Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-1
1.1. Latar Belakang

Wilayah Kota adalah pusat kegiatan ekonomi dan kegiatan lainnya


untuk mewujudkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan ruang, sehingga
perlu diatur dalam suatu Penataan Ruang yang biasanya disebut dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) tidak hanya menggambarkan tata letak dan keterkaitan hierarki
ruang, tetapi juga kualitas komponen-komponen yang menjadi penyusun
ruang. RTRW disusun berdasarkan pendekatan wilayah administrasi
dengan muatan substansi yang mencakup rencana struktur dan pola
ruang yang secara umum dibuat untuk mewujudkan tertib ruang dalam
rencana, pemanfaatan, dan pengendalian ruang sehingga menghasilkan
suatu ruang yang aman, nyaman, sehat, dan serasi dalam mewadahi
setiap aktivitas penghuni suatu kota.
Tujuan utama pembangunan Kota Magelang adalah untuk
kesejahteraan rakyat dengan didukung keberlanjutan kehidupan sosial
dan kelangsungan lingkungan hidup. Pencapaian tujuan tersebut
dilaksanakan melalui langkah-langkah kebijakan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD)
yang merupakan hierarki lingkup waktu perencanaan di Kota Magelang.
Agar kebijakan menjadi implementatif, efektif, efisien, maka penyusunan
kebijakan dan strategi pembangunan harus dituangkan atau diakomodasi
dalam segi keruangan, kebijakan keruangan harus saling bersinergi
dengan kebijakan lain yang telah terlebih dahulu disusun, sehingga
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Magelang dapat menjadi
sebuah keterpaduan keserasian dalam memberikan arahan
pembangunan keruangan Kota Magelang.

RTRW merupakan perencanaan dalam bentuk rencana pola dan


struktur ruang, serta penetapan kawasan strategis yang perwujudannya
dilakukan melalui pelaksanaan indikasi program utama. Didukung
dengan kenyataan bahwa ruang adalah wadah interaksi sosial, ekonomi,

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-2
dan budaya antarmanusia, ekosistem, dan sumberdaya buatan, maka
RTRW juga merupakan perencanaan kota sebagai kerangka kerja untuk
mendorong perwujudan rencana dan pemanfaatan ruang, serta
mengantisipasi berbagai kemungkinan perubahan pemanfaatan ruang
yang dapat berdampak pada kesejahteraan rakyat. RTRW juga
bermanfaat menjaga keserasian pembangunan wilayah dan sektor dalam
pelaksanaan program-program pembangunan.

RTRW menjadi acuan instansi pemerintah dan masyarakat untuk


mengarahkan lokasi dan memanfaatkan ruang dalam menyusun program
pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang. Sebagai
arahan pelakasanaan pembangunan wilayah kota dan solusi penanganan
permasalahan kota dalam wilayah pada waktu yang akan datang,
penyusunan RTRW harus memperhatikan:
a. isu-isu permasalahan tata ruang, sosial budaya, ekonomi, dan sarana
prasarana lingkungan;
b. potensi dan karakteristik wilayah;
c. tuntutan kebutuhan yang akan datang; dan
d. kelestarian lingkungan sebagai aspek penting dalam pembangunan
berkelanjutan.
Sehubungan dengan fungsi dan peran RTRW dalam pembangunan
dan pengembangan wilayah kota, maka penyusunan RTRW harus pula
memperhatikan aturan-aturan atau pedoman-pedoman yang terkait
dengan penyusunan RTRW. Aturan tersebut antara lain meliputi:
a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Penataan Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);
c. Peraturan Pemerintah Nomor
d. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Tengah
e. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten di wilayah perbatasan (RTRW
Kabupaten Magelang)

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-3
f. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Magelang Tahun
2005-2025; dan
g. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berfungsi sebagai
pedoman teknis dalam penyusunan substansi.
Penyusunan RTRW memerlukan persamaan persepsi sebagai
pemahaman kepentingan dalam kebutuhan pemanfaatan ruang serta
implementasinya, sehingga partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan
dengan tujuan:
a. Mengembangkan rasa memiliki terhadap tujuan pembangunan yang
ingin dicapai
b. Menumbuhkan arti penting perencanaan
c. Menjaring isu-isu permasalahan serta memancing aspirasi tentang
kondisi wilayah yang akan datang melalui alternatif pengembangan
pola pikir yang obyektif
Jaring aspirasi masyarakat yang dilaksanakan secara obyektif
dalam bentuk dengar pendapat umum (public hearing) sangat mendorong
kualitas substansi rencana tata ruang sehingga dapat dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan berubahnya UU No. 24 Tahun 1992 menjadi Undang-
undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka produk
penataan ruang di daerah juga harus mengikuti pedoman baru tersebut.
Dari sisi spasial kewilayahan, secara internal Kota Magelang juga
mengalami pengembangan terutama di kawasan strategis yang
diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan baru di masa mendatang.
Pengembangan kawasan strategis tersebut tercantum dalam RPJP Kota
Magelang Tahun 2005-2025.
Selain dari sisi kebijakan, Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Magelang juga tidak terlepas dari berbagai macam latar belakang
masalah internal Kota Magelang itu sendiri. Adapun masalah tersebut
seperti masalah tata ruang, masalah sosial budaya, masalah ekonomi dan
berbagai masalah penyediaan sarana prasarana lingkungan yang harus

