ABSTRAK
Program Pemerintah Kota Malang adalah menata lingkungan permukiman kumuh. Program yang telah masuk
pada Kelurahan Kotalama masih belum memberikan hasil yang signifikan dalam menangani permasalahan
permukiman kumuh dan seringkali menghasilkan program yang tidak sesuai dengan dengan kebutuhan
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi permukiman kumuh serta melihat presepsi
masyarakat terkait kepuasan dan kepentingan terhadap kriteria permukiman tempat tinggalnya. Kondisi tingkat
kekumuhan dinilai berdasarkan indikator Permen PU Nomor 02/PRT/M/2016. Selanjutnya adalah menilai tingkat
kepuasan dan kepentingan terhadap kriteria permukiman yang dianalisis menggunakan metode Importance
Performance Analysis (IPA). Hasil Penelitian menunjukan bahwa tidak semua indikator menyebabkan kekumuhan
pada permukiman RW 10. 12 RT yang ada masuk dalam kategori kumuh ringan. Berdasarkan Analisis tingkat
kepuasan dan kepentingan, dengan kondisi kumuh ringan masyarakat RW 10 merasa puas dengan nilai kepuasan
3,54. Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat serta meningkatkan kualitas lingkungan RW 10 untuk langkah
selanjutnya adalah overlay permasalahan antara hasil tingkat kekumuhan dan hasil analisis kepuasan dan
kepentingan sehingga didapatkan arahan perbaikan yang dikelompokan menjadi lima prioritas penangan sesuai
dengan kondisi kekumuhan dan kebutuhan masyarakat. Hasil overlay permasalahan menunjukan program
prioritas utama adalah program perbaikan prasarana dan sarana persampahan, program perbaikan sistem
pengolahan persampahan, program pengadaan prasarana proteksi kebakaran, dan program pengadaan sarana
proteksi kebakaran.
ABSTRACT
Malang City Government Program is organizing a slum settlement environment. Programs included which is in
Kelurahan Kotalama still have not provided significant. results in handling slum settlement problems and often
result in programs that are not in accordance with the needs of the community so that the program does not go
well. This study aims to identify the conditions of slums and see the perception of the community related to the
satisfaction and interests of the criteria of settlement where he lived. The condition of slum level is assessed based
on Permen PU No. 02/PRT/M/2016. Moreover, this study assess the level of satisfaction and interest on the
criteria of settlements analyzed using the method of Importance-Performance Analysis (IPA). The result of the
research shows that not all indicators cause slum in RW 10. 12 Households is included in the category of a light
slum. Based on the analysis of satisfaction and interest rates, with mild conditions of community RW 10 was
satisfied with the value of satisfaction 3,54. To improve the community's satisfaction and to improve the
environmental quality of RW 10 for the next step is to overlay the problems between slum level and satisfaction
and interest analysis result so that the improvement directions are grouped into five priority handlers according
to the condition of slum and community needs. The results of overlay problems indicate the main priority
programs are Improvement program of waste infrastructure and facilities, Improvement of a waste management
system, Procurement of fire protection infrastructure program, and procurement program of fire protection
facility.
