Anda di halaman 1dari 31

KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur
4.1.1 Kondisi Administratif
Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau
Jawa selain Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta), Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Provinsi Jawa
Timur terletak pada 111,0˚ hingga 114,4˚ Bujur Timur dan 7,12˚ hingga 8,48˚
Lintang Selatan dengan batas wilayah berikut.

 Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan


 Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia
 Sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Bali
 Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah
Secara umum, wilayah Provinsi Jawa Timur dibagi menjadi 2 bagian
besar yaitu Jawa Timur daratan dan Pulau Madura. Luas wilayah Jawa Timur
mencakup 90 persen dari seluruh luas wilayah Provinsi Jawa Timur, sedangkan
luas Pulau Madura hanya sekitar 10 persen. Luas wilayah Provinsi Jawa Timur
yang mencapai 47.799,75 km habis terbagi menjadi 38 Kabupaten/Kota, 29
Kabupaten dan 9 Kota.

4.1.2 Kondisi Fisik Dasar


Tinggi wilayah di atas permukaan laut (DPL) di wilayah Provinsi Jawa
Timur antara 3 sampai dengan 1100 m, Kota Surabaya merupakan wilayah
dengan tinggi DPL paling rendah yaitu 3m ditinjau dari lokasinya yang berada di
pantai utara pulau Jawa dan pada bagian timur berhadapan dengan Selat
Madura serta laut Jawa. Sedangkan wilayah dengan ketinngian 1100 m DPL
adalah Kabupaten Bondowoso ditinjau dari kondisi geografinya dimana wilayah
barat merupakan pegunungan (bagian dari pegunungan iyang), bagian tengah

LAPORAN PENDAHULUAN III - 1


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

berupa dataran tinggi dan bergelombang sedangkan bagian timur berupa


pegunungan (bagian dari dataran tinggi ijen).

Tabel 4. 1 Luas Wilayah Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Kabupaten/Kota


Kabupaten/Kota Luas Wilayah (km2) Persentase (%)
Kabupaten
Kabupaten Pacitan 1,389.92 2.91%
Kabupaten Ponorogo 1,305.70 2.73%
Kabupaten Trenggalek 1,147.22 2.40%
Kabupaten Tulungagung 1,055.65 2.21%
Kabupaten Blitar 1,336.48 2.80%
Kabupaten Kediri 1,386.05 2.90%
Kabupaten Malang 3,530.65 7.39%
Kabupaten Lumajang 1,790.90 3.75%
Kabupaten Jember 3,092.34 6.47%
Kabupaten Banyuwangi 5,782.40 12.10%
Kabupaten Bondowoso 1,525.97 3.19%
Kabupaten Situbondo 1,669.87 3.49%
Kabupaten Probolinggo 1,696.21 3.55%
Kabupaten Pasuruan 1,474.02 3.08%
Kabupaten Sidoarjo 634.38 1.33%
Kabupaten Mojokerto 717.83 1.50%
Kabupaten Jombang 1,115.09 2.33%
Kabupaten Nganjuk 1,224.25 2.56%
Kabupaten Madiun 1,037.58 2.17%
Kabupaten Magetan 688.84 1.44%
Kabupaten Ngawi 1,295.98 2.71%
Kabupaten Bojonegoro 2,198.79 4.60%
Kabupaten Tuban 1,834.15 3.84%
Kabupaten Lamongan 1,782.05 3.73%
Kabupaten Gresik 1,191.25 2.49%
Kabupaten Bangkalan 1,001.44 2.10%
Kabupaten Sampang 1,233.08 2.58%
Kabupaten Pamekasan 792.24 1.66%
Kabupaten Sumenep 1,998.54 4.18%
Kota
Kota Kediri 63.40 0.13%
Kota Blitar 32.57 0.07%
Kota Malang 145.28 0.30%
Kota Probolinggo 56.67 0.12%
Kota Pasuruan 35.29 0.07%
Kota Mojokerto 16.47 0.03%
Kota Madiun 33.92 0.07%
Kota Surabaya 350.54 0.73%
Kota Batu 136.74 0.29%
Jawa Timur 47,799.75 100.00%
Sumber: Provinsi Jawa Timur Dalam Angka, 2020

Tabel 4. 2 Rata-rata Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut

LAPORAN PENDAHULUAN III - 2


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

Kabupaten/Kota Pos Hujan (Kecamatan) Tinggi (meter)


Kabupaten
Kabupaten Pacitan Pacitan 10
Kabupaten Ponorogo Ponorogo 92
Kabupaten Trenggalek Dongko 525
Kabupaten
Tulungagung
Tulungagung 90
Kabupaten Blitar Wlingi 174
Kabupaten Kediri Kras 79
Kabupaten Malang Ngantang 637
Kabupaten Lumajang Labruk Lor 50
Kabupaten Jember Rambipuji 45
Kabupaten Banyuwangi Giri 50
Kabupaten Bondowoso pakem 1100
Kabupaten Situbondo Panarukan 16
Kabupaten Probolinggo Sumber Bendo 51
Kabupaten Pasuruan Grati 50
Kabupaten Sidoarjo Sedati 2.8
Kabupaten Mojokerto Mojosari 28
Kabupaten Jombang Jombang 40
Kabupaten Nganjuk Nganjuk 56
Kabupaten Madiun Caruban 10
Kabupaten Magetan Magetan 92
Kabupaten Ngawi Ngawi 525
Kabupaten Bojonegoro Bojonegoro 90
Kabupaten Tuban Tuban 174
Kabupaten Lamongan lamongan 79
Kabupaten Gresik Gresik 637
Kabupaten Bangkalan Bangkalan 50
Kabupaten Sampang Sampang 45
Kabupaten Pamekasan Pamekasan 50
Kabupaten Sumenep Sumenep 1100
Kota
Kota Kediri Kediri 90
Kota Blitar Blitar 296
Kota Malang Malang 505
Kota Probolinggo Probolinggo 15
Kota Pasuruan Pasuruan 8
Kota Mojokerto Mojokerto 22
Kota Madiun Madiun 65
Kota Surabaya Surabaya 3
Kota Batu Batu 961
Sumber: Provinsi Jawa Timur Dalam Angka, 2020

4.1.3 Kependudukan
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 berdasarkan
hasil proyeksi penduduk berjumlah sekitar 39,699 juta jiwa. Kepadatan
penduduk per km2 sebesar 831 jiwa/km2. Sedangkan rasion jenis kelamin
adalah 97,53. Dari total penduduk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019,

LAPORAN PENDAHULUAN III - 3


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

kelompok umur yang berjumlah paling banyak adalah kelompok umur 20-24
tahun dengan jumlah sekitar 3,054 jiwa.

