Anda di halaman 1dari 31

TUGAS BESAR

JUDUL

KORELASI TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT


TERHADAP PERTUMBUHAN PENDUDUK JAWA TENGAH TAHUN 2018

MATA KULIAH

STATISTIK PERENCANAAN
Dosen Pengajar : Fendy Firmansyah, ST., MT

Disusun Oleh :

KELOMPOK 8
HANIF ARDIAN 5015201054
MUHAMMAD AL BAQIBILLAH 5015201069
ANGELINA PUTRI DELIN 5015201070
DIVA NABILLA LEVIANY 5015201077
YUMA IFTITA IVANDA 5015201080
DIAN AZIZAH AYUNINGRUM 5015201085
AZELIA PUTRI SUWARDANI 5015201102

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
anugerah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Korelasi Tingkat Pendapatan dan Pendidikan Masyarakat Terhadap Pertumbuhan Penduduk
Jawa Tengah Tahun 2018” ini dengan baik dan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fendy Firmansyah, S.T., M.T. dan
Bapak Rivan Aji Wahyu D. S., S.PWK., M.Ars. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan kami tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas besar mata
kuliah statistik perencanaan yang memuat implementasi dari materi statistik deskriptif dan
perhitungan korelasi terhadap tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan pertumbuhan
penduduk di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018.
Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini.
Oleh karena itu, kami sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap makalah
Korelasi Tingkat Pendapatan dan Pendidikan Masyarakat Terhadap Pertumbuhan Penduduk
Jawa Tengah Tahun 2018 ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Surabaya, 18 Januari 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan dan Sasaran 2


1.4 Ruang Lingkup 2
BAB II DASAR TEORI 3
2.1 Pertumbuhan Penduduk 3
2.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Penduduk 3
2.3 Tingkat Pendidikan 4
2.3 Pendapatan PerKapita 4
BAB III METODE PENELITIAN 5
3.1 Metode Pengumpulan Data 5
3.2 Metode Pengolahan Data 5
3.3 Metode Analisis Data 5
3.4 Metode Statistik Deskriptif 6
3.5 Metode Analisis Korelasi 7
3.6 Metode Hipotesis 8
3.7 Flowchart Penelitian 8
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 9
4.1 Analisis Data 9
4.2 Teknik Sampling 9
4.3 Analisis Deskriptif 10
4.3 Analisis Korelasi 18
BAB V PENUTUP 26
5.1 Kesimpulan 26
5.2 Rekomendasi 26
DAFTAR PUSTAKA 27

ii
DAFTAR GAMBAR

Daftar Tabel
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan dan Rasio Jawa Tengah tahun 2015
-2019 1
Tabel 3.1 t Tabel 7
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk tiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah 10

Tabel 4.2 Analisis Ukuran Penyebaran Distribusi Data Penduduk di Jawa Tengah 11

Tabel 4.3 PDRB tiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah 13

Tabel 4.4 Analisis Ukuran Penyebaran dan Distribusi Data 14

Tabel 4.5 Rata-rata Lama Sekolah tiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah 16

Tabel 4.6 Analisis Ukuran Penyebaran dan Distribusi Data 17

Tabel 4.7 Korelasi antara Tingkat Pendapatan dengan Pertumbuhan Penduduk 18

Tabel 4.8 Perhitungan Korelasi antara Tingkat Pendapatan dengan Pertumbuhan


Penduduk 19

Tabel 4.9 Korelasi antara Tingkat Pendidikan dengan Pertumbuhan Penduduk 22

Tabel 4.10 Perhitungan Korelasi antara Tingkat Pendidikan dengan Pertumbuhan


Penduduk 23

Daftar Gambar
Gambar 1.1 Peta Jawa Tengah 2
Daftar Diagram
Diagram 1.1 Diagram pertumbuhan Penduduk Jawa Tengah tahun 2017 dan 2018 1

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk yang sangat
tinggi di Indonesia, jumlah penduduk provinsi Jawa Tengah sendiri untuk tahun 2017 sendiri
mencapai angka 34.257.865 jiwa dan di 2018 mencapai angka 34.490.865 jiwa, artinya
pertumbuhan penduduk di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2017 ke tahun 2018 mencapai
0,68 %. Dapat dilihat dari data BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan jumlah penduduk di Jawa Tengah setiap tahunnya.
Diagram 1.1 Diagram pertumbuhan Penduduk Jawa Tengah Tabel 1.1 Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan dan Rasio Jawa
tahun 2017 dan 2018 Tengah tahun 2015-2019

Sumber : jateng.bps.go.id/statictable/2017/10/26/1533/jumlah-penduduk-dan-laju-
pertumbuhan-penduduk-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-jawa-tengah-2015-2018

Faktor peningkatan jumlah penduduk salah satunya diakibatkan oleh jumlah bayi lahir dan
pertambahan bayi lahir disebabkan oleh faktor tingkat Pendidikan dan tingkat pendapatan
dari orang tua. Jawa Tengah merupakan provinsi dengan tingkat kependudukan yang tinggi.
Data angka kelahiran kasar atau CBR Jawa Tengah pada tahun 2018 mencapai 16,2 yang
dimana 16,2 kelahiran per 1000 penduduk Jawa Tengah pada pertengahan tahun 2018.

Ada paradigma bahwa “banyak anak banyak rezeki” hal ini yang kerap membuat masyarakat
awam kerap menambah jumlah anak sehingga berakibat pada peningkatan jumlah penduduk.
Tingginya pendidikan masyarakat juga kerap merasa bahwa banyak anak mempengaruhi
‘karir’ mereka. Namun, apakah benar adanya hubungan tentang besar tingkat pendapatan dan
tingginya tingkat Pendidikan berpengaruh dengan peningkatan jumlah penduduk.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana hubungan tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat terhadap pertumbuhan
penduduk Jawa Tengah tahun 2018?

