Konsultan Kajian
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat
BAB 3
GAMBARAN UMUM
Kajian Manajemen Pengelolaan Pasar Rakyat Tahun 2021
BAB 3
GAMBARAN UMUM
Bab 3 - hal | 44
pemekaran dari Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan Cipayung pemekaran dari
Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Cinere pemekaran dari kecamatan Limo.
Kota Depok memiliki 11 kecamatan, 63 kelurahan, 890 Rukun Warga (RW) dan 5.055
Rukun Tetangga (RT)
Secara administrasi merupakan kota otonom dengan luas wilayah 200,29 km2 ,
yang terbagi atas 11 kecamatan dan kemudian terbagi lagi menjadi 63 kelurahan.
Jumlah kelurahan dalam satu kecamatan berkisar dari 4 sampai 7 kelurahan.
Pemekaran Kecamatan di Kota Depok dari 6 (enam) menjadi 11 (sebelas) kecamatan
merupakan implementasi dari Perda Kota Depok Nomor 08 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Kecamatan di Kota Depok. Adapun selangkapnya nama kecamatan dan
kelurahan hasil pemekaran berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007
sebagai berikut :
1. Kecamatan Beji meliputi wilayah kerja: Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur,
Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kukusan, dan Kelurahan
Tanah Baru.
2. Kecamatan Pancoran Mas meliputi wilayah kerja: Kelurahan Pancoran Mas,
Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan
Rangkap Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang.
3. Kecamatan Cipayung meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cipayung, Kelurahan
Cipayung Jaya, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan
Kelurahan Pondok Jaya.
4. Kecamatan Sukmajaya meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan
Mekarjaya, Kelurahan Baktijaya, Kelurahan Abadijaya, Kelurahan Tirtajaya, dan
Kelurahan Cisala
5. Kecamatan Cilodong meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukamaju, Kelurahan
Cilodong, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, dan Kelurahan Jatimulya.
6. Kecamatan Limo meliputi wilayah kerja: Kelurahan Limo, Kelurahan Meruyung,
Kelurahan Grogol, dan Kelurahan Krukut
7. Kecamatan Cinere meliputi wilayah kerja Kelurahan Cinere, Kelurahan Gandul,
Kelurahan Pangkal jati Lama, dan Kelurahan Pangkal Jati Baru
8. Kecamatan Cimanggis meliputi wilayah kerja Kelurahan Cisalak Pasar, Kelurahan
Mekarsari, Kelurahan Tugu, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kelurahan Harjamukti
dan Kelurahan Curug
9. Kecamatan Tapos meliputi wilayah Kerja Kelurajhan Tapos, Kelurahan
Leuwinanggung, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan Jatijajar,
Kelurahan Cilangkap dan Kelurahan Cimpaeun
10. Kecamatan Sawangan meliputi wilayah kerja Kelurahan Sawangan, Kelurahan
Kedaung, Kelurahan Cinangka, Kelurahan Sawangan Baru, Kelurahan Bedahan,
Kelurahan Pengasinan dan Kelurahan Pasir Putih
Bab 3 - hal | 45
11. Kecamatan Bojongsari, meliputi wilayah kerja Kelurahan Bojongsari, Kelurahan
Bojongsari Baru, Kelurahan Serua, Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug,
Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu
Untuk Lebih Jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1
Administratif Kota Depok
Luas Wilayah
No Kecamatan Jumlah Kelurahan RW RT
(km²)
Bab 3 - hal | 46
situ. Data luas situ pada tahun 2005 sebesar 169,68 Ha, dengan kualitas air rata-
rata buruk akibat tercemar.
Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan
lereng yang landai menyebabkan masalah banjir di beberapa wilayah, terutama
kawasan cekungan antara beberapa sungai yang mengalir dari selatan menuju utara:
Kali Angke, Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan dan Kali Cikeas
Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu Propinsi. Secara
lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan dan
Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi dan
Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan
Bojonggede Kabupaten Bogor.
