RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-2
3.1.2. Tinjauan Umum Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota
Magelang
Dasar-dasar penetapan kebijakan penataan ruang wilayah Kota
Magelang sebagai arah tindakan yang harus ditetapkan dan dijalankan
untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kota Magelang.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-3
4. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
3.1.3. Tinjauan Umum Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota Magelang
Strategi penataan ruang wilayah kota merupakan penjabaran
kebijakan penataan ruang Wilayah Kota Magelang ke dalam langkah-
langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
penataan ruang Wilayah Kota Magelang berfungsi:
1) sebagai dasar untuk penyusunan Rencana Struktur Ruang, Rencana
Pola Ruang, dan Penetapan Kawasan Strategis Kota Magelang;
2) memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam
RTRW Kota Magelang; dan
3) sebagai dasar penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan Ruang
Wilayah Kota Magelang.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-4
3.2. Rumusan Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang
Wilayah Kota Magelang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-5
5. yang dimaksud “berdaya saing” adalah Berdaya Saing, artinya Kota
Magelang diarahkan sebagai kota yang mempunyai keunggulan
komparatif dan kompetitif melalui pengembangan seluruh kekuatan
perekonomian daerah sebagai pemacu tumbuh dan berkembangnya
perekonomian rakyat yang berdaya saing tinggi, didukung oleh sumber
daya manusia berkualitas dan berdaya saing.
6. Yang dimaksud “dalam masyarakat madani” adalah masyarakat Kota
Magelang diarahkan untuk hidup agamis dengan damai dan
demokratis, menjunjung tinggi dan menegakkan hukum dengan penuh
kesadaran (adil), menghargai hak asasi manusia dan maju kehidupan
lahir batinnya (makmur).
7. yang dimaksud “sejahtera” adalah Kota Magelang mampu menyediakan
kesempatan kerja, penghidupan yang layak bagi masyarakat serta
memberikan pondasi yang kokoh bagi berlangsungnya pembangunan
berkelanjutan.
8. yang dimaksud dengan “aman” adalah situasi masyarakat dapat
menjalankan aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai
ancaman.
9. yang dimaksud dengan “nyaman” adalah keadaan masyarakat dapat
mengartikulasikan nilai sosial budaya dan fungsinya dalam suasana
yang tenang dan damai.
10. yang dimaksud dengan “produktif” adalah proses produksi dan
distribusi berjalan secara efektif dan efisien sehingga mampu
memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat,
sekaligus meningkatkan daya saing.
11. yang dimaksud dengan “berkelanjutan” adalah kondisi kualitas
lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, tidak
hanya untuk kepentingan generasi saat ini namun juga generasi yang
akan datang. termasuk pula antisipasi untuk mengembangkanorientasi
ekonomi kawasan setelah habisnya sumber daya alam tak terbarukan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-6
3.2.2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kota Magelang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-8
b. (2) Strategi Struktur Ruang Kota Magelang
Kebijakan penataan struktur ruang Kota Magelang masing-
masing akan dijabarkan kedalam langkah-langkah strategis untuk
menggariskan arah rencana pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang
untuk mewujudkan tujuan penatan ruang.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-9
Sanden, Kawasan Rumah Sakit Harapan, Kawasan Rumah Sakit
Amanda, Kawasan Rumah Sakit Gladiol, dan Kawasan Balai Pengobatan
Paru-paru Jalan Jenderal Sudirman.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-11
dengan arahan penyediaan yang berdasarkan standar yang berlaku
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:
a. meningkatkan kualitas dan kuantitas, menata, dan/atau
membangun sistem prasarana transportasi darat di Kota Magelang
untuk kelancaran distribusi barang/jasa dengan mengembangkan
terminal tipe A, terminal tipe C, jaringan jalan kota, sarana angkutan
umum, prasarana pejalan kaki, dan prasarana pendukung jaringan
jalan;
