Anda di halaman 1dari 6

Evaluasi Program PNPM Mandiri

Evaluasi Keberlanjutan Program Water Supply and Sanitation for


Low Income Communities Project (WSLIC2) 2007 dan Program
PNPM Mandiri 2013, Serta Target Universal Access 2019 melalui
PAMSIMAS III
Oleh :
Panji Arya Yudha 15714014
Rekayasa Infrastruktur Lingkungan ITB

Dikutip Dari Presentasi BAPPENAS Evaluasi Independen Program Wslic-2 Dan Pamsimas
Latar Belakang
Pemerintah Indonesia saat ini sedang melaksanakan program pengentasan kemiskinan melalui Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Untuk meningkatkan keberhasilan implementasi program ini, maka Bappenas ingin mengetahui
sejauhmana efektivitas dari proyek-proyek pemberdayaan masyarakat yang ada sekarang.
Sehingga pengalaman dan pembelajaran baik dari sisi perencanaan hingga kelangsungan dari proyekproyek tersebut dapat dijadikan masukan untuk implementasi Program PNPM
Kesimpulan Evaluasi WSLIC2

Water Supply and Sanitation for Low Income


Communities Project (WSLIC2) yang
diimplementasikan oleh Departemen Kesehatan 2007

Rekomendasi
1) Manajemen:Jadwal keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan kadang dapat menyebabkan
keterlambatan pencairan termin.
2) Administrasi Proyek. Administrasi keuangan pelaksanaan proyek WSLIC-2di tingkat desa seyogyanya
lebih disederhanakan dan disesuaikan dengan SDM di pedesaan
3) Operasional dan Pemeliharaan Sarana Air Bersih. Perlu dikembangkan kepemilikan bak penampungan
air (reservoir) karena memberikan manfaat antara lain: i. mengurangi tekanan air sehingga instrumentasi
dan asesories pipa menjadi lebih awet (meteran air, kran dll); ii. bila sewaktu-waktu listrik mati dan pompa

tidak berjalan masih ada cadangan air yang ada di penampungan. iii. sebagai tempat cadangan air pada saat
kegiatan pemeliharaan/perbaikan sarana air bersih (pencucian reservoir, perbaikan pompa dan lain-lain).

4) Konservasi air dan Pelestarian Lingkungan.Agar sumber air terus tersedia di dalam tanah, perlu
dilakukan konservasi vegetasi di sekitar sumber air dengan jenis tanaman yang dapat menyimpan air.
Perlu ditambahunsur Dinas Kehutanan dalam TKK supaya ada koordinasi dan implementasi guna mejaga
kelestarian daerah tangkapan air yang digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih.
5) Pengembangan cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi.Pengembangan cakupan pelayanan air bersih
ke desa tetangga oleh desa SIdobogem, Pangean dan Lagam Gadang Mudik disebabkan debit air yang
cukup, topografi yang mendukung dan organisasi pengelola yang siap untuk melaksanakan hal tersebut.
Ada aturan yang menarik di desa Lagan Gadang Mudik tentang PHBS yaitu; para guru menugaskan muridmuridnya untuk mencatat, siapa saja temannya yang masih suka BAB di sembarang tempat seperti di
sungai, kebun, atau sawahuntuk menciptakan budaya pada anak-anak.
6) Plafon bantuan dana setiap desa/lokasi WSLIC-2.Jumlah plafon setiap desa dalam satu kabupaten sama,
padahal kebutuhan setiap desa/lokasi berbeda sesuai dengan karakteristik kondisi masing-masing.
Pendekatan penganggaran seperti ini masih semangat top down.
Tranparansi plafon anggaran dalam proyek WSLIC-2 sangat baik, terutama plafon anggaran untuk desa,
hampir seluruh masyarakat desa mengetahui berapa besaran anggaran untuk desanya, dan dapat melihatnya
dalam RKM yang mereka susun, pemanfaatan dana tersebut.

1
Pedoman praktis untuk pemeliharaan sarana air bersih yang masuk sambungan rumah perlu dibuat,
sehingga disamping menjaga ketahanan peralatan air bersih juga akan meringankan beban tugas tenaga
teknis.
7) Organisasi Pengelola Sarana Air Bersih.Belum ada legalitas formal untuk organisasi pengelola sarana
air bersih. Untuk pengembangan kegiatan organisasi di masa datang perlu dikuatkan dalam bentuk
Peraturan Desa dan berlanjut ke BUMD dengan SK Notaris.
8) Keberlanjutan Program:Untuk menjaga keberlanjutan program, hal-hal yang telah dan/atau harus
dilakukan adalah:Pembentukan Asosiasi HIPPAMS di Kabupaten Lamongan. Asosiasi merupakan wadah
yang perlu dipertimbangkan untuk kemudahan dalam menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dalam
kemudahan untuk mendapatkan sparepart dan kerjasama lain yang saling menguntungkan. Asosiasi juga
difungsikan untuk mempermudah anggotanya bila mengalami masalah berkaitan dengan instalasi air bersih
yang dikelola.
Seleksi Terhadap Tim Kerja Masyarakat danPengelola Air Bersih dan Sanitasi. Pemilihan dilakukan secara
demoktis untuk menghindari terjadinya masalah kelembagaan dan harus disusun kriteria calon sesuai
dengan jenis pekerjaan sebelum dilakukan seleksi terhadap anggota TKM.
Pelatihan penguatan kelembagan pengelola air bersih merupakan komponen keberlanjutan program yang
sangat penting yang harus dilakukan.
Pemilihan Jenis Teknologi. Untuk mendukung keberlangsungan program, maka pemilihan teknologi harus
disesuaikan dengan kemampuan dan sumberdaya yang ada dilokasi. Pemilihan tekologi yang tidak tepat
dan mahal akan dapat berpengaruh pada ketergantungan dan ketidakmandirian.