1
1.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat
pendapatan dan tingkat Pendidikan masyarakat terhadap pertumbuhan penduduk di Jawa
Tengah pada tahun 2018.
Sasaran yang dituju dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi data dan skala pengukuran data pendapatan per kapita di Jawa Tengah
pada tahun 2018, angka partisipasi pendidikan, dan laju pertumbuhan penduduk di Jawa
Tengah tahun 2018
2. Menganalisis statistik deskriptif data pendapatan per kapita di Jawa Tengah pada tahun
2018, angka partisipasi pendidikan, dan laju pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah
tahun 2018
3. Menganalisis korelasi antara tingkat pendapatan per kapita di Jawa Tengah pada tahun
2018, tingkat partisipasi pendidikan dan laju pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah
tahun 2018.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup wilayah studi : Provinsi Jawa Tengah
Gambar 1.1 Peta Jawa Tengah

Sumber : Wikipedia

Ruang lingkup Penelitian : Penelitian ini mengkaji Analisis Korelasi Pertumbuhan


Penduduk dengan tingkat pendapatan dan pendidikan di Provinsi Jawa Tengah dengan
data yang digunakan adalah data tahun 2018

2
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Pertumbuhan Penduduk


Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan
yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus
menerus penduduk akan dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah kelahiran bayi (fertilitas),
tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian (mortalitas) yang terjadi
pada semua golongan umur, serta migrasi juga berperan imigran (pendatang) akan menambah
dan emigran akan mengurangi jumlah penduduk (Ida Bagoes Mantra, 2003).
Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukan kecepatan pertumbuhan
penduduk dalam bentuk angka setiap dalam kurun waktu tertentu. Yang dimaksud dengan
pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan antara faktor-faktor demografi yang
mempengaruhi perubahan jumlah penduduk baik berkurang atau bertambah, yang terjadi
disuatu daerah. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh faktor fertilitas ( kelahiran),
kelahiran (mortalitas) dan perpindahan peduduk baik masuk atau keluar suatu wilayah
(migrasi). Jumlah penduduk bertambah karena adanya kelahiran dan migrasi masuk,
sedangkan jumlah penduduk berkurang karena adanya kematian dan migrasi keluar (Faqih,
2010).

2.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Penduduk


2.2.1 Fertilitas
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk
disamping migrasi masuk. Menurut Kotmanda (2010) yang mengutip pendapat Hatmadji
(1981), ferttilitas merupakan kemampuan seorang wanita untuk menghasilkan kelahiran
hidup. Fertilitas merupakan hasil reproduksi nyata dari seorang atau sekelompok wanita,
sedangkan dalam pengertian demografi menyatakan banyaknya bayi yang lahir hidup.
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seorang wanita atau kelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut
banyaknya bayi yang lahir hidup. Oleh karena itu, istilah fertilitas adalah sama dengan
kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan
ada tanda-tanda kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan
sebagainya (Mantra, 2003:145).
2.2.2 Mortalitas
Menurut Budi Utomo,1985 (dalam Mantra, 2013) kematian adalah hilangnya seluruh
tanda-tanda kehidupan secara permanen yang terjadi sewaktu-waktu setelah terjadinya
kelahiran hidup. Dengan begitu dapat diartikan bahwa adanya proses kematian selalu

3
didahului oleh proses kelahiran hidup. Sehingga tidak ada kematian jika sebelum proses
kehidupan.
2.2.3 Migrasi
Pengertian tentang migrasi adalah perpindahan penduduk yang melintasi batas wilayah
asal menuju ke wilayah lain dengan ada niatan untuk menetap didaerah tujuan, adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi sejumlah penduduk untuk melakukan migrasi adalah
faktor daerah asal, faktor-faktor yang terdapat pada daerah tujuan dan faktor individual
(Ida Bagoes Mantra, 2012)

2.3 Tingkat Pendidikan


Adalah terdiri dari dua bagian, dimana bobot dua pertiganya untuk kemampuan baca tulis dan
bobot sepertiganya adalah untuk masa bersekolah (Todaro, 2004 :69). Rata-rata perkiraan
lamanya penduduk untuk menyelesaikan pendidikan dari yang berusia sekolah dasar, sekolah
menegah, dan sekolah tingkat lanjut terdaftar untuk belajar di sekolah yang satuannya dalam
persen (Todaro, 2004 :69).
2.3.1 Hubungan Tingkat Pendidikan terhadap Angka Bayi Lahir Hidup
New household economics berpendapat bahwa bila pendapatan dan pendidikan meningkat
maka semakin banyak waktu (khususnya waktu ibu) yang digunakan untuk merawat anak.
Jadi anak menjadi lebih mahal. Sehingga hal ini dapat mengurangi angka kelahiran
(Mundiharno, 1997 :7).

2.4 Pendapatan PerKapita


Pendapatan perkapita merupakan gambaran dari rata-rata pendapatan yang digunakan secara
langsung sebagai ukuran tingkat pemerataan pendapatan. Adanya peningkatan perekonomian
dengan melambatnya perkembangan pertumbuhan penduduk, akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan PDRB perkapita.
2.4.1 Hubungan Pendapatan PerKapita terhadap Angka Bayi Lahir Hidup
Easterlin berpendapat bahwa bagi negara-negara berpendapatan rendah permintaan mungkin
bisa sangat tinggi tetapi suplainya rendah, karena terdapat pengekangan biologis terhadap
kesuburan. Hal ini menimbulkan suatu permintaan “berlebihan” (excess demand) dan juga
menimbulkan sejumlah besar orang yang benar-benar tidak menjalankan praktek-praktek
pembatasan keluarga. Di pihak lain, pada tingkat pendapatan yang tinggi, permintaan adalah
rendah sedangkan kemampuan suplainya tinggi, maka akan menimbulkan suplai “berlebihan”
(over supply) dan meluasnya praktek keluarga berencana (Mundiharno, 1997 :7-8).

4
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Menurut Nur Indrianto dan Bambang
Supomo (2013:143) data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data
sekunder yang kami ambil berupa data jumlah penduduk Jawa Tengah tahun 2018, PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku Jawa Tengah tahun 2018, jumlah bayi lahir Jawa Tengah tahun
2018 dan rata-rata lama sekolah Jawa Tengah tahun 2018 yang mana semua data merupakan
jenis data kuantitatif. Dalam penelitian ini, kami melakukan studi pustaka yang digunakan
sebagai pengganti data primer yaitu dengan mengumpulkan informasi yang terdapat dalam
artikel, jurnal, dan sumber data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa
Tengah.

3.2 Metode Pengolahan Data


Metode pengolahan data menjelaskan prosedur pengolahan dan analisis sesuai pendekatan
yang dilakukan. Jenis data yang digunakan pada analisis korelasi tingkat pendapatan
penduduk dan pendidikan masyarakat terhadap pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah
adalah jenis data rasio yang dari data-data tersebut akan dicari korelasi antar variabel dengan
menggunakan rumus korelasi pearson.
Objek data dari analisis korelasi tingkat pendapatan penduduk dan pendidikan masyarakat
terhadap pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah adalah penduduk Jawa Tengah.
Terdapat tiga variabel data pada analisis tingkat pendapatan pennduduk dan pendidikan
masyarakat terhadap pertmbuhan penduduk di Jawa Tengah, yaitu:
1. Pendapatan penduduk Jawa Tengah tahun 2018
2. Tingkat pendidikan masyarakat Jawa Tengah tahun 2018
3. Pertumbuhan penduduk Jawa Tengah tahun 2018
Skala pengukuran dari analisis korelasi tingkat pendapatan penduduk dan pendidikan
masyarakat terhadap pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah adalah
1. Rata-rata lama sekolah: rasio
2. Jumlah pendapatan, PDRB Riil: rasio
3. Pertumbuhan penduduk, fertilitas: rasio