***** yang dimaksud dengan “kawasan perkotaan yang potensial” adalah kawasan
dengan fungsi tertentu yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang menjadi kawasan yang unggul dan mendukung pengembangan
wilayah Daerah.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-12
f. menata, memantau, melindungi, dan mengkonservasi air tanah
sebagai salah satu sumber daya air bersih Kota Magelang dengan
prinsip berkelanjutan;
g. mengembangkan, menata, meningkatkan kualitas sistem
pengelolaan sampah Kota Magelang dengan metode penggunaan
kembali sampah, reduksi sampah, dan daur ulang sampah, serta
membangun dan mewujudkan keterpaduan sistem pengelolaan
persampahan Kota Magelang dengan wilayah Kabupaten Magelang;
h. mengembangkan, menata, meningkatkan, dan/atau
membangun secara bertahap jaringan dan sarana pengolahan air
limbah sehingga terpisah dengan jaringan drainase untuk kesehatan
dan keberlanjutan lingkungan Kota Magelang;
i. mengembangkan, menata, meningkatkan, dan/atau
membangun jaringan drainase secara bertahap dan berhierarki
sehingga tercapai keterpaduan sistem drainase untuk menghindari
genangan air dan/atau banjir akibat hujan di wilayah Kota Magelang;
dan
j. mengembangkan, menata, meningkatkan, dan/atau
membangun sarana dan prasarana dasar lingkungan perumahan dan
permukiman untuk mewujudkan keterpaduan dengan sistem
penyediaan jaringan pelayanan tingkat kota untuk air bersih,
persampahan, air limbah, dan drainase agar lebih berkualitas.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-13
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung
dirumuskan sebagai upaya dalam pemantapan kawasan lindung
sesuai dengan karakter atau daya dukung, permasalahan dan upaya
pencapaiannya. Kawasan lindung di Kota Magelang meliputi
kawasan perlindungan setempat, kawasan RTH, kawasan cagar
budaya dan kawasan rawan bencana. Kebijakan pengembangan
kawasan lindung Kota Magelang meliputi:
* Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang yang meliputi kebijakan dan
strategi pengembangan kawasan lindung dan kebijakan dan strategi
pengembangan kawasan budidaya ditetapkan dengan memperhatikan prinsip-
prinsip Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
** Yang dimaksud dengan “KLHS” adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program
1. Kebijakan dan Strategi I
Kebijakan pertama pengembangan kawasan lindung yaitu
pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup dijabarkan dalam strategi sebagai berikut:
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-14
pengembangan ilmu pengetahuan dan pariwisata Kota
Magelang; dan
e. mengarahkan kawasan rawan bencana tanah longsor sebagai
kawasan sabuk hijau (green belt).
2. Kebijakan dan Strategi II
Kebijakan kedua pengembangan kawasan lindung yaitu
pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dijabarkan kedalam
strategi sebegai berikut:
a. menyelenggarakan upaya terpadu* untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup, sedangkan Yang dimaksud dengan “upaya
terpadu” adalah dalam penyelenggaraan pelestarian
lingkungan hidup diperlukan integrasi rencana pelestarian,
sinkronisasi program, dan koordinasi dalam penyelenggaraan
pembangunan diantara para pemangku kepentingan di Kota
Magelang.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-15
f. mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya
adaptasi bencana di kawasan rawan bencana**.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-16
secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan
pemanfaatan ruang wilayah;
b. mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam
kawasan beserta infrastruktur secara sinergis dan
berkelanjutan untuk mendorong pengembangan
perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya;
c. mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang
aspek politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya,
dan ekonomi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya
pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan
Kota Magelang dan/atau provinsi, serta nasional; dan
e. mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya
lahan* untuk meningkatkan kualitas permukiman,
pariwisata, dan pertanian, serta ruang kegiatan sektor
informal dan ruang terbuka non hijau.