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan
Gunungsindur Kabupaten Bogor
3.2.2. Topografi
Kondisi morfologi wilayah bagian Utara umumnya berupa dataran rendah,
sedangkan di wilayah bagian Selatan umumnya merupakan daerah perbukitan dengan
ketinggian 40-140 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng antara 2-
15 %. Sebagian besar ketinggian Kota Depok berkisar antara 40-70 m dpl yang berada
di bagian tengah Kota Depok dengan sebaran seluruhnya di Kecamatan Beji, sebagian
kecil di bagian Selatan Kecamatan Cinere, hampir seluruhnya di Kecamatan Cimanggis,
sebagian di Kecamatan Bojongsari bagian Utara, dan sebaian besar di Kecamatan
Pancoran Mas. Penyebaran ketinggian 40-70 mdpl Kota Depok berada di Kecamatan
Cinere dan sebagian kecil di Kecamatan Cimanggis. Sedangkan ketinggian 100-140
mdpl berada di bagian Selatan Kota Depok, antara lain berada di Kecamatan Sawangan,
Kecamatan Cipayung, Kecamatan Cilodong, dan Kecamatan Tapos. Secara umum
kemiringan lereng di Kota Depok hampir rata dengan rata-rata kemiringan 0-8 %,
adapun kemiringan 8-15 % hanya terdapat di wilayah sektor sempadan sungai. Adapun
penyebaran wilayah berdasarkan kemiringan yaitu :
➢ 0 – 3 % terletak di hampir seluruh Kota Depok
➢ 3 – 8 % terletak di hampir seluruh Kota Depok,
➢ 8 – 15 % terletak di Kelurahan Leuwinangung, Tapos, Cimpaeun, Sukmajaya, Pasir
Gunung Selatan, Tugu, Pondok Cina, Bakti Jaya, Kemirimuka, Mekar Jaya, Depok,
Tirta Jaya, Ratu Jaya, Kalimulya, Pondok Jaya, Pangkalan Jati, Cinere, Limo dan
Cinangka (pada umumnya terletak di sekitar sungai)
Bab 3 - hal | 47
Kemiringan lereng antara 0-8 % potensial untuk pengembangan perkotaan,
sedangkan kemiringan lereng yang lebih besar dari 8-15 % potensial untuk dijadikan
sebagai pertanian. Di samping itu, perbedaan kemiringan lereng juga bermanfaat untuk
sistem drainase. Permasalahan yang muncul akibat topografi
Kota Depok adalah karena adanya perbedaan kemiringan lereng yang cukup
rendah (relative datar) menyebabkan terjadinya genangan atau banjir, bila
penangannya tidak dilakukan secara terpadu.
Bab 3 - hal | 48
3. Sungai Cikeas
Sungai ini merupakan batas wilayah antara Kota Depok dan Kabupaten Bogor,
mengalir kearah Utara. Sungai Cikeas ini mempunyai perbedaan debit yang besar
antara musim hujan dan musim kemarau.
Wilayah Kota Depok dilalui oleh 3 sungai besar dan 24 sungai kecil yang mengalir
dari arah Selatan menuju Utara (bermuara ke Laut Jawa/ wilayah administrasi
Kabupaten Tangerang dan Provinsi DKI Jakarta). Pola aliran sungai di Kota Depok
berpola tulang rusuk dengan 3 sungai utama sebagai tulang belakangnya. Adapun
nama-nama sungai yang mengalir melewati Kota Depok berikut dengan Daerah
Aliran Sungai (DAS) dijelaskan pada table 3.2 berikut ini
Tabel 3,2
Daftar Inventaris Sungai di Kota Depok
No DAS Nama Sungai Panjang Lokasi
Bab 3 - hal | 49
No DAS Nama Sungai Panjang Lokasi
Sumber Daya Air yang ada terdiri dari dua sumber yaitu sungai dan situ. Secara
umum sungai-sungai di Kota Depok termasuk kedalam dua Satuan Wilayah Sungai
besar, yaitu sungai Ciliwung dan Cisadane. Selanjutnya sungai-sungai tersebut dibagi
menjadi 13 Satuan Wilayah Aliran Sungai, yaitu sungai Ciliwung, Kali Baru,
Pesanggrahan, Angke, Sugutamu, Cipinang, Cijantung, Sunter, Krukut, Saluran Cabang
Barat, Saluran Cabang Tengah dan sungai Caringin. Kota Depok memiliki 25 situ yang
tersebar di wilayah Timur, Barat dan Tengah.