3.3 Metode Analisis Data

5
Analisis yang kami lakukan yaitu untuk mengetahui hubungan antara kepadatan penduduk
dengan tingkat pendapatan dan tingkat Pendidikan di Jawa Tengah dengan menggunakan
data Jumlah Bayi Lahir, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
dan Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018. Untuk mengetahui adanya
hubungan tersebut kami menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif statistik deskriptif
dan korelasi pearson.
Metode analisis dalam penelitian ini di mulai dari penentuan sampel menggunakan teknik
sampling cluster random sampling karena sumber data atau populasi sangat luas, yaitu
penduduk Provinsi Jawa Tengah. Di mana dalam satu populasi tersebut terdapat 29
kabupaten dan 6 kota. Dan kami menggunakan ke-35 kabupaten dan kota, yang kemudian
dilanjutkan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif statistik deskriptif dan korelasi
pearson.
3.4 Metode Statistik Deskriptif
Merupakan metode yang berkenaan dengan bagaimana cara mendeskripsikan,
menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan data sehingga mudah untuk dipahami. Yang
bertujuan untuk meringkas data dan menyajikannya dalam bentuk tabel/distribusi
frekuensi/grafik. Dan mendeskripsikan ringkasan data melalui ukuran pemusatan data dengan
mencari mean, median dan modus; ukuran penyebaran data dengan mencari range,
simpangan rata-rata, variasi dan simpangan baku.
Ukuran pemusatan data adalah suatu nilai data dari serangkaian data yang dapat mewakili
data tersebut. Ukuran yang dimaksud adalah; rata-rata (mean), nilai tengah (median), modus.

Mean : Median : Modus :


Nilai rata-rata suatu data Nilai tengah dari seluruh data Nilai/ angka yang sering
ketika sudah diurutkan dari nilai muncul di dalam data
Dengan menjumlah nilai seluruh data terkecil hingga terbesar
data dan membaginya dengan
jumlah data

Ukuran penyebaran data ukuran dari serangkaian atau sekelompok data


yang menunjukkan seberapa jauh nilai-nilai dari sekelompok data tersebut
menyimpang dari nilai rata-ratanya. Ukuran yang dimaksud adalah range, simpangan rata-
Range/Jangkauan : Simpangan rata,
Simpangan variasi,
Baku :
Variasi/Ragam :
Rata-rata : simpangan baku.
Rentang nilai dari Menyatakan Nilai yang
data yang Menyatakan perbandingan antara menggambarkan rata-
merupakan selisih penyebaran simpangan rata jarak
dari nilai terbesar nilai dari nilai baku/standar deviasi penyimpangan titik-
dan nilai terkecil rata-rata dari dengan nilai rata- titik data yang diukur
suatu data ratanya dari nilai rata-rata data
tersebut

6
3.5 Metode Analisis Korelasi
Korelasi merupakan salah satu Teknik statistic yang digunakan untuk mencari suatu
hubungan anatara satu variable dengan variable lainnya yang bersifat kuantitatif (nilai berupa
angka). Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan
diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur dengan arah yang sama (korelasi
positif) atau berlawanan (korelasi negatif).
Korelasi dibagi menjadi tiga yaitu korelasi pearson, korelasi rank superman, dan korelasi
kendal`s tau yang pengukurannya dibedakan melalui data yang digunakan.
Data yang kami peroleh secara sekunder melalui online berupa data kuantitaif dengan skala
pengukuran rasio sehingga menggunakan pengukuran korelasi pearson.
Korelasi Pearson adalah metode untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan anatar dua
variable/kelompok, antara satu variable (X) dengan variable lainnya (Y) dan untuk
menunjukkan derajat dan arah hubungan antar dua variable. Adapun tahapannya sebagai
berikut:
1. Menghitung tingkat korelasi
Korelasi ditandai dengan r, rumus dari korelasi yaitu :

∑ xi y i−¿ ∑ x i ∑ y i ¿ xi = nilai variabel pertama


r= n
√ n ∑ x 2i −¿ ¿ ¿ yi = nilai variabel kedua
n = jumlah data
2. Merumuskan hipotesis untuk mengetahui hubungan dari kedua variabel.
3. Menetukan Taraf Signifikasi dari t Tabel
t Tabel= α /2 ; df = (n-2)
Tabel 3.1 t Tabel

7
4. Menentukan t Hitung
r xy √n−2
t Hitung= 2
√1−r xy

5. Menarik Kesimpulan
Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka korelasi tersebut signifikan.

3.6 Metode Hipotesis


Hipotesis merupakan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan suatu hubungan antara
dua variabel yang berkaitan dengan suatu kasus tertentu dan merupakan anggapan sementara
yang perlu diuji benar atau tidak benar tentang dugaan dalam suatu penelitian serta memilki
manfaat bagi proses penelitian agar efektif dan efisien. Hipotesis merupakan asumsi atau
dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menelaskan hal tersebut dan dituntut untuk
melakukan pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan tersebut dikhususkan mengenai
populasi, umunya mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis itu disebut dengan
hipotesis statistik.

3.7 Flowchart Penelitian

8
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data


4.1.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada analisis korelasi tingkat pendapatan penduduk dan
pendidikan masyarakat terhadap pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah adalah jenis data
rasio yang dari data-data tersebut akan dicari korelasi antar variabel dengan menggunakan
rumus korelasi pearson.
4.1.2 Objek Data
Objek data dari analisis korelasi tingkat pendapatan penduduk dan pendidikan masyarakat
terhadap pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah adalah penduduk Jawa Tengah.
4.1.3 Variabel Data
Terdapat tiga variabel data pada analisis tingkat pendapatan pennduduk dan pendidikan
masyarakat terhadap pertmbuhan penduduk di Jawa Tengah, yaitu:
4. Pendapatan penduduk Jawa Tengah tahun 2018

9
5. Tingkat pendidikan masyarakat Jawa Tengah tahun 2018
6. Pertumbuhan penduduk Jawa Tengah tahun 2018
4.1.4 Skala Pengukuran
4. Rata-rata lama sekolah: rasio
5. Jumlah pendapatan, PDRB Riil: rasio
6. Pertumbuhan penduduk, fertilitas: rasio
4.2 Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling probabilistik yang lebih tepatnya
adalah cluster random sampling karena sumber data atau populasi sangat luas, yaitu
penduduk Provinsi Jawa Tengah.
4.2.1 Jumlah Sampel
Jumlah sampel pada analisis tingkat pendapatan pennduduk dan pendidikan masyarakat
terhadap pertmbuhan penduduk di Jawa Tengah adalah 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa
Tengah.