Yang dimaksud dengan “Penatagunaan tanah” adalah sama dengan pola pengelolaan
tata guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang
berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait
dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan
masyarakat secara adil.
** Yang dimaksud “mengembangkan secara selektif bangunan fisik di kawasan rawan
bencana” adalah bahwasannya kejadian bencana yang sering terjadi di Daerah adalah
longsor, maka dalam menetapkan jenis bangunan/konstruksi di kawasan yang
ditetapkan sebagai kawasan bencana, terlebih dahulu harus dilakukan penyelidikan
geologi teknik, analisis kestabilan lereng, dan daya dukung tanah; rekayasa kemiringan
lereng, rencana jaringan jalan yang mengikuti kontur, dan ketentuan lain yang
dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan.
*** Yang dimaksud dengan “sporadis” adalah kawasan terbangun dalam kawasan
perkotaan daerah bersifat tidak kompak dan mengekspresikan perembetan
kenampakan fisik keruangan kota yang meloncat.
****Yang dimaksud dengan “kawasan tanah non produktif” adalah lahan-lahan di Daerah
yang diidentifikasi mempunyai tingkat kesuburan rendah sampai sedang, tidak
terintegrasi secara langsung dengan irigasi, dan tidak digunakan sebagai sentra-sentra
penghasil padi unggulan.
Strategi :
Pengembangan sarana perdagangan skala regional
dengan mengedepankan kenyamanan, keamanan, dan
kelengkapan fasilitas bagi pengunjung, dengan dukungan
promosi investasi di Kota Magelang.
Penataan, peningkatan dan pengembangan fasilitas
perdagangan dengan memperhatikan kelengkapan
pendukung seperti tempat parkir yang aman dan
nyaman, aktivitas bongkar muat yang tidak menganggu
lalu lintas jalan, dan menggunakan badan jalan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-19
Pemfokusan arah pengembangan sarana prasarana
ekonomi baik itu jenis dan skala pelayanan sesuai
dengan zona peruntukannya dan daya dukung dan daya
tampung lingkungannya.
Pengembangan kawasan perekonomian kerakyatan
dengan adanya suatu kawasan menjadi pusat kuliner
malam hari, salah satunya pada Jalan Jenggolo dengan
menutup akses dari Jalan Pajajaran sampai dengan
Jalan Pajang, dan hasil kajian lebih lanjut yang
memungkinkan untuk menjadi kawasan tersebut.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-20
PERDAGANGAN
VISI
EKSISTING Mewujudkan Magelang sebagai sentra (pusat) distribusi barang dan jasa yang unggul
· Kegiatan ekonomi pada pasar tradisional
sudah mengalami penurunan seperti pada MISI
Pasar Gotong-royong dan Rejowinangun Pengoptimalan sarana perdagangan yang sudah ada dan pengembangan pusat-pusat
(akibat dari proses rehabilitasi yang cukup perdagangan pada embrio ekonomi baru pada kawasan-kawasan strategis kota
lama) dan adanya pusat-pusat pelayanan
baru pada daerah perbatasan (Mis: pasar
Tegalrejo) KEBIJAKAN
· Penataan sarana ekonomi masih sangat · Kota Magelang memiliki prasarana ekonomi yang memadai dan dapat menjangkau
kurang, terutama untuk aktivitas parkir dan seluruh kota
bongkar muat barang · Kota Magelang memiliki fokus pengembangan sarana ekonomi secara tematik (zona-
· Pelayanan perdagangan skala regional zona)
dirasa masih sangat minim seperti pusat · Kota Magelang memiliki sebuah pusat perdagangan (trade center) dengan skala
grosir, pasar swalayan, dsb pelayanan regional seperti Mall Besar, Pusat Grosir, dsb
· Masih minimnya aktivitas pedagangan · Di Kota Magelang terdapat aktivitas perdagangan skala 24 jam, misalnya dengan
dengan pelayanan 24 jam pengembangan kawasan pecinan menjadi area PKL (pusat kuliner malam hari)
STRATEGI
· Pengembangan sarana perdagangan skala regional dengan mengedepankan kenyamanan, keamanan dan kelengkapan fasilitas bagi
pengunjung
· Penataan, peningkatan dan pengembangan fasilitas perdagangan dengan memperhatikan kelengkapan pendukung seperti tempat parkir
yang aman dan nyaman, aktivitas bongkar muat yang tidak menganggu trafic jalan, dsb
· Pengfokusan arah pengembangan sarana prasarana ekonomi baik itu jenis, skala pelayanan, zona peruntukan, dan sebagainya.
