Anda di halaman 1dari 35

BAB III

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN


STRATEGI RUANG WILAYAH
KOTA MAGELANG

3.1. Tinjaun Umum Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang


Wilayah Kota Magelang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-1
3.1.1. Tinjauan Umum Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Magelang
Tujuan penataan ruang wilayah Kota Magelang merupakan arahan
perwujudan ruang wilayah yang ingin dicapai pada masa yang akan
datang. Tujuan penataan ruang wilayah Kota Magelang memiliki fungsi
yaitu:
1. sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan
ruang wilayah Kota Magelang;
2. memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam
RTRW Kota Magelang; dan
3. sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah Kota Magelang.

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Magelang dirumuskan


berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
1. visi dan misi pembangunan Kota Magelang yang tercantum dalam RPJP
Kota Magelang Tahun 2005-2025;
2. karakteristik wilayah Kota Magelang;
3. isue-isue strategis dan permasalahan-permasalahan Kota Magelang
yang ada saat ini maupun yang diperkirakan timbul di masa yang akan
datang; dan
4. kondisi objektif yang diinginkan bersama dalam tatanan masyarakat
yang madani.

Tujuan penataan ruang wilayah Kota Magelang dirumuskan


berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. mengakomodasi fungsi dan peran kota yang telah ditetapkan dalam
RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Jawa Tengah, dan memperhatikan
RTRW Kabupaten Magelang;
2. tidak bertentangan dengan tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional
dan Provinsi Jawa Tengah yang telah ditetapkan;
3. jelas, realistis, aplikatif, dan dapat dicapai sesuai jangka waktu
perencanaan; dan
4. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-2
3.1.2. Tinjauan Umum Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota
Magelang
Dasar-dasar penetapan kebijakan penataan ruang wilayah Kota
Magelang sebagai arah tindakan yang harus ditetapkan dan dijalankan
untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kota Magelang.

Kebijakan penataan ruang Wilayah Kota Magelang mempunyai


fungsi:
1. sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah
Kota Magelang;
2. sebagai dasar untuk merumuskan Rencana Struktur dan Rencana Pola
Ruang Wilayah Kota Magelang, serta Penetapan Kawasan Strategis Kota
Magelang;
3. memberikan arahan bagi penyusunan indikasi program utama lima
tahunan dalam RTRW Kota Magelang; dan
4. sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian dan
pengawasan pemanfaatan ruang Wilayah Kota Magelang.

Kebijakan penataan ruang wilayah Kota Magelang dirumuskan


berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
1. tujuan penataan ruang Wilayah Kota Magelang dan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. karakteristik dan potensi Wilayah Kota Magelang; dan
3. kapasitas sumber daya Wilayah Kota dalam mewujudkan tujuan
penataan ruang.

Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Magelang dirumuskan


dengan kriteria:
1. mengakomodasi kebijakan penataan ruang Wilayah Nasional dan
kebijakan penataan ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah yang berlaku
pada wilayah Kota Magelang;
2. jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu
perencanaan pada Wilayah Kota Magelang;
3. mampu menjawab isue-isue strategis baik yang ada sekarang maupun
yang diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-3
4. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
3.1.3. Tinjauan Umum Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota Magelang
Strategi penataan ruang wilayah kota merupakan penjabaran
kebijakan penataan ruang Wilayah Kota Magelang ke dalam langkah-
langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
penataan ruang Wilayah Kota Magelang berfungsi:
1) sebagai dasar untuk penyusunan Rencana Struktur Ruang, Rencana
Pola Ruang, dan Penetapan Kawasan Strategis Kota Magelang;
2) memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam
RTRW Kota Magelang; dan
3) sebagai dasar penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan Ruang
Wilayah Kota Magelang.

Strategi penataan ruang Wilayah Kota Magelang dirumuskan


berdasarkan:
1) kebijakan penataan Ruang Wilayah Kota Magelang;
2) ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
3) kapasitas sumber daya wilayah dalam melaksanakan kebijakan
penataan Ruang Wilayah Kota Magelang.

Strategi penataan ruang Wilayah Kota Magelang dirumuskan dengan


kriteria:
1) memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang Wilayah Kota
Magelang;
2) tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan
ruang Wilayah Nasional dan Provinsi Jawa Tengah;
3) jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu
perencanaan pada wilayah kota bersangkutan secara efisien dan efektif;
4) harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur ruang
dan rencana pola ruang Wilayah Kota Magelang; dan
5) tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-4
3.2. Rumusan Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang
Wilayah Kota Magelang

3.2.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Magelang

Tujuan penataan ruang wilayah Daerah adalah “mewujudkan ruang


Daerah sebagai kota jasa bertaraf regional yang berbudaya, maju,
dan berdaya saing dalam masyarakat madani dan mampu
menyejahterakan masyarakat, aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan”.

Tujuan penataan ruang Kota Magelang mempunyai penjelasan


sebagai berikut:
1. yang dimaksud dengan “kota jasa” karena letaknya yang sangat
strategis, yaitu terletak pada titik pertemuan jalur ekonomi Yogyakarta–
Solo–Semarang dan jalur pariwisata Borobudur–Dieng–Yogyakarta,
maka pengembangan Kota Magelang lebih diarahkan sebagai pusat-
pusat pelayanan jasa.
2. yang dimaksud dengan “regional” adalah menjadi Kota Pusat dalam
sistem perwilayahan Provinsi Jawa Tengah yaitu Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) PURWOMANGGUNG, yang meliputi Kabupaten Purworejo,
Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, dan
Kabupaten Temanggung.
3. yang dimaksud “berbudaya” adalah masyarakat Kota Magelang
diarahkan untuk memperkuat jati diri yang bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, patuh pada aturan hukum, dapat memelihara
kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi
antar budaya dan menerapkan nilai-nilai luhur yang sudah ada.
4. yang dimaksud “maju” adalah bahwa pelaksanaan pembangunan
daerah senantiasa dilandasi dengan keinginan bersama untuk
mewujudkan masa depan yang lebih baik secara fisik maupun non fisik
didukung oleh sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing
tinggi, berperadaban tinggi, profesional serta berwawasan kedepan yang
luas. Maju juga diarahkan pada terbentuknya daerah yang mampu
mengelola segenap potensinya dengan tetap mengedepankan pentingnya
kerjasama dan sinergisitas.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-5
5. yang dimaksud “berdaya saing” adalah Berdaya Saing, artinya Kota
Magelang diarahkan sebagai kota yang mempunyai keunggulan
komparatif dan kompetitif melalui pengembangan seluruh kekuatan
perekonomian daerah sebagai pemacu tumbuh dan berkembangnya
perekonomian rakyat yang berdaya saing tinggi, didukung oleh sumber
daya manusia berkualitas dan berdaya saing.
6. Yang dimaksud “dalam masyarakat madani” adalah masyarakat Kota
Magelang diarahkan untuk hidup agamis dengan damai dan
demokratis, menjunjung tinggi dan menegakkan hukum dengan penuh
kesadaran (adil), menghargai hak asasi manusia dan maju kehidupan
lahir batinnya (makmur).
7. yang dimaksud “sejahtera” adalah Kota Magelang mampu menyediakan
kesempatan kerja, penghidupan yang layak bagi masyarakat serta
memberikan pondasi yang kokoh bagi berlangsungnya pembangunan
berkelanjutan.
8. yang dimaksud dengan “aman” adalah situasi masyarakat dapat
menjalankan aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai
ancaman.
9. yang dimaksud dengan “nyaman” adalah keadaan masyarakat dapat
mengartikulasikan nilai sosial budaya dan fungsinya dalam suasana
yang tenang dan damai.
10. yang dimaksud dengan “produktif” adalah proses produksi dan
distribusi berjalan secara efektif dan efisien sehingga mampu
memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat,
sekaligus meningkatkan daya saing.
11. yang dimaksud dengan “berkelanjutan” adalah kondisi kualitas
lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, tidak
hanya untuk kepentingan generasi saat ini namun juga generasi yang
akan datang. termasuk pula antisipasi untuk mengembangkanorientasi
ekonomi kawasan setelah habisnya sumber daya alam tak terbarukan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-6
3.2.2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kota Magelang

A. Ruang Lingkup Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kota Magelang

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kota Magelang


ditetapkan untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kota
Magelang.