Tabel 4. 3 Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Timur Tahun 2019


Penduduk (ribu)
Kabupaten/Kota
2010 2019
Kabupaten
Pacitan 542 555
Ponorogo 857 871
Trenggalek 676 696
Tuungagung 992 1.039
Blitar 1.119 1.161
Kediri 1.503 1.574
Malang 2.452 2.606
Lumajang 1.008 1.042
Jember 2.338 2.451
Banyuwangi 1.559 1.614
Bondowoso 738 776
Situbondo 649 683
Probolinggo 1.099 1.169
Pasuruan 1.516 1.627
Sidoarjo 1.950 2.249
Mojokerto 1.029 1.118
Jombang 1.205 1.264
Nganjuk 1.019 1.055
Madiun 663 683
Magetan 621 629
Ngawi 819 830
Bojonegoro 1.212 1.250
Tuban 1.121 1.173
Lamongan 1.181 1.189
Gresik 1.181 1.313
Bangkalan 909 987
Sampang 881 979
Pamekasan 799 880
Sumenep 1.045 1.089
Kota
Kediri 269 287
Blitar 132 142
Malang 822 871
Probolinggo 218 237
Pasuruan 187 200
Mojokerto 121 129
Madiun 171 177
Surabaya 2.772 2.896
Batu 191 207
Total 37.566 39.698
Sumber: Provinsi Jawa Timur Dalam Angka, 2020

Jumlah penduduk tahun 2019 yang paling banyak terdapat di Kota


Surabaya dengan jumlah penduduk sekitar 2,896 juta jiwa. Sedangkan jumlah
penduduk paling sedikit ada di Kota Mojokerto dengan jumlah penduduk

LAPORAN PENDAHULUAN III - 4


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

sekitar 129 ribu jiwa. Laju pertumbuhan penduduk per tahun antara tahun
2010-2019 yang paling tinggi ada di Kabupaten Sidoarjo dengan laju
pertumbuhan 1,63 persen. Sedangkan laju pertumbuhan terendah ada di
Kabupaten Lamongan dengan laju pertumbuhan sebesar 0,09 persen.

4.1.4 Perekonomian
a. Kondisi Perekonomian Jawa Timur
Angka PDRB Jawa Timur atas dasar harga berlaku (ADHB) selama kurun
waktu lima tahun terakhir mengalami peningkatan, yakni sebesar 1.691.477,06
miliar rupiah (2015) menjadi sebesar 2.352.425,20 miliar rupiah (2019).
Sementara angka PDRB Jawa Timur atas dasar harga konstan (ADHK) 2010,
selama kurun lima tahun terakhir juga mengalami peningkatan masing-masing
1.331.376 miliar rupiah (2015) menjadi sebesar 1.650.143 miliar rupiah
(2019).

Distribusi persentase PDRB ADHB menurut lapangan usaha tahun 2019,


terbesar pada kategori industri pengolahan 30,24 persen, perdagangan besar
dan eceran 18,46 persen, diikuti pertanian, kehutanan dan perikanan 11,43
persen. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun 2019 terutama didukung oleh
pertumbuhan pada kategori penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar
7,58 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 7,55 persen, serta Informasi dan
Komunikasi 7,36 persen.

b. Kondisi Perekonomian Kawasan Prioritas Gerbangkertosusila


Kekuatan ekonomi Kawasan prioritas Gerbangkertosusila ditunjukkan
oleh output wilayah berupa Produk Domestrik Regional Bruto (PDRB) pada
tahun 2019 sebesar Rp1.260,99 triliun atau 53,10% dari total PDRB Jawa
Timur. Hampir setengah perekonomian di Jawa Timur tumbuh dinamis di
Kawasan Prioritas Gerbangkertosisila dan mampu tumbuh sebesar 5,79%. Kota
Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik merupakan tiga daerah utama yang mendukung
ekonomi kawasan ini. Kinerja Ekonomi Kawasan Prioritas Gerbangkertosusila
ditopang oleh tiga sektor utama, yaitu:

LAPORAN PENDAHULUAN III - 5


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

a. Pertanian: menghasilkan sebesar Rp71,16 triliun dengan kontribusi


terhadap PDRB sebesar 5,64%. Kontribusi terbesar terdapat pada
Kabupaten Bangkalan, Lamongan, dan Bojonegoro.
b. Industry: menghasilkan sebesar Rp355,27 triliun dengan kontribusi
terhadap PDRB sebesar 28,17%. Kontribusi terbesar terdapat pada
Kabupaten Gresik, Mojokerto, Sidoarjo, dan Tuban. Industri Gresik
dan Sidoarjo hampir mencapai 50%.
c. Perdagangan: menghasilkan sebesar Rp260,73 triliun dengan
kontribusi terhadap PDRB sebesar 20,68%. Kontribusi terbesar
terdapat pada Kabupaten Jombang, Kota Mojokerto, dan Surabaya.
Surabaya tercatat memiliki share perdagangan yang cukup besar,
yakni sebesar 30,17%.

4.1.5 Potensi Wilayah


a. Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Timur salah satu produsen utama komoditas tanaman
pangan khususnya Padi dan Jagung. Pada tahun 2019 produksi padi Provinsi
Jawa Timur mencapai 9,58 juta ton dengan produktivitas 57,63 kuintal per
hektar. Kabupaten dengan produksi terbesar se- Jawa Timur adalah Kabupaten
Lamongan dengan jumlah produksi sebesar 839,72 ribu ton di tahun 2019.

Untuk tanaman Jagung dan Kedelai, pada tahun 2019 Provinsi Jawa
Timur tercatat jumlah produksinya sebesar 6.131,16 ribu ton jagung dan 345,0
ribu ton kedelai. Kabupaten dengan jumlah produksi jagung tertinggi adalah
Kabupaten Tuban dengan jumlah produksi sebesar 506,97 ribu ton. Sementara
Kabupaten dengan jumlah produksi kedelai tertinggi adalah Kabupaten
Banyuwangi sebesar 44,6 ribu ton.

b. Hortikultura
Produksi tanaman sayuran di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019
untuk tanaman bawang merah, cabai, kentang, tomat, bawang putih berturut-
turut sebesar 4.519,12 ribu ton, 1.990,44 ribu ton, 1.828,6 ribu ton, 384,50 ribu

LAPORAN PENDAHULUAN III - 6


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

ton, dan 67,75 ribu ton. kabupaten dengan jumlah produksi cabai tertinggi
adalah kabupaten Blitar dengan jumlah produksi sebesar 420,08 ribu ton. Untuk
Tanaman biofarmaka di provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 produksi
tanaman jahe sebesar 10,85 ribu ton, laos 2,94 ribu ton, kencur 934 ton dan
kunyit sebesar 25,93 ribu ton.

c. Perkebunan
Dari data luas tanaman perkebunan yang ada di Provinsi Jawa Timur
pada tahun 2018, yang mempunyai areal terluas adalah perkebunan kelapa,
yaitu sebesar 263.347 Ha dengan hasil produksi sebesar 244.057 ton. Diikuti
oleh luas areal perkebunan tebu 194.903 ha dengan produksi sebesar 1.066.628
ton.

d. Kehutanan
Data Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur memperlihatkan bahwa
hutan di Jawa Timur luasnya mencapai 1.361.146 ha, yang terdiri dari hutan
produksi seluas 782.772 ha, suaka alam dan pelestarian alam 233.632 ha, dan
hutan lindung seluas 344.742 ha. Untuk produksi kayu di Provinsi Jawa Timur
selama tahun 2019 produksi kayu bulat sebesar 3,91 juta kubik, kayu gergajian
sebesar 754,89 ribu kubik, dan kayu lapis sebesar 1,14 juta kubik.

e. Peternakan
Selain sebagai produsen tanaman pangan, Provinsi Jawa timur juga
merupakan salah satu propinsi penyangga komoditas hasil peternakan seperti
daging, telur dan produksi ternak ikutan lainnya. Pada tahun 2019 populasi sapi
potong di Provinsi Jawa Timur sebesar 4.705,07 ribu ekor dengan produksi
daging sebesar 103,29 ribu ton. Kabupaten dengan jumlah produksi daging sapi
terbesar adalah Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo yaitu berturut-turut
sebesar 11,32 ribu ton dan 9,07 ton. Untuk Produksi telur tercatat pada tahun
2019 Provinsi Jawa Timur sebesar 489,96 ribu ton. Kabupaten Blitar
merupakan Kabupaten penghasil telur terbesar di Jawa Timur dengan produksi
sebesar 163,36 ribu ton.

