BAB II
Indonesia, sudah barang tentu, bahwa pembangunan ekonomi secara umum dan
khususnya pembangunan sektor pertanian, tidak dapat lepas dari pengaruh perubahan-
perubahan kebijakan yang dilakukan oleh negara, atau kelompok negara lain yang
mempunyai hubungan perdagangan dan ekonomi dengan Indonesia, termasuk pengaruh
dari kesepakatan-kesepakatan bilateral, multilateral dan global dengan Indonesia.
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2019-2024 ini disusun sebagai acuan dalam menyusun
agenda utama kegiatan di bidang pertanian. Renstra ini juga dapat dijadikan acuan bagi
penyusunan program dan kegiatan Irigasi guna mengantisipasi kebutuhan pangan yang
diperkirakan akan mempengaruhi dinamika perkembangan dan struktur perekonomian
nasional dan pembangunan sektor pertanian. Selain itu, Renstra ini juga disusun sebagai
Secara geografis, Kabupaten Jombang memiliki letak yang sangat strategis, karena berada
pada perlintasan jalan Arteri Primer Surabaya-Jombang-Solo dan jalan kolektor primer
Malang-Jombang-Babat. Selain itu, Kabupaten Jombang juga dilintasi jalan tol Mojokerto-
Kertosono. Ibukota Kabupaten Jombang berjarak 79 km dari Surabaya, Ibukota Provinsi
Jawa Timur. Kabupaten Jombang terletak antara 7°20’48,60”-7°46’41,26” Lintang Selatan
serta antara 112°03’46,57”-112°27’21,26” Bujur Timur.
Luas wilayah Kabupaten Jombang adalah 1.159,50 km², atau menempati sekitar 2,5% dari
luas keseluruhan wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Kabupaten Jombang
terdiri dari 21 kecamatan, 302 desa, 4 kelurahan, serta 1.258 dusun/lingkungan. Peta
wilayah administrasi Kabupaten Jombang tersaji dalam gambar berikut:
Luasan wilayah kecamatan dan jumlah desa/dusun pada masing-masing kecamatan tersaji
dalam tabel berikut:
Luas Jumlah
No Kecamatan Jumlah
(Km2) Dusun
Desa/Kelurahan
1 Bandarkedungmulyo 32.5 11 42
2 Perak 29.05 13 36
3 Gudo 34.39 18 75
4 Diwek 47.7 20 100
5 Ngoro 49.86 13 82
6 Mojowarno 78.62 19 68
7 Bareng 94.27 13 50
8 Wonosalam 121.63 9 48
9 Mojoagung 60.18 18 60
10 Sumobito 47.64 21 76
11 Jogoroto 28.28 11 46
12 Peterongan 29.47 14 56
13 Jombang 36.4 20 72
14 Megaluh 28.41 13 41
15 Tembelang 32.94 15 65
16 Kesamben 51.72 14 61
17 Kudu 77.75 11 47
18 Ngusikan 34.98 11 39
19 Ploso 25.96 13 50
20 Kabuh 97.35 16 87
21 Plandaan 120.4 13 57
Jumlah 1159.5 306 1258
Sumber : RPJMD Kabupaten Jombang 2018-2023
Kecamatan Ploso merupakan kecamatan dengan wilayah yang terkecil dengan luas 25,96
Km² dan memiliki 13 Desa dan 50 Dusun.
2.2.2. Topografi
Berdasarkan pola relief topografi, Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi tiga satuan
morfologi, yaitu:
Sedangkan secara morfometri, Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi 4 (empat) kelas
kemiringan lereng, yaitu:
Keadaan iklim khususnya curah hujan di Kabupaten Jombang yang terletak pada ketinggian 500 meter
dari permukaan laut mempunyai curah hujan relatif rendah yakni berkisar antara 1500 – 2000 mm per
tahun. Sedangkan untuk daerah yang terletak pada ketinggian lebih dari 500 meter dari permukaan air
laut, rata-rata curah hujannya mencapai 2500 mm pertahunnya.