· Pengembangan kawasan menjadi pusat kuliner malam hari yaitu pada Jl. Jenggolo dengan menutup akses dari Jl. Pajajaran s/d Jl. Pajang
Gambar III.1.
Strategi Pengembangan Sektor Perdagangan Kota Magelang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-21
Puskesmas Pembantu, Bidan, dan Balai Pengobatan
lainnya.
Pengembangkan industri farmasi/herbal dengan skala
pelayanan regional ataupun internasional melalui
aglomerasi IKM dan UKM yang ada di Kota Magelang, juga
dengan penyediaan sarana dan prasarana pendukungnya.
Peningkatan pendukung keruangan terkait dengan
manajemen lingkungan dan pemasaran terkait jasa
pelayanan kesehatan seperti dengan penerbitan ISO
standart dan mutu pelayanan kesehatan.
Peningkatan status mutu akademik dengan penyediaan
ruang yang memadahi, aman dan lingkungan yang
nyaman sekolah/fasilitas pendidikan pada jenjang strata
yang lebih tinggi (Sekolah Tinggi Kesehatan).
Peningkatan kemampuan dan keahlian tenaga medis
melalui pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan.
KESEHATAN
VISI
Menjadikan Magelang sebagai pusat pelayanan kesehatan skala regional
MISI
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang handal dan profesional
EKSISTING
· Rumah sakit yang tersedia masih dengan
pelayaan Tipe B KEBIJAKAN
· Belum ada memiliki industri farmasi/herbal dsb · Adanya Rumah Sakit dengan Pelayanan Tipe A
· Tenaga medis masih kurang · Magelang memiliki industri farmasi/herbal untuk pelayanan skala lokal
· Fasilitas pendukung seperti RS Bersalin, ataupun tingkat regional
Puskusmas Pembantu, dsb, dirasa masih kurang · Pengembangan tenaga medis yang handal dengan spesialis khusus,
· Skala Pelayanan kesehatan yang ada cenderung seperti spesialis paru, jantung, THT, bedah, dsb
msdih pada tingkat skala lokal Kota Magelang · Pengembangan Pusksemas 24 jam, klinik jaga, dokter praktek, dsb
(Kawasan Masatandur dan sekitarnya) · Pelayanan Kesehatan di Kota Magelang dapat melayani Skala
Regional (Kawasan Purwomanggung dan sekitarnya)
STRATEGI
· Peningkatan jenis pelayanan (Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Rehabilitasi
Medik, dsb)
· Peningkatan jasa kesehatan yang murah dan dapat dijangkau sampai dengan masyarakat lingkungan terkecil seperti penyedian Balai
Kesehatan, Bidan, dsb
· Pengembangkan industri farmasi/herbal dengan skala pelayanan regional ataupun internasional
· Peningkatan kemampuan dan keahlian tenaga medis melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan
· Peningkatan Managemen (pemasaran) terkait jasa pelayanan kesehatan seperti dengan ISO standart mutu pelayanan kesehatan
· Peningkatan status (mutu akademik) sekolah pendidikan pada jenjang strata yang lebih tinggi (Sekolah Tinggi Kesehatan)
Gambar III.2.