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019 75
PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KRITERIA PERMUKIMAN KUMUH DI RW 10 KELURAHAN KOTALAMA, KOTA MALANG
76 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019
Iskhak Nindya Utami, Dian Dinanti
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019 77
PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KRITERIA PERMUKIMAN KUMUH DI RW 10 KELURAHAN KOTALAMA, KOTA MALANG
78 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019
Iskhak Nindya Utami, Dian Dinanti
tidak sesuai persyaratan teknis, APAR, dan mobil ternyata pada RT 5 sebanyak 76% masyarakat
pompa. Variabel kelima adalah keteraturan yang tinggal tidak terpenuhi kebutuhan air
bangunan pada 8 RT dari 12 RT di RW 10 minum sebanyak 60 liter/orang/ hari telah
kondisinya 75-100% bangunan pada lokasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum. Variabel
memiliki keteraturan. Kepadatan bangunan juga terpelihara drainase dan konstruksi drainase
merupakan variabel yang menyebabkan pada RT 2 sebesar 80% tidak terpelihara dan
permukiman RW 10 Kumuh akan tetapi tidak mengalami kerusakan konstruksi, kotor dan
pada semua RT hanya terdapat 4 RT kepadatan berbau sehingga menyebabkan kekumuhan
mencapai >80% yaitu RT 1, RT 3, RT 10 dan RT 11, sedangkan RT lain seperti RT 4 dan RT 8 100%
sedangakan terdapat RT dengan kepadatan 45% kondisi drainase terpelihara dengan konstruksi
yaitu RT 7. 4 variabel lain yang menyebabkan RW drainase dalam kondisi bagus. Variabel
10 masuk kedalam kategori permukiman kumuh pengolahan air limbah masuk kedalam penilaian
karena terdapat 1 RT yang ternyata kondisinya buruk dikarenakan terdapat 1 RT yaitu RT 10
75-100% tidak sesuai persyaratan teknis sehingga sebesar 100% masyarakat tidak memiliki jamban
keempat variabel tersebut menyebabkan keluarga / jamban bersama. Untuk lebih jelasnya
kekumuhan sedangkan 11 RT lain tidak dapat dilihat pada tabel tingkat kekumuhan
mengalami masalah terhadap 4 variabel tersebut berikut.
yaitu variabel terpenuhi kebutuhan air minum
Tabel 2. Penilaian Tingkat Kekumuhan RW 10 Kelurahan Kotalama Kota Malang
Nilai Kekumuhan
Indicator RT RT RT
RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6 RT 7 RT 8 RT 9
10 11 12
Ketidakterarturan
5 0 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5
bangunan
Tingkat kepadatan
5 3 5 3 1 3 1 3 3 5 5 3
bangunan
Kualitas bangunan 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
Cakupan pelayanan jalan 1 0 1 3 0 0 0 0 1 0 3 1
Kualitas permukaan
1 0 1 3 0 0 0 0 1 0 3 1
jalan
Ketersediaan akses
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
aman air minum
Terpenuhinya
0 1 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0
kebutuhan air minum
Kemampuan
mengalirkan limpasan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
air
Ketersediaan drainase 1 0 1 3 0 0 0 0 1 0 3 1
Keterhubungan dengan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
sistem drainase
Terpeliharanya drainase 0 5 0 0 3 3 3 0 0 3 1 0
Kualitas konstruksi
0 5 0 0 3 3 3 0 0 3 1 0
drainase
Sistem pengolahan air
0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 0 0
limbah
Prasarana dan sarana
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
pengolahan air limbah
Prasarana dan sarana
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
persampahan
Sitem pengolahan
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
persampahan
Terpeliharanya sarana
dan prasarana
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pengolahan
persampahan
Ketersediaan prasarana
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
proteksi kebakaran
Ketersediaan sarana
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
proteksi kebakaran
Total 33 34 33 32 38 35 33 23 32 36 41 31
Kategori KR KR KR KR KR KR KR KR KR KR KR KR
Keterangan : KR = Kumuh Ringan
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019 79
PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KRITERIA PERMUKIMAN KUMUH DI RW 10 KELURAHAN KOTALAMA, KOTA MALANG
80 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019
Iskhak Nindya Utami, Dian Dinanti
merupakan atribut yang dinilai kurang penting kepentingan masyarakat pada posisi kuadran
dan kinerjanya sudah memuaskan dan terdapat 2 I maka akan menjadi prioritas 1
program yang berada pada kuadran II yang 2. Jika nilai kondisi lingkungan pada posisi 5 dan
artinya program tersebut merupakan program
kepuasan masyarakat pada posisi kuadran II
yang dibutuhkan masyarakat dan kinerjanya
sudah memuaskan yaitu pada tribute konstruksi maka menjadi prioritas 2.
