0,2 1,04 0,7 0,3
280 34 0,043 8,39 6,12 0,73 4,3
8 3 6 6
1,04 0,7 0,3
300 35 0,3 0,046 8,41 6,30 0,75 4,6
6 8 7
0,3 1,04 0,8 0,3
320 37 0,049 8,44 6,66 0,79 4,9
2 9 3 9
0,3 1,05 0,8 0,4
340 38 0,052 8,46 6,84 0,81 5,2
4 2 5 0
38, 0,3 1,05 0,8 0,4
360 0,056 8,48 6,93 0,82 5,6
5 6 6 6 1
0,3 1,05 0,9 0,4
380 40 0,059 8,51 7,20 0,85 5,9
8 9 0 2
1,06 0,9 0,4
400 41 0,4 0,062 8,53 7,38 0,86 6,2
2 2 3
0,4 1,06 0,9 0,4
420 42 0,065 8,56 7,56 0,88 6,5
2 5 4 4
0,4 1,06 0,9 0,4
440 43 0,068 8,58 7,74 0,90 6,8
4 8 6 5
0,4 1,07 0,9 0,4
460 44 0,071 8,61 7,92 0,92 7,1
6 1 9 6
0,4 1,07 0,9 0,4
480 44 0,074 8,63 7,92 0,92 7,4
8 4 9 6
1,07 1,0 0,4
500 45 0,5 0,077 8,66 8,10 0,94 7,7
7 1 7
0,5 1,08 1,0 0,4
520 46 0,080 8,68 8,28 0,95 8,0
2 0 3 8
0,5 1,08 1,0 0,4
540 46 0,083 8,71 8,28 0,95 8,3
4 3 3 8
0,5 1,08 1,0 0,4
560 46 0,086 8,73 8,28 0,95 8,6
6 6 3 7
Deviat
Strai
Loa ΔL Are Correct or Strai
Deformat n Beb
d (c a ed Area Stress σn σ1 n
ion Dial (ΔL/L an
Dial m) CF (cm2) (kg/cm (%)
o)
2)
MXII-15

1,00 0,0 0,0


0 0 0 0,000 9,62 0,00 0,00 0,0
0 0 0
0,0 1,00 0,2 0,2
20 12 0,003 9,65 2,16 0,22 0,3
2 3 2 2
0,0 1,00 0,3 0,3
40 17 0,006 9,67 3,06 0,32 0,6
4 6 2 2
0,0 1,00 0,4 0,4
60 22 0,009 9,70 3,96 0,41 0,9
6 9 1 1
0,0 1,01 0,4 0,4
80 25 0,012 9,73 4,50 0,46 1,2
8 2 7 6
1,01 0,5 0,5
100 28 0,1 0,015 9,76 5,04 0,52 1,5
5 2 2
0,1 1,01 0,5 0,5
120 30 0,018 9,79 5,40 0,55 1,8
2 8 6 5
0,1 1,02 0,5 0,5
140 31 0,021 9,82 5,58 0,57 2,1
4 1 8 7
0,1 1,02 0,6 0,5
160 32 0,024 9,85 5,76 0,58 2,4
6 4 0 8
0,1 1,02 0,6 0,6
180 33 0,027 9,88 5,94 0,60 2,7
8 7 2 0
1,03 0,6 0,6
200 35 0,2 0,030 9,90 6,30 0,64 3,0
0 6 4
0,2 1,03 0,6 0,6
220 36 0,033 9,93 6,48 0,65 3,3
2 3 7 5
0,2 1,03 0,6 0,6
240 37 0,036 9,96 6,66 0,67 3,6
4 6 9 7
0,2 1,03 0,7 0,6
260 38 0,039 9,99 6,84 0,68 3,9
6 9 1 8
0,2 1,04 0,7 0,7
280 39 0,042 10,02 7,02 0,70 4,2
8 2 3 0
1,04 0,7 0,7
300 39 0,3 0,045 10,05 7,02 0,70 4,5
5 3 0
0,3 1,04 0,7 0,7
320 40 0,048 10,08 7,20 0,71 4,8
2 8 5 1
0,3 1,05 0,7 0,7
340 41 0,051 10,11 7,38 0,73 5,1
4 1 7 3
0,3 1,05 0,7 0,7
360 41 0,054 10,13 7,38 0,73 5,4
6 4 7 3
0,3 1,05 0,7 0,7
380 41 0,057 10,16 7,38 0,73 5,7
8 7 7 3
MXII-16

Gambar 12.5
Lingkaran Mohr
12.8. Analisis
Pada pengujian triaksial UU yang telah dilaksanakan, digunakan 2 sampel
pada pegujian ini, dikarenakan pada perngujian sampel ketiga ini, terdapat ketidak
validan data yang akan menyebabkan pengerjaan menjadi error, dengan kata lain
sampel 3 ini tidak mewakilkan dengan keadaan lapangannya, adapun faktor yang
dapat mempengaruhi dalam mendapatkan nilai yang maksimal maupun yang
menyebabkan nilai yang tidak diinginkan ini biasanya pada pemasangan alatnya
sendiri, dapat dari viskostas air yang berbeda dengan keadaan tanah pada
umumnya, dan juga dapat pengambilan sampel sendiri.

12.9. Kesimpulan
Dari hasil pengujian triaksial UU, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada setiap tanah yang dilakukan pengambilan dan pemercontoan yang
sama akan menghasilkan nilai kuat geser yang berbeda, hal ini menjadi
suatu perbandingan antara tegangan dan regangan, dan juga sudut geser
dalam yang mempengaruhi tingkat keruntuhan tanah.
2. Nilai kohesi yang didapatkan sebesar 0,06 dan sudut geser dalamnya
sebesar 5,86
DAFTAR PUSTAKA

1. Muliarto, Hendro. 2011 “Triaksial UU Test”


hendromuliarto.bloghspot.co.id. Diakses pada Kamis 3 Mei 2018.
(Referensi Internet)

2. Oetomo, James. 2013 “Uji Triaksial UU” james-oetomo.com. Diakses


pada Kamis 3 Mei 2018. (Referensi Internet)

3. Soedarmo, Djatmiko, G. 1993. “Mekanika Tanah”. Penerbit Kanisius :


Malang.

Anda mungkin juga menyukai