Adapun pengertian dari penjabaran kebijakan dan strategi penataan


ruang wilayah Kota Magelang adalah sebagai berikut :
1. “kebijakan penataan ruang Kota Magelang” adalah
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar dalam
pemanfaatan ruang darat, ruang udara, dan ruang bumi di wilayah Kota
Magelang untuk mencapai tujuan penataan ruang Kota Magelang.
2. “strategi penataan ruang Kota Magelang” adalah
penjabaran kebijakan kedalam langkah-langkah pelaksanaanya yang
jelas, rinci, dan implementatif.

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kota Magelang


meliputi 3 (tiga) bagian, adapun bagiannya adalah sebagai berikut::
a. kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang Kota Magelang;
b. kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang Kota Magelang;
dan
c. kebijakan dan strategi penetapan kawasan strategis Kota Magelang.

B. Ruang Lingkup Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang Kota Magelang


b. (1) Kebijakan Struktur Ruang Kota Magelang

Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang Kota Magelang meliputi


4 (empat) bagian, adapun kebijakan yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a. penataan dan pengembangan pusat-pusat kegiatan
yang mampu meningkatkan peran dan fungsi Kota Magelang menjadi
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Purwomanggung;
b. pengembangan dan peningkatan akses, serta jangkauan
pelayanan kawasan pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-7
wilayah Kota Magelang yang merata dan berhierarki guna meningkatkan
produktifitas dan daya saing Kota Magelang;
c. pengembangan sistem sarana dan prasarana yang
terintegrasi dengan sistem regional, provinsi, dan nasional; dan
d. pengembangan peningkatan kualitas dan jangkauan
pelayanan sistem sarana dan prasarana yang terpadu dan merata di
seluruh wilayah Kota Magelang sesuai dengan arahan penyediaan yang
berdasarkan standar yang berlaku.

Adapun beberapa pengertian dari penjabaran bagian yang


memerlukan penjelasan dalam kebijakan struktur ruang adalah sebagai
berikut:
1. yang dimaksud dengan “Pusat Kegiatan Wilayah” adalah Kota
Magelang sebagai pusat perkotaan yang wilayah jangkauan
pelayanannya mencakup seluruh wilayah Kota Magelang dan wilayah
sekitarnya.
2. yang dimaksud “pusat pertumbuhan ekonomi wilayah Kota
Magelang” adalah lokasi-lokasi yang diidentifikasi dan diindikasi penting
dalam menunjang aktivitas perekonomian Kota Magelang, sehingga
perlu untuk dikembangkan dan diperluas lebih lanjut tingkat jangkauan
pelayanannya.
3. yang dimaksud dengan “merata” adalah kondisi dimana pusat-
pusat pelayanan sistem perkotaan mempunyai sebaran yang merata
dan proporsional sesuai dengan kebutuhan penduduk dan ketersediaan
lahan.
4. yang dimaksud dengan “berhierarki” adalah suatu pembagian
wilayah Kota Magelang untuk mengarahkan pengembangan wilayah
Kota Magelang dan memudahkan pengelolaan pemanfaatan ruang
kedalam unit-unit lingkungan pengembangan atau bagian wilayah
perkotaan dimana masing-masing bagian mempunyai sistem perkotaan
yang saling terkait dan terdiri dari pusat pelayaan kota, subpusat
pelayanan kota, dan unit lingkungan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-8
b. (2) Strategi Struktur Ruang Kota Magelang
Kebijakan penataan struktur ruang Kota Magelang masing-
masing akan dijabarkan kedalam langkah-langkah strategis untuk
menggariskan arah rencana pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang
untuk mewujudkan tujuan penatan ruang.

1. Kebijakan dan Strategi I


Kebijakan pertama pengembangan struktur ruang Kota Magelang
yaitu “penataan dan pengembangan pusat-pusat kegiatan yang mampu
meningkatkan peran dan fungsi Kota Magelang menjadi Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) di Purwomanggung”, di jabarkan kedalam strategi yang
meliputi:
a. meningkatkan keterkaitan antara Kota Magelang sebagai
PKW dengan kawasan Purwomanggung sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL);
b. menata, mengembangkan, dan/atau membangun kawasan
pusat-pusat kegiatan perekonomian Daerah yang mempunyai skala
pelayanan regional yang terdiri dari Kawasan Armada Estate, Kawasan
Kebonpolo, Kawasan Alun-alun, Kawasan Jalan Pemuda, Kawasan
Sentra Perekonomian Lembah Tidar, Kawasan Taman Kyai Langgeng,
Kawasan Soekarno Hatta, dan Kawasan Pasar Tradisional
Rejowinangun;
c. menata, mengembangkan, mengkoordinasi, dan/atau
membangun kawasan pusat-pusat kegiatan pendidikan Kota Magelang
yang mempunyai skala pelayanan regional yang terdiri dari Kawasan
Sidotopo, Kawasan GOR Samapta, Kawasan AKPER Kramat Utara,
Kawasan Taman Parkir, Kawasan UNTID Potrobangsan, dan Kawasan
AKMIL Magersari;
d. menata, mengembangkan, mengkoordinasi dan/atau
membangun kawasan pusat-pusat kegiatan kesehatan Kota Magelang
yang terdiri dari Kawasan RSU Tidar Kemirirejo, Kawasan RST Wates,
Kawasan Komplek Rumah Sakit Jiwa Kramat Utara, Kawasan RSI

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-9
Sanden, Kawasan Rumah Sakit Harapan, Kawasan Rumah Sakit
Amanda, Kawasan Rumah Sakit Gladiol, dan Kawasan Balai Pengobatan
Paru-paru Jalan Jenderal Sudirman.

2. Kebijakan dan Strategi II


Kebijakan kedua pengembangan struktur ruang Kota Magelang
yaitu pengembangan dan peningkatan akses, serta jangkauan pelayanan
kawasan pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi wilayah Kota
Magelang* yang merata** dan berhierarki*** guna meningkatkan
produktifitas dan daya saing Kota Magelang di jabarkan ke dalam strategi
sebagai berikut:
a. menjaga dan meningkatkan akses keterkaitan fungsi****
kawasan pusat kegiatan utama perkotaan dengan kawasan pusat-pusat
kegiatan perkotaan lainnya, yaitu antara kawasan pusat-pusat kegiatan
utama ekonomi, pendidikan, dan kesehatan Kota Magelang dengan
pusat-pusat kegiatan lainnya yang terdiri dari pusat kegiatan
permukiman, pusat kegiatan pemerintahan, dan pusat kegiatan
pelayanan sosial;
b. mengembangkan dan menata pusat pertumbuhan kegiatan
baru secara berhierarki;
c. mendorong kawasan kegiatan utama perkotaan dan pusat
pertumbuhan kegiatan baru agar lebih kompetitif dan lebih efektif
dalam pengembangan wilayah sekitarnya; dan
d. meningkatkan peran dan fungsi kawasan kegiatan perkotaan
yang potensial***** menjadi pusat pelayanan tingkat kota, yang
dimaksud dengan “kawasan perkotaan yang potensial” adalah kawasan
dengan fungsi tertentu yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh
dan berkembang menjadi kawasan yang unggul dan mendukung
pengembangan wilayah Kota Magelang.

