Anda di halaman 1dari 9

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

DESA BERBASIS MASYARAKAT


IDFoS
November 24, 2014
Uncategorized
Comments

”Sebuah upaya untuk mempercepat pencapaian kesejahteraan masyarakat desa”


Dalam rangka mempercepat capaian kesejahteraan masyarakat desa, IDFoS
bekerjasama dengan Mobil Cepu Ltd. dan Pemerintah Kabupaten Tuban
Menyelenggarakan Program Pembangunan Infrastruktur Desa Berbasis Masyarakat.
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui
perbaikan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur dasar perdesaan
berbasis pemberdayaan masyarakat.
Disamping itu, tujuan Pembangunan Infrastruktur Desa Berbasis Masyarakat
adalah pertama; mewujudkan peningkatkan akses masyarakat  miskin, hampir miskin,
dan kaum perempuan, termasuk kaum minoritas terhadap pelayanan  infrastruktur
dasar di wilayah  perdesaan, kedua; Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
membangun kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan
dan penyediaan infrastruktur perdesaan,  ketiga; Meningkatnya peran aktif seluruh
masyarakat desa, dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan
pembangunan di desa, keempat; Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat
desa yang kuat, mengakar, representatif, akuntabel dan terpercaya,
dan kelima; Meningkatnya sinergi masyarakat desa, pemerintah desa, kecamatan,
pemerintah kabupaten, swasta, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat,
dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan upaya-upaya pemberdayaan
masyarakat desa

Program ini secara umum banyak memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat di


desa sasaran program,dan secara spesifik memberikan manfaat terhadap: (i)
masyarakat yang menggunakan infrastruktur jalan, gorong-gorong/jembatan termasuk
TPT, (ii) masyarakat petani yang menggunakan/dari air yang menggunakan saluran
irigiasi, (iii) kelompok rentan (ibu, miskin), tokoh masyarakat dan aparatur desa yang
terlibat dalam pelatihan-pelatihan, (iv) masyarakat rentan (miskin, perempuan) dalam
setiap rembug-rembug warga
Program pembangunan infrastruktur desa berbasis masyarakat ini diselenggarakan di
enam desa yang berada di Kecamata Soko Kab. Tuban. Enam desa penerima program
sebagaimana dimaksud adalah Desa Simo, Desa Mentoro, Desa Sokosari, Desa
Bangunrejo, Desa Jegulo, dan Desa Nguruhan
Ruang Lingkup Program Pembangunan Infrastruktur Desa Berbasis Masyarakat ini
meliputi pertama; Penguatan Kapasitas kelembagaan desa, dilakukan melaui kegiatan
pelatihan-pelatihan dan pendampingan (konsultasi, fasilitasi, koordinasi, dan
assistensi), kedua; Peningkatan  infrastruktur dasar desa, adalah pembangunan
infrastruktur dasar desa, seperti jalan termasuk di dalamnya Tanggul Penahan Tanah
(TPT), jembatan/gorong-gorong, saluran irigasi tertier dan sekunder.
Hasil  dari pelaksanaan program ini dapat dikelompok menjadi dua yaitu pertama:
penigkatan SDM aparatur desa dan tim pelaksanan program, kedua terbangunya
sarana fisik infrastruktur desa.
Hasil program berkaitan dengan peningkatan suberdaya manusia diantaranya adalah
sebagian warga desa yang mengikuti pelatihan telah memiliki kemampuan membuat
Proposal, mampu melakukan pembukuan keuangan secara tertib dan benar, mampu
terlibat dan berkontribusi dalam Perencanaan pembangunan di Desa.
Sedangkan dalam hal keberhasilan berkaitan dengan sarana fisik, di enam desa ini
telah terbagun infrastruktur yang menjadi kebutuhan dan diusulkan oleh warga lokasi
program diantaranya :
1. Desa Simo : telah terbangunm Gorong gorong dan drainase
2. Desa Mentoro : telah terbangun Tembok Penahan Tanah dan Jalan lingkungan
hotmix
3. Desa Sokosari : telah terbangun Jalan lingkungan rabat beton
4. Desa Bangunrejo : telah terbangun Jalan lingkungan lapen
5. Desa Jegulo telah terbangunnya jalan lapen
6. Desa Nguruhan telah terbangunnya jalan hotmix
Memajukan Desa Melalui Infrastruktur
Prasarana fisik menjadi modal penting bagi kemandirian desa. PMDM membangun infrastruktur dasar di 38
desa.

Jalan tani di Desa Langkea Raya sepanjang 1km dan lebar 4m dibangun di atas lahan pribadi warga dengan dukungan dana
PMDM.