LAPORAN PENDAHULUAN III - 7


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

f. Perikanan
Jumlah produksi perikanan tangkap di Jawa Timur tahun 2018 yaitu
sebesar 564.399 ton dengan jumlah terbanyak yaitu perikanan laut sebanyak
551.925 ton. Sedangkan jumlah produksi perikanan budidaya sebesar
1.189.443 ton dengan jumlah terbanyak adalah budidaya rumput laut sebesar
532.596 ton.

4.1.6 Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur


a. Industri Besar dan Sedang
Jumlah perusahaan pada kategori besar dan sedang di Provinsi Jawa
Timur pada tahun 2019 didominasi oleh industri makanan dengan 1.170 usaha
dari total industry sejumlah 6.756 usaha. Sedangkan jumlah pekerja juga
didominasi oleh industri makanan dengan pekerja sebanyak 232.705 orang,
dari total pekerja sejumlah 1.087.846 pekerja. Jumlah perusahaan besar dan
sedang di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur paling banyak berada di
Kabupaten Sidoarjo dengan jumlah 1.094 usaha, kemudian disusul oleh
Kabupaten Pasuruan dengan 922 usaha dan Kota Surabaya dengan 901 usaha.

b. Industri Mikro dan Kecil


Jumlah perusahaan pada kategori mikro dan kecil di Provinsi Jawa Timur
pada tahun 2019 didominasi oleh industri makanan dengan 260.505 usaha dari
total industri sejumlah 779.390 usaha. Sedangkan jumlah pekerja didominasi
oleh industry pengolahan tembakau dan industry makanan dengan pekerja
masingmasing sebanyak 625.862 orang dan 570.621 orang, dari total pekerja
sejumlah 2.114.453 pekerja.

Tabel 4. 4 Jumlah Industri di Provinsi Jawa Timur


Kabupaten/Kot Jumlah industri
a Industri Besar dan Menengah Industri Mikro dan Kecil
Kabupaten
Pacitan 20 27.879
Ponorogo 48 32.280
Trenggalek 46 36.504
Tuungagung 158 39.778
Blitar 78 28.424
Kediri 132 29.797
Malang 324 41.572
Lumajang 72 8.521

LAPORAN PENDAHULUAN III - 8


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

Kabupaten/Kot Jumlah industri


a Industri Besar dan Menengah Industri Mikro dan Kecil
Jember 163 36.362
Banyuwangi 245 25.814
Bondowoso 59 37.157
Situbondo 68 18.026
Probolinggo 63 19.960
Pasuruan 922 29.000
Sidoarjo 1.094 19.777
Mojokerto 363 27.122
Jombang 132 27.165
Nganjuk 32 12.112
Madiun 18 14.327
Magetan 23 16.387
Ngawi 18 11.983
Bojonegoro 60 20.932
Tuban 143 10.990
Lamongan 174 21.966
Gresik 812 14.263
Bangkalan 11 21.212
Sampang 23 15.384
Pamekasan 24 52.592
Sumenep 83 29.221
Kota
Kediri 34 4.156
Blitar 10 4.417
Malang 190 10.360
Probolinggo 57 3.074
Pasuruan 53 5.433
Mojokerto 47 2.571
Madiun 29 3.013
Surabaya 901 16.248
Batu 27 3.611
Total 6.756 779.390
Sumber: Provinsi Jawa Timur Dalam Angka, 2021

4.1.7 Kondisi Jaringan Jalan

Jalan merupakan prasarana yang penting untuk memperlancar kegiatan


perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan, diperlukan
peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan
raya di Jawa Timur yang tergolong jalan provinsi adalah 1.421,00 km. Sekitar
47,26 persen dari total panjang jalan provinsi pada tahun 2018 adalah termasuk
dalam kategori baik, 43,82 persen termasuk dalam kategori sedang, rusak
ringan 8,62 persen dan berat ada 0,3 persen.

Tabel 4. 5 Panjang Jalan Kewenangan Provinsi Jawa Timur per Kabupaten (KM)

LAPORAN PENDAHULUAN III - 9


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

Panjang Jalan Panjang Jalan


Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
(Km) (Km)

Kabupaten  
2
1 Pacitan 102.29 Ngawi -
1
2
2 Ponorogo 42.35 Bojonegoro 48
2
2
3 Trenggalek - Tuban 82
3
2
4 Tulungagung 9.58 Lamongan 56
4
2
5 Blitar 29 Gresik 21
5
2
6 Kediri 78 Bangkalan -
6
2
7 Malang 70 Sampang 56.3
7
2
8 Lumajang 39 Pamekasan 54.6
8
2
9 Jember 128 Semenep 28
9
1
Banyuwangi 91 Kota
0
1
Bondowoso 68.88 1 Kediri 6.93
1
1
Situbondo 17.09 2 Blitar 5.25
2
1
Probolinggo - 3 Malang 10.6
3
1
Pasuruan 86 4 Probolinggo -
4
1
Sidoarjo 29 5 Pasuruan 1.29
5
1
Mojokerto 73 6 Mojokerto -
6
1
Jombang 61 7 Madiun -
7
1
Nganjuk 39 8 Surabaya 12
8
1
Madiun - 9 Batu 36.1
9
2
Magetan 39.06 Jawa Timur 1,421
0
Panjang jalan raya di Kabupaten Tuban mencapai 925.621 km yang
terbagi atas jalan nasional 94.051 km, jalan provinsi 82 Km dan jalan kabupaten
750.220 km. Dari total panjang jalan 787.375 km dalam kondisi baik 83 km
kondisi sedang dan 41.190 km dalam kondisi rusak. 909.983 km memiliki
perkerasan aspal.

LAPORAN PENDAHULUAN III - 10


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

4.2 Gambaran Umum Kabupaten Malang


4.2.1 Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah terbesar di Provinsi


Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi, Luas Kabupaten Malang sebesar
353.486 Ha atau 3.534,86 Km2 dan berada pada koordinat 112˚ 17’ 10,90” - 112˚
57’ 00,00” Bujur Timur, dan 7˚ 44’ 55,11” - 8˚ 26’ 35,45” Lintang Selatan.
Wilayah Kabupaten Malang terdiri atas kawasan daratan dan lautan, masing-
masing seluas 2.976,78 Km2 dan 557,81 Km2. Kabupaten Malang terletak antara
0 - 2000 m dpl. Wilayah datar sebagian besar terletak di Kecamatan
Bululawang, Godanglegi, Tajinan, Turen, Kepanjen, Pagelaran dan Pakisaji, serta
sebagian Kecamatan Singosari, Lawang, Karangploso, Dau, Pakis, Dampit,
Sumberpucung, Kromengan, Pagak, Kalipare, Donomulyo, Bantur, Ngajum dan
Gedangan. Wilayah bergelombang terletak diwilayah Sumbermanjing Wetan,
Wagir dan Wonosari. Daerah yang terjal atau perbukitan sebagian besar
terletak di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Poncokusumo, Jabung,
Wajak, Ampelgading, dan Tirtoyudo Adapun secara administratif batas-batas
wilayah Kabupaten Malang diantaranya adalah:

Sebelah Utara : Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten


Jombang
Sebelah Timur : Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo
Sebelah Selatan: Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri
Secara administrasi, Kabupaten Malang terbagi atas 33 Kecamatan, 12
Kelurahan, 378 Desa, 1.368 Dusun, 3.183 Rukun Warga (RW) dan 14.869 Rukun
Tetangga (RT). Pusat pemerintahan Kabupaten Malang berada di Kecamatan
Kepanjen sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Perpindahan Ibukota Kabupaten Malang dari
wilayah Kota Malang ke Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Berikut
merupakan tabel luas wilayah Kabupaten Malang.