* yang dimaksud dengan “pusat pertumbuhan ekonomi wilayah Daerah” adalah


lokasi-lokasi yang diidentifikasi dan diindikasi penting dalam menunjang aktivitas
perekonomian Daerah, sehingga perlu untuk dikembangkan dan diperluas lebih
lanjut tingkat jangkauan pelayanannya.
** yang dimaksud dengan “merata” adalah kondisi dimana pusat-pusat pelayanan
sistem perkotaan mempunyai sebaran yang merata dan proporsional sesuai dengan
kebutuhan penduduk dan ketersediaan lahan.
*** yang dimaksud dengan “berhierarki” adalah suatu pembagian wilayah Daerah
untuk mengarahkan pengembangan wilayah daerah dan memudahkan pengelolaan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-10
pemanfaatan ruang kedalam unit-unit lingkungan pengembangan atau bagian
wilayah kota dimana masing-masing bagian mempunyai sistem perkotaan yang
saling terkait dan terdiri dari pusat pelayaan kota, subpusat pelayanan kota, dan
unit lingkungan.
**** yang dimaksud dengan “keterkaitan fungsi kawasan perkotaan” adalah kondisi
dimana semua wilayah Kota Magelang dapat dijangkau seefektif dan seefisien
mungkin sebagai satu kesatuan wilayah yang tidak terpisahkan dalam mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
***** yang dimaksud dengan “kawasan perkotaan yang potensial” adalah kawasan
dengan fungsi tertentu yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang menjadi kawasan yang unggul dan mendukung pengembangan wilayah
Daerah.
3. Kebijakan dan Strategi III
Kebijakan ketiga pengembangan struktur ruang Kota Magelang
yaitu pengembangan sistem sarana dan prasarana yang terintegrasi dengan
sistem regional, provinsi, dan nasional dijabarkan kedalam strategi yang
meliputi :

a. memadukan, meningkatkan, dan/atau membangun jaringan


infrastruktur transportasi darat yang terdiri dari jaringan jalan beserta
pendukungnya, sarana terminal penumpang dan barang, dan lokasi
pergantian moda transportasi barang dan orang secara terintegrasi
dengan jaringan pelayanan transportasi regional, provinsi, dan nasional;
b. memadukan, menata, dan/atau membangun jaringan
pengolahan sampah Daerah dengan Kawasan Kabupaten Magelang
secara terintegrasi melalui Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Regional;
dan
c. memadukan, mengembangkan, dan menjaga kualitas jaringan
irigasi Kali Progo Manggis sebagai bagian infrastruktur pengairan
Pemerintah dan Kali Bening sebagai bagian infrastruktur pengairan
Provinsi Jawa Tengah untuk menunjang pengembangan lahan pertanian
pangan berkelanjutan;

4. Kebijakan dan Strategi IV


Kebijakan keempat pengembangan struktur ruang Kota Magelang
yaitu Strategi pengembangan struktur ruang untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana dan
prasarana yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Daerah sesuai

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-11
dengan arahan penyediaan yang berdasarkan standar yang berlaku
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:
a. meningkatkan kualitas dan kuantitas, menata, dan/atau
membangun sistem prasarana transportasi darat di Kota Magelang
untuk kelancaran distribusi barang/jasa dengan mengembangkan
terminal tipe A, terminal tipe C, jaringan jalan kota, sarana angkutan
umum, prasarana pejalan kaki, dan prasarana pendukung jaringan
jalan;

***** yang dimaksud dengan “kawasan perkotaan yang potensial” adalah kawasan
dengan fungsi tertentu yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang menjadi kawasan yang unggul dan mendukung pengembangan
wilayah Daerah.

b. mengembangkan, menata, meningkatkan, dan/atau


membangun sarana dan prasarana telekomunikasi secara proporsional,
efektif, dan efisien yang meliputi jaringan telepon, stasiun televisi lokal
Kota Magelang, jaringan penyiaran radio, jaringan informatika, dan
penataan tower;
c. mengembangkan, menata, dan mewujudkan keterpaduan
sistem prasarana ketenagalistrikan yang meliputi jaringan transmisi,
gardu induk distribusi, dan jaringan distribusi energi kelistrikan, serta
energi alternatif;
d. mengembangkan, menata, dan mengintegrasikan sistem
prasarana dan jaringan pengairan irigasi Kota Magelang agar terpadu
dengan jaringan irigasi regional untuk menunjang kegiatan sektor
pertanian pangan berkelanjutan;
e. mengembangkan, menata, meningkatkan, dan/atau
membangun kualitas sistem jaringan air bersih Kota Magelang meliputi
sumber mata air, jaringan transmisi, dan jaringan distribusi air bersih,
serta sarana pendukungnya;

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-12
f. menata, memantau, melindungi, dan mengkonservasi air tanah
sebagai salah satu sumber daya air bersih Kota Magelang dengan
prinsip berkelanjutan;
g. mengembangkan, menata, meningkatkan kualitas sistem
pengelolaan sampah Kota Magelang dengan metode penggunaan
kembali sampah, reduksi sampah, dan daur ulang sampah, serta
membangun dan mewujudkan keterpaduan sistem pengelolaan
persampahan Kota Magelang dengan wilayah Kabupaten Magelang;
h. mengembangkan, menata, meningkatkan, dan/atau
membangun secara bertahap jaringan dan sarana pengolahan air
limbah sehingga terpisah dengan jaringan drainase untuk kesehatan
dan keberlanjutan lingkungan Kota Magelang;
i. mengembangkan, menata, meningkatkan, dan/atau
membangun jaringan drainase secara bertahap dan berhierarki
sehingga tercapai keterpaduan sistem drainase untuk menghindari
genangan air dan/atau banjir akibat hujan di wilayah Kota Magelang;
dan
j. mengembangkan, menata, meningkatkan, dan/atau
membangun sarana dan prasarana dasar lingkungan perumahan dan
permukiman untuk mewujudkan keterpaduan dengan sistem
penyediaan jaringan pelayanan tingkat kota untuk air bersih,
persampahan, air limbah, dan drainase agar lebih berkualitas.

C. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kota Magelang

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang Kota Magelang*


terbagi kedalam 2 (dua) bagian yaitu kebijakan dan strategi pengembangan
kawasan lindung dan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan
budidaya, kedua kebijakan dan stretegi tersebut harus memperhatikan
prinsip-prinsip Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)**, sehingga
kebijakan yang ditempuh dapat sinkron dengan permasalahan dan isue-
iseu strategis bidang lingkungan hidup.
c. (1) Kebijakan dan Strategi Kawasan Lindung Kota Magelang

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-13
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung
dirumuskan sebagai upaya dalam pemantapan kawasan lindung
sesuai dengan karakter atau daya dukung, permasalahan dan upaya
pencapaiannya. Kawasan lindung di Kota Magelang meliputi
kawasan perlindungan setempat, kawasan RTH, kawasan cagar
budaya dan kawasan rawan bencana. Kebijakan pengembangan
kawasan lindung Kota Magelang meliputi:

(1) pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi dan daya


dukung lingkungan hidup; dan
(2) pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

* Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang yang meliputi kebijakan dan
strategi pengembangan kawasan lindung dan kebijakan dan strategi
pengembangan kawasan budidaya ditetapkan dengan memperhatikan prinsip-
prinsip Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
** Yang dimaksud dengan “KLHS” adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program
1. Kebijakan dan Strategi I
Kebijakan pertama pengembangan kawasan lindung yaitu
pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup dijabarkan dalam strategi sebagai berikut:

a. menetapkan kawasan lindung di ruang darat, ruang udara,


dan ruang di dalam bumi yang meliputi hutan lindung,
kawasan perlindungan setempat, RTH, kawasan cagar budaya,
dan kawasan rawan bencana alam;
b. mengembangkan RTH untuk mencapai luasan 30% (tiga puluh
persen) dari luas wilayah Kota Magelang;
c. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung
yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya,
dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan
ekosistem wilayah;
d. mengembangkan, menata, mempertahankan, dan/atau
meningkatkan kualitas kawasan cagar budaya untuk

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-14
pengembangan ilmu pengetahuan dan pariwisata Kota
Magelang; dan
e. mengarahkan kawasan rawan bencana tanah longsor sebagai
kawasan sabuk hijau (green belt).
2. Kebijakan dan Strategi II
Kebijakan kedua pengembangan kawasan lindung yaitu
pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dijabarkan kedalam
strategi sebegai berikut:
a. menyelenggarakan upaya terpadu* untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup, sedangkan Yang dimaksud dengan “upaya
terpadu” adalah dalam penyelenggaraan pelestarian
lingkungan hidup diperlukan integrasi rencana pelestarian,
sinkronisasi program, dan koordinasi dalam penyelenggaraan
pembangunan diantara para pemangku kepentingan di Kota
Magelang.