4.3 Analisis Deskriptif


4.3.1 Analisis Data Jumlah Penduduk di Provinsi Jawa Tengah
Berikut adalah data jumlah penduduk tiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk tiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

No. Kabupaten/Kota Jumlah No. Kabupaten/Kota Jumlah


Penduduk Penduduk
(Ribu jiwa) (Ribu jiwa)
1. Kota Magelang 121.872 19. Kabupaten Wonogiri 957,106
2. Kota Salatiga 191.571 20. Kabupaten Kendal 964,106
3. Kota Tegal 249,003 21. Kabupaten Boyolali 979,799
4. Kota Pekalongan 304,477 22. Kabupaten Semarang 1,040,629
5. Kota Surakarta 517,887 23. Kabupaten Demak 1,151,796
6. Kabupaten Rembang 633,584 24. Kabupaten Klaten 1,171,411
7. Kabupaten Purworejo 716,477 25. Kabupaten Kebumen 1,195,092
8. Kabupaten Batang 762,377 26. Kabupaten Jepara 1,240,600
9. Kabupaten Temanggung 765,594 27. Kabupaten Pati 1,253,299

10
10. Kabupaten Wonosobo 787,384 28. Kabupaten Magelang 1,279,625
11. Kabupaten Kudus 861,430 29. Kabupaten Pemalang 1,299,724
12. Kabupaten Blora 862,110 30. Kabupaten Grobogan 1,371,610
13. Kabupaten Karanganyar 879,078 31. Kabupaten Tegal 1,437,225
14. Kabupaten Sukoharjo 885,205 32. Kabupaten Banyumas 1,679,124
15. Kabupaten Sragen 887,889 33. Kabupaten Cilacap 1,719,504
16. Kabupaten Pekalongan 891,892 34. Kota Semarang 1,786,114
17. Kabupaten Banjarnegara 918,219 35. Kabupaten Brebes 1,802,829
18. Kabupaten Purbalingga 925,193 Jumlah 34,490,835

A. Rata-Rata 35+1
Median =
2

Median = 18
Rata-rata =
34.490.835 Median dari 35 data tersebut adalah
35 data ke 18 yang setelah diurutkan
dari yang terkecil sampai terbesar
Rata-rata = 985.452 ribu jiwa yang berada pada Kabupaten
Rata-rata jumlah penduduk di Provinsi Purbalingga dengan jumlah
Jawa Tengah berdasarkan 35 penduduk sebesar 925,193 ribu
kabupaten/kota adalah 985.452 ribu jiwa. jiwa.
C. Modus
Tidak ada modus pada data jumlah
penduduk tiap Kabupaten/Kota di Provinsi
B. Median Jawa Tengah ini.
n+1
Median =
2

Tabel 4.2 Analisis Ukuran Penyebaran Distribusi Data Penduduk di Jawa Tengah

No. Kabupaten/Kota Jumlah ¯ ¯ ¯


(x- x ) ¿ x−x ∨¿ (x- x )2
Penduduk (Ribu
jiwa)
1. Kota Magelang 121,872 -863,580 863,580 745,770,416,400
2. Kota Salatiga 191,571 -793,881 793,881 630,247,042,161
3. Kota Tegal 249,003 -736,449 736,449 542,357,129,601
4. Kota Pekalongan 304,477 -680,975 680,975 463,726,950,625

11
5. Kota Surakarta 517,887 -467,565 467,565 218,617,029,225
6. Kabupaten Rembang 633,584 -351,868 351,868 123,811,089,424
7. Kabupaten Purworejo 716,477 -268,975 268,975 72,347,550,625
8. Kabupaten Batang 762,377 -223,075 223,075 49,762,455,625
9. Kabupaten Temanggung 765,594 -219,858 219,858 48,337,540,164
10. Kabupaten Wonosobo 787,384 -198,068 198,068 39,230,932,624
11. Kabupaten Kudus 861,430 -124,022 124,022 15,381,456,484
12. Kabupaten Blora 862,110 -123,342 123,342 15,213,248,964
13. Kabupaten Karanganyar 879,078 -106,374 106,374 11,315,427,876
14. Kabupaten Sukoharjo 885,205 -100,247 100,247 10,049,461,009
15. Kabupaten Sragen 887,889 -097,563 097,563 9,518,538,969
16. Kabupaten Pekalongan 891,892 -093,560 093,560 8,753,473,600
17. Kabupaten Banjarnegara 918,219 -067,233 067,233 4,520,276,289
18. Kabupaten Purbalingga 925,193 -060,259 060,259 3,631,147,081
19. Kabupaten Wonogiri 957,106 -028,346 028,346 803,495,716
20. Kabupaten Kendal 964,106 -021,346 021,346 455,651,716
21. Kabupaten Boyolali 979,799 -005,653 005,653 31,956,409
22. Kabupaten Semarang 1,040,629 055,177 055,177 3,044,501,329
23. Kabupaten Demak 1,151,796 166,344 166,344 27,670,326,336
24. Kabupaten Klaten 1,171,411 185,959 185,959 34,580,749,681
25. Kabupaten Kebumen 1,195,092 209,640 209,640 43,948,929,600
26. Kabupaten Jepara 1,240,600 255,148 255,148 65,100,501,904
27. Kabupaten Pati 1,253,299 267,847 267,847 71,742,015,409
28. Kabupaten Magelang 1,279,625 294,173 294,173 86,537,753,929
29. Kabupaten Pemalang 1,299,724 314,272 314,272 98,766,889,984
30. Kabupaten Grobogan 1,371,610 386,158 386,158 149,118,000,964
31. Kabupaten Tegal 1,437,225 451,773 451,773 204,098,843,529
32. Kabupaten Banyumas 1,679,124 693,672 693,672 481,180,843,584
33. Kabupaten Cilacap 1,719,504 734,052 734,052 538,832,338,704
34. Kota Semarang 1,786,114 800,662 800,662 641,059,638,244
35. Kabupaten Brebes 1,802,829 817,377 817,377 668,105,160,129
Jumlah 34,490,835 10,447,116 109,142,232,717,456
D. Jangkauan Jangkauan = Data terbesar – data terkecil

12
Jangkauan = 1,802,829 - 121,872 F. Simpangan Baku
Jangkauan = 1,680,957 Jiwa
Data jumlah penduduk di Provinsi Jawa S = √ 3,210,065,668,160.5
Tengah memiliki data maksimum
S = 1,791,665.
1,802,829 jiwa sedangkan data
minimumnya adalah 121,872 jiwa dengan Nilai variansi dari data jumlah penduduk
jangkauan 1,680,957 jiwa. di Provinsi Jawa Tengah adalah
3,210,065,668,160.5 dan simpangan
E. Variansi
bakunya adalah 1,791,665.6