Tabel 4. 6 Luas Wilayah Kabupaten Malang

LAPORAN PENDAHULUAN III - 11


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

Jumlah
Luas Wilayah Persentase Luas
No Kecamatan Kelurahan/Des
(Ha) Wilayah (%)
a
1 Donomulyo 10 19.260 6.47
2 Kalipare 9 10.539 3.54
3 Pagak 8 9.008 3.03
4 Bantur 10 15.915 5.35
5 Gedangan 8 13.055 4.39
6 Sumbermanjing 15 11.851 3.98
7 Dampit 12 13.531 4.55
8 Tirtoyudo 13 14.196 4.77
9 Ampelgading 13 7.960 2.67
10 Poncokusumo 17 10.299 3.46
11 Wajak 13 9.455 3.18
12 Turen 17 6.394 2.15
13 Bululawang 14 4.936 1.66
14 Gondanglegi 14 7.974 2.68
15 Pagelaran 10 4.583 1.54
16 Kepanjen 18 4.625 1.55
17 Sumberpucung 7 3.590 1.21
18 Kromengan 7 3.863 1.30
19 Ngajum 9 6.012 2.02
20 Wonosari 8 4.853 1.63
21 Wagir 12 7.543 2.53
22 Pakisaji 12 3.841 1.29
23 Tajinan 12 4.012 1.35
24 Tumpang 15 7.209 2.42
25 Pakis 15 5.362 1.80
26 Jabung 15 13.589 4.56
27 Lawang 12 6.823 2.29
28 Singosari 17 23.949 8.05
29 Karangploso 9 5.874 1.97
30 Dau 10 4.196 1.41
31 Pujon 10 13.054 4.39
32 Ngantang 13 14.770 4.96
33 Kasembon 6 5.557 1.87
Total 390 297.678 100
Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2021

LAPORAN PENDAHULUAN III - 12


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

LAPORAN PENDAHULUAN III - 13


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

4.2.2 Karakteristik Wilayah


A. Topografi
Topografi Kabupaten Malang wilayah daratan Kabupaten Malang
dibedakan menjadi beberapa wilayah ketinggian yaitu :

 Ketinggian 0-100 meter permukaan laut: 0% dari seluruh wilayah


dengan topografi relatif datar dan bergelombang.
 Ketinggian 100-500 meter permukaan laut: 75,76% dari seluruh
wilayah dengan topografi bergelombang dan bergunung.
 Ketinggian 500-1000 meter permukaan laut: 18,18% dari seluruh
wilayah dengan kondisi berbukit.
 Ketinggian >1000 meter permukaan laut: 3,03% dari seluruh wilayah
dengan topografi bergunung dan terjal.
B. Geologi
Ditinjau dari keadaan geologinya, sebagian besar wilayah Kabupaten
Malang terbentuk dari hasil gunung api kwarter muda yang meliputi areal
seluas 44,25 % atau 148.152,52 Ha dari seluruh luas Kabupaten Malang,
sedangkan sebagian kecil merupakan miosen facies baru gamping dengan luas
90.884,00 Ha atau 27,15 % dari luas Kabupaten Malang seluruhnya. Jenis tanah
di Kabupaten Malang terdiri dari jenis tanah alluvial, regosol, brown forest,
andosol, latosol, mediteran dan litosol. Jenis tanah ini tidak seluruhnya tersebar
di Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Malang.

Tabel 4. 7 Luas Daerah Berdasarkan Struktur Geologi di Kabupaten Malang


Luas
No Struktur Geologi
Ha %
1 Hasil Gunung Api Kwarter Muda 145.152,52 44,25
2 Hasil Gunung Api Kwarter Tua 41.741,61 12,47
3 Miosen Facies Gamping 90.884,00 27,15
4 Miosen Facies Sedimen 12..834,00 3,83
5 Alivium 40.135,87 11,99
6 Waduk 1.039,00 0,31
Jumlah 334.787,00 100,00
Sumber: RTRW Kabupaten Malang Tahun 2010-2030

C. Klimatologi
Kabupaten Malang memiliki iklim tropis dengan suhu antara 18,25 C
sampai dengan 31,45 C (suhu rata-rata dari empat stasiun pengamat cuaca

LAPORAN PENDAHULUAN III - 14


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

antara 23 C sampai 25 C). Tekanan udara yang paling tinggi dari empat
stasiun pengamat cuaca terjadi di Singosari 1.012,70 dan yang lain masih
dibawah angka tersebut.

Kelemahan udara yang diteliti lewat keempat stasiun, Stasiun Lawang


2.423 adalah menunjukkan angka tertinggi 84 % dan ratarata kecepatan angin
di empat stasiun pengamat antara 1,8 sampai dengan 4,7 Km/jam. Untuk curah
hujan di Kabupaten Malang ratarata pertahunnya 1.596 mm dengan hari hujan
84,85 per tahun, curah hujan turun antara bulan April-Oktober. Diantara kedua
musim tersebut ada musim peralihan antara bulan April - Mei dan Oktober-
November.

D. Hidrologi
Kabupaten Malang yang merupakan daerah dataran tinggi memiliki
drainase yang baik yakni tidak pernah tergenang air, kecuali pada dataran-
dataran yang kemampuan saluran drainasenya bermasalah. Drainase tanah
menunjukkan lama dan seringnya tanah jenuh terhadap kandungan air dan
menunjukkan kecepatan resapan air dari permukaan tanah. Di wilayah ini
terdapat genangan air berupa waduk Karangkates dan Selorejo yang menjadi
muara drainase dari berbagai wilayah.

Di Kabupaten Malang dilalui oleh beberapa sungai besar dan anak


sungai, anak-anak sungai yang ada sebagian dari Kali Konto dan Kali Brantas,
sungai-sungai tersebut ada beberapa yang masuk di waduk-waduk Karangkates
dan Selorejo, ada juga yang masuk Samudra Indonesia dan Laut Jawa.
Berdasarkan data yang ada di Kabupaten Malang terdapat 588 mata air dengan
debit 1 sampai di atas 200 liter/detik, debit tertinggi terdapat di Wendit
Kecamatan Pakis (1.100 liter/detik). Sedangkan kecamatan yang memiliki debit
air lebih dari 200 liter/detik adalah mata air yang berada di Tumpang, Pakis,
Singosari, Gondanglegi, Sumberpucung, Ngajum, Wagir, Ampelgading dan
Dampit.

LAPORAN PENDAHULUAN III - 15


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

E. Jenis Tanah
Terdapat beberapa jenis tanah yang tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten Malang. Persebaran jenis tanah di Kabupaten Malang didominasi
oleh jenis tanah latosol memiliki luas sebesar 86.260,36 Ha atau 25,77 % dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Malang. Mediteran mempunyai luas sebesar
55.811,30 Ha atau 16,67 %, litosol seluas 69.133,25 Ha atau 20,65 % dan
alluvial 28.003,25 Ha atau 8,36 % dari seluruh luas Kabupaten Malang. Brown
forest memiliki luas 6.142,25 Ha atau 1,83 % dari seluruh luas Kabupaten
Malang. Berikut merupakan tabel rincian jenis tanah di Kabupaten Malang.