drainase dan ketersediaan air bersih padahal 3. Jika Kondisi permukiman mendapat nilai 5
pada kondisi eksisting konstruksi masih terdapat dan kepuasan masyarakat pada kuadaran III
konstruksi drainase dalam kondisi buruk karena maka menjadi prioritas 3
sepanjang 346 meter konstruksi drainase pada RT 4. Jika Kondisi permukiman mendapat nilai 5
2 mengalami kerusakan. Program IPAL terpadu dan kepuasan masyarakat pada kuadaran IV
dilakukan pada tahun 2012 dan kembali
maka menjadi prioritas 4
dilakukan pada tahun 2016 namun pada saat ini
kondisi sistem pengolahan air limbah RW 10 5. Jika Kondisi permukiman mendapat nilai 3
dinilai buruk karena sebanyak 73 rumah yang ada dan kepuasan masyarakat pada kuadaran I
pada RT 10 tidak terhubung dengan tanki septic maka menjadi prioritas 5
sehingga berpotensi mencemari air sungai dan air 6. Jika Kondisi permukiman mendapat nilai 3
tanah akan tetapi masyarakat menilai system dan kepuasan masyarakat pada kuadaran II
pengolahan air limbah merupakan kriteria maka menjadi prioritas 6
permukiman yang dianggap kurang penting
namun sudah memberikan kinerja yang Tabel 5 menunjukan prioritas program
memuaskan. Dari kondisi diatas dapat penanganan lingkungan permukiman kumuh
disimpulkan bahwa penilaian masyarakat berdasarkan overlay hasil analisis penilaian
menjadi kurang efektif karena keterbatasan tingkat kekumuhan setiap kriteria dan
pengetahuan masyarakat. berdasarkan hasil analisis kepuasan dan
kepentingan setiap kriteria yang ada di RW 10.
C. Overlay Permasalahan Maka urutan program penanganan lingkungan
Dari hasil analisis penilaian tingkat pada RW 10 adalah sebagai berikut.
kekumuhan serta persepsi kepuasan dan a. Prioritas 1
kepentingan masyarakat RW 10 diatas terdapat 1) Program perbaikan prasarana dan sarana
perbedaan antara kondisi pada permukiman yang persampahan
memang dalam kondisi buruk sehingga perlu 2) Program perbaikan sistem pengolahan
adanya perbaikan lingkungan dengan persepsi persampahan
kebutuhan masyarakat terhadap kriteria 3) Program pengadaan prasarana proteksi
permukiman. Sebagai langkah awal mengetahui kebakaran
permasalahan permukiman pada permukiman 4) Program pengadaan sarana proteksi
RW 10 ialah dengan memetakan tiap kebakaran
permasalahan yang dinilai buruk karena tidak b. Prioritas 2
sesuai dengan standart yang ditetapkan dalam 1) Program masyarakat RW 10 terpenuhi
Permen PU Nomor 02/PRT/M/2016 tentang kebutuhan air minum
peningkatan kualitas terhadap perumahan 2) Program perbaikan konstruksi drainase
kumuh dan permukiman kumuh pada tiap 3) Program pemeliharaan drainase
bangunan. Setelah mengetahui permasalahan c. Prioritas 3
pada tiap bangunan, selanjutnya dilakukan 1) Program perbaikan ketidak teraturan
overlay permasalahan berdasarkan kebutuhan bangunan gedung
masyarakat melalui hasil analisis kepuasan dan 2) Program arahan kepadatan bangunan
kepentingan prioritas permasalahan pada tiap d. Prioritas 4
bangunan. Penilaian pada overlay permasalahan 1) Program system pengolahan air limbah
yaitu dengan manggabungkan hasil 2 analisis e. Prioritas 5
yaitu analisis terkait kriteria kekumuhan dengan 1) Program perbaikan kualitas jalan
hasil kuadran diagram kartesius menggunakan
skala penilaian sebagai berikut.