* Yang dimaksud dengan “upaya terpadu” adalah dalam penyelenggaraan pelestarian


lingkungan hidup diperlukan integrasi rencana pelestarian, sinkronisasi program,
dan koordinasi dalam penyelenggaraan pembangunan diantara para pemangku
kepentingan di Daerah.

b. melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan


perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh
suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya;
c. melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap
zat, energi, dan/atau kompenen lainnya yang dibuang
kedalamnya;
d. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung
atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik
lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak
berfungsi dalam menunjang pembangunan yang
berkelanjutan;
e. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini
dan generasi masa depan; dan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-15
f. mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya
adaptasi bencana di kawasan rawan bencana**.

c. (2) Kebijakan dan Strategi Kawasan Budidaya Kota Magelang

Kebijakan dan strategi pemantapan kawasan budidaya


dirumuskan sebagai upaya dalam pemantapan kawasan budidaya
sesuai dengan karakter atau daya dukung, permasalahan dan upaya
pencapaiannya. Kawasan budidaya dapat diklasifikasikan menurut
fungsi peruntukan lahan seperti perumahan, perkantoran,
perdagangan dan jasa, pariwisata, dan peruntukan lainnya.
Kebijakan pengembangan kawasan budidaya Kota Magelang
terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu sebagai berikut:
a. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antar kegiatan budidaya*, yang dimaksud dengan keterpaduan
dan keterkaitan antar kegiatan budidaya mengandung
pengertian bahwa kawasan budidaya yang dikembangkan
bersifat saling menunjang satu sama yang lainnya, sehingga
dapat mewujudkan sinergi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
*** yang dimaksud dengan “kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi
bencana” adalah kegiatan budidaya yang boleh dikembangkan menurut syarat-
syarat dan klasifikasi tingkat kerawanan bencana serta sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk KLHS, AMDAL dan/atau
UKL/UPL.
b. pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak
melampaui daya dukung lingkungan hidup.
1. Kebijakan dan Strategi I
Kabijakan pertama pengembangan kawasan budidaya
Kota magelang yaitu pengembangan kawasan budidaya untuk
mewujudkan dan meningkatkan keterpaduan dan keterkaitan
antar kegiatan budidaya, dijabarkan kedalam strategi yang
meliputi:
a. menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai
strategis kota untuk pemanfaatan sumber daya alam di
ruang darat, ruang udara, dan ruang di dalam bumi

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-16
secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan
pemanfaatan ruang wilayah;
b. mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam
kawasan beserta infrastruktur secara sinergis dan
berkelanjutan untuk mendorong pengembangan
perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya;
c. mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang
aspek politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya,
dan ekonomi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya
pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan
Kota Magelang dan/atau provinsi, serta nasional; dan
e. mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya
lahan* untuk meningkatkan kualitas permukiman,
pariwisata, dan pertanian, serta ruang kegiatan sektor
informal dan ruang terbuka non hijau.

* Keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya mengandung pengertian


bahwa kawasan budidaya yang dikembangkan bersifat saling menunjang satu
sama yang lainnya, sehingga dapat mewujudkan sinergi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

2. Kebijakan dan Strategi II


Kebijakan kedua pengembangan pola ruang Kota
Magelang yaitu pengendalian perkembangan kegiatan
budidaya agar tidak melampaui daya dukung lingkungan
hidup dijabarkan kedalam beberapa strategi sebagai berikut:
a. mengoptimalkan ruang bagi kegiatan budidaya sesuai
daya dukung lingkungan hidup dan daya tampung
lingkungan hidup;
b. mengembangkan secara selektif bangunan fisik** di
kawasan rawan bencana berdasarkan kajian teknis untuk
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-17
meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi
kerugian akibat bencana;
* Yang dimaksud dengan “kegiatan pengelolaan sumber daya lahan“ adalah kegiatan yang
dilakukan Pemerintah Daerah untuk mengelola lahan Daerah secara efektif dan efisien
sesuai dengan arahan pemanfaatan dalam RTRW Kota dalam rangka penatagunaan
tanah untuk pembangunan Daerah.

Yang dimaksud dengan “Penatagunaan tanah” adalah sama dengan pola pengelolaan
tata guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang
berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait
dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan
masyarakat secara adil.
** Yang dimaksud “mengembangkan secara selektif bangunan fisik di kawasan rawan
bencana” adalah bahwasannya kejadian bencana yang sering terjadi di Daerah adalah
longsor, maka dalam menetapkan jenis bangunan/konstruksi di kawasan yang
ditetapkan sebagai kawasan bencana, terlebih dahulu harus dilakukan penyelidikan
geologi teknik, analisis kestabilan lereng, dan daya dukung tanah; rekayasa kemiringan
lereng, rencana jaringan jalan yang mengikuti kontur, dan ketentuan lain yang
dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan.
*** Yang dimaksud dengan “sporadis” adalah kawasan terbangun dalam kawasan
perkotaan daerah bersifat tidak kompak dan mengekspresikan perembetan
kenampakan fisik keruangan kota yang meloncat.
****Yang dimaksud dengan “kawasan tanah non produktif” adalah lahan-lahan di Daerah
yang diidentifikasi mempunyai tingkat kesuburan rendah sampai sedang, tidak
terintegrasi secara langsung dengan irigasi, dan tidak digunakan sebagai sentra-sentra
penghasil padi unggulan.

c. mengatur penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai


sumber ancaman atau bahaya bencana;
d. membatasi alih fungsi lahan pertanian sawah produktif
melalui penataan perkembangan kawasan terbangun di
kawasan perkotaan dengan mengoptimalkan
pemanfaatan ruang secara vertikal dan tidak sporadis***
guna mempertahankan lahan pangan berkelanjutan dan
mengembangkan kawasan tanah non produktif**** untuk
kegiatan non pertanian;
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-18
e. mengembangkan kegiatan budidaya* yang dapat
mempertahankan keberadaan kawasan dari dampak
negatif yang mungkin timbul termasuk bencana; dan
f. menyiapkan ruang dan jalur evakuasi bencana.

c. (3) Kebijakan dan Strategi Sektoral Pola Ruang

Bagian ini akan dijelaskan kebijakan dan strategi khusus


untuk kegiatan budidaya yang akan dikembangkan pada masing-
masing peruntukan lahan sebagai penjabaran dari strategi
pengembangan kawasan budidaya adalah sebagai berikut:

1) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Perdagangan


Kebijakan pengembangan perdagangan dengan
pengoptimalan sarana perdagangan yang sudah ada dan
pengembangan pusat-pusat perdagangan pada embrio ekonomi
baru pada kawasan-kawasan strategis kota. Adapun
keterkaitan antara Visi dan Misi Penataan Ruang dengan
Kebijakan dan strategi yang diterapkan dapat dilihat dalam
Gambar III.1. Strategi Pengembangan Kawasan Peruntukan
Perdagangan Kota Magelang.