Kabupaten Jombang adalah termasuk yang mempunyai iklim tropis, sedangkan berdasarkan hasil
perhitungan menurut klasifikasi yang diberikan oleh Schmidt, dan Ferguson termasuk tipe iklim D. Di
mana tipe ini biasanya musim penghujan jatuh pada bulan November sampai April, dan musim
kemarau jatuh pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Rata-rata
30 30,3 30,8 31 31 30,9 31,6 32,4 32,7 31,8 30,7
tertinggi °C 30 (86)
(86) (86,5) (87,4) (88) (88) (87,6) (88,9) (90,3) (90,9) (89,2) (87,3)
(°F)
Rata-rata
26,1 26 26,2 26,4 26,3 25,8 25,5 25,8 26,6 27,2 26,8 26,4
harian °C
(79) (79) (79,2) (79,5) (79,3) (78,4) (77,9) (78,4) (79,9) (81) (80,2) (79,5)
(°F)
Rata-rata
22,2 22,1 22,1 22,1 21,6 20,7 20,1 21,1 21,8 22,7 22,9 22,1
terendah °C
(72) (71,8) (71,8) (71,8) (70,9) (69,3) (68,2) (70) (71,2) (72,9) (73,2) (71,8)
(°F)
Presipitasi 320 304 281 150 95 41 26 14 23 57 142 256
mm (inci) (12,6) (11,97) (11,06) (5,91) (3,74) (1,61) (1,02) (0,55) (0,91) (2,24) (5,59) (10,08)
Rata-rata
19 17 16 11 7 4 2 1 2 5 10 15
hari hujan
%
84 83 82 79 78 76 69 67 70 73 79 80
Kelembapan
Rata-rata
sinar
144 167 196 234 246 252 290 297 280 237 203 199
matahari
bulanan
Sumber : Kabupaten Jombang dalam angka
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan
wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang
menerima,mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui
anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau.
Hampir seluruh wilayah Kabupaten Jombang termasuk dalam DAS Brantas (99,2%), dan
hanya sebagian kecil saja yang masuk DAS Bengawan Solo (0,8%). Sungai-sungai utama
yang melintasi wilayah Kabupaten Jombang antara lain, Sungai Brantas, Sungai Konto,
Sungai Jarak, Sungai Pakel, dan Sungai Gunting. Luasan wilayah DAS dan Sub DAS di
Kabupaten Jombang tersaji dalam tabel berikut:
Luas
DAS Sub DAS
Ha %
Tahun 2019 luas lahan sawah pertanian di Kabupaten Jombang mencapai 48.857 hektar,
yang terdiri dari 42.083 hektar (26 persen) lahan sawah beririgasi dan 6.774 hektar (4
persen) lahan sawah tadah hujan. Sedangkan lahan bukan pertaniannya mencapai 115.950
hektar (70 persen). Hal ini berarti bahwa lahan di Kabupaten Jombang masih dominan
merupakan lahan bukan pertanian (70 persen) dan sebagian kecil (30 persen) merupakan
lahan pertanian.
Tabel 2.5. Luas Lahan Sawah UPT PSDA WS. Brantas di Perwakilan Jombang
BUKAN LAHAN
LUAS SAWAH SAWAH
SAWAH
SAWAH BERIRIGASI
TADAH HUJAN
No NAMA KECAMATAN Total
Irigasi Irigasi Total Bukan (%)
Irigasi Tadah (ha)
Semi- Seder Sawah Lahan
Teknis (%) Hujan (%)
Teknis hana Irigasi Sawah
(ha) (ha)
(ha) (ha) (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
https://jombangkab.bps.go.id/statictable/2018/11/04/421/luas-lahan-sawah-menurut-
kecamatan-dan-jenis-pengairan-di-kabupaten-jombang-ha-2015-2017.html
Kelas kesesuaian Lahan untuk irigasi adalah kelas kemampuan lahan yang memberikan
gambaran tentang jenis tanaman yang sesuai untuk dikembangkan. Namun kondisi saat ini
keberadaan lahan di wilayah Kabupaten Jombang telah terbentuk menjadi zonasi atau
kawasan pertanian, perkebunan, pemukiman dan lain sebagainya, yang telah dimuat dalam
RTRW Kabupaten Jombang tahun 2009. Secara umum, kawasan peruntukan lahan
pertanian yang ada di Kabupaten Jombang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang dibudidayakan dengan tujuan
untuk diambil hasil hutannya baik hasil hutan yang berupa kayu maupun non kayu.
Kawasan hutan produksi di wilayah Kabupaten Jombang meliputi hutan produksi
terbatas dan hutan produksi tetap. Luas kawasan hutan produksi di Kabupaten
Jombang 18.840 Ha meliputi KPH Jombang 15.313 Ha, KPH Mojokerto 3.503,70 Ha,
dan KPH Kediri 23,30 Ha.