e)Pemilihan Jenis Pipa. Pada pemasangan pipa-pipa yang terpampang diluar seharusnya menggunakan
jenis pipa logam. Jika menggunakan pipa PVC akan mudah rusak karena terkena sinar matahari. Pipa PVC
cocok untuk yang ditanam dalam tanah.
9)Kerjasama Antar Desa. Pelajaran menarik terdapat jaringan air bersih yang melintasi batas administrasi
wilayah desa (seperti kasus Desa Sidobogem) dalam pengoperasiannya belum dilengkapi
dokumen/kesepakatan tertulis antar desa. Padahal untuk menghindari konflik antar pengguna dikedua desa
berkaitan dengan kebutuhan air dimasa yang akan datang diperlukan adanya dokumen tertulis kesepakatan
kerjasama antar desa. Kesepakatan kerjasama bisa diperbarui secara berkala sesuai dengan dinamika yang
terjadi dalam pengelolaan air bersih dan sanitasi.

Dikutip Dari Buku Direktorat Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral BAPPENAS


Kesimpulan Evaluasi PNPM 2013
PNPM Mandiri adalah program pemberdayaan masyarakat yang memiliki
tujuan utama untuk menanggulangi kemiskinan atau mensejahterakan masyarakat, baik di perkotaan
maupun di perdesaan, atau di wilayah-wilayah yang tertinggal. Penanggulangan kemiskinan yang berbasis
pemberdayaan masyarakat terdiri atas PNPM-Inti yang teridiri dari program/proyek berbasis kewilayahan
dan PNPM-Penguatan yang terdiri dari program-program pemberdayaan masyarakat berbasis sektor untuk
mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target sektor tertentu.
Penyelenggaraan PNPM Mandiri melibatkan banyak stakeholders, mulai dari tingkat Pusat hingga ke
daerah di desa. Melibatkan lintas kementerian dan antar pemerintahan serta melibatkan pihak pemerintah
maupun swasta. Masyarakat adalah pengelola utama PNPM Mandiri karena merupakan program yang
memiliki kriteria dan berorientasi pada Community Driven Development (CDD).
Lokus kegiatan PNPM Mandiri adalah pada tingkat kecamatan, dimana dalam pemilihan
lokasinya ditentukan dengan kriteria-kriteria tertentu. Besarnya jumlah anggaran dan target sasaran yang
tertinggi adalah pada program PNPM Mandiri Perdesaan dan terendah program PNPM Mandiri
Infrastruktur Perdesaan. Hal ini disebabkan oleh jumlah desa yang lebih banyak untuk diberdayakan dan
kegiatan yang lebih banyak untuk dilakukan pada Mandiri Perdesaan. Pengendalian seluruh program
kemiskinan, termasuk PNPM Mandiri dilaksanakan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K) yang diketuai oleh Wakil Presiden Republik Indonesia serta dibantu oleh Kelompok
Kerja Pengendali (Pokja Pengendali) yang terdiri dari pejabat Menko Kesra, Bappenas, Kemendagri,
Kementerian Pekerjaan Umum, dan kementerian terkait lainnya yang terlibat dalam PNPM Mandiri. Untuk
meningkatkan koordinasi penanggulangan kemiskinan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dibentuk
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah.
Struktur kelembagaan PNPM Mandiri mencakup seluruh pihak yang bertanggung jawab dan
terkait dalam pelaksanaan serta upaya pencapaian tujuan PNPM Mnadiri, yang meliputi unsur pemerintah,
fasilitator dan konsultan pendamping, serta masyarakat baik di Pusat dan daerah. Rangkaian proses
kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri mencakup pengembangan masyarakat,
pemberian dana BLM yang merupakan dana stimulan keswadayaan untuk membiayai sebagian kegiatan
yang dilakukan, Peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku lokal, dan pendukungpendukungnya
berupa bantuan pengelolaan dan pengembangan program. Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri pada
prinsipnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati
masyarakat.
Sumber dana untuk pelaksanaan program PNPM Mandiri berasal dari APBN (baik yang
bersumber dari rupiah murni maupun loan/grant/hibah), APBD (provinsi/kabupaten/kota), dunia usaha, dan
swadaya masyarakat. Dana bagi pelaksanaan program PNPM Mandiri digunakan untuk pengembangan

