Anda di halaman 1dari 43

TEORI WEBER

Kelompok 5
Anggota Kelompok 5

Azelia Putri Suwardani Ihya Ulum Aldin


(5015201102) (5015201109)

Sallsa Billa A D M. Anisya Vira R


(5015201106) (5015201136)
Teori

Outline Studi Kasus


Kelebihan dan Kekurangan
Kesimpulan
Alfred Weber
Alfred Weber adalah seorang ahli ekonomi
Jerman. Weber mendasarkan teorinya bahwa
pemilihan lokasi didasarkan atas prinsip
minimisasi biaya ( least cost location ).
Weber menyatakan bahwa lokasi setiap usaha
tergantung pada total biaya transportasi dan
tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya
harus minimum, sehingga cenderung identik
dengan tingkat keuntungan yang maksimum.
Enam Teori Weber
1. Wilayah bersifat homogen dalam hal topografi, iklim dan penduduknya

(keadaan penduduk yang dimaksud menyangkut jumlah dan kualitas SDM).

2. Ketersediaan sumber daya bahan mentah.

3. Upah tenaga kerja.

4. Biaya transportasi.

5. Persaingan antar kegiatan industri.

6. Manusia berpikir secara rasional.


1. Unit (daerah) studi adalah suatu wilayah yang terisolasi, iklim yang
homogen, konsumen terkonsentrasi pada beberapa pusat, dan kondisi
pasar adalah persaingan sempurna;
2. Beberapa sumber daya alam seperti air, pasir, dan batu bata tersedia
dimana-mana (ubiquitous) dalam jumlah yang memadai;
3. Material lainnya seperti bahan bakar mineral dan tambang tersedia
secara sporadis dan hanya terjangkau pada beberapa tempat terbatas;
4. Tenaga kerja tidak ubiquitous (tidak menyebar secara merata) tetapi
berkelompok pada beberapa lokasi dan dengan mobilitas yang tersebar.
3 KATEGORI BIAYA PADA TEORI
LOKASI INDUSTRI WEBER

Biaya Upah Tenaga Dampak


Transportasi Kerja Aglomerasi
Locational Triangle
dari Weber
LOCATIONAL TRIANGLE
KONDISI IDEAL

w(M) = w(S1) + w(S2) dan t(M) = t(S1) = t(S2)

P = minimum ∑ (w,t,d)
LOCATIONAL
MODE L S E G I T I G A L OK A SI W E B E R TRIANGLE
(a) Apabila biaya angkut hanya

didasarkan pada jarak.

(b) Apabila biaya angkut bahan

baku lebih mahal dari pada hasil

industri.

(c) Apabila biaya angkut bahan

baku lebih murah dari pada hasil

industri
INDEKS MATERIAL
(IM)
KETERA NG A N
KS MA TE RIAL
INDE IM > 1, terjadi saat bobot bahan baku lebih besar dari bobot
barang jadi sehingga lokasi optimal berada mendekati sumber
bahan baku karena biaya transportasi bahan baku lebih mahal.
IM < 1, terjadi saat bobot bahan baku lebih kecil dari bobot
barang jadi sehingga lokasi optimal berada mendekati pasar
karena biaya transportasi bahan baku lebih murah.
IM = 1, menunjukkan bahwalokasinya adalah optimal. Hal
tersebut terjadi saat berat bahan baku sama dengan berat
barang jadi sehingga biaya transportasi minimal saat lokasi
optimal berada di tengah.
ISOTIM DAN ISODAPANE

ISOTIM ISODAPANE
Lokasi dari titik-titik dimana angka Garis yang menghubungkan titik-titik
biaya transportasinya sama dengan total biaya transportasi yang
sama / garis biaya transportasi total
Isotim dan Isodapane
dalam Teori Weber
Kurva Isodapan
dari Weber

Isodapan adalah kurva yang menggambarkan berbagai lokasi usaha yang memberikan tingkat
biaya transportasi yang sama.
CRITICAL IS0DAPANE