Hutan rakyat merupakan hutan yang merupakan milik rakyat dengan tegakan berupa
tanaman tahunan. Kawasan ini merupakan kawasan hutan yang diperuntukkan guna
produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan
khususnya untuk pembangunan, mendukung pengembangan industri dan ekspor.
Hutan rakyat yang ada merupakan lahan milik rakyat dengan komoditas tegakannya
berupa tanaman hutan. Luas kawasan hutan rakyat di Kabupaten Jombang
14.158,82 Ha.
Kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten Jombang dibagian utara Kali Brantas
dan di Kecamatan Bareng dan sekitarnya memiliki potensi khususnya komoditas
Penduduk Kabupaten Jombang pada tahun 2019 berdasarkan publikasi Badan Pusat
Statistik (BPS) Republik Indonesia hasil pergerakan proyeksi sensus penduduk tahun 2020
(SP 2020) berjumlah 1.263.814 jiwa, terdiri atas 628.799 jiwa (49,75%) penduduk laki-laki
dan 635.015 jiwa (50,25%) penduduk perempuan.
Penduduk dengan jenis kelamin perempuan pada tahun 2019 lebih banyak jika
dibandingkan dengan penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan nilai perbandingan jenis
kelamin (Sex Rasio) sebesar 99,02 yang berarti bahwa setiap ada 10.000 penduduk berjenis
kelamin perempuan di Kabupaten Jombang terdapat 9.902 penduduk berjenis kelamin laki-
laki.
Dalam kurun waktu satu tahun jumlah penduduk Kabupaten Jombang secara administrasi
kependudukan bertambah sebanyak 5.196 jiwa jika dibandingkan dengan penduduk pada
tahun 2018 yang berjumlah 1.258.618 jiwa.
Kabupaten Jombang terkenal sebagai Kota Santri dengan mayoritas penduduk beragama
islam mencapai 98,51%, namun demikian pluralisme keagamaan tetap terjaga. Pada tahun
2017 telah dibangun Taman ASEAN sebagai salah satu wujud pengakuan dunia atas
predikat Kabupaten Jombang sebagai The Most Harmonious City in ASEAN atau kota paling
toleran di kawasan Asia Tenggara.
Pada tahun 2020 sebagian besar penduduk Kabupaten Jombang bekerja sebagai petani
sebesar 25,36%, diikuti karyawan swasta sebesar 20,76%, pedagang sebesar 19,36%,
penyedia akomodasi dan makan minum sebesar 8,16%, tenaga konstruksi sebesar 7,56%,
tenaga pendidik sebesar 5,44%, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 2,25%, dan profesi
lainnya sebesar 6,55%.
Jumlah penduduk di Kabupaten Jombang berdasarkan data BPS dari tahun 2010-
2020 adalah sebagai berikut :
Laju
Presentase Kepadatan
Penduduk Pertumbuhan Rasio
Penduduk Penduduk per
(Tahun 2020) Penduduk Jenis
(Tahun km2 (Tahun
(Jiwa) 2010-2020 Kelamin
2020) (Jiwa) 2020) (Jiwa)
(%)
49.959 15,43 3,79 1.537 103
55.975 9,78 4,25 1.927 101
55.997 10,72 4,25 1.628 100
110.495 9,18 8,38 2.316 102
77.814 12,77 5,90 1.561 102
95.660 11,48 7,26 1.217 104
56.539 14,05 4,29 600 102
33.520 9,27 2,54 276 102
81.051 10,76 6,15 1.347 103
86.385 11,86 6,55 1.813 104
70.760 12,12 5,37 2.502 104
67.822 6,07 5,15 2.301 102
139.831 1,64 10,61 3.842 99
39.725 8,59 3,01 1.398 100
54.891 10,94 4,16 1.666 100
66.861 11,11 5,07 1.293 102
31.513 11,38 2,39 405 100
22.793 8,69 1,73 652 101
41.777 7,47 3,17 1.609 102
41.311 5,45 3,13 424 100
37.383 5,38 2,84 310 101
1318.062 9,37 100,00 1.137 102
Sumber data : Kabupaten Jombang Dalam Angka 2020
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum kepadatan penduduk di
Kabupaten Jombang tergolong padat. Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah
Kecamatan Jombang dan yang paling rendah adalah Kecamatan Wonosalam.