Strategi Pengembangan Sektor Kesehatan Kota Magelang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-22
3) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Pendidikan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-23
PENDIDIKAN
VISI
Kota Magelang Sebagai Pusat Pendidikan Terpadu/Pendidikan Tinggi
MISI
Menjadikan Kota Magelang menjadi daerah tujuan utama di bidang
EKSISTING pendidikan (formal, informal dan non formal)
· Kota Magelang memiliki beberapa sekolah unggulan
seperti sekolah militer, ataupun sekolah dengan standar KEBIJAKAN
internasional · Upaya menarik pelajar dari wilayah Purwomanggung dan sekitar dengan
· Kota Magelang memiliki beberapa universitas dan cara pemfokusan mata pelajaran sekolah kejuruan di bidang otomotif,
akademi (bertaraf nasional/Akademi Militer) seperti perhotelan, sekolah olahragarestoran (tataboga) dan peningkatan kualitas
AKMIL, SECABA, UNTID, UMM, AKATIRTA, dll belajar mengajar (kurikulum berbasis internasional).
· Kota Magelang memiliki beberapa sekolah kesehatan · Penambahan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan seperti
seperti AKPER Bina Karya Nusantara dan AKPER perpustakaan umum, toko buku/pusat grosir buku, Elektronik/IT yang
Keperawatan Jiwa, serta Akademi melayani seluruh wilayah Purwomanggung dan sekitar
STRATEGI
· Pengembangan kualitas fasilitas pendidikan untuk menarik pelajar dari wilayah Purwomanggung dan sekitar
· Pengembangan balai latihan kerja dan pusat pelatihan tenaga kerja terampil yang siap digunakan terutama di bidang otomotif (untuk menyuplai
tenaga kerja PT. Armada dan karoseri lain), bidang perhotelan dan restoran untuk mendukung Kota Magelang sebagai kota jasa
· Penambahan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan berupa perpustakaan umum, sekolah khusus olahraga, toko yang khusus menyediakan
alat tulis, buku pelajaran, buku umum, dsb, agar masyarakat di Purwomanggung dan sekitar cukup terlayani kebutuhan di Kota Magelang
Gambar III.3.
Strategi Pengembangan Sektor Pendidikan Kota Magelang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-24
Penertiban ijin mendirikan bangunan, baik pada
bangunan yang sudah berdiri ataupun dalam proses
pembangunan
Penyediaan sarana prasarana pendukung kegiatan
perumahan dengan standart pelayanan yang sesuai
dengan aturan teknis perkotaan, seperti pemenuhan
pelayanan persampahan, kesehatan, perdagangan,
pendidikan, ruang bermain, dan sebagainya.
PERUMAHAN/PERMUKIMAN
VISI
Terwujudnya ruang hunian kota yang aman dan nyaman serta manusiawi
EKSISTING
MISI
· Perumahan yang ada cenderung menempati
Menyedikan ruang permukiman kota yang sehat, nyaman huni, aman dari bencana dan
ruang kosong yang perkembangannya tidak
tidak merusak lingkungan
teratur (sporadis) karena keterbatasan lahan
· Masih banyak perumahan yang menyalahi aturan,
seperti tidak sesuai dengan IMB, permukiman
KEBIJAKAN
dibantaran sungai, permukiman tanpa
· Kota Magelang memiliki Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang sehat dan murah
memperhitungkan building coverade, dsb
(terjangkau masyarakat kalangan bawah)
· Penyediaan sarana prasarana penunjang
· Berkembangnya lokasi perumahan-perumahan baru pada kawasan-kawasan non
perumahan masih sangat terbatas, terutama pada
produktif kota dengan pengaturan sesuai standart pembangunan perumahan
masyakat pinggiran kota seperti penyediaan