Sumber daya air merupakan sumber air baku yang dipergunakan untuk
melayani kebutuhan air bersih. Di Kota Depok dan sekitarnya tidak ditemukan mata air
yang besar. Pada beberapa danau hulu cabang sungai, serta tebing-tebing sungai
didapatkan mata air dengan debit kecil dan alirannya tidak kontinu. Untuk melayani air
bersih Kota Depok, diambilkan dari mata air di Kabupaten Bogor yang merupakan hulu
sungai besar yang mengalir ke Utara. Pemanfaatan mata air sudah dilakukan sejak
zaman Belanda. Pada tahun 1922 dipasang jalur pipa sepanjang 60 km dari mata air
Ciburial dengan debit 300 l/detik. Mata air ini untuk memasok Jakarta, tetapi air ini juga
disadap untuk memasok Kota Depok, Cimanggis, Cibinong dan Ciomas (RTRW Kota
Depok Tahun 2000-2010). Selain mata air, sumber mata air untuk Kota Depok berasal
dari sumber air permukaan. Kota Depok banyak memiliki sumber-sumber air yang
potensial diantaranya sumber air permukaan (sungai, setu) dan sumur dalam.
• Mempunyai kemampuan meluruskan air dengan kecepatan lebih dari 1
mm/hari
• Kedalaman muka air tanah lebih dari 10 m terhadap permukaan tanah.
• Kelerengan kurang dari 15%
• Kedudukan muka air tanah dangkal lebih tinggi dari kedudukan muka air
tanah dalam
Bab 3 - hal | 50
Kota Depok memiliki 25 Setu/danau yang tersebar di beberapa kecamatan di
Kota Depok yang dapat di jadikan kawasan resapan air dimana daerah sekitar
Setu/danau merupakan daerah perlindungan setempat (kawasan lindung) yang
digunakan sebagai kawasan resapan air. Dalam Kepres No. 32 Tahun 1990 tentang
kawasan lindung disebutkan bahwa kawasan perlindungan setempat yang fungsinya
kawasan sekitar danau atau waduk, kriterianya meliputi daratan dengan jarak 50 (lima
puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau atau waduk
tertinggi; atau daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional
terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk. Selain itu, Kota Depok memiliki
Hutan Raya Pancoran Mas yang juga dapat dijadikan kawasan resapan air. Tahura ini
memiliki luas mencapai 7,2 Ha. Akan tetapi lokasi hutan ini sangat dekat dengan
permukiman padat sehingga rawan teradi keruskan. Kondisi seperti ini sangat tidak
bagus untuk Ruang Terbuka Hijau yang fungsi utamanya sebagai ekologis.
Selain memiliki Tahura, Kota Depok juga terdapat beberapa taman kota yang
bisa menjadi daerah resapan air seperti misalnya taman kota yang terdapat Kawasan
Pendidikan Universitas Indonesia yang dibangun di atas lahan seluas 390 Ha, dimana
70% atau +273 Ha lahannya berfungsi sebagai dearah resapan air. Ada juga di
Harjamukti Kecamatan Cimanggis, Taman Wiladatika biasa digunakan untuk kegiatan
pramuka dan memiliki luas mencapai 19,764 Ha. Untuk lebih jelas lihat gambar 3.3
3.2.4. Hidrologi
Kondisi hidrogeologi Kota Depok berdasarkan peta Peta hidrogeologi skala
100.000 lembar Jakarta Batuan Dasar terdiri dari 3 jenis, yaitu : daerah beririgasi, luah
sungai kurang dari 5 l/detik dan luah sungai antara 5-25 l/detik. Di Kota Depok terdapat
luah sumur antara 5-25 l/dtk yang artinya akuifer dengan aliran melalui ruang antar
butir, setempat melalui rekahan umumnya terdapat pada batuan sedimen kuartet;
terdiri dari beberapa akuifer batu pasir, ketebalan berkisar antara 3-18 meter,
keterusan 120-260 m2/hari dengan kedalaman 150-250 m di bawah tarah, kapasitas
jenis 0,5 – 1,5 l/dtk, muka air tanah statis 3-21m dibawah muka air tanah.