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-4
segera dicari solusi pemecahannya. Secara garis besar latar belakang
penyusunan RTRW Kota Magelang dapat dilihat dalam Gambar 1.1
Diagram Latar Belakang Penyusunan RTRW Kota Magelang.

Perubahan UU No. 24
Tahun 1992 menjadi UU RTRWN
No. 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang Produk tata ruang
menyesuaikan dengan
RTRW Provinsi Jawa Tengah pedoman penataan ruang
Kebijakan Eksternal terbaru
Kota Magelang:
RTR Kawasan Kebijakan Internal Kota
GELANGMANTEN Magelang:
Kawasan PROGO- Penyusunan RTRW RPJP Kota Magelang
OPAK –SERANG Kota Magelang RPJM Kota Magelang
Kawasan BOROBUDUR RKPD Kota Magelang
RIP Pariwisata Jawa
Tengah
Rencana Tata Ruang Pengembangan kawasan strategis dan pusat
Kabupaten Sekitar pertumbuhan baru Kota Magelang RPJP Kota
Magelang Tahun 2005-2025:
Kawasan Sidotopo
Kawasan Wisata dan Pengembangan Wisata
Perlunya memperhatikan Arah dan Bangunan Kuno/Heritage
Kebijakan RTRW Kabupaten Magelang Kawasan Terminal Sukarno Hatta
untuk sinkronisasi serta melihat potensi Kawasan Kebonpolo
dan tantangan dalam perencanaan Kawasan Alun-alun dan sekitarnya (Losmenan
RTRW Kota Magelang dan lain sebagainya)
Kawasan GOR Samapta
Berbagai Permasalahan yang terjadi di Kawasan Lembah Gunung Tidar
Kota Magelang (Eksternal maupun Kawasan Gunung Tidar (kawasan konservasi)
Internal)

Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun, 2010


Gambar 1.1
Diagram Latar Belakang Penyusunan RTRW Kota Magelang

1.2. Azas, Maksud, Tujuan, dan Sasaran Penataan Ruang


1.2.1. Azas

Penyusunan RTRW Kota Magelang dilakukan dengan


berazaskan kaidah-kaidah perencanaan seperti amanat dalam
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
yaitu keterpaduan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan,
keberlanjutan, keberdayagunaan dan kerberhasilgunaan,

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-5
keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan, perlindungan
kepentingan hukum, kepastian hukum dan keadilan serta
akuntabilitas, dengan tetap menjaga kesinambungan pembangunan
dalam lingkup kota dan kaitannya dengan Nasional, Provinsi Jawa
Tengah dan Kabupaten Magelang, dengan tidak mengesampingkan
wawasan lingkungan hidup.

Berikut ini penjelasan dari asas penataan ruang


berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun
2007 tentang Penataan Ruang:

1. Keterpaduan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan


dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat
lintas sektor, lintas wilayah dan lintas pemangku kepentingan.

2. Keselarasan atau keserasian adalah bahwa penataan ruang


diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara
struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan
manusia dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan
dan perkembangan antar daerah serta antara kawasan
perkotaan dan kawasan pedesaan.

3. Keberlanjutan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan


dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung
dan daya tampung lingkungan dengan memperhatikan
kepentingan generasi mendatang.

4. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan adalah bahwa


penataan ruang penataan ruang diselenggarakan dengan
mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber daya yang
terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata
ruang yang berkualitas.

5. Keterbukaan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan


dengan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-6
masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan penataan ruang.

6. Kebersamaan dan kemitraan adalah bahwa penataan ruang


diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan.

7. Perlindungan kepentingan hukum adalah bahwa penataan


ruang diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan
masyarakat.

8. Kepastian hukum dan keadilan adalah bahwa penataan ruang


diselenggarakan dengan berlandaskan hukum/ketentuan
peraturan-perundang-undangan dan bahwa penataan ruang
dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa keadilan
masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak
secara adil dengan jaminan kepastian hukum.

