Anda di halaman 1dari 21

COVER

COVER DALAM
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Perumusan Masalah

1.3. Maksud dan Tujuan

1.4. Ruang Lingkup

1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah

1.4.2. Ruang Lingkup Kegiatan

1.5. Kerangka Pikir Penelitian

1.6. Sistematika Pembahasan


BAB 2
TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN

2.1. Tinjauan Teori


2.1.1. Definisi Konsentrasi Spasial

2.1.2. Teori Growth Centre

2.1.3. Aglomerasi

2.1.4. Spesialisasi Industri

2.1.5. Infrastruktur Industri

2.1.6. Konsep Pengembangan dan Ketimpangan Wilayah

2.2. Tinjauan Kebijakan


2.2.1. Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian

2.2.2. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang Rencana


Induk Pembangunan Industri Nasional 2015 – 2035

2.2.3. Peraturan Pemerintah No. 142 Tahun 2015 tentang Kawasan


Industri
2.2.4. Permen Perindustrian No. 40 Tahun 2016 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Kawasan Industri

2.2.5. Permen Perindustrian No. 142 Tahun 2015 tentang Kawasan


Industri

2.2.6. Peraturan Menteri Perindustrian No. 139 tentang Peta Panduan


(Road Map) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Jawa
Barat

2.2.7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 22 Tahun 2010


tentang Rencana Tata
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data

3.2. Metode Analisis Penelitian


3.2.1. Analisis Deskriptif

3.2.2. Analisis Indeks Entropi

3.2.3. Analisis Hoover Balasa

3.2.4. Analisis LQ dan Shift Share


BAB 4
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Profil Provinsi Jawa Barat


4.1.1. Letak Administrasi Wilayah
Provinsi Jawa Barat secara astronomis terletak antara 5 o 50’ - 7o 50’
Lintang Selatan dan 104o48’ - 108o 48’ Bujur Timur. Luas wilayah Jawa Barat
adalah berupa daratan seluas 37.044,858 km2. Berdasarkan posisi
geografisnya, Provinsi Jawa Barat memiliki batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi DKI


Jakarta;

Sebelah Timur : berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah;

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Samudra Indonesia; dan

Sebelah Barat : berbatasan dengan Provinsi Banten.

Secara administratif pemerintahan, wilayah Jawa Barat terbagi


kedalam 27 kabupaten/ kota, meliputi 18 kabupaten yaitu Kabupaten Bogor,
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung
Barat dan 9 kota yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota
Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, dan Kota
Banjar.

Provinsi Jawa Barat hanya memiliki 30 pulau terpisah yang terletak di


Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Indramayu dan
Pangandaran. Secara jarak, kabupaten yang terjauh dari ibukota Provinsi
adalah Kabupaten Pangandaran dengan jarak 132,12 km. Untuk lebih
jelasnya mengenai letak administrasi wilayah dan luas wilayah Provinsi Jawa
Barat secara geografis dapat dilihat pada Gambar Peta dan Tabel dibawah ini.
Tabel Luas Wilayah Provinsi Jawa Barat

Persentase
Luas Area
No Kabupaten/Kota terhadap Luas
(km2/sq.km)
Provinsi
KABUPATEN

1 Bogor 2.991,78 8,08%

2 Sukabumi 4.164,15 11,24%

3 Cianjur 3.631,92 9,81%

4 Bandung 1.740,84 4,70%

5 Garut 3.101,24 8,37%

6 Tasikmalaya 2.705,86 7,31%

7 Ciamis 1.595,94 4,31%

8 Kuningan 1.192,90 3,22%

9 Cirebon 1.071,95 2,89%

10 Majalengka 1.330,17 3,59%

11 Sumedang 1.566,20 4,23%

12 Indramayu 2.076,06 5,60%

13 Subang 2.165,55 5,85%

14 Purwakarta 993,09 2,68%

15 Karawang 1.913,71 5,17%

16 Bekasi 1.251,02 3,38%

17 Bandung Barat 1.283,44 3,47%

18 Pangandaran 1.128,18 3,05%

KOTA

19 Bogor 111,37 0,30%

20 Sukabumi 48,31 0,13%

21 Bandung 166,59 0,45%

22 Cirebon 39,44 0,11%

23 Bekasi 213,04 0,58%

24 Depok 199,91 0,54%

25 Cimahi 42,43 0,11%


Persentase
Luas Area
No Kabupaten/Kota terhadap Luas
(km2/sq.km)
Provinsi
26 Tasikmalaya 183,94 0,50%