Luas sumur antara 5-25 l/det di Kota Depok hanya berada di Kecamatan Cinere.
Selain itu, terdapat pula luah sumur kurang dari 5 l/det, yang berada di sebagian besar
Kecamatan Kota Depok diantaranya berada di Kecamatan Bojongsari, sebagian besar
di Kecamatan Cinere dan Limo, dan membentang dari Selatan ke Utara Kota Depok di
Kecamatan Cilodong, Sukmajaya dan Cimanggis. Luah sumur kurang dari 5 l/det ini
terdiri dari beberapa akuifer batuan sedimen kuarter berupa batu pasir dan breksi,
batuan gamping koral dan battu gamping pasiran; ketebalan berkisar antara 3-20m,
keterusan 7-1000 m2/hari dengan kedalaman sumur 60-250 m, di bawah muka tanah
kapasitas jenis 0, 1-0, 4 l/dtk/m, muka air tanah statis 2-45 m di bawah tanah.
Tinjauan air tanah di wilayah Kota Depok tidak terlepas dari daerah Jabotabek.
Kondisi air tanah di daerah Jabotabek dipengaruhi kondisi geologi dan sifat batuan
Bab 3 - hal | 51
penyusunnya. Unit hidrogeologi yang erat kaitannya dengan sistemair tanah yang
terdapat di wilayah ini adalah:
• Batuan sedimen tersier dan vulkanikan
• Endapan kipas vulkanik yang didasari oleh sedimen tersier
• Endapan kipas vulkanik yang didasari oleh endapan laut dan endapan
dataran banjir
• Endapan paparan pantai
Sistem air tanah di Jabotabek dibagi menjadi 3 (Tiga) kelompok akifer (Sumber:
WJEMP Depok City 3-1). Hal ini didasarkan atas adanya lapisan lempung laut yang
merupakan lapisan pemisah antar kelompok akifer. Kelompok akifer tersebut adalah:
Kelompok Akifer Tidak Tertekan (< 40m)
Kelompok ini merupakan air tanah bebas, dibentuk oleh endapan kipas
vulkanik di bagian Selatan. Pada sistem ini, pengisian air tanahnya berasal
dari presipitasi air hujan dan air sungai. Kelompok akifer ini merupakan
sumber air utama yang dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kelompok Akifer Tertekan (40-140 m)
Kelompok ini terdiri dari endapan vulkanik menyatu dengan kelompok
endapan
paparan di bagian Utara. Pada sistem ini, pengisian air tanahnya berasal dari
imbuhan (recharge) dari daerah Selatan. Pemanfaatan air tanah banyak
dilakukan dengan cara pembuatan sumur bor.
Terdapat 2 (dua) jenis air tanah di Kota Depok manurut WJEMP Depok City 3-
1, yaitu:
Air Tanah Dangkal
Di Kota Depok banyak ditemukan sumur gali untuk kebutuhan masyarakat.
Pada umumnya kondisi sumur gali baik, tetapi air tawar di sebagian tempat
kondisinya keruh dan berbau dengan kedalaman rata-rata 10 m.