Strategi :
 Pengembangan sarana perdagangan skala regional
dengan mengedepankan kenyamanan, keamanan, dan
kelengkapan fasilitas bagi pengunjung, dengan dukungan
promosi investasi di Kota Magelang.
 Penataan, peningkatan dan pengembangan fasilitas
perdagangan dengan memperhatikan kelengkapan
pendukung seperti tempat parkir yang aman dan
nyaman, aktivitas bongkar muat yang tidak menganggu
lalu lintas jalan, dan menggunakan badan jalan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-19
 Pemfokusan arah pengembangan sarana prasarana
ekonomi baik itu jenis dan skala pelayanan sesuai
dengan zona peruntukannya dan daya dukung dan daya
tampung lingkungannya.
 Pengembangan kawasan perekonomian kerakyatan
dengan adanya suatu kawasan menjadi pusat kuliner
malam hari, salah satunya pada Jalan Jenggolo dengan
menutup akses dari Jalan Pajajaran sampai dengan
Jalan Pajang, dan hasil kajian lebih lanjut yang
memungkinkan untuk menjadi kawasan tersebut.

* Kegiatan budidaya harus memperhatikan kesesuaian peruntukan ruang dalam RTRW


Kota dan apabila berdampak penting pada lingkungan harus melalui kajian Analisis
mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) dan yang tidak berdampak penting
melalui Upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantauan
lingkungan hidup (UPL).
Yang dimaksud dengan “AMDAL” adalah kajian mengenai dampak penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.
Yang dimaksud dengan “UKL dan UPL” adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap
usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-20
PERDAGANGAN

VISI
EKSISTING Mewujudkan Magelang sebagai sentra (pusat) distribusi barang dan jasa yang unggul
· Kegiatan ekonomi pada pasar tradisional
sudah mengalami penurunan seperti pada MISI
Pasar Gotong-royong dan Rejowinangun Pengoptimalan sarana perdagangan yang sudah ada dan pengembangan pusat-pusat
(akibat dari proses rehabilitasi yang cukup perdagangan pada embrio ekonomi baru pada kawasan-kawasan strategis kota
lama) dan adanya pusat-pusat pelayanan
baru pada daerah perbatasan (Mis: pasar
Tegalrejo) KEBIJAKAN
· Penataan sarana ekonomi masih sangat · Kota Magelang memiliki prasarana ekonomi yang memadai dan dapat menjangkau
kurang, terutama untuk aktivitas parkir dan seluruh kota
bongkar muat barang · Kota Magelang memiliki fokus pengembangan sarana ekonomi secara tematik (zona-
· Pelayanan perdagangan skala regional zona)
dirasa masih sangat minim seperti pusat · Kota Magelang memiliki sebuah pusat perdagangan (trade center) dengan skala
grosir, pasar swalayan, dsb pelayanan regional seperti Mall Besar, Pusat Grosir, dsb
· Masih minimnya aktivitas pedagangan · Di Kota Magelang terdapat aktivitas perdagangan skala 24 jam, misalnya dengan
dengan pelayanan 24 jam pengembangan kawasan pecinan menjadi area PKL (pusat kuliner malam hari)

STRATEGI
· Pengembangan sarana perdagangan skala regional dengan mengedepankan kenyamanan, keamanan dan kelengkapan fasilitas bagi
pengunjung
· Penataan, peningkatan dan pengembangan fasilitas perdagangan dengan memperhatikan kelengkapan pendukung seperti tempat parkir
yang aman dan nyaman, aktivitas bongkar muat yang tidak menganggu trafic jalan, dsb
· Pengfokusan arah pengembangan sarana prasarana ekonomi baik itu jenis, skala pelayanan, zona peruntukan, dan sebagainya.
· Pengembangan kawasan menjadi pusat kuliner malam hari yaitu pada Jl. Jenggolo dengan menutup akses dari Jl. Pajajaran s/d Jl. Pajang

Gambar III.1.
Strategi Pengembangan Sektor Perdagangan Kota Magelang

2) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Kesehatan

Kebijakan pengembangan kesehatan dengan peningkatkan


kualitas pelayanan kesehatan yang handal dan profesional. Adapun
keterkaitan antara Visi dan Misi Penataan Ruang dengan Kebijakan
dan strategi yang diterapkan dapat dilihat dalam Gambar III.2.
Strategi Pengembangan Kawasan Peruntukan Kesehatan Kota
Magelang.
Strategi :
 Peningkatan jenis pelayanan (Pelayanan Gawat Darurat,
Pelayanan Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan
Rehabilitasi Medik, dan Kesehatan Ibu dan Anak)
 Peningkatan jasa kesehatan yang murah dan dapat
dijangkau sampai dengan masyarakat lingkungan terkecil
seperti penyedian Balai Kesehatan, Puskesmas,

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-21
Puskesmas Pembantu, Bidan, dan Balai Pengobatan
lainnya.
 Pengembangkan industri farmasi/herbal dengan skala
pelayanan regional ataupun internasional melalui
aglomerasi IKM dan UKM yang ada di Kota Magelang, juga
dengan penyediaan sarana dan prasarana pendukungnya.
 Peningkatan pendukung keruangan terkait dengan
manajemen lingkungan dan pemasaran terkait jasa
pelayanan kesehatan seperti dengan penerbitan ISO
standart dan mutu pelayanan kesehatan.
 Peningkatan status mutu akademik dengan penyediaan
ruang yang memadahi, aman dan lingkungan yang
nyaman sekolah/fasilitas pendidikan pada jenjang strata
yang lebih tinggi (Sekolah Tinggi Kesehatan).
 Peningkatan kemampuan dan keahlian tenaga medis
melalui pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan.
KESEHATAN

VISI
Menjadikan Magelang sebagai pusat pelayanan kesehatan skala regional

MISI
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang handal dan profesional
EKSISTING
· Rumah sakit yang tersedia masih dengan
pelayaan Tipe B KEBIJAKAN
· Belum ada memiliki industri farmasi/herbal dsb · Adanya Rumah Sakit dengan Pelayanan Tipe A
· Tenaga medis masih kurang · Magelang memiliki industri farmasi/herbal untuk pelayanan skala lokal
· Fasilitas pendukung seperti RS Bersalin, ataupun tingkat regional
Puskusmas Pembantu, dsb, dirasa masih kurang · Pengembangan tenaga medis yang handal dengan spesialis khusus,
· Skala Pelayanan kesehatan yang ada cenderung seperti spesialis paru, jantung, THT, bedah, dsb
msdih pada tingkat skala lokal Kota Magelang · Pengembangan Pusksemas 24 jam, klinik jaga, dokter praktek, dsb
(Kawasan Masatandur dan sekitarnya) · Pelayanan Kesehatan di Kota Magelang dapat melayani Skala
Regional (Kawasan Purwomanggung dan sekitarnya)

STRATEGI
· Peningkatan jenis pelayanan (Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Rehabilitasi
Medik, dsb)
· Peningkatan jasa kesehatan yang murah dan dapat dijangkau sampai dengan masyarakat lingkungan terkecil seperti penyedian Balai
Kesehatan, Bidan, dsb
· Pengembangkan industri farmasi/herbal dengan skala pelayanan regional ataupun internasional
· Peningkatan kemampuan dan keahlian tenaga medis melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan
· Peningkatan Managemen (pemasaran) terkait jasa pelayanan kesehatan seperti dengan ISO standart mutu pelayanan kesehatan
· Peningkatan status (mutu akademik) sekolah pendidikan pada jenjang strata yang lebih tinggi (Sekolah Tinggi Kesehatan)

Gambar III.2.
Strategi Pengembangan Sektor Kesehatan Kota Magelang

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-22
3) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Pendidikan

Kebijakan pengembangan pendidikan dengan


peningkatkan kualitas pelayanan pendidikan untuk menjadikan
Magelang sebagai Kota Magelang tujuan utama di bidang pendidikan
(umum, kesehatan, militer, kepariwisataan dan informal). Adapun
keterkaitan antara Visi dan Misi Penataan Ruang dengan Kebijakan
dan strategi yang diterapkan dapat dilihat dalam Gambar III.3.
Strategi Pengembangan Kawasan Peruntukan Pendidikan Kota
Magelang.
Strategi :
 Pengembangan kualitas fasilitas pendidikan untuk
menarik pelajar dari wilayah Purwomanggung dan
sekitar.
 Pengembangan balai latihan kerja dan pusat pelatihan
tenaga kerja terampil yang siap digunakan terutama di
bidang otomotif (untuk menyuplai tenaga kerja PT.
Armada dan karoseri lain), bidang perhotelan dan
restoran untuk mendukung Kota Magelang sebagai kota
jasa.
 Penambahan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan
berupa toko yang khusus menyediakan alat tulis, buku
pelajaran, buku umum, dan sebagainya, agar masyarakat
di Purwomanggung dan sekitar cukup terlayani
kebutuhan di Kota Magelang (tidak perlu ke Kota
Semarang atau Yogjakarta)
 Pengembangan perpustakaan umum yang dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang memadahi dan
fasilitas internet
 Pengembangan kawasan/sekolah khusus olahraga.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-23
PENDIDIKAN