9. Akuntabilitas adalah bahwa penyelenggaraan penataan ruang


dapat dipertanggungjawabkan baik prosesnya, pembiayaannya,
maupun hasilnya.

1.2.2. Maksud

Maksud dari kegiatan penyusunan Rencana Tata Ruang


Wilayah Kota Magelang Tahun 2011-2031 adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya kajian atau dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah


Kota Magelang Tahun 2011-2031;

2. Tersusunnya Peraturan Daerah Kota Magelang tentang Rencana


Tata Ruang Wilayah Kota Magelang Tahun 2011-2031.

1.2.3. Tujuan

Tujuan dari kegiatan penyusunan Rencana Tata Ruang


Wilayah Kota Magelang Tahun 2011-2031 ini adalah sebagai
berikut:

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-7
1. Mengetahui kondisi pemanfaatan ruang, potensi, dan
permasalahan eksisting di Kota Magelang;

2. Mewujudkan ruang wilayah Kota Magelang yang aman, nyaman,


produktif, dan berkelanjutan dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat;

3. Mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan


lingkungan buatan yang kondusif sebagai kota jasa pendidikan,
kesehatan, perdagangan dan jasa, serta pariwisata yang maju dan
berkualitas;

4. Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam


dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya
manusia yang mandiri dan profesional;

5. Mewujudkan pelindungan lingkungan hidup dan pencegahan


dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang
dengan memperhatikan daya tamping dan daya dukung
lingkungan hidup; dan

6. Mengembangkan pembangunan kawasan dan wilayah serta


infrastruktur utama, perkotaan, dan penunjang yang berwawasan
lingkungan.

1.2.4. Sasaran

Untuk mencapai maksud dan tujuan dari kegiatan


pekerjaan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang
tahun 2010-2030 ini, maka sasaran dari pekerjaan ini adalah
sebagai berikut:

1. Melakukan survei pendahuluan sebagai identifikasi awal terhadap


wilayah Kota Magelang;

2. Melakukan pengumpulan data sekunder dan primer, inventarisasi


dan mengidentifikasi kondisi fisik, sosial, ekonomi, spasial, sistem
kelembagaan penataan ruang, sistem transportasi, sistem

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-8
drainase, dan infrastruktur lainnya serta permasalahannya di
wilayah Kota Magelang;

3. Menyajikan informasi sebagai bagian kompilasi data;

4. Mengevaluasi data dan informasi;

5. Melakukan analisis sesuai dengan metodologi penelitian dan


analisis data yang telah ditetapkan;

6. Menentukan klasifikasi dan perihal substansi perlunya peninjauan


kembali terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah;

7. Menentukan suatu kesimpulan perlu/tidaknya peninjauan


kembali terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah;

8. Menyusun Konsep Penataan Ruang sesuai dengan peraturan


perundang-undangan dan melibatkan partisipasi masyarakat:

9. Menyusun suatu kajian yang merupakan rekomendasi dalam


Penataan Ruang berupa rencana ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian ruang;

10. Menyusun Perda RTRW Kota Magelang Tahun 2011-2031.

1.3. Visi dan Misi Penataan Ruang Kota Magelang


1.3.1. Visi Penataan Ruang Kota Magelang

Visi pengembangan Kota Magelang disusun agar bagaimana


maksud, tujuan dan sasaran tersebut dapat dicapai secara seimbang.
Kota Magelang mempunyai potensi, permasalahan dan prospek yang
sangat kompleks dan spesifik. Visi Kota Magelang adalah “Magelang
Sebagai Kota Jasa Yang Berbudaya, Maju Dan Berdaya Saing Dalam
Masyarakat Madani”. Berdasar kajian rumusan visi Kota Magelang
tersebut, kajian awal terhadap karakteristik, potensi dan permasalahan
yang terdapat di Magelang, maka sebagai acuan perencanaan dan
pengembangan RTRW Kota Magelang untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang ideal dituangkan dalam visi perencanaan tata ruang yang
bertemakan :

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-9
“A FRIENDLY CITY OF EXCELLENCE”
Dasar pengembangan tema tersebut adalah “Bagaimana
Membangkitkan Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang Friendly (ramah-
bersahabat) dan Excellence (Pelayanan Prima di segala bidang) Bagi
Kawasan Sekitarnya”. Untuk menciptakan kondisi tersebut, Kota
Magelang harus mempunyai daya tarik dan mampu meningkatkan
pamornya dengan mengangkat berbagai kelebihan/ keunggulan yang
dimiliki. Sebagai Kota Jasa yang menjadi kota tujuan bagi daerah sekitar
maka Kota Magelang harus Friendly dalam memberikan palayanan bagi
kabupaten disekitarnya. Upaya ini dapat dilakukan melalui peningkatan
pelayanan disegala bidang seperti dibidang kesehatan, pendidikan,
wisata, pelayanan publik, dan sebagainya.