Kurva yang menunjukkan selisih biaya dari salah satu kurva dari titik T adalah
sama dengan keuntungan nontransportasi yang dapat diperoleh pada suatu
tempat alternatif.
Aglomerasi Industri

Bahan mentah
Adalah gabungan, kumpulan Energi
dua atau lebih pusat kegiatan Tenaga kerja
dalam satu lokasi/ kawasan Pasar
tertentu. Kemudahan perijinan
Pajak relatif murah
Pemusatan industri dapat Penanggulangan limbah
terjadi pada suatu tempat
terkonsentrasinya beberapa
fakfor yang dibutuhkan
dalam kegiatan industri.
Penyebab Terjadinya
Aglomerasi Industri

Terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi

Kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu

Adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan tata ruang & fungsi wilayah

Adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, & bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap

Adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk
Tujuan dibentuknya Suatu Kawasan Industri

Mempercepat pertumbuhan industri


Memberikan kemudahan bagi kegiatan industri
Mendorong kegiatan industri agar terpusat & berlokasi di kawasan
tersebut
Menyediakan fasilitas lokasi industri berwawasan lingkungan

Terdapat beberapa kawasan industri di Indonesia, antara lain Medan, Cilegon


(Banten), Pulogadung (Jakarta), Cikarang (Bekasi), Cilacap (Jateng), Rungkut
(Surabaya), dan Makassar.
Isodapan Kritis dan
Lokasi Aglomerasi
Semakin jauh pusat produksi bergerak dari
titik optimum p, maka semakin tidak
efisien perusahaan tersebut. Hal ini
dikarenakan biaya transportasi yang
meningkat.
Agar suatu perusahaan mau berpindah,
maka penghematan dari faktor lokal
seperti harga tanah dan tenaga kerja harus
melebihi peningkatan biaya transportasi
Ilustrasi Overlay Antara Isodapan dengan Segitiga Lokasi Industri Weber
tersebut.
Aplikasi Nyata kon
sep biaya faktor
PENENTU DALAM TEO
RI WEBER terhadap
penempatan lokas
i industri
Outsourcing mengacu pada transfer
kegiatan bisnis non-inti ke organisasi
lain / pihak ke-3 yang mendapat
spesialisasi dalam pekerjaan itu.
Offshoring mengacu pada pemindahan
bisnis operasi perusahaan ke negara lain,
dengan kata lain mengacu pada
menyelesaikan pekerjaan di negara yang
berbeda, biasanya untuk memanfaatkan
keunggulan biaya.
PENGELOMPOKAN JENIS
INDUSTRI

WEIGHT LOSING WEIGHT GAINING


INDUSTRY INDUSTRY
Hasil produksinya (produk jadi) lebih hasil produksinya (produk Jadi) lebih
ringan dari bahan bakunya berat dari bahan bakunya
PENGELOMPOKAN JENIS
INDUSTRI
FOOTLOOSE
INDUSTRY
Industri yang dapat ditempatkan dan terletak di lokasi
manapun tanpa efek dari faktor - faktor seperti sumber
daya atau transportasi
Faktor Lain Penentu Lokasi
Industri

Bahan Mentah Teknologi yang digunakan

Modal Perangkat Hukum

Tenaga Kerja Kondisi Lingkungan

Sumber Energi

Transportasi

Pasar
Kawasan
Industri SIER
PT Surabaya Industrial
Estate Rungkut
Biasa disingkat menjadi SIER, adalah sebuah perusahaan yang mengelola
kawasan industri seluas 332 hektar di perbatasan Surabaya dan Sidoarjo,
serta seluas 563 hektar di Kabupaten Pasuruan.Perusahaan ini didirikan oleh
Pemerintah Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kota
Surabaya pada tahun 1974.Perusahaan ini kemudian membebaskan lahan
seluas ± 245 hektar di Rungkut, Surabaya (kini terbagi menjadi Rungkut,
Tenggilis Mejoyo, dan Gunung Anyar) untuk dijadikan kawasan industri.
Implikasi Teori Weber
terhadap Lokasi
Industri SIER
Pada kawasan industri SIER ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Weber. Hal ini dapat dilihat dari Teori
Lokasi Industri yang dikemukakan Weber bahwa lokasi
setiap industri tergantung pada total biaya transportasi
dan tenaga kerja, dimana penjumlahan keduanya harus
minimum, tempat dimana total biaya transportasi dan
tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat
keuntungan yang maksimum.
Biaya Transportasi