Air Tanah Dalam
Di Kota Depok banyak ditemukan sumber air tanah dalam. Saat ini tanah
merupakan sumber penyediaan air yang utama di Kota Depok. Kota Depok
sendiri dilewati oleh formasi genteng dan endapan vulkanik yang
mempunyai potensi 3-4 l/detik/km2, serta alluvium dengan potensi air
sebesar 5-7 l/detik/km2
Dari peta proyeksi transverse Mercator yang diterbitkan oleh Direktorat Geologi
dan Tata Lingkungan Tahun 1986 (dikutip dari WJEMP Depok City) diindikasikan bahwa
wilayah Depok berada pada lokasi antara Badak Kulon dan Pasar Minggu yang
merupakan ujung dari kipas alluvium yang merupakan batas dari Cekungan Air Tanah
(CAT) Jakarta dan Bogor dimana akuifer terdapat pada kedalaman < dari 5 m sepanjang
20 km dari Selatan ke Utara dimana Daerah Pengamatan yang dilakukan UI-BPPT.
Bab 3 - hal | 52
Dari hasil sample yang didapat menunjukan hasil yang beragam dan rata-rata
adalah laju infiltrasi sebesar 19,7 l/det dan di lain tempat didapat 22,4 l/det. Hal dapat
memberikan keyakinan bahwa bila dapat dilakukan pemotongan akuifer/penyingkapan
dan membuat sarana pengisian kembali air tanah (recharge) maka sudah dapat
diprediksi aliran air bawah tanah akan sangat optimum dengan biaya yang relative
murah.
Tabel 3.3
Jumlah Penduduk dan Rata-rata Pertumbuhan Penduduk Kota Depok
Menurut Kecamatan Tahun 2020
Jumlah Penduduk Jumlah Rasio
No Kecamatan jenis
Pria Wanita Total Kelamain
Bab 3 - hal | 53
Jumlah Penduduk Jumlah Rasio
No Kecamatan jenis
Pria Wanita Total Kelamain
1 Sawangan 6.094
2 Bojongsari 6.678
4 Cipayung 14.442
Bab 3 - hal | 54
No Kecamatan Kepadatan Penduduk
5 Sukmajaya 17.448
6 Cilodong 9.998
7 Cimanggis 14.550
8 Tapos 8.422
9 Beji 14.781
10 Limo 9.602
11 Cinere 13.233
Berdasarkan kelompok umur di Kota Depok maka Kota Depok memiliki jumlah
penduduk yang berumur produktif yaitu penduduk berusia 30 hingga 39 tahun lebih
besar dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Hal ini dapat menjadi potensi
pengembangan ekonomi wilayah Kota Depok mengingat banyaknya penduduk berusia
produktif.
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kota Depok Tahun 2020
Bab 3 - hal | 55
Kelompok Umur Pria Wanita Total
Hal ini juga terlihat dari jumlah angkatan kerja di Kota Depok dimana penduduk
yang bekerja merupakan penduduk dengan persentase tertinggi yaitu sebesar 81,14%
untuk penduduk berjenis kelamin pria 46,89 % dan 64,04 % untuk penduduk yang
berjenis kelamin wanita.
Tabel 3.6
Jumlah Angkatan Kerja Kota Depok Tahun 2020
Jenis Kelamin
Jenis Kegiatan Selama
Seminggu yang lalu
Laki-laki Perempuan Jumlah
Rate
Bab 3 - hal | 56
Sedangkan jenis pekerjaan utama di Kota Depok, jumlah penduduk yang bekerja
di bidang lainnya seperti pertambangan, listrik, gas dan air, bangunan dan sebagainya
merupakan bidang memiliki persentase terbesar yaitu sebesar 30,16% dan sebagian
besar dilakukan oleh penduduk yang berjenis kelamin pria sedangkan penduduk
berjenis kelamin wanita sebagian besar bekerja di bidang perdagangan baik itu
perdagangan besar, perdagangan eceran, maupun yang bekerja di rumah makan atau
hotel sebesar 37,56%.