1. jika nilai lingkungan permukiman pada posisi
5 (buruk) dan hasil kepuasan dan
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019 81
PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KRITERIA PERMUKIMAN KUMUH DI RW 10 KELURAHAN KOTALAMA, KOTA MALANG
82 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019
Iskhak Nindya Utami, Dian Dinanti
Kondisi kriteria
lingkungan RW 10 yang Hasil analisis
dinilai kumuh tingkat Kepuasan Prioritas
Uraian Masalah Lokasi Ukuran
berdasarkan standart dan tingkat Penanganan
Permen PU kepentingn RW 10
PRT/M/2016
bangunan gedung Ketidak keteraturan RT 3 184 rumah
(5) bangunan RT 5 34 rumah
disebabkan oleh RT 6 83 rumah
fasad bangunan yang RT 7 38 rumah
tidak sama karena RT 9 116 rumah
tidak menerapkan RT 11 66 rumah
konsep berupa
tanaman atau
vertikal garden pada
RT 12 64 rumah
wajah utama atau
penampilan suatu
bangunan.
Tingkat kepadatan Minimnya ruang RT 1 143 rumah
bangunan terbuka dengan RT 3 214 rumah
(5) terbatasnya lahan RT 10 73 rumah
kosong dan halaman
perkarangan rumah
dengan KDB 91%-
100% sebanyak 497
unit bangunan pada
RW 10. Tingginya KDB
ini dikarenakan III 3
terbatasnya lahan
yang dimiliki, dan RT 11 67 rumah
lahan dimaksimalkan
terbangun untuk
pembagian ruang
dalam rumah,
sehingga tidak
terdapat ruang
terbuka hijau sebagai
media resapan air.
Sistem pengolahan air Tidak memiliki RT 10 73 rumah IV 4
limbah septictank (kloset
(5) tidak terhubung
dengan sistem
pengolahan air
limbah)
Kualitas Jalan Permukaan jalan RT 4 400 Meter
(3) pada RT 4 dan RT 11
mengalami
kerusakan I 5
RT 11 197 Meter
perkerasan jalan
dibeberapa ruans
jalan lingkungan
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019 83
PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KRITERIA PERMUKIMAN KUMUH DI RW 10 KELURAHAN KOTALAMA, KOTA MALANG
84 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019
Iskhak Nindya Utami, Dian Dinanti
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019 85
PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KRITERIA PERMUKIMAN KUMUH DI RW 10 KELURAHAN KOTALAMA, KOTA MALANG
Wilayah (RTRW) Kota Malang Tahun 2010- Pengembangan Perumahan dan Kawasan
203. Permukiman Kota Malang Tahun 2012.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Kondoti. 2003. Introduction to the Science of
Ciptakarya. Peraturan Mentri Pekerjaan Human Settlement. London. Hutchinson
Umum No 26/PRT/M/2008 tentang and Co.
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Ong. 2014. Analisis Kepuasan Pelanggan dengan
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Analisis IPA di SBU Laboratory Cibitung.
Lingkunganya. Universitas Diponegoro.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
dan Walikota Malang. Perda 13 Tahun 2014 Rakyat. Permen PU Nomor 02/PRT/M/2016
tentang Rencana Pembangunan dan tentang peningkatan kualitas terhadap
Pengembangan Kawasan Permukiman perumahan kumuh.
Kota Malang tahun 2014-2034 Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-
Direktorat Jendral Cipta Karya Kota Malang. Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rencana Pembangunan Permukiman dan Sulaiman, 2015. Pengaruh jenis perumahan real
Perumahan Daerah Kota Malang (RP4D) estate terhadap interaksi sosial penghuni di
tahun 2012. Kota Malang.
Direktorat Jendral Cipta Karya Kota Malang, BKM Isaac, Stephen dan Michael, William. 1981. Hand
Sejahtera. Rencana Penataan Lingkungan Book in Research and Evaluation. San
Permukiman (RPLP) Kelurahan Kotalama Diego. California.
Tahun 2016. Menteri Negara Pekerjaan Umum. Kepmen Pu No
Direktorat Jendral Cipta Karya Kota Malang. 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Rencana Pembangunan dan Manajemen Penanggulangan Kebakaran di
Perkotaan.
86 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019