· Terpenuhinya sarana prasarana pendukung kegiatan permukiman/perumahan seperti
sarana persampahan, ruang terbuka/ruang
tersedianya sarana persampahan terpadu, tersedianya ruang bermain anak, dsb
bermain anak, dsb
STRATEGI
· Pengembangan Rumah Susun Bersama untuk memenuhi kebutuhan pelayanan perumahan yang sehat, murah dan terjangkau oleh semua
kalangan, khususnya kalangan masyarakat kelas bawah
· Penertiban ijin mendirikan bangunan, baik pada bangunan yang sudah berdiri ataupun dalam proses pembangunan
· Penyediaan sarana prasarana pendukung kegiatan perumahan dengan standart pelayanan yang sesuai dengan aturan teknis perkotaan, seperti
pemenuhan pelayanan persampahan, kesehatan, perdagangan, pendidikan, ruang bermain, dsb
Gambar III.4
Strategi Pengembangan Sektor Permukiman Kota Magelang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-25
Strategi :
Penataan dan pengembangan sektor kepariwisataan
melalui penyusunan studi kepariwisataan (Penyusunan
Rencana Induk Pariwisata)
Pengembangan ivent-ivent wisata khusus seperti lomba-
lomba terkait pengenalan seni budaya yang ada di Kota
Magelang seperti Jatilan, Ketoprak, Keroncong, Sendratari
dan sebagainya pada kawasan-kawasan bersejarah
dengan pengenalan produk wisata yang ada di Kota
Magelang, secara intensif dan berkesinambungan
Pengembangan wisata militer dan ketangkasan seperti
wisata army
Peningkatan sarana penunjang wisata seperti rumah
makan (pusat-pusat kuliner), pusat oleh-oleh,
penginapan, travel perjalanan dan sebagainya
Pengembangan sekolah-sekolah yang berbasis wisata
Pengembangan kawasan rekreasi alam, disekitar kawasan
Sungai Progo (sekitar kawasan hotel Puri Asri/kyai
Langgeng) dan Elo, seperti arum jeram, outbond, dan
sebagainya yang dilengkapi dengan fasilitas home stay,
villa, hotel dan sebagainya untuk menangkap view sungai
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan pada
kawasan lindung (sempadan sungai, dan sebagainya).
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-26
PARIWISATA
VISI
Terwujudnya perkembangan kota pariwisata yang berbudaya
MISI
Menjadikan Kota Magelang menjadi daerah tujuan wisata MICE (Meeting,
Incentive, Conference and Exhibition) di Jawa Tengah
EKSISTING
· Belum adanya cluster wisata
· Wisata budaya seperti bangunan kuno cenderung KEBIJAKAN
kurang terangkat (kurang dikenal) · Adanya pengaturan cluster wisata secara terpadu
· Belum optimalnya penataan/pengembangan terkait · Terangkatnya bangunan kuno sebagai wisata bersejarah yang
dengan wisata yang ada di Kota Magelang (seperti bernilai seni tinggi
Wisata religi) · Berkembangkan wisata religi secara terpadu disertai dengan
· Wisata alam masih terabaikan, padahal sangat pengembangan fasilitas penunjang
berpotensi untuk dikembangkan · Berkembangnya Wisata alam yang tetap disertai dengan
kelestarian lingkungan
STRATEGI
· Penataan dan pengembangan sektor kepariwisataan melalui penyusunan studi kepariwisataan (Penyusunan Rencana Induk Pariwisata)
· Pengembangan Event-event wisata khusus seperti lomba-lomba terkait pengenalan seni budaya yang ada di Kota Magelang seperti jatilan,
ketoprak, keroncong, sendratari dsb pada kawasan-kawasan bersejarah dengan pengenalan produk wisata yang ada di Kota Magelang,
secara intensif dan berkesinambungan
· Pengembangan wisata militer dan ketangkasan seperti wisata museum.