Tabel 3.7
Jumlah Penduduk Menurut Bidang Pekerjaan Utama Kota Depok Tahun 2020
Bab 3 - hal | 57
Tabel 3.8
Nilai PDRB Harga konstan Kota Depok Tahun 2018-2020
Sarana dan prasarana memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung
aktivitas ekonomi, sosial, budaya, serta meningkatkan kesatuan dan persatuan bangsa.
Melalui pembangunan infrastruktur yang ditempuh dengan pembangunan sumber daya
air, transportasi, perumahan dan permukiman, energi dan ketenagalistrikan serta
jaringan komunikasi dan informatika, diharapkan pertumbuhan ekonomi dan sosial
yang berkeadilan dapat dicapai dan daya saing ekonomi nasional secara global dapat
ditingkatkan.
Bab 3 - hal | 58
3.5. Sarana Perkotaan
Ketersediaan sarana dan prasarana di Kota Depok juga merupakan salah satu
factor berkembangnya Kota Depok saat ini mengingat lokasi yang berdekatan dengan
ibukota yaitu Kota DKI Jakarta. Sebagai kota yang berdekatan dengan ibukota maka
Kota Depok memiliki peranan yang sangat penting terutama menyediakan lahan
permukiman dan perumahan bagi masyarakat yang bekerja di Kota Jakarta terutama
perumahan yang layak huni dan terjangkau.
Sebagian besar perumahan di Kota Depok memiliki kondisi perumahan yang
dapat dibilang cukup memadai. Hal ini dilihat dari kondisi fisik perumahan hamper
sebagian besar sesuai dengan persyaratan atau kriteria sebagai rumah layak huni.
Tabel 3.9
Persentase Kondisi Sarana Perumahan di Kota Depok Tahun 2020
Sarana Perumahan %
< 20 3.12
20-49 29.51
50-99 36.83
100-149 19.58
150+ 10.96
Jenis Lantai
Marmer/granit 5.07
Keramik 79.42
Ubin/Tegel/Teraso 10.98
Tanah 0.43
Jenis Atap
Beton 1.91
Bab 3 - hal | 59
Sarana Perumahan %
Asbes 46.41
Seng 0.67
Kayu/Sirap 0.06
Lainnya 0
Tembok 99.19
Kayu 0.08
Lainnya 0.23
Penerangan
Non PLN 0
Ledeng Eceran 0
MCK
Sendiri 94.38
Bersama 5.17
Umum 0.26
Bab 3 - hal | 60
Dengan banyaknya kondisi perumahan yang cukup memadai maka dibutuhkan
pula sarana penunjang dan pendukung sarana perumahan di Kota Depok. Salah
satunya sarana kesehatan yang ada di Kota Depok. Sarana kesehatan yang ada mulai
dari puskesmas hingga rumah sakit besar.
Tabel 3.10
Sarana Kesehatan Kota Depok Tahun 2020
No Kecamatan Rumah Puskesmas Pustu Klinik
sakit
1 Sawangan 1 4 1 12
2 Bojongsari 1 2 0 12
3 Pancoran Mas 5 3 1 21
4 Cipayung 0 2 1 10
5 Sukmajaya 1 4 0 11
6 Cilodong 2 3 0 24
7 Cimanggis 7 6 0 21
8 Tapos 0 6 0 14
9 Beji 2 3 2 13
10 Limo 0 1 0 16
11 Cinere 2 1 0 16
Sarana pendidikan juga tersedia di Kota Depok, dan sarana pendidikan yang ada
cukup komplit mulai dari tingkat TK hingga universitas. Namun jumlah sarana
pendidikan tingkat SD merupakan jumlah yang terbesar.
