Menurut Heizer & Render (2015) lokasi adalah pendorong biaya dan pendapatan, maka lokasi seringkali
memiliki kekuasanaan untuk membuat strategi bisnis perusahaan. Lokasi yang strategis bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan dari lokasi bagi perusahaan.Sebelum suatu perusahaan mendirikan pabrik,
biasanya direncanakan sebaik mungkin sebabletak berpengaruh pada biaya operasi/produksi, harga jual,
serta kemampuan perusahaanuntuk bersaing di pasar.
Menurut Munawaroh (2013) salah satu strategi yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah
pemilihan lokasi, baik lokasi pabrik untuk perusahaan manufaktur ataupunlokasi usaha untuk
perusahaan jasa/retail maupun lokasi perkantorannya. Pemilihan lokasi,diperlukan pada saat
perusahaan mendirikan usaha baru, melakukan ekspansi usaha yangtelah ada maupun memindahkan
lokasi perusahaan ke lokasi lainnya. Pemilihan lokasi sangatpenting karena berkaitan dengan besar
kecilnya biaya operasi, harga maupun kemampuanbersaing. Bagi industri, untuk meminimumkan biaya.
Lokasi yang tepat mendekatkan lokasigudang penyimpanan bahan dengan lokasi produksi bisa
menghemat biaya transportasi danbagi lokasi gudang untuk memaksimumkan speed delivery dan biaya
minimum. Jarak gudangdengan lokasi pabrik yang tepat akan mempercepat penyerahan barang
sekaligusmeminimalkan biaya
Menurut Weber dalam buku yang dikutip oleh Daldjoeni (1997:62-64) Lokasi industry dipilih sesuai
tempat-tempat yang biayanya paling minimal. Lokasi dengan biaya minimal merupakan prinsip
dari least cost locationdimana prinsip tersebut berlaku apabila wilayah topografi seragam, sumber
bahan baku yang sama, upah tenaga kerja yang sama, dan pemasaranyang sama. Faktor utama
penentuan suatu lokasi industri adalah material (bahan baku), konsumsi (pasar), dan tenaga kerja.
Ketiga faktor tersebut diseimbangkan dengan biaya angkut transportasi untuk mencapai lokasi
industri.
Salah satu pembangunan sektor industri pertanian adalah pembangunan pengembangan agroindustri
yang mempergunakan bahan baku pertanian seperti jagung untuk makanan ternak, kelapa sawit untuk
bahan baku minyak, dan masih banyak lagi pengembangan agroindustri di Sumatera Selatan antara lain,
karet, kelapa, getah damar, kopi, kakao, tebu, dan sebagainya. Konsep yang digunakan untuk
pembangunan sektor industri pertanian berdasarkan landasan teori lokasi atau ruang yang mempunyai
beberapa unsur yang dapat dilihat secara terpisah. Unsur-unsur ruang yang penting antara lain, jarak,
lokasi, bentuk, ukuran, skala (Priyarsono, Sahara, & Firdaus, 2011).
Pemanfaatan sumberdaya alam potensi wilayah Sumatera Selatan harus dilakukan secara terpadu
sangat diperlukan, karena salah satu sektor andalannya adalah sektor pertanian. Sasaran utama
pembangunan adalah pembangunan sektor pertanian, karena tindakan pembangunan ini dilakukan
untuk mewujudkan sektor pertanian yang kuat. Dengan meningkatnya peranan sektor pertanian akan
mempunyai dampak terhadap pemanfaatan potensi sumber tenaga kerja yang besar dibanding dengan
sektor lain.
Hasil penelitian dari (Muzayanah, 2015:116-135) menunjukkan teori lokasi industri yang sering
dipakai para pengambil keputusan adalah teori lokasi biaya minimum oleh Weber, teori lokasi
pendekatan pasar oleh Losch dan teori lokasi memaksimumkan laba oleh Smith.
Berdasarkan analisa tersebut, PT. KTM menetapkan lokasi agroindustri pada alternatif pertama yaitu
Kabupaten Musi Banyuasin-Banyuasin dengan faktor-faktor sebagai berikut:
Kewujudan bahan mentah sebagai sumber input merupakan satu faktor yang menjadikan Kabupaten
Lamongan Kecmatan Ngimbang ditetapkan sebagai lokasi pengembangan agropolitan sejalan dengan
RTRW Kabupaten Lamongan. Dikutip dari data BPS Tanaman Pangan & Hortikultura Kabupaten Musi
Banyuasin dan Banyuasin merupakan kabupaten/kota dengan jumlah produksi jagung tertinggi di
Provinsi Sumatera Selatan. Ditinjau dari letak dan keadaan geografi, kedua kabupaten memiliki
kesamaan mengingat dahulunya kedua kabupaten merupakan satukesatuan kabupaten yang berada
dalam satu jalur dengan ibukota provinsi yaitu Palembang.Teknik yang digunakan dalam penentuan
pembangunan agroindustri adalahmenggunakan teori asal yaitu ekonomi yang berkaitan dengan
input output , teori lokasi, teoritempat pusat dan teori kutub pertumbuhan. Dalam menanggapi situasi
ini Webermengemukakan konsep segitiga lokasi (locational triangle), bahwa pembangunan
agroindustrimempergunakan pengembangan material indeks (IM) yang diperoleh dari bobot bahan
baku(
input
output
).
TEKNIK ANALISIS
Teknik analisis data yangdigunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan prosentase, analisis
segitiga lokasional Weber, dan analisis tetangga terdekat