VISI
Kota Magelang Sebagai Pusat Pendidikan Terpadu/Pendidikan Tinggi

MISI
Menjadikan Kota Magelang menjadi daerah tujuan utama di bidang
EKSISTING pendidikan (formal, informal dan non formal)
· Kota Magelang memiliki beberapa sekolah unggulan
seperti sekolah militer, ataupun sekolah dengan standar KEBIJAKAN
internasional · Upaya menarik pelajar dari wilayah Purwomanggung dan sekitar dengan
· Kota Magelang memiliki beberapa universitas dan cara pemfokusan mata pelajaran sekolah kejuruan di bidang otomotif,
akademi (bertaraf nasional/Akademi Militer) seperti perhotelan, sekolah olahragarestoran (tataboga) dan peningkatan kualitas
AKMIL, SECABA, UNTID, UMM, AKATIRTA, dll belajar mengajar (kurikulum berbasis internasional).
· Kota Magelang memiliki beberapa sekolah kesehatan · Penambahan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan seperti
seperti AKPER Bina Karya Nusantara dan AKPER perpustakaan umum, toko buku/pusat grosir buku, Elektronik/IT yang
Keperawatan Jiwa, serta Akademi melayani seluruh wilayah Purwomanggung dan sekitar

STRATEGI
· Pengembangan kualitas fasilitas pendidikan untuk menarik pelajar dari wilayah Purwomanggung dan sekitar
· Pengembangan balai latihan kerja dan pusat pelatihan tenaga kerja terampil yang siap digunakan terutama di bidang otomotif (untuk menyuplai
tenaga kerja PT. Armada dan karoseri lain), bidang perhotelan dan restoran untuk mendukung Kota Magelang sebagai kota jasa
· Penambahan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan berupa perpustakaan umum, sekolah khusus olahraga, toko yang khusus menyediakan
alat tulis, buku pelajaran, buku umum, dsb, agar masyarakat di Purwomanggung dan sekitar cukup terlayani kebutuhan di Kota Magelang

Gambar III.3.
Strategi Pengembangan Sektor Pendidikan Kota Magelang

4) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Perumahan/


Permukiman

Kebijakan pengembangan perumahan permukiman


dengan menyedikan ruang permukiman kota yang sehat, nyaman
huni, aman dari bencana dan tidak merusak lingkungan. Adapun
keterkaitan antara Visi dan Misi Penataan Ruang dengan Kebijakan
dan strategi yang diterapkan dapat dilihat dalam Gambar III.4.
Strategi Pengembangan Kawasan Peruntukan
Perumahan/Permukiman.
Strategi :
 Pengembangan Rumah Susun Sewa untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan perumahan yang sehat, murah dan
terjangkau oleh semua kalangan, khususnya kalangan
masyarakat kelas bawah

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-24
 Penertiban ijin mendirikan bangunan, baik pada
bangunan yang sudah berdiri ataupun dalam proses
pembangunan
 Penyediaan sarana prasarana pendukung kegiatan
perumahan dengan standart pelayanan yang sesuai
dengan aturan teknis perkotaan, seperti pemenuhan
pelayanan persampahan, kesehatan, perdagangan,
pendidikan, ruang bermain, dan sebagainya.

PERUMAHAN/PERMUKIMAN

VISI
Terwujudnya ruang hunian kota yang aman dan nyaman serta manusiawi

EKSISTING
MISI
· Perumahan yang ada cenderung menempati
Menyedikan ruang permukiman kota yang sehat, nyaman huni, aman dari bencana dan
ruang kosong yang perkembangannya tidak
tidak merusak lingkungan
teratur (sporadis) karena keterbatasan lahan
· Masih banyak perumahan yang menyalahi aturan,
seperti tidak sesuai dengan IMB, permukiman
KEBIJAKAN
dibantaran sungai, permukiman tanpa
· Kota Magelang memiliki Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang sehat dan murah
memperhitungkan building coverade, dsb
(terjangkau masyarakat kalangan bawah)
· Penyediaan sarana prasarana penunjang
· Berkembangnya lokasi perumahan-perumahan baru pada kawasan-kawasan non
perumahan masih sangat terbatas, terutama pada
produktif kota dengan pengaturan sesuai standart pembangunan perumahan
masyakat pinggiran kota seperti penyediaan
· Terpenuhinya sarana prasarana pendukung kegiatan permukiman/perumahan seperti
sarana persampahan, ruang terbuka/ruang
tersedianya sarana persampahan terpadu, tersedianya ruang bermain anak, dsb
bermain anak, dsb

STRATEGI
· Pengembangan Rumah Susun Bersama untuk memenuhi kebutuhan pelayanan perumahan yang sehat, murah dan terjangkau oleh semua
kalangan, khususnya kalangan masyarakat kelas bawah
· Penertiban ijin mendirikan bangunan, baik pada bangunan yang sudah berdiri ataupun dalam proses pembangunan
· Penyediaan sarana prasarana pendukung kegiatan perumahan dengan standart pelayanan yang sesuai dengan aturan teknis perkotaan, seperti
pemenuhan pelayanan persampahan, kesehatan, perdagangan, pendidikan, ruang bermain, dsb

Gambar III.4
Strategi Pengembangan Sektor Permukiman Kota Magelang

5) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kebijakan pengembangan pariwisata dengan Menjadikan


Kota Magelang menjadi Kota Magelang tujuan wisata MICE (Meeting,
Incentive, Conference and Exhibition) di Jawa Tengah. Adapun
keterkaitan antara Visi dan Misi Penataan Ruang dengan Kebijakan
dan strategi yang diterapkan dapat dilihat dalam Gambar III.5.
Strategi Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata Kota
Magelang.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-25
Strategi :
 Penataan dan pengembangan sektor kepariwisataan
melalui penyusunan studi kepariwisataan (Penyusunan
Rencana Induk Pariwisata)
 Pengembangan ivent-ivent wisata khusus seperti lomba-
lomba terkait pengenalan seni budaya yang ada di Kota
Magelang seperti Jatilan, Ketoprak, Keroncong, Sendratari
dan sebagainya pada kawasan-kawasan bersejarah
dengan pengenalan produk wisata yang ada di Kota
Magelang, secara intensif dan berkesinambungan
 Pengembangan wisata militer dan ketangkasan seperti
wisata army
 Peningkatan sarana penunjang wisata seperti rumah
makan (pusat-pusat kuliner), pusat oleh-oleh,
penginapan, travel perjalanan dan sebagainya
 Pengembangan sekolah-sekolah yang berbasis wisata
 Pengembangan kawasan rekreasi alam, disekitar kawasan
Sungai Progo (sekitar kawasan hotel Puri Asri/kyai
Langgeng) dan Elo, seperti arum jeram, outbond, dan
sebagainya yang dilengkapi dengan fasilitas home stay,
villa, hotel dan sebagainya untuk menangkap view sungai
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan pada
kawasan lindung (sempadan sungai, dan sebagainya).