Pendidikan Penduduk
Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Kabupaten Jombang, Menurut Jenjang Pendidikan tahun
2020/2021
Jumlah Penduduk
No. Kecamatan
TK RA SD MI SMP Mts SMA SMK
1 Bandar Kedung Mulyo 779 718 2.217 1.318 805 - 664 525
2 Perak 876 766 3.654 2.190 2.729 1.077 2.365 1.888
3 Gudo 869 583 3.636 1.393 1.243 249 83 849
4 Diwek 1.601 1.801 4.779 6.384 3.573 7.784 1.183 2.369
Jumlah Penduduk
No. Kecamatan
TK RA SD MI SMP Mts SMA SMK
5 Ngoro 1.395 908 4.497 3.257 3.080 1.778 1.364 2.546
6 Mojowarno 1.141 1.667 4.904 4.127 2.123 1.256 120 267
7 Bareng 823 643 3.571 1.672 1.696 1.128 650 138
8 Wonosalam 688 152 2.757 564 778 456 - 659
9 Mojoagung 1.541 1.111 4.575 3.957 2.941 1.579 1.045 4.263
10 Sumobito 1.280 1.035 4.774 3.042 1.902 1.35 83 1.184
11 Jogoroto 898 1.097 2.115 685 1.391 72 937 357
12 Peterongan 1.298 658 3.101 3.553 3.675 2.423 2.403 884
13 Jombang 3.698 1.222 10.144 5.337 6.665 5.826 4.715 11.278
14 Megaluh 441 535 2.160 867 998 697 112 151
15 Tembelang 984 548 3.282 1.954 1.623 985 130 401
16 Kesamben 966 799 3.769 1.766 1.518 613 736 168
17 Kudu 533 343 1.838 940 795 112 269 1.081
18 Ngusikan 358 205 1.450 487 713 804 - -
19 Ploso 1.060 244 2.838 867 1.414 203 904 1.401
20 Kabuh 794 141 3.022 279 1.254 72 612 746
21 Plandaan 390 421 2.273 775 970 435 501 -
Jumlah 22.413 15.597 75.356 45.414 41.886 27.899 18.876 31.155
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka 2021
Sebagian besar penduduk Kabupaten Jombang bermata pencaharian sebagai petani (petani
penggarap dan buruh tani), dan lainnya bekerja sebagai Pedagang, Peternakan, Pendidik,
Kesehatan, Pekerja Bangunan dan sebagainya.
Dari sejumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan
usaha utama dan jenis kelamin (gender) di Kabupaten Jombang, tercatat 40,93% nya
adalah perempuan.
Fungsi:
Fungsi:
8. Pelaksanaan ketatausahaan;
Fungsi:
Petugas O&P yang ada dibedakan antara Unit Pelaksana O&P yang bekerja pada
DI-DI wewenang Provinsi (luas DI 1.000 s/d 3.000 ha dan status utuh dalam
Kabupaten dan lintas kabupaten).
Kondisi eksisting Petugas O&P pada DI kewenangan Provinsi yang ada di Korwil
Kabupaten Jombang dapat dilihat pada FORMAT 3.05.
Komisi Irigasi Kabupaten Jombang dan Provinsi Jawa Timur telah dibentuk sesuai
SK Kepala Daerah No. 188.4.45/32/415.10.3.4/2017. Komisi Irigasi mempunyai total
15 anggota, terdiri dari wakil instansi pemerintah, dan wakil P3A/GP3A/IP3A
sedangkan Provinsi Jawa Timur SK Kepala Daerah No. 188/164/KPTS/013/2019
dengan total 29 anggota dari unsur pemerintah dan dari non pemerintah.