masyarakat, BLM, peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku local, dan bantuan pengelolaan dan
pengembangan program. Dalam penganggaran dan penyaluran dana PNPM Mandiri diupayakan terjadi
pendampingan pendanaan (cost-sharing), dengan mengikuti ketentuan yang berlaku. Masing-masing
program dalam PNPM Mandiri memiliki formatnya sendiri dalam hal SDM pengelola program, termasuk
forum yang dipergunakan. Lembaga-lembaga di grassroot terbukti memiliki peran yang penting dalam
kegiatan PNPM Mandiri. Mereka itu mencakup kelompok sosial, kelompok ekonomi, maupun kelompok
perempuan.
Berdasarkan review pelaksanaan PNPM Mandiri, secara umum dapat disimpulkan beberapa poin berikut:
1) Koordinasi yang dilakukan di antara sesama program dalam PNPM masih sangat terbatas, baru
dilakukan pada penentuan lokasi dan alokasi anggaran program masing-masing serta perumusan Road
Map PNPM;
2) PNPM Mandiri adalah program pemberdayaan masyarakat, community development, dan bukan local
development;
3) Perencanaan PNPM memiliki peran strategis karena merupakan aspirasi masyarakat yang bersifat
bottom-up;
4) Daerah dapat mereplikasi program pemberdayaan masyarakat (PNPM Mandiri) untuk menjadi program
pemberdayaan masyarakat milik mereka sendiri
5) Secara Nasional pengaruh PNPM Mandiri sebagai salah satu upaya percepatan penurunan kemiskinan
masih belum dapat terukur pengaruhnya terhadap perlambatan penurunan angka kemiskinan. Namun
demikian, secara wilayah, berdasar lokasi penerima, terdapat keberhasilan yaitu:
Integrasi proses perencanaan partisipatif telah dilakukan dengan cukup
baik;
Partisipasi warga yang cukup tinggi dalam proses pemberdayaan;
Peningkatan konsumsi perkapita masyarakat penerima bantuan;
Peningkatan kesempatan mendapat pekerjaan dan akses pelayanan
dasar;
Peningkatan pembangunan infrastruktur untuk membuka akses ke
pusat-pusat kegiatan ekonomi.

Rekomendasi
Terkait pelaksanaan PNPM Mandiri sebagai salah satu upaya pemerintah guna mengentaskan
kemiskinan, para pelaksana dan pengelolan program hendaknya melakukan perbaikan sebagai berikut:
1) Koordinasi pada tataran strategi kebijakan hingga pelaksanaan program perlu dilakukan lebih optimal
khususnya terkait integrasi kebijakan program;
2) Pelembagaan sistem dan kelembagaan PNPM Mandiri secara bertahap perlu diupayakan menjadi bagian
dari sistem dan kelembagaan formal;
3) Dibutuhkan perangkat payung hukum bagi instansi pelaksana program dan pemerintah daerah dalam
pengelolaan program;

4) Fasilitasi TKPKD perlu dioptimalkan guna mendorong peran pemerintah daerah dalam pengelolaan dan
pengembangan program pengentasan kemiskinan.
Dalam kaitannya dengan pengukuran dampak pelaksanaan PNPM Mandiri terhadap penurunan
kemiskinan, salah satu cara yang dapat diimplementasikan adalah membangun suatu mekanisme open
data. Mekanisme open data dimaksud adalah mekanisme pengumpulan data secara terbuka (portal) untuk
menampung data, informasi, dan hasil-hasil penelitian terkait PNPM yang dilakukan oleh masyarakat.
Data dan hasil penelitian tersebut dapat menjadi bahan masukan bagi pengembangan dan masukan
perancangan PNPM atau program sejenis lainnya. Portal data pelaksanaan PNPM ini hendaknya dikelola
oleh kementerian/lembaga yang mengkoordinasikan pelaksanaan program.

Review Video Sosialisasi Universal Access 2019 dan Program PAMSIMAS sejak tahun 2008 - Kini
(1) Tema Universal Access 2019 yang menggambarkan bagaimana peran Pemerintah Pusat, Daerah dan
Masyarakat berpartisipasi dalam mencapai akses 100% bidang air minum dan sanitasi.
(2) Tema Pamsimas. Berisi mengenai pengalaman dan cerita sukses pelaksanaan Program Pamsimas sejak
2008 hingga saat ini. Pamsimas mendukung pemerintah dalam peningkatan akses bidang air minum dan
sanitasi. Pamsimas akan terus terlibat untuk percepatan Universal Access 2019 melalui PAMSIMAS III
Its better to try and fail than to never know and always wonder
Anonymous
Daftar Pustaka :

http://www.bappenas.go.id/files/ekps/2013/3.Evaluasi%20PNPM%20Mandiri.pdf
Badan Pusat Statistik, 2012 Survey Sosial Ekonomi Nasional,2012. Jakarta.
Bruce T.Barkley, SR.McGraw Hill, 2011.Government Program Management, New
York, 2011
Eko Nugroho Agus, 2013. Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis Partisipasi
Masyarakat: Tantangan Dan Kendala Program PNPM Mandiri. Makalah
dipaparkan pada seminar Pengayaan Evaluasi PNPM Mandiri, 2013.

Anda mungkin juga menyukai