Tabel 4. 8 Luas Jenis Tanah Kabupaten Malang berdasarkan Jenis dan Sifat Tanah
Luas
No. Jenis Tanah Sifat Tanah
Ha %
1 Andosol 43.783,42 13,08 Subur, mudah erosi
Tanah subur, tanah erosi, potensi untuk tanaman
2 Latosol 86.260,36 25,77
perkebunan
3 Mediteran 55.881,30 16,67 Mudah kena erosi, umumnya daerah hutan
4 Litosol 69.113,25 20,65 Mudah kena erosi umumnya daerah hutan
5 Alluvial 28.003,25 8,36 Potensi untuk pertanian umumnya daerah hutan
Daerah subur dan potensi untuk pertanian
6 Regosol 45.654,17 13,64
tinggal
7 Brown Forest 6.142,25 1,83 Potensi pertanian rendah kurang menyerap air
Jumlah 334.787,00 100,00
Sumber: RTRW Kabupaten Malang Tahun 2010-2030

F. Kemiringan dan Kedalaman Tanah


Sebagian besar wilayah Kabupaten Malang mempunyai kemiringan
lereng 48,69% hampir di seluruh dataran rendah Kabupaten Malang, sedangkan
untuk kemiringan lereng 28,85% berada pada daerah perbukitan dan
pegunungan, kemiringan lereng >22,46% berada pada daerah pegunungan.

Sebagian besar wilayahnya di Kabupten Malang, jika di lihat berdasarkan


kedalaman efektif tanah maka wilayah Kabupaten Malang berada pada
kedalaman > 90 cm yang mencakup areal seluas 278.925,56 Ha atau 83,31 %
dari luas Kabupaten Malang seluruhnya, sebagian besar kecamatan di
Kabupaten Malang, wilayahnya terletak pada kedalaman > 90 cm. Wilayah
dengan kedalaman ini baik untuk pertumbuhan perakaran tanaman. Sedangkan
yang memiliki kedalaman 60 - 90 cm di Kabupaten Malang meliputi areal seluas
35.528,89 Ha atau 10,61 % dari luas Kabupaten Malang seluruhnya. Wilayah ini

LAPORAN PENDAHULUAN III - 16


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

baik untuk tanaman semusim dan cukup baik untuk tanaman keras atau
tahunan. Wilayah yang berada pada kedalaman 30 - 60 cm di Kabupaten Malang
adalah seluas 17.804,55 Ha atau 5,32 % dari seluruh luas Kabupaten Malang
yang mana kondisi demikian ini cukup baik untuk tanaman keras/tahunan. Luas
wilayah di Kabupaten Malang yang berada pada kedalaman efektif tanah kurang
dari 30 cm adalah seluas 2.528,00 Ha atau 0,76% dari seluruh luas Kabupaten
Malang. Pada wilayah ini masih memungkinkan diusahakan tanaman semusim,
tetapi pada kedalaman 0 - 10 cm tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.
Berikut merupakan tabel rincian kedalaman tanah di Kabupaten Malang.

Tabel 4. 9 Luas Kedalaman Efektif Tanah di Kabupaten Malang


Klasifikasi Luas
No Kedalaman Efektif
Ha %
Tanah
1 > 90 cm 278.925,56 83,31
2 60 – 90 cm 35.528,89 10,61
3 30 – 60 cm 17.804,55 5,32
4 < 30 cm 2.528,00 0,76
Jumlah 334.787,00 100,00
Sumber: RTRW Kabupaten Malang Tahun 2010-2030

4.2.3 Karakteristik Kebencanaan


Berdasarkan posisi geografis, fisiografis, demografis, dan geologis
wilayah Kabupaten Malang tergolong rawan bencana alam berupa tsunami.
Identifikasi wilayah rawan bencana di Kabupaten Malang, yaitu:

1. Wilayah Potensi Bencana Banjir dan Longsor, meliputi:


a. Desa Lebakharjo dan Desa Simojayan Kecamatan Ampelgading;
b. Desa Kepatihan, Desa Sumbertangkil, Desa Pujiharjo dan Desa
Purwodadi Kecamatan Tirtoyudo;
c. Desa Gajahrejo, Desa Segaran, Desa Tumpakrejo dan Desa
Sidodadi Kecamatan Gedangan; d. Desa Banjarejo, Desa
Kedungsalam, Desa Tulungrejo dan Desa Sumberoto Kecamatan
Donomulyo;
d. Desa Sitiarjo dan Desa Tambakasri Kecamatan Sumbermanjing
Wetan;
e. Desa Pait dan Desa Wonoagung Kecamatan Kasembon;

LAPORAN PENDAHULUAN III - 17


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

f. Desa Kemiri Kecamatan Jabung;


g. Desa Selorejo, Desa Petungsewu Kecamatan Dau; dan
h. Desa Srimulyo Kecamatan Dampit.
2. Wilayah Potensi Bencana Alam Letusan Gunung Api, meliputi:
a. Kecamatan Poncokusumo dan Kecamatan Jabung yang berpotensi
bencana debu/abu vulkanik dari Gunung Bromo;
b. Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan
Dampit, Kecamatan Wajak dan Kecamatan Poncokusumo
berpotensi bencana debu/abu vulkanik dari Gunung Semeru;
c. Kecamatan Kasembon dan Kecamatan Ngantang berpotensi
bencana Bom-bom, lapili, awan pijar, piroklastik dan gas (S/S04,
S02) dari Gunung Kelud; dan
d. Kecamatan Pujon, Kecamatan Karangploso, Kecamatan Singosari
dan Kecamatan Lawang berpotensi bencana tahap gas solfatara-
fumarola hingga belerang (S04) dari Gunung Arjuno - Gunung
Welirang.
3. Wilayah Potensi Bencana Alam Gempa Bumi, meliputi Kecamatan
Gedangan, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Dampit,
Kecamatan Tirtoyudo dan Kecamatan Ampelgading.
4. Wilayah Potensi Bencana Alam Tsunami, meliputi Kecamatan Gedangan,
Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan
Ampelgading, Kecamatan Donomulyo dan Kecamatan Bantur.
5. Potensi Bencana Alam Angin Puting Beliung, mencakup wilayah
Kecamatan Pagak, Kecamatan Karangploso, Kecamatan Jabung,
Kecamatan Wagir, Kecamatan Kromengan, Kecamatan Pakis dan
Kecamatan Poncokusumo.

4.2.4 Kependudukan Kabupaten Malang

A. Kependudukan
Kabupaten Malang memiliki 33 Kecamatan dengan jumlah penduduk
yang berbeda pada tiap kecamatannya. Berdasarkan Kabupaten Malang dalam

LAPORAN PENDAHULUAN III - 18


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

Angka Tahun 2021, jumlah penduduk Kabupaten Malang pada tahun 2020
sebanyak 2.619.975 jiwa. Berikut merupakan rincian jumlah penduduk, dan
rasio jenis kelamin penduduk di Kabupaten Malang.