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-26
PARIWISATA

VISI
Terwujudnya perkembangan kota pariwisata yang berbudaya

MISI
Menjadikan Kota Magelang menjadi daerah tujuan wisata MICE (Meeting,
Incentive, Conference and Exhibition) di Jawa Tengah
EKSISTING
· Belum adanya cluster wisata
· Wisata budaya seperti bangunan kuno cenderung KEBIJAKAN
kurang terangkat (kurang dikenal) · Adanya pengaturan cluster wisata secara terpadu
· Belum optimalnya penataan/pengembangan terkait · Terangkatnya bangunan kuno sebagai wisata bersejarah yang
dengan wisata yang ada di Kota Magelang (seperti bernilai seni tinggi
Wisata religi) · Berkembangkan wisata religi secara terpadu disertai dengan
· Wisata alam masih terabaikan, padahal sangat pengembangan fasilitas penunjang
berpotensi untuk dikembangkan · Berkembangnya Wisata alam yang tetap disertai dengan
kelestarian lingkungan

STRATEGI
· Penataan dan pengembangan sektor kepariwisataan melalui penyusunan studi kepariwisataan (Penyusunan Rencana Induk Pariwisata)
· Pengembangan Event-event wisata khusus seperti lomba-lomba terkait pengenalan seni budaya yang ada di Kota Magelang seperti jatilan,
ketoprak, keroncong, sendratari dsb pada kawasan-kawasan bersejarah dengan pengenalan produk wisata yang ada di Kota Magelang,
secara intensif dan berkesinambungan
· Pengembangan wisata militer dan ketangkasan seperti wisata museum.
· Peningkatan sarana penunjang wisata seperti rumah makan (pusat-pusat kuliner), pusat oleh-oleh, penginapan, travel perjalanan dsb
· Pengembangan sekolah-sekolah yang berbasis wisata
· Pengembangan kawasan rekreasi alam, disekitar kawasan Sungai Progo (sekitar kawasan hotel Puri Asri/kyai Langgeng) dan Elo, seperti
arum jeram, outbond, dsb yang dilengkapi dengan fasilitas home stay, villa, hotel dan sebagainya untuk menangkap view sungai dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan pada kawasan lindung (sempadan sungai, dan sebagainya)
· Pengembangan wisata religi seperti Makam Kyai Tuk Songo, Tuk Drajat dan Makam di lokasi Gunung Tidar

Gambar III.5.
Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kota Magelang

D. Kebijakan dan Strategi Penetapan Kawasan Strategis Kota Magelang


Kebijakan pengembangan Kawasan Strategis Kota Magelang yang
meliputi kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup, kawasan strategis untuk kepentingan pertahanan dan
keamanan, kawasan strategis pertumbuhan ekonomi, dan kawasan
strategis sosial dan budaya ditetapkan dengan memperhatikan prinsip-
prinsip Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

d. (1) Kebijakan Penetapan Kawasan Strategis


Adapun Kebijakan pengembangan kawasan strategis di Kota
Magelang sebagai penjabaran dari tujuan penataan ruang meliputi:
a. pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan
keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman
hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-27
perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam,
dan melestarikan warisan budaya Kota Magelang;
b. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan pertahanan
dan keamanan dalam kerangka ketahanan nasional;
c.pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian Kota Magelang yang produktif,
efisien, dan mampu berdaya saing; dan
d. pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa.

1. Kebijakan dan Strategi I


Kebijakan pertama pengembangan kawasan strategis
untuk pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan
keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman
hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam,
dan melestarikan warisan budaya Kota Magelang, dijabarkan
kedalam strategi sebagai berikut:
a. menetapkan kawasan Gunung Tidar sebagai kawasan
strategis lingkungan hidup yang berpengaruh pada fungsi
lindung;
b. mencegah dan membatasi pemanfaatan ruang di
kawasan strategis kota yang berpotensi mengurangi
fungsi lindung kawasan;
c. membatasi pengembangan sarana dan prasarana di
dalam dan di sekitar kawasan strategis Kota Magelang
yang dapat memicu perkembangan budidaya;
d. mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun* di
sekitar kawasan strategis Kota Magelang yang berfungsi
sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan
lindung dengan kawasan budidaya terbangun; dan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-28
e. merehabilitasi** fungsi lindung kawasan yang menurun
akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di
dalam dan di sekitar kawasan strategis Kota Magelang.

2. Kebijakan dan Strategi II


Kebijakan kedua pengembangan kawasan strategis
untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan
pertahanan dan keamanan dalam kerangka ketahanan
nasional, dijabarkan kedalam strategi sebagai berikut:
a. mengkoordinasikan penataan kawasan strategis Nasional
dengan fungsi khusus kawasan pertahanan negara
meliputi Kawasan Akademi Militer (AKMIL), Kawasan
Sekolah Calon Bintara (SECABA), Kawasan Komando
Distrik Militer (KODIM) dan Resimen Induk Kota
Magelang Militer (RINDAM), dan Kawasan Batalyon
Artileri Medan (Yon ARMED) 11;

b. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di


dalam dan di sekitar kawasan strategis Kota Magelang
untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan
budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis
Kota Magelang sebagai zona penyangga yang memisahkan
kawasan strategis Kota Magelang dengan kawasan
budidaya terbangun; dan
d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset
pertahanan/TNI.

3. Kebijakan dan Strategi III


Kebijakan Ketiga pengembangan kawasan strategis
untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian Kota Magelang yang produktif,
efisien, dan mampu berdaya saing, dijabarkan kedalam
strategi sebagai berikut:

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-29
a. menetapkan kawasan strategis Kota Magelang dengan
fungsi pertumbuhan ekonomi yang teridiri dari Kawasan
Alun-alun, Kawasan Sentra Perekonomian Lembah Tidar,
Kawasan Sidotopo, Kawasan GOR Samapta, Kawasan
Sukarno-Hatta. dan Kawasan Kebonpolo;

b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di


dalam dan di sekitar kawasan strategis Kota Magelang
untuk pengembangan ekonomi;
c. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi
sumber daya manusia dan kegiatan budidaya unggulan
sebagai penggerak utama pengembangan perekonomian
Kota Magelang;
d. menciptakan iklim investasi yang kondusif;
e. mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung kawasan;
f. mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak
menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi
kawasan;

* Yang dimaksud “kegiatan budidaya tidak terbangun” adalah kegiatan-kegiatan


budidaya di sekitar kawasan strategis dengan fungsi pelestarian dan peningkatan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kota Magelang, yang dibangun bukan
secara fisik dan harus berdasarkan syarat-syarat tertentu sesuai peraturan
perundangan yang berlaku. Kegiatan budidaya tersebut meliputi hutan rakyat,
pariwisata religi dan/atau alam, pertanian dan perkebunan;
** yang dimaksud dengan “merehabilitasi” adalah upaya-upaya pemerintah Kota Magelang
bersama masyarakat dan swasta baik perorangan maupun korporasi untuk
mengembalikan kondisi kawasan strategis dengan fungsi pelestarian dan peningkatan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kota Magelang yang teridentifikasi
mengalami penurunan kualitas dan kuantitas lingkungannya ke dalam kondisi
alamiahnya yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan.
*** adapun kegiatan budi daya secara selektif mempunyai maksud bahwa kegiatan
budidaya yang dikembangkan di kawasan strategis dengan fungsi pertahanan dan
keamanan di Kota Magelang harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan tidak mengganggu dan/atau menghalangi segala
aktivitas-aktivitas dalam kawasan tersebut dalam rangka menjaga dan melindungi
pertahanan dan keamanan negara.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-30
g. mengintensifkan promosi peluang investasi; dan
h. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana
penunjang kegiatan ekonomi.

4. Kebijakan dan Strategi IV


Kebijakan Keempat pengembangan kawasan strategis
untuk pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa,
dijabarkan strategi sebagai berikut:
a. menetapkan* kawasan strategis Kota Magelang dengan
fungsi pelestarian warisan budaya bangsa berupa
kawasan heritage arsitektural dan museum;
b. mengkoordinasikan penataan dan ikut memelihara
kawasan strategis Nasional dengan fungsi pelestarian
warisan budaya bangsa berupa kawasan heritage
arsitektural dan museum;
c. mengembangkan** kegiatan budidaya secara selektif dan
melalui kajian teknis zonasi*** di dalam dan di sekitar
kawasan strategis sosial dan budaya bangsa;
d. melestarikan keaslian fisik serta bentuk-bentuk
bangunan yang ada di kawasan strategis sosial dan
budaya bangsa;
e. meningkatkan kecintaan masyarakat akan nilai budaya
yang mencerminkan jati diri bangsa yang berbudi luhur;
dan
f. mengembangkan penerapan nilai budaya bangsa dalam
kehidupan bermasyarakat.