Informasi tentang jumlah P3A/GP3A/IP3A yang sudah ada, status hukumnya, serta
partisipasi dalam kegiatan O&P jaringan irigasi utama disajikan dalam Tabel
IV. SK Kemenkumham
Tahun Tinggat
Luas Petak Status
NAMA HIPPA Pembentukan Kemampuan
KECAMATAN Desa Tersier Hukum
(P3A) /Reorganisasi/ Organisasi
(Ha) (I,II,III,IV)*
Revitalisasi (BB,SB,B,M)*
Mojowarno Japanan Mardi Rahayu 298 III SB
Mojoagung Kd. Lumpung Tani Mulyo 144 III SB
Dukuhmojo Rahmat 0,00 III SB
Kr. Winongan Slamet 165 III SB
Kademangan Lancar Tirto 131 III SB
Janti Rejoslamet 117 III SB
Tejo Mekarsari 248 III SB
Gambiran Tirto Budi 66 III SB
Kauman Walisongo 51 III SB
Mojotresno Tirto Multo 67 III SB
Tanggulrejo Tirtorejo 96 III SB
Dukuhdimoro Rahmad 233 III SB
Mlagan Sidomakmur 75 III SB
Mancitan Gemah Ripah 107 III SB
Betek Srirejeko 200 III SB
Karobelah Rukun Makmur 141 III SB
Murukan Sumber Makmur 191 III SB
Johowinong Tani Makmur 133 III SB
Seketi Tani Mulyo 28 III SB
Sumber : Dinas PU SDA Provinsi Jatim
Luas Tinggat
Tahun Status
NAMA HIPPA Petak Kemampuan
KECAMATAN Desa Pembentukan/Reor Hukum
(P3A) Tersier Organisasi
ganisasi/Revitalisasi (I,II,III,IV)*
(Ha) (BB,SB,B,M)*
Kudu Sidokaton Margo rukun 125 SB
Tapen Lesatari 71 SB
Bakalanrayung Sumber Rejeki 197 SB
Randuwatang Tani Unggul 76 SB
Sbr. Teguh Sumber Rejeki 163 SB
Menturus Tani Unggul 100 SB
Kudubanjar Sri rejeki 204 SB
Ploso Tanj. Kramat Tirto Mulyo 148 SB
Rejoagung Tirto Mulyo 166 SB
Losari Tirto Kencono 54 BB
Ploso Tani Mulyo 110 BB
Jatigedong Sumber Mulyo 105 SB
Kedungdowo Tani Jaya 109 SB
Luas Tinggat
Tahun Status
NAMA HIPPA Petak Kemampuan
KECAMATAN Desa Pembentukan/Reor Hukum
(P3A) Tersier Organisasi
ganisasi/Revitalisasi (I,II,III,IV)*
(Ha) (BB,SB,B,M)*
Bawangan Tani Makmur 135 SB
Plandaan Jatimlerek Tani Makmur 102 SB
Karangrejo Tirto Raharjo 152 SB
Plandaan Tirto 95 SB
Purisemanding Tani Makmur 73 SB
Ngusikan Klp. Kuning Air Hujan 115 SB
Beringin
Kd. Bodo Kencono 106 BB
Ngusikan Tirto Sari 96 SB
Sbr. Nongko Tani Mulyo 156 BB
Manunggal Rukun Tani 78 SB
Ngampel Tani Harapan 87 SB
Mojodana Kencono 42 SB
Kromong Tani Sejati 13 SB
Kaboan Tirto Kencono 152 SB
Sumber : Dinas PU SDA Provinsi Jatim
Bagian ini menggambarkan kondisi aset fisik jaringan irigasi dan prasarana pendukungnya
di kabupaten secara umum, yang meliputi : jumlah Daerah Irigasi (DI), luas lahan, laju alih
fungsi, kondisi dan fungsi jaringan irigasi maupun prasarana pendukungnya, yang terdiri dari
Data tentang semua DI yang ada dalam kabupaten, diringkas dalam FORMAT 1.01.
Data tersebut didapat dari Dinas PUPR.
Data ini mencakup daftar semua DI, kode DI, lokasi DI menurut nama DAS, luas DI
(potensial dan fungsional), status utuh dalam kabupaten atau lintas kabupaten,
kewewenang pengelolaan DI (Pusat, Provinsi atau Kabupaten) jenis pola tanam dan
intensitas tanam (intensitas tanam total dan intensitas padi), dan tahun pelaksanaan
inventarisasi aset fisik jaringan irigasi yang terbaru. Pada kolom terakhir tabel data,
diinformasikan apakah Dinas PU/SDA sudah memiliki Skema Jaringan Irigasi pada
tiap DI.
Dalam bagian ini terdapat laporan tentang kondisi aset-aset jaringan irigasi per DI.
Jumlah dan kondisi dari prasarana pendukung milik pemerintah disajikan dalam
FORMAT 3.05. Data tersebut terdapt dari Dinas PUPR. Prasarana pendukung
tersebut meliputi : kantor, perumahan dan kendaraan.