Tabel 4. 10 Jumlah, dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Malang Tahun
2021
Jumlah Rasio Jenis
No Kecamatan
Penduduk Kelamin
1 Donomulyo 62.585 101.87
2 Kalipare 59.545 99.82
3 Pagak 45.597 97.15
4 Bantur 68.824 100.71
5 Gedangan 53.289 105.13
6 Sumbermanjing 89.928 104.21
7 Dampit 118.479 100.58
8 Tirtoyudo 60.928 102.04
9 Ampelgading 52.000 102.54
10 Poncokusumo 92.648 102.10
11 Wajak 81.170 101.92
12 Turen 115.290 101.45
13 Bululawang 72.917 99.54
14 Gondanglegi 86.796 99.20
15 Pagelaran 68.147 100.96
16 Kepanjen 109.634 98.49
17 Sumberpucung 55.460 97.75
18 Kromengan 38.033 97.10
19 Ngajum 49.504 97.95
20 Wonosari 41.357 96.13
21 Wagir 93.211 102.89
22 Pakisaji 93.157 99.51
23 Tajinan 55.119 99.82
24 Tumpang 75.657 99.91
25 Pakis 171.657 101.49
26 Jabung 75.365 103.36
27 Lawang 114.928 99.67
28 Singosari 190.487 101.20
29 Karangploso 89.032 102.41
30 Dau 82.220 104.37
31 Pujon 69.040 105.13
32 Ngantang 56.376 101.92
33 Kasembon 31.595 103.16
Total 2.619.975 101.07
Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka, 2021

Berdasarkan Tabel 4.10, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk


terbesar di Kabupaten Malang terletak pada Kecamatan Singosari sebesar
190.487 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil berada pada Kecamatan
Kasembon dengan jumlah 31.595 jiwa. Pada tabel yang disajikan juga

LAPORAN PENDAHULUAN III - 19


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

menunjukan bahwa rasio jenis kelamin terbesar terletak pada Kecamatan Pujon
dengan rasio jenis kelamin sebesar 1,05.

B. Ketenagakerjaan
Potensi ketenagakerjaan di Kabupaten Malang menunjukkan kondisi
yang fluktiatif. Walaupun demikian, pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi
senantiasa diikuti dengan upaya-upaya perluasan lapangan kerja sehingga
mampu mengurangi tingkat pengangguran dan dampaknya. Perluasan lapangan
kerja juga belum memberikan peluang yang setara bagi perempuan untuk
berperan pada sektor produktif. Indikator utama ketenagakerjaan yang sering
digunakan sebagai indikasi keberhasilan dalam menangani masalah
pengangguran adalah perhitungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). TPAK merupakan indikator yang
digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi tenaga kerja yang aktif dalam
kegiatan ekonomi (bekerja dan mencari pekerjaan) sedangkan TPT merupakan
perbandingan antara jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Malang pada


tahun 2020 adalah sebesar 71,62 persen, yang artinya dari seluruh penduduk
berusia 15 tahun ke atas sebanyak 71,62 persennya sedang bekerja atau
mencari pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika Kabupaten
Malang, jumlah penduduk dengan status “bekerja” yang terdaftar pada tahun
2020 adalah sebanyak 1.402.920 jiwa dan penduduk dengan status
“pengangguran terbuka” sebanyak 81.532 jiwa.

4.2.5 Karakteristik Transportasi


Transportasi merupakan unsur yang penting dalam sistem perhubungan
suatu wilayah. Tanpa adanya sistem transportasi yang memadai akan sulit
untuk menghubungkan seluruh daerah, dimana sistem transportasi memiliki
peran vital dalam distribusi logistik antar daerah. Transportasi terdiri dari
beberapa unsur antara lain; jalan, alat angkutan, tenaga penggerak, dan tempat
perhentian.

LAPORAN PENDAHULUAN III - 20


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

Karakteristik transportasi dapat ditinjau berdasarkan panjang jalan


menurut pemerintahan yang berwenang mengelolanya di Kabupaten Malang
dan jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Malang. Berikut merupakan
rincian data-data tersebut.

Tabel 4. 11 Panjang Jalan Menurut Pemerintahan yang Berwenang Mengelolanya


di Kabupaten Malang (km) Tahun 2017-2020
Panjang Jalan (Km)
Tahun Negar
Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah
a
2017 115,63 110,12 1.668,76 1.894,51
2018 140,37 69,71 1.668,76 1.878,84
2019 140,37 69,71 1.668,76 1.878,84
2020 140,37 69,71 1.668,76 1.878,84
Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka Tahun 2021

Jumlah kendaraan di Kabupaten Malang terus meningkat setiap tahun


dan jenisnya didominasi oleh sepeda motor. Pada tahun 2020, terdapat 730.686
unit sepeda motor yang teregistrasi di Kantor Samsat. Mobil penumpang
merupakan jenis kendaraan terbanyak kedua dengan jumlah 48.807 unit lalu
disusul oleh truk sebanyak 31.063 unit.

LAPORAN PENDAHULUAN III - 21


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

LAPORAN PENDAHULUAN III - 22


KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

4.2.6 Karakteristik Perekonomian


Perekonomian daerah Kabupaten Malang, mengalami pertumbuhan sebesar
5,49% yaitu dengan PDRB tahun 2019 sebesar Rp103,76 triliun dan tercatat bahwa
kontribusi tertinggi terhadap pendapatan domestik adalah Sektor Industri Pengolahan
sebesar 32,12 %, Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 19,21%; dan Sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh sebesar 15,04%.
Kondisi perekonomian Kabupaten Malang dapat digambarkan melalui laju
pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan menurut
lapangan usaha tahun 2017-2019. Data PDRB Kabupaten Malang dijelaskan melalui tabel
berikut.

Tabel 4. 12 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Malang atas dasar Harga Konstan (2017-
2019)
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
  Kategori Lapangan Usaha Malang Menurut Lapangan Usaha (Persen)
2017 2018 2019
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.70 -1.95 0.87
B Pertambangan dan Penggalian 5.12 3.16 1.01
C Industri Pengolahan 5.66 7.35 7.56
D Pengadaan Listrik dan Gas 5.92 5.26 5.41
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 6.89 5.99 2.89
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 7.03 7.35 6.16
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 7.00 6.66 4.83
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 8.00 8.50 4.48
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 8.24 8.82 8.69
Minum
J Informasi dan Komunikasi 7.24 7.73 7.47
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2.90 4.90 3.78
L Real Estate 5.38 7.83 7.94
M, N Jasa Perusahaan 5.48 7.79 7.68
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
O 1.89 4.27 3.07
dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 4.37 5.85 6.07
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.82 7.58 7.11
R, S, T, U Jasa lainnya 4.93 6.10 5.67
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.43 5.55 5.49
Sumber: Data Badan Pusat Statistika Kabupaten Malang, 2021

LAPORAN PENDAHULUAN IV - 23
KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

4.2.7 Potensi Wilayah Kabupaten Malang


Klasifikasi pengembangan wilayah Kabupaten Malang meliputi hutan bakau,
perikanan, perkebunan, permukiman dan hutan. Seiring dinamika sosial ekonomi
masyarakat, pengembangan kawasan di Kabupaten Malang senantiasa menimbulkan
masalah berupa kerusakan alam dan lingkungan, seperti banjir, erosi, longsor, kerusakan
hutan, kekeringan, alih fungsi lahan, sumber daya manusia yang rendah, pengangguran,
dan terbatasnya ketersediaan lahan. Oleh karena itu, tata kelola pengembangan wilayah
perlu dilakukan secara terfokus agar aspek keberlanjutan dan aspek keberdayaan
masyarakat dapat terwujud secara bersama.

Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Malang diarahkan ke pengembangan


kawasan (a) Agroekowisata yang berpusat di Kecamatan Poncokusumo dan daerah
sekitarnya seperti Wajak, Pakis, Bromo, Jabung, dan Tumpang yang disebut sebagai
Kawasan “Poncowismojatu”. Pengembangan diwilayah tersebut diarahkan pada
pengembangan potensi pertanian yang diintegrasikan dengan potensi pariwisata. Wisata
Gunung Bromo sebagai salah satu destinasi wisata alam andalan Kabupaten Malang,
berupaya dikembangkan melalui optimalisasi potensi pada kawasan sekitar seperti
pertanian holtikultura yang melimpah, bentang alam dan aktifitas religi dan budaya
masyarakat Tengger; (b) Gunung Kawi di Kecamatan Wonosari dengan suguhan wisata
ritualnya antara lain pesarean, mitos dan kepercayaan yang berkembang dan ekspresi-
ekspresi budaya masyarakat seperti Gebyar Suroan dan Kirab Budaya Agung; (c) Wisata
Selorejo di Kecamatan Ngantang menawarkan keindahan bendungan yang dikelilingi
gunung, penginapan yang artistik dan aneka produk olahan perikanan; (d) Potensi alam
pesisir Sendangbiru di Kecamatan Sumbermanjing Wetan yang memiliki potensi
perikanan tangkap dan olahan yang sangat besar.

A. Sektor Pertanian
Menurut Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan sebagian besar
wilayah Kabupaten Malang merupakan lahan pertanian, yaitu sekitar 45.851 hektar
merupakan lahan sawah, 100.691 hektar adalah tegal/ladang/kebun, dan 26.534 hektar
adalah areal perkebunan. Beberapa komoditas pertanian Untuk mendukung potensi
tersebut fasilitas jaringan irigasi telah banyak dibangun, diantaranya meliputi

LAPORAN PENDAHULUAN IV - 24
KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

bendungan tetap, bangunan air, sumber air, pintu air dan saluran pembawa air yang
diperuntukkan untuk mencukupi kebutuhan pengairan lahan sawah seluas 45.851
hektar (Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air).

Sebagian besar jaringan irigasi merupakan irigasi teknis yang mengairi sekitar
28.393 hektar (61,10 persen) lahan sawah. Sedangkan irigasi semi teknis sekitar 11.593
hektar (24,94 persen) dan irigasi sederhana sekitar 6.479 hektar (13,94 persen).
Menurut catatan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air selama tahun 2020 tidak
terjadi pengalihan fungsi (mutasi) lahan. Selain komoditi padi dan palawija.

B. Sektor Perkebunan
Komoditi lain yang tercakup dalam tanaman bahan makanan (tabama) yang
cukup potensi adalah komoditi hortikultura. Beberapa komoditi perkebunan rakyat yang
tercatat pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan adalah cengkeh,
kelapa, kapuk randu, kopi, kakao rakyat, tebu, dan tembakau. Melihat kondisi alam
Kabupaten Malang yang sejuk, maka wajar bila komiditi hotikultura cukup potensi.
Menurut BPS, Statistik Pertanian Hortikultura SPH tercatat 20 komoditi sayuran dan 20
komoditi buah buahan yang potensi untuk dikembangkan di Kabupaten Malang.
Produksi sayuran pada tahun 2020 umumnya meningkat, sedangkan produksi buah-
buahan berfluktuasi dari tahun ke tahun.

C. Sektor Peternakan
Populasi dan produksi ternak (daging, telor dan susu) pada tahun 2020 umumnya
meningkat. Ternak andalan Kabupaten Malang adalah ternak sapi, baik sapi perah
maupun sapi potong. Populasi ternak sapi (perah dan potong) dari tahun ke tahun selalu
meningkat. Dari sekitar 86.986 ekor populasi sapi perah sekitar 24.483 ekor (28,15
persen) berada di Kecamatan Pujon.

D. Sektor Perikanan
Produksi perikanan Kabupaten Malang terdiri dari produksi tangkap dan
budidaya. Perikanan tangkap meliputi perikanan tangkap di laut dan perairan umum
seperti bendungan/waduk, rawa dan sungai. Produksi perikanan budidaya meliputi
produksi perairan tawar (kolam, minapadi, minamendong, jaring sekat/kolam jaring
apung (KJA) dan payau (tambak). Perkembangan armada perikanan terutama armada

LAPORAN PENDAHULUAN IV - 25
KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

laut dari tahun ke tahun meningkat. Alat tangkap yang digunakan umumnya pancing
lainnya sekitar 1.793 buah. Produksi perikanan tangkap menghasilkan 476,05 ton hasil
penangkapan di perairan umum dan 13.693,35 ton hasil penangkapan di laut. Hasil
produksi perikanan budidaya sebesar 11.174,07 ton.

E. Sektor Industri
Potensi Industri di Kabupaten Malang adalah banyaknya jumlah Perusahaan
Industri Manufaktur Besar dan Sedang dengan jumlah sebanyak 265 perusahaan.
Kelompok industri manufaktur besar dan sedang terbanyak didominasi oleh kelompok
industri makanan, yaitu sebanyak 61 perusahaan atau 23,39 persen, industri pengolahan
tembakau sebanyak 41 perusahaan atau 15,47 persen, industri barang galian bukan
logam sebanyak 31 perusahaan atau 11,69 persen, dan industri karet, barang dari karet
dan plastik sebanyak 18 perusahaan atau 6,79 persen. Yang masing- masing didominasi
oleh penanaman modal non fasilitas.

Perusahaan industri manufaktur besar dan sedang di Kabupaten Malang selama


tahun 2018 mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 45.862 orang, terdiri dari 19.833
tenaga kerja laki-laki dan 26.029 tenaga kerja perempuan. Bila diamati menurut
kelompok industri, penyerapan tenaga kerja terbanyak pada kelompok Industri
Pengolahan Tembakau yaitu 18.622 orang atau 40,60 persen, Industri Makanan
menyerap tenaga kerja sebanyak 6.416 orang 13,99 persen, Industri Furnitur menyerap
tenaga kerja sebanyak 2.988 orang atau 6,52 persen, Industri Barang Galian Bukan
Logam 2.844 orang atau 6,20 persen, serta Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus
(Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2.577 orang atau 5,62 persen. Sedangkan
Kelompok industri dengan penyerapan tenaga kerja paling sedikit adalah kelompok
Industri Logam Dasar dan Industri Alat Angkutan Lainnya dengan penyerapan tenaga
kerja masing-masing sebanyak 72 orang atau 0,16 persen dan 17 orang atau 0,04 persen.

F. Sektor Pariwisata
Sektor wisata merupakan salah satu industri yang ramah lingkungan dan
berperan besar bagi pendapatan wilayah jika dapat dikelola secara baik. Kabupaten
Malang memiliki obyek wisata yang beranekaragam dan tersebar di seluruh kecamatan,

LAPORAN PENDAHULUAN IV - 26
KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

obyek wisata di Kabupaten Malang secara umum diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis
yaitu jenis wisata alam seperti pantai, pegunungan, air terjun, wisata buatan seperti
kawasan bermain dan perkebunan agropolitan buatan, selain itu ada pula jenis wisata
sejarah seperti kawasan wisata candi Kidal dan Candi Jago. Terdapat obyek wisata
khusus berupa wisata religius yaitu pesarean Gunung Kawi. Obyek wisata di Kabupaten
Malang saat ini masih banyak yang belum tersentuh dan dikembangkan. Obyek wisata
unggulan yang ada meliputi Sengkaling, Candi Badut, Puncak Dieng, Candi Singosari,
Stupa Sumber Awan, kebun teh, Coban Glotak, Sumber air di Gunung Ronggo dan Wendit

Wisatawan yang berkunjung di tempat wisata wilayah Kabupaten Malang pada


tahun 2020 untuk wisatawan asing sebanyak 3.412 orang dan untuk wisatawan
domestik sebanyak 1.099.945 orang. Potensi wisata yang memadai terdiri dari wisata
pantai, pemandian, alam, hutan/wana, peninggalan sejarah dan lain-lain. Beberapa lokasi
wisata yang sudah cukup terkenal adalah Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, Pantai
Sendangbiru, Arung Jeram (rafting) Bayem, Pemandian Wendit, Taman Rekreasi
Sengkaling dan Wisata Pesarean Gunung Kawi, dan beberapa lokasi wisata lainnya yang
cukup potensial untuk dikembangkan.