Sumberdaya alam, modal fisik, dan sumber daya manusia menjadi penentu pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah.
Modal fisik yang dimaksud adalah infrastruktur, mulai dari fasilitas penyedia dan pengelolaan air, penyedia listrik, prasarana
transportasi, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi dan kemasyarakatan. Tak bisa dipungkiri, mayoritas wilayah di Indonesia,
terutama di pedesaan, masih tertinggal dalam pembangunan infrastruktur.

Kebutuhan masyarakat untuk membangun, memperbaiki, dan mengembangkan infrastruktur terlihat sepanjang dua fase
penyelenggaraan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM). Usulan pembangunan infrastruktur mewarnai musyawarah penggalian
daftar usulan prioritas. Kini usulan-usulan masyarakat tersebut sudah mewujud dalam bentuk bangunan PAUD, Posyandu,
instalasi air bersih, jalan tani, jembatan desa, pembangkit listrik sederhana, sentra kuliner, hingga jamban keluarga sehat.

Di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, dana PMDM senilai Rp31 juta dimanfaatkan untuk membangun bendungan dan merehabilitasi
saluran irigasi. Sebanyak 30 hektar sawah di Dusun Molindoe merasakan manfaat dari pembangunan dan perbaikan infrastruktur
tersebut.

Masih di Kecamatan Towuti, tepatnya di Desa Langkea Raya, masyarakat mengajukan usulan pembangunan jalan tani dan
saluran irigasi. Jalan tani sepanjang 1 km dan lebar 4 m dibangun di atas lahan pribadi warga. Mereka rela tanahnya digunakan
untuk kepentingan umum tanpa kompensasi. Pada dua kegiatan tersebut, masyarakat menyumbang tenaga sepanjang
pengerjaan tanpa dibayar. Sementara di Desa Wasuponda, Kecamatan Wasuponda, pembuatan jalan tani dengan panjang total 3
km di tiga dusun telah menghidupkan perkebunan cokelat yang menjadi potensi besar di daerah tersebut.

Namun perlu diakui bahwa kegiatan infrastruktur yang didanai PMDM belum sempurna. “Kualitas pembangunan infrastruktur
masih perlu banyak perbaikan. Misalnya sisi kekuatan dan keindahan bangunan,” kata Alwi Chaidir, Fasilitator Teknik PMDM
Kabupaten Luwu Timur.
Dia menambahkan, masyarakat juga perlu punya kesadaran untuk membangun dengan baik dan tepat waktu. “Sampai saat ini,
masih banyak yang menganggap dana PMDM adalah dana hibah yang tidak punya tenggat waktu program, sehingga waktu
penyelesaian seringkali tersendat.”

Infrastruktur, sekecil dan sesederhana apapun, perlu standar baku yang bisa dirujuk masyarakat. Inilah yang belum dirumuskan
dalam PMDM. Tanpa standar baku, desain, dimensi, kualitas, dan kelayakan tiap bangunan akan berbeda.[]

Pengertian Pembangunan Berkelanjutan

Apa itu
Pembangunan Berkelanjutan ?

Menurut pendapat para ahli pembangunan berkelanjutan ialah bentuk usaha


pemerataan di berbagai bidang untuk meningkatkan sumber daya alam atau
SDA, dengan tetap menjaga kebutuhan untuk generasi yang akan datang. Baca
juga: Teori Pertumbuhan Ekonomi.
Maka bisa kita ketahui kalau implementasi dari pembangunan berkelanjutan ini
ada pada manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Dampak positif dari
pembangunan berkelanjutan ini mampu menciptakan kesetaraan ekonomi,
kesetaraan sosial serta mengatasi kerusakan lingkungan.

5 Contoh Pembangunan Berkelanjutan


Berikut ini beberapa contoh terhadap konsep pembangunan berkelanjutan yang
sering kita lihat dan temukan sehari-hari, diantaranya yaitu :

1. Pembangunan Berkelanjutan di Kota


Contoh pembangunan berkelanjutan yang ada di kota lebih ditekankan dalam
segi infrastruktur, dengan tujuan untuk memperlancar arus perekonomian serta
mengurangi kemacetan. Karena pada umumnya kota-kota besar seperti Jakarta
menjadi pusat perekonomian serta masih banyaknya masalah kemacetan.

Pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan oleh pemerintah kota Misalnya


saja seperti pelebaran jalan untuk pejalan kaki dan pembangunan jalan tol.  Ini
adalah salah satu bagian dari infrastruktur yang menjadi jenis pembangunan
berkelanjutan yang ada di kota.

2. Pembangunan Berkelanjutan di Desa

Pengaspalan
Jalan di Desa Kebulen

Selain di kota-kota besar pembangunan berkelanjutan ini wajib diterapkan di


desa-desa yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Banyak sekali desa yang
masih tertinggal karena kurangnya pembangunan dan akses jalan untuk
mempermudah kegiatan perekonomian mereka.