1.3.2. Misi Penataan Ruang Kota Magelang


Misi penataan ruang Kota Magelang dalam mendukung
tercapainya visi yang bertemakan “A Friendly City of Excellence”
adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan Kota Magelang sebagai pusat pelayanan jasa yang
didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan fasilitas
yang memadai.
2. Meningkatkan daya saing daerah melalui pengelolaan pembangunan
Kota Magelang yang efisien, efektif, profesional dan berwawasan
lingkungan serta mengembangkan potensi daerah secara kreatif dan
inovatif didukung oleh penguasaan IPTEK dan sumber daya manusia
yang berkualitas.
3. Mengembangkan perekonomian Kota Magelang dengan penciptaan
iklim usaha yang kondusif dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
yang ditandai dengan penurunan angka kemiskinan dan peningkatan
pendapatan masyarakat.
4. Mewujudkan good governance dan clean goverment dengan
melibatkan dunia usaha, masyarakat madani (civil society).

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-10
1.4. Ruang Lingkup

1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan

Secara administratif Kota Magelang terletak di tengah-


tengah Kabupaten Magelang serta berada di persilangan lalu
lintas ekonomi dan wisata antara Semarang-Magelang-Yogyakarta
dan Purworejo-Magelang-Temanggung, adapun batas-batas
wilayah Kota Magelang sebagai berikut:
Utara : Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang;
Timur : Sungai Elo/Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang;
Selatan: Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang; dan
Barat : Sungai Progo/Kecamatan Bandongan, Kabupaten
Magelang.
Secara lengkap gambaran orientasi Kota Magelang
terhadap Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Peta I.1
Orintasi Wilayah.

1.4.2. Ruang Lingkup Materi

Lingkup pekerjaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota


Magelang tahun 2011-2031 meliputi seluruh persyaratan dan
indikator sesuai dengan Undang-Undang Nomor Nomor 26 tahun
2007 tentang Penataan Ruang, Keputusan Menteri Permukiman
dan Prasarana Wilayah Nomor 327/KPTS/M/2002, dan NSPK
penataan ruang lainnya yang mendukung, harus sesuai dengan
proses dan tahapan peninjauan kembali yang meliputi:
i. Evaluasi data dan informasi dari hasil kegiatan pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang;
ii. Penentuan perlu atau tidaknya peninjauan kembali;
iii. Kegiatan peninjauan berupa analisis, kajian dan
evaluasi/penilaian;
iv. Kegiatan penyempurnaan RTRW;
v. Pemantapan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
RencanaTata Ruang; dan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-11
vi. Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan legitimasi hukum
pada materi Rencana Tata Ruang hasil peninjauan kembali.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-13
Memenuhi Amanat Undang-Undang Nomor Nomor 26 tahun
2007 tentang Penataan Ruang maka substansi dalam Penyusunan
RTRW Kota diatur tersendiri dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, maka RTRW Kota setidaknya
harus memuat:

1. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota


(penataan kota);

2. rencana struktur ruang wilayah kota;

3. rencana pola ruang wilayah kota;

4. penetapan kawasan strategis kota;

5. arahan pemanfaatan ruang wilayah kota; dan

6. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

1.4.3. Ruang Lingkup Pekerjaan

Untuk memenuhi maksud dan tujuan penyusunan Perda


Wilayah Kota Magelang tahun 2011-2031 ini, maka kegiatan-
kegiatan utama pada ruang lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Survei Pendahuluan

Kegiatan ini untuk memberikan gambaran umum dan


pengenalan mengenai kondisi wilayah, mengenai aspek fisik,
sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup.

2. Pengumpulan Data Sekunder dan Primer

Pengumpulan data berdasarkan kepada pedoman dalam


penyusunan RTRW kota dan gambaran atau karakteristik
wilayah Kota Magelang melalui pengumpulan data primer dan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-14
sekunder, serta kompilasi data, sehingga dapat diketahui
subtansi yang akan di keluarkan.

3. Evaluasi Data

Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi terhadap kebutuhan


data yang telah dikumpulkan, sehingga apabila terdapat
kekurangannya dapat segera dipenuhi.

4. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota yang memuat :

a. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah


kota;

b. Rencana struktur ruang wilayah kota yang meliputi sistem


perkotaan dan sistem jaringan prasarana wilayah kota;

c. Rencana pola ruang wilayah kota yang meliputi kawasan


lindung kota dan kawasan budi daya kota;

d. substansi tambahan yang wajib diakomodasi untuk RTRW


Kota berupa:

- Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka


hijau;

- Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan


sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan
sektor informal, dan ruang evakuasi bencana.

e. Penetapan kawasan strategis kota;

f. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi


indikasi program utama jangka menengah lima tahunan;
dan

g. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota


yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan
perizinan,

5. Gambaran Ruang Lingkup Rencana tata ruang wilayah kota


sebagai pedoman untuk:

a. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Daerah (apabila belum disusun atau sudah disusun tapi

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-15
masa berlakunya sudah habis sebelum masa berlaku RTRW
habis);

b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah


daerah;

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di


wilayah kota;

d. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan


antar sektor;

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan

f. Penataan ruang kawasan strategis kota.

6. Indikator Program dan Kegiatan;

7. Rekomendasi dalam menjalankan wewenang Pemerintah


Daerah dalam Penataan Ruang yang berupa Pengaturan,
Pembinaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan; dan

8. Penyusunan Peraturan Daerah tentang RTRW Kota Magelang.

1.4.4. Dimensi Waktu Perencanaan

Dimensi waktu perencann dalam Dokumen Rencana Tata


Ruang Wilayah (RTRW) Kota Magelang sesuai dengan UU Nomor 26
Tahun 2007 adalah 20 tahun, yaitu Tahun 2011 – 2031 dibagi
dalam waktu 5 tahunan menjadi sebagai berikut :
- Tahun Perencanan Kesatu : Periode Tahun 2011 – 2016
- Tahun Perencann Kedua : Periode Tahun 2017 – 2021
- Tahun Perencann Ketiga : Periode Tahun 2022 – 2026
- Tahun Perencann Keempat : Periode Tahun 2027 – 2031.

Berdasarkan undang-undang tersebut, RTRW Kota Magelang


juga harus mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Kota Magelang Tahun 2005-2025 yang telah
ditetapkan sebagai Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota
Magelang Tahun 2005-2025.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-16
1.5. Ketentuan Umum
Ketentuan umum yang terkait dengan Penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Magelang dapat dijelaskan pada pengertian-
pengertian dibawah ini (Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota, Menteri PU Tahun 2009) :
1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

2. Provinsi adalah Provinsi Jawa Tengah.

3. Pemerintah Provinsi adalah Gubernur dan perangkat provinsi


sebagai unsur penyelenggara pemerintahan provinsi.

4. Daerah adalah Kota Magelang.

5. Walikota adalah Walikota Magelang.

6. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai


unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

7. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD


adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Magelang.

8. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup melakukan
kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.

9. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

10. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan


sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarki memiliki hubungan fungsional.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-17
11. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

12. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

13. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi


pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan
ruang.

14. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan


hukum bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dalam
penataan ruang.

15. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan


kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat.

16. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan


penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

17. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan


penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

18. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan


struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan
penetapan rencana tata ruang.

19. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur


ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui
penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

20. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan


tertib tata ruang.

21. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang yang selanjutnya


disingkat RTRW Kota adalah rencana tata ruang yang merupakan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-18
penjabaran RTRW Nasional dan Provinsi ke dalam kebijakan dan
strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah Daerah.

22. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta


segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek administrasi pemerintahan dan/atau
aspek fungsional.

23. Kawasan adalah suatu wilayah yang memiliki fungsi utama lindung
atau budidaya.

24. Kawasan Strategis Daerah adalah kawasan yang penataan ruangnya


diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan
bagi kepentingan tingkat/skala daerah.

25. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disingkat dengan PKW


adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

26. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan


utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

27. Prasarana dan Sarana adalah bangunan fisik yang terkait dengan
kepentingan umum dan keselamatan umum, seperti prasarana dan
sarana perhubungan, prasarana dan sarana sumber daya air,
prasarana dan sarana permukiman, serta prasarana dan sarana
lainnya.

28. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi


utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan.

29. Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi


utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-19
30. Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup
lain, dan keseimbangan antar keduanya.

31. Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan


hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain masuk
atau dimasukkan kedalamnya.

32. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah area
memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

33. Kawasan Rawan Bencana adalah kawasan yang sering atau


berpotensi tinggi mengalami bencana alam.

34. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan


pertanian di Daerah yang ditetapkan untuk dilindungi dan
dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok
bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.

35. Kawasan Pertahanan Negara adalah wilayah yang ditetapkan secara


nasional untuk kepentingan pertahanan.

36. Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disingkat BWP adalah


suatu kesatuan wilayah dari kota yang bersangkutan dan
merupakan wilayah yang terbentuk dari susunan fungsi kegiatan
pelayanan kota dan/atau berdasarkan aspek administrasi
pemerintahan dalam rangka pencapaian daya guna pelayanan
kegiatan daerah.

37. Pusat pelayanan kota adalah satuan fungsi kawasan perkotaan yang
merupakan bagian utama kegiatan kota dan mempunyai jangkauan
pelayanan skala kota dan/atau regional.

38. Subpusat pelayanan kota adalah satuan fungsi kawasan perkotaan


yang berperan dalam perkembangan daerahnya dan mempunyai
jangkauan pelayanan skala sub wilayah.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-20
39. Pusat lingkungan adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau
administrasi lingkungan kota.

40. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala


bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori dan jalan kabel.

41. Jalan Arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi,
dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

42. Jalan Kolektor adalah jalan umum yang berfungsi melayani


angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak
sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.

43. Jalan Lokal adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata
rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

44. Jalan Lingkungan adalah jalan umum yang berfungsi melayani


angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan
kecepatan rata-rata rendah.

45. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan,
air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

46. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut
air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan,
cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

47. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-21
48. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga
termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman.

49. Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan


pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi
kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis
sempadan.

50. Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai,


termasuk sungai buatan, yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai/sungai buatan.

51. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air


irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan
irigasi tambak.

52. Sempadan irigasi adalah kawasan sepanjang kiri kanan saluran


irigasi primer dan sekunder yang mempunyai manfaat penting
untuk mempertahankan kelestarian fungsi saluran.

53. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses


alam yang berbentuk padat.

54. Tempat pemrosesan akhir yang selanjutnya disebut TPA adalah


tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media
lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.

55. Tempat penampungan sementara yang selanjutnya disebut TPS


adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran
ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.

56. Tempat pengolahan sampah terpadu selanjutnya disebut TPST


adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan,
penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan
akhir sampah.

57. Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang


digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan,

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-22
menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta
perpindahan moda angkutan.

58. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik
berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana
perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan
rel yang terkait dengan perjalanan kereta api.

59. Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa


Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar
Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat
dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena
memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,
agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

60. Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura,


perkebunan, dan peternakan yang selanjutnya disebut pertanian
adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani,
agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber
daya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan
berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan
manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan masyarakat.

61. Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu
lingkungan fisik yang meliputi tanah beserta segenap faktor yang
mempengaruhi penggunaannya seperti iklim, relief, aspek geologi,
dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh
manusia.

62. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas
lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana,
sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi
lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

63. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari


permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-23
dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya
pemenuhan rumah yang layak huni.

64. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat


tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan
harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

65. Perdagangan adalah kegiatan usaha transaksi barang atau jasa


seperti jual-beli, sewa beli, sewa menyewa yang dilakukan secara
berkelanjutan dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa
dengan disertai imbalan atau kompensasi.

66. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung


berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

67. Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang


persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya
dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan
zonanya dalam rencana rinci tata ruang.

68. Ruang Terbuka Non Hijau yang selanjutnya disingkat RTNH, adalah
ruang terbuka di bagian wilayah perkotaan yang tidak termasuk
dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras atau yang berupa
badan air, maupun kondisi permukaan tertentu yang tidak dapat
ditumbuhi tanaman atau berpori (cadas, pasir, kapur, dan lain
sebagainya).

69. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.

70. Dokumen Lingkungan Hidup adalah dokumen yang memuat


pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang terdiri atas
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup (UKL-UPL), Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL), Dokumen Pengelolaan dan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-24
Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL), Studi Evaluasi Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (SEMDAL), Studi Evaluasi Lingkungan
Hidup (SEL), Penyajian Informasi Lingkungan (PIL), Penyajian
Evaluasi Lingkungan (PEL), Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup (DPL), Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RKL-RPL), Dokumen Evaluasi Lingkungan
Hidup (DELH), Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH),
dan Audit Lingkungan.

71. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan


Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat SPPL adalah
pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha
dan/atau kegiatannya di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib
AMDAL atau UKL-UPL.

72. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang adalah ketentuan


mengenai besaran pembangunan yang diperbolehkan pada suatu
zona berdasarkan batasan pengaturan Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) atau Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Ketinggian Lantai
Bangunan (TLB), Koefisien Dasar Hijau (KDH), dan/atau aturan
tambahan lainnya berupa Koefisien Tapak Basement (KTB),
Koefisien Wilayah Terbangun Maksimum (KWT), Kepadatan
Bangunan atau Unit Bangunan, dan Kepadatan Penduduk
Minimum.

73. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDBadalah


angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar
bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana
tata bangunan dan lingkungan.

74. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah


angka prosentase berdasarkan perbandingan jumlah luas lahan
terbuka untuk penanaman tanaman dan atau peresapan air

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-25
terhadap luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai
sesuai rencana kota.

75. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah


jumlah lantai penuh suatu bangunan dihitung mulai dari lantai
dasar sampai lantai tertinggi.

76. Koefisien Wilayah Terbangun yang selanjutnya disingkat KWT


adalah angka persentase luas kawasan atau blok peruntukan yang
terbangun terhadap luas kawasan atau luas kawasan blok
peruntukan seluruhnya di dalam suatu kawasan atau blok
peruntukan yang direncanakan.

77. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk


masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku
kepentingan non pemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan
ruang.

1.6. Dasar Hukum


Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang
adalah merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang. Dasar pertimbangan tersebut diatas, kemudian
akan dijabarkan dalam naskah akademis yang akan dijabarkan sebagai
pemikiran ilmiah yang kemudian dijadikan latar belakang dan tulang
punggung dari dokumen perencanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Magelang yang mengarah kepada penyusunan argumentasi filosofis,
sosiologis serta yuridis. Adapun rangkuman dasar pertimbangan
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang adalah “bahwa
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perlu membentuk Peraturan
Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang Tahun
2011-2031”.
Dasar hukum yang digunakan sebagai pertimbangan,

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-26
pengarahan dan pedoman dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Magelang Tahun 2011 - 2031 ini, meliputi:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur,
Jawa Tengah, dan Jawa Barat;

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar


Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2043);

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Sumberdaya Alam


Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya


Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi


(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3881);

8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-27
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

9. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang


Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4235 );

11. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

12. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);

13. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);

15. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

16. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-28
17. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

18. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan


Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4846);

19. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

20. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

21. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5052);

22. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

23. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);

24. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);

25. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan


Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5068);

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-29
26. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168);

27. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan


Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5188);

28. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);

29. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembar


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan
Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5512);

30. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

31. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah


dan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
299, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5608);

32. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan


Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran
Republik Indonesia Negara Nomor 3258), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-30
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983
tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 90,
Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 5145);

33. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi


Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3373);

34. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan


Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor
12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3586);

35. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran


Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969);

36. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3838);

37. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

38. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4242);

39. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan


Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

40. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624);

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-31
41. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

42. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang


Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

43. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3776);

44. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4858);

45. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);

46. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman


Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5004);

47. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas


dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5086);

48. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban


dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5098);

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-32
49. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103);

50. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan


Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

51. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen


dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221);

52. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penetapan dan


Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5185);

53. 53. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai


(Lembar Negara Republik Indoneisa Tahun 2011 Nomor 74,
Tmabahan Lembaran Negara Republik Indoneisa Nomor 5230);

54. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan


Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejanis SampahRuamh Tangga
(Lembar Negara Republik IndonesiaTahun 2012 Nomor 188,
TamabahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5347);

55. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif


Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5279);

56. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan


Daerah Aliran Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5292);

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-33
57. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
Rencana Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5393);

58. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2013 tentangJaringan Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan (Lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembar Negara Republik
Indonesia Nomor 5468);

59. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2014 TentangPenataan


Wilayah Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5574);

60. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan


Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
260, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoneia Nomor 5594);

61. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015 tentang Perubahan


Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan Pelestarian Alam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 330,
Tamabahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5798);

62. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem


Penyediaan Air Minum (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 345, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia
Nomor 5802);

63. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang


Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran
Negara Republik Indoensia Tahun 2016 Nomor 101, Tamabahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5883);

64. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan


Kawasan Lindung;

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-34
65. Peraturan Presinden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2015;

66. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 Tentang Rencana Kerja


Pemerintah (RKP) Tahun 2017;

67. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2007


tentang Pengendalian Lingkungan Hidup Di Provinsi Jawa Tengah
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 Nomor 5 Seri
E Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 4);

68. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2009–2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010
Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
28);

69. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2013


tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 48);

70. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2013


tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 11 Tahun 2004 Tentang Garis Sempadan (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 9);

71. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2014


Tentang Pengelolaan Sampah di Jawa Tengah (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 63);

72. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014


Tentang Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2018;

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-35
73. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 15 Tahun 2014
tentang pengelolaan DAS di Wilayah Provinsi Jawa Tengah
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 15);

74. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 2005 tentang


Pembentukan Kelurahan Kramat Utara, Kramat Selatan, Tidar
Utara, Tidar selatan, Jurangombo Utara, dan Jurangombo Selatan
(Lembaran Daerah Kota Magelang Tahun 2005 Nomor 6);

75. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 7 Tahun 2005 tentang


Pembentukan Kecamatan Magelang Tengah (Lembaran Daerah
Kota Magelang Tahun 2005 Nomor 7);

76. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 2 Tahun 2009 tentang


Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota
Magelang Tahun 2009 Nomor 3);

77. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 3 Tahun 2009 tentang


Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kota Magelang
Tahun 2009 Nomor 4);

78. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 4 Tahun 2009 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota
Magelang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Magelang
Tahun 2009 Nomor 4);

79. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 10 Tahun 2013 tentang


Pengelolaan Sampah (Lembar Daerah Kota Magelang Tahun 2013
Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota Magelang Nomor 24);
dan

80. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang


Penataan Ruang Terbuka Hijau (Lembaran Daerah Kota Magelang
Tahun 2014 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Magelang
Nomor 33).

1.7. Sistematika Pembahasan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-36
Laporan Akhir dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Magelang, disusun berdasarkan sistematika pembahasan sebagai
berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan Mengenai Latar Belakang, Azaz, Maksud,
Tujuan, dan Sasaran, Visi Misi Perencanaan Tata Ruang Kota
Magelang, Ruang Lingkup, Ketentuan Umum, Dasar Hukum dan
Sistematika Pembahasan.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA MAGELANG
Bab ini menguraikan tentang Gambaran Umum Wilayah Kota
Magelang meliputi Kondisi Geografis dan Administrasi, Kondisi
Fisik Dasar, Kependudukan, Perekonomian dan Kondisi Sarana
Prasarana
BAB III TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI RUANG WILAYAH KOTA
MAGELANG
Bab Ini Berisi Mengenai Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan
Ruang meliputi : Penetapan Struktur Ruang Wilayah Kota
(Penetapan Struktur Pusat Kegiatan Kota, Fungsi Bagian Wilayah
Perkotaan, Pengembangan Prasarana Wilayah Kota), Kebijakan
dan Strategi Penetapan Pola Ruang Wilayah Kota (Pemantapan
Kawasan Lindung, Pengembangan Kawasan Budidaya,
Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya), dan Kebijakan dan
Strategi Penetapan Kawasan Strategis Kota.
BAB IV RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KOTA MAGELANG
Bab Ini Menguraikan Mengenai Rencana Sistem Perkotaan,
Rencana Sistem Pembagian BWP, Rencana Sistem Jaringan
Prasarana Wilayah Kota yang meliputi Rencana Jaringan
Prasarana Utama (rencana jaringan transportasi darat) dan sistem
jaringan prasaranan lainnya (Rencana Sistim prasarana
telekomunikasi, Pengembangan Jaringan Prasarana Energi, dan
Pengembangan infrastruktur Perkotaan).
BAB V RENCANA POLA RUANG WILAYAH KOTA MAGELANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-37
Bab Ini Menguraikan Mengenai Rencana Kawasan Lindung
(Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya,
Kawasan Perlindungan Setempat, Kawasan Ruang Terbuka Hijau,
Kawasan cagar budaya dan Kawasan Rawan Bencana Alam) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya (Kawasan
Permukiman, Kawasan Perdagangan dan Jasa, Kawasan
Perkantoran, Kawasan Pariwisata, dan Kawasan peruntukan
lainnya).
BAB VI PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH KOTA
Bab Ini Menguraikan Mengenai Penetapan Kawasan Strategis
untuk kepentingan pertahanan dan keamanan Hankam, kawasan
strategis pertumbuhan ekonomi, kawasan strategis daris sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dan
kawasan strategis sosial dan budaya.
BAB VII KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFATAAN RUANG
WILAYAH
Bab Ini Menguraikan Mengenai Pengaturan Zonasi, Ketentuan
Perizinan, Ketentuan Insentif dan Disinsentif, Arahan Sanksi.
BAB VIII ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
Bab Ini Menguraikan Mengenai Perumusan Kebijakan Strategi
Operasional Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis, serta Prioritas dan Tahapan
Pembangunan
BAB IX HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM
PENATAAN RUANG SERTA SISTEM INFORMASI DAN
KOMUNIKASI PENATAAN RUANG
Bab Ini Menguraikan Mengenai Hak Masyarakat dan Kewajiban
Masyarakat dalam Kegiatan Penataan Ruang.
BAB X PENUTUP
Bab ini Menguraikan Mengenai Kesimpulan dan Rekomendasi

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MAGELANG TAHUN 2011-2031 I-38

Anda mungkin juga menyukai