Kinerja sistem irigasi merupakan resultan dari kinerja manajemen dan kinerja fungsional fisik
jaringannya. Sebagian besar cara evaluasi kinerja sistem irigasi menggunakan motode
analisis kuantitatif namun prakteknya tidak semua aspeknya bisa dinilai secara kuantitatif,
sehingga diperlukan cara lainnya untuk mengkuantifikasikan aspek kinerjanya.
Berdasarkan Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Pedoman Operasi dan Eksploitasi
Jaringan Irigasi, evaluasi kinerja jaringan irigasi dilakukan setiap satu tahun sekali sesuai
dengan daerah irigasi (DI) kewenangannya. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi kinerja sistem irigasi.
5. Aspek Dokumentasi,
Secara teroitis, evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan penilaian indeks kinerja
sistem irigasi sebagai berikut :
Dari FORMAT 3.06 sebagian besar kinerja DI Berdasarkan Penilaian hasil evaluasi di
Provinsi Jawa Timur, Indeks kinerja Irigasi termasuk kategori kinerja jelek dan butuh
perhatian, maka direkomendasikan kegiatan rehabilitasi.
Kondisi kinerja sistem irigasi kewenangan provinsi di Kabupaten Jombang dapat dilihat pada
FORMAT 3.06.
Dalam analisa diuraikan perkembangan sektor pertanian kabupaten dengan satuan analisa
kecamatan, karena data tersedia menurut desa/kecamatan, bukan per DI.
Data sekunder untuk keperluan ini didapatkan dari Data “Kabupaten Dalam Angka”, data
Statistik Pada Dinas Pertanian, Data Statistik yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten,
seperti data Sensus Pertanian, Sensus Penduduk, SUSENAS, data Survey Pertanian kerja
sama BPS dan Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, dan informasi dari PSETK.
Kabupaten Jombang mempunyai lahan pertanian yang luas yang ditanami padi, jagung,
kedelai, tebu, tembakau, sayuran dan lain-lain.
Tabel 2.13. Luas panen dan produksi padi di Kab. Jombang, 2017
Tabel 2.14. Luas panen dan produksi jagung di Kab. Jombang, 2017
Data tentang luas sawah irigasi dan sawah tadah hujan yang ada di tiap kecamatan
disajikan dalam FORMAT 1.01.
1. Dalam bagian ini diulas data mengenai penguasaan lahan irigasi (terdiri dari lahan
milik, sewa, sakap dan gadai) dan kepemilikan lahan (milik yang digarap sendiri,
disewakan, disakapkan, atau digadaikan kepada pihak lainnya).
2. Data sekunder untuk keperluan ini diambil dari data Statistik Sensus Pertanian yang
terakhir dilakukan tahun 2020, apabila data ini belum tersedia di BPS kabupaten.
Mestinya data Sensus Pertanian sudah ada, data ini bisa digunakan dan data ini
dikeluarkan oleh BPS kabupaten bersangkutan. Data ini bisa diminta pada BPS
kabupaten.
3. Dalam data Sensus Pertanian ini ada data mengenai penguasaan dan pemilikan
lahan sawah dan lahan kering/tegalan, dan juga data mengenai distribusi pemilikan
dan penguasaan lahan. Data Sensus ini mencakup jumlah rumah tangga pertanian
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
4. Perkembangan rumah tangga pertanian perlu diuraikan. Demikian juga dengan data
rumah tangga buruh tani yang tersedia pada Sensus Pertanian.
P/P/P = padi/padi/padi
P/P/Pal = padi/padi/palawija
P/P/- = padi/padi/bero.
Data pola tanam indikatif dan intensitas tanam padi (CI = %) yang tercapai dalam tiap
kecematan disajikan dalam FORMAT 1.01.
Total produksi padi (Ton GKG) dari tiap kecamatan, selama 5 tahun terakhir, disajikan
dalam FORMAT 1.04.
Produktivitas (Ton/ha) tanaman padi, palawija, sayuran, dan buah-buahan yang ditanam
dilahan sawah beririgasi selama lima tahun terakhir per kecamatan disajikan dalam
FORMAT 1.04.
Data mengenai pendapatan dan pola pendapatan petani di lahan sawah beririgasi disajikan
dalam FORMAT 1.03.
Bila data tersedia, pendapatan (Rp juta/ha) diuraikan untuk tiap jenis tanaman (padi, jagung,
kacang tanah, kedelai, sayuran dan buah-buahan) menurut musim tanam (MTI, MTII, MTIII)
selama 5 tahun terakhir.