109,142,232,717,456
S2 =
35−1
S2 = 3,210,065,668,160.5

4.3.2 Analisis Data PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi Jawa Tengah
Tabel 4.3 PDRB tiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

No. Kabupaten/Kota PDRB Riil (Juta No. Kabupaten/Kota PDRB Riil (Juta
Rupiah) Rupiah)
1. Kota Magelang 8,201,360.23 19. Kabupaten Jepara 27,995,278.34
2. Kota Pekalongan 10,089,284.87 20. Kabupaten Boyolali 30,258,836.39
3. Kota Salatiga 12,339,217.80 21. Kabupaten Magelang 30,339,465.47
4. Kota Tegal 14,105,843.66 22. Kabupaten Tegal 32,769,834.10
5. Kabupaten Purworejo 17,416,243.42 23. Kabupaten Sukoharjo 34,194,632.73
6. Kabupaten Wonosobo 17,493,244.85 24. Kabupaten Karanganyar 34,292,472.56
7. Kabupaten Rembang 17,690,401.67 25. Kabupaten Sragen 35,100,088.65
8. Kabupaten Banjarnegara 20,069,802.32 26. Kabupaten Klaten 36,993,470.46
9. Kabupaten Batang 20,178,576.47 27. Kabupaten Kendal 39,546,243.35
10. Kabupaten Temanggung 20,254,482.86 28. Kabupaten Pati 39,907,143.58
11. Kabupaten Pekalongan 21,314,311.91 29. Kabupaten Brebes 42,955,828.68
12. Kabupaten Purbalingga 23,190,328.56 30. Kota Surakarta 44,429,970.52
13. Kabupaten Pemalang 23,674,684.78 31. Kabupaten Semarang 46,231,705.96
14. Kabupaten Demak 24,430,555.41 32. Kabupaten Banyumas 49,896,126.75

13
15. Kabupaten Blora 24,637,403.73 33. Kabupaten Kudus 104,056,117.06
16. Kabupaten Grobogan 25,408,837.81 34. Kabupaten Cilacap 109,753,607.77
17. Kabupaten Kebumen 25,997,227.76 35. Kota Semarang 175,421,337.27
18. Kabupaten Wonogiri 27,136,616.42 Jumlah 1,267,770,584.17
A. Rata-rata 35+1
Median =
2
1,267,770,584.17
Rata-rata =
35 Median = 18
Rata-rata = 36,222,016.6 juta Rupiah Median dari 35 data tersebut adalah
data ke 18 yang setelah diurutkan
Rata-rata PDRB atas dasar harga berlaku
dari yang terkecil sampai terbesar
di Provinsi Jawa Tengah adalah
berada pada Kabupaten Wonogiri
36,222,016.6 juta rupiah.
dengan PDRB sebesar
27,136,616.42 juta rupiah.
C. Modus

B. Median Tidak ada modus pada data PDRB Riil tiap


Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.

Tabel 4.4 Analisis Ukuran Penyebaran dan Distribusi Data

No. Kabupaten/Kota PDRB Riil ¯ ¯ ¯


(x- x ) ¿ x−x ∨¿ (x- x )2
(Triliun rupiah)
1. Kota Magelang 8.201 -28.021 28.021 785.176
2. Kota Pekalongan 10.089 -26.133 26.133 682.923
3. Kota Salatiga 12.339 -23.883 23.883 570.388
4. Kota Tegal 14.106 -22.116 22.116 489.124
5. Kabupaten Purworejo 17.416 -18.806 18.806 353.656
6. Kabupaten Wonosobo 17.493 -18.729 18.729 350.766
7. Kabupaten Rembang 17.690 -18.532 18.532 343.420
8. Kabupaten Banjarnegara 20.070 -16.152 16.152 260.893
9. Kabupaten Batang 20.179 -16.043 16.043 257.391
10. Kabupaten Temanggung 20.254 -15.968 15.968 254.962
11. Kabupaten Pekalongan 21.314 -14.908 14.908 222.239
12. Kabupaten Purbalingga 23.190 -13.032 13.032 169.824
13. Kabupaten Pemalang 23.675 -12.547 12.547 157.435
14. Kabupaten Demak 24.431 -11.791 11.791 139.038

14
15. Kabupaten Blora 24.637 -11.585 11.585 134.203
16. Kabupaten Grobogan 25.409 -10.813 10.813 116.924
17. Kabupaten Kebumen 25.997 -10.225 10.225 104.546
18. Kabupaten Wonogiri 27.137 -9.085 9.085 82.544
19. Kabupaten Jepara 27.995 -8.227 8.227 67.679
20. Kabupaten Boyolali 30.259 -5.963 5.963 35.559
21. Kabupaten Magelang 30.339 -5.883 5.883 34.604
22. Kabupaten Tegal 32.770 -3.452 3.452 11.917
23. Kabupaten Sukoharjo 34.195 -2.027 2.027 4.110
24. Kabupaten Karanganyar 34.292 -1.930 1.930 3.723
25. Kabupaten Sragen 35.100 -1.122 1.122 1.259
26. Kabupaten Klaten 36.993 0.771 0.771 0.595
27. Kabupaten Kendal 39.546 3.324 3.324 11.051
28. Kabupaten Pati 39.907 3.685 3.685 13.580
29. Kabupaten Brebes 42.956 6.734 6.734 45.344
30. Kota Surakarta 44.430 8.208 8.208 67.371
31. Kabupaten Semarang 46.232 10.010 10.010 100.194
32. Kabupaten Banyumas 49.896 13.674 13.674 186.982
33. Kabupaten Kudus 104.056 67.834 67.834 4,601.467
34. Kabupaten Cilacap 109.754 73.532 73.532 5,406.897
35. Kota Semarang 175.421 139.199 139.199 19,376.455
Jumlah 1,267.771 653.943 35,444.245

D. Jangkauan E. Variansi
Jangkauan = Data terbesar – data terkecil 35,444.245
S2 =
35−1
Jangkauan = 175.421-8.021
S2 = 1,042.4777
Jangkauan = 167,22 Triliun Rupiah
F. Simpangan Baku
Data PDRB atas dasar harga berlaku di
Provinsi Jawa Tengah memiliki data
maksimum 175.421 triliun rupiah
√ 1,042.4777 S=
sedangkan data minimumnya adalah 8.021
triliun rupiah dengan jangkauan 167,22 S = 42.325
triliun rupiah.