Guna efektifitas dan efisiensi percepatan dan pemerataan pembangunan


Kabupaten Malang dibagi menjadi 6 wilayah pengembangan (WP) sebagaimana diatur
dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata ruang dan
Wilayah (RTRW):

1. WP I lingkar Kota Malang yang berorientasi ke Kota Malang (meliputi Kecamatan


Dau, Kecamatan Karangploso, Kecamatan Lawang, Kecamatan Singosari,
Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Wagir, Kecamatan Tajinan, Kecamatan
Bululawang, Kecamatan Pakis), memiliki potensi pengembangan sub sektor
perdagangan dan jasa, pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan),
industri, pariwisata serta transportasi udara, dengan prioritas pengembangan
infrastruktur; 1) Peningkatan akses jalan tembus terkait Kota Malang; 2)
Pengembangan jalan Malang–Batu; 3) Peningkatan konservasi lingkungan; 4)

LAPORAN PENDAHULUAN IV - 27
KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

Peningkatan kualitas koridor jalan Kota Malang – Bandara Abdul Rahman Saleh
dan pengembangan permukiman.

2. WP II Kepanjen dengan pusat di perkotaan Kepanjen (meliputi Kecamatan


Kepanjen, Kecamatan Wonosari, Kecamatan Ngajum, Kecamatan Kromengan,
Kecamatan Pagak, Kecamatan Sumberpucung, Kecamatan Kalipare, Kecamatan
Donomulyo, Kecamatan Gondanglegi, Kecamatan Pagelaran), memiliki potensi
pengembangan sub sektor perdagangan dan jasa skala Kabupaten, pertanian
(tanaman pangan, hortikultura, perkebunan), peternakan, perikanan darat,
industri, pariwisata, kehutanan serta pariwisata pilgrim, dengan prioritas
pengembangan infrastruktur: 1) Jalan Lingkar Timur dan penyelesaian Jalan
Lingkar Barat Kepanjen; 2) Peningkatan akses menuju Gunung Kawi dan Wisata
Ngliyep; 3) Jalan penghubung antar sentra ekonomi di perdesaan dengan pusat
kecamatan; 4) Peningkatan kapasitasjalan akses/sirip JLS; 5) Peningkatan sediaan
air bersih pada kawasan rawan kekeringan dan pengembangan permukiman.

3. WP III Ngantang dengan pusat pelayanan di perkotaan Ngantang (meliputi


Kecamatan Ngantang, Kecamatan Pujon, Kecamatan Kasembon), memiliki potensi
pengembangan di sub sektor pariwisata antara lain Bendungan Selorejo,
pertanian (tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan), peternakan, industri
serta perikanan, dengan prioritas pengembangan infrastruktur: 1) Jalan menuju
sentra produksi pertanian di perdesaan; 2) Jalan penghubung dengan Blitar dari
Ngantang; 3) Peningkatan pengelolaan tanah pada kawasan rawan longsor
sepanjang Pujon– Ngantang–Kasembon–Kandangan; 4) Peningkatan sediaan air
di perdesaan dan penunjang irigasi; 5) Pengembagan dan peningkatan jalan
kabupaten sebagai alternatif provinsi.

4. WP IV Tumpang dengan pusat pelayanan di perkotaan Tumpang (meliputi


Kecamatan Tumpang, Kecamatan Poncokusumo, Kecamatan Wajak, Kecamatan
Jabung), memiliki potensi pengembangan sub sektor pariwisata, pertanian
(tanaman pangan, sayuran, hortikultura, dan perkebunan), Peternakan, Perikanan
serta Industri; dengan prioritas pengembangan infrastruktur: 1) Jalan utama

LAPORAN PENDAHULUAN IV - 28
KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

Pakis–Tumpang–Poncokusumo–Ngadas–Bromo; 2) Jalan pada pusat ekonomi di


perdesaan; 3) Jalan tembus utama antar kecamatan; 4) Perbaikan sistem irigasi
dan sediaan air; di WP ini dikembangkan Kawasan Agropolitan Poncokusumo
termasuk pengembangan kawasan wisata menuju Gunung Bromo dan kawasan
Minapolitan Wajak.

5. WP V Turen dan Dampit (meliputi Kecamatan Turen, Kecamatan Dampit,


Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Ampelgading) dengan pusat pelayanan sosial di
Turen, dan pusat pelayanan ekonomi di Dampit, memiliki potensi pengembangan
sub sektor pertanian (tanaman pangan dan perkebunan), peternakan, perikanan
dan kelautan, industri, pariwisata serta kehutanan, dengan prioritas
pengembangan infrastruktur 1) Jalan menuju perdesaan pusat produksi, 2) Jalan
menuju pantai selatan (untuk perikanan dan pariwisata), 3) Jalan khusus
penunjang ekonomi sekaligus untuk evakuasi bencana (bila terjadi letusan
Gunung Semeru) dan kemungkinan tsunami, 4) Peningkatan irigasi dan sediaan
air; dikawasan ini dikembangkan peternakan kambing Peranakan Etawa (PE).

6. WP VI Sumbermanjing Wetan dengan pusat pelayanan di perkotaan Sendangbiru


(meliputi Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Gedangan, Kecamatan
Bantur), memiliki potensi pengembangan sub sektor pertanian (perkebunan,
tanaman pangan), perikanan laut, pertambangan, industri, pariwisata serta
kehutanan, dengan prioritas pengembangan infrastruktur 1) Jalan kearah
perdesaan pusat produksi, 2) Jalan menuju pantai selatan (untuk perikanan dan
pariwisata), 3) Pengembangan pelabuhan berskala nasional, 4) Jalur jalan khusus
untuk evakuasi bencana (kemungkinan tsunami), 5) Peningkatan irigasi dan
sediaan air; dikawasan ini dikembangkan Pelabuhan Perikanan Nusantara
Sendangbiru dan direncanakan pembangunan pelabuhan umum.

Table of Contents
4.1 Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur................................................................................1
4.1.1 Kondisi Administratif.....................................................................................................1

LAPORAN PENDAHULUAN IV - 29
KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

4.1.2 Kondisi Fisik Dasar........................................................................................................1


4.1.3 Kependudukan...............................................................................................................3
4.1.4 Perekonomian................................................................................................................5
4.1.5 Potensi Wilayah..............................................................................................................6
4.1.6 Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur........................................................................8
4.1.7 Kondisi Jaringan Jalan....................................................................................................9
4.2 Gambaran Umum Kabupaten Malang.................................................................................10
4.2.1 Letak dan Kondisi Geografis........................................................................................10
4.2.2 Karakteristik Wilayah..................................................................................................14
4.2.3 Karakteristik Kebencanaan.........................................................................................17
4.2.4 Kependudukan Kabupaten Malang.............................................................................18
4.2.5 Karakteristik Transportasi..........................................................................................20
4.2.6 Karakteristik Perekonomian.......................................................................................23
4.2.7 Potensi Wilayah Kabupaten Malang...........................................................................24

LAPORAN PENDAHULUAN IV - 30
KAJI ULANG RENCANA JALAN LINGKAR TIMUR KABUPATEN MALANG

LAPORAN PENDAHULUAN IV - 31

Anda mungkin juga menyukai