* Yang dimaksud dengan “menetapkan” adalah pemberian status Cagar Budaya


terhadap benda, bangunan, struktur, lokasi, atau satuan ruang geografis yang
dilakukan oleh pemerintah Daerah berdasarkan rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya.
** Yang dimaksud dengan “mengembangkan” adalah peningkatan potensi nilai,informasi,
dan promosi Cagar Budaya serta pemanfaatannya melalui Penelitian, Revitalisasi, dan
Adaptasi secara berkelanjutan serta tidak bertentangan dengan tujuan Pelestarian.
*** Yang dimaksud dengan “Zonasi” adalah penentuan batas-batas keruangan Situs Cagar
Budaya dan Kawasan Cagar Budaya sesuai dengan kebutuhan pelestarian

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-31
d. (2) Kebijakan dan Strategi Sektoral Kawasan Strategis Sinkronisasi
terhadap RPJPD
Penetapan kawasan strategis kota di Kota Magelang didapatkan dari
kawasan strategis yang sebagian teridentifikasi oleh produk RPJP Kota
Magelang dan RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Jawa Tengah. Adapun
kawasan strategis yang terdapat di Kota Magelang adalah :
a. Kawasan Sidotopo;
b. Kawasan Gedung Olahraga (GOR) Samata;
c. Kawasan Sukarno-Hatta;
d. Kawasan Kebonpolo;
e. Kawasan Sekitar Alun-alun;
f. Kawasan Sentra Perekonomian Lembah Tidar;
g. Kawasan Mantyasih.
h. Kawasan Taman Kyai Langgeng; dan

d. (2).1. Kebijakan dan Strategi Kawasan Sidotopo


Kebijakan pengembangan dan Penataan Kawasan Sidotopo
sebagai pusat bisnis baru di Kota Magelang (Pusat Perdagangan,
rekreasi/pariwisata, pendidikan dengan skala pelayanan lokal dan
regional)
Strategi:
 Peningkatan penataan sistem transportasi menuju Kawasan
Sidotopo misalnya dengan pengembangan jaringan jalan baru,
penambahan trayek, dan sebagainya.
 .Peningkatan penataan peruntukan lahan di jalur strategis
(Koridor arteri primer Semarang-Magelang-Yogyakarta).

d. (2).2. Kebijakan dan Strategi Kawasan GOR Samapta


Kebijakan pengembangan dan penataan Kawasan Gedung
Olahraga GOR Samapta sebagai wahana rekreasi dan olahraga skala
regional.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-32
Strategi :
 Peningkatan penataan sistem transportasi menuju Kawasan
GOR Samapta dengan pengembangan jaringan jalan baru dan
terhubung dengan kawasan-kawasan potensial lain seperti
pembukaan jalur alternatif GOR Samapta-Kyai Langgeng.
 Peningkatan jalan menuju GOR Samapta (Perlebaran Jl. Jeruk)
dari Jalan Utama (Jl. Ahmad Yani).

d. (2).3. Kebijakan dan Strategi Kawasan Soekarno-Hatta


Kebijakan pengembangan dan penataan Kawasan Soekarno-
Hatta sebagai sarana perpindahan moda angkutan antar regional
antar kota-provinsi.
Strategi :
 Peningkatan penataan sistem transportasi yang melalui jalur
koridor arteri primer (Yogyakarta-Magelang-Semarang).
 Peningkatan penataan peruntukan lahan di jalur strategis
(Koridor arteri primer Semarang-Yogyakarta).

d. (2).4. Kebijakan dan Strategi Kawasan Kebonpolo.


Kebijakan pengembangan dan penataan Kawasan Kebonpolo
sebagai pusat perdagangan kota dengan memadukan antara
kegiatan perdagangan dan transportasi.
Strategi:
 Peningkatan skala pelayanan pasar Kebonpolo menjadi pusat
pelayanan perdagangan skala regional (Perdagangan Modern)
untuk membangkitkan perkembangan di kawasan utara Kota
Magelang.
 Pengoptimalan Sub Terminal (terminal tipe C) Kebonpolo dan
pengintegrasian dengan Kawasan Perdagangan dan Jasa.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-33
d. (2).5. Kebijakan dan Strategi Kawasan Sekitar Alun-alun
Kebijakan Pengembangan Kawasan pusat Kota (CBD) sebagai
aktivitas bisnis utama di Kota Magelang.
Strategi :
 Peningkatan sarana prasarana pendukung kegiatan, seperti
penyediaan tempat parkir bersama.
 Penghijauan disepanjang kawasan alun-alun Kota dengan jenis
tanaman/bunga yang khas.
 Peningkatan pelayanan sistem transportasi dan pengaturan
traffic lalu lintas pada kawasan CBD.

d. (2).6. Kebjakan dan Strategi Kawasan Sentra Perekonomian


Lembah Tidar
Kebijakan pengembangan dan penataan kawasan Sentra
Perekonomian Lembah Tidar sebagai pusat perdagangan modern
dan tradisional skala regional.
Strategi :
 Peningkatan penataan lokasi Pasar Rejowinangun, Shoping
Center, Pasar Gotong-royong, dan sebagainya (misalnya
pengembangan lokasi pasar secara vertikal).
 Penyediaan ruang bongkar muat barang yang dapat
menampung aktivas kawasan.
 Penyediaan ruang parkir yang aman, nyaman, dan tidak
menganggu aktivitas lalu lintas di sekitar kawasan tersebut (Jl.
Jend. Soedirman).
 Pengembangan sub terminal pada Kawasan Shoping Center.

d. (2).7. Kebijakan dan Strategi Kawasan Mantyasih


Kebijakan pengembangan terkait kawasan wisata bangunan
heritage sebagai alternatif pengembangan sektor jasa untuk
mendukung peran Kota Magelang (MICE).
Strategi :

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-34
 Rehabilitasi dan penataan kawasan bangunan kuno dengan
tidak mengurangi bentuk aslinya.
 Pengembangan ivent-ivent wisata khusus seperti lomba-lomba
terkait pengenalan seni budaya yang ada di Kota Magelang
seperti Jatilan, Ketoprak, Keroncong, Sendratari dan
sebagainya di kawasan Mantyasih dengan pengenalan produk
wisata yang ada di Kota Magelang, secara intensif dan
berkesinambungan

d. (2).8. Kebijakan dan Strategi Kawasan Taman Kyai Langgeng


Kebijakan pengembangan terkait Kawasan Taman Kyai
Langgeng sebagai kawasan pariwisata untuk wisata religi dan objek
studi ilmu pengetahuan alam.
Strategi :
 Peningkatan penataan sistem transportasi di sekitar Kawasan
Taman Kyai Langgeng misalnya dengan penataan lalu lintas,
penataan fasilitas parkir, pengembangan fasilitas penunjuk
jalan (signage) menuju objek wisata dan sebagainnya.
 Peningkatan sarana penunjang wisata seperti rumah makan
(pusat-pusat kuliner), pusat oleh-oleh, penginapan, travel
perjalanan dan sebagainya.
 Pengembangan kawasan rekreasi alam, disekitar kawasan
Sungai Progo (sekitar kawasan hotel Puri Asri/kyai Langgeng)
dan Elo, seperti arum jeram, outbond, dan sebagainya yang
dilengkapi dengan fasilitas home stay, villa, hotel dan
sebagainya untuk menangkap view sungai dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan pada kawasan lindung
(sempadan sungai, dan sebagainya).

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-35

Anda mungkin juga menyukai