Tabel 3.11
Sarana Pendidikan Kota Depok Tahun 2020
M M M
No Kecamatan SD SMP SMA SMK RA
Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah
1 Sawangan 36 21 5 16 20 21 10 4
2 Bojongsari 33 14 4 9 23 11 11 2
3 Pancoran Mas 61 39 16 27 18 17 9 7
4 Cipayung 28 16 3 6 12 12 4 2
Bab 3 - hal | 61
M M M
No Kecamatan SD SMP SMA SMK RA
Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah
5 Sukmajaya 70 21 6 13 10 9 7 2
6 Cilodong 31 13 4 9 11 11 6 3
7 Cimanggis 60 22 7 13 14 14 9 3
8 Tapos 46 20 4 9 16 16 8 1
9 Beji 36 15 7 10 11 11 3 1
10 Limo 22 13 3 7 7 7 1 0
11 Cinere 16 11 4 7 8 9 5 0
1 Sawangan
2 Bojongsari
Pasar Segar *
4 Cipayung
Pasar Musi *
De Market *
Bab 3 - hal | 62
No Kecamatan Nama Pasar Luas (m²)
10 Limo
Bab 3 - hal | 63
Kode
No Terminal Jumlah
Trayek
Bab 3 - hal | 64
kotanya dapat berjalan dengan baik pula. Kota Depok memiliki kondisi jalan yang
hampir seluruhnya berada dalam kondisi baik dan seluruhnya merupakan jalan yang
diaspal.
Tabel 3.14
Panjang Prasarana Jalan Kota Depok (km) Tahun 2020
Kondisi Jalan Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kab/Kota
Jenis Permukaan
Kerikil - - -
diperkeras - - 358,80
lainnya (Beton) - - -
Kondisi Jalan
Sedang - - 46.66
Rusak - - -
Rusak Berat - - -
Kelas Jalan
I 36.25 - -
II - 17.75 -
IIIa - - 397,53
IIIb - - 397.53
IIIc - - -
Tidak Dirinci - - -
Sumber : Kota Depok Dalam Angka, 2020
Prasarana energy dan kelistrikan yang ada di Kota Depok pada tahun 2015 ini
didukung dengan keberadaan unit listrik. Sebanyak 3 unit besar untuk memasok
kebutuhan listrik di Kota Depok. Daya yang telah tersambung saat ini mencapai
787.537.834 VA.
Bab 3 - hal | 65
Tabel 3.15
Sambungan Listrik Kota Depok Tahun 2020
Unit Daya Tersambung (VA) Jumlah Pelanggan
Diprediksikan pada tahun 2010, dari 53,28% total luas kawasan terbangun,
hampir 45,49% akan tertutup oleh perumahan dan perkampungan. Jasa dan
perdagangan akan menutupi 2,96% total luas kota, industri 2,08% total luas kota,
pendidikan tinggi 1,49% total luas kota, dan kawasan khusus 1,27% total luas
kota. Meningkatnya jumlah tutupan permukaan tanah tersebut, ditambah dengan
berubahnya fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase, diprediksikan akan
menyebabkan terjadinya genangan dan banjir di beberapa kawasan, yang berdampak
terhadap penurunan kondisi Kota Depok.
Diperkirakan pembangunan pertanian tanaman pangan di Kota Depok di masa
yang akan datang akan menghadapi suatu kondisi, dimana lahan sawah yang semakin
menyempit. Pada tahun 2010 diperkirakan lahan sawah akan mengecil
bila dibandingkan kondisi sekarang. Penyempitan yang paling parah terjadi pada lahan
sawah tadah hujan, disusul sawah irigasi sederhana PU.
Tabel 3.16
Jenis Penggunaan Lahan di Kota Depok
No Penggunaan Lahan 2015 2016 2017 2018
4 Padang Rumput 33 33 27
6 Hutan Rakyat 7 34 38 45
7 Hutan Negara - - - -
8 Perkebunan - - - -
9 Rawa 29 28 28 28
Bab 3 - hal | 66
No Penggunaan Lahan 2015 2016 2017 2018
10 Tambak - - - -
Bab 3 - hal | 67
Seiring dengan berjalannya waktu, dimana administrasi pemerintahan dari yang
sebelumnya dibawah Pemerintahan Kab. Bogor kemudian beralih ke Pemerintahan
Kota Depok, dengan sendirinya Pasar Sukatani menjadi salah satu asset Pemerintah
Kota Depok sejak Tahun 1999. Kemudian terhitung mulai tahun 2000 hingga saat ini,
pengelolaan Pasar Sukatani langsung dibawah Pemerintah Kota Depok, melalui
Organisasi Perangkat Daerah Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar Kota Depok.
