Jalan tani di Desa Langkea Raya sepanjang 1km dan lebar 4m dibangun di atas lahan pribadi warga dengan dukungan dana
PMDM.
Sumberdaya alam, modal fisik, dan sumber daya manusia menjadi penentu pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah.
Modal fisik yang dimaksud adalah infrastruktur, mulai dari fasilitas penyedia dan pengelolaan air, penyedia listrik, prasarana
transportasi, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi dan kemasyarakatan. Tak bisa dipungkiri, mayoritas wilayah di Indonesia,
terutama di pedesaan, masih tertinggal dalam pembangunan infrastruktur.
Kebutuhan masyarakat untuk membangun, memperbaiki, dan mengembangkan infrastruktur terlihat sepanjang dua fase
penyelenggaraan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM). Usulan pembangunan infrastruktur mewarnai musyawarah penggalian
daftar usulan prioritas. Kini usulan-usulan masyarakat tersebut sudah mewujud dalam bentuk bangunan PAUD, Posyandu,
instalasi air bersih, jalan tani, jembatan desa, pembangkit listrik sederhana, sentra kuliner, hingga jamban keluarga sehat.
Di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, dana PMDM senilai Rp31 juta dimanfaatkan untuk membangun bendungan dan merehabilitasi
saluran irigasi. Sebanyak 30 hektar sawah di Dusun Molindoe merasakan manfaat dari pembangunan dan perbaikan infrastruktur
tersebut.
Masih di Kecamatan Towuti, tepatnya di Desa Langkea Raya, masyarakat mengajukan usulan pembangunan jalan tani dan
saluran irigasi. Jalan tani sepanjang 1 km dan lebar 4 m dibangun di atas lahan pribadi warga. Mereka rela tanahnya digunakan
untuk kepentingan umum tanpa kompensasi. Pada dua kegiatan tersebut, masyarakat menyumbang tenaga sepanjang
pengerjaan tanpa dibayar. Sementara di Desa Wasuponda, Kecamatan Wasuponda, pembuatan jalan tani dengan panjang total 3
km di tiga dusun telah menghidupkan perkebunan cokelat yang menjadi potensi besar di daerah tersebut.
Namun perlu diakui bahwa kegiatan infrastruktur yang didanai PMDM belum sempurna. “Kualitas pembangunan infrastruktur
masih perlu banyak perbaikan. Misalnya sisi kekuatan dan keindahan bangunan,” kata Alwi Chaidir, Fasilitator Teknik PMDM
Kabupaten Luwu Timur.
Dia menambahkan, masyarakat juga perlu punya kesadaran untuk membangun dengan baik dan tepat waktu. “Sampai saat ini,
masih banyak yang menganggap dana PMDM adalah dana hibah yang tidak punya tenggat waktu program, sehingga waktu
penyelesaian seringkali tersendat.”
Infrastruktur, sekecil dan sesederhana apapun, perlu standar baku yang bisa dirujuk masyarakat. Inilah yang belum dirumuskan
dalam PMDM. Tanpa standar baku, desain, dimensi, kualitas, dan kelayakan tiap bangunan akan berbeda.[]
Apa itu
Pembangunan Berkelanjutan ?
Pengaspalan
Jalan di Desa Kebulen
Pada sekolah menengah para siswa dan siswi dituntut untuk bisa praktek
langsung dari pada hanya sekedar mengerti teorinya saja, Tujuannya adalah
untuk membangun karakter terhadap para siswa tersebut.
Orang-orang yang lulus dari SMK akan lebih mudah untuk mencari pekerjaan
karena mereka sudah memiliki keterampilan, bahkan ada beberapa dari mereka
yang sudah mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
Banyak sekali karya yang dihasilkan oleh anak SMK, contohnya seperti
membuat mobil Esemka. Dengan pembangunan berkelanjutna yang dimasukan
dalam konsep pembelajaran, harapan kedepanya bisa mengurangi jumlah
pengangguran.
4. Pembangunan Berkelanjutan dalam Aspek Kesehatan
Bentuk fisik pembangunan berkelanjutan dalam aspek kesehatan bisa dilihat dari
tersedianya bangunan rumah sakit secara permanen di desa, sebagai jaminan
masyarakat bisa berobat dengan mudah.
Kawasan
Taman Nasional Komodo
Fasilitas Bank
Sampah
Kesimpulan :
Jadi dengan adanya pembangunan berkelanjutan ini, akan berdampak positif
juga terhadap pembangunan ekonomi. Karena pembangunan yang merata pada
setiap wilayah akan meningkatkan kesejateraan masyarakatnya.
Mengurangi angka pengangguran yang setiap tahunya bertambah, tapi perlu
anda ketahui kalau setiap pembangunan yang dilakukan oleh pemberintah ada
dampak buruk dan negatifnya.