Tol Juanda-Tj Perak

Jl.Arteri Ahmad Yani

Jalan Lingkar Timur


(MIddle East Ring Road)
Upah Tenaga Kerja

SIER sendiri pada tahun 1985 dalam rencana perluasan kawasan


industri Berbek di Sidoarjo telah berencanan akan menyediakan
17,6% (13 ha) dari total luas lahan (73 ha) untuk perumahan para
pekerja. Dimana sebagai pilot project, pemerintah bekerjasama
dengan pihak swasta sebagai penyedia lahanakan membangun 2.500
unit rumah susun sederhana tipe 21.
Aglomerasi Industry
Aglomerasi adalah pengelompokkan beberapa
perusahaan dalam suatu daerah atau wilayah sehingga
membentuk daerah khusus industri.

Kawasan industry SIER merupakan kawasan industry yang termasuk dalam aglomerasi
industry.Hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan industry yang berasal dari beberapa
titik pertumbuhan pada kawasan tersebut.
Apabila dikaitkan dengan konsep segitiga lokasi
atau locational triangle, maka industri SIER ini
sesuai untuk peruntukan industri weight
gaining karena lokasinya yang berdekatan
dengan pasar. Industri SIER bersifat
aglomerasi karena titik pertumbuhan industri
Lesson SIER terjadi dalam kawasan industri SIER itu

Learned sendiri.
Tambahan

Teori Kawasan Industri


Marshall pada Studi Kasus
PT Surabaya Industrial
Estate Rungkut
Teori Kawasan Industri Marshall

Faktor proses klaster industri menurut Teori Marshall :


Adanya proses klaster membuat perusahaan yang ada
Marshall mendefinisikan
dapat berspesialisasi lebih baik daripada bila perusahaan-
suatu kawasan industri perusahaan tersebut tidak terklaster. Peningkatan
sebagai klaster produksi spesialisasi nantinya akan membawa ke peningkatan
tertentu yang berdekatan efisiensi produksi
Dapat memfasilitasi perusahaan untuk meningkatkan
penelitian dan inovasi dalam sebuah industri
Proses klaster perusahaan-perusahaan sejenis akan
mengurangi risiko bagi pihak pekerja maupun pihak
pemberi pekerjaan.
Implikasi
Teori
Kawasan industri SIER merupakan salah satu bentuk pelaksanaan PT. SIER dalam

Marshall menunjang kebijakan dan program Pemerintah untuk mendorong pembangunan

ekonomi yakni dengan menempatkan kawasan industri secara terpadu dalam satu

kawasan. Integrasi lokasi ini atau dalam teori klasik dikenal dengan aglomerasi

lokasi industri cenderung akan membantu meminimalisasi biaya, sehingga akan

cenderung lebih menguntungkan.

Sarana dan prasarana yang disediakan oleh PT SIER sendiri tergolong lengkap yang

meliputi pusat pengolahan air limbah, pembuangan sampah terpusat, pemadam

kebakaran, jaringan gas, air, listrik dan telepon, bank, masjid serta fasilitas-fasilitas

olahraga seperti lapangan futsal dan lain sebagainya. Sarana dan prasarana ini

telah disiapkan/disediakan terlebih dahulu untuk kawasan industri ini.