15
Nilai variansi dari data PDRB atas dasar adalah 1,042.4777 dan simpangan bakunya
harga berlaku di Provinsi Jawa Tengah adalah 42.325

4.3.3 Analisis Data Rata-Rata Lama Sekolah di Provinsi Jawa Tengah


Tabel 4.5 Rata-rata Lama Sekolah tiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

No. Kabupaten/Kota Rata-rata Lama No. Kabupaten/Kota Rata-rata Lama


Sekolah (RLS) Sekolah (RLS)
1. Kabupaten Brebes 6.06 19. Kabupaten Kebumen 7.405
2. Kabupaten Pemalang 6.325 20. Kabupaten Banyumas 7.53
3. Kabupaten Banjarnegara 6.335 21. Kabupaten Demak 7.54
4. Kabupaten Blora 6.69 22. Kabupaten Magelang 7.585
5. Kabupaten Grobogan 6.665 23. Kabupaten Boyolali 7.65
6. Kabupaten Pekalongan 6.69 24. Kabupaten Purworejo 7.885
7. Kabupaten Tegal 6.695 25. Kabupaten Semarang 7.9
8. Kabupaten Batang 6.74 26. Kota Tegal 8.2
9. Kabupaten Wonosobo 6.75 27. Kabupaten Klaten 8.29
10. Kabupaten Cilacap 6.93 28. Kota Pekalongan 8.58
11. Kabupaten Temanggung 6.96 29. Kabupaten Karanganyar 8.61
12. Kabupaten Rembang 6.97 30. Kabupaten Kudus 8.64
13. Kabupaten Wonogiri 7.005 31. Kabupaten Sukoharjo 8.945
14. Kabupaten Purbalingga 7.01 32. Kota Salatiga 10.42
15. Kabupaten Kendal 7.055 33. Kota Magelang 10.44
16. Kabupaten Pati 7.205 34. Kota Surakarta 10.55
17. Kabupaten Sragen 7.245 35. Kota Semarang 10.715
18. Kabupaten Jepara 7.305 Jumlah 269.305
A. Rata-rata 269,305
Rata-rata =
35

16
Rata-rata = 7,69 tahun Median dari 35 data tersebut adalah data
ke 18 yang setelah diurutkan dari yang
Rata-rata lama sekolah di Provinsi Jawa
terkecil sampai terbesar berada pada
Tengah adalah 7,69 tahun.
Kabupaten Jepara dengan rata-rata lama
B. Median sekolah 7.305 tahun.
35+1 C. Modus
Median =
2
Modus atau data yang sering muncul
Median = 18 adalah berkisar pada tujuh tahun sebanyak
13 kali.
Tabel 4.6 Analisis Ukuran Penyebaran dan Distribusi Data

D. Jangkauan Jangkauan = 10.109 Tahun


Jangkauan = Data terbesar – data terkecil Data rata-rata lama sekolah di Provinsi
Jawa Tengah memiliki data
Jangkauan = 10.715 – 6.06

17
maksimum10.715 tahun sedangkan data F. Simpangan Baku
minimumnya adalah 6.06 tahun dengan
jangkauan 10.109 tahun.
S = √ 1.5738
E. Variansi
S = 1.2545
Nilai variansi dari data rata-rata lama
53.5094886 sekolah di Provinsi Jawa Tengah adalah
S2 =
35−1 1.5738 dan simpangan bakunya adalah
1.2545.
S2 = 1.5738
4.4 Analisis Korelasi
4.4.1 Korelasi antara Tingkat Pendapatan dengan
Pertumbuhan penduduk
Tabel 4.7 Korelasi antara Tingkat Pendapatan dengan Pertumbuhan Penduduk

No. Kabupaten/Kota PDRB Riil (Juta Rupiah) Bayi Lahir (Jiwa)

1. Kabupaten Cilacap 109.753.607,77 28.621


2. Kabupaten Banyumas 49.896.126,75 26.388
3. Kabupaten Purbalingga 23.190.328,56 14.656
4. Kabupaten Banjarnegara 20.069.802,32 15.317
5. Kabupaten Kebumen 25.997.227,76 19.795
6. Kabupaten Purworejo 17.416.243,42 8.888
7. Kabupaten Wonosobo 17.493.244,85 12.737
8. Kabupaten Magelang 30.339.465,47 17.319
9. Kabupaten Boyolali 30.258.836,39 13.840
10. Kabupaten Klaten 36.993.470,46 15.786
11. Kabupaten Sukoharjo 34.194.632,73 12.550
12. Kabupaten Wonogiri 27.136.616,42 10.653
13. Kabupaten Karanganyar 34.292.472,56 11.901
14. Kabupaten Sragen 35.100.088,65 13.771
15. Kabupaten Grobogan 25.408.837,81 20.322
16. Kabupaten Blora 24.637.403,73 11.213
17. Kabupaten Rembang 17.690.401,67 8.775
18. Kabupaten Pati 39.907.143,58 16.649
19. Kabupaten Kudus 104.056.117,06 15.157

18
20. Kabupaten Jepara 27.995.278,34 19.735
21. Kabupaten Demak 24.430.555,41 20.488
22. Kabupaten Semarang 46.231.705,96 13.599
23. Kabupaten Temanggung 20.254.482,86 10.221
24. Kabupaten Kendal 39.546.243,35 15.498
25. Kabupaten Batang 20.178.576,47 12.516
26. Kabupaten Pekalongan 21.314.311,91 16.054
27. Kabupaten Pemalang 23.674.684,78 25.396
28. Kabupaten Tegal 32.769.834,10 26.916
29. Kabupaten Brebes 42.955.828,68 32.079
30. Kota Magelang 8.201.360,23 1.527
31. Kota Surakarta 44.429.970,52 9.530
32. Kota Salatiga 12.339.217,80 2.551
33. Kota Semarang 175.421.337,27 25.074
34. Kota Pekalongan 10.089.284,87 5.911
35. Kota Tegal 14.105.843,66 4.197
Σ 1.267.770.584,17 535.630
Σ² 1.607.242.254.079.080.000,00 286.899.496.900

Tabel 4.8 Perhitungan Korelasi antara Tingkat Pendapatan dengan Pertumbuhan Penduduk

No. Kabupaten/Kota Xᵢ² Yᵢ² XᵢYᵢ

1. Kabupaten Cilacap 12.045.854.418.531.000 819.161.641 3141258007985


2. Kabupaten Banyumas 2.489.623.464.652.070,00 696.326.544 1316658992679
3. Kabupaten Purbalingga 537.791.338.720.752,00 214.798.336 339877455375
4. Kabupaten Banjarnegara 402.796.965.163.877 234.610.489 307409162135
5. Kabupaten Kebumen 675.855.851.007.736,00 391.842.025 514615123434
6. Kabupaten Purworejo 303.325.534.864.693,00 78.996.544 154795571517
7. Kabupaten Wonosobo 306.013.615.382.051 162.231.169 222811459654
8. Kabupaten Magelang 920.483.165.005.323,00 299.947.761 525449202475
9. Kabupaten Boyolali 915.597.179.676.788,00 191.545.600 418782295638
10. Kabupaten Klaten 1.368.516.856.674.890 249.197.796 583978924682
11. Kabupaten Sukoharjo 1.169.272.907.539.590,00 157.502.500 429142640762