27 Banjar 131,01 0,35%

Jawa Barat 37.040,04 100%


Sumber: Provinsi Jawa Barat Dalam Angka, 2023

4.1.2. Sumber Daya Alam dan Fisik

A. Kondisi Topografi
Provinsi Jawa Barat merupakan daratan yang dibedakan atas wilayah
pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m dpl,
wilayah lereng bukit yang landai di tengah dengan ketinggian 100-1.500 m
dpl, wilayah dataran luas di utara dengan ketinggian 0-10 mdpl, dan wilayah
aliran sungai. Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan struktur
geologi yang kompleks dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah
dan selatan serta dataran rendah di wilayah utara. Memiliki kawasan hutan
dengan fungsi hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi yang
proporsinya mencapai 22,10% dari luas Jawa Barat; curah hujan berkisar
antara 2000-4000 mm/th dengan tingkat intensitas hujan tinggi; memiliki 40
Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan debit air permukaan 81 milyar m 3/tahun
dan air tanah 150 juta m3/th.

B. Kondisi dan Perkembangan Tutupan Lahan


Tutupan lahan di Provinsi Jawa Barat mengalami perubahan yang
signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hutan lahan kering primer, yang
merupakan hutan asli, mengalami penurunan akibat ekspansi kegiatan
manusia seperti perambahan hutan dan konversi lahan untuk penggunaan
lain seperti pertanian, perkebunan, dan permukiman. Begitu pula dengan
hutan lahan kering sekunder dan hutan mangrove sekunder, yang juga
mengalami penurunan akibat aktivitas manusia.
Di sisi lain, luasan hutan tanaman industri (HTI) mengalami
peningkatan sebagai upaya pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Begitu
juga dengan perkebunan, terutama perkebunan teh, kopi, kelapa sawit, dan
karet yang mengalami ekspansi. Permukiman pun mengalami peningkatan
akibat pertumbuhan populasi dan urbanisasi, serta pertambangan yang
berkembang di beberapa daerah.

Pertanian lahan kering, baik yang bercampur dengan semak/belukar


maupun tidak, serta sawah juga masih menjadi komposisi penting tutupan
lahan di provinsi ini, namun mengalami perubahan dalam penggunaan lahan.
Lahan rawa dan tambak masih ada, namun menghadapi tekanan akibat
perubahan penggunaan lahan dan degradasi ekosistem.

Di samping itu, terdapat pula lahan tanah terbuka yang masih


digunakan untuk berbagai kegiatan seperti peternakan, perikanan, dan
rekreasi. Tubuh air seperti sungai, danau, dan waduk juga menjadi komposisi
penting tutupan lahan di provinsi ini, namun menghadapi tantangan dalam
pengelolaan sumber daya air dan kualitas air akibat polusi dan perubahan
iklim.

Perkembangan tutupan lahan di Provinsi Jawa Barat memperlihatkan


adanya dinamika antara ekspansi kegiatan manusia dan upaya pengelolaan
sumber daya alam yang berkelanjutan. Dibutuhkan upaya yang berkelanjutan
dalam pengelolaan tutupan lahan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem,
ketersediaan sumber daya alam, serta kesejahteraan masyarakat di provinsi
ini.

C. Kondisi Kebencanaan

4.1.3. Kondisi Kependudukan dan Sosial Budaya

A. Jumlah dan Perkembangan Penduduk


Sensus Penduduk 2020 mencatat penduduk Jawa Barat pada bulan
September 2021 sebanyak 48,78 juta jiwa. Berdasarkan hasil Proyeksi
Penduduk Interim 2021-2023, tahun 2022 jumlah penduduk di Provinsi Jawa
Barat mencapai 49,40 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk Jawa
Barat 2021-2022 sebesar 1,28 persen. Data tahun 2022, jumlah penduduk
laki-laki di Jawa Barat sebanyak 25,06 juta orang, atau 50,73 persen dari
penduduk Jawa Barat. Sementara, jumlah penduduk perempuan di Jawa
Barat sebanyak 24,33 juta orang, atau 49,26 persen dari penduduk Jawa
Barat. Dari kedua informasi tersebut, maka rasio jenis kelamin penduduk
Jawa Barat sebesar 103, yang artinya terdapat 103 laki-laki per 100
perempuan di Jawa Barat pada tahun 2022.