· Peningkatan sarana penunjang wisata seperti rumah makan (pusat-pusat kuliner), pusat oleh-oleh, penginapan, travel perjalanan dsb
· Pengembangan sekolah-sekolah yang berbasis wisata
· Pengembangan kawasan rekreasi alam, disekitar kawasan Sungai Progo (sekitar kawasan hotel Puri Asri/kyai Langgeng) dan Elo, seperti
arum jeram, outbond, dsb yang dilengkapi dengan fasilitas home stay, villa, hotel dan sebagainya untuk menangkap view sungai dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan pada kawasan lindung (sempadan sungai, dan sebagainya)
· Pengembangan wisata religi seperti Makam Kyai Tuk Songo, Tuk Drajat dan Makam di lokasi Gunung Tidar
Gambar III.5.
Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kota Magelang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-27
perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam,
dan melestarikan warisan budaya Kota Magelang;
b. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan pertahanan
dan keamanan dalam kerangka ketahanan nasional;
c.pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian Kota Magelang yang produktif,
efisien, dan mampu berdaya saing; dan
d. pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-28
e. merehabilitasi** fungsi lindung kawasan yang menurun
akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di
dalam dan di sekitar kawasan strategis Kota Magelang.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-29
a. menetapkan kawasan strategis Kota Magelang dengan
fungsi pertumbuhan ekonomi yang teridiri dari Kawasan
Alun-alun, Kawasan Sentra Perekonomian Lembah Tidar,
Kawasan Sidotopo, Kawasan GOR Samapta, Kawasan
Sukarno-Hatta. dan Kawasan Kebonpolo;
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-30
g. mengintensifkan promosi peluang investasi; dan
h. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana
penunjang kegiatan ekonomi.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-31
d. (2) Kebijakan dan Strategi Sektoral Kawasan Strategis Sinkronisasi
terhadap RPJPD
Penetapan kawasan strategis kota di Kota Magelang didapatkan dari
kawasan strategis yang sebagian teridentifikasi oleh produk RPJP Kota
Magelang dan RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Jawa Tengah. Adapun
kawasan strategis yang terdapat di Kota Magelang adalah :
a. Kawasan Sidotopo;
b. Kawasan Gedung Olahraga (GOR) Samata;
c. Kawasan Sukarno-Hatta;
d. Kawasan Kebonpolo;
e. Kawasan Sekitar Alun-alun;
f. Kawasan Sentra Perekonomian Lembah Tidar;
g. Kawasan Mantyasih.
h. Kawasan Taman Kyai Langgeng; dan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-32
Strategi :
Peningkatan penataan sistem transportasi menuju Kawasan
GOR Samapta dengan pengembangan jaringan jalan baru dan
terhubung dengan kawasan-kawasan potensial lain seperti
pembukaan jalur alternatif GOR Samapta-Kyai Langgeng.
Peningkatan jalan menuju GOR Samapta (Perlebaran Jl. Jeruk)
dari Jalan Utama (Jl. Ahmad Yani).
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-33
d. (2).5. Kebijakan dan Strategi Kawasan Sekitar Alun-alun
Kebijakan Pengembangan Kawasan pusat Kota (CBD) sebagai
aktivitas bisnis utama di Kota Magelang.
Strategi :
Peningkatan sarana prasarana pendukung kegiatan, seperti
penyediaan tempat parkir bersama.
Penghijauan disepanjang kawasan alun-alun Kota dengan jenis
tanaman/bunga yang khas.
Peningkatan pelayanan sistem transportasi dan pengaturan
traffic lalu lintas pada kawasan CBD.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-34
Rehabilitasi dan penataan kawasan bangunan kuno dengan
tidak mengurangi bentuk aslinya.
Pengembangan ivent-ivent wisata khusus seperti lomba-lomba
terkait pengenalan seni budaya yang ada di Kota Magelang
seperti Jatilan, Ketoprak, Keroncong, Sendratari dan
sebagainya di kawasan Mantyasih dengan pengenalan produk
wisata yang ada di Kota Magelang, secara intensif dan
berkesinambungan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 III-35