Visi Sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Depok Tahun 2011-2016, Visi Kota Depok adalah
“Terwujudnya Kota Depok Yang Maju Dan Sejahtera”.
Agar selaras dan mendukung Visi dari Kota Depok, maka Visi Pasar
Sukatani/Pasar Rakyat Kota Depok adalah “ Menjadi salah satu fasilitas layanan publik
yang bersih, tertib, nyaman, sejuk serta lebih berdaya saing”
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi
diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat
mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintahan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Bab 3 - hal | 68
Tabel 3.18. Data Kios dan Los Yang Tersedia
Bab 3 - hal | 69
Tabel 3.19. Data Umum Pasar Cisalak
Bab 3 - hal | 70
3.7.4. Pasar Agung
Pasar Agung Depok 2 Timur yang didirikan tahun 2002 ini terletak di Jalan
Proklamasi dan berada di tengah-tengah pemukiman warga serta akses – akses lainnya
seperti SPBU, Sekolah, Pemerintahan, Bank-bank. Pasar Agung Depok 2 Timur memiliki
luas 10.674,98 m2 dengan 3 lantai bangunan serta ruang terbuka yang difungsikan
untuk parkiran.
Pasar ini dibangun menjadi 3 lantai seperti basement,lantai 1,lantai 2 yang
diatur sesuai fungsinya, dengan beberapa fasilitas seperti MCK, mushola, parkir dan
wartel. Pasar Agung Depok 2 Timur terdiri dari 426 buah Los, 296 buah kios, dan 110
buah PKL sudah termasuk dari lantai basement hingga lantai 2 yang menjual berbagai
kebutuhan sehari-hari.
Ruang parkir Pasar Agung Depok 2 Timur terdiri dari parkir motor dan parkir
mobil yang terletak di sekeliling bangunan pasar. Parkir motor diletakkan mengelilingi
sisi bangunan antara tangga-tangga yang menuju bawah lantai basement maupun
tangga-tangga menuju lantai 1. Sedangkan parkiran mobil diletakkan di sekeliling
bangunan berseberangan dengan parkir motor dan disisi tembok pembatas pasar
dengan wilyah sebelan pasar. Parkir mobil juga diletakkan di depan Pasar Agung Depok
2 Timur dan di belakang pasar.
JUMLAH PEGAWAI PASAR AGUNG
➢ PETUGAS RETRIBUSI : 12 PERSONIL
➢ PETUGAS KEAMANAN : 09 PERSONIL
➢ PETUGAS KEBERSIHAN : 10 PERSONIL
➢ TEKNISI : 00 PERSONIL
➢ JUMLAH : 31 PERSONIL
Bab 3 - hal | 71
3.7.5. Pasar Kemirimuka
Pasar tradisional Kemirimuka yang legendaris berdiri era 90an di Jalan Arif
Rahman Hakim, Depok, Jawa Barat, saat ini bernasib tidak jelas. Polemik kepemilikan
lahan pasar seluas 2,8 hektar itu masih tarik menarik antara Pemkot Depok dengan PT
Petamburan Jaya Raya melalui meja hijau di Pengadilan Negeri Depok.
LUAS : 2,8 Ha
Jumlah Pedagang : 1050 Lapak
JUMLAH PEGAWAI PASAR KEMIIRI MUKA & PASAR MUSI
➢ PETUGAS RETRIBUSI : 15 PERSONIL
➢ PETUGAS KEAMANAN : 12 PERSONIL
➢ PETUGAS KEBERSIHAN : 17 PERSONIL
➢ TEKNISI : 00 PERSONIL
➢ JUMLAH : 44 PERSONIL
Bab 3 - hal | 72