Teori Weber
KELEBIHAN
Memperhitungkan jarak lokasi bahan baku dan pasar
terhadap lokasi industri.
Industri dapat menentukan biaya transportasi paling
minimum dengan keuntungan yang maksimal.
Telah mempertimbangkan aspek transportasi dan
industri dibandingkan teori sebelumnya.
KEKURANGAN
Dalam kaitanya dengan barang dan jasa tidak lagi
mempertimbangkan waktu.
Dalam segi daya tarik konsumen, teori ini kurang relefan bagi
beberapa pihak. Di mana fasilitas sarana dan prasarana menuju
industri yang berada dipusat kota, tidak semua dari konsumen
akan memilih membeli barang dari industri yang berda dipusat
kota. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan kondisi sarana
dan prasarana pada setiap daerah dalam menuju pusat kota.
Kesimpulan
Dalam pemilihan lokasi industri, Teori Weber berprinsip bahwa jika biaya yang dikeluarkan
lebih minimalis maka keuntungan yang diterima akan lebih maksimum. Oleh karena itu,
lokasi industri akan lebih baik apabila terletak dipusat kota dan dekat dengan lokasi bahan
baku atau pasar, sehingga dapat mengurangi biaya yang akan dikeluarkan.
Dalam menentukan lokasi industri, terdapat tiga faktor penentu, yaitu biaya transportasi,
upah tenaga kerja, dan dampak aglomerasi dan deaglomerasi.
Beberapa faktor yang juga dapat dipertimbangkan dalam menentukan lokasi industri
antara lain ; bahan mentah/bahan baku, modal, sumber energi, pasar, teknologi yang
digunakan, perangkat hukum, dan kondisi lingkungan.
SEKIAN,
TERIMA KASIH
Hakim, I. (2 November 2018). "Teori Lokasi Industri : Weber dan Moses". https://insanpelajar.com/teori-lokasi-
industri-weber-dan-moses/
Landoala, T. (16 Agustus 2013). "Teori Lokasi Industri (Weber)". http://jembatan4.blogspot.com/2013/08/teori-
lokasi-industri-weber.html
Jurnal Universitas Atma Jaya Yogyakarta. http://e-journal.uajy.ac.id/15666/3/EP199342.pdf.
Firdausiyah. (21 Maret 2021). "Aplikasi Teori Lokasi Industri Weber pada Home Industry Sale Pisang".
https://www.kompasiana.com/firdausiyah12/6056ee6f8ede481e475a9dd2/aplikasi-teori-lokasi-industri-weber-
pada-home-industry-sale-pisang
Asper Brothers. (26 November 2019). "Outsourcing vs Offshoring – Definition and Differences. Discover the
Benefits of Both". https://asperbrothers.com/blog/outsourcing-vs-offshoring/
Dwi M A, dkk. 2016. "Analisa Faktor-Faktor Penentuan Lokasi Industri Makanan di Kawasan SIER".
https://www.academia.edu/25630757/Analisa_Lokasi_Penentuan_Lokasi_Industri_Makanan_di_SIER_Surabaya
Sawakinome. https://id.sawakinome.com/articles/business/offshoring-vs-outsourcing-1.html
http://dpm-ptsp.surabaya.go.id/v3/po-content/po-upload/SIER-2.pdf
Rahmasari H F, dkk. 2015. "Teori Weber : Industrial Location Theory". https://pdfcoffee.com/least-cost-theory-
pdf-free.html
gurugeografi.id. (25 Februari 2017). "Garis Isotim dan Isodapen Teori Weber".
https://www.gurugeografi.id/2017/02/isotim-dan-isodapen-teori-weber.html
undip.ac.id. http://eprints.undip.ac.id/67659/4/BAB_II.pdf
http://latahzanovi.blogspot.com/2013/06/teori-lokasi.html
https://planologyitera.files.wordpress.com/2017/10/pengaplikasian-teori-lokasi-produksi.docx
Kho, B. (16 Maret 2018). "Teori Lokasi Industri Menurut Alfred Weber". https://ilmumanajemenindustri.com/teori-
lokasi-industri-menurut-alfred-weber/

Anda mungkin juga menyukai