19
12. Kabupaten Wonogiri 736.395.950.726.213,00 113.486.409 289086374722
13. Kabupaten Karanganyar 1.175.973.674.278.350 141.633.801 408114715937
14. Kabupaten Sragen 1.232.016.223.237.860,00 189.640.441 483363320799
15. Kabupaten Grobogan 645.609.038.854.886,00 412.983.684 516358401975
16. Kabupaten Blora 607.001.662.555.018 125.731.369 276259208024
17. Kabupaten Rembang 312.950.311.245.939,00 77.000.625 155233274654
18. Kabupaten Pati 1.592.580.108.714.740,00 277.189.201 664414033463
19. Kabupaten Kudus 10.827.675.497.604.400 229.734.649 1577178566278
20. Kabupaten Jepara 783.735.609.334.073,00 389.470.225 552486818040
21. Kabupaten Demak 596.852.037.641.080,00 419.758.144 500533219240
22. Kabupaten Semarang 2.137.370.635.971.900 184.932.801 628704969350
23. Kabupaten Temanggung 410.244.075.926.034,00 104.468.841 207021069312
24. Kabupaten Kendal 1.563.905.363.097.420,00 240.188.004 612887679438
25. Kabupaten Batang 407.174.948.355.638 156.650.256 252555063099
26. Kabupaten Pekalongan 454.299.892.196.768,00 257.730.916 342179963403
27. Kabupaten Pemalang 560.490.699.432.363,00 644.956.816 601242294673
28. Kabupaten Tegal 1.073.862.026.941.520 724.471.056 882032854636
29. Kabupaten Brebes 1.845.203.217.585.510,00 1.029.062.241 1377980028226
30. Kota Magelang 67.262.309.622.225,60 2.331.729 12523477071
31. Kota Surakarta 1.974.022.280.324.540 90.820.900 423417619047
32. Kota Salatiga 152.256.295.965.162,00 6.507.601 31477344613
33. Kota Semarang 30.772.645.569.595.100,00 628.705.476 4398514610708
34. Kota Pekalongan 101.793.669.188.011 34.939.921 59637762867
35. Kota Tegal 198.974.825.352.463,00 17.614.809 59202225840
Σ 81.365.427.220.966.000 9.996.170.320 23267183731751

20
1. Menghitung tingkat korelasi

∑ xi y i−¿ ∑ x i ∑ y i ¿ xi = nilai variabel pertama


r= n
√ n ∑ x 2i −¿ ¿ ¿ yi = nilai variabel kedua
n = jumlah data
( 35 ) (23267183731751)−(1.267 .770 .584,17)(535630)
r¿
√(35)(81.365.427 .220 .966 .000)−¿ ¿ ¿
r = 0.48

2. Merumuskan hipotesis untuk mengetahui hubungan dari kedua variabel.


Hipotesis korelasi antara tingkat pendapatan penduduk dengan pertumbuhan penduduk:
H0 = Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan pertumbuhan penduduk.
H1 = Ada hubungan antara tingkat pendapatan penduduk dengan pertumbuhan penduduk.

3. Menetukan Taraf Signifikasi dari t Tabel

α
α =5 % , =0.025
2

df =( n−2 )=( 35−2 )=33


t Tabel=2,034

4. Menentukan t Hitung

r xy √n−2
t Hitung= 2
√1−r xy

r xy √n−2 0,48 √35−2


t Hitung= 2
= =3,16
√1−r xy √ 1−0.482

5. Menarik Kesimpulan
t Hitung=3,16 >t Tabel =2,034

H₀ ditolak, terbukti bahwa ada hubungan antara tingkat pendapatan dan pertumbuhan
penduduk

21
4.4.2 Korelasi antara Tingkat Pendidikan dengan Pertumbuhan penduduk
Tabel 4.9 Korelasi antara Tingkat Pendidikan dengan Pertumbuhan Penduduk

No. Kabupaten/Kota Rata-rata Lama Sekolah Bayi Lahir (Jiwa)

1. Kabupaten Cilacap 6,93 28.621


2. Kabupaten Banyumas 7,53 26.388
3. Kabupaten Purbalingga 7,01 14.656
4. Kabupaten Banjarnegara 6,335 15.317
5. Kabupaten Kebumen 7,405 19.795
6. Kabupaten Purworejo 7,885 8.888
7. Kabupaten Wonosobo 6,75 12.737
8. Kabupaten Magelang 7,585 17.319
9. Kabupaten Boyolali 7,65 13.840
10. Kabupaten Klaten 8,29 15.786
11. Kabupaten Sukoharjo 8,945 12.550
12. Kabupaten Wonogiri 7,005 10.653
13. Kabupaten Karanganyar 8,61 11.901
14. Kabupaten Sragen 7,245 13.771
15. Kabupaten Grobogan 6,665 20.322
16. Kabupaten Blora 6,475 11.213
17. Kabupaten Rembang 6,97 8.775
18. Kabupaten Pati 7,205 16.649
19. Kabupaten Kudus 8,64 15.157
20. Kabupaten Jepara 7,305 19.735
21. Kabupaten Demak 7,54 20.488
22. Kabupaten Semarang 7,9 13.599
23. Kabupaten Temanggung 6,96 10.221
24. Kabupaten Kendal 7,055 15.498
25. Kabupaten Batang 6,74 12.516
26. Kabupaten Pekalongan 6,69 16.054
27. Kabupaten Pemalang 6,325 25.396

22
28. Kabupaten Tegal 6,695 26.916
29. Kabupaten Brebes 6,06 32.079
30. Kota Magelang 10,44 1.527
31. Kota Surakarta 10,55 9.530
32. Kota Salatiga 10,42 2.551
33. Kota Semarang 10,715 25.074
34. Kota Pekalongan 8,58 5.911
35. Kota Tegal 8,2 4.197
Σ 269,305 535.630
Σ² 72525,18303 286.899.496.900

Tabel 4.10 Perhitungan Korelasi antara Tingkat Pendidikan dengan Pertumbuhan Penduduk