Dengan luas daratan Jawa Barat sebesar 35,38 ribu kilometer persegi,
maka kepadatan penduduk Jawa Barat sebanyak 1.379 jiwa per kilometer
persegi. Angka ini meningkat dari hasil SP2020 yang mencatat kepadatan
penduduk Jawa Barat sebanyak 1.396,52 jiwa per kilometer persegi. Jumlah
penduduk Jawa Barat paling besar masih di wilayah Kabupaten Bogor.
Dengan luas geografis sebesar 7,66 persen wilayah Jawa Barat, Kabupaten
Bogor dihuni oleh 5,56 juta penduduk atau 11,27 persen penduduk Jawa
Barat. Jumlah penduduk terbesar kedua terdapat di Kabupaten Bandung
dengan jumlah penduduk sebanyak 3,71 juta orang, yaitu sebesar 7,53
persen. Sementara jumlah penduduk paling kecil di Kota Cirebon dan Kota
Banjar dengan jumlah penduduk masing-masing sebanyak 341,24 ribu atau
sebesar 0,69 persen dan 206,46 ribu atau sebesar 0,42 persen.

B. Penduduk Berdasarkan Tingkat Kepadatan

C. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

D. Penduduk Berdasarkan Usia

E. Penduduk Berdasarkan Angkatan Kerja


Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur
15 tahun dan lebih. Mereka terdiri dari “Angkatan Kerja” dan “Bukan
Angkatan Kerja”. Proporsi penduduk yang tergolong “Angkatan Kerja” adalah
mereka yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Keterlibatan penduduk dalam
kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk yang masuk dalam pasar
kerja yakni yang bekerja atau mencari pekerjaan. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah
Angkatan kerja untuk setiap 100 penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja
merupakan semua orang yang berumur 15 tahun ke atas. Penduduk usia
kerja mengalami tren yang cenderung meningkat seiring bertambahnya
jumlah penduduk di Jawa Barat. Penduduk usia kerja pada Agustus 2022
sebanyak 38,66 juta orang, naik sebanyak 0,57 juta orang dari keadaan
Agustus 2021 dengan Jumlah penduduk sebanyak 38.09 Juta Orang. Jumlah
angkatan kerja pada Agustus 2022 sebanyak 25,57 juta orang, naik 0,83 juta
orang dibandingkan Agustus 2021. Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan
kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat menjadi
66.15 persen dibanding 2021 yang sebesar 64,95 persen. Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 8, 31 persen, turun
turun jika dibandingkan Agustus 2021 dengan TPT sebesar 9.82 persen.
Penduduk yang bekerja di Provinsi Jawa Barat sebanyak 23,45 juta orang,
meningkat sebanyak 1,14 juta orang dari Agustus 2021. Sementara bila
dilihat dari kelompok umur penduduk yang bekerja terkonsentrasi pada
penduduk dengan kelompok umur 25- 29 tahun yaitu sebanyak 3,03 juta
jiwa.

4.1.4. Kondisi Perekonomian Wilayah Jawa Barat

4.1.5. Dinamika Pembangunan Infrastruktur (Ardi)

A. Infrastruktur Jalan
B. Infrastruktur Listrik
C. Aglomerasi Industri Manufaktur
BAB 5
DISPARITAS REGIONAL DAN KONSENTRASI INDUSTRI MANUFAKTUR
JAWA BARAT

5.1. Dinamika Ketimpangan Pembangunan


5.2. Dinamika Konsentrasi Industri Manufaktur
5.3. Kaitan Ekonomi Regional dan Konsentrasi Kawasan Industri
Manufaktur
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
COVER BELAKANG

Anda mungkin juga menyukai