Dengan begitu pemerintah memberikan anggaran untuk dana desa, tujuannya


tidak lain adalah untuk pembangunan seperti  membangun jalan, memperbaiki
gedung sekolah dan pembangunan lainnya.

Selanjutnya pemerintah akan mengawasi anggaran untuk dana desa, agar


anggaran tersebut digunakan sebaik-baiknya dan tidak dimanfaatkan oleh orang-
orang yang tidak bertanggung jawab.
3. Pembangunan Berkelanjutan dalam Aspek Sekolah
Contoh nyata pembangunan berkelanjutan yang ada di sekolah adalah
Tersedianya sekolah kejuruan menengah atau SMK. Para siswa dan siswi yang
lebih memilih SMK dibandingkan SMA akan memiliki keterampilan setelah lulus
dari sekolah. 

Pada sekolah menengah para siswa dan siswi dituntut untuk bisa praktek
langsung dari pada hanya sekedar mengerti teorinya saja, Tujuannya adalah
untuk membangun karakter terhadap para siswa tersebut.

Orang-orang yang lulus dari SMK akan lebih mudah untuk mencari pekerjaan
karena mereka sudah memiliki keterampilan, bahkan ada beberapa dari mereka
yang sudah mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

Banyak sekali karya yang dihasilkan oleh anak SMK, contohnya seperti
membuat mobil Esemka. Dengan pembangunan berkelanjutna yang dimasukan
dalam konsep pembelajaran, harapan kedepanya bisa mengurangi jumlah
pengangguran.
4. Pembangunan Berkelanjutan dalam Aspek Kesehatan
Bentuk fisik pembangunan berkelanjutan dalam aspek kesehatan bisa dilihat dari
tersedianya bangunan rumah sakit secara permanen di desa, sebagai jaminan
masyarakat bisa berobat dengan mudah.

Untuk mensejahterakan masyarakatnya, pemerintah memang harus


memperhatikan aspek kesehatan. Untuk mengurangi angka kematian setiap
rumah sakit juga perlu menyediakan alat yang memadai.
5. Pembangunan Berkelanjutan di Daerah

Kawasan
Taman Nasional Komodo

Tahukan anda contoh pembangunan berkelanjutan di daerah ?

Apabila anda bepergian ke suatu daerah, kemudian daerah tersebut terdapat


wisata alam, lalau ada wisatau laut dan lain sebagainya. Itu semua adalah
bagian dari pembangunan berkelanjutan yang ada di daerah.

Tempat-tempat tersebut memang sengaja di sediakan sebagai tempat hiburan


atau rekreasi keluarga, serta untuk tujuan meningkatkan investasi pendapatan
daerah di bidang pariwisata.

Dari beberapa contoh pembangunan berkelanjutan diatas, untuk tahap


pengimplementasianya hanya beberapa saja yang terwujud, diantaranya sebagai
berikut ini.

Implementasi Pembangunan Berkelanjutan


Berikut ini terdapat dua tahap implementasi dari perwujudan pembangunan
berkelanjutan yang dijalankan baik di daerah, kota ataupun desa.

Adanya Cokelat Krakatau di wilayah Sumatra, Provinsi Lampung. Dari


banyaknya perusahaan swasta di lampung perusahaan ini yang
menjalankan visi dan misinya untuk menerapkan pembangunan
berkelanjutan.
Sehingga dengan visi dan misi tersebut Perusahaan Cokelat
Krakataumendaparkan penghargaan. Salah satu bentuk pencapain dari
perusahaan ini ialah memberikan pelatihan kepada ibu rumah tangga
yang ada di desa untuk mengelola coklat secara baik dan benar.

Fasilitas Bank
Sampah

Terciptanya Bank Sampah di daerah Sulawesi, Provinsi Nusa Tenggara


-Barat (NTB). Secara bertahap NTB terus melakukan pengelolaan
terhadap pembangunan berkelanjutan lewat Bank Sampahnya yang
disebut Bintang Sejahtera.

Dengan melakukan kerjasama dengan pemerintah Bank Sampah ini


sukses menangani sampah yang sejak dulu menjadi limbah berbahaya.
Tapi saat ini limbah tersebut justru menjadi sumber ekonomi bagi
masyarakat sekitar.

Kesimpulan :
Jadi dengan adanya pembangunan berkelanjutan ini, akan berdampak positif
juga terhadap pembangunan ekonomi. Karena pembangunan yang merata pada
setiap wilayah akan meningkatkan kesejateraan masyarakatnya.
Mengurangi angka pengangguran yang setiap tahunya bertambah, tapi perlu
anda ketahui kalau setiap pembangunan yang dilakukan oleh pemberintah ada
dampak buruk dan negatifnya.

Anda mungkin juga menyukai