No. Kabupaten/Kota Xᵢ² Yᵢ² XᵢYᵢ

1. Kabupaten Cilacap 48,0249 819.161.641 198343,53


2. Kabupaten Banyumas 56,7009 696.326.544 198701,64
3. Kabupaten Purbalingga 49,1401 214.798.336 102738,56
4. Kabupaten Banjarnegara 40,132225 234.610.489 97033,195
5. Kabupaten Kebumen 54,834025 391.842.025 146581,975
6. Kabupaten Purworejo 62,173225 78.996.544 70081,88
7. Kabupaten Wonosobo 45,5625 162.231.169 85974,75
8. Kabupaten Magelang 57,532225 299.947.761 131364,615
9. Kabupaten Boyolali 58,5225 191.545.600 105876
10. Kabupaten Klaten 68,7241 249.197.796 130865,94
11. Kabupaten Sukoharjo 80,013025 157.502.500 112259,75
12. Kabupaten Wonogiri 49,070025 113.486.409 74624,265
13. Kabupaten Karanganyar 74,1321 141.633.801 102467,61
14. Kabupaten Sragen 52,490025 189.640.441 99770,895
15. Kabupaten Grobogan 44,422225 412.983.684 135446,13
16. Kabupaten Blora 41,925625 125.731.369 72604,175
17. Kabupaten Rembang 48,5809 77.000.625 61161,75
18. Kabupaten Pati 51,912025 277.189.201 119956,045
19. Kabupaten Kudus 74,6496 229.734.649 130956,48

23
20. Kabupaten Jepara 53,363025 389.470.225 144164,175
21. Kabupaten Demak 56,8516 419.758.144 154479,52
22. Kabupaten Semarang 62,41 184.932.801 107432,1
23. Kabupaten Temanggung 48,4416 104.468.841 71138,16
24. Kabupaten Kendal 49,773025 240.188.004 109338,39
25. Kabupaten Batang 45,4276 156.650.256 84357,84
26. Kabupaten Pekalongan 44,7561 257.730.916 107401,26
27. Kabupaten Pemalang 40,005625 644.956.816 160629,7
28. Kabupaten Tegal 44,823025 724.471.056 180202,62
29. Kabupaten Brebes 36,7236 1.029.062.241 194398,74
30. Kota Magelang 108,9936 2.331.729 15941,88
31. Kota Surakarta 111,3025 90.820.900 100541,5
32. Kota Salatiga 108,5764 6.507.601 26581,42
33. Kota Semarang 114,811225 628.705.476 268667,91
34. Kota Pekalongan 73,6164 34.939.921 50716,38
35. Kota Tegal 67,24 17.614.809 34415,4
Σ 2125,657575 9.996.170.320 3987216,18

1. Menghitung tingkat korelasi


xi = nilai variabel pertama
n
∑ xi y i−¿ ∑ x i ∑ y i ¿ yi = nilai variabel kedua
r=
√ n ∑ x 2i −¿ ¿ ¿ n = jumlah data

( 35 )(3987216,18)−(269,305)(535.630)
r¿
√(35)(2125,657575)−(72525,18303) √(35)( 9.996 .170.320)−(286.899 .496.900)

24
r = - 0,43

2. Merumuskan hipotesis untuk mengetahui hubungan dari kedua variabel.


Hipotesis korelasi antara tingkat Pendidikan masyarakat dengan pertumbuhan penduduk:
H0 = Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan pertumbuhan
penduduk.
H1 = Ada hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan pertumbuhan penduduk.

3. Menetukan Taraf Signifikasi dari t Tabel

α
α =5 % , =0.025
2

df =( n−2 )=( 35−2 )=33

t Tabel=2,034

4. Menentukan t Hitung

r xy √n−2
t Hitung= 2
√1−r xy

25
r xy √n−2 −0,43 √ 35−2
t Hitung= 2
= =−2,74
√1−r xy √1−(−0.43 2)

5. Menarik Kesimpulan
t Hitung=2,74 >t Tabel=2,034

H₀ ditolak, terbukti bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pertumbuhan
penduduk

Dari dua perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan penduduk dan
tingkat pendidikan masyarakat Jawa Tengah memiliki korelasi dengan pertumbuhan
penduduk di Jawa Tengah.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan atau korelasi antara tingkat pendapatan terhadap pertumbuhan
penduduk.
2. Terdapat hubungan atau korelasi antara tingkat pendidikan terhadap pertumbuhan
penduduk.
Tingkat pendapatan berpengaruh positif terhadap besarnya pertumbuhan penduduk, yang
berarti semakin besar pendapatan keluarga, mereka merasa cukup untuk mensejahterakan
keluarganya dan cukup mampu untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, maka hal ini
dapat menimbulkan keinginan dan upaya untuk meningkatkan jumlah bayi lahir. Sedangkan
tingkat pendidikan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan penduduk. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka akan lebih memiliki pengetahuan yang ia lakukan dan
rencanakan, sehingga di Jawa Tengah ini menunjukkan bahwa pendidikan seseorang yang
lebih tinggi akan memilih untuk memiliki anak lebih rendah tetapi harus dapat
mensejahterakan anak tersebut atau dengan kata lain anak sedikit tetapi berkualitas.
Oleh karena itu, maka pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan
tingkat pendidikan penduduk. Keduanya dapat dibuktikan dengan melakukan perhitungan
korelasi pearson.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis yang telah kami lakukan, dapat dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut:

1. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan kurun waktu tertentu dan
melibatkan lebih banyak variabel-variabel guna mengantisipasi adanya perubahan
yang terjadi di masyarakat.

26
2. Untuk pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, kami menganjurkan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah untuk melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) untuk
mengurangi kemungkinan adanya ledakan penduduk di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Pelajaran.co.id (2019, 27 Oktober). Pengertian Pertumbuhan Penduduk: Faktor, Teori,


Macam dsn Contoh Soal. Diakses pada 17 Januari 2020, dari
https://www.pelajaran.co.id/2019/27/pertumbuhan-penduduk.html
Alfikri, Rahmat Rahadian. 2018. “Analisis Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pola Persebaran
Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi di Kecamatan Telenaipura Kota Jambi Tahun 2011 dan
2015”. Skripsi. Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Destiani, Dea. 2015. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Internal Terhadap
Kualitas Audit”. Skripsi. Ekonomi, Universitas Pasundan, Bandung.
Ainy, Hidayatul, Siti Nurrochmah, Septa Katmawanti. 2018. Hubungan antara Fertilitas,
Mortalitas, dan Migrasi dengan Laju Pertumbuhan Penduduk. Preventia: The Indonesian
Journal of Public Health, 5 (2): 1-8
Pradini, Fiona Herti, dkk. 2018. Analisis Determinan Fertilitas di Jawa Timur. Makalah
Badan Pusat Statistik. 2018. Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah: Badan
Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. 2018. PDRB Riil Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah: Badan Pusat
Statistik.
Badan Pusat Statistik. 2018. Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah:
Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. 2018. Jumlah Fertilitas Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah: Badan
Pusat Statistik.

27